Abstrak
Latar Belakang : Obat ototoksik adalah obat yang berpotensi menimbulkan
reaksi toksik pada struktur di koklea, vestibulum, kanalis semisirkularis, dan
otolith. Ototoksik merupakan salah satu efek samping Kanamisin yang sulit
dihindari yang ditandai dengan gangguan pendengaran sensorineural yang
progresif dan sering irreversible dimulai dari frekuensi diatas 8000 Hz. Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kanamisin
terhadap gambaran audiometri terhadap pasien dengan pengobatan tuberkulosis
resisten obat ganda. Metode : Penelitian ini berupa kohort prospektif yang
dilakukan di RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Agustus 2019 –
Januari 2020 dengan subjek adalah penderita tuberkulosis resisten obat ganda.
Hasil : Setelah dilakukan injeksi kanamisin bulan pertama didapatkan penurunan
pendengaran yang bermakna saat dilakukan pemeriksaan Audimetri nada murni
terutama pada frekuensi tinggi. Terlihat penurunan ambang dengar pada kedua
telinga terutama di frekuensi 8000 Hz. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara
pemberian Kanamisin terhadap efek ototoksik pada penderita TB MDR. Telah terjadi
ototoksisitas sejak injeksi Kanamisin bulan pertama yang dideteksi dengan menggunakan
pemeriksaan audiometri nada murni.
Abstract
Background: Ototoxic drugs have the potential to cause toxic reactions in
structures in the cochlea, vestibulum, semicircular canal, and otolith. Ototoxicity
is one of the difficult side effects of Kanamycin which is characterized by
progressive and often irreversible sensorineural hearing loss starting at
frequencies above 8000 Hz. Objective: This study aims to determine the effect of
administration of kanamycin on audiometric images of patients with multiple drug
resistant tuberculosis treatment. Methods: This was a prospective cohort study
conducted at the Wahidin Sudirohusodo Hospital Makassar August 2019 -
January 2020 period with the subject are patients with multiple drug resistant
tuberculosis. Results: After the first month kanamycin injection was obtained, a
signification alteration had found after pure tone audimoteri was performend
especially in high frequency. Visible decrease in the hearing threshold in both
ears, especially at a frequency of 8000 Hz. Conclusion: There is a relationship
between administration of Kanamycin to ototoxic effects in patients with MDR
TB. Ototoxicity has occurred since the first month Kanamycin injection was
detected using pure tone audiometry.
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan adalah kohort prospektif untuk
menilai efek ototoksik pada penderita tuberkulosis resisten ganda yang
mendapatkan terapi kanamisin secara injeksi muskular yang diberikan 5 hari
dalam seminggu dalam 6 bulan.
HASIL
Dari data yang berhasil dikumpulkan berdasarkan hasil pemeriksaan
audiometri nada murni penderita Tuberkulosis resisten obat ganda sebelum dan
setelah menjalani pengobatan satu bulan injeksi kanamisin secara intramuskuluar
didapatkan 20 orang dengan karakteristik umum sebagai berikut :
Tabel 5. Distribusi penderita KNF yang mengalami ototoksik dan tidak ototoksik
berdasarkan umur dan stadium
DISKUSI
Usia merupakan faktor penting, anak usia kurang dari 5 tahun dan orang
lanjut usia cenderung lebih rentan terhadap gangguan pendengaran akibat
pemberian obat-obatan yang bersifat ototoksik. Pada individu diatas usia 50 tahun
telah terjadi degenerasi sel rambut koklea. Sedangkan pada usia muda, sel belum
mengalami maturasi secara sempurna, sedangkan obat-obatan yang bersifat
ototoksik sendiri tidak hanya membunuh sel yang sakit, namun juga sel yang
sehat. Ototoksitas dapat terjadi dalam hitungan jam- hari setelah pemberian
aminoglikosida namun dapat pula muncul setelah beberapa tahun mendapatkan
terapi. 7,10
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sagwa dkk.11 56% pasien yang
mendapatkan terapi Kanamisin sebagai salah satu regimen OAT MDR mengalami
ototoksisitas, seperti halnya pada penelitian yang serupa melaporkan ada 58%
subjek yang mengalami ototoksisitas pada pemberian Kanamisin. Pada penelitian
ini didapati 65% pasien mengalami ototoksisitas. 11
1. Chang KW. Ototoxicity. In: Johnson JT, Rosen CA, editors. Baileys Head and
Neck Surgery Otolaryngology. 2. 5th ed. Philadelphia: Lippincott William &
Wilkins; 2014. p. 2542-55.
2. World Health Organization. Key point. WHO Report 2012: Global
Tuberculosis Control 2012 surveillance, planning, financing. Geneva,
Switzerland: WHO; 2012.
3. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Pengendalian TB Resisten Obat. Sub Direktorat Tuberkulosis. Jakarta:
DepKes RI; 2011.
4. Shehzad A, Rehman G, Ul-Islam M, Khattak WA, Lee YS. Challenges in the
development of drugs for the treatment of tuberculosis. Brazilian Journal of
Infectious Diseases. 2013 Feb; 17(1):74-81.
5. Huth ME, Ricci AJ, Cheng AG. Mechanisms of aminoglycoside ototoxicity
and targets of hair cell protection. Int J Otolaryngol. 2011;19:1–9.
6. Tuper G. Ahmad N, seidman M. 2005. Mechanism of Ototoxicity. In Hearing
and Hearing Disorders : Research and Diagnostic. Department of
Otolaryngology Head and Neck Surgery. Henry Ford Health System.
Vol.9.N0.1.p.2-10.
7. Schellack N, Naude A. An Overview of Pharmacotheraphy- Induced
Ototoxicity. In : S Afr Fam Pract. 2012 : 55(4) p.357-365.
8. Sharma V, Bhagat S, Verma B, Singh R, Singh S. Audiological Evaluation of
Patients Taking Kanamycin for Multidrug Resistant Tuberculosis. Iranian
Journal of Otorhinolaryngology. 2016;28(86):203.
9. Rybak LP, Whitworth CA. Ototoxicity: therapeutic opportunities. Drug
Discov Today. 2005;10(19):1313–21.
10. Chirtes F, Albu S.Prevention and Restoration of Hearing Loss Associated with
the Use of Cisplatin. In : Biomed Research International. Hindawi Publishing
Corporation. 2014.p.1-9.
11. Sagwa EL, Ruswa N, Mavhunga F, Rennie T, Leufkens HG, Mantel-
Teeuwisse AK. Comparing amikacin and kanamycin induced hearing loss in
multidrug-resistant tuberculosis treatment under programmatic conditions in a
Namibian retrospective cohort. BMC Pharmacology and Toxicology. 2015
Dec;16(1):36.
12. Van Altena R, Dijkstra JA, van der Meer ME, Howard JB, Kosterink JG, van
Soolingen D, van der Werf TS, Alffenaar JW. Reduced chance of hearing loss
associated with therapeutic drug monitoring of aminoglycosides in the
treatment of multidrug-resistant tuberculosis. Antimicrobial agents and
chemotherapy. 2017 Mar 1;61(3): e01400-16
13. Dhingra PL. Diseases of ear, nose and throat. Edisi ke-5. New Delhi: Elsevier;
2010. p.250-253.
14. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otolaryngology. Germany: Thieme; 2006.
Chapter 7-12. p.153-279