Anda di halaman 1dari 5

Organisasi Ekonomi Regional

Di wilayah regional (negara-negara yang berada di satu kawasan, Asia misalnya),


ada enam organisasi yang perlu kamu tahu. Di antara enam itu, Indonesia juga
termasuk lho di dalamnya. Ini dia organisasinya:

1. SAARC (South Asian Association for Regional Cooperation)

SAARC didirikan 8 Desember 1985 di Dhaka, Bangladesh oleh negara Pakistan,


Bangladesh, Bhutan, India, Nepal, Maladewa, Pakistan, dan Sri Langka. SAARC
bermarkas di Kathmandu, Nepal. Berdirinya SAARC dilatarbelakangi oleh keinginan
negara-negara Asia Selatan untuk bekerja sama dengan semangat persaudaraan,
kepercayaan dan pengertian. Tujuan dari SAARC adalah untuk membangun
perekonomian negara-negara anggota Asia Selatan. Momen penting dalam
organisasi SAARC adalah ketika menerapkan South Free Trade Area tahun 2006
untuk mempermudah kegiatan perdagangan di Asia Selatan. Selain memiliki
anggota tetap, SAARC juga mempunyai sembilan negara pengamat, yaitu Australia,
China, Uni Eropa, Iran, Jepang, Mauritius, Myanmar, Korea Selatan, dan Amerika
Serikat.

2. MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa)

Pada 1 Juni 1955 ada sebuah pertemuan di Messina, Italia yang menunjuk Paul
Henry Spaak (Menteri Luar Negeri Belgia) sebagai ketua komite yang harus
menyusun laporan tentang kemungkinan kerja sama ke semua bidang ekonomi.
Laporan Komite Spaak berisi dua rancangan yang mengintegrasikan Eropa, yaitu:

a. Membentuk European Economic Community (EEC) atau Masyarakat Ekonomi


Eropa (MEE).

b. Membentuk European Atomic Energy Community (Euratom) atau Badan Tenaga


Atom Eropa.

Rancangan Spaak itu akhirnya disetujui pada tanggal 25 Maret 1957 di Roma dan
kedua perjanjian itu mulai berlaku tanggal 1 Januari 1958. Pertemuan di Roma
menghasilkan Traktat Roma yang meresmikan berdirinya MEE. Pembentukan MEE
dilatarbelakangi oleh keberhasilan European Coal and Steel Community (ECSC)
dalam mendorong negara-negara seperti Belgia, Perancis, Italia, Luxemburg,
Belanda, dan Jerman Barat membentuk pasar bersama yang mencakup sektor
ekonomi.

Dengan demikian, terdapat tiga organisasi di Eropa, yaitu ECSC, EEC (MEE), dan
Euratom (EAEC). MEE menegaskan tujuannya, antara lain :

- Meningkatkan kerja sama ekonomi, memperbaiki taraf hidup, dan memperluas


lapangan kerja.
- Menghapuskan bea masuk dan pembatasan impor-ekspor antara negara-negara
anggota.

- Memberikan bantuan dana kepada negara-negara yang masih rendah pendapatan


ekonominya.

- Meningkatkan tarif yang tinggi dan membatasi secara ketat barang-barang masuk
yang bukan dari negara-negara anggota.

- Meluaskan hubungan dengan negara – negara selain anggota MEE. Untuk


mewujudkan tujuannya, MEE membentuk Pasar Bersama Eropa (Common Market),
keseragaman tarif, dan kebebasan bergerak dalam hal buruh, barang, serta modal.

Pada akhirnya, MEE bergabung dengan ECSC dan Euratom menjadi Uni Eropa
melalui perjanjian Merger Treaty yang ditandatangani di Brussels pada tanggal 8
April 1965.

 .

3. AFTA (ASEAN Free Trade Area)

Nah, di sini Indonesia berperan, Squad. AFTA dibentuk saat Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) ASEAN ke-IV di Singapura tanggal 28 Januari 1992. AFTA merupakan
kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk kawasan bebas
perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional
dengan menjadikan wilayah ASEAN sebagai basis produksi dunia.
AFTA awalnya hanya beranggotakan Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei,
Thailand, dan Filipina. Meski begitu, pada tahun 1995 Vietnam bergabung, Laos dan
Myanmar tahun 1997, serta Kamboja tahun 1999, menjadikan seluruh negara
ASEAN menjadi anggotanya. AFTA memiliki tujuan antara lain:

a.) Menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga
produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global.

b.) Menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI).

c.) Meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN (intra-ASEAN Trade).

4. NAFTA (North American Free Trade Agreement)

NAFTA mulai beroperasi pada 1 Januari 1994. Awalnya NAFTA dilaksanakan oleh
dua negara, Amerika Serikat dan Kanada. Pendirian NAFTA dilatarbelakangi oleh
American Summit di Chili pada April 1988 yang membahas tentang peningkatan
kerja sama di bidang perdagangan, budaya, perjalanan, hingga cyberspace. Kerja
sama yang dijalin Amerika Serikat dan Kanada menarik minat Meksiko untuk terlibat
dalam perjanjian tersebut. Pada September 1998, Meksiko pun menandatangani
Declaration and Memorandum of Understanding yang meresmikan masuknya
Meksiko ke dalam NAFTA. NAFTA memiliki tujuan antara lain:

- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja.

- Menciptakan iklim usaha untuk mendorong persaingan yang adil.

- Meningkatkan peluang investasi.

- Menciptakan prosedur yang efektif dalam penyelesaian perdagangan.

5. CAFTA (Central American Free Trade Agreement)

CAFTA merupakan perjanjian perdagangan bebas yang disetujui oleh Amerika


Serikat beserta negara-negara Amerika Tengah seperti Kosta Rika, El Salvador,
Guatemala, Honduras, dan Nikaragua dalam kurun waktu 2003-2004. Keberadaan
CAFTA menjadi wadah dari Caribbean Basin Initiative yang berisi tentang aturan
biaya ekspor dan kuota impor antara Amerika Serikat dengan negara-negara di
Amerika Tengah. Tujuan dibentuknya CAFTA adalah mewujudkan kemajuan
perdagangan antar negara anggotanya. Keberadaan CAFTA memiliki beberapa
ketentuan, yaitu perdagangan jasa lintas batas, jasa keuangan, investasi, akses
pasar, dan pertanian.

6. APEC (Asian-Pacific Economic Cooperation)

APEC didirikan pada tahun 1989 oleh beberapa negara di wilayah Asia dan Pasifik.
Tujuan didirikannya APEC adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. APEC memiliki prinsip dalam
menjalankan kegiatan organisasi antara lain: consensus (keputusan APEC harus
bermanfaat dan disepakati semua anggota), voluntary and non-
binding (kesepakatan secara sukarela), concerted unilateralism (keputusan
dilakukan bersama-sama), dan differentiated time frame (liberalisasi negara ekonomi
anggota). Keberadaan APEC secara nyata berkontribusi dalam pertumbuhan
ekonomi negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Negara anggota APEC
berkontribusi dalam terhadap 53% GDP dunia serta 44% volume perdagangan di
dunia. APEC hingga kini beranggotakan 21 negara di wilayah Asia Pasifik, termasuk
Indonesia di dalamnya.

Beberapa organisasi regional ini berpengaruh pada perekonomian Indonesia,


seperti AFTA dan APEC. Dengan adanya AFTA, Indonesia diuntungkan karena bisa
menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia serta mendorong
pelaku usaha Indonesia untuk bersaing dagang dengan pelaku usaha dari negara
lain. Selain AFTA, APEC juga berpengaruh dalam meningkatkan neraca
perdagangan Indonesia. Neraca perdagangan Indonesia kepada seluruh anggota
APEC mencapai US$289,3 Miliar atau 75% dari total perdagangan Indonesia hingga
tahun 2011.

 
 

Organisasi Ekonomi Global


1. GATT (General Agreement on Tariffs and Trade)

GATT merupakan aturan perdagangan internasional yang disetujui oleh 23 negara


pada 30 Oktober 1947 di Jenewa, Swiss dan mulai efektif dilakukan mulai 1 Januari
1948. Tujuan GATT ini adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip umum liberalisasi
perdagangan berdasarkan traktat multilateral. Traktat tersebut berupa pengurangan
tarif, penghapusan kendala perdagangan, serta penghapusan praktik perdagangan
yang diskriminatif. GATT dalam menjalankan fungsinya memegang beberapa prinsip
antara lain:

1.) Most Favoured Natioen.

2.) National Treatment.

3.) Larangan restriksi kuantitatif.

4.) Perlindungan melalui tarif.

5.) Resiprositas.

6.) Perlakuan khusus bagi negara berkembang.

7.) Transparansi.

Perubahan GATT menjadi WTO dilaksanakan dalam sidang terakhir di Marrakesh,


Maroko bulan April 1994.

2. WTO (World Trade Organization)

WTO didirikan pada 1 Januari 1995 menggantikan GATT. WTO muncul akibat
adanya pemikiran untuk membentuk suatu badan tingkat tinggi yang permanen
untuk mengawasi bekerjanya sistem perdagangan multilateral dan diarahkan pula
untuk menjamin agar negara-negara peserta GATT mematuhi peraturan-peraturan
yang telah disepakati serta memenuhi kewajiban-kewajibannya. WTO memiliki
tujuan antara lain :

1.) Mencapai perdagangan internasional yang stabil dan menghindari kebijakan


perdagangan yang merugikan.

2.) Meningkatkan volume perdagangan di dunia.

3.) Mengembangkan sistem perdagangan multilateral.


4.) Meningkatkan pemanfaatan sumber kekayaan dunia untuk meningkatkan
produksi dan transaksi jual beli barang. Anggota WTO hingga tahun 2017 berjumlah
164 negara anggota dan memiliki 22 negara pengamat.

3. OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)

OPEC didirikan September 1960 di Baghdad, Irak oleh lima negara, yaitu Iran, Irak,
Kuwait, Saudi Arabia, dan Venezuela. Pendirian OPEC merupakan respon terhadap
keberadaan perusahaan minyak bumi multinasional milik Amerika Serikat yang
sering melakukan monopoli pasar terhadap minyak bumi. Tujuan utama dari OPEC
adalah mengkoordinasi dan menyamakan kebijakan perihal minyak bumi di antara
negara anggota, serta menjaga stabilitas minyak bumi di pasaran agar ada suplai
yang berkelanjutan bagi konsumen dan juga pemasukan yang merata bagi
produsen. 

Untuk memasuki keanggotaan OPEC ada syarat khusus yang sudah ditetapkan,
yaitu harus mendapatkan ¾ persetujuan dari negara anggota termasuk lima negara
pendiri OPEC. Jumlah negara anggota OPEC hingga tahun 2016 adalah 14 negara
yang terdiri dari enam negara Timur Tengah, enam negara Afrika, dan dua negara
Amerika Selatan.

Keberadaan organisasi ekonomi global banyak memberikan pengaruh kemajuan


ekonomi Indonesia. GATT yang didirikan tahun 1947 membuat Indonesia bergabung
juga pada GATT tahun 1950. Masuknya Indonesia di GATT membuat kebijakan
ekonomi Indonesia banyak menyesuaikan dengan kebijakan GATT. Begitu juga
ketika GATT berubah menjadi WTO. WTO mengeluarkan kebijakan seperti
mendorong persaingan yang terbuka, mendorong reformasi pembangunan ekonomi
yang nantinya diikuti Indonesia.

Masalah yang dihadapi Indonesia dan negara-negara berkembang adalah


dikesampingkannya sektor pertanian oleh GATT dan WTO. Indonesia pernah
menjadi anggota OPEC pada tahun 1962 dan keluar di tahun 2008. Keluarnya
Indonesia disebabkan karena tidak mampu memenuhi kuota ekspor. Pada Januari
2016 Indonesia bergabung lagi ke dalam OPEC, tetapi keanggotaannya dibekukan
akibat menolak untuk memotong produksi minyak sebesar 5%.

Anda mungkin juga menyukai