Anda di halaman 1dari 22

Nama asisten : Dwi Nurhayati

Tanggal Praktikum : 13 November 2019


Tanggal Pengumpulan : 3 Desember 2019

PENGUJIAN AMILOLITIK, LIPOLITIK DAN PROTEOLITIK


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Hana Nur Layalia Hasya (240210180104)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email : hana18008@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Mikroorganisme sangat banyak jenisnya dan dikelompokkan berdasarkan


banyak hal, salah satunya dikelompokkan berdasakan kemampuannya memecah sebuah
nutrisi dan menghasilkan sebuah enzim, yang mana dikelompokkan menjadi tiga jenis
bakteri yaitu bakteri amilolitik, bakteri lipolitik dan bakteri proteolitik. Bakteri
amilolitik merupakan mikroorganisme yang mampu memecah pati menjadi menjadi
senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa. Bakteri lipolitik adalah
bakteri yang memproduksi lipase, yaitu enzim yang mengkatalis hidrolisis lemak
menjadi asam-asam lemak dan dan gliserol dan yang terakhir adalah bakteri proteolitik,
yang merupakan bakteri produsen enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah
protein yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Dalam
praktikum ini dilakukan pengujian bakteri amilolitik, lipolitik, dan proteolitik.
Kesimpulan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat melakukan pengujian bakteri
amilolitik, lipolitik, dan proteolitik. Dalam pengujian amilolitik terdapat bakteri
Bacillus substilis pada tepung terigu segitiga dan tepung jagung, Clostridium butyricum
pada tepung beras putih, Bacillus aereus pada tepung tapioka, dan bakteri non amilolitik
(kontaminan) pada tepung ketan hitam dan tepung terigu kunci. Pada pengujian bakteri
lipolitik koloni yang terbentuk tidak dapat diamati karena koloni tumbuh di tengah
media. Dalam pengujian proteolitik terdapat bakteri Lactobacillus sp pada fresh milk,
Clostridium sp dan Streptococcus sp pada sarden, Pseudomonas sp pada telur, Bacillus
sp pada tempe, Pseudomonas flourescens pada yogurt, dan Pseudomonas aeuruginosa
pada susu skim.

Kata Kunci : Amilolitik, Lipolitik, Proteolitik.

PENDAHULUAN karakteristik, bentuk, sifat, tempat


tinggal hingga diklasifikasikan
Kehidupan kita sebagai makhluk berdasarkan kemampuannya untuk
hidup tentunya memiliki keterkaitan memcah sebuah nutrisi. Menurut
yang erat dengan makhluk hidup kemampuannya untuk memecah sebuah
lainnya, salah satunya makhluk yang nutrisi, mikroorganisme dibagi menjadi
sangat kecil yang hanya dapat dilihat tiga golongan, yaitu amilolitik, lipolitik
melalui bantuan mikroskop bernama dan proteolitik berdasarkan nutrisi yang
mikroorganisme. Mikroorganisme dipecahnya masing-masing.
banyak diklasifikasikan menurut
Bakteri amilolitik adalah bakteri mengakibatkan perubahan pada cita rasa
yang mampu memecah pati menjadi makanan
senyawa yang lebih sederhana dengan Bakteri Lipolitik memiliki fungsi
bantuan enzim yang dihasilkan., yang sebenarnya tidak jauh berbeda
terutama dalam bentuk glukosa dengan bakteri amilolitik. Bakteri
(Sukarminah, 2010), dapat disimpulkan lipolitik adalah bakteri yang dapat
bahwa bakteri amilolitik adalah bakteri memecah lipid. Menurut Jaeger et al.
penghasil enzim amilase yang dapat (1994), bakteri ini menghasilkan enzim
memecah pati menjadi senyawa yang lipase, yang merupakan produk
lebih sederhana. Beberapa bakteri metabolisme primer dari bakteri
amilolitik telah diisolasi dari berbagai tersebut, yang digunakan untuk
tempat seperti sumber air panas dan memecah lipid. Lipase dari bakteri
pada usus ikan (Sugita et al, 2009). kebanyakan diproduksi secara
Bakteri amilolitik didominasi oleh ekstraselular. Lipase dari bakteri
bakteri Gram positif terutama Bacillus memainkan peranan yang penting dalam
sp. (Bansode, 2010). Bakteri lain yang kehidupan manusia seperti dalam
mempunyai potensi menghasilkan pembuatan yoghurt dan keju. Lipase
enzim amilase adalah Klebsiella sp. juga digunakan sebagai katalis yang
Identifikasi dilakukan menggunakan murah dan serbaguna untuk
media padat dengan kandungan pati. mendegradasi lipid dalam aplikasi
Enzim amilase adalah enzim modern seperti penggunaan enzim
yang mampu menghidrolisis pati lipase untuk pembuatan deterjen dan
menjadi senyawa lebih sederhana biokatalis, serta juga dapat digunakan
seperti maltosa dan glukosa. Enzim ini sebagai energi alternatif untuk
banyak digunakan untuk keperluan mengubah minyak tumbuhan menjadi
industri. Enzim ini dapat memecah atau bahan bakar. Dalam hampir semua
menghidrolisis pati, glikogen, dan kasus, bakteri berfungsi dengan baik
turunan polisakarida dengan cara pada emulsi minyak dalam air, dimana
memecah ikatan glikosidiknya. Enzim kandungan air tinggi dan area
amilase dibedakan menjadi 3 golongan interfacial untuk degradasi tersedia luas
yaitu α- amilase yang di sebut juga dan substrat trigliserida dapat digunakan
endoamilase, β-amilase yang di sebut (Jaeger et al.,1994).
juga eksoamilase, dan glukoaminase Lipase (triacyl glycerol
(Rehm & Reed, 1987). acylhidrolase EC 3.1.1.3) merupakan
Selain menghasilkan enzim enzim kelas hidrolase yang
amilase yang memecah pati mengkatalisis reaksi hidrolisis
menghasilkan monosakarida (glukosa), trigliserida menjadi gliserol dan asam
bakteri amilolitik juga berkemungkinan lemak bebas pada permukaan air
menghasilkan enzim ekstraseluler yaitu dengan minyak. Bakteri penghasil
enzim Siklodekstrin Glukanotransferase lipase memiliki peranan penting dalam
(CGT-ase) yang memecah pati menjadi usaha komersial. Bakteri penghasil
oligosakarida. Siklodekstrin merupakan lipase secara ekstraseluler sangat
oligosakarida berbentuk siklik yang penting dalam kepentingan komersial
pada umumnya diproduksi dari pati oleh karena untuk produksi massal tergolong
enzim CGT-ase (Sukarminah, 2010). lebih mudah.
Reaksi hidrolisis pati menyebabkan Kelimpahan bakteri lipolitik
pencairan pati sehingga dapat sangat dipengaruhi oleh faktor gizi,
fisika dan kimia, seperti suhu, pH,
sumber nitrogen dan karbon, kehadiran sheet dan alpha-helix yang sangat
lipid, garam anorganik, agitasi dan pendek (Poliana, 2007).
konsentrasi oksigen terlarut. Lipase Pada praktikum ini, diuji
dalam industri enzim umumnya beberapa sampel makanan seperti
diproduksi melalui teknologi DNA bubur, fresh mil, margarin, mentega
rekombinan. Bakteri lipolitik ditemukan putih, oat, sarden, soun, susu skim,
dalam bermacam-macam habitat seperti telur, tempe tempe, tepung beras putih,
limbah industri, pabrik pengolahan tepung jagung, tepung ketan hitam,
minyak sayur, perusahaan susu, tanah tepung tapioka, tepung terigu kunci,
terkontaminasi dengan minyak, tepung terigu segitiga, tofu, dan yogurt
makanan yang busuk, dan kompos. dan diuji kandungan bakteri jenis
Bakteri proteolitik adalah apakah yang terkandung dalam produk
bakteri yang mampu memproduksi tersebut. Adapun tujuan dari praktikum
enzim protease ekstraseluler, yaitu ini adalah agar dapat mengetahui
enzim pemecah protein yang diproduksi perbedaan dan karakteristik dari tiap-
di dalam sel kemudian dilepaskan tiap bakteri yang dikandung produk-
keluar dari sel (Abraham et al., 1993). produk sampel tersebut juga
Pada umumnya bakteri proteolitik menggolongkannya kedalam jenis
adalah bakteri dari genus Bacillus, bakteri amilolitik, lipolitik ataupun
Pseudomonas, Proteus (Schlegel,1994), proteolitik.
Steptobacillus, Staphylococcus. 10
Tingkat aktivitas proteolitik dapat METODOLOGI
dilihat dari keaktifan enzim dalam Alat dan Bahan
menghidrolisis protein. Aktivitas bakteri Alat yang digunakan pada
proteolitik dapat diketahui secara praktikum kali ini adalah beaker glass,
kuantitatif dengan menggunakan cawan petri, pembakar spirtus, kapas,
spektrofotometer pada panjang mikroskop, neraca analitik, ose, pipet
gelombang ultra violet 280 nm. Panjang ukur, rak tabung, spatula dan tabung
gelombang tersebut dapat ditangkap dan reaksi.
dipantulkan kembali oleh asam amino Bahan-bahan yang digunakan
suatu protein berdasarkan gugus pada praktikum kali ini adalah akuades,
aromatik terutama asam amino tirosin, alkohol 70%, bubur, buffer fosfat, fresh
triptofan dan fenilalanin. Kelebihan milk, indikator Neeutral Red (NR),
metode ini yaitu sederhana, mudah serta kornet, larutan yodium 1%, lemak
tidak memerlukan penambahan reagen (gliserol), margarin, media MRS, media
tertentu (Walker, 2002). SMA, mentega putih, nutrient agar NA,
Protease disebut juga peptidase oat, sarden, soun, susu skim, telur,
atau proteinase, merupakan enzim tempe, tepung beras putih, tepung
golongan hidrolase yang akan memecah jagung, tepung ketan hitam, tepung
protein menjadi molekul yang lebih tapioka, tepung terigu kunci, tepung
sederhana, seperti menjadi oligopeptida terigu segitiga, tofu, dan yogurt.
pendek atau asam amino, dengan reaksi Prosedur
hidrolisis pada ikatan peptide. Enzim ini Amilolitik
diperlukan oleh semua mahkluk hidup Sampel diambil dan ditimbang
karena bersifat esensial dalam sebanyak 1 gram lalu dilakukan
metabolism protein. Protein ini pegenceran -1, -2, -3 an -4. Pada
memiliki banyak struktur sekunder beta- pengenceran -3 dan -4, dimasukkan ke
dalam cawan petri. Kemudian
dimasukkan media NA. Sampel dalam margarin, mentega putih, oat, sarden,
cawan petri diinkubasi dengan suhu soun, susu skim, telur, tempe tempe,
30ºC, selama 3 hari. Kemudian koloni tepung beras putih, tepung jagung,
yang berhasil tumbuh ditetesi larutan tepung ketan hitam, tepung tapioka,
yodium 1%. Koloni yang berhasil tepung terigu kunci, tepung terigu
tumbuh diambil menggunakan ose lalu segitiga, tofu, dan yogurt.
dilakukan pewarnaan gram. Kemudian Amilolitik
diamati bentuk dan warna di bawah Amilolitik merupakan aktivitas
mikroskop. bakteri dalam merombak pati dengan
bantuan enzimamilase. Enzim amilase
Proteolitik adalah enzim yang mampu
Sampel diambil dan ditimbang menghidrolisis pati menjadi senyawa
sebanyak 1 gram lalu dilakukan lebihsederhana seperti maltosa dan
pegenceran -1, -2, -3 an -4. Pada glukosa. Enzim ini banyak digunakan
pengenceran -3 dan -4, dimasukkan ke untuk keperluan industri.Enzim ini
dalam cawan petri. Kemudian dapat memecah atau menghidrolisa pati,
dimasukkan media SMA dan MRS. glikogen dan turunan polisakarida
Sampel dalam cawan petri diinkubasi dengan cara memecah ikatan glikosidik
dengan suhu 37ºC, selama 2 hari. pati. Enzim amilase dibedakan menjadi
Diamati zona bening yang dihasilkan. 3 grup yaitu α-amilase yang disebut
Koloni yang berhasil tumbuh diambil juga endoamilase, β-amilase yang
menggunakan ose lalu dilakukan disebut juga eksoamilase dan
pewarnaan gram. Kemudian diamati glukoaminase (Lehninger, 1982)
bentuk dan warna di bawah mikroskop. Amilolitik tumbuh subur pada
bahan pangan yang banyak
Lipolitik mengandung pati atau karbohidrat,
Sampel diambil dan ditimbang misalnya pada berbagai jenis tepung.
sebanyak 1 gram lalu dilakukan Reaksi hidrolisis pati pada makanan
pegenceran -1, -2, -3 an -4. Pada bersifat tidak menguntungkan karena
pengenceran -3 dan -4, dimasukkan ke menyebabkan pencairan pati sehingga
dalam cawan petri. Kemudian selanjutnya dapat mengakibatkan
dimasukkan media NA + indikator perubahan cita rasa makanan dan
Neutral Red (NR) dan NA + 1% lemak tekstur dari makanan tersebut. Pati
(gliserol) + indikator Neutral Red (NR). merupakan salah satu karbohidrat
Sampel dalam cawan petri diinkubasi kompleks. Makanan dengan kandungan
dengan suhu 30ºC, selama 2 hari. karbohidrat tinggi akan lebih mudah
Koloni yang berhasil tumbuh diambil diserang mikroorganisme amilolitik
menggunakan ose lalu dilakukan karena pemecahan karbohidrat yang
pewarnaan gram. Kemudian diamati lebih mudah bila dibandingkan dengan
bentuk dan warna di bawah mikroskop. protein ataupun lemak.
Kebanyakan jenis
HASIL DAN PEMBAHASAN mikroorganisme amilolitik adalah
Praktikum kali ini membahas kapang, tetapi beberapa jenis bakteri
tentang pengujian jenis bakteri sesuai juga ada, jenis yang mempunyai spesies
dengan nutrisi yang dapat dipecahkan bersifat Amilolitik misalnya
pada sebuah bahan pangan. Adapun Clostridium butyricium dan Bacillus
bahan pangan yang diuji dalam subtilis. Spesies Clostridium dibedakan
praktikum ini adalah bubur, fresh milk, menjadi dua, yaitu proteolitik dan
sakarolitik. Proteolitik dapat memecah mikroorganisme memiliki suhu
atau tidak dapat memecah gula, dan pertumbuhan yang optimum pada suhu
sakarolitik dapat memecah gula tetapi tersebut. Dalam mengisolasi bakteri ini
tidak dapat memecah protein. Sebagai harus dilakukan dalam keadaan yang
contoh, C.lentroputrescens bersifat aseptis, yaitu pekerjaan dilakukan di
proteolitik tapi tidak memecah dekat bunsen.
karbohidrat, sedangkan C.butyricum Indikator yang digunakan pada
adalah nonproteolitik tetapi mampu uji amilolitik ini adalah yodium.
memfermentasi gula (Buckle, 1987). Yodium 1% diteteskan tepat di atas
Sampel yang digunakan untuk koloni. Tujuan petetesan larutan yodium
menguji mikrooganisme amilolitik 1% adalah untuk membuktikan
dalam bahan pangan adalah tepung ada/tidaknya bakteri amilolitik. Pati
jagung, tepung terigu, tepung tapioka, yang tidak terhidrolisis akan
dan tepung beras putih, tepung ketan membentuk warna biru dengan yodium
hitam, tepung kunci, oat, bubur dan yang menunjukkan tidak terdapatnya
bihun. Cara kerja dalam praktikum enzim amilase yang dihasilkan oleh
pengujian bakteri amilolitik ini yaitu bakteri selain bakteri amilolitik. Pati
pertama–tama, sampel seberat 1 gram yang terhidrolisis di sekeliling koloni
dimasukkan ke dalam 9 ml larutan NaCl akan terlihat areal bening, sebagai
fisiologis sebagai pengenceran pertama, akibat aktivitas enzim amilase. Areal
kemudian dilakukan pengenceran berwarna coklat kemerahan disekeliling
sampai 10-4. Pengenceran ini dilakukan koloni menunjukan hidrolisis sebagian
agar diperoleh individu spesies yang terhadap pati dengan kata lain, amilosa
dapat dipisahkan dari organisme sudah terhidrolisis dan amilopektinnya
lainnya. Setiap koloni yang terpisah belum terhidrolisis, yaitu polimer
yang tampak pada cawan tersebut glukosa kurang dari 20 sehingga
setelah inkubasi berasal dari satu sel yodium bereaksi dengan amilopektin
tunggal. Karena konsentrasi sel-sel membentuk warna cokelat kemerahan
mikroba di dalam eksperimen pada Pati yang berikatan dengan Iodin
umumnya tidak diketahui sebelumnya, (I2) akan menghasilkan warna biru. Hal
maka pengenceran perlu dilakukan ini disebabkan oleh struktur molekul
beberapa tahap sehingga sekurang- pati yang berbentuk spiral, sehingga
kurangnya terdapat koloni-koloni akan mengikat molekul Iodin dan
terpisah baik di atas permukaan maupun terbentuklah warna biru. Berdasarkan
di dalam agar pada salah satu cawan hasil penelitian, diperoleh bahwa pati
tersebut. akan merefleksikan warna biru bila
Sebanyak 1 ml sampel dari berupa polimer glukosa yang lebih dari
pengenceran 10-3 dan 10-4 diisolasikan dua puluh, misalnya molekul amilosa.
ke dalam cawan petri menggunakan Polimer yang kurang dari dua puluh
metode tuang, lalu masing-masing seperti amilopektin, maka akan dapat
ditambahkan medium NA sampai dihasilkan warna merah. Sedangkan
setengah dari cawan petri, kemudian dekstrin dengan polimer 6, 7, da 8
dihomogenkan dengan menggerakkan membentuk warna cokelat. Polimer
seperti angka 8. Setelah membeku, yang lebih kecil dari lima tidak akan
inkubasi selama 2 hari. Suhu yang memberikan warna dengan Iodin
digunakan yaitu 30 oC, karena pada (Winarno, 1992).
suhu tersebut semua mikroorganisme Menurut Fardiaz, 1992, Bakteri
dapat tumbuh, dan beberapa amilolitik yang biasa tumbuh adalah
Bacillus subtilis dan Clostridium tapioka namun setelah ditetesi yodium
butyricum. Menurut Sukarminah, 2008, cawan petri berwarna biru yang
Bacillus subtilis merupakan bakteri menandakan negatif bakteri amilolitik,
berbentuk basil dan bergram positif. namun di tengahnya terbentuk koloni
Clostridium butyricum merupakan bakteri. Ketika diamati bakteri tersebut
bakteri berbentuk basil dan bergram termasuk golongan gram negatif
positif. sehingga diduga bakteri yang tumbuh
Tepung terigu merupakan adalah bakteri kontaminan.
tepung yang berasal dari bahan dasar Tepung jagung merupakan
gandum yang diperoleh dengan cara tepung yang berasal dari biji jagung
penggilingan gandum yang banyak kering dan digiling halus menggunakan
digunakan dalam industri pangan. mesin dengan ayakan atau saringan
Komponen yang terbanyak dari tepung sekitar 80 atau 100 mesh (Merdiyanti,
terigu adalah pati, sekitar 70% yang 2008). Tepung ini memiliki kandungan
terdiri dari amilosa dan amilopektin. karbohidrat yang cukup tinggi dan biasa
Besarnya kandungan amilosa dalam pati digunakan sebagai pengental makanan.
ialah sekitar 20% dengan suhu n kandungan amilosa pada jagung
gelatinisasi 56 - 62 (Belitz and Grosch, memiliki struktur yang kompak
1987). sehingga sulit untuk ditembus oleh air.
Kelompok 3A menguji sampel Rendahnya tingkat kemampuan
tepung terigu dengan media NA dan mengikat air inilah yang menyebabkan
pengenceran 10-3 dan 10-4. Pada kemampuan granula pati untuk
pengengenceran 10-3 ditemukan bakteri menggelembung pada gelatinisasi
yang tumbuh sedangkan pada menjadi rendah.
pengenceran 10-4 tidak ditemukan. Kelompok 9A melakukan
Bakteri yang diamati merupakan bakteri pengamatan dengan sampel tepung
gram positif dengan bentuk basil yang jagung. Sampel dengan pengenceran
diduga merupakan jenis Bacillus 10-3 menunjuakn adanya koloni yang
subtilis. Bakteri tadak tumbuuh pada tumbuh. Setelah ditetesi yodium media
pengencera 10-4 kemungkinan karena berwarna merah menunjukan bakteri
sampel terlalu cair sehingga terlalu tersebut positif amilolitik. Hasil
sedikit bakteri untuk dihitung. pengamatan didapatkan hasil bakteri
Tepung beras mengadung berbentuk basil dan termasuk gram
banyak pati dan protein tanpa gluten. negatif.
Tepung beras mengadung pati sekitar Beras ketan (Oryza sativa
80-85% .Kelompok 4A menguji sampel glutinous) mengandung karbohidrat
tepung beras putih dengan media NA yang cukup tinggi, yaitu sekitar 80%.
dan pengenceran 10-3 dan 10-4. Terdapat Selain karbohidrat, kandungan beras
koloni bakteri yang tumbuh pada kedua ketan adalah lemak sekitar 4%, protein
sampel pengenceran. Bakteri yang 6%, dan air 10%. Kadar amilosa pada
diamati setelah dilakukan pewarnaan ketan rendah (0-2%) sedangkan kadar
gram berbentik basil dan termasuk jenis amilopektinnya tinggi (98-99%) hal
gram positif. Bakteri tersebut diduga tersebut membuat ketan setelah di
merupakan jenis Bacillus subtilis. masak menjadi sangat lengket dan
Tepung tapioka merupakan mengkilat (Haryadi, 2006).
suatu jenis bahan pangan yang dibuat Kelompok 12A melakukan
dari ubi kayu. Kelompok 8A melakukan pengamatn menggunakan sampel beras
pengamatan dengan sampel tepung ketan hitam. Sampel dengan
pengenceran 10-3 dan 10-4 diamati ak ada koloni bakteri yang terbentuk. Bi
adanya koloni yang tumbuh namun hun dan bubur merupakan olahan beras
ketika ditetesi yodium media merubah sehingga bakteri yang mungkn tumbuh
menjadi biru sehingga negatif adalah Bacillus subtilis dan Clostridium
amilolitik. Bakteri yang diamati butyricum seperti pada beras.
berbentuk kokus dan berjenis gram Lipolitik
negatif yang merupakan bakteri Lemak merupakan zat makan
kontaminan. yang penting untuk menjaga kesehatan
Tepung kunci merupakan tepung tubuh. Selain itu lemak juga merupakan
terigu berprotein rendah (low protein sumber energi yang lebih efektif
flour) tepung ini memiliki kadar protein dibanding dengan karbonhidrat. Oleh
sekitar 8-9 %, digunakan untuk kue karena itu lemak banyak berada dalam
kering. Kelompok 3B mengamati bahan pangan dengan kadar yang
sampel ini dan pada pengenceran 10-3 berbeda-beda atau mungkin
terdapat koloni bakteri yang tumbuh.. ditambahkan dalam bahan pangan.
bakteri tersebut berbentuk basil dan Lemak bersifat plastis pada suhu
termasuk gram negatif. Bakteri yang tertentu, lunak, dan dapat dioleskan.
terbentuk kemungkinan merupakan Plastisitas lemak disebabkan karena
kontaminan atau bakteri Bacillus lemak merupakan campuran trigliserida
subtilis namun ketika proses pewarnaan yang masing-masing mempunyai titik
gram terlalu banyak ditambahkan cair masing-masin (Herudiyanto, 2006).
safranin sehingga ketika diamati Lemak dapat terhidrolisis menjadi asam
berwarna merah. lemak dan gliserol. Reaksi ini dapat
Oat adalah produk pangan dipercepat dengan adanya enzim lipase.
berbahan dasar gandum yang kaya akan Dengan adanya lipase dalam bahan
karbohidrat dan serat. Kelompok 4B pangan, lemak akan diuraikan sehingga
mengamati sampel oat. Bakteri yang kadar asam lemak bebas lebih dari 10 %
tumbuh pada pengenceran 10-3 dan 10- (Winarno, 1992). Hidrolisis bersifat
4 berbentuk basil dan berjenis gram menurunkan mutu bahan pangan. Asam
negatif. Bakteri ini kemungkinan lemak bebas yang dihasilkan oleh reaksi
adalah kontaminan, bukan bakteri hidrolisis ini dapat memberikan rasa
amilolitik. Bakteri amilolitik yang dan bau tengik pada lemak atau minyak
mungkin akan tumbuh pada oat adalah tersebut (Herudiyanto, 2006).
Bacillus subtilis dan Clostridium Sampel yang digunakan pada
butyricum. praktikum ini adalah mentega,
Bubur merupakan olahan dari be margarin, kornet, dan pindaknas. Cara
ras. Bubur dibuat dengan air yang cuku kerjanya hamper sama dengan
p banyak sehingga teksturmya menjadi praktikum amilolitik, namun, setelah
cair. Kelompok 8B tidak menemukan ad media dituang, ditambahkan 1 tetes
anya koloni bakteri yang tumbuh karena Indikator Neutral Red (NR) untuk
bubur yang bersifat cair ini diencerkan l mendeteksi apakah bakteri yang tumbuh
agi sehingga terlalu sedikit bakteri untu bersifat lipolitik atau tidak. Indikator
k diamati. Bakteri amilolitik yang dijum NR bersifat basa dan bakteri lipolitik
pai pada pangan olahan beras adalah Cl bersifat asam, sehingga warna yang
ostridium butyricum (Fardiaz, 1992). dihasilkan menjadi merah. Reaksi
Bihun adalah produk olahan ber positif terjadi bila pada bagian bawah
as yang berbentuk seperti mie. Sampel i koloni berwarna merah. Hal ini terjadi
ni diamati oleh kelompok 9B namun tid karena indikator NR ini akan
menghasilkan warna merah bila dalam meskipun pada media tidak ditambahi
situasi asam. Suasana asam ini terjadi lemak untuk tumbuh. Kandungan lemak
akibat adanya reaksi hidrolisis menjadi pada kornet cukup tinggi sehingga tanpa
asam-asam lemak bebas dan gliserol adanya tambahan lemak, bakteri
oleh bakteri lipolitik tersebut. Reaksi ini lipolitik tetap bisa tumbuh. Pada semua
disebut lipolisis (Murray, dkk., 1999). perlakuan koloni bakteri tumbuh di
Koloni mikroorganisme tenah media sehingga bentuknya tidak
pemecah lemak akan memecah lemak dapat diamati.
menjadi gliserol dan asam-asam lemak Margarin merupakan produk
sehingga menurunkan pH medium, turunan dari minyak kelapa sawit dan
yang mengakibatkan warna merah pada mengandung lemak tak jenuh.
bagian bawah koloni karena perubahan Pengamatan dengan sampel margarin
warna indikator Neutral Red pada pH dilakukan oleh kelompok 6B dan 7B.
rendah. Kemudian cawan petri yang bakteri tumbuh pada keempat sambel
sudah diinokulasi, diinkubasi selama 2 baik dengan penambahan lemak pada
hari pada suhu 30oC. media ataupun tidak. Koloni bakteri
Bakteri yang bersifat lipolitik ini dapat tumbuh tanpa adanya
biasanya kebanyakan (dominan) penambahan lemak karena kadar lemak
merupakan bakteri yang bersifat aerobik pada sampel sudah tinggi dan
dan bakteri proteolitik aktif contohnya mencukupi untuk pertumbuhan bakteri
adalah Pseudomonas, Alcaligens, lipolitik. Bakteri tumbuh di tengah
Staphylococcus, Serratia, dan media sehingga tidak dapat diamati.
Micrococcus adalah genus bakteri yang Pindakas atau selai kacang meru
bersifat lipolitik (Fardiaz, 1992). pakan salah satu olahan pangan yang m
Mentega dihasilkan dari lemak engandung lemak nabati sehingga kand
krim susu, yang umumnya berasal dari ungan lemaknya tidak jenuh. Sampel ini
susu sapi. Mentega 1 kg memiliki diamati oleh kelompok 1B dan 2B. Kol
kandungan lemak (dan lesitin) 82%, air oni bakteri tumbuh pada keempat cawan
16%, putih telur 1%, laktosa atau gula petri. Kandungan lemak yang tinggi me
susu 0,5%, garam mineral 0,5% serta mungkinkan bakteri tumbuh tanpa adan
vitamin A dan D. ya penmbahan lemak pada media. Pada
Sampel mentega diamati oleh sampel pengenceran 10-3 bakteri terbila
kelompok 1A dan 2A. koloni bakteri s aquades sehingga tidak dapat diamati.
hanya ditemukan pada pengamatan Sampel dengan pengenceran 10-4 tumb
kelompok 2A dengan pengenceran 10- uh di tengah media sehingga koloni ini j
3. koloni bakteri tumbuh di tengah uga tidak dapat diamati jenis bakterinya.
media sehingga tidak bisa diamati Proteolitik
jenisnya. Faktor yang mempengaruhi Bakteri proteolitik adalah
tidak tumbuhnya sampel pada media bakteri yang memproduksi enzim
lainnya kemungkinan diakibatkan oleh protease ekstraselular, enzim protease
sampel dan pelarut tidak larut sempurna ini diproduksi di dalam sel kemudian
ketika pegenceran sehingga tdak dilepaskan ke mediumnya. Bakteri
terbentuk koloni setelah inkubasi. mempunyai enzim protease di dalam
Kornet memiliki kandungan sel, namun tidak semua enzim protease
lemak yang tinggi. Sampel ini diamati tersebut dilepaskan ke mediumnya
oleh kelompok 6A dan 7A. Semua (Puspitasari dkk 2009). Dekomposisi
sampel ditumbuhi koloni bakteri. protein lebih sulit dibandingkan
Bakteri pada kelompok 6A tumbuh pemecahan karbohidrat. Produk akhir
dari dekomposisi protein pun lebih protease yang memutuskan ikatan
bervariasi, hal ini disebabkan struktur peptida CO-NH. Hidrolisis protein
protein yang lebih kompleks. ditunjukkan dengan adanya zona bening
Mikroorganisme dengan sistem enzim di sekeliling  pertumbuhan bakteri.
yang kompleks, memecah protein Pengujian secara kualitatif dilakukan
menjadi senyawa-senyawa yang lebih dengan cara mengamati zona bening
sederhana.. Bakteri proteolitik dapat yang berada di sekitar koloni bakteri,
digolongkan menjadi beberapa kemudian membagi diameter zona
kelompok yaitu,  bakteri aerobik atau bening dengan diameter koloni bakteri.
anaerobik fakultatif tidak membentuk Hasil bagi diameter tersebut dinyatakan
spora, bakteri aerobik atau anaerobik sebagai aktifitas protease secara relatif.
fakultatif membentuk spora, dan bakteri Bsarnya diameter zona bening
anaerobik pembentuk spora. Aktivitas (halo) yang terbentuk menunjukkan
proteolitik menghasilkan sedikit bahwa kedua isolat bakteri proteolitik
penggumpalan. Bakteri  proteolitik terpilih memiliki kemampuan dalam
adalah bakteri yang memproduksi menghidrolisis protein dan kasein yang
enzim protease ekstraseluler, yaitu ada pada media Skim Milk Agar untuk
enzim pemecah protein yang diproduksi menghasilkan aktivitas protease.
di dalam sel kemudian dilepaskan Penggunaan media SMA
keluar dari sel. Bakteri mempunyai bertujuan untuk mengetahui
enzim protease di dalam sel, tetapi tidak mikroorganisme proteolitik. Medium
semua  bakteri mempunya enzim SMA mengandung kasein sebagi
protease ekstraseluler. Dekomposisi protein susu dimana akan dipecah oleh
protein oleh mikroorganisme lebih mikroorganisme proteolitik menjadi
kompleks daripada pemecahan senyawa nitrogen terlarut sehingga pada
karbohidrat dan produk akhirnya juga koloni dikelilingi area bening.
lebih bervariasi. Hal ini disebabkan Menunjukkan mikroba tersebut
struktur protein yang lebih kompleks. mempunyai aktivitas proteolitik
Mikroorganisme melalui suatu ( Fardiaz,1992). Sedangkan penggunaan
sistem enzim yang kompleks, memecah medium MRS atau media de Mann
protein menjadi senyawa-senyawa yang Rogose and Sharpe merupakan media
lebih sederhana. Contoh bakteri spesifik untuk pertumbuhan bakteri
proteolitik adalah Pseudomonas, asam laktat. Penggunaan media MRS
Bacillus, Streptococcus  dan pada skala industri tidaklah efektif
Staphylococcus. Enzim protease dikarenakan harga yang relatif tinggi.
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Untuk menangani masalah ini
proteinase yang menghidrolisis molekul diperlukan media pengganti yang
protein menjadi peptida dan peptidase harganya relatif murah namun
yang menghidrolisis fragmen peptida mengandung sejumlah nutrisi penting
menjadi asam amino. Metode yang yang dapat menunjang pertumbuhan
digunakan untuk mendeteksi adanya bakteri asam laktat bertujuan untuk
aktivitas bakteri proteolitik adalah menumbuhkan dan mengisolasi jenis
dengan menggu nakan medium yang Lactobacillus dari seluruh jenis bahan.
mengandung kasein yaitu Skim Milk Karena MRS mengandung polysorbat,
Agar (Fardiaz, 1992). Kasein adalah asetat, magnesium, dan mangan yang
salah satu jenis protein. Hidrolisis bertindak sebagai faktor pertumbuhan
kasein digunakan untuk bagi Lactobacillus.
memperlihatkan aktivitas hidrolitik
Fresh milk secara alami, bakteri. Salah satu mikroorganisme dari
mengandung mikroorganisme kurang tahu atau tofu yang dapat menghasilkan
dari 5 x 103 per ml jika diperah dengan protease ekstraseluler diduga adalah
cara yang benar dan berasal dari sapi Staphylococcus sp.
yang sehat (Jay 1996). Berdasarkan SNI Sarden merupakan olahan
01-6366-2000, batas cemaran mikroba pangan berbahan dasar ikan sarden.
dalam susu segar adalah Total Plate Sarden umumnya dikemas dalam
Count (TPC) < 3 x 104 cfu/ml, koliform bentuk kaleng. Hasil pengamatan
< 1 x 101 cfu/ml, Staphylococcus bakteri proteolitik, sampel sarden
aureus 1 x 101 cfu/ml, Escherichia coli kelompok 11A menghasilkan zona
negatif, Salmonella negatif, dan bening yang menandakan terdapat
Streptococcus group B negatif. bakteri proteolitik. Bakteri tersebut
Beberapa bakteri seperti Listeria tumbuh pada medium SMA
monocytogenes, Camphylobacter jejuni, pengenceran 10-4 dengan karakteristik
E.coli, dan Salmonella sp. dilaporkan yang terlihat di bawah mikroskop ialah
mengontaminasi susu dengan prevalensi bakteri berbentuk basil dan gram positif.
kecil. Pengamatan ini menunjukkan Bakteri juga tumbuh pada medium
pada media SMA dengan pengenceran MRSA dengan pengenceran 10-3 dengan
10-3 ditumbuhi koloni di tengah media kenampakan di bawah mikroskop ialah
sedingga tidak bisa diambil, sedangkan bakteri berbentuk kokus gram positif.
pada pengenceran 10-4 dengan media Berdasarkan morfologi tersebut bakteri
SMA ditumbuhi bakteri berbentuk basil yang mungkin tumbuh ialah
dan termasuk gram positif, diperkirakan Clostridium botulinum. Bakteri ini
bakteri tersebut adalah lactobacillus sp. mempunyai morfologi koloni yang
Sampel pada media MRS baik beragam, bersifat gram positif dan
pengenceran 10-3 dan 10-4 tidak berbentuk batang dengan spora di
ditumbuhi bakteri. daerah subterminal. Bakteri Clostridium
Tahu adalah gumpalan protein botulinum banyak ditemukan pada
kedelai yang diperoleh dari hasil kemasan sarden.
penyaringan kedelai yang telah digiling Telur adalah salah satu
dengan penambahan air. Penggumpalan bahan makanan hewani yang
kedelai dilakukan dengan cara dikonsumsi
penambahan biang atau garam-garam selain daging, ikan dan susu. Umumnya
kalsium, misalnya kalsium sulfat. Tofu telur yang dikonsumsi berasal dari
merupakan pangan sumber protein jenis-jenis burung, seperti ayam, bebek,
nabati yang dikonsumsi untuk dan angsa, akan tetapi telur-telur yang
memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari. lebih kecil seperti telur ikan kadang
Pada pengamatan ini menunjukkan juga digunakan sebagai campuran
bahwa pada pengenceran 10-3 pada dalam hidangan (kaviar).  Telur
media SMA tidak ditumbuhi bakteri, memiliki sifat yang mudah rusak.
sedangkan pada pengencera 10-4 dengan Pengenceran putih telur terjadi akibat
media SMA tumbuh koloni di tengah kerja enzim-enzim proteolitik yang
media, sehingga tidak dapat diambil. memecah protein, terutama protein
Sampel dengan pengenceran 10-3 pada ovomucin yang menentukan kekentalan
media MRS ditumbuhi koloni di tengah putih telur. Hasil pengamatan bakteri
media, sehingga tidak dapat diambil, proteolitik, sampel telur kelompok 5B
sedangkan pada pengenceran 10-4 mengahasilkan pertumbuhan bakteri
dengan media MRS tidak ditumbuhi pada medium SMA dengan
pengenceran 10-3 dan 10-4. Sedangkan tekstur pada produk fermentasi susu.
pada medium MRSA tidak terdapat Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
bakteri yang tumbuh. Koloni yang Streptococcus thermophilus merupakan
tumbuh pada medium SMA bakteri proteolitik dan homofermentatif
pengenceran 10-4 tumbuh di bagian yang dijumpai pada yoghurt.
tengah medium sehingga tidak Sampel yang terakhir adalah
dilakukan pewarnaan gram. Koloni susu skim adalah susu yang bagian
yang tumbuh pada medium SMA lemak (krim) nya diambil sebagian atau
pengenceran 10-3, hasil pewarnaan gram seluruhnya pada waktu didiamkan atau
menunjukkan bakteri berbentuk basil dipisahkan dengan alat centrifugal
dan gram negatif. Bakteri proteolitik separator. Pengamatan ini
dengan ciri ini dimiliki oleh jenis menunjukkan pada pengenceran 10-3
Pseudomonas. Bakteri jenis dengan media SMA tidak ditumbuhi
Pseudomonas yang biasa dijumpai pada bakteri, sedangkan sampel dengan
telur adalah Pseudomonas fluorescens. . pengenceran 10-4 pada media SMA
Tempe merupakan pangan ditumbuhi bakteri dengan ciri berbentuk
tradisional yang dihasilkan dari kokus dan termasuk gram negatif,
fermentasi kedelai oleh kapang diperkirakan bakteri tersebut adalah
Rhizopus sp. Tempe dengan Acetobacter yang berarti sampel
pengenceran 10-3 dan 10-4 pada media kemungkinan terkontaminasi bakteri
SMA keduanya ditumbuhi bakteri yang lain, karena Acetobacter bukan bakteri
termasuk gram positif. Sampel dengan proteolitik. Sampel dengan pengenceran
pengenceran 10-3 dan 10-4 pada media 10-3 dan 10-4 pada media MRS keduanya
MRS keduanya ditumbuhi bakteri yang tidak ditumbuhi bakteri.
termasuk gram positif, diperkirakan Tidak terdapatnya keberadaan
bakteri tersebut adalah Bacillus sp.Jenis bakteri pada sampel uji dapat
bakteri proteolitik gram positif yang disebabkan oleh beberapa faktor.
dapat tumbuh pada tempe adalah Pertama, sampel bisa saja memang
Bacillus aureus, Staphylococcus sudah steril dari pabriknya. Perlakuan
aureus, Streptococcus, dan Clostridium pemanasan atau pengawetan pada
sp.. industri diduga dapat mematikan bakteri
Yoghurt adalah salah satu pada sampel. Kedua, perlakuan
produk fermentasi berbahan dasar susu percobaan yang lewat steril, maksudnya
dari bakteri asam laktat sebagai starter, perlakuan sterilisasi terhadap beberapa
yakni Strepococcus thermophillus dan operasi percobaan yang terlalu
Lactobacillus bulgaricus. Pada berlebihan dan menggunakan panas
pengamatan ini bakteri proteolitik, yang terlalu tinggi. Hal ini tentunya
yoghurt kelompok 11B pada pengujian dapat mematikan bakteri yang
bakteri proteolitik menunjukkan hasil sebelumnya telah ada pada sampel.
positif bakteri proteolitik pada medium Ketiga, perlakuan inkubasi yang tidak
SMA pengenceran 10-3 dan 10-4, dengan tepat, baik karena waktunya yang
karakteristik bakteri gram negatif, singkat maupun karena suhu yang
sedangkan pada medium MRSA digunakan tidak tepat. Percobaan ini
hasilnya negatif terhadap adanya bakteri mungkin saja bakteri yang diharapkan
proteolitik. Menurut Winarno (2002), tumbuh tidak mendapatkan perlakuan
bakteri Lactobacillus bulgaricus inkubasi yang sesuai. Kontaminasi dari
bersifat proteolitik pada susu dan praktikan dan lingkungan memengaruhi
berkontribusi terhadap aroma dan
hasil pengujian yang berupa tumbuhnya Belitz, H.D. and W.Grosch. 1987. Food
koloni bakteri kontaminan. Chemistry. Second Edition.
Springer Berlin. Berlin.
Buckle, K.A.,1987. Ilmu Pangan.
KESIMPULAN
Universitas Indonesia
Kesimpulan dari praktikum
Press.Jakarta
pengujian bakteri amilolitik, lipolitik,
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan
dan proteolitik ini adalah pada
I. Gramedia Pustaka Utama,
pengujian amilolitik terdapat bakteri
Jakarta.
Bacillus substilis pada tepung terigu
Haryadi. 2006. Teknologi Pengolahan
segitiga dan tepung jagung, Clostridium
Beras. Gadjah Mada University
butyricum pada tepung beras putih,
Press.Jogjakarta
Bacillus aereus pada tepung tapioka,
Herudiyanto, Marleen. 2006. Bahan
dan bakteri non amilolitik (kontaminan)
Ajar Pengantar Teknologi
pada tepung ketan hitam dan tepung
Pengolahan Pangan,
terigu kunci. Pada pengujian bakteri
Jatinangor.
lipolitik koloni yang terbentuk tidak
Jaeger.K.E, S. Ransac, B.W. Dijkstra,
dapat diamati karena koloni tumbuh di
C. Colson, M. Van hauvel.
tengah media. Dalam pengujian
1994. Bacterial lipases,
proteolitik terdapat bakteri
FEMS Microbiol Rev, 15,
Lactobacillus sp pada fresh milk,
29 – 63.
Clostridium sp dan Streptococcus sp
Jay, J. M. 1996. Modern Food
pada sarden, Pseudomonas sp pada
Microbiology. 4th Edition.
telur, Bacillus sp pada tempe,
Van Nostrand Company,
Pseudomonas flourescens pada yogurt,
New York.
dan Pseudomonas aeuruginosa pada
Merdiyanti, A. 2008. Paket Teknologi
susu skim.
Pembuatan Mie Kering
dengan Memanfaatkan
Bahan Baku Tepung
DAFTAR PUSTAKA Jagung. (Skripsi). Fakultas
Abraham, A.G., G.L. De Antoni dan Teknologi Pertanian, IPB,
M.C. Anon. 1993. Bogor. Hal: 6-10.
Proteolitic activity of Murray, Robert K., et al.1999. Biokimia
Lactobacillus bulgaricus Harper Edisi 24. Jakarta
grown in milk. J. Dairy Sci.,
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar
76:1498–1505. Biokimia. PT. Gelora
Bansode, S. D. 2010. Screening of Aksara Pratama, Jakarta.
nutritional components for Poliana J dan Mac CAP. 2007.
amilase production in Industrial enzymes:
submerged fermentation by structure, function, and
bacteria isolated from soil applications. Dordrecht:
Springer Hal: 24.
using plackett-burman
Rehm, H.J and G. Reed.1987.
design. International Journal Biotechnology Volume 7a
of Pharmacy and Enzyme Technology. VCH.
Pharmaceutical Sciences, 2: New York.
93-98. Schlegel Hans G,. 1994. Mikrobiologi
Umum. Penterjemah Tedjo
Baskoro. Edisi keenam.
Gajah Mada University
Press. Yogyakarta
Sukarminah, Een, dkk. 2010.
.Mikrobiologi Pangan FTIP
Unpad, Jatinangor.

Sugita, et. Al. 2009. Kitosan : Sumber


Biomaterial Masa Depan.
IPB Press. Bogor
Walker, J., 2002. Teens in Distress
Series Adolescent Stress and
Depression, Minnesota
University.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan
dan Gizi. PT. Gramedia, Jak
arta.
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Bakteri Lipolitik Kelas A
Bentuk dan
Kel. Sampel Pengenceran Media Warna Koloni, Gambar
Warna Media

NA + - NEGATIF
-3
10 2 tetes -Warna media
NR merah
Mentega
1.
putih
NA + - NEGATIF
-4
10 2 tetes -Warna media
NR merah

NA +
-Tumbuh koloni
1%
kecil di tengah
lemak
10-3 media
+2
-Warna media
tetes
merah
Mentega NR
2.
putih NA +
1%
-NEGATIF
lemak
10-4 -Warna media
+2
merah
tetes
NR

NA + Tumbuh koloni
-3
10 2 tetes bakteri di tengah
NR media
6. Kornet
NA + Tumbuh koloni
10-4 2 tetes bakteri di tengah
NR media

NA +
1% -Tumbuh koloni
lemak di tengah media
10-3
+2 -Warna media
tetes merah
7. Kornet NR
NA + - Tumbuh koloni
1% bakteri di tengah
10-4
lemak media
+2 -Warna media
Bentuk dan
Kel. Sampel Pengenceran Media Warna Koloni, Gambar
Warna Media
tetes
merah
NR
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Bakteri Amilolitik Kelas A


Bentuk dan
Kel. Sampel Pengenceran Media Gambar
Warna Koloni
-Basil, gram
positif Bacillus
substilis
10-3 NA -Pewarnaan
yodium: positif
Tepung bakteri
3. terigu amilolitik
segitiga

10-4 NA NEGATIF

-Basil, gram
positif
Clostridium
butyricum
10-3 NA
-Pewarnaan
yodium: positif
bakteri
Tepung
amilolitik
4. beras
-Basil, gram
putih
positif
Clostridium
butyricum
10-4 NA
-Pewarnaan
yodium: positif
bakteri
amilolitik
8. Tepung 10-3 NA -Bakteri gram
tapioka negatif,
Staphylococcu
s aereus
-Pewarnaan
yodium:
(positif bakteri
amilolitik)
Bentuk dan
Kel. Sampel Pengenceran Media Gambar
Warna Koloni
10-4 NA NEGATIF
-Basil, Gram
negatif
Bacillus
subtilis atau
Clostridium
10-3 NA
butyricum
-Pewarnaan
Tepung yodium: positif
9. bakteri
jagung
amilolitik

10-4 NA NEGATIF

-Bentuk kokus,
gram negatif
-Pewarnaan
10-3 NA
yodium: biru
(negatif bakteri
Tepung amilolitik)
12. ketan
hitam -Bentuk kokus,
gram negatif
-Pewarnaan
10-4 NA
yodium: biru
(negatif bakteri
amilolitik)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

Tabel 3. Hasil Pengamatan Bakteri Proteolitik Kelas A


Bentuk dan
Pengencera
Kel. Sampel Media Warna Gambar
n
Koloni
Tumbuh
-3
10 SMA koloni di
tengah media
-Bakteri
basil, gram
Fresh
5. positif
milk
10-4 SMA Lactobacillu
s sp.
-Tumbuh di
tengah media
10-3 MRS NEGATIF
10-4 MRS NEGATIF
10-3 SMA NEGATIF
Tumbuh -
10-4 SMA koloni di
tengah media
10. Tofu
Tumbuh -
10-3 MRS koloni di
tengah media
10-4 MRS NEGATIF

10-3 SMA NEGATIF

-Bentuk
basil, gram
10-4 SMA
positif

11. Sarden
-Bentuk
kokus, gram
10-3 MRS
positif

10-4 MRS NEGATIF

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)


Tabel 4. Hasil Pengamatan Bakteri Lipolitik Kelas B
Bentuk dan
Kel. Sampel Pengenceran Media Warna Koloni, Gambar
Warna Media

Tumbuh bakteri,
saat pewarnaan
10-3 NA
gram bakterinya
terbilas akuades
1 Pindakas
Tumbuh bakteri,
tidak dapat
diamati karena
10-4 NA
tumbuh ditengah
(tidak dapat
diambil)

NA +
-3 Tidak tumbuh
10 1%
bakteri
Lemak

2 Pindakas Tumbuh bakteri,


tidak dapat
NA +
-4 diamati karena
10 1%
tumbuh di tengah
Lemak
(tidak dapat
diambil)

Ada bakteri tapi


10-3 NA tidak dapat
6 Margarin diamati
Ada bakteri tidak
10-4 NA
bisa diamati

NA +
-3 Ada bakteri tidak
7. Margarin 10 1%
bisa diamati
Lemak
Bentuk dan
Kel. Sampel Pengenceran Media Warna Koloni, Gambar
Warna Media

NA +
-4 Ada bakteri tidak
10 1%
bisa diamati
Lemak

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

Tabel 5. Hasil Pengamatan Bakteri Amilolitik Kelas B


Bentuk dan
Warna
Kel. Sampel Pengenceran Media Koloni, Gambar
Warna
Media
Bentuk
basil, gram
10-3 NA negatif
(bakteri
Tepung kontaminan)
3
kunci

10-4 NA GAGAL

Koloni
terdapat
pada capet
namun
10-3 NA
terbilas
akuades saat
pewarnaan
gram
4 Oat
Koloni
terdapat
pada capet
namun
10-4 NA
terbilas
akuades saat
pewarnaan
gram
Bentuk dan
Warna
Kel. Sampel Pengenceran Media Koloni, Gambar
Warna
Media

10-3 NA GAGAL

8 Bubur

10-4 NA GAGAL

10-3 NA GAGAL -
9 Bihun -4
10 NA GAGAL -
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

Tabel 6. Hasil Pengamatan Bakteri Proteolitik Kelas B


Bentuk dan
Warna
Kel. Sampel Pengenceran Media Koloni, Gambar
Warna
Media

Bentuk basil,
gram negatif
10-3 SMA
Pseudomona
s

tumbuh
bakteri, tidak
dapat
diamati
5. Telur 10-4 SMA karena
tumbuh
ditengah
(tidak dapat
diambil)

10-3 MRS GAGAL


Bentuk dan
Warna
Kel. Sampel Pengenceran Media Koloni, Gambar
Warna
Media

10-4 MRS GAGAL

Gram positif
10-3 SMA
Bacillus sp

Gram positif
10-4 SMA
Bacillus sp

10. Tempe

Gram positif
10-3 MRS
Bacillus sp

Gram positif
10-4 MRS
Bacillus sp

Gram negatif
-3
10 SMA Pseudomona
s flourescens

11. Yogurt
Gram negatif
10-4 SMA Pseudomona
s flourescens

10-3 MRS GAGAL -


10-4 MRS GAGAL -
12. Susu 10-3 SMA GAGAL -
Bentuk dan
Warna
Kel. Sampel Pengenceran Media Koloni, Gambar
Warna
Media

Bentuk
10-4 SMA kokus, gram
skim negatif

10-3 MRS GAGAL -


-4
10 MRS GAGAL -
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019)

Anda mungkin juga menyukai