1, FEBRUARI 2016
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian terhadap efek senyawa skopoletin dari buah mengkudu (Morinda
citrifolia,L.) terhadap respon fisiologi makrofag dan persentase jumlah sel leukosit mencit putih
jantan. Senyawa skopoletin diisolasi dari buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) dengan metode
maserasi dan dilanjutkan dengan fraksinasi sehingga diperoleh senyawa murni. Pengujian terhadap
funsi fisiologi makrofag dilakukan secara in vivo dengan melihat aktifitas dan kapasitas
fagositosis makrofag peritoneal mencit putih jantan (Mus musculus) yang diinduksi dengan
Staphylococcus aureus. Senyawa skopoletin diberikan peroral selama 7 hari dengan dosis 1, 5 dan 10
mg/ kg bb. Pada hari ke 8 semua hewan diambil darah pada bagian ekor dan ditentukan persentase
jumlah sel leukosit. Selanjutnya semua hewan disuntik secara intraperitonial dengan suspensi
bakteri Staphylococcus aureus dan setelah satu jam di tentukan aktifitas dan kapasitas fagositosis sel
makrofag. Hasil uji menunjukkan skopoletin dengan dosis 1 mg, 5 mg, and 10 mg/ kg bb dapat
meningkatkan persentase sel neutrofil segmen (P<0,05). dan meningkatkan aktifitas dan kapasitas
fagositosis makrofag secara bermakna (P<0,01).
ABSTRACT
Research on the effects of scopoletin compound from noni fruit (Morinda citrifolia, Linn.) to
the physiological response of macrophages and the percentage of male white mice leukocyte cells has
been done. Scopoletin compound was isolated from Noni (Morinda citrifolia Linn.) with maceration
method, followed by fractionation to obtain pure compounds. Tests on the physiological function was
performed in vivo to measure the macrophages activity and phagocytic capacity of peritoneal
macrophages in male albino mice (Mus musculus) induced by Staphylococcus aureus. Scopoletin
compound given orally for 7 days with a dose of 1, 5 and 10 mg/kg. On 8th day, blood of all animals
were taken trough the tail and the percentage of the number of leukocytes was determined.
Furthermore, all animals were injected intraperitoneally with a suspension of Staphylococcus aureus
and after an hour in the specified activity and phagocytic capacity of macrophages were measured.
The test results showed that scopoletin with a dose of 1 mg, 5 mg, and 10 mg/kg could increase the
macrophage activity (P<0.05) and phagocytic capacity (P <0.01) significantly.
ISSN : 2087-5045 25
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Sel ini memiliki dua fungsi utama yaitu sehingga produksi IgE juga dapat ditekan
menghancurkan antigen dan bersama dengan (Kearley, 2005).
major histocompatibility complex (MHC) Buah mengkudu (Morinda citrifolia
kelas II menyajikannya kepada limfosit T, ini Linn.) dilaporkan dapat menginduksi aktivasi
dikenal dengan Antigen Presenting Cell. dari makrofag. Mengkudu dapat menekan
Ini merupakan tahap awal terjadinya pertumbuhan tumor dengan meningkatkan
respon imun selular dan humoral (Kindt, aktifitas sitem imun inang dan mengurangi
2007 ;Kresno, 199; Subowo, 1993). Makrofag aktifitas imunosupresif. Mekanisme
juga memproduksi iterleukin 1 (IL-1) yang diindikasikan oleh terstimulasikannya faktor
mampu merangsang pertumbuhan sel T sistem imun, antara lain TNF , IL- IL-10,
yang kemudian memproduksi IL-2 yang IL-12 p70 dan INF- Hutomo, Sutarno,
diperlukan untuk proliferasi sel T selanjutnya. Winarno & Kusmardi, 2005).
Selain itu sel T juga memproduksi berbagai Mengkudu merupakan tanaman asli
limfokin yang dapat merangsang sel B, sel Asia Tenggara (Indonesia) dan dapat
stitotoksik (Tc) dan makrofag. Interferon ditemukan di daerah tropis (Djauhariya,
gamma (IFN- merupakan sitokin paling 2003; Nelson, 2006; Waha, 2000). Taaman
berpengaruh mengaktivasi makrofag. ini merupakan sumber obat yang berpotensi
Aktifitas makrofag juga dapat diperkuat oleh dan dipandang sebagai Hawai Magical Plant
mediator repon inflamasi dan komponen karena dipercaya mampu mengobati berbagai
dinding sel bakteri (Kresno, 1991; Kindt, macam penyakit. Permintaan terhadap jus
2007). buahnya tinggi sebagai obat alternatif
Makrofag teraktifkan akan (Handerson & Handcok, 1989; Jayaraman,
memproduksi sejumlah factor penting Manoharan & Illanchezian, 2008; Wang et
untuk respon imun yang masing-masingnya al., 2002). Tanaman ini dilaporkan
mempunyai efek berbeda. Seperti IL-1 mempunyai nilai nutrisi tinggi dan
mengaktifkan limfosit T; IL-1, IL-6 dan beramanfaat bagi kesehatan seperti untuk
tumor necrosis factor alpha (TNF- ) sebagai kanker, infeksi, analgetik, hipertensi, asma,
pemicu demam; TNF- yang menyokong diabetes, antiinflamasi, dan memperkuat
penghancuran tumor oleh makrofag; dan lain imunitas (Djauhariya, 2003; Muralidharan &
lain (Kindt, 2007). srikanth, 2009; Jayaraman et al., 2008; Yu et
Penyakit Alergi terjadi segera setelah al., 2008; Wang et al., 2002).
tubuh terpapar oleh antigen. Masuknya Komponen utama mengkudu adalah
antigen kedalam tubuh menimbulkan respon skopoletin, alkaloid, antrakuinon (seperti
imun dengan dibentuknya IgE dan nordamnakamtol, rubiadin, morindon),
selanjutnya terikat pada permukaan sel mast karoten, vitamin C, asam linoleat, alizarin,
dan sel basofil (Robinson, 2004, Bellavite, asam oktanoat, vitamin A, asam caprylat,
2006). Peranan makrofag dan sel TCD4 pada asam ursolat, dan rutin (Djauhariya, 2003;
reaksi alergi ini sangat pentin. Sel makrofag Mularidharan & Srikanth, 2009; Wang et al.,
berperan dalam proses pengenalan sedangkan 2002). Skopoletin penting dalam khasiat
sel T CD4 akan berdiferensiasi menjadi sel mengkudu untuk kesehatan dan telah
Th1 untuk pengaturan imunitas seluler dan diketahui dapat menurunkan tekanan darah,
sel Th2 pengaturan pembentukan imunitas dapat membunuh beberapa jenis bakteri,
humoral berupa antibodi, salah satunya antiradang, antialergi (Ding et al., 2009;
IgE. Proses pemaparan antigen dimualai Djauhariya, 2003; Kim et al., 2004; Moon et
dengan ditangkapnya antigen tersebut oleh sel al., 2007; Waha, 2000; Wang et al., 2002).
makrofag. Sel makrofag melalui melekul Senyawa ini disarankan sebagai marker untuk
MHC II, mengenalkan ke limposit T, standarisasi produk dan uji farmakokinetika
khususnya Sel Th2. Sel limposit mengkudu (Issell, Franke & Fielding, 2008;
Th2 menghasilkan IL4, IL5, IL9, IL S., 2007).
10 dan IL13. IL4 mempunyai efek langsung Skopoletin merupakan senyawa
pada sel B yang selanjutnya menghasilkan golongan kumarin sederhana. Senywa
IgE dan IL 5, IL9 dan IL13 secara tidak golongan kumarin memiliki efek
langsung juga mengatur produksi farmakologis yang luas dan dilaporkan
IgE(Karlsson MR2004, Maizels RM2005). memiliki aktifitas imunomodulator yang
Sedangkan IL10 dapat menekan produksi IL mungkin menyokong efek antitumor
ISSN : 2087-5045 26
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
ISSN : 2087-5045 27
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Uji Aktivitas dan Kemampuan Makrofag Preparat dilihat di bawah mikroskop cahaya
Penyiapan Hewan Percobaan dengan perbesaran 1000 kali. Aktivitas dan
Hewan percobaan yang digunakan kapasitas fagositosis sel makrofag dihitung.
adalah mencit putih jantan sebanyak 100 Aktivitas fagositosis ditetapkan berdasarkan
ekor yang berumur 2-3 bulan dengan berat persentase fagosit yang melakukan
badan 20 - 30 gram dan belum pernah fagositosis dari 100 fagosit. Kapasitas
mengalami perlakuan terhadap obat. Sebelum fagositosis ditetapkan berdasarkan jumlah SA
digunakan sebagai hewan percobaan, semua yang diiagosit oleh 50 fagosit aktif (Kusmardi,
mencit diadaptasi terlebih dahulu selama 2006).
kurang lebih satu minggu untuk penyesuaian
lingkungan, mengontrol kesehatan dan berat
badan serta menyeragamkan makanan. HASIL DAN PEMBAHASAN
ISSN : 2087-5045 28
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
keadaan vakum tekanan uap pelarut akan Rfskopoletin= 0,59 ( heksan: etil asetat 3:7)
turun dan pelarut akan mendidih di bawah Keterangan:
titik didihnya, sehingga dapat mengurangi A= ekstrak dikolorometan
resiko kerusakan senyawa dalam sampel. B= skopoletin dari buah mengkudu
Dari hasil pemonitoran penyebaran C= skopoletin pembanding
noda dengan Kromatorafi Lapis Tipis
(KLT), ekstrak memperlihatkan pemisahan Kemudian serbuk tersebut diuji
noda yang baik dengan menggunakan eluen n- spektrum UV-nya, ternyata bentuk
heksan: etil asetat (1:4) dan menunjukkan dua spektrumnya belum persis sama dengan
noda pada lampu UV365 yaitu klorofil (Rf pembanding dan diduga terdapat sedikit
0,85) dan skopoletin (Rf 0,75). Oleh sebab pengotor.
itu pemisahan dilanjutkan dengan Kemudian pemurnian dilanjutkan dengan
kromatografi kolom menggunakan metoda kromatografi kolom dengan fasa diam
isokratik dengan eluen yang tetap yaitu n- sephadex yaitu pemisahan berdasarkan berat
heksan: etil asetat (1:4) molekul. Sampel dilarutkan dalam etanol
Kromatografi kolom ekstrak dan dibantu dengan ultrasonik, kemudian
dikolorometan (10,4 g) dilakukan dengan dilewatkan ke dalam kolom dan dielusi
silika gel 60 (230-400 mesh) sebanyak 200 g dengan etanol.
(20 kali jumlah ekstrak). Suspensi silika gel Sampel yang keluar ditampung ke dalam vial
dibuat dengan pelarut n-heksan: etil asetat dan dimonitor dengan KLT dan penampak
(1:4), kemudian dimasukkan ke dalam kolom noda lampu UV365.
yang bagian bawahnya telah disumbat terlebih Senyawa yang didapat kemudian
dahulu dengan kapas. Sampel dibuat menjadi dikarakterisasi dengan spektrum UV, spectrum
serbuk preabsorbsi dengan menambahkan IR dan titik leleh. Senyawa yang didapat
silika dua kali berat sampel ke dalam larutan memiliki Rf yang sama dengan senyawa
sampel, kemudian pelarut diuapkan in vacuo, pembanding, yaitu 0,775 (gambar 6) dengan
sehingga diperoleh campuran silika gel dan eluen n-heksan:etil asetat (1:4) dan meleleh
sampel berupa serbuk kering. Sampel o
pada suhu 203-204 C. Hasil Pemeriksaan
ditaburkan merata di atas silika gel dan dielusi.
spektrum UV terhadap senyawa yang didapat
Ekstrak yang keluar ditampung dalam vial dan dengan pembanding memilki bentuk spektrum
dimonitor dengan KLT dan penampak noda yang sama dan memberikan serapan
lampu UV365. Vial yang memiliki satu noda maksimum pada panjang gelombang 344,00
yang sama yaitu fluoresensi ungu kuat pada nm; 295,40 nm; 252,00 nm; 228,20 nm
UV365 digabung dan diuapkan pelarutnya in (gambar 4.2).
vacuo. ) (Gambar 4.1).
ISSN : 2087-5045 29
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
No Panjang gelombang ( ) puncak serapan pada bilangan 1605 cm-1, 1569 cm-1,
1 344,0 nm
2 295,5 nm 1514 cm-1 menunjukkan adanya regangan
3 252,0 nm -1 -1
C=C yaitu pada kisaran 1600 cm -1450 cm .
4 228,2 nm
Serapan pada bilangan gelombang 1447 cm-
1 -1
Pemeriksaan spektrum IR bertujuan ,1408 cm merupakan daerah pita serapan
untuk mengetahui gugus fungsi suatu senyawa C-H pada range 1465 cm-1-1350 cm-1.
organik. Pemeriksaan terhadap spektrum IR
memperlihatkan skopoletin yang diisolasai dari Serapan pada bilangan gelombang 1220 cm-1,
buah mengkudu memiliki spektrum (gambar -1 -1 -1 -1
1197 cm , 1168 cm ,1144 cm , 1112 cm
4.3) yang mirip dengan skopoletin
pembanding dengan memiliki serapan yang dan 1023 cm-1 menunjukkan adanya gugus
28 3 901 1 859
3747 2040 456
26
2 411
2539
24 2615
2842 488
22 719
985 7 46
2951
20
3 022
2988
18 3056 836 660
3 009 1 47 4
633
16
%T 1464
111 2 9 29
14
864
12 1 447
10 853
152 6 813
151 4
8
1 22 0 5 94
102 3
6 1 197
116 8
1 56 9 1144
4 126 6
1394 1281
1707
2
3327 1 605 140 8
0.0
4 00 0.0 3600 3200 2800 2400 2 000 1 80 0 160 0 1400 1200 1 000 8 00 6 00 450.0
cm -1
Gambar 4.3. Spektrum IR skopoletin dari buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.)
ISSN : 2087-5045 30
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
ISSN : 2087-5045 31
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
ISSN : 2087-5045 32
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Tabel IV.3. Jumlah sel leukosit dari darah mencit putih jantan
Neutrofil neutrofil
Dosis Mencit batang segmen Eosinofil Monosit Limfosit
Na CMC 1 30,16 9,52 9,52 19,05 36,51
2 21,33 12 8 18,67 40
3 20,83 8,33 12,5 16,67 41,67
4 36,74 18,37 8,16 16,33 20,41
5 28,4 16,05 6,17 14,81 34,57
27,49 ± 12,85 ± 8,87 ± 17,11 ± 34,63 ±
Rata-rata ± SD 6,63 4,27 2,35 1,75 8,43
1mg/KgBB 1 37,29 6,78 8,47 18,64 28,81
2 27,94 8,82 4,41 17,65 41,18
3 40,68 22,03 1,7 16,95 18,64
4 35,59 13,56 5,08 20,34 25,42
5 33,85 15,38 4,62 13,85 32,31
35,07 ± 13,31 ± 4,86± 17,49 ± 29,27 ±
Rata-rata ± SD 4,72 5,98 2,41 2,40 8,35
5mg/KgBB 1 30 7,5 10 25 27,5
2 12,82 6,41 6,41 20,51 53,85
3 21,31 8,2 4,92 14,75 50,82
4 20,9 5,97 4,48 22,39 46,27
5 30,61 6,12 2,04 18,37 42,86
23,13 ± 6,84 ± 5,57 ± 20,20 ± 44,26 ±
Rata-rata ± SD 7,38 0,97 2,93 3,90 10,27
10mg/KgBB 1 20,2 5,8 1,45 13,04 59,42
2 23,08 3,85 1,92 25 46,15
3 28,85 11,54 9,62 23,08 26,92
4 24,39 17,07 2,44 21,95 34,15
5 35,29 5,88 5,88 21,57 31,37
26,36 ± 8,83 ± 4,26 ± 20,93 ± 39,60 ±
Rata-rata ± SD 5,88 5,43 3,46 4,61 13,17
Jumlah sel limfosit secara umum karbon dalam darah dengan nilai absorban.
meningkat dibanding kontrol (table 4.3), ini Dari kurva baku tersebut diperoleh
sesuai dengan penelitian lain (Maria, 2006) persamaan regresi serapan dan konsentrasi
yang menyatakan skopoletin meningkatkan karbon yaitu y=0,006x -0,022 dengan r=
proliferasi sel T. Namun peningkatan ini tidak 0,997. Hasil tersebut menunjukkan adanya
bermakna secara statistik (tabel 4.3). Pada uji hubungan linier antara konsentrasi karbon
ANOVA satu arah dan dilanjutkan uji dalam darah mencit putih jantan dengan
berjarak Duncan juga tidak terdapat perbedaan nilai absorban. Semakin tinggi konsentrasi
nyata selain antara dosis 1 mg/kgBB dengan karbon dalam darah maka akan semakin tinggi
dosis 5 mg/kgBB. Diduga limfosit yang aktif pula nilai absorban yang diperoleh dan begitu
melepaskan sitokin Macrophage Activating juga sebaliknya.
Factor (MAF) sehingga makrofag menjadi
aktif. Dengan demikian aktifitas dan kapasitas
fagositosis pun meningkat. Nilai absorban KESIMPULAN DAN SARAN
diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 650 nm, setelah Kesimpulan
sebelumnya dibuat kurva kalibrasi untuk Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
melihat hubungan linear antara konsentrasi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
ISSN : 2087-5045 33
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
ISSN : 2087-5045 34
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
ISSN : 2087-5045 35