Anda di halaman 1dari 2

Rencana Kerja

Konsultan Epidemilogi Malaria untuk Kawasan Bukit Menoreh

Tujuan konsultasi: Merancang pembentukkan Komando Percepatan Eliminasi (Kopel)


Malaria Kawasan Bukit Menoreh.

Keterangan:
 Alasan pembentukan Kopel Malaria Kawasan Bukit Menoreh (untuk selanjutnya
disebut Kopel): rapat-rapat koordinasi antar kabupaten dan diskusi-diskusi dengan
PemDa-PemDa yang bersangkutan tentang eliminasi malaria yang belum tercapai di
Provinsi Jawa Tengah dan DIY mengusulkan pembentukan suatu unit kerja yang
diberi wewenang untuk memberi komando langsung (wewenang lini) kepada
petugas PemDa dan anggota masyarakat yang terkait dengan UKP dan UKM malaria
yang bertugas/berada di kawasan tersebut dan di dusun-dusun penyangganya .
 Secara struktural Kopel akan berada di bawah Kepala Subdit Malaria, Dit. P2PTVZ,
Kementerian Kesehatan, melalui Kepala BBTKL Yogyakarta.
 Kopel bertugas mengelola langsung UKP dan UKM malaria di Kawasan Bukit
Menoreh dan zona penyangganya untuk mencapai tahap eliminasi malaria. Masa
tugas kopel sampai dengan akhir tahun ketiga tahap eliminasi malaria. Selama tahun
terakhir Kopel berangsur mengembalikan wewenang lini UKP dan UKM malaria
kepada Pemda dan masyarakat yang bersangkutan.

Hasil konsultasi: naskah rekomendasi yang memuat rancangan fungsi & bentuk Kopel,
pembentukannya dan manajemennya.

1. Fungsi & Bentuk: Apa yang akan dikerjakan (surveilans-respons host, agent dan
lingkungan), bagaimana mengerjakannya, letak geografis kantor Kopel, prasarana
dan sarana yang dibutuhkan, SDM dan sumber daya yang dibutuhkan.
2. Pembentukan: Mendapatkan landasan hukum, memastikan komitmen operasional
(sumberdaya dan bimbingan teknis dari pemerintahan pusat, provinsi dan
kabupaten) dan membangun sistem surveilans-respons serta jejaring telekomunikasi
elektronik.
3. Manajemen: Mengolah informasi (hasil surveilans, hasil penelitian dan data sistem-
sistem terkait), membuat keputusan yang berkaitan dengan UKP dan UKM malaria,
mengkomunikasikan keputusan, melaksanakan keputusan, mensupervisi serta
membina SDM, dan menatalaksana sumberdaya Kopel.

Pelaksanaan Konsultasi:
 Minggu I: Mematangkan konsep Kopel dengan Kepala & Staf BBTKL Yogyakarta;
mensosialisasikan konsep Kopel kepada, dan mendapatkan umpan-balik dari, Kepala
& Staf DinKes Provinsi Jawa Tengah, DIY, Kab. Purworejo, Kab. Magelang dan Kab.
Kulon Progo.
 Minggu II & III mengumpulkan data/informasi yang diperlukan untuk merumuskan
rekomendasi rancangan fungsi & bentuk Kopel, pembentukkannya dan
manajemennya. Data/informasi dikumpulkan melalui pengamatan langsung di
kawasan Bukit Menoreh dan dusun-dusun penyangga, wawancara dengan Kepala
dan Staf Puskesmas, perangkat pemerintahan kecamatan/desa/dusun dan anggota
masyarakat yang bersangkutan dan telaah dokumen-dokumen yang terkait dengan
UKP dan UKM malaria di Bukit Menoreh dan sekitarnya.
 Minggu IV: Mengolah data/informasi yang telah dikumpulkan dan merumuskan
rekomendasi; mempresentasikan rekomendasi kepada Kepala SubDit Malaria dan
Kepala serta Staf BBTKL Yogyakarta; dan, melengkapi naskah rekomendasi.
Dalam pelaksanaan tugasnya konsultan didampingi oleh dua asisten, staf dari BBTKL
Yogyakarta dan staf DinKes Kabupaten.

Anggaran konsultasi:

Butir Pengeluaran Penghitungan Biaya Besar Biaya


(Rp)
Consultation fee
 Konsultan - -
 Asisten ... orang x 30 hari x Rp ... ...
 Pendamping
Transportation cost 30 hari x Rp ... ...
(mobil, pengemudi & bbm)
Penginapan ... orang x 15 hari x Rp ... ...
Meeting cost
 Kabupaten 3 Kab x 2 pertemuan x ... orang ...
x Rp ...
 BBTKL Yogyakarta ... pertemuan x ... orang x Rp ... ...
Total ...

Catatan: kecuali untuk honorarium konsultan, supaya konsultasi berjalan lancar, sebaiknya
uang dicairkan pada awal setiap minggu.

Anda mungkin juga menyukai