Standar Kompetensi:
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan
pemahaman dasar tentang pengertian uang, perbedaan konsep uang dalam perspektif ekonomi
konvensional dan ekonomi Islam, serta sistem keuangan syariah.
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed 3, Cet 3, (Jakarta: Balai Pustaka),
hal. 1232
2
Mujamma’ al-Lughah al-Arabia, 2004, Al-Mu’jam Al-Wasîth, Cet 4, (Kairo: Maktabah Shorouk ad-Dauliyah), Hal.
944
Meskipun ada beragam cara untuk menyimpan nilai/ kekayaan seperti tanah, perhiasan,
maupun benda berharga lain, namun uang dianggap salah satu cara efektif untuk
menyimpan kekayaan karena mudah disimpan dan dijaga. Hal ini karena dengan
menabung dalam bentuk uang, seseorang tidak perlu direpotkan dengan masalah ruang
penyimpanan yang besar dan resiko kerusakan karena bertumpuknya barang.
- Satuan hitung (unit of account)
Setiap benda memiliki nilai berbeda berdasarkan asal dan kesulitan yang dilalui dalam
mendapatkannya, sehingga akan sangat sulit jika tidak ada alat yang dapat dijadikan
acuan untuk mengukur nilai dari benda tersebut. Bahkan dalam sistem barterpun,
pertukaran akan menjadi tidak adil apabila nilai dari benda yang dipertukarkan dinilai
sama padahal proses perolehannya berbeda. Dalam situasi ini, uang dapat membantu
menghitung nilai dari masing-masing benda tersebut.
- Ukuran pembayaran yang tertunda (standard for deffered payment)
Sederhananya, fungsi uang terkait transaksi pinjam-meminjam. Dalam hal ini,
menghitung nilai (menggunakan uang) merupakan cara paling efisien dalam melakukan
transaksi pinjam-meminjam karena dengan mengetahui jumlah nilai yang dipinjam akan
memudahkan masing-masing pihak dalam hal pembayarannya.
Pada awal penggunaannya—periode prabarter—uang yang berlaku di masyarakat adalah
uang barang (commodity money)3, yaitu alat tukar berbentuk barang baik berupa barang
langka, tahan lama, dan bernilai tinggi seperti emas, perak, dan logam mulia lain yang
penggunaannya tidak jauh berbeda dengan sistem barter, di mana uang barang memiliki fungsi
dapat ditukarkan dengan kebutuhan yang ingin diperoleh pada saat itu. Akan tetapi seiring
waktu, uang barang sudah mulai ditinggalkan karena pertimbangan efektifitas dan efisiensi,
sehingga pada era modern seperti sekarang, berdasarkan bentuk fisiknya, uang dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1. Uang kartal
Uang kartal adalah uang yang berupa logam atau kertas (sebagaimana yang dipakai
untuk jual beli sehari-hari),4 mencakup uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan
oleh bank yang sah di suatu negara (real money).
Pada awalnya, uang kartal adalah uang tanda (token money) yang diterbitkan oleh suatu
pihak terkait cadangan emas yang mereka miliki. Namun saat ini penerbitan uang kertas
(fiat money) tidak lagi dikaitkan dengan cadangan emas dan hanya bank sentral yang
memiliki otoritas penciptaan uang kartal.
2. Uang giral
Uang giral adalah alat pembayar (penukar) dalam bentuk surat berharga.5 Uang giral
dapat pula didefinisikan sebagai warkat dengan nilai nominal tertentu yang berfungsi
3
Musthafa Edwin Nasution dkk, 2007, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Ed 1, Cet 2, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group), hal. 240
4
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed 3, Cet 3, (Jakarta: Balai Pustaka),
hal. 1232
5
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed 3, Cet 3, (Jakarta: Balai Pustaka),
hal. 1232
sebagai uang, seringkali diistilahkan sebagai uang kertas seperti uang kertas
pemerintah, uang kertas bank, dan cek.6
Penerbitan uang giral selalu terkait dengan cadangan dana yang tersimpan (deposit
money), di mana dana harus siap dicairkan pada saat uang giral disetorkan.
Walaupun semua sistem memiliki persamaan persepsi mengenai definisi dan fungsi umum
dari uang, namun ada perbedaan mendasar antara sistem ekonomi konvensional (kapitalis
maupun sosial) dan sistem ekonomi Islam dalam memandang uang.
Menurut teori ekonomi konvensional, selain fungsi pokok uang yang dipahami secara
umum, uang juga memiliki fungsi khusus, yaitu sebagai komoditas, benda yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mendatangkan keuntungan; dengan cara diperjualbelikan secara
tangguh atau disewakan.
Fungsi khusus ini tidak dapat diterima oleh konsep ekonomi islam karena fungsi uang tak
lebih dari perannya sebagai alat tukar dan satuan hitung, uang adalah benda yang digunakan
untuk menentukan nilai dan menjadi penukar nilai, tapi uang tidak boleh difungsikan sebagai
komoditas karena uang tidak dapat meningkatkan nilainya dengan sendirinya, akan tetapi
usaha manusialah yang dapat menambah nilai dari uang melalui keuntungan atau mengurangi
nilainya melalui kerugian yang diperoleh dari usaha tersebut.
Maksud dari konsep Islam terkait fungsi uang dan penolakannya terhadap peran uang
sebagai sebuah komoditas akan dipaparkan pada bahasan selanjutnya terkait ketidakselarasan
antara konsep time value of money dan economic value of time.
6
Ahmad Ifham Sholihih, 2010, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), Hal.867
7
Damodaran, dalam Adiwarman Karim, 2008, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, ed 3-5, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada), hal. 376
- Kecenderungan seseorang yang memiliki kecukupan uang untuk lebih menyukai
konsumsi masa sekarang daripada harus mengundurnya pada hari esok walaupun tidak
ada kekhawatiran terjadinya inflasi, sehingga ia akan meminta kompensasi atas
penundaan konsumsinya.
Dua hal di atas tidak dapat diterima dalam konsep ekonomi Islam karena uang bukanlah
komoditas yang bisa dijadikan sebagai obyek penambah nilai dan dapat dibungakan/
dikembangkan dengan sendirinya—bahkan ketika mata uang terbuat dari emas, perak, dan
barang berharga lainnya—akan tetapi uang adalah sesuai fungsinya sebagai alat tukar
(medium of exchange).
Imam Al-Ghazali mengibaratkan uang sebagai cermin, yang tidak memiliki warna tetapi
dapat menghadirkan/ mencerminkan semua warna yang dihadapkan padanya.8 Pada saat uang
diciptakan dari suatu material, maka substansi bahan pembuat uang itu menjadi hilang, tidak
ada manfaat dan tujuannya, beralih menjadi uang yang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan
penghitung nilai barang kebutuhan manusia, bukan untuk dikonsumsi dengan sendirinya dalam
bentuknya yang baru, yaitu uang.
Adapun konsep economic value of time dapat diartikan bahwa dalam memanfaatkan waktu,
setiap individu dapat menghasilkan nilai ekonomi atau imbalan yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Sebagai contoh, satu jam yang dimanfaatkan oleh seorang tukang becak
untuk bekerja hasilnya tidak akan sama dengan satu jam yang dipergunakan oleh seorang
dokter untuk bekerja. Satu jam yang dimanfaatkan oleh seorang buruh di perusahaan
manufaktur untuk membuat karya imbalannya tidak selalu sama dengan gaji yang diterima oleh
seorang kuli bangunan.
Pengertian di atas dapat dipahami bahwa setiap individu memiliki nilai yang berbeda
berdasarkan kompetensinya walaupun rentang waktu yang digunakan sama. Dalam kondisi
semacam ini, maka uang kembali pada fungsinya, yaitu sebagai satuan hitung nilai kualitas
kerja individu dan alat pembayar nilai.
8
Musthafa Edwin Nasution dkk, 2007, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Ed 1, Cet 2, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group), hal. 249
9
Ahmad Ifham Sholihih, 2010, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), Hal.863
mendatang dan dianjurkan untuk mempersiapkan/ mengantisipasi segala kemungkinan yang
akan terjadi sehingga dia dan keluarganya tidak terpuruk, termasuk dalam urusan keuangan.
Ketiga, salah satu bentuk motif spekulasi yang paling sering dilakukan setiap individu
adalah perilaku menabung dan menginvestasikan dana dengan tujuan mendapatkan
keuntungan dari bunga pasti (fixed rate). Motif spekulasi seperti ini tidak dibenarkan dalam
konsep ekonomi Islam karena tak ubahnya judi (gambling), menghadirkan kamuflase terjadinya
keuntungan tanpa usaha dan tanpa mempertimbangkan terjadinya kerugian pada pihak lain.
10
Veithzal Rivai dkk, 2007, Bank and Financial Institution management, Ed 1, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada),
hal. 18
Semua jenis lembaga yang berfungsi sebagai intermediasi keuangan masuk di
kelompok ini.
D. Soal
1. Apa definisi uang?
2. Sebutkan fungsi uang!
3. Apa yang anda ketahui tentang konsep time value of money? Kenapa konsep ini tidak dapat
diterima oleh ekonomi Islam?
4. Jelaskan maksud dari konsep economic value of time!
5. Apa yang dimaksud dengan sistem keuangan syariah? Sebutkan cakupannya!