Anda di halaman 1dari 3

Kerukunan Beragama di NTT Perlu Dijadikan

Contoh
Besar Kecil Normal

TEMPO Interaktif, Kupang - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya meminta kepada
seluruh provinsi di Indonesia untuk meniru kerukunan antarumat di daerah ini. "Kita di NTT tidak pernah
membedakan antara suku, agama dan golongan," kata Gubernur NTT Lebu Raya dihadapan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan para Menteri di Kupang, Kamis (10/2).

Pernyataan Gubernur NTT ini menyikapi kasus pembakaran gereja yang terjadi di Temanggung dan
kericuhan Ahmadiyah di Banten yang menewaskan tiga orang.

Menurut dia, kerukunan antarumat beragama di NTT bisa ditiru provinsi lain di Indonesia  guna
mengantisipasi timbulnya kekerasan atas nama agama, seperti yang terjadi di beberapa daerah.

Kerukunan antarumat beragama di NTT, katanya, merupakan hal biasa, seperti pada perayaan hari besar
keagamaan, umat dari agama berbeda saling mengunjungi bahkan Umat Kristen, misalnya, menjadi
petugas keamanan pada perayaan Idul Fitri dan Idul Adha. "Sebaliknya, pada perayaan Natal, pemuda
muslim juga datang membantu," katanya.

Situasi kerukunan antarumat beragama seperti di NTT mesti juga dirindukan di negeri ini. "Patut
disayangkan sekelompok orang yang menganggu kerukunan di antara anak bangsa," katanya.

Ia juga menyesalkan kasus pembakaran gereja dan kekerasan terhadap Jamaah Ahmadiyah seminggu
terakhir ini.

Sebelumnya, Presiden SBY meminta aparat penegak hukum menindak tegas pelaku dan otak dibalik
kerusuhan yang terjadi Temanggung dan Banten. "Aparat keamanan harus all out mengatasi kedua kasus
tersebut," katanya.

YOHANES SEO

http://www.tempo.co/read/news/2011/02/10/173312470/Kerukunan-Beragama-di-NTT-
Perlu-Dijadikan-Contoh KAMIS, 10 FEBRUARI 2011 | 11:25 WIB

Anda mungkin juga menyukai