Anda di halaman 1dari 1

a.

Kohesi

Kohesi merupakan hubungan keterkaitan antarposisi yang dinyatakan secara ekplisit


oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk
wacana (Hasan Alwi, 2003:427). Jika dalam sebuah wacana terdapat keserasian
hubungan antarunsur-unsur yang ada dalam wacana maka wacana tersebut
merupakan wacana yang kohesif.

Contoh:
Seminggu lamanya Udin dan Siti berlibur di rumah pamannya. Udin dan Siti memperoleh banyak
informasi baru mengenai tanaman jagung untuk melengkapi tugasnya membuat laporan. Informasi itu
antara lain adalah bahwa jagung merupakan salah satu tanaman yang dijadikan bahan makanan pokok di
berbagai tempat, juga di Indonesia. Contohnya, penduduk Pulau Madura menjadikan jagung sebagai
makanan pokoknya. Jagung merupakan salah satu tanaman penghasil karbohidrat yang sangat diperlukan
oleh tubuh. Selain itu, dia juga mencari gambar-gambar tentang perkembangbiakan tanaman jagung
untuk melengkapi laporannya.
Wacana di atas termasuk wacana yang tidak kohesif. Penggunaan kata ganti dia pada kalimat
tersebut tidak jelas mengacu kepada Udin atau Siti. Wacana tersebut menjadi kohesif jika kata
ganti dia diganti dengan mereka.

b. Koherensi

Koherensi adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta dan
ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahani pesan yang
dikandungnya. Koherensi merupakan keterkaitan antara bagian yang satu dengan
bagian yang lainnya sehingga wacana tersebut mempunyai kesatuan makna yang
utuh.

Contoh:
Pak Gani memilih bertanam singkong di ladangnya. Ladang Pak Gani cukup luas. Pak Gani bertanam
singkong, karena menurutnya nilai jual tanaman singkong cukup tinggi. Daun singkong dapat dijual untuk
dimasak sebagai sayur. Di samping itu, umbinya merupakan salah satu bahan makanan penghasil
karbohidrat.

Wacana di atas adalah wacana yang koheren karena terdapat kesatuan makna
kalimat-kalimat yang ada di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai