Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Bahasa
Indonesia
Aspek Kebahasaan dalam Karya
Ilmiah:
Paragraf

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
FEB, BAHASA, Semua Program 190001007 Tim Dosen PBPKW Bahasa
TEKNIK, DAN DKV Studi Indonesia

Abstrak Kompetensi
Pada pertemuan ke-10 mata Mahasiswa menguasai kaidah
kuliah PBPKW Bahasa Indonesia tentang paragraf dan wacana
dijelaskan ihwal aspek dalam bahasa Indonesia
kebahasaan dalam karya ilmiah
yang berkaitan dengan paragraf Mahasiswa mampu
memarafrasakan kutipan yang
mereka gunakan dalam
penulisan karya ilmiah
Pengertian Paragraf

Menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah tulisan
sehingga pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah
mudah. Banyak orang fasih berbicara, tetapi kurang mampu menuangkan gagasannya
secara tertulis. Kalaupun ahli-ahli bicara itu mampu menuliskan gagasannya dengan baik,
biasanya hal ini terjadi sesudah melalui latihan yang intensif, baik secara formal maupun
nonformal. Hal ini wajar karena kemampuan menulis merupakan hasil proses belajar dan
ketekunan.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat topik, kalimat-
kalimat penjelasan sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian
dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasaan.
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan pokok pembahasan (Kosasih, 2012). Fungsi utama dari paragraf adalah
menyampaikan satu ide pokok, dengan sejumlah ide pendukung, sebagai informasi yang
ingin disampaikan kepada pembaca. Menurut Zainurrahman (2011) Paragraf adalah
rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan pokok
pembahasan.Tarigan (2008) mengemukakan ciri atau karakteristik paragraf, antara lain,
sebagai berikut.
1) Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan
dengan ide pokok keseluruhan karangan;
2) paragraf umumnya dibangun oleh sejumlah kalimat;
3) paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran;
4) paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat.

Syarat Paragraf

Paragraf merupakan satu kesatuan pikiran yang dibangun dengan serangkaian


kalimat. Satu kesatuan pikiran merupakan komponen isi dan satu rangkaian kalimat
merupakan komponen bentuk dan tuntutan yang harus dipenuhi sebuah paragraf. Dalam
sebuah paragraf harus memenuhi tuntunan koherensi dalam isi (coherencein meaning) dan
kohesi dalam bentuk (cohesion in form).

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


2 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Syarat Koherensi
Koherensi ialah kesatuan isi atau kepaduan maksud, koherensi paragraf ialah
kepaduan isi paragraf. Paragraf yang tidak menunjukan adanya kepaduan isi disebut
paragraf yang tidak koheren.
Demi terpenuhinya tuntunan koherensi paragraf, ada dua hal pokok yang harus
diperhatikan. Kedua hal yang dimaksud ialah (1) kokohnya kalimat penjelas dalam
menjelaskan ide pokok dan (2) logisnya urutan peristiwa, waktu, ruang atau tempat, dan
proses.
Perhatikan paragraf di bawah ini, lalu tentukan kalimat mana yang tidak koheren!
Terhadap dunia, UNESCO mengemukakan gagasan
bahwa Borobudur harus segera diselamatkan. (1) Borobudur
bangunan raksasa yang megah lagi perkasa ini tidak mungkin
dibuat untuk kedua kalinya. (2) Candi ini merupakan pusaka
budaya, warisan yang tak ternilai harganya. (3) Letaknya
kurang lebih 15 km sebelah utara kota magelang. (4) Bernard
P. Groslier, seorang ahli riset purbakala menyatakan bahwa
dalam segala hal Borobudur merupakan monumen yang
terbesar dan terindah dibelahan dunia selatan.
Bumi bergetar disusul hamburan batu dan kerikil panas
(1). Sejak 5 april, Galunggung telah beberapa kali
memuntahkan lahar (2). Tiba-tiba terdengar suara gemuruh
seperti ledakan bom (3). Mereka tengah bersiap untuk
bersembahayang magrib (4). Lahar panas mengalir
menghantam sawah, lading, serta rumah penduduk (5).
Bencana itu datang tanpa diduga saat para petani
meninggalkan sawah serta ladangnya (6).

Syarat Kohesi
Kohesi mengandung arti hubungan yang erat, perpaduan yang kokoh dan kohesif
berarti padu. Jadi, paragraf yang baik dituntut untuk mempunyai hubungan antarkalimat
yang erat, perpaduan antarkalimat yang kokoh diantara: a) konjungsi b) pronomina, c)
repetisi, d) sinonim, e) hiponim, f) paralelisme, (g) elipsasi.
a. Penggunaan Konjungsi
Ungkapan pengait antarkalimat dapat digunakan konjungsi (ungkapan penghubung).

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


3 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Ungkapan penghubung yang dapat digunakan (a) hubungan tambahan, antara lain,
lebih lagi, selanjutnya, di samping itu, berikutnya, lagi pula, (b) hubungan pertentangan,
antara lain, akan tetapi, namun, walaupun demikian, sebaliknya, (c) hubungan
perbandingan, antara lain, sama dengan itu, sehubungan dengan itu, (d) hubungan
akibat, antara lain, oleh sebab itu, jadi, maka dari itu, (e) hubungan tujuan, antara lain,
untuk itu, untuk maksud itu, (f) hubungan waktu, antara lain, beberapa saat kemudian,
sementara itu, (g) hubungan tempat, antara lain, berdekatan dengan itu.
b. Penggunaan Pronomina
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, dapat digunakan
pronomina (kata ganti orang). Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari
penyebutan nama orang berkali-kali. kata ganti yang dimaksud adalah saya, aku,kita,
kami, engkau, kamu, dia, ia, beliau, mereka, dan nya.
c. Penggunaan Repetisi
Dalam upaya merangkai kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dapat digunakan
repetisi, yaitu mengulang kata tertentu yang dianggap penting. Contohnya:
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang tinggal diberbagai daerah
dengan keanekaragaman budaya dan bahasanya. Keanekaragaman demikian mungkin
menguntungkan karena dapat memperkaya kebudayaan nasional. Moto Bhineka
Tunggal Ika mencerminkan tekad bangsa kita untuk menarik keuntungan dari
keanekaragaman itu.
d. Penggunaan Sinonim
Cara lain yang kadang-kadang juga digunakan untuk meraangkaikan kalimat dalam
paragraf adalah sinonim atau kemaknaan. Kesemaknaan tidak terbatas pada kata dan
kata, namun mungkin juga kesemaknaan kata dan kelompok kata, misalnya, Bandung
bersemakna dengan “kota yang dijuluki Paris van Java”, Bung Karno bersemakna
dengan “tokoh proklamator”. Contohnya:
Charley Chaplin ketika sudah menua merasakan sangat sedih. Jika ia melawak, tidak
ada lagi orang yang tertawa dan filmnya yang terakhir, Monsieur Verdoux, tidak
mendapatkan sambuatan hangat. Waktu itu, pelawak tersebar di segala abad ini
menikah dengan Oona O’Neeil dan ketika anaknya yang bernama Michael ditanya
mengapa ayahnya menikah dengan wanita yang begitu muda, si anak menjawab,
“karena Oona satu-satunya orang yang masih tertawa kala Ayah melawak”.
e. Penggunaan Hiponim
Saran kohesi lain yang masih berhubugan dengan makna adalah hiponimi ialah
hubungan makna umum dan khusus, atau makna kelas dan makna subkelas.
Contohnya:
Pada saat fajar mulai menyingsing, sebagai penduduk republic ini yang berada di strata

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


4 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
sosial paling bawah sudah mengambil ancang-ancang untuk melakukan kegiatan rutin
sehari-harinya. Pak Tani dengan kerbau dan bajaknya sudah pergi mengayun langkah
menuju sawah atau ladangnya. Pra nelayan turun ke pantai untuk menarik jarring dari
lautan yang luas. Pedagang sayuran merapikan dagangannnya untuk segera diantara
ke rumah-rumah pelanggannya. Pembuat makanan, pedagang kaki lima, abang becak,
semua membenahi peralatan menyongsong mentari datang. Sementara itu, penduduk
dari strata sosial atas masih mendengkur di tempat tidur.
f. Peggunaan Paralelisme
Cara berikut untuk membangun paragraf yang kohesif adalah penggunaan bentuk yang
parallel (parallel structures) atau bentuk yang sejajar. Contohnya:
Raja tanpa cabinet dan binatang film tanpa pengagum tidak berbeda dengan ikan hidup
di luar air. Profesor tanpa mahasiswa atau pelawak tanpa penonton sama halnya
dengan pohon jeruk yang ditanam di laut. Pameran tanpa pengunjung atau pasar
pembeli sama halnya dengan tanaman hidup di atas batu. Begitulah, setiap orang
mendapat harga diri dalam hubungan dengan lingkungannya.
g. Penggunaan Elipsasi
Cara lain untuk merangkai kalimat dalam paragraf adalah elipsasi atau pelepasan. Cara
ini melesapkan bagian-bagian kalimat tertentu karena bagian itu sudah disebutkan
dalam kalimat sebelumnya. Contohnya:
Begitu subuh berlalu, Pak Tani dengan kerbau dan bajaknya sudah pergi mengayun
langkah menuju sawah atau ladangnya. Para nelayan turun ke pantai untuk menarik
sosial dari lautan yang luas. Pedagang sayuran merapikan dagangannya untuk segera
diantar ke rumah-rumah pelanggannnya. Pembuat makanan, pedagang kaki lima, abang
becak, semua membennahi peralatan menyongsong mentari sosial. Sementara itu,
penduduk dari strata sosial atas masih mendengkur di tempat tidur.

Unsur Pembangun Paragraf

1. Gagasan Utama dan Gagasan Penjelas


Sebuah paragraf terdiri atas gagasan utama dan gagasan penjelas. Gagasan utama
berperan sebagai dasar, acuan, dan patokan dalam pengembangan sebuah paragraf.
Sementara itu, gagasan penjelas berfungsi menjelaskan atau mengembangkan gagasan
utama. Penjelasan tersebut bisa berupa uraian penyebab, penjabaran, dsb.
2. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
Kalimat utama merupakan kalimat yang menjadi tempat dirumuskannya gagasan utama
(Kosasih, 2012). Kalimat utama bisa terletak di awal (deduktif), akhir (induktif), atau

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


5 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
diawal dan diakhir paragraf (campuran). Sementara itu, kalimat penjelas merupakan
tempat dirumuskannya gagasan penjelas.
Selain unsur di atas, unsur pembangun paragraf menurut Tarigan (2008) adalah
sebagai berikut.
1. transisi (berupa kata, kelompok kata, atau kalimat), transisi sebagai penghubung
antarparagraf, tidak harus ada dalam setiap paragraf;
2. kalimat topik, adalah perwujudan pernyataan ide pokok paragraf dalam bentuk umum
dan abstrak;
3. kalimat pengembang, kalimat yang berisi pengembangan topik, biasa disebut kalimat
penjelas;
4. kalimat penegas, sebagai penegas dan pengulang kembali kalimat topik.
Keempat unsur penyusun paragraf tersebut, terkadang muncul secara bersamaaan,
terkadang pula hanya sebagian yang muncul dalam sebuah paragraf.

Jenis-Jenis Paragraf

1. Berdasarkan Letak Kalimat Utama


a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf.
Dalam paragraf deduktif gagasan utamanya biasanya terletak di kalimat-kalimat awal.
Chairil Anwar merupakan salah satu penyair ternama di tanah air.
Penyair kelahiran Medan ini juga merupakan bagian dari sastrawan
angkatan ’45 yang terkenal selain Asrul Sani dan Rivai Apin. Puisi-puisi
Chairil begitu dikenal dan dicintai masyarakat Indonesia. Salah satunya
adalah puisi berjudul Aku.
Diambil dari: www.dosenbahasa.com
Contoh:

b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf kalimat utamanya terletak di akhir paragraf. Dalam
paragraf deduktif gagasan utamanya biasanya terletak di kalimat-kalimat akhir.

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


6 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Belajar di masa tua memerlukan usaha yang lebih karena daya tangkap
yang dimiliki saat tua sudah berkurang. Selain itu, motivasi yang dimiliki sudah
melemahkarena terlalu banyak pikiran. Alasan itulah yang menggambarkan
bahwa belajar di waktu tua seperti melukis di atas air.
Diambil dari: www.yuksinau.id

c. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di
akhir paragraf. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Kalimat utama yang
terletak di akhir paragraf biasanya merupakan penegasan atau kesimpulan dari
sebuah paragraf.
Contoh:

Pendidikan yang paling utama untuk anak adalah pendidikan karakter.


Dengan pendidikan karakter yang baik, anak memiliki pondasi mental dan
karakter yang kuat. Orang tua dan guru bisa bekerja sama untuk membentuk
karakter anak. Ketika berhasil, ilmu dan nasihat akan lebih mudah ditransfer ke
anak. Jadi, pendidikan karakter harus diutamakan dalam pendidikan.
Diambil dari: www.yuksinau.id

d. Paragraf Deskriptif/Naratif
Paragraf deskriptif/naratif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya tersebar
pada seluruh kalimat. Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Semua kalimatnya
merupakan kalimat penjelas dengan gagasan utamanya tersirat pada kalimat-kalimat
itu (Kosasih, 2012:10).
Contoh:
Sungai Ciliwung terletak diJjakarta. Sungai ini mengalir di seluruh Jakarta.
Sayangnya, Sungai Ciliwung dipenuhi tumpukan sampah. Tumpukan sampah di sungai
dihinggapi lalat. Lalat-lalat itu selalu beterbangan ke perumahan warga dan membawa
berbagai macam penyakit. Selain itu, tumpukan sampah juga menebarkan bau yang
sangat menyengat. Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan.
Diambil dari: www.quipper.com

2. Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, paragraf dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


7 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
a. Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan berfungsi sebagai pengantar sebelum masuk ke permasalahan
atau inti tulisan yang akan dibahas. Paragraf pendahuluan biasanya berisi latar
belakang atau tujuan tulisan suatu karangan. Dalam bagian ini, penyajian masih berupa
gambaran umum dari materi yang dibahas.
Contoh:

“Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat kita menyaksikan


dunia. Internet juga dapat menyampaikan surat ke sahabat kita di pulau
seberang, bahkan hingga ke negara tetangga.” Itulah bunyi iklan layanan
masyarakat yang dapat di saksikan lewat televisi. Bayangkan, melalui internet
kita dapat mengakseskabar terkini dari seluruh penjuru dunia. Kita pun bisa
mengetahui keadaan roket yang tengah diuji di angkasa luar.
Dengan suatu blog, kita dapat menjadi penulis dnegan memposting
tulisan karya kita. Bahkan, kita pun dapat berbincang sambil menatap sahabat
pena yang berada di Australia melalui web camera. Dengan hanya duduk di
depan komputer, kita dapat menggunakan fasilitas chatting, browsing, gaming,
atau surfing
Diambil dari: www.dosenbahasa.com

b. Paragraf Penjelas/penghubung
Paragraf penjelas berisi uraian permasalahan, pembahasan, atau analisis tentang hal-
hal yang hendak dikemukakan dalam paragraf pendahuluan. Inti sebuah tulisan terletak
dalam bagian ini. hal yang dikemukakan dapat berupa fakta-fakta, contoh, perincian,
dan sebagainya.

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


8 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
c. Paragraf Penutupbegitu, jangan lupa bahwa bersahabat dnegan internet terdapat
Meskipun
aturan yang sebaiknya kita patuhi. Jika tidak mengetahui aturan bermainnya,
berteman dengan internet dapat merugikan. Tentunya kita pernah mendnegar
dari tv atau koran terdapat penculikan anak, kemudian orang tuanya diminta
memberikan sejumlah tebusan berupa uang jika ingin anaknya dikembalikan.
Ternyata setelah diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula dari kegemaran
anak terhadap internet seperti chatting. Anak tersebut tanpa sadar memberikan
identitas atau data-data pribadi miliknya kepada orang yang ia ajak chatting
padahal orang tersebut merupakan penjahat yang sedang menyamar menjadi
anak-anak. Hal tersebut sangat mungkin mengingat chatting tidak bisa melihat
teman yang diajak berbincang secara nyata alias maya.
Supaya kejadian tersebut tidak terulang, apalagi menimpa diri kita , maka
sebaiknya kita mengikuti aturan berikut.
1. Jangan memberi data pribadi ke seseorang yang tidak kita kenal;
2. Jangan pergi sendirian ketika ingin bertemu dengan teman chatting;
3. Tidak malu untuk bertanya kepada orang tua/kakak;
4. Jangan mengakses sembarang situs;
5. Jangan lupa log out atau sign out akun ketika selesai;
6. Hati-hati terhadap virus di software tertentu; dan
7. Buatlah kesepakatan dalam penggunaan internet.
Diambil dari: www.dosenbahasa.com

Paragraf penutup adalah bagian akhir dari sebuah tulisan. Di bagian ini berisi
pembahasan akhir, kesimpulan, atau ringkasan dari uraian-uraian yang telah
dikemukakan sebelumnya.
Contoh:

3. Hal-hal di atas tidak susah untuk dilakukan hanya perlu kesadaran,


kedisiplinan serta tanggung jawab diri kita sendiri. Ketika itu dilakukan internet
akan sangat berguna bagi kehidupan, khususnya diri kita.
Diambil dari: www.dosenbahasa.com

Berdasarkan Pola Pengembangan


Berdasarkan pola pengembangannya, paragraf terdiri atas paragraf narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
a. Paragraf Narasi

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


9 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
(Kosasih, 2012). Karakteristik dari sebuah narasi adalah adanya tokoh, latar atau ruang
dan waktu, dan urutan kejadian.
Contoh:

Hari ini menjadi hari yang sangat berat bagiku, aku harus bangun lebih
pagi daripada biasanya. Membantu keluarga memang tugasku, terlebih setelah
ayahku meninggal, aku harus lebih bekerja keras, entah di sekolah maupun di
rumah. Namun, demi ibuku, ini harus aku lakukan.
Diambil dari: www.eduspensa.id

b. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan suatu hal, baik
benda, peristiwa, keadaan, atau pun manusia (Kosasih, 2012). Dalam paragraf ini,
pembaca seolah-olah menyaksikan atau merasakan hal yang diceritakan.

Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki, namanya Sarminto.


Rambutnya gondrong. Tatapan matanya tajam. Dadanya bidang dan berisi.
Lengannya kukuh dengan guratan urat yang terlihat jelas. Dia memakai celana
pendek dan kaos sobek. Dipundaknya mengait tas ransel yang berukuran cukup
besar.

c. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau
informasi (Kosasih, 2012). Dalam paragraf eksposisi biasanya menggunakan contoh,
grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya untuk memperjelas masalah
yang dikemukakan.
Contoh:

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


10 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Sampah elektronik merupakan sampah yang paling kompleks dibanding
sampah-sampah lainnya. Hal itu disebabkan jenis sampah ini mengandung
berbagai komponen di dalamnya, mulai dari besi, kawat, tembaga, dan unsur-
unsur lainnya. Unsur-unsur tersebut membuat jenis sampah ini sangat sulit
terurai secara alami, seperti halnya jenis sampah plastik. Karena tidak bisa
diurai secara alami, maka sampah ini akan menjadi limbah yang akan membuat
lingkungansemakin tercemar. Adapun langkah atau cara supaya sampah ini
tidak menimbulkan pencemaran lingkungan adalah mendaur ulang sampah ini
menjadi barang berguna. Unsur-unsur yang ada di dalam sampah elektronik
bisa didaur menjadi barang yang lebih berguna, entah itu menjadi barang
elektronik yang baru ataupun menjadi sebuah kerajinan tangan yang bernilai
jual tinggi. Dengan demikian, program pendaurulangan sampah elektronik mesti
dikampanyekan dan dilakukan agar jumlah sampah elektronik bisa berkurang
sehingga pencemaran lingkungan pun tidak akan semakin bertambah parah
Diambil dari: www.dosenbahasa.com

d. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan pendapat, alasan,
contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan (Kosasih, 2012). Paragraf jenis ini
mengemukakan pendapat, alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan
meyakinkan. Pendapat, alasan, contoh, dan bukti ini digunakan untuk menguatkan
argumen yang dikemukan penulis.
Contoh:

Sebelum menjalani tes masuk perguruan tinggi, lulusan SMA sebenarnya


sudah dihadapkan pada ujian. Mereka harus memilih jurusan dan jenis sekolah
yang tepat. Mereka juga harus cermat memilih faktor-faktor yang memengaruhi
proses belajarnya nanti. Akan tetapi, ada orang tua yang sangat berambisi
untuk memajukan anak sesuai dengan kehendaknya. Alasannya untuk
mewujudkan cita-cita dan impian orang tuanya sendiri. Hal ini menyebabkan
anak menjadi terbelenggu, tidak kreatif, dan tidak mandiri. Di sisi lain, orang tua
pun akhirnya tidak mengukur kemampuan anak sesuai minat dan bakatnya.
Diambil dari: harian umum Pikiran rakyat, 13 Juni 2004

e. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk memengaruhi emosionalitas
pembaca (kosasih, 2012).

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


11 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Tidak lama lagi setiap daerah di Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi
serentak untuk memilih kepala darah masing-masing. Partisipasi kita merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya menyukseskan pemerintahan selama lima
tahun ke depan. Masih hangat di media mengenai demonstrasi penolakan pada
presiden terpilih Amerika Serikat yang ke-45, Donald Trumph. Terlepas dari
kesepakatan ideologi yang diusung oleh perwakilan Partai Republik ini dan lawan
politiknya dari Partai Demokrat yang diwailiki oleh Hillary Clinton, faktanya separuh
penduduk negeri adidaya ini tidak menggunakan hak pilihnya dan merasa dirugikan
hasil pemilihan umum tidak sesuai dengan harapan mereka. Oleh sebab itu,
gunakanlah hak pilih kita dan ajaklah orang-orang terdekat kita untuk pergi ke TPS
dan memilih calon pemerintah daerah yang sesuai dengan harapan pada nasib Anda
selama lima tahun ke depan.
Diambil dari: www.dosenbahasa.com

Daftar Pustaka

Keraf, G. (1980). Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusantara


Dosen Bahasa. (2016). 12 Belas Jenis Paragraf Besera Contohnya. Diakses dari:
https://www.dosenbahasa.com. Pada: Agustus 2020.
Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Widya
Tarigan, HG. (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Yuksinau. (Juni 2020). Pengertian dan contoh Singkat Paragraf. Diakses dari:
Https://www.yuksinau.com . pada: Agustus 2020
Zainurrahman. 2011. Menulis dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabet

‘20 Mata Kuliah Bahasa Indonesia


12 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai