Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Matakuliah : Bahasa Indonesia Waktu : 100 Menit


Program Studi : Sistem Informasi (SI) Bentuk : Tulis (ebelajar)

Kelas : Reguler Catatan :


Semester : III/V
Dosen : Sumirah Butet, M.Pd.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat.

1. Jelaskan isi Sumpah Pemuda berkaitan dengan bahasa persatuan!

2. Mengapa bahasa Melayu yang selanjutnya ditetapkan sebagai bahasa persatuan?


Mengapa bukan bahasa Jawa?

3. Jelaskan perbedaan poin-poin pada EYD dengan PUEBI! Mengapa ejaan


sering mengalami perubahan?

4. Cermati penggalan teks berikut, kemudian perbaiki tanda baca, penggunaan huruf
kapital, penggunaan kata depan, tanda hubung, dan unsur serapannya.

substansi kegiatan tahap penulisan adalah pengembangan gagasan ke dalam paragraph. jika
kebetulan kerangka karangan yang disiapkan termasuk kerangka karangan formal, yang berarti
gagasan itu telah sampai rincian detail maka setiap nomor rincian dalam kerangka itu adalah
satu gagasan pokok. mulailah menulis dari gagasan pokok pertama sesuai urutan dalam
kerangka karangan. nyatakanlah gagasan pokok itu dalam kalimat utama. Tentukan penempatan
kalimat utamanya: diawal, diakhir, atau diawal dan diakhir. Dukunglah kalimat utama itu dengan
kalimatkalimat penjelas!

5. Berikut terdapat kutipan langsung dari buku.

Setelah semua permasalahan dibahas satu persatu dalam bagian pembahasan, makalah diakhiri
dengan penyimpulan. Bagian penyimpulan berisi jawaban atau simpulan atas masalah yang
diajukan. Simpulan hendaknya sesuai dengan proposisi-proposisi yang telah ditemukan pada
bagian pembahasan. Pada bagian pembahasan sesungguhnya telah ada simpulan-simpulan
kecil. Itulah yang dimaksud proposisi dalam hal ini. Atas dasar preposisi tersebut, dirumuskan
simpulannya. Akan tetapi harus diingat, bahwa simpulan bukan mengulang lagi yang sudah
Page 1 of 7
dikemukakan pada bagian sebelumnya. Jika pengulangan itu terjadi, namanya resume atau
rangkuman. Simpulan berbeda dengan rangkuman. (Penulis: tim, tahun terbit:2014,
halaman:85).

Ubah kutipan tersebut menjadi:

(a) kutipan tidak langsung pendek (identitas di akhir)

(b) kutipan tidak langsung panjang (identitas di depan)

6. Tulis daftar pustaka yang tepat dari sumber rujukan berikut.

(a) Identitas buku :

Judul Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas


Pengarang Kris Budiman
Tahun terbit 2011
Kota terbit Yogyakarta
Penerbit Jalasutra

(b) Identitas jurnal (online):

Judul Analysis of New Media Communication Based on Lasswell’s “5W” Model.


Pengarang Peng Wenxiu
Tahun 2015
terbit
Alamat https://pdfs.semanticscholar.org/5599/cdcd90063fa9c6fd08bc2b27db2fee2278
website 20.pdf?_ga=2.47334820.286718953.1602318293-1304027069.1602318293

(c) Identitas skripsi (tidak diterbitkan):

Judul Intertekstualitas Novel Don Quixote Karya Cervantes Terjemahan Abdul


Moeis pada Kumpulan Puisi Don Quixote Karya Goenawan Mohamad :
Kajian Interteks Michael Riffaterre

Pengarang Sumirah Butet

Tahun 2014

Kota terbit -

Kampus Universitas Negeri Surabaya


Nama : Bramastha Attila noval
NRP : 191-131-011

Jawaban :
1 . sebetulnya secara teknis (pada saat itu) adalah bahasa Melayu modern. Namun dalam diskusi
kongres, penamaan dengan “bahasa Melayu” dianggap kurang sejalan dengan visi pemersatuan
nasional, oleh karena itulah digunakan nama “bahasa Indonesia”, kendati yang sebetulnya dimaksud
pada waktu itu adalah bahasa Melayu modern.
Dalam hal ini, para perintis perjuangan Indonesia sudah menyadari, bahwa prinsip untuk
mempersatukan keanekaragaman bukanlah sesederhana mengikuti mayoritas. Boleh jadi pada saat itu
penutur bahasa Jawa adalah mayoritas penduduk sebagaimana penduduk di Pulau Jawa adalah yang
paling banyak jumlahnya. Tapi apakah jika dengan pertimbangan sesederhana itu (appealing to
majority), tujuan utama untuk mempersatukan berbagai suku bangsa yang berbeda-beda ini bisa
tercapai? Tentu saja tidak. Maka dari itu, para konseptor Sumpah Pemuda pada saat itu lebih memilih
menggunakan bahasa yang sudah meluas, yang diketahui dan digunakan dari ujung barat hingga ujung
timur kepulauan Nusantara ; bahasa yang tanpa disadari selama ratusan tahun terakhir telah menjadi
pengikat tali perdagangan antar berbagai suku bangsa di seluruh Nusantara.

2. Menurut Tabrani, kalau nusa itu bernama Indonesia, bangsa itu bernama Indonesia, “Maka bahasa itu
harus disebut bahasa Indonesia dan bukan bahasa Melayu, walaupun unsur-unsurnya Melayu.”
Pendapat ini diterima Yamin dan Djamaludin. Keputusan menetapkan bahasa persatuan itu pun ditunda
dan akan dikemukakan lagi dalam Kongres Pemuda Kedua. Sayangnya, ketika kongres kedua
berlangsung, Tabrani dan Djamaludin sedang berada di luar negeri.
Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa persatuan di Indonesia pada 28 Oktober 1928 dalam
peristiwa yang disebut Sumpah Pemuda. Sejak saat itu, bahasa melayu yang digunakan di wilayah
Indonesia sekarang mulai dinamai Bahasa Indonesia. Namun, secara resmi penyebutan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi di Indonesia baru muncul pada 18 Agustus 1945 ketika konstitusi
Indonesia diresmikan.
3. Perbedaan pertama terletak pada diakritik pelafalan vokal [e]. Pada PUEBI telah diatur diakritik
vokal e mempunyai tiga contoh pelafalan yang berbeda. Namun, pada ejaan sebelumnya, yaitu di EYD
hanya dicontohkan dua pelafalan [e]. Diakritik pertama yang disajikan pada EYD adalah [é] (taling
tertutup) pada kata enak, petak, dan sore. Diakritik kedua, pelafalan vokal [ê] (pepet) pada kata emas,
kena, dan tipe. Diakritik pelafalan vokal [e] yang tidak disampaikan di EYD adalah diakritik ketiga,
yaitu pelafalan vokal [è] (taling terbuka) pada kata militer, ember, dan pendek.
Perbedaan kedua antara PUEBI dengan EYD adalah terdapat tambahan diftong [ei]. Jika
sebelumnya di EYD telah disampaikan terdapat tiga diftong, PUEBI telah menyempunkan informasi
terkait diftong di bahasa Indonesia sebanyak empat, yaitu ai, au, oi, dan ei. Tambahan diftong [ei] ini
muncul karena adanya kata yang telah diserap seperti kata survei, eigendom, dan geiser. Survei dalam
KBBI bermakna ‘teknik riset dengan member batas yang jelas atas data; penyelidikan; peninjuan’,
sedangkan eigendom dalam KBBI termasuk kata di bidang hukum yang bermakna ‘hak mutlak atas
suatu barang; kepunyaam; milik’. Selanjutnya, geiser dalam KBBI bermakna ‘mata air panas yang
mengeluarkan uap air atau gas yang disemburkan ke udara’.
Perbedaan antara PUEBI dan EYD selanjutnya adalah penggunaan tanda baca. Tanda baca
merupakan hal yang wajib diperhatikan terutama dalam bahasa tulis. Pada EYD yang diresmikan pada
tahun 1972, tanda baca titik koma (;) tidak dijabarkan selengkap di PUEBI. Pada aturan sebelumnya,
titik koma (;) hanya digunakan untuk memisahkan bagaian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Selain itu, juga terdapat aturan, yaitu sebagai pengganti tanda hubung untuk memisahkan kalimat yang
setara dalam kalimat majemuk. Selain dua aturan tersebut, aturan lain juga disampaikan di PUEBI.
Aturan lain tersebut adalah tanda titik koma (;) digunakan pada akhir princian yang berupa klausa dan
digunakan untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan
tanda koma.

4. Substansi kegiatan tahap penulisan adalah pengembangan gagasan ke dalam paragraph. Jika
kebetulan kerangka karangan yang disiapkan termasuk kerangka karangan formal, yang berarti gagasan
itu telah sampai rincian detail maka setiap nomor rincian dalam kerangka itu adalah satu gagasan
pokok. Mulailah menulis dari gagasan pokok pertama sesuai urutan dalam kerangka karangan.
Nyatakanlah gagasan pokok itu dalam kalimat utama. Tentukan penempatan kalimat utamanya:
“diawal, diakhir, atau diawal dan diakhir. Dukunglah kalimat utama itu dengan kalimat - kalimat
penjelas!”

5.
(a) kutipan tidak langsung pendek (identitas di akhir)

Simpulan hendaknya sesuai dengan proposisi-proposisi yang telah ditemukan pada bagian pembahasan.
(Penulis: tim, tahun terbit:2014, halaman:85).
(b) kutipan tidak langsung panjang (identitas di depan)

(Penulis: tim, tahun terbit:2014, halaman:85) Menjelaskan bahwa


Bagian penyimpulan berisi jawaban atau simpulan atas masalah yang diajukan. Simpulan hendaknya
sesuai dengan proposisi-proposisi yang telah ditemukan pada bagian pembahasan.

6.
(a) : Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas. Yogyakarta:
Jalasutra.

(b) : WenXiu, Peng. ” Analysis of New Media Communication Based on Lasswell’s “5W” Model. ”
(2015): https://pdfs.semanticscholar.org/5599/cdcd90063fa9c6fd08bc2b27db2fee2278
20.pdf?_ga=2.47334820.286718953.1602318293-1304027069.1602318293.

(c) : Sumirah Butet. 2014. Intertekstualitas Novel Don Quixote Karya Cervantes Terjemahan Abdul
Moeis pada Kumpulan Puisi Don Quixote Karya Goenawan Mohamad : Kajian Interteks Michael
Riffaterre. Universitas Negeri Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai