Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN KARANGAN

Tema : masalah yang dipakai sebagai dasar penyusunan karangan


Topik : pokok pembicaraan dalam suatu karangan
Judul : label/nama yang dilekatkan kepada suatu karangan dengan tujuan untuk
mencerminkan isi karangan
 Tahap prapenulisan
 Tahap perencanaan tulisan
 Penetapan topik, substansi, dan kerangka karangan
 Tahap penulisan
 Tahap pengembangan tulisan
 Perwujudan keterampilan penguasaan bahasa
 Tahap pascapenulisan
 Tahap evaluasi/revisi
 Penetapan kelayakan tulisan
Kerangka karangan
 Rencana kerja/sistematika penulisan karangan
 Membantu penulis untuk mengembangkan karangan secara terarah, sistematis, dan
terkendali
Contoh kerangka karangan:

Topik : Kemiskinan sebagai salah satu masalah sosial di Indonesia


Kerangka:
 Identifikasi kemiskinan
 Pengertian
 Klasifikasi
 Tingkat kemiskinan di Indonesia
 Jumlah penduduk miskin
 Persentase
 Angka per provinsi
 Sebab kemiskinan di Indonesia
 Bahan makanan
o Beras
o Rokok
o Telur ayam
 Nonmakanan
o perumahan
o listrik
o bensin
 Akibat kemiskinan di Indonesia
 kelaparan

Materi Kuliah MK Bahasa Indonesia/Wira/UGM


 Kejahatan
 Rendahnya tingkat rgumentat
 Rendahnya kualitas rgumenta
 Solusi pengentasan masalah kemiskinan
 Program pemerintah
o pemberdayaan masyarakat
o Pembinaan UMKM
 Peran serta masyarakat
o Membuat lapangan kerja
o Dst.

KARANGAN ILMIAH
◙ Karangan ilmiah merupakan karangan yang mengikuti standar penulisan ilmiah.
◙ Pola rgum karangan ilmiah mengikuti pola rgumentative, analitis, dan ilustratif.
◙ Sifat karangan ilmiah: objektif
◙ Bahasa karangan ilmiah harus jelas, lugas, tepat, dan teratur.
◙ Karangan ilmiah merupakan karangan yang mengikuti standar penulisan ilmiah.
Beberapa hal yang penting
 Topik dimengerti orang banyak
 Sistematika berpikirnya sederhana
 Bahasa yang digunakan baik dan benar serta mudah dipahami

Jenis karangan ilmiah


 Artikel jurnal
 Makalah
 Esai
 Skripsi/Tesis/Disertasi

Inti isi tulisan ilmiah


 Pendahuluan
 Tinjauan Pustaka
 Metode
 Hasil
 Diskusi
 Simpulan

Pendahuluan

Materi Kuliah MK Bahasa Indonesia/Wira/UGM


 Fakta sosial
 Fakta literatur
Tujuan tulisan
Argumen/hipotesis
Tinjauan Pustaka
Apa yang sudah dan apa yang belum dibahas
Metode
 Pilih objek
 Jenis penelitian dan data
 Sumber informasi
 Teknik pengumpulan data
 Teknik analisis data
Hasil
Deskripsi temuan
Diskusi
Analisis dan hasil refleksi dari hasil temuan
Simpulan
 Teori membantu menjawab pertanyaan penelitian?
 Metode mampu menjawab pertanyaan penelitian?
 Keterbatasan penelitian?

Format karangan ilmiah:


 Standar penulisan dapat menggunakan jenis huruf Times New Roman ukuran 12
dengan jarak baris dua spasi, ukuran kertas A4, pias kiri-kanan-atas-bawah: 4 cm-3 cm-
4 cm-3 cm. (Ctt: Anda dapat menyesuaikan dengan gaya/selingkung masing-masing
institusi).
Format sampul:
 pias kiri-kanan-atas-bawah: 4 cm-4 cm-4 cm-4 cm, terdiri atas judul, tujuan penulisan,
logo institusi, identitas penyusun, institusi (dari lembaga terkecil—tertinggi), kota, tahun
penyelesaian. (Ctt: Anda dapat menyesuaikan dengan gaya/selingkung masing-masing
institusi).

Contoh:

Materi Kuliah MK Bahasa Indonesia/Wira/UGM


Isi:

1. Judul

2. Tujuan tulisan

3. Logo

4. Identitas penulis: nama, NIM

5. Institusi (mulai dari yang terendah)

6. Nama kota

7. Tahun

PENULISAN KUTIPAN DAN SUMBER KUTIPAN


Di dalam tubuh karangan, ketika mengutip pendapat orang, kita harus menuliskan
sumbernya. Dalam dunia penulisan ilmiah dikenal dua sistem penulisan sumber kutipan, yakni

Materi Kuliah MK Bahasa Indonesia/Wira/UGM


penulisan sumber kutipan secara sederhana dan menggunakan catatan kaki. Dalam penulisan
sumber kutipan secara sederhana terdapat tiga hal yang harus dicantumkan: nama belakang
penulis, tahun, dan nomor halaman.
 Jika mengambil pendapat dari sumber primer (langsung pendapat penulis), cara
menuliskannya sebagai berikut.
o Misal: nama penulisnya I Dewa Putu Wijana, tahun terbitnya 1990, dan kutipan
tersebut berada pada halaman 5
Menurut Wijana (1990:5) ...

Berdasarkan pendapat Wijana (1990:5) hubungan lingkungan dengan ...

Wijana (1990:5) mengungkapkan bahwa hubungan lingkungan dengan...

Hubungan lingkungan dengan ... (Wijana, 1990:5)

 Jika mengambil kutipan sekunder (kutipan di dalam kutipan), cara penulisannya sebagai
berikut.
Pendekatan serupa ini pernah dilakukan oleh Wahab (dalam Wijana, 1990:5) dalam

upaya ...

Jenis kutipan ada dua, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan
langsung merupakan kutipan yang berisi gagasan orang lain dengan menuliskan kata per kata,
termasuk tanda baca secara persis sama dengan sumber aslinya. Adapun kutipan tidak
langsung merupakan pinjaman gagasan orang lain, tetapi menggunakan kata-kata sendiri tanpa
mengubah substansi gagasan tersebut. Berikut ini contoh penggunaannya.
1) Kutipan Langsung

a. Kutipan langsung pendek (tidak lebih dari tiga baris)


Beberapa ahli telah mendefinisikan istilah sinonimi. Menurut Kridalaksana (1993:123),

“Sinonimi ialah relasi kemiripan arti atau makna antara kata yang satu dengan kata yang

lain.”

Materi Kuliah MK Bahasa Indonesia/Wira/UGM


b. Kutipan langsung panjang (lebih dari tiga baris)
Agar yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh mitra tutur, penutur

bahasa akan berusaha mengucapkan tuturannya secara ideal. Tuturan ideal merupakan

tuturan sebagaimana dikemukakan Dardjowidjojo (2008:142) sebagai berikut.

Pengujaran yang ideal terwujud dalam suatu bentuk ujaran yang lancar, sejak
ujaran itu dimulai sampai ujaran itu selesai. Kata-katanya terangkai dengan rapi,
diujarkan dalam suatu urutan yang tak terputus, dan kalaupun ada senyapan,
senyapan itu terjadi pada konstituen-konstituen yang memang memungkinkan
untuk disenyapi. Intonasinya pun merupakan suatu kesatuan dari awal sampai
akhir.

Demikian askajskajskams jashkasjkajska kskdjskldjslkd jhsdksjdklsjdklsajdklsajdklsdjklsjd

klljskladjshdkds ksjdksjdksdjskd sjdksdjsdj jsdjosdjosd kopksd.

2. Kutipan tidak langsung

a. Ringkasan

Pada dasarnya, ada dua pandangan tentang penyimpanan kata (Dardjowidjojo, 2008:

166—168). Pandangan pertama adalah bahwa tiap kata disimpan sebagai kata yang

terpisah. Argumennya adalah bahwa retrival yang dapat dengan cepat dilakukan itu adalah

karena kita hanya tinggal “mencomot” saja kata yang kita inginkan. Adapun pandangan yang

kedua menyatakan bahwa kata disimpan berdasarkan morfem penyusunnya.

b. Parafrasa

Berdasarkan pendapat Kridalaksana (1993:123), terdapat tiga kata kunci dari definisi

sinonimi, yaitu relasi, kemiripan, dan arti.

Materi Kuliah MK Bahasa Indonesia/Wira/UGM


Contoh-contoh lain yang menunjukkan bahwa setiap bahasa itu rumit adalah bahasa

Yaghan yang dilaporkan memiliki kekayaan verba di dalam mengungkapkan ‘gerak otot’,

segala gerakan yang terjadi di alam atau yang mungkin dilakukan oleh manusia (de Cuellar,

1996:179; Wijana & Rohmadi, 2006:41).

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA


Penulisan daftar pustaka harus mengikuti standar penulisan yang diakui secara
internasional. Beberapa standar tersebut misalnya the Chicago Manual of Style, the Harvard
Style, the American Psychological Association (APA Style). Tidak ada gaya yang tidak tepat,
yang penting kita menggunakan salah satu gaya tersebut secara konsisten.
Setiap sumber kutipan, baik artikel maupun buku tanpa dipilah-pilah jenisnya, diurutkan
menurut abjad berdasarkan nama akhir, tanpa diberi nomor urut. Sesuai dengan format yang
umumnya digunakan di Indonesia, daftar sumber kutipan ditulis sebagai berikut:
 Untuk buku: (1) nama akhir, (2) koma, (3) inisial nama pertama, (4) titik, (5) tahun penerbitan,
(6) titik, (7) judul buku cetak miring, (8) titik, (9) kota penerbitan, (10) titik dua, (11) nama
penerbit, dan (12) titik, seperti pada contoh berikut:

Levinson, S.C. 2003. Space in Language and Cognition. Cambridge: Cambridge University
Press.
Malt, B., & Wolff, P. 2010). Words and the Mind. Oxford,UK: Oxford University Press.

 Untuk artikel dalam jurnal: (1) nama akhir, (2) koma, (3) inisial nama pertama, (4) titik, (5) tahun
penerbitan, (6) titik, (7) judul artikel, (8) titik, (9) nama jurnal cetak miring, (10) koma, (11)
volume cetak miring, (12) nomor isu dalam kurung cetak tegak (kalau ada), (13) halaman, dan
(14) titik, seperti pada contoh berikut:

Gentner, D., & Christie, S. 2010. Mutual bootstrapping between language and analogical
processing. Language and Cognition, 2 (2), 261—283.
Li, P., & Gleitman, L. 2002. Turning the tables: Language and spatial reasoning.
Cognition, 83 (3), 265—294.

 Untuk artikel dalam buku: (1) nama akhir, (2) koma, (3) inisial nama pertama, (4) titik, (5)
tahun penerbitan, (6) titik, (7) judul artikel, (8) berilah kata “Dalam” untuk artikel dalam Bahasa

Materi Kuliah MK Bahasa Indonesia/Wira/UGM


Indonesia atau “In” (untuk artikel dalam Bahasa Inggris), (9) inisial nama pertama editor, (10)
titik, (11) nama akhir editor disusul keterangan (ed.), atau (eds.) jika lebih dari satu, (12)
koma, (13) judul buku cetak miring, (14) koma, (15) nomor halaman, (16) titik, (17) kota
penerbitan, (18) titik dua, (19) nama penerbit, dan (20) titik, seperti pada contoh berikut:

Dryer, M.S. 2007. Noun phrase structure. Dalam T. Shopen (Ed.), Complex Constructions,
Language Typology and Syntactic Description (II), 151—205. Cambridge: Cambridge
University Press.
Gleitman, L., & Papafragou, A. 2005. Language and thought. Dalam K.J. Holyoak, & R.G.
Morrison (Eds.), Cambridge Handbook of Thinking and Reasoning, 117—142.
Cambridge: Cambridge University Press.

 Jika ada lebih dari satu artikel oleh pengarang yang sama, nama pengarangnya ditulis ulang,
dimulai dengan tahun terbitan yang lebih dulu, mengikuti contoh ini:

Swain, M. 1985. Communicative Competence: Some Roles of Comprehensible Input and


Comprehensible Output in its Development. In S.M. Gass, & C.G. Madden (eds.),
Input in Second Language Acquisition (pp. 235—253). Cambridge, MA: Newbury
House.
Swain, M. (2000). The output hypothesis and beyond: Mediating Acquisition through
Collaborative Dialogue. In J.P. Lantold (ed.), Sociocultural Theory and Second
Language Learning (pp. 97—114). Oxford, England: Oxford University Press.

Selain itu, Anda juga dapat menggunakan sumber kutipan dari laporan penelitian, skripsi, tesis,
atau disertasi. Tata cara penulisannya sebagai berikut.

Ahmad, Ryan. 2017. Otaku dalam Masyarakat Jepang. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Budaya.

Jika skripsi tersebut diperoleh melalui laman tertentu, cara penulisannya dapat sebagai berikut.

Ahmad, Ryan. 2017. Otaku dalam Masyarakat Jepang. Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Univ
ersitas Gadjah MAda. Diakses/Diunduh dari http:nasjsnass.com, 21 November 2018.

Materi Kuliah MK Bahasa Indonesia/Wira/UGM

Anda mungkin juga menyukai