Anda di halaman 1dari 15

PKM BIDANG PENDIDIKAN

USULAN
PENELITIAN MAHASISWA

PENTINGNYA KEBIJAKAN PEMERINTAH SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN


PERMASALAHAN IDENTITAS NASIONAL BANGSA YAITU BAHASA INDONESIA DI
LINGKUNGAN PENDIDIKAN SEKOLAH BERBASIS INTERNASIONAL

TIM PENGUSUL
1. ZELDA FAHMA PUTRI 18040704034
2. MARIA ADISTI ANGGIA CAHYANI 19040704024
3. OKKY OCKTAVIANTI 19040704049

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS


NEGERI SURABAYA TAHUN
2020
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA

1. Judul Penelitian : Pentingnya Kebijakan Pemerintah Sebagai Alternatif Penyelesaian


Permasalahan Identitas Nasional Bangsa Yaitu Bahasa Indonesia Di Lingkungan
Pendidikan Sekolah Berbasis Internasional
2. Bidang Ilmu : Pendidikan
3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Zelda Fahma Putri
b. NIM : 18040704034
c. Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum/Hukum
d. Pusat Penelitian :
e. Alamat Institusi : Universitas Negeri Surabaya
f. Telpon/Faks/e-mail : 081231586986/zeldafahmaputri@gmail.com
4. Anggota (1)
a. Nama : Maria Adisti Anggia Cahyani
b. NIM : 19040704024
c. Jurusan/Fakultas : Hukum/Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
5. Anggota (2)
a. Nama : Okky Ocktavianti
b. NIM : 19040704049
c. Jurusan/Fakultas : Hukum/Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
6. Waktu Penelitian :
7. Biaya yang diusulkan ke LPPM Unesa
a. Jumlah dana diusulkan : Rp.
Surabaya, 3 September 2020
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Penelitian, Ketua Peneliti,

(........................................) (.............................................)
NIP. NIM.
Mengetahui, Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan, Dekan Fakultas, Ketua LPPM Unesa
Cap dan tanda tangan Cap dan tanda tangan Cap dan tanda tangan

(.......................................) (.......................................) (.......................................)


NIP. NIP. NIP. 196102121988032004
ABSTRAK
Bahasa Indonesia perlu mendapat perhatian khusus dalam hal pelestariannya. Mengacu
pada salah satu butir dalam Sumpah Pemuda 1928 menyatakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan. Ini berkaitan erat dengan pembinaan kepribadian masyarakat dan bangsa
Indonesia. Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan
pada semua jenis dan jenjang pendidikan dapat dibanggakan. Namun, kebanggan hanya
sampai pada sekolah reguler di Indonesia. Sementara sekolah berbasis Internasional di
Indonesia tidak memperhatikan pentingnya pelestarian bahasa Indonesia dan kemajuan
bahasa Indonesia dalam ranah Internasional. Fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana
pengembangan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut perhatian
khusus karena kepesatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
kedinamisan bahasa Indonesia, terutama dalam kaitan dengan pengembangan tata istilah
keilmuan. Sikap bahasa merupakan faktor pendukung optimalisasi peran dan kedudukan
bahasa Indonesia sebagai penguat jati diri bangsa. Sikap bahasa dalam dunia pendidikan
terutama sekolah internasional perlu diperkuat dengan adanya kebijakan yang tegas dari
pemerintah.
kata kunci : Bahasa,Pendidikan, Kebijakan.

ABSTRACT
Bahasa needs special attention in terms of its preservation. Referring to one of the points in
the 1928 Youth Pledge, Bahasa is the language of unity. This is closely related to the
development of the personality of the Indonesian people and nation. In the world of
education,Bahasa as the language of instruction for all types and levels of education can be
proud of. However, pride only reaches regular schools in Indonesia. Meanwhile,
international-based schools in Indonesia do not pay attention to the importance of
preserving bahasa and advancing Bahasa in the international realm. The function of bahasa
as a means of developing and socializing science and technology demands special attention
because the rapid development of science and technology demands the dynamism of
bahasa, especially in relation to the development of scientific terminology. The attitude of
language is a supporting factor in optimizing the role and position of bahasa as a
strengthening of the national identity. The attitude of language in education, especially
international schools, needs to be strengthened by a firm policy from the government.
keywords: Language, Education, Policy.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemuda mempunyai peran sebagai  iron stock dalam mempertahankan
NKRI (Negara Kesatuan Republik), banyak yang dapat dilakukan pemuda
dalam mempertahankan NKRI,salah satunya melestarikan Bahasa Indonesia.
Generasi muda Indonesia merupakan benteng kokoh dan cermin perwujudan
kelangsungan bangsa dan bahasa. Mengingat besarnya tanggung jawab yang
disematkan ke pundak generasi muda, maka generasi muda memiliki peranan
besar dalam menentukan tetap terpeliharanya bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan.
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar secara disiplin merupakan
salah satu langkah nyata dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme dikalangan
generasi muda Indonesia. Disiplin berbahasa di kalangan generasi muda pada
dasarnya merupakan cara untuk lebih mengaktualisasikan jati dirinya sebagai
manusia dari sebuah bangsa. Tanpa mempunyai sikap tersebut, maka jati diri
generasi muda baik selaku individu maupun bagian dari anggota masyarakat
patut diragukan keberadaannya.
Menurut Kridalaksana (2001), sikap bahasa merupakan posisi mental
atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau bahasa orang lain. Sikap bahasa
terbagi atas positif dan negatif. Sikap positif bahasa memiliki tiga ciri, yakni
1) kesetiaan bahasa (language loyalty), 2) kebanggaan bahasa (language
pride), dan 3) kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm)
(Garvin dan Mathiot dalam Chaer dan Agustina, 1995). Kesetiaan bahasa
berarti adanya dorongan dari suatu masyarakat bahasa untuk mempertahankan
bahasanya. Dalam hal ini dapat berupa pencegahan terhadap berbagai bahasa
asing. Kebanggaan bahasa mendorong seseorang mengembangkan bahasanya
dan menggunakannya sebagai identitas dan kesatuan masyarakat. Kesadaran
adanya norma mendorong orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan
santun.
Sikap negatif bahasa merupakan kebalikan dari ketiga sikap positif
tersebut. Artinya, seseorang lebih suka menggunakan bahasa selain bahasa
Indonesia. Masyarakat mulai banyak yang menggunakan bahasa Inggris atau
bahasa asing lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sikap bahasa yang dimiliki
adalah negatif. Demikian pun ketika seseorang sudah tidak merasa bangga
dengan bahasa Indonesia. Fenomena ini dapat ditemui terutama pada remaja
yang lebih suka menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Sikap
negatif terhadap bahasa terjadi karena tidak dimilikinya lagi gairah atau
dorongan untuk mempertahankan bahasa. Banyak faktor yang menyebabkan
hilangnya rasa bahasa, antara lain karena politik, ras, etnis, dan gengsi (Chaer
dan Agustina, 1995).
Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan
pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia. Hal ini diikrarkan pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dan berikrar (1)
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Peristiwa
tersebut dikenal dan diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Sejak itulah
bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Pada
perkembangannya, Pemerintah menguatkan keberadaan bahasa Indonesia
melalui Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2009 berisi
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Bab I
pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa “Bahasa Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
Dalam ilmu bahasa, bahasa selain bahasa Indonesia yang berasal dari
negara lain disebut bahasa asing. Saat ini, banyak tempat kursus bahasa asing,
seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, dan bahasa Korea.
Bahasa-bahasa asing ini sengaja dipelajari untuk membekali para tenaga kerja
Indonesia yang bekerja di luar negeri. Masyarakat Indonesia dituntut untuk
menguasai bahasa negara lain apabila ingin bekerja atau bersekolah disana.
Sementara lembaga pendidikan di Indonesia seperti sekolah – sekolah
Internasional, tidak mewajibkan masyarakat luar untuk menggunakan bahasa
Indonesia. Bahasa Nasional seakan kehilangan eksistensinya dalam era
globalisasi.
Jika ditinjau pada fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan
lembaga-lembaga pendidikan adalah sebagai bahasa pengantar. Seiring
berkembangnya zaman, pendidikan masa kini mulai menggunakan tradisi
baru, yaitu penggunaan bahasa asing ataupun bahasa daerah sebagai bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan. Hal ini dianggap memprihatikan bagi
sebagian kelompok masyarakat akan eksistensi bahasa Indonesia di masa
mendatang. Mengenai bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan, seperti yang telah kita ketahui bahwa dunia pendidikan di sebuah
negara memerlukan sebuah bahasa yang seragam agar kelangsungan
pendidikan tidak terhambat atau terganggu. Pada Undang-undang No 24
Tahun 2009 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi sebagai berikut “Bahasa
pengantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan bahasa
asing untuk tujuan yang mendukung kemampuan berbahasa asing peserta
didik”. Meskipun pasal 29 ayat (2) berbunyi seperti itu, tetapi bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan harus diutamakan menggunakan bahasa
indonesia. Hal ini berkaitan dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.
Hal ini dapat disiasati dengan lebih mengefektifkan proses pembelajaran
bahasa Indonesia dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih
banyak diarahkan pada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan kepada hal-
hal bersifat teorits. Siswa lebih banyak dikondisikan pada pemakaian bahasa
yang aplikatif tetapi sesuai dengan aturan bahasa Indonesia secara baik dan
benar. Dengan pengkondisian tersebut, siswa menjadi terbiasa menggunakan
bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan.
B. RUMUSAN MASALAH
a) Bagaimana upaya mempertahankan bahasa persatuan Indonesia di
dalam sekolah nasional berbasis internasional ?
b) Bagaimana upaya sekolah nasional berbasis internasional untuk
mencari alternatif penyampaian pembelajaran selain menggunakan
bahasa asing?
c) Bagaimana kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan bahasa Indonesia
dalam pembelajaran di sekolah nasional berbasis internasional ?
C. TUJUAN
a) Untuk mengetahui upaya mempertahankan bahasa persatuan Indonesia
di dalam sekolah nasional berbasis internaisonal.
b) Untuk mengetahui upaya sekolah berbasis internasional untuk mencari
alternatif penyampaian pembelajaran selain menggunakan bahsa asing.
c) Untuk mengetahui kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan bahasa
Indonesia dalam pembelajaran di sekolah nasional berbasis
internasional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan Indonesia


Bahasa merupakan elemen penting bagi kehidupan manusia karena dengan
Bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Bahasa juga
menjadi jati diri maupun identitas dari sebuah negara, seperti halnya Bahasa
Indonesia yang merupakan suatu bentuk eksistensi dari bangsa Indonesia.
Bila menilik kembali sejarah, kekuatan pemersatu Bahasa Indonesia memang
sudah muncul sejak sebelum negara Indonesia terbentuk. Pada masa penjajahan,
sebagian kelompok terdidik mulai menelaah Bahasa Indonesia untuk masuk
kedalam fungi politis dan sosiologis cikal-bakal negara Indonesia. Maka mulailah
Bahasa Indonesia digunakan secara lebih luas dalam bacaan rakyat, karya sastra,
Bahasa perkumpulan-perkumpulan, surat kabar, dan majalan pada era 1920an.
Dampaknya, seluruh suku bangsa yang merasakan penderitaan akibat penjajahan
merasaka adanya kesamaan identitas yang pada akhirnya membangkitkan rasa
kebersamaan, kesatuan, kesetiakawanan, dan digunakan untuk menyemangati para
pejuang kemerdekaan dalam mengusir penjajah. Bahasa memiliki peran lebih
untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Seperti yang diikrarkan dalam Sumpah
Pemuda tahun 1928.
Namun semakin berkembangnya zaman, sumpah persatuan tersebut semakin
memudar. Para orang tua yang memiliki perekonomian di atas rata-rata lebih
memilih sekolah berbasis internasional atau sekolah internasional. Sekolah
internasional adalah sekolah yang menerapkan kurikulum internasonal yang bisa
transfer ke negara lain, muridnya berasal dari beberapa negara (multikultur), guru
berasal dari beberapa negara, kurikulum diakreditasi secara internasional, dan
Bahasa pengantar biasanya Bahasa Inggris.
Ketiadaan Bahasa Indonesia dalam kurikulum internasional inilah yang
membuat pelajar Indonesia yang notabene adalah warga negara Indonesia tidak
mampu menguasai Bahasa bangsanya sendiri. Hal ini dikarenakan saat berbicara
dengan teman dan guru lebih menggunakan Bahasa asing. Dan factor pendorong
dari orang tua yang kurang memperhatikan bagaimana pentingnya Bahasa
Indonesia sebagai identitas dari negara Indonesia.
Disebuah forum guru, ada seorang guru yang bercerita. Suatu hari dia diminta
untuk mengajar Bahasa Indonesia ke 3 orang murid yang bersekolah internasional.
Namun ketiga murid tersebut tidak lancar dalam berbahasa Indonesia. Bahkan
kosakata dasar yang sederhana pun mereka tidak mengerti. Yang membuat
semakin miris adalah para remaja yang bersekolah di sekolah internasional seakan
meremehkan dan seakan akan bangga dengan ketidak mampuannya dalam
berbahasa Indonesia. Padahal, meskipun menggunakan kurikulum interasional,
seharusnya Bahasa Indonesia tetap diajarkan dan dipelajari karena itu merupakan
jati diri negara.

2. Cara Alternatif Sekolah Internasional dalam Pembelajaran Bahasa


Indonesia
Sylando berpendapat bahwa cara sederhana untuk mensosialisasikan Bahasa
adalah melalu music, film, pers, dan sastra. Dengan sekolah mengadakan progam
yang berhubungan dengan hal yang disebutkan, itu bisa menjadi tolak ukur agar
murid murid disekolah internasional lebih giat dalam mempelajari Bahasa
Indonesia. Misalnya saja dengan mengadakan drama musical yang menggunakan
Bahasa Indonesia. Bisa pula dengan melakukan sekolah Bahasa untuk murid
murid yang belum menguasai Bahasa Indonesia.
Dalam sekolah Bahasa ini bisa diajarkan tentang kebudayaan Indonesia juga,
yang mana akan meningkatkan rasa nasionalis kepada murid asal Indonesia yang
tidak bisa Bahasa Indonesia dan juga membanggakan bangsa didepan murid-
murid internasional. Dalam sekolah Bahasa ini tidak perlu diperketat layaknya
sekolah biasa, namun masih diberi tugas untuk lebih mengasah. Contohnya
dengan memberikan tugas menonton film Indonesia yang focus pada sejarah
Indonesia, sehingga tidak hanya belajar Bahasa Indonesia saja tetapi juga belajar
sejarah Indonesia.
Dengan mewajibkan sekolah Bahasa di sekolah internasional, cara ini cukup
efektif untuk mengubah cara pandang murid-murid sekolah internasional bahwa
Bahasa Indonesia tidak kalah pentingnya dengan Bahasa asing.
3. Kebijakan Pemerintah Terkait Pelaksanaan Bahasa Indonesia
Dalam Pasal 11 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing dengan Lembaga
Pendidikan di Indonesia bahwa mengharuskan adanya mata pelajaran agama,
Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini tentu saja menjadil
hal yang tidak mudah untuk diterapkan karena melihatnya murid yang berasal dari
negara lain. Dengan peraturan tersebut, maka sekolah harus mempersiapkan
silabusnya, membekali pengajar atau guru, membuat progam, sosialisasi ke orang
tua, dan sebagainya.
Namun masih ditemukan sekolah berbasis internasional yang tidak
menerapkan peraturan pemerintah tersebut. Dengan demikian pemerintah harus
tegas dalam kebijakannya. Apabila kita lihat sekolah di luar negeri, contohnya
Jepang dan Rusia. Dalam Pendidikan Jepang dan Rusia, murid yang berasal dari
negara lain wajib bisa berbahasa Jepang dan Rusia dengan melakukan sekolah
Bahasa. Bahkan murid-murid yang berasal dari negara lain menghabiskan waktu
hamper 1 tahun untuk belajar Bahasa.
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam mengkaji buku teks pelajaran sejarah ini adalah
metode analisis wacana kritis. Dalam analisis wacana dikenal adanya tiga sudut
pandang mengenai bahasa Pandangan pertama, bahasa dilihat sebagai jembatan antara
manusia dengan objek di luar dirinya. Jadi analisis wacana digunakan untuk
menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa, dan pengertian bersama. Pandangan
kedua, subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan
sosialnya. Jadi analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk
membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Pandangan ketiga, bahasa
dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membetuk subjek tertentu,tema-
tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya. Jadi analisis wacana
dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa. Analisis
wacana ini dikenal dengan nama analisis wacana kritis.
BAB IV JADWAL PENELITIAN

Jadwal pelaksanaan dibuat untuk 8 (delapan) bulan dalam bentuk tabel berikut
No. Uraian Bulan
I II III IV V VI VII VIII
1. Koordinasi awal
2. Pelaksanaan
Penelitian
3. Penyusunan
hasil penelitian
4. Pengumpulan
hasil penelitian

BAB V REKAPITULASI ANGGARAN

No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)


.
1. Bahan Habis Pakai : 150.000,-
a) Kertas A4 80gr
b) Bolpoin
c) Steples
d) Isolasi
2. Biaya Perjalanan : @50.000,- x 3 anak = 150.000,-
a) Melakukan penelitian ke
sekolah nasional berbasis
Internasional di Surabaya
Timur
3. Gaji/Upah Tim Peneliti 500.000,- x 3 anak = 1.500.000,-
Jumlah
DAFTAR PUSTAKA

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018) ‘Identitas nasional dalam
pelajaran’
JURNAL PARADIGMA Volume 2, Nomor 1, November 2015: ISSN 2406-9787 ‘Bahasa Indonesia
dalam Pendidikan’
LAMPIRAN 1. Justifikasi Anggaran Peneltian

No Komponen Persentase
.
1.
2.
3.

LAMPIRAN 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


No Nama/NIM Jabatan dalam Alokasi Waktu Uraian Tugas
. Tim (jam/minggu)
1. Zelda Fahma Ketua Peneliti 25 jam/minggu
Putri/18040704034
2. Maria Adisti Anggia Anggota 1 25 jam/minggu
Cahyani/19040704024
3. Okky Anggota 2 25 jam/minggu
Ocktavianty/19040704049

LAMPIRAN 3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penelitian


Jelaskan sarana dan prasarana utama yang diperlukan dalam penelitian ini dan
ketersediannya di Universitas Negeri Surabaya. Apabila tidak ada uraikan bagaimana cara
mengatasinya.

LAMPIRAN 4. Biodata Tim Peneliti Biodata ketua dan anggota tim peneliti
ditandatangani asli dengan tinta warna biru

Anda mungkin juga menyukai