Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR MODUL 4 PROFESIONAL

LAPORAN PROYEK MEMBUAT BALON UDARA SEDERHANA

Nama : NOFIYAWATI SULISTYORINI


NIM : 20323299004
Prodi PPG : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam – PPG / FMIPA

I. LATAR BELAKANG
Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan
konseptekanan hidraustatis, salah satunya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes.
HukumPascal diambil dari nama penemunya yaitu Blaise Pascal pada tahun 1623-1662 yang
berasaldari Perancis dan hukum Archimedes diambil dari nama penemunya yaitu
Archimedessekitar tahun 287-212 SM yang berasal dari Italia. Fenomena fluida statis
atau fluida takbergerak sangat berhubungan erat dengan tekanan hidraustatis. Hukum-hukum
fisika dalamfluida statis sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia dalam
kehidupannya, salahsatunya adalah prinsip hukum Pascal dan prinsip hukum
Archimedes. Oleh karena itu,diperlukan studi yang lebih mendalam mengenai hukum Pascal
dan hukum Archimedes sertapenerapannya dalam kehidupan.
Balon udara merupakan salah satu teknologi penerbangan pertama
y a n g memanfaatkan Hukum Archimedes, hukum tersebut menyatakan bahwa suatu
benda yangterendam sebagian atau seluruhnya dalam zat cair (fluida) mendapat gaya
ke atas yangbesarnya sama dengan berat zat cair (fluida) yang dipindahkan oleh benda
itu. MenurutMunson arah gaya apung yang merupakan gaya dari fluida terhadap benda
berlawanan arahterhadap yang ditunjukkan dalam diagram bebas Suatu benda akan naik
ke angkasa jikaberatnya kurang dari gaya angkat udara. Sebagaimana pada zat cair, pada udara
juga terdapatgaya ke atas. Gaya ke atas yang dialami benda sebanding dengan
volume udara yangdipindahkan benda itu. Balon udara akan berhenti naik (melayang)
jika gaya ke atas olehudara sama dengan berat total balon udara.

II. RUMUSAN MASALAH


Semua zat memiliki tekanan baik itu zat cair, padat, dan gas. Tekanan dari berbagaizat ini
dapat dimanfaatkan bagi kehidupan sehari-hari. Kemudian bagaimana prinsip kerjadari
tekanan zat gas pada pengoperasian balon udara?

III. TUJUAN
Tujuan dari penulisan laporan ini untuk mengetahui prinsip kerja tekanan gas
padapengoperasian balon udara.
IV. KAJIAN TEORI
Fluida
Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan
gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu
dan besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak pelumas,
dan susu merupakan contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas
juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan
angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga
bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. Menurut Streeter
(1996:1) “fluida adalah zat yang berubah bentuk secara kontinu (terus – menerus) bila terkena
tegangan geser, betapapun kecilnya tegangan geser itu”.
Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan fluida dinamis (fluida
bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau berada dalam keadaan
setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida ketika sedang dalam keadaan bergerak). Fluida
statis erat kaitannya dengan hidraustatika dan tekanan. Hidraustatika merupakan ilmu yang
mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang diam. Sedangkan tekanan
didefinisikan sebagai gaya normal per satuan luas permukaan.
Gravitas jenis sebuah fluida dilambangkan dengan SG. Menurut Munson (2003:15)” gravitasi
jenis sebuah fluida didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan fluida tersebut dengan kerapatan
air pada sebuah temperaturtertentu”.

Hukum Archimedes
Gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar tekanan hidrostatiknya. Hal
ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda lebih besar daripada tekanan ada bagian atasnya.
Gaya apung muncul karena selisih antar gaya hidrostatik pada permukaan benda atas dan bawah.
Fluida melakukan tekanan hidrostatik p1=ρfgh1 pada bagian atas benda. Gaya yang berhubungan
dengan tekanan ini adalah F1=p1A =ρfgh1A berarah ke bawah. Dengan cara yang sama, pada
permukaan bagian bawah diperoleh F2=p2A

=rfgh2 A berarah ke atas.

Resultan kedua gaya ini adalah gaya apung Fa, yakni: Fa = F2 – F1


= ρfgA(h2 - h1)

= ρfgAh
= ρfgVb = mf g =wf
Berdasarkan persamaan di atas, dikatakan bahwa gaya apung pada benda sama dengan berat
fluida yang dipindahkan. Hal ini dikemukakan oleh Archimedes dalam hukumnya yang
menyatakan Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan
memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama
dengan berat zat cair yang dipindahkan. Menurut Munson (2003:86) ”arah gaya apung yang
merupakan gaya dari fluida terhadap benda berlawanan arah terhadap yang ditunjukkan dalam
diagram bebas”.
1) Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda
(w) lebih besar dari gaya ke atas (Fa).
w > Fa
ρb .Vb . g > ρa . Va . g
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (ρ)

2) Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (w) sama
dengan gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang

w = Fa

ρb .Vb . g = ρa . Va . g

ρb = ρa
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :

(FA)tot = Wtot

rc . g (V1+V2+V3+V4+…..) = W1 + W2 + W3 + W4 +…..

3) Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (w) lebih
kecil dari gaya ke atas(Fa).

w = Fa

ρb .Vb . g = ρa . Va . g

Selisih antara W dan FA disebut gaya naik


(Fn).
Fn = FA – W
Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku
FA = W . Vb2 . g = rb . Vb1 .g
Dengan :
FA = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam zat cair. Vb1 = Volume
benda yang berada dipermukaan zat cair.
Vb2 = Volume benda yang tercelup di dalam zat cair. Vb = Vb1 + Vb 2
FA’ = rc . Vb2 . g
Berat (massa) benda terapung = berat (massa) zat cair yang dipindahkan
Dari penjelasan konsep melayang, terapung dan tenggelam yang telah teruraikan diatas kita
asumsikan balon udara merupakan benda yang berada didalam fluida (udara) dimana medium luar
balon udara adalah udara sekitar balon udara.

Balon Udara
Balon adalah sebuah kantung fleksibel yang umumnya
berisikan gas seperti helium, hidrogen, nitrogen monoksida dan udara. Beberapa jenis balon
benar-benar murni digunakan sebagai elemen dekorasi, sedangkan jenis lainnya digunakan untuk
tujuan-tujuan tertentu. Balon-balon pertama dibuat dari bahan mirip membran yang berasal
dari hewan (animal bladder). Balon-balon modern dibuat dari bahan
semacam karet, lateks, chloroprene dan nilon. Balon modern ditemukan oleh Michael
Faraday pada tahun 1800-an, akan tetapi produksi massal balon belum terjadi sampai akhir tahun
1930-an.
Balon udara panas yaitu sebuah balon yang memiliki massa jenis udara yang berbeda dengan
udara disekitarnya, Dilakukan dengan cara dipanaskan dengan api sehingga udara akan mengalir
dan balon akan naik ke atas. Balon udara panas ini biasanya digunakan oleh militer untuk
melakukan pengintaian ke daerah lawan, seiring dengan perkembangan waktu Balon Udara Panas
ini digunakan sebagai keperluan wisata.

Prinsip kerja balon udara

Balon udara panas dapat terangkat berdasarkan prinsip ilmiah dasar, udara yang lebih panas akan
menaik di atas udara yang lebih dingin. Sederhananya, udara panas lebih ringan dari udara dingin
karena masa udara perunit volumenya lebih sedikit. Satu kubik kaki udara yang dipanaskan dapat
mengangkat 7 gram benda, tidak banyak memang, karena itulah balon udara yang dipanaskan
berukuran sangat besar. Untuk mengangkat 450 kg beban dibutuhkan 65 000 kubik kaki udara
panas.

Semua partikel udara di atmosfer ditarik oleh gaya gravitasi ke bawah. Tapi tekanan di udara
menciptakan gaya ke atas yang bekerja berlawanan dengan gravitasi. Kumpulan udara
membangun keseimbangan gaya gravitasi, di mana pada titik ini gravitasi tidak cukup kuat untuk
menarik ke bawah sejumlah besar partikel. Tingkat tekanan ini adalah tertinggi pada permukaan
bumi di mana udara pada tingkat ini dapat menahan beban diudara diatasnya, jika lebih berat
berarti lebih besar gaya gravitasi ke bawah. Ketika Anda bergerak ke atas atmosfer lebih tinggi
lagi, massa udara semakin kurang, dan sehingga menyeimbangkan tekanan berkurang. Inilah
sebabnya mengapa terjadi penurunan tekanan udara semakin naiknya ketinggian. Perbedaan
tekanan udara menyebabkan gaya apung ke atas di udara di sekitar kita. Pada dasarnya, tekanan
udara di bawah benda lebih besar daripada diatasnya, sehingga mendorong udara keatas lebih besar
dibanding ke bawah. Tapi gaya apung ini adalah lemah dibandingkan dengan gaya gravitasi, hanya
sekuat berat udara yang dipindahkan oleh suatu benda. Jelas, sebagian besar benda padat apa pun
akan menjadi lebih berat daripada udara yang dipindahkan, sehingga gaya apung tidak bergerak
sama sekali. Gaya apung hanya dapat memindahkan hal-hal yang lebih ringan daripada udara di
sekitar mereka.

Untuk membuat benda mengapung di udara, maka harus lebih ringan daripada volume yang sama
udara di sekitarnya, yaitu dengan mengisi balon dengan udara yang tidak terlalu padat daripada
udara sekitarnya. Karena udara dalam balon memiliki kurang massa per unit volume daripada
udara di atmosfer yang membuatnya lebih ringan sehingga gaya apung akan mengangkat balon ke
atas. Tetapi sekali lagi, lebih sedikit partikel per volume udara artinya tekanan udara lebih rendah,
sehingga tekanan udara sekitar akan menekan balon udara sampai kepadatan di dalamnya sama
dengan kepadatan udara di luar.

Ada lebih sedikit partikel udara per satuan volume di dalam balon, tetapi karena partikel-partikel
tersebut bergerak lebih cepat, dalam dan luar tekanan udara yang sama.

Dengan asumsi bahwa udara di balon dan udara di luar balon ada di bawah kondisi yang persis
sama. Maka, jika kita mengubah kondisi udara di dalam balon, kita dapat mengurangi kepadatan,
sekaligus menjaga tekanan udara yang sama. Kekuatan tekanan udara pada objek tergantung pada
seberapa sering berbenturan dengan partikel-partikel udara objek, serta gaya masing-masing
tabrakan. Kita melihat bahwa secara keseluruhan kita dapat meningkatkan tekanan dalam dua cara:

• Meningkatkan jumlah partikel udara sehingga ada sejumlah besar partikel berdampak atas luas
permukaan tertentu.
• Meningkatkan kecepatan partikel sehingga partikel menghantam daerah lebih sering dan setiap
partikel bertabrakan dengan kekuatan yang lebih besar.

Jadi, untuk menurunkan kerapatan udara dalam balon tanpa kehilangan tekanan udara, Anda hanya
perlu meningkatkan kecepatan partikel udara. Anda dapat melakukannya dengan mudah dengan
pemanasan udara. Partikel udara menyerap energi panas dan menjadi lebih bereaksi. Hal ini
membuat mereka bergerak lebih cepat, yang berarti mereka bertabrakan dengan permukaan lebih
sering, dan dengan kekuatan yang lebih besar.

Udara panas memberi tekanan udara yang lebih besar per partikel daripada udara dingin. Jadi
naiknya balon udara ke atas adalah karena balon tersebut dipenuhi dengan panas, udara menjadi
kurang padat dan dikelilingi oleh udara lebih dingin namun lebih padat.
V. RANCANGAN KEGIATAN
Sebelum melakukan kegiatan membuat balon udara sederhana ini, kami membuat
rancangan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan terlebih dahulu referensi cara pembuatan balon udara sederhana
dari berbagai sumber
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat balon udara
sederhana
3. Merangkai balon sederhana sesuai prosedur
4. Mengujicobakan peluncuran balon udara
5. Membuat kesimpulaan

VI. PELAKSANAAN KEGIATAN


Alat dan Bahan
1. Cutter/pisau
2. Gunting
3. Tang
4. Kertas sejenis kertas minyak; kertas dengan tekstur ringan, kuat dan tidak mudah terbakar
lebih baik
5. Kapas
6. Lilin
7. Kawat
8. Lem kertas
9. Potongan bambu
10. Korek api
Cara Kerja Membuat Balon sederhana

1. Potong kertas minyak sesuai pola kemudian rekatkan menggunakan lem

2. Potongan bambu dibuat lingkartan dan diberi kaitan dari kawat secara menyilang

3. Lelehkan lilin untuk membuat parafin sederhana kemudian tuangkan ke dalam potongan
kapas dan dinginkan dan psang dibagian tengah bambu tadi

4. Rekatkan balon dari kertas ke kerangka bambu dengan lem

5. Nyalakan pembakarnya kemudian amati yang terjadi


Hasil Pengamatan dan Pembahasan:
Balon udara yang saya buat bisa terbang setelah balon tersebut diberi panas yang bersumbe dari
api lilin. Saya menggunakan api lilin untuk mengisi balon dengan gas dengan tetap memegang
kubah balon. Setelah balon terisi penuh dengan gas dan bisa mengembang, baru saya lepaskan.
Dari pengamatan saya, balon yang saya buat tidak bisa terbang tinggi dan turun kembali setelah
1 menit karena lilinnya habis dan apipun padam.
Adapun gaya – gaya yang bekerja pada balon udara adalah sebagai berikut:
a. Gaya Apung
Balon udara akan melayang di udara apabila besarnya gaya apung sama dengan gaya berat balon
udara. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:
b. Proses Balon Naik
Dalam proses menaikkan balon udara, udara di dalam envelope dipanaskan dengan bUrner
dengan temperature sekitar 100OC sehingga menyebabkan massa jenis balon udara lebih kecil
daripada massa jenis udara di luar sekitar balon yang menyebabkan balon
tersebut terangkat. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:
c. Proses Balon Turun
Untuk mendarat, udara didinginkan dengan cara mengecilkan bUrner . Udara yang mulai
mendingin di dalam envelope membuat balon bergerak turun. Hal ini dikarenakan balon lebih
besar daripada massa udara di sekitar balon tersebut (udara luar). Secara sistematis dapat ditulis
sebagai berikut:

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan:
Dari yang telah teruraikan dari bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Balon udara merupakan teknologi terbang pertama yang menerapkan konsep fluida statis
dengan menggunakan prinsip archimedes, dimana “Gaya apung yang bekerja pada benda
yang dimasukkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya”.
2) Gaya Apung (Balon Melayang); Balon udara akan melayang diudara apabila besarnya
gaya apung sama dengan gaya berat balon udara tersebut. Secara sistematis dapat ditulis:
ρudara . V = ρgas .V+mbeban
3) Balon Naik; Balon udara naik apabila massa jenis balon lebih kecil daripada masa jenis
udara diluar balon secara sistematis dapat ditulis:
ρudara . V > ρgas .V+mbeban
4) Balon Turun; Balon Udara turun apabila massa jenis balon lebih besar daripada masa
jenis udara diluar balon secara sistematis dapat ditulis:
ρudara . V < ρgas .V+mbeban

Saran:
Adapun saran dari penulis pada penyusunan laporan ini adalah semoga dapat menambah
pengetahuan tentang bagaimana penerapan ilmu fisika pada prinsip kerja balon udara dan
diharapkan adanya penyusunan laporan lainnya dengan menerapkan ilmu fisika didalamnya.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Kanginan, Marthen. 2003. Fisika SMU Kelas 1. Jakarta : Erlangga
Munson, Bruce R., Dkk. 2003. Mekanika Fluida Edisi Kempat Jilid I. Jakarta : Erlangga
Supiyanto. 2001. Fisika untuk SMA Kelas 1. Jakarta: Erlangga
https://id.wikipedia.org/wiki/Balon_udara_panas
http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/laporan-fisika-teknik-balon-udara-
panas.html
http://wirarahmadani7.blogspot.com/2013/12/contoh-makalah-eksperimen-membuat-
balon.html

Anda mungkin juga menyukai