Anda di halaman 1dari 4

RESUME

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN


“Komunikasi dalam Konteks Perbedaan Sosial dan Latar Belakang”
Budaya (Culture Diversity) serta Keyakinan

Dosen Pembimbing :
Dr. Yulastri Arif, S.Kp., M.Kep

KELOMPOK 2

Afifah Ayu Diva Putri (2011316011)


Muhammad Rezkyalfian (2011316012)
Zakiatu Annisa (2011316013)
Melly Rezqia Helmi (2011316014)
Hayatun Nabila Putrima (2011316015)
Rindang Valya Shaqquilla (2011316016)
Yuni Mellianti (2011316017)
Febry Trismayola (2011316018)
Shintia Lara Delfi (2011316019)
Hasri Rahmayati (2011316020)

PROGRAM B STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
Cultural Diversity - Cultural Competence
(Perbedaan Budaya - Kompetensi Budaya)

Cultural Diversity / Perbedaan Budaya


Perbedaan budaya terjadi karena keberagaman budaya yang dilimiki masing – masing
individu. Menurut Spence (2001), perbedaan budaya memperlihatkan perbedaan bahasa,
tingkah laku, dan kebiasaan dari orang-orang yang mempunyai perbedaan budaya ataupun
kebiasaan mereka. Sehingga menyebabkan timbulnya prasangka yang tidak baik pada
kelompok tertentu jika tidak terpapar dan memahami budaya kelompok lain.
.Perbedaan budaya diantara individu satu dengan yang lainnya lebih banyak pada aspek
latar belakang Pendidikan, sosial ekonomi, umur, gender, dan pengalaman hidup meskipun
menggunakan bahasa yang sama

Acculturation / Akulturasi
Akulturasi menggambarkan bagaimana seseorang yang mempunyai kebudayaan yang
berbeda sehingga membuat manusia secara tidak sadar mulai mempelajari nilai dan norma
kebiasaan budaya yang banyak, dengan mulai memakai perilaku, kebiasaan dan pola bahasa
yang ada. Pada tingkatannya, akulturasi secara fisik lebih dulu terjadi dari akulturasi secara
emosional. Beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya akulturasi adalah status sosio-
ekonomi dan dukungan sosial yang mempermudah proses akulturasi. Sehingga, dalam
keperawatan, tingkat akulturasi seorang pasien menjadi sebuah faktor dalam proses pengkajian
dan pemberian asuhan keperawatan

Assimilation / Asimilasi
Asimilasi bermakna seseorang sudah secara penuh mengadopsi kebiasaan, norma, nilai,
dan bahasa sebuah budaya. Menurut Bacallao & Smokowski (2005), generasi terkini mungkin
memiliki sedikit pengetahuan akan tradisi dan bahasa mereka, juga kesetiaan pada warisan asli
mereka. Namun secara tidak sadar, tradisi dan nilai-nilai budaya ini terbawa kedalam
kehidupan sehari-hari mereka.

Intercultural Communication / Komunikasi Antar Budaya


Komunikasi antar budaya berarti komunikasi antar individu yang berasal dari
kebudayaan yang berbeda. Konsep komunikasi antar budaya ini menyatukan perbedaan
persepsi, bahasa, kebiasaan non verbal, dan mengenal konteks yang berbeda untuk di terapkan
(Samovar, Porter, & McDaniel, 2008). Sehingga secara umum komuniksai antar budaya adalah
saling bertukar makna/tujuan dan mengembangkan hubungan antar individu yang mempunyai
kebudayaan yang berbeda.
Melalui komunikasi antar budaya, persepsi dari hubungan antara pemberi layanan
kesehatan dengan klien sama pentingnya dengan penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.
Dalam komunikasi antar budaya interaksi juga mengambil peranan dalam “Hubungan
pelayanan transkultural”. Hubungan yang dibangun dengan memberikan rasa hormat,
menciptakan sebuah lingkungan dimana kepercayaan dan nilai kebudayaan bisa dengan bebas
diekspresikan dan direspon dengan empati. Hal ini juga berlaku pada hubungan antara pemberi
layanan kesehatan dengan klien, dimana penggunaan bahasa dalam berkomunikasi menjadi
sebuah hal penting.

Limited Language Proficiency / Keterbatasan Dalam Berbahasa


Keterbatasan dalam berbahasa merupakan penghalang mendasar dalam efektifitas
penyampaian asuhan keperawatan. Perbedaan bahasa menggambarkan adanya perbedaan
budaya dan karakter seseorang. Memahami kosakata dan tata bahasa tidak cukup, karena
kompetensi bahasa membutuhkan “mengetahui apa yang ingin dikatakan, dan bagaimana,
kapan, dimana, dan kenapa mengatakan hal tersebut”. Selain itu perbedaan budaya membuat
aturan linguistik, struktur bahasa dan makna menjadi beragam, bahkan perbedaan dialek pada
budaya yang sama masih bisa menimbulkan kesulitan Bahasa hal ini disebabkan ada satu
bahasa yang sama tetapi mempunyai lebih dari satu makna.
Perilaku nonverbal, yang dirancang untuk memperjelas pesan dan mununjukkan
hubungan juga tidak sama di setiap budaya. Kebanyakan orang merasa lebih nyaman pada saat
mereka menggunakan simbol nonverbal didalam kebudayaannya. Tetapi dikarenakan adanya
perbedaan budaya, beberapa gestur atau simbol nonverbal yang sama mempunyai arti yang
bersebrangan, sulit diartikan atau bahkan tidak mempunyai arti sama sekali

Cultural Competence / Kompetensi Budaya


Kompetensi budaya didefinisikan sebagai seperangkat perilaku dan sikap budaya yang
terintegrasi ke dalam metode praktik suatu sistem, badan atau sebagai profesional, yang
memungkinkan seseorang untuk bekerja efektif dalam keadaan lintas budaya. The Institute of
Medicine (2003) dan the American Association of Colleges of Nursing (AACN)
mengidentifikasi bahwa kompetensi dalam budaya merupakan skil penting yang dibutuhkan
bagi pemberi layanan kesehatan.
Kesadaran diri mengenai kesalahan yang tidak disengaja dalam asuhan keperawatan
sangat penting, Penilaian kesalahan ini sulit dihilangkan terutama jika diluar kesadaran.
Mengembangkan kompetensi dimulai dengan kesadaran diri akan nilai budaya, sikap, dan
perspektif diri sendiri, diikuti dengan pengembangan pengetahuan dan sikap menerima budaya
orang lain. nilai budaya, sikap, dan perspektif akan diri, diikuti dengan pengembangan
pengetahuan dan sikap menerima budaya orang lain.
Ketika seseorang merasakan kompetensi budaya maka akan timbul kepekaan terhadap
budaya. Dimana kepekaan terhadap budaya pada asuhan keperawatan merupakan kemampuan
untuk merespon secara tepat terhadap sikap, perasaan, atau keadaan kelompok dalam berbagi
kesamaan dan ciri khas suatu ras, nasional, agama, bahasa, atau budaya yang sama. Kepekaan
budaya di ekspresikan dengan menghormati budaya klien dan menghindari hal-hal yang dapat
diartikan sebagai sebuah tindakan ofensif yang diilakukan oleh pemberi layanan kesehatan.
Selain itu, kepekaan budaya merujuk kepada pemahaman tentang keyakinan budaya sendiri,
dan bagaimana keyakinan dan nilai-nilai ini tidak mempengaruhi praktik / tindakan dengan
klien minoritas. Sehingga tujuan dari komunikasi yang peka terhadap perbedaan budaya adalah
agar tejadinya titik temu antara pemberi pelayanan kesehatan dengan klien.

Anda mungkin juga menyukai