Anda di halaman 1dari 15

PEMAHAMAN KONSEP DAN MISKONSEPSI FISIKA

PADA GURU FISIKA SMA RSBI DI BANDAR LAMPUNG

Ismu Wahyudi, Nengah Maharta

Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung


Email: Kiss_mu18@yahoo.com

Abstract: Miskonsepsi yang dialami oleh guru tentu akan sangat menggangu
pembentukan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran, dan cenderung akan
menyebabkan miskonsepsi pada siswa juga, sehingga keberhasilan siswa dalam
capaian belajar juga akan sangat terganggu. Untuk mengatasi miskonsepsi sebaiknya
diawali dengan terlebih dahulu menemukan dan mengidentifikasi bentuk-bentuk
miskonsepsi, mencari penyebab terjadinya miskonsepsi, dan memilih metode yang
sesuai untuk mengatasi miskonsepsi tersebut. Telah dilakukan penelitian deskriptif
yang menggambarkan pemahaman konsep dan miskonsepsi fisika pada guru bidang
studi fisika SMA RSBI di Bandar Lampung, dengan menggunakan metode certainty
of response index (CRI). Hasil penelitian menggambarkan bahwa dari 9 responden
yang mengerjakan item tes sebanyak 28 soal, persentase guru yang mengalami
miskonsepsi adalah 28,97%, memiliki pemahaman konsep lemah 2,78%, pemahaman
konsep benar 42,86%, yang hanya menebak (keberuntungan) dalam menjawab 5,16%,
dan yang lainnya 20,24% tidak menjawab. Secara rinci, pada setiap soal konsep
terdapat miskonsepsi guru yang cukup tinggi bahkan ada yang sampai 100%.
Miskonsepsi guru tinggi terjadi pada konsep mekanika (gerak vertikal dan gerak
parabola), dinamika (gerak rotasi), usaha dan energi, kesetimbangan, suhu dan kalor,
listrik dinamis, gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik, optika geometri,
serta fluida statis (hukum Archimedes).

Kata Kunci : Miskonsepsi Fisika, Konsep Fisika, SMA RSBI

Dalam perjalanan hidupnya, seorang dibentuk sebelumnya ketika mereka


siswa ataupun guru selalu berinteraksi berinteraksi dengan lingkungannya. Kon-
dengan alam, melihat benda-benda, sepsi awal yang terbangun tersebut tentunya
peristiwa-peristiwa alam, seperti peristiwa belum tentu benar, apabila ‘konsepsi awal’
benda jatuh, osilasi, gelombang, pelangi, tersebut salah, maka akan sangat susah
terbentuknya bayangan pada cermin, dan untuk memperbaikinya, karena miskonsepsi
lain sebagainya. Tentunya pengalaman ini ini secara tidak disengaja sudah mengendap
akan membawa mereka untuk mengem- dan menjadi pegangan dalam hidup.
bangkan penafsiran-penafsiran atau dugaan- Miskonsepsi akan sangat meng-
dugaan konsep awal dari pengalamanya hambat pada proses penerimaan dan
ketika berinteraksi dengan alam/lingkungan, asimilasi pengetahuan-pengetahuan baru
sehingga dengan intuisi mereka akan dalam diri siswa, sehingga akan meng-
terbangun ‘konsepsi awal’. Menurut Pinker halangi keberhasilan siswa dalam proses
dalam Nengah Maharta (2009: 4), belajar lebih lanjut (Klammer, 1998: 7).
mengemukakan bahwa siswa hadir di kelas Miskonsepsi yang dialami oleh guru sebagai
umumnya tidak dengan kepala kosong, seorang pengajar jelas akan sangat
melainkan mereka telah membawa sejumlah menggangu pemahaman konsep dalam diri
pengalaman-pengalaman atau ide-ide yang siswa, dan cenderung akan menyebabkan
18
Ismu, Pemahaman Konsep Dan Miskonsepsi Fisika Pada Guru Fisika 19

miskonsepsi pada siswa juga, sehingga masyarakat, orang tua, dan siswa. Kondisi
keberhasilan siswa dalam capaian belajar ini dikhawatirkan berdampak buruk bagi
juga akan sangat terganggu. Ini merupakan guru. Walaupun diduga soal UKG yang
masalah besar dalam pembelajaran fisika kurang memenuhi validitas, sistem pelak-
yang tidak bisa diabaikan. Paul Suparno sanaan serta sarana dan prasarana yang
(2005) mengungkapkan bahwa untuk belum memadai, akan tetapi hasil UKG
mengatasi miskonsepsi ada tiga langkah tersebut seharusnya dapat dijadikan umpan
yang harus dilakukan, yaitu: mencari atau balik bagi seluruh instansi pendidikan bahwa
menemukan bentuk-bentuk miskonsepsi, kompetensi guru masih sangat perlu
mencari penyebab terjadinya miskonsepsi, ditingkatkan. Usaha peningkatan kompetensi
dan memilih metode yang sesuai untuk guru perlu mendapatkan sambutan hangat
mengatasi miskonsepsi tersebut. dari seluruh instansi yang terkait. Usaha
Usaha memperbaiki miskonsepsi peningkatan kompetensi guru sebaiknya
yang terjadi sangat membutuhkan dilakukan dengan dasar identifikasi masalah
identifikasi penyebab miskonsepsi itu yang jelas, serta penyelesaian program yang
sendiri. Secara lebih lengkap, Suparno tuntas.
(2005) menyatakan faktor penyebab Peningkatan kompetensi guru,
miskonsepsi fisika bisa dibagi menjadi lima terutama kompetensi subtansial fisika dapat
sebab utama, yaitu berasal dari siswa, dilakukan dengan kegiatan pelatihan-
pengajar, buku teks, konteks, dan cara guru pelatihan, short course, atau pembelajaran
mengajar. Penjelasana tersebut dikuatkan yang dapat meningkatkan pemahaman
lagi oleh para peneliti dalam Euwe van den konsep fisika guru serta memperbaiki
Berg (1991:1), yang menyatakan bahwa miskonsepsi terhadap konsep fisika yang
terdapat beragam alasan mengenai kurang- dialami oleh guru. Oleh karena itu sebagai
nya pemahaman fisika siswa, penyebab langkah awal sangat diperlukan identifikasi
kurangnya pemahaman fisika siswa diantara; pemahaman konsep dan miskonsepsi guru
guru yang tidak qualified, fasilitas terhadap konsep-konsep fisika. Sehingga
praktikum yang kurang memadai, jumlah didapatkan dasar yang kuat dalam
mata pelajaran yang banyak, silabus yang merancang kegiatan peningkatan kompetensi
terlalu padat, dan kecilnya gaji guru guru, untuk memperhalus pemahaman
sehingga mencari pekerjaan lain. Dengan konsep fisika guru yang sudah benar dan
demikian, sangat jelas bahwa guru juga mengoreksi serta memperbaiki miskonsepsi
termasuk faktor penyebab terjadinya yang terjadi pada guru.
miskonsepsi, baik dari pemahaman konsep
seorang guru yang miskonsepsi maupun cara METODE
seorang guru mengajar yang dapat
menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Penelitian ini dilakukan untuk
Upaya peningkatan kompetensi dan menelusuri tingkat pemahaman konsep dan
profesionalisme guru terus digalakan oleh miskonsepsi fisika pada guru-guru fisika
pemerintah dan instansi terkait, seperti pada SMA RSBI di Bandar Lampung, yaitu 8
tahun ini dilakukannya Uji Kompetensi guru fisika dari SMA N 2 Bandar Lampung
Guru (UKG) oleh Kementerian Pendidikan dan 6 guru fisika dari SMAN 9 Bandar
dan Kebudayaan (Kemendikbud). Seperti Lampung, yang seluruh guru tersebut
yang dilansir oleh Kementerian Pendidikan tercatat sebagai pegawai negeri sipil, 13
dan Kebudayaan (Kemendikbud), bahwa sudah bersertifikat pendidik profesional.
rata-rata nilai UKG tahap pertama adalah Dari 14 guru tersebut yang menghadiri dan
44,5 dari poin 70 yang diharapkan mengerjakan tes penelitian berjumlah 9
(Lampung Post: 10 Agustus 2012). Hasil uji orang, 5 guru fisika dari SMAN 2 Bandar
kompetensi guru (UKG) yang jeblok ini Lampung dan 4 guru fisika dari SMAN 9
tentu menimbulkan ketidakpercayaan Bandar Lampung.
20 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 14, Nomor 1, April 2013

Instrumen penelitian dikembangkan guru terhadap tes objektif dan respon guru
dengan merumuskan konsep yang akan terhadap derajat keyakinan jawabannya
diteliti pemahaman konsep dan mis- tersebut;
konsepsinya, kemudian merancang tes
objektif berargumentasi sebanyak 28 butir Tabel 2. Penentuan miskonsepsi guru
soal. Untuk menghindari kesalahan dalam JAWABAN CRI RENDAH CRI TINGGI
membedakan guru yang termasuk dalam
katagori miskonsepsi, katagori pemahaman Jawaban Jumlah jawaban Jumlah
benar yang benar dan jawaban yang
konsep benar, katagori pengetahuan rendah, CRI rendah benar dan CRI
atau yang termasuk ke dalam katagori (katagori lucky tinggi
keberuntungan, maka instrumen penelitian guess) (katagori
tersebut dikembangkan dengan model pemahaman
Certainty of Response Index (CRI), sehingga konsep
benar)
tes objektif berargumentasi dikembangkan
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan Jawaban Jumlah jawaban Jumlah
yang telah ditetapkan dalam model Certainty salah yang salah dan jawaban yang
of Response Index (CRI). Dengan CRI rendah salah dan CRI
(katagori lack a tinggi
menggunakan model ini akan dapat
knowlegde) (katagori
dibedakan antara guru yang benar-benar miskonsepsi)
termasuk katagori miskonsepsi, katagori
pemahaman konsep benar, katagori penge- Saleem Hasan (1999: 294 - 299)
tahuan rendah, atau yang termasuk ke dalam
katagori keberuntungan. Hal tersebut sesuai HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan yang diungkapkan oleh Dykstra, et,
all., (1992: 621), bahwa untuk mengungkap Hasil Penelitian
miskonsepsi tidak dapat dilakukan secara Penelitian ini dilakukan untuk men-
langsung, akan tetapi dapat ditempuh deskripsikan tingkat pemahaman konsep dan
melalui aplikasi dengan suatu permasalahan. miskonsepsi guru fisika SMA RSBI di
Pada instrumen tes objektif, guru Bandar Lampung, terhadap konsep fisika
diminta untuk merespon setiap jawabannya, dasar meliputi analisis vektor, kinematika,
dengan disediakan 6 skala sebagai berikut; dinamika, kesetimbangan, suhu dan kalor,
listrik dinamis, osilasi, gelombang, optika,
Tabel 1. Penentuan nilai derajat CRI fluida, rangkaian RLC, serta listrik magnet.
PILIHAN NILAI KATAGORI Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
JAWABAN bahan acuan untuk melihat penguasaan
A 0 Jawaban yang semata- kompetensi terutama subtansial fisika pada
mata diterka saja (totally
guessed answer) guru SMA RSBI di Bandar Lampung,
B 1 Jawaban dipilih apakah pemahaman konsep fisika pada
mendekati diterka guru-guru sudah benar, lemah, atau bahkan
(almost a guess) kemungkinan terjadi miskonsepsi. Oleh
C 2 Jawaban yang tidak karena itu, hasil penelitian ini dapat
yakin (not sure)
dijadikan dasar untuk kegiatan peningkatan
D 3 Jawaban yang yakin
(sure) kompetensi guru, terutama kompetensi
E 4 Jawaban yang dipilih profesional yaitu subtansial fisika.
mendekati benar (almost Instrumen penelitian yang digunakan
certain) sebanyak 28 soal objektif berargumentasi,
F 5 Jawaban yang dipilih disertai dengan angket CRI yang
pasti benar
menggambarkan derajat keyakinan/kepas-
tian konsep atas setiap jawaban yang
Katagori miskonsepsi guru diten-
diberikan oleh responden, selain itu soal
tukan berdasarkan kombinasi dari jawaban
Ismu, Pemahaman Konsep Dan Miskonsepsi Fisika Pada Guru Fisika 21

juga dilengkapi kolom alasan yang miskonsepsi dan pemahaman konsep fisika
bertujuan untuk mewawancarai responden pada guru fisika SMA RSBI di Bandar
secara tertulis sehingga tergambar jelas pe Lampung. Terlihat bahwa dari seluruh
mahaman konsep dan miskonsepsi responden guru yang mengalami mis-
yang terjadi. Jawaban yang benar dari konsepsi dalam persentase sebanyak
responden pada setiap nomor hasil tes belum 28,97%, persentase miskonsepsi ini cukup
tentu menunjukkan pemahaman konsep tinggi mengingat responden adalah guru-
yang benar, karena ada kemungkinan guru fisika dari SMA yang sudah RSBI dan
jawaban benar tersebut responden hanya 89% sudah bersertifikat. Kemudian guru
menebak saja. Demikian juga dengan yang memiliki pemahaman konsep benar
jawaban yang salah, hal ini belum tentu sebanyak 42,86. Sedangkan guru yang
menunjukkan katagori miskonsepsi, karena memiliki pemahaman konsep lemah pada
ada kemungkinan responden memiliki konsep-konsep tertentu sebanyak 2,78%.
penge-tahuan lemah. Untuk mendapatkan Selain itu, masih ada juga guru yang
hasil yang lebih presisi, maka penelitian menebak dalam menjawab pertanyaan
menggunakan model analisis Certainty of konsep dan tebakannya benar, ini digo-
Response Indexs (CRI), model analsis ini longkan ke dalam katagori keberuntungan
mampu membedakan antara katagori sebesar 5,16%.
keberuntungan/menebak saja, pemahaman
konsep lemah, pemahaman konsep benar, Pembahasan
ataupun tergolong katagori miskonsepsi. Analisis terhadap distribusi pema-
Perhitungan secara keseluruhan, haman konsep dan miskonsepsi fisika, serta
dalam persentase jumlah responden yang apa dan bagaimana penyebabnya dilakukan
memiliki pemahaman konsep benar, pada setiap nomornya. Perhitungan
pemahaman konsep lemah, serta distribusi pemahaman konsep dan mis-
miskonsepsi adalah sebagai berikut: konsepsi untuk soal nomor 1 sampai dengan
7 seperti terlihat pada grafik 1.
Tabel 3. Distribusi pemahaman konsep dan Ketika guru (responden) diberikan
miskonsepsi soal nomor 1 terdapat 11,11% miskonsepsi
KATAGORI PERSENTASE dan 88,89% pemahamannya konsep benar.
Hal tersebut berarti dari 9 guru responden
Miskonsepsi (MIS) 28,97 ada 8 orang yang pemahaman konsepnya
Pemahaman Konsep Benar benar dan hanya ada 1 orang yang
(PKB) 42,86 menjawab salah dengan keyakinan tinggi.
Pemahaman Konsep Lemah Soal nomor 1 adalah soal konsep tentang
(PKL) 2,78 vektor
Keberuntungan (KB) 5,16 Sebanyak 88,89% guru paham
TIDAK MENJAWAB 20,24 dengan konsep resultan vektor, sehingga
JUMLAH 100,01 pada soal di atas mereka memilih jawaban
yang benar yaitu C. Sedangkan guru yang
Seperti terlihat pada tabel 3, ada mengalami miskonsepsi masih dipengaruhi
sebanyak 20,24% guru yang tidak oleh konsep penjumlahan/resultan dari tiga
menjawab, berdasarkan observasi dan vektor yang sisi-sisinya membentuk segitiga
diskusi langsung, hal tersebut disebabkan siku-siku, dengan dihafal bahwa sisi miring
karena waktu yang disediakan untuk sama dengan penjumlahan sisi samping dan
mengerjakan dianggap kurang, dan sisi depan.
penyebab lain karena guru yang bersang- Pada soal nomor 2, miskonsepsi
kutan enggan menuliskan jawaban yang yang terjadi cukup tinggi yaitu sebesar
tidak dapat dikerjakan. Penelitian ini 55,56%. Sedangkan yang pemahaman
menitikberatkan pada penelusuran konsepnya sudah benar hanya 44,44%. Pada
22 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 14, Nomor 1, April 2013

soal ini responden (guru) diuji dengan soal dilempar ke atas.


tentang konsep kecepatan pada benda yang

Grafik 1. Distribusi pemahaman konsep dan miskonsepsi (dalam %) pada soal nomor 1-7
DISTRIBUSI PEMAHAMAN KONSEP DAN
MISKONSEPSI (%) SOAL NO. 1 - 7
100 100
100 88.89 88.89
77.78
80
55.56 55.56
60
44.44
40
22.22 22.22
20 11.11 11.11 11.11
11.11
000 000 000 00 0 0 0000 0 000
0
1 2 3 4 5 6 7
Miskonsepsi (MIS) Pemahaman Konsep Benar (PKB)
Pemahaman Konsep Lemah (PKL) Keberuntungan (KB)
TIDAK MENJAWAB

Soal Nomor 1

Soal nomor 2
Ismu, Pemahaman Konsep Dan Miskonsepsi Fisika Pada Guru Fisika 23

Responden (guru) yang mengalami Pada soal nomor 3, responden (guru)


miskonsepsi pada soal konsep di atas, yang mengalami miskonsepsi sangat tinggi
pemahamannya terhadap kecepatan tertukar yaitu 88,89% dan hanya 11,11% yang
dengan konsep kelajuan, sehingga mereka pemahaman konsepnya benar. Soal nomor 3
salah menjawab dan cenderung memilih menguji tentang konsep gaya-gaya yang
jawaban A. Padahal jawaban yang benar bekerja pada benda yang dilempar ke atas:
adalah C.

Soal nomor 3

Pada soal nomor 3 di atas, hanya 1 akan terus bergerak ke atas dan tidak pernah
guru yang menjawab benar yaitu B. kembali turun ka bawah lagi. Pemahaman
Sebagian besar dari mereka menjawab A, konsep mereka itu adalah pemahaman yang
karena pemahaman konsep mereka salah keliru (miskonsepsi).
yang menganggap gaya dorong ke atas Soal konsep nomor 4 menguji
secara terus menerus bekerja pada benda, responden tentang konsep kelajuan di titik
pada benda tersebut dilempar dengan gaya tertinggi dari gerak parabola, sebagai
sesaat. Apabila gaya-gaya yang bekerja pada berikut:
benda seperti pada gambar A, maka benda

Soal Nomor 4

Sebanyak 22,22% responden (guru) Mereka yang memiliki pemahaman konsep


terungkap miskonsepsi, mereka cenderung benar tentang konsep tersebut sebanyak
menjawab C, hal ini disebabkan karena 55,56%, dan yang lainya 22,22%
pemahaman konsep yang salah tertukar memutuskan untuk tidak menjawab.
dengan konsep kelajuan pada gerak vertikal Sedangkan pada soal nomor 5 tidak ada
bahwa pada titik tertinggi kelajuan nol. yang miskonsepsi dan sebanyak 11,11%
Seharusnya jawaban yang benar adalah A. pemahaman konsepnya lemah, dan 11,11%
24 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 14, Nomor 1, April 2013

keberuntungan menjawab benar karena Pada soal nomor 7, responden diuji


hanya menebak. Sebagian besar responden dengan soal konsep tentang besar gaya
(guru) pemahaman konsepnya benar yaitu normal benda yang diletakkan dimeja
77,78%. Soal ini menguji tentang konsep dengan variasi sudut kemiringan. Setelah
benda jatuh bebas yang dijatuhkan dari ditelusuri semua guru 100% pemahaman
pesawat yang bergerak dengan kecepatan v. konsepnya benar. Hal tersebut kebalikan
Terlihat pada alasan jawaban mereka, bahwa dari soal nomor 6, pada soal ini 100% guru
yang mengalami miskonsepsi terhadap terbukti mengalami miskonsepsi. Adapun
konsep ini disebabkan hanya karena salah soalnya sebagai berikut:
dalam memahami soal.

Soal Nomor 6

Seluruh responden (guru) mengalami tidak ada guru yang miskonsepsi dan yang
miskonsepsi terhadap konsep pada soal di pemahaman konsepnya lemah. Pemahaman
atas, padahal terbaca pada alasan jawaban konsep guru-guru sudah benar dan kuat pada
mereka bahwa mereka sudah benar konsep nomor 8 dan 9, berturut-turut
memahami bahwa gaya sentripetal dan gaya 77,78% dan 88,89% pemahaman konsepnya
sentrifugal adalah pasangan gaya aksi- benar.
reaksi, akan tetapi mereka lupa bahwa Miskonsepsi terjadi sangat tinggi
pasangan gaya aksi-reaksi bekerja pada pada soal konsep nomor 10, yaitu tentang
benda yang berbeda, sehingga mereka konsep energi pada benda yang bergerak
menjawab A, padahal jawaban yang benar pada bidang miring dengan besar kecepatan
adalah B. tetap. Sebanyak 88,89% guru miskonsepsi
Distribusi pemahaman konsep dan tentang konsep ini dan sisanya hanya
miskonsepsi untuk soal nomor 8 sampai 11,11% pemahaman konsepnya benar.
dengan 14 seperti terlihat pada grafik 2. Responden yang miskonsepsi
Pada soal nomor 8 responden (guru) penyebabnya bahwa pemahaman konsep
diuji dengan permasalahan tentang konsep mereka salah, mereka menganggap pada
koefisien gesek pada benda yang bergerak gerak benda pada bidang miring selalu
pada bidang miring. Selanjutnya guru diuji terjadi perubahan energi potensial ke energi
soal nomor 9 dengan permasalahan tentang kinetik atau sebaliknya, tanpa meninjau
konsep kecepatan gerak jatuh bebas yaitu ulang bagaimana kecepatan benda tersebut,
dua benda massanya berbeda dijatuhkan dari sehingga mereka cenderung menjawab A.
ketinggian yang sama. Hasilnya sangat baik, Padahal seperti pada soal tersebut
Ismu, Pemahaman Konsep Dan Miskonsepsi Fisika Pada Guru Fisika 25

diinformasikan bahwa mobil menuruni seharusnya jawaban yang benar adalah C.


bidang miring dengan kecepatan tetap,

Grafik 2. Distribusi pemahaman konsep dan miskonsepsi (dalam %) pada soal nomor 8-14
DISTRIBUSI PEMAHAMAN KONSEP DAN
MISKONSEPSI (%) SOAL NO. 8 - 14
100 88.89 88.89
77.78 77.78
80 66.67
55.56
60 44.44
40 33.33 33.33
11.11 22.22 22.22
11.11 11.11 11.11
20 11.11 11.11 11.11 11.11
0 0 0 00 000 00 00 0 000
0
8 9 10 11 12 13 14
Miskonsepsi (MIS) Pemahaman Konsep Benar (PKB)
Pemahaman Konsep Lemah (PKL) Keberuntungan (KB)
TIDAK MENJAWAB

Soal Nomor 10

Selanjutnya responden diuji dengan permasalahan tentang konsep kesetimbangan pada


soal nomor 11;
26 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 14, Nomor 1, April 2013

Hasil ujinya menunjukkan 55,56% sehingga dengan yakin memilih jawaban B


pemahaman konsep responden sudah benar (T2). Seharusnya jawaban yang benar adalah
dan hanya 11,11% miskonsepsi, sisanya C, apabila tali sejenis maka T3 yang
33,33% memutuskan untuk tidak menjawab. kemungkinan terlebih dahulu akan putus.
Guru yang miskonsepsi pada soal ini Pada nomor 12 guru-guru diuji
kesalahannya mereka hanya memban- dengan soal tentang konsep asas Black
dingkan antara tegangan T1 dan T2 saja, sebagai berikut:

Hasil ujinya menunjukkan bahwa Seharusnya mereka paham bahwa untuk


44,44% guru miskonsepsi, hanya 22,22% menaikan suhu dari -5oC ke 0oC dalam fase
guru yang pemahaman konsepnya benar, padat hanya membutuhkan kalor 25oC.
dan 33,33% memutuskan untuk tidak Sedangkan untuk melebur seluruhnya dari
menjawab. Guru-guru yang miskonsepsi padat 0oC menjadi cair 0oC membutuhkan
pada konsep ini penyababnya adalah mereka kalor (kalor laten) 800 kalori. Maka
langsung menghitung suhu akhir dengan seharusnya jawabannya adalah B.
asas Black seperti berikut: Selanjutnya guru-guru diuji dengan
permasalahan tentang konsep peristiwa
𝑄𝑇 = 𝑄𝐿 pengembunan pada dinding gelas yang
800 𝐾𝑎𝑙 = 𝑚. 𝑐. (0 − (−5)) + 𝑚. 𝐿 berisi es, sebagai berikut;
+ 𝑚. 𝑐. (𝑡 − 0) Selanjutnya guru-guru diuji dengan
t = -2,5oC permasalahan tentang konsep peristiwa
pengembunan pada dinding gelas yang
Sehingga mereka menjawab A, ini berisi es, sebagai berikut;
merupakan kekeliruan yang sangat fatal.

Hasil uji menunjukkan bahwa Pada pengujian dengan soal nomor


sebanyak 66,67% pemahaman konsep guru 14, guru yang miskonsepsi hanya 22,22%,
benar, dan hanya 11,11% miskonsepsi, dan 77,78% pemahaman konsep guru sudah
11,11% pemahaman konsepnya lemah, dan benar. Soal tersebut menguji responden
11,11% memutuskan untuk tidak menjawab. tentang konsep sederhana dari hukum Ohm,
Guru yang miskonsepsi menjawab C. sebagai berikut;
Padahal jawaban yang benar adalah A.
Ismu, Pemahaman Konsep Dan Miskonsepsi Fisika Pada Guru Fisika 27

Guru yang miskonsepsi terhadap mencoba sendiri dengan percobaan


konsep ini menganggap bahwa R sederhana agar miskonsepsi dapat
berbanding terbalik dengan arus listrik I, ini diperbaiki.
merupakan kekeliruan konsep yang sangat Pada soal nomor 15 sampai 21,
fatal, karena responden hanya melihat secara miskonsepsi yang dialami guru cukup tinggi
matematis tanpa memahami konsep pada soal konsep nomor 15, 18, 20 dan 21.
fisikanya, sehingga jawaban mereka fatal Distribusi pemahaman konsep dan
yaitu A. Seharusnya jawabannya adalah C, miskonsepsi untuk soal nomor 15 sampai
disarankan bagi yang miskonsepsi untuk dengan 21 seperti terlihat pada grafik 3.

Grafik 3. Distribusi pemahaman konsep dan miskonsepsi (dalam %) pada soal nomor 15 – 21
DISTRIBUSI PEMAHAMAN KONSEP DAN
MISKONSEPSI (%) SOAL NO. 15 - 21
80
66.67
55.56 55.56 55.56
60
44.44
33.33 33.33
33.33 33.33
40 33.33 33.33
22.22 22.22 22.22 22.22
22.22 22.22 22.22
20 11.11 11.11 11.11 11.11
11.11 11.11
00 0 00 0 0 0 0 0 0
0
15 16 17 18 19 20 21
Miskonsepsi (MIS) Pemahaman Konsep Benar (PKB)
Pemahaman Konsep Lemah (PKL) Keberuntungan (KB)
TIDAK MENJAWAB

Pada soal nomor 15, responden diuji dengan konsep rangkaian paralel dari dua lampu
sebagai berikut;
28 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 14, Nomor 1, April 2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa responden cenderung


66,67% dari guru mengalami miskonsepsi memiliki pemahaman konsep lemah
terhadap konsep ini, 22,22% pemahaman terhadap konsep tersebut. Sebanyak 33,33%
konsep guru sudah benar, dan 11,11% guru pemahaman konsepnya lemah, 33,33%
memutuskan untuk tidak menjawab. Guru- pemahaman konsepnya benar, dan 22,22%
guru yang miskonsepsi menganggap bahwa guru miskonsepsi, dan 11,11% memutuskan
ketika L1 putus maka arus yang mengalir untuk tidak menjawab. Sedangkan pada uji
pada L2 membesar, sehingga mereka dengan soal nomor 17 tentang konsep osilasi
menjawab A. Anggapan tersebut tentu pada pendulum. Hasil penelusuran
keliru, karena tegangan pada L2 sebelum menunjukkan bahwa guru-guru memiliki
dan sesudah L1 putus adalah sama, demikian pemahaman konsep yang benar yaitu
juga arus listrik yang mengalir pada L2 55,56%, sedangkan yang miskonsepsi hanya
sebelum dan sesudah L1 putus juga sama, 11,11% dan yang lainnya 33,33%
sehingga disipasi daya pada L2 tetap (sama). memutuskan untuk tidak menjawab.
Maka jawaban yang benar adalah B. Hasil penelusuran dengan soal
Selanjutnya responden diuji dengan nomor 20 tentang pembiasan pada prisma
permasalahan tentang konsep perambatan siku-siku indeks biasnya tertentu, sebagai
gelombang mekanik. Hasil penelusuran berikut:

Hasil penelusuran menunjukkan Hasil penelusuran dengan soal


guru yang miskonsepsi cukup tinggi konsep nomor 21 tentang hukum
55,56%, pemahaman konsepnya lemah Archimedes pada sebuah benda yang
22,22% dan tidak ada satupun guru yang terapung, menunjukkan bahwa guru yang
penguasaan konsepnya benar, yang lainnya miskonsepsi cukup tinggi 55,56%, guru
22,22% memutuskan untuk tidak menjawab. yang memiliki pemahaman konsep benar
Guru yang miskonsepsi dan pemehaman 22,22%, guru yang keberuntungan
konsep yang lemah ini cenderung menjawab (menebak) menjawab benar 11,11% dan
A atau C, hal itu diduga karena guru salah yang lainnya 11,11% memilih tidak
dalam menentukan sudut datang dan sudut menjawab. Soal konsep nomor 20 sebagai
biasnya, ini terlihat pada alasan dari berikut;
jawaban mereka.
Ismu, Pemahaman Konsep Dan Miskonsepsi Fisika Pada Guru Fisika 29

Pada soal ini, guru yang miskonsepsi tersebut dalam keadaan diam (tidak
cenderung menjawab C, ini merupakan bergerak ke atas lagi), sehingga seharusnya
kekeliruan yang fatal. Penyebab jawabannya yang benar adalah B.
meiskonsepsi ini mereka beranggapan Pada soal nomor 22 sampai 28,
bahwa massa jenis benda yang terapung miskonsepsi yang dialami guru cukup tinggi
lebih kecil daripada massa jenis air, pada soal konsep nomor 22, 24 dan 26.
sehingga menurut anggapan mereka itu FA > Distribusi pemahaman konsep dan
W. Padahal ini merupakan konsep yang miskonsepsi untuk soal nomor 22 sampai
mendasar. Coba kita perhatikan kembali, dengan 28 seperti terlihat pada grafik 4.
bahwa setelah benda terapung benda

Grafik 4. Distribusi pemahaman konsep dan miskonsepsi (dalam %) pada soal nomor 22-28
DISTRIBUSI PEMAHAMAN KONSEP DAN
MISKONSEPSI (%) SOAL NO. 22 - 28
60 55.56 55.56

44.44 44.44 44.44


50 44.44 44.44 44.44 44.44 44.44

40 33.33 33.33 33.33


33.33
30 22.22
20 11.11 11.11
11.11 11.11 11.11 11.11 11.11
10
0 0 0 0 0 0 00 0 00 0 0
0
22 23 24 25 26 27 28
Miskonsepsi (MIS) Pemahaman Konsep Benar (PKB)
Pemahaman Konsep Lemah (PKL) Keberuntungan (KB)
TIDAK MENJAWAB

Responden (guru) memiliki menguji konsep tentang gerak partikel


pemahaman konsep benar dan kuat bermuatan listrik yang berada dalam medan
ditunjukkan hasil uji konsep terutama pada magnet tetap, sedangkan soal konsep nomor
soal konsep nomor 23, 25, 27 dan 28 terlihat 28 menguji responden dengan konsep
pada grafik 7 bahwa guru yang memiliki tentang induksi elektromagnetik yaitu GGL
penguasaan konsep benar berturut-turut imbas yang ditunjukkan oleh jarum
44,44% pada soal konsep nomor 23, 44,44% galvanometer yang ditimbulkan dari magnet
soal konsep nomor 25, 55,56% soal konsep yang digerak masuk-keluar kumparan.
27 dan 55,56% soal konsep 28. Persentase Hasil penelusuran yang menjadi
yang lain pada masing-masing nomor perhatian terlihat pada uji konsep nomor 22,
tersebut didominasi oleh guru yang tidak 24, dan 26, seperti terlihat pada grafik 7 di
menjawab. Soal nomor 23 menguji konsep atas. Pada soal konsep nomor 22, responden
tentang rangkaian seri tiga lampu pijar, soal diuji dengan konsep lampu pijar yang
konsep nomor 25 tentang konsep rangkaian dihubungkan dengan sebuah baterai, sebagai
RLC paralel yang dihubungkan pada sumber berikut;
tegangan DC, soal konsep nomor 27
30 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 14, Nomor 1, April 2013

Sebanyak 33,33% guru yang lampu tidak akan menyala, sehingga mereka
miskonsepsi, 11,11% pemahaman cenderung menjawab B. Pemahaman
konsepnya lemah, 11,11% menebak dalam mereka ini keliru dan fatal, padahal lampu
menjawab, dan yang lainnya 44,44% tidak pijar tidak memiliki kutub, apabila arus
menjawab. Soal ini merupakan soal yang listrik mengalir melalui filament lampu,
sangat mendasar, guru yang miskonsepsi maka dengan begitu dipastikan lampu
setelah ditelusuri, ternyata mereka memiliki menyala. Seharusnya jawaban yang benar
pemahaman bahwa kutub positif baterai adalah A.
harus dihubungkan ke bagian bawah lampu Miskonsepsi cukup tinggi juga
(kutub positif lampu versi mereka) dan terjadi pada responden setelah diuji dengan
kutub negatif baterai harus dihubungkan ke soal nomor 24 yaitu soal tentang konsep
bagian body lampu (kutub negatif versi rangkaian paralel dari tiga lampu pijar
mereka) dengan begitu lampu akan menyala, berikut;
apabila terbalik menurut mereka maka

menjawab B. Padahal pada lampu L3 arus


Persentase guru yang miskonsepsi tetap mengalir melewati body lampu tetapi
dalam menjawab soal di atas adalah 33,33%, tidak melewati filament lampu, sehingga
guru dengan pemahaman konsep lemah terjadi hubungan pendek pada L3 yang
11,11%, yang menebak dalam menjawab kondisi ini menyebabkan ketiga lampu pijar
11,11% dan yang lainnya 44,44% tidak tidak ada yang menyala, silahkan dibuktikan
menjawab. Responden yang miskonsepsi dengan percobaan sederhana.
setelah ditelusuri, ternyata mereka memiliki Miskonsepsi terjadi lebih
pemahaman bahwa pada lampu L3 arus tinggi lagi, yaitu pada soal nomor 26 yang
listrik akan terputus, sehingga mereka menguji responden terhadap konsep cepat
Ismu, Pemahaman Konsep Dan Miskonsepsi Fisika Pada Guru Fisika 31

rambat gelombang elektromagnetik, sebagai


berikut;

Setelah ditelusuri dengan soal di kesetimbangan, suhu dan kalor, listrik


atas, ternyata 44,44% guru mengalami dinamis, gelombang mekanik dan
miskonsepsi, hanya 11,11% guru yang gelombang elektromagnetik, optika
memiliki pemahaman konsep benar, dan geometri, serta fluida statis (hukum
yang lainnya 44,44% memutuskan untuk Archimedes).
tidak menjawab. Setelah ditelusuri ternyata
guru yang miskonsepsi banyak memilih DAFTAR PUSTAKA
jawaban A, padahal pemancar radio AM dan
FM menggunakan gelombang yang sama Berg, Euwe Van Den (Ed). 1999.
yaitu gelombang radio, sehingga seharusnya Miskonsepsi Fisika dan Remediasi.
jawaban yang tepat adalah C. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
SIMPULAN
Depdiknas Ditjen Pendidikan Dasar dan
Berdasarkan hasil penelitian dapat Menengah Umum. Pedoman Khusus
disimpulkan bahwa dengan menggunakan Pola Induk Pengembangan Silabus
model Certainty of Response Indeks (CRI) Berbasis Kemampuan Dasar Sekolah
dapat membedakan antara guru yang Menengah Umum Model 3.
pemahaman konsepnya lemah dengan guru Departemen Pendidikan Nasional.
yang mengalami miskonsepsi. Dari 9 Jakarta.
responden yang mengerjakan item tes
sebanyak 28 soal, persentase guru yang Dykstra, et. al (1992). Studying conceptual
mengalami miskonsepsi adalah 28,97%, Changes in Learning Physics. Journal
memiliki pemahaman konsep lemah 2,78%, Research in Science Teaching, 74 (5).
pemahaman konsep benar 42,86%, yang
hanya menebak (keberuntungan) dalam Hasan, S., D. Bagayoko, D., and Kelley, E.
menjawab 5,16%, dan yang lainnya 20,24% L., (1999), Misconseptions and the
tidak menjawab. Setelah ditelusuri lebih Certainty of Response Index (CRI),
rinci setiap soal konsep, terdapat Phys. Educ. 34(5), pp. 294 - 299.
miskonsepsi guru yang cukup tinggi bahkan
Kaharu, S. N., dan Mansyur, J. (2007).
ada yang sampai 100%. Miskonsepsi guru
Exploring the student Misconception
tinggi terjadi pada konsep mekanika (gerak
of Electric Circuit Concept by
vertikal dan gerak parabola), dinamika
Certainty of Response Index and
(gerak rotasi), usaha dan energi,
Interview. Makalah dalam Seminar
32 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 14, Nomor 1, April 2013

Proceding of The First International


Seminar of Science Education.
Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 10


August 2012. UKG Jeblok Mutu Guru
diragukan. Lampung Post.

Klammer, J., (1998), An Overview of


Techniques for Identifying,
Acknowledging and Overcoming
Alternate Conceptions in Physics
Education, 1997/98 Klingenstein
Project Report, Teachers College-
Columbia University.

Maharta, Nengah. 2009. Analisis


Miskonsepsi Fisika Siswa Sma Di
Bandar Lampung. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.

Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi &


Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Jakarta: PT.Grasindo.

Wahyudi, Ismu. 2011. Analisis Penguasaan


Konsep Dan Miskonsepsi Mahasiswa
Terhadap Konsep Dasar
Elektrodinamis Menggunakan Model
Certainty Of Response Index (CRI).
Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan 2012, FKIP Unila,
Halaman 137 – 148.

Anda mungkin juga menyukai