2415 4819 1 SM
2415 4819 1 SM
Abstract: Miskonsepsi yang dialami oleh guru tentu akan sangat menggangu
pembentukan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran, dan cenderung akan
menyebabkan miskonsepsi pada siswa juga, sehingga keberhasilan siswa dalam
capaian belajar juga akan sangat terganggu. Untuk mengatasi miskonsepsi sebaiknya
diawali dengan terlebih dahulu menemukan dan mengidentifikasi bentuk-bentuk
miskonsepsi, mencari penyebab terjadinya miskonsepsi, dan memilih metode yang
sesuai untuk mengatasi miskonsepsi tersebut. Telah dilakukan penelitian deskriptif
yang menggambarkan pemahaman konsep dan miskonsepsi fisika pada guru bidang
studi fisika SMA RSBI di Bandar Lampung, dengan menggunakan metode certainty
of response index (CRI). Hasil penelitian menggambarkan bahwa dari 9 responden
yang mengerjakan item tes sebanyak 28 soal, persentase guru yang mengalami
miskonsepsi adalah 28,97%, memiliki pemahaman konsep lemah 2,78%, pemahaman
konsep benar 42,86%, yang hanya menebak (keberuntungan) dalam menjawab 5,16%,
dan yang lainnya 20,24% tidak menjawab. Secara rinci, pada setiap soal konsep
terdapat miskonsepsi guru yang cukup tinggi bahkan ada yang sampai 100%.
Miskonsepsi guru tinggi terjadi pada konsep mekanika (gerak vertikal dan gerak
parabola), dinamika (gerak rotasi), usaha dan energi, kesetimbangan, suhu dan kalor,
listrik dinamis, gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik, optika geometri,
serta fluida statis (hukum Archimedes).
miskonsepsi pada siswa juga, sehingga masyarakat, orang tua, dan siswa. Kondisi
keberhasilan siswa dalam capaian belajar ini dikhawatirkan berdampak buruk bagi
juga akan sangat terganggu. Ini merupakan guru. Walaupun diduga soal UKG yang
masalah besar dalam pembelajaran fisika kurang memenuhi validitas, sistem pelak-
yang tidak bisa diabaikan. Paul Suparno sanaan serta sarana dan prasarana yang
(2005) mengungkapkan bahwa untuk belum memadai, akan tetapi hasil UKG
mengatasi miskonsepsi ada tiga langkah tersebut seharusnya dapat dijadikan umpan
yang harus dilakukan, yaitu: mencari atau balik bagi seluruh instansi pendidikan bahwa
menemukan bentuk-bentuk miskonsepsi, kompetensi guru masih sangat perlu
mencari penyebab terjadinya miskonsepsi, ditingkatkan. Usaha peningkatan kompetensi
dan memilih metode yang sesuai untuk guru perlu mendapatkan sambutan hangat
mengatasi miskonsepsi tersebut. dari seluruh instansi yang terkait. Usaha
Usaha memperbaiki miskonsepsi peningkatan kompetensi guru sebaiknya
yang terjadi sangat membutuhkan dilakukan dengan dasar identifikasi masalah
identifikasi penyebab miskonsepsi itu yang jelas, serta penyelesaian program yang
sendiri. Secara lebih lengkap, Suparno tuntas.
(2005) menyatakan faktor penyebab Peningkatan kompetensi guru,
miskonsepsi fisika bisa dibagi menjadi lima terutama kompetensi subtansial fisika dapat
sebab utama, yaitu berasal dari siswa, dilakukan dengan kegiatan pelatihan-
pengajar, buku teks, konteks, dan cara guru pelatihan, short course, atau pembelajaran
mengajar. Penjelasana tersebut dikuatkan yang dapat meningkatkan pemahaman
lagi oleh para peneliti dalam Euwe van den konsep fisika guru serta memperbaiki
Berg (1991:1), yang menyatakan bahwa miskonsepsi terhadap konsep fisika yang
terdapat beragam alasan mengenai kurang- dialami oleh guru. Oleh karena itu sebagai
nya pemahaman fisika siswa, penyebab langkah awal sangat diperlukan identifikasi
kurangnya pemahaman fisika siswa diantara; pemahaman konsep dan miskonsepsi guru
guru yang tidak qualified, fasilitas terhadap konsep-konsep fisika. Sehingga
praktikum yang kurang memadai, jumlah didapatkan dasar yang kuat dalam
mata pelajaran yang banyak, silabus yang merancang kegiatan peningkatan kompetensi
terlalu padat, dan kecilnya gaji guru guru, untuk memperhalus pemahaman
sehingga mencari pekerjaan lain. Dengan konsep fisika guru yang sudah benar dan
demikian, sangat jelas bahwa guru juga mengoreksi serta memperbaiki miskonsepsi
termasuk faktor penyebab terjadinya yang terjadi pada guru.
miskonsepsi, baik dari pemahaman konsep
seorang guru yang miskonsepsi maupun cara METODE
seorang guru mengajar yang dapat
menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Penelitian ini dilakukan untuk
Upaya peningkatan kompetensi dan menelusuri tingkat pemahaman konsep dan
profesionalisme guru terus digalakan oleh miskonsepsi fisika pada guru-guru fisika
pemerintah dan instansi terkait, seperti pada SMA RSBI di Bandar Lampung, yaitu 8
tahun ini dilakukannya Uji Kompetensi guru fisika dari SMA N 2 Bandar Lampung
Guru (UKG) oleh Kementerian Pendidikan dan 6 guru fisika dari SMAN 9 Bandar
dan Kebudayaan (Kemendikbud). Seperti Lampung, yang seluruh guru tersebut
yang dilansir oleh Kementerian Pendidikan tercatat sebagai pegawai negeri sipil, 13
dan Kebudayaan (Kemendikbud), bahwa sudah bersertifikat pendidik profesional.
rata-rata nilai UKG tahap pertama adalah Dari 14 guru tersebut yang menghadiri dan
44,5 dari poin 70 yang diharapkan mengerjakan tes penelitian berjumlah 9
(Lampung Post: 10 Agustus 2012). Hasil uji orang, 5 guru fisika dari SMAN 2 Bandar
kompetensi guru (UKG) yang jeblok ini Lampung dan 4 guru fisika dari SMAN 9
tentu menimbulkan ketidakpercayaan Bandar Lampung.
20 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 14, Nomor 1, April 2013
Instrumen penelitian dikembangkan guru terhadap tes objektif dan respon guru
dengan merumuskan konsep yang akan terhadap derajat keyakinan jawabannya
diteliti pemahaman konsep dan mis- tersebut;
konsepsinya, kemudian merancang tes
objektif berargumentasi sebanyak 28 butir Tabel 2. Penentuan miskonsepsi guru
soal. Untuk menghindari kesalahan dalam JAWABAN CRI RENDAH CRI TINGGI
membedakan guru yang termasuk dalam
katagori miskonsepsi, katagori pemahaman Jawaban Jumlah jawaban Jumlah
benar yang benar dan jawaban yang
konsep benar, katagori pengetahuan rendah, CRI rendah benar dan CRI
atau yang termasuk ke dalam katagori (katagori lucky tinggi
keberuntungan, maka instrumen penelitian guess) (katagori
tersebut dikembangkan dengan model pemahaman
Certainty of Response Index (CRI), sehingga konsep
benar)
tes objektif berargumentasi dikembangkan
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan Jawaban Jumlah jawaban Jumlah
yang telah ditetapkan dalam model Certainty salah yang salah dan jawaban yang
of Response Index (CRI). Dengan CRI rendah salah dan CRI
(katagori lack a tinggi
menggunakan model ini akan dapat
knowlegde) (katagori
dibedakan antara guru yang benar-benar miskonsepsi)
termasuk katagori miskonsepsi, katagori
pemahaman konsep benar, katagori penge- Saleem Hasan (1999: 294 - 299)
tahuan rendah, atau yang termasuk ke dalam
katagori keberuntungan. Hal tersebut sesuai HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan yang diungkapkan oleh Dykstra, et,
all., (1992: 621), bahwa untuk mengungkap Hasil Penelitian
miskonsepsi tidak dapat dilakukan secara Penelitian ini dilakukan untuk men-
langsung, akan tetapi dapat ditempuh deskripsikan tingkat pemahaman konsep dan
melalui aplikasi dengan suatu permasalahan. miskonsepsi guru fisika SMA RSBI di
Pada instrumen tes objektif, guru Bandar Lampung, terhadap konsep fisika
diminta untuk merespon setiap jawabannya, dasar meliputi analisis vektor, kinematika,
dengan disediakan 6 skala sebagai berikut; dinamika, kesetimbangan, suhu dan kalor,
listrik dinamis, osilasi, gelombang, optika,
Tabel 1. Penentuan nilai derajat CRI fluida, rangkaian RLC, serta listrik magnet.
PILIHAN NILAI KATAGORI Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
JAWABAN bahan acuan untuk melihat penguasaan
A 0 Jawaban yang semata- kompetensi terutama subtansial fisika pada
mata diterka saja (totally
guessed answer) guru SMA RSBI di Bandar Lampung,
B 1 Jawaban dipilih apakah pemahaman konsep fisika pada
mendekati diterka guru-guru sudah benar, lemah, atau bahkan
(almost a guess) kemungkinan terjadi miskonsepsi. Oleh
C 2 Jawaban yang tidak karena itu, hasil penelitian ini dapat
yakin (not sure)
dijadikan dasar untuk kegiatan peningkatan
D 3 Jawaban yang yakin
(sure) kompetensi guru, terutama kompetensi
E 4 Jawaban yang dipilih profesional yaitu subtansial fisika.
mendekati benar (almost Instrumen penelitian yang digunakan
certain) sebanyak 28 soal objektif berargumentasi,
F 5 Jawaban yang dipilih disertai dengan angket CRI yang
pasti benar
menggambarkan derajat keyakinan/kepas-
tian konsep atas setiap jawaban yang
Katagori miskonsepsi guru diten-
diberikan oleh responden, selain itu soal
tukan berdasarkan kombinasi dari jawaban
Ismu, Pemahaman Konsep Dan Miskonsepsi Fisika Pada Guru Fisika 21
juga dilengkapi kolom alasan yang miskonsepsi dan pemahaman konsep fisika
bertujuan untuk mewawancarai responden pada guru fisika SMA RSBI di Bandar
secara tertulis sehingga tergambar jelas pe Lampung. Terlihat bahwa dari seluruh
mahaman konsep dan miskonsepsi responden guru yang mengalami mis-
yang terjadi. Jawaban yang benar dari konsepsi dalam persentase sebanyak
responden pada setiap nomor hasil tes belum 28,97%, persentase miskonsepsi ini cukup
tentu menunjukkan pemahaman konsep tinggi mengingat responden adalah guru-
yang benar, karena ada kemungkinan guru fisika dari SMA yang sudah RSBI dan
jawaban benar tersebut responden hanya 89% sudah bersertifikat. Kemudian guru
menebak saja. Demikian juga dengan yang memiliki pemahaman konsep benar
jawaban yang salah, hal ini belum tentu sebanyak 42,86. Sedangkan guru yang
menunjukkan katagori miskonsepsi, karena memiliki pemahaman konsep lemah pada
ada kemungkinan responden memiliki konsep-konsep tertentu sebanyak 2,78%.
penge-tahuan lemah. Untuk mendapatkan Selain itu, masih ada juga guru yang
hasil yang lebih presisi, maka penelitian menebak dalam menjawab pertanyaan
menggunakan model analisis Certainty of konsep dan tebakannya benar, ini digo-
Response Indexs (CRI), model analsis ini longkan ke dalam katagori keberuntungan
mampu membedakan antara katagori sebesar 5,16%.
keberuntungan/menebak saja, pemahaman
konsep lemah, pemahaman konsep benar, Pembahasan
ataupun tergolong katagori miskonsepsi. Analisis terhadap distribusi pema-
Perhitungan secara keseluruhan, haman konsep dan miskonsepsi fisika, serta
dalam persentase jumlah responden yang apa dan bagaimana penyebabnya dilakukan
memiliki pemahaman konsep benar, pada setiap nomornya. Perhitungan
pemahaman konsep lemah, serta distribusi pemahaman konsep dan mis-
miskonsepsi adalah sebagai berikut: konsepsi untuk soal nomor 1 sampai dengan
7 seperti terlihat pada grafik 1.
Tabel 3. Distribusi pemahaman konsep dan Ketika guru (responden) diberikan
miskonsepsi soal nomor 1 terdapat 11,11% miskonsepsi
KATAGORI PERSENTASE dan 88,89% pemahamannya konsep benar.
Hal tersebut berarti dari 9 guru responden
Miskonsepsi (MIS) 28,97 ada 8 orang yang pemahaman konsepnya
Pemahaman Konsep Benar benar dan hanya ada 1 orang yang
(PKB) 42,86 menjawab salah dengan keyakinan tinggi.
Pemahaman Konsep Lemah Soal nomor 1 adalah soal konsep tentang
(PKL) 2,78 vektor
Keberuntungan (KB) 5,16 Sebanyak 88,89% guru paham
TIDAK MENJAWAB 20,24 dengan konsep resultan vektor, sehingga
JUMLAH 100,01 pada soal di atas mereka memilih jawaban
yang benar yaitu C. Sedangkan guru yang
Seperti terlihat pada tabel 3, ada mengalami miskonsepsi masih dipengaruhi
sebanyak 20,24% guru yang tidak oleh konsep penjumlahan/resultan dari tiga
menjawab, berdasarkan observasi dan vektor yang sisi-sisinya membentuk segitiga
diskusi langsung, hal tersebut disebabkan siku-siku, dengan dihafal bahwa sisi miring
karena waktu yang disediakan untuk sama dengan penjumlahan sisi samping dan
mengerjakan dianggap kurang, dan sisi depan.
penyebab lain karena guru yang bersang- Pada soal nomor 2, miskonsepsi
kutan enggan menuliskan jawaban yang yang terjadi cukup tinggi yaitu sebesar
tidak dapat dikerjakan. Penelitian ini 55,56%. Sedangkan yang pemahaman
menitikberatkan pada penelusuran konsepnya sudah benar hanya 44,44%. Pada
22 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 14, Nomor 1, April 2013
Grafik 1. Distribusi pemahaman konsep dan miskonsepsi (dalam %) pada soal nomor 1-7
DISTRIBUSI PEMAHAMAN KONSEP DAN
MISKONSEPSI (%) SOAL NO. 1 - 7
100 100
100 88.89 88.89
77.78
80
55.56 55.56
60
44.44
40
22.22 22.22
20 11.11 11.11 11.11
11.11
000 000 000 00 0 0 0000 0 000
0
1 2 3 4 5 6 7
Miskonsepsi (MIS) Pemahaman Konsep Benar (PKB)
Pemahaman Konsep Lemah (PKL) Keberuntungan (KB)
TIDAK MENJAWAB
Soal Nomor 1
Soal nomor 2
Ismu, Pemahaman Konsep Dan Miskonsepsi Fisika Pada Guru Fisika 23
Soal nomor 3
Pada soal nomor 3 di atas, hanya 1 akan terus bergerak ke atas dan tidak pernah
guru yang menjawab benar yaitu B. kembali turun ka bawah lagi. Pemahaman
Sebagian besar dari mereka menjawab A, konsep mereka itu adalah pemahaman yang
karena pemahaman konsep mereka salah keliru (miskonsepsi).
yang menganggap gaya dorong ke atas Soal konsep nomor 4 menguji
secara terus menerus bekerja pada benda, responden tentang konsep kelajuan di titik
pada benda tersebut dilempar dengan gaya tertinggi dari gerak parabola, sebagai
sesaat. Apabila gaya-gaya yang bekerja pada berikut:
benda seperti pada gambar A, maka benda
Soal Nomor 4
Soal Nomor 6
Seluruh responden (guru) mengalami tidak ada guru yang miskonsepsi dan yang
miskonsepsi terhadap konsep pada soal di pemahaman konsepnya lemah. Pemahaman
atas, padahal terbaca pada alasan jawaban konsep guru-guru sudah benar dan kuat pada
mereka bahwa mereka sudah benar konsep nomor 8 dan 9, berturut-turut
memahami bahwa gaya sentripetal dan gaya 77,78% dan 88,89% pemahaman konsepnya
sentrifugal adalah pasangan gaya aksi- benar.
reaksi, akan tetapi mereka lupa bahwa Miskonsepsi terjadi sangat tinggi
pasangan gaya aksi-reaksi bekerja pada pada soal konsep nomor 10, yaitu tentang
benda yang berbeda, sehingga mereka konsep energi pada benda yang bergerak
menjawab A, padahal jawaban yang benar pada bidang miring dengan besar kecepatan
adalah B. tetap. Sebanyak 88,89% guru miskonsepsi
Distribusi pemahaman konsep dan tentang konsep ini dan sisanya hanya
miskonsepsi untuk soal nomor 8 sampai 11,11% pemahaman konsepnya benar.
dengan 14 seperti terlihat pada grafik 2. Responden yang miskonsepsi
Pada soal nomor 8 responden (guru) penyebabnya bahwa pemahaman konsep
diuji dengan permasalahan tentang konsep mereka salah, mereka menganggap pada
koefisien gesek pada benda yang bergerak gerak benda pada bidang miring selalu
pada bidang miring. Selanjutnya guru diuji terjadi perubahan energi potensial ke energi
soal nomor 9 dengan permasalahan tentang kinetik atau sebaliknya, tanpa meninjau
konsep kecepatan gerak jatuh bebas yaitu ulang bagaimana kecepatan benda tersebut,
dua benda massanya berbeda dijatuhkan dari sehingga mereka cenderung menjawab A.
ketinggian yang sama. Hasilnya sangat baik, Padahal seperti pada soal tersebut
Ismu, Pemahaman Konsep Dan Miskonsepsi Fisika Pada Guru Fisika 25
Grafik 2. Distribusi pemahaman konsep dan miskonsepsi (dalam %) pada soal nomor 8-14
DISTRIBUSI PEMAHAMAN KONSEP DAN
MISKONSEPSI (%) SOAL NO. 8 - 14
100 88.89 88.89
77.78 77.78
80 66.67
55.56
60 44.44
40 33.33 33.33
11.11 22.22 22.22
11.11 11.11 11.11
20 11.11 11.11 11.11 11.11
0 0 0 00 000 00 00 0 000
0
8 9 10 11 12 13 14
Miskonsepsi (MIS) Pemahaman Konsep Benar (PKB)
Pemahaman Konsep Lemah (PKL) Keberuntungan (KB)
TIDAK MENJAWAB
Soal Nomor 10
Grafik 3. Distribusi pemahaman konsep dan miskonsepsi (dalam %) pada soal nomor 15 – 21
DISTRIBUSI PEMAHAMAN KONSEP DAN
MISKONSEPSI (%) SOAL NO. 15 - 21
80
66.67
55.56 55.56 55.56
60
44.44
33.33 33.33
33.33 33.33
40 33.33 33.33
22.22 22.22 22.22 22.22
22.22 22.22 22.22
20 11.11 11.11 11.11 11.11
11.11 11.11
00 0 00 0 0 0 0 0 0
0
15 16 17 18 19 20 21
Miskonsepsi (MIS) Pemahaman Konsep Benar (PKB)
Pemahaman Konsep Lemah (PKL) Keberuntungan (KB)
TIDAK MENJAWAB
Pada soal nomor 15, responden diuji dengan konsep rangkaian paralel dari dua lampu
sebagai berikut;
28 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 14, Nomor 1, April 2013
Pada soal ini, guru yang miskonsepsi tersebut dalam keadaan diam (tidak
cenderung menjawab C, ini merupakan bergerak ke atas lagi), sehingga seharusnya
kekeliruan yang fatal. Penyebab jawabannya yang benar adalah B.
meiskonsepsi ini mereka beranggapan Pada soal nomor 22 sampai 28,
bahwa massa jenis benda yang terapung miskonsepsi yang dialami guru cukup tinggi
lebih kecil daripada massa jenis air, pada soal konsep nomor 22, 24 dan 26.
sehingga menurut anggapan mereka itu FA > Distribusi pemahaman konsep dan
W. Padahal ini merupakan konsep yang miskonsepsi untuk soal nomor 22 sampai
mendasar. Coba kita perhatikan kembali, dengan 28 seperti terlihat pada grafik 4.
bahwa setelah benda terapung benda
Grafik 4. Distribusi pemahaman konsep dan miskonsepsi (dalam %) pada soal nomor 22-28
DISTRIBUSI PEMAHAMAN KONSEP DAN
MISKONSEPSI (%) SOAL NO. 22 - 28
60 55.56 55.56
Sebanyak 33,33% guru yang lampu tidak akan menyala, sehingga mereka
miskonsepsi, 11,11% pemahaman cenderung menjawab B. Pemahaman
konsepnya lemah, 11,11% menebak dalam mereka ini keliru dan fatal, padahal lampu
menjawab, dan yang lainnya 44,44% tidak pijar tidak memiliki kutub, apabila arus
menjawab. Soal ini merupakan soal yang listrik mengalir melalui filament lampu,
sangat mendasar, guru yang miskonsepsi maka dengan begitu dipastikan lampu
setelah ditelusuri, ternyata mereka memiliki menyala. Seharusnya jawaban yang benar
pemahaman bahwa kutub positif baterai adalah A.
harus dihubungkan ke bagian bawah lampu Miskonsepsi cukup tinggi juga
(kutub positif lampu versi mereka) dan terjadi pada responden setelah diuji dengan
kutub negatif baterai harus dihubungkan ke soal nomor 24 yaitu soal tentang konsep
bagian body lampu (kutub negatif versi rangkaian paralel dari tiga lampu pijar
mereka) dengan begitu lampu akan menyala, berikut;
apabila terbalik menurut mereka maka