Anda di halaman 1dari 13

P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 06 (2) (2017) 187-199

e-ISSN: 2503-023X DOI: 10.24042/jipfalbiruni.v6i2.1850


Oktober 2017

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA


BERBASIS E-LEARNING DENGAN SCHOOLOGY
Ismu Wahyudi
Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung
email: Kiss_mu18@yahoo.com

Diterima: 13 Juni 2017. Disetujui: 16 September 2017. Dipublikasikan: 28 Oktober 2017

Abstrak: E-Learning memberikan solusi alternatif bagi permasalahan pendidikan, dengan fungsi yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan, baik sebagai suplemen, komplemen, serta substitusi kegiatan
pembelajaran. Proses pembelajaran secara online menggunakan E-Learning dapat melatih peserta didik
untuk belajar secara mandiri, sehingga pembelajaran dapat beralih kepada pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan program pembelajaran fisika SMA berbasis e-
learning dengan schoology di Lampung. Desain penelitian menggunakan model penelitian dan pengembangan,
yang dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan, identifikasi sumber daya, identifikasi spesifikasi
produk, pengembangan produk, uji internal untuk melihat kelayakan produk, uji eksternal untuk melihat
kebermanfaatan produk, dan tahap terakhir produksi. Hasil dari uji produk menunjukkan bahwa produk
tervalidasi ahli, layak digunakan dan menarik (3,25); mudah digunakan (3,24); dan bermanfaat (3,31). Produk
teruji efektif digunakan dalam pembelajaran dengan persentase mencapai 88,82%.
Kata kunci: blended learning, e-learning, pembelajaran dengan schoology

THE DEVELOPMENT OF PHYSICS LEARNING PROGRAM BASED


ON E-LEARNING WITH SCHOOLOGY

Abstract: E-learning gives alternative solution for some educational problems, with the function which can
adjust as necessary, as a supplement, complement, and substitution teaching-learning. The learning
process by online used e-learning can make the students learn will independently so that teaching-learning
can change the students centered learning. This research was conducted to develop teaching-learning in
physics senior high school, based e-learning on technology in Lampung. The research design used to
research and development model started with doing need assessment, identification of resources,
identification product specification, product development, internally tested to see validation of product,
external tested to see the use of the product, and the last stage production. The result of the tested the
product showed that had validated by an expert, proper to used and interested (3,25); easy to use (3,24);
and useful (3,31). The product was effectively tested to use in teaching learning with percentage 88,82%.
© 2017 Pendidikan Fisika, FTK UIN Raden Intan Lampung

Keywords: blended learning, e-learning, learning with schoology

PENDAHULUAN Untuk itu, paradigma pembelajaran harus


Proses pembelajaran yang mampu diubah dan memosisikan siswa sebagai
melibatkan siswa untuk aktif melakukan pusat belajar (student centered), di mana
kegiatan belajar, akan bermakna bagi siswa belajar mengonstruksi
peserta didik sehingga diharapkan pengetahuannya sendiri berdasarkan
mampu menumbuhkan nilai-nilai yang fenomena alam yang terjadi di sekitarnya
dibutuhkan siswa dalam menempuh (Jayanti, Romlah, & Saregar, 2016;
kehidupan. Asyhari (2015) Saregar & Sunarno, 2013).
mengungkapkan bahwa Siswa harus Berdasarkan hasil prapenelitian
dibekali dengan kemampuan untuk beberapa penyebab rendahnya hasil
belajar sepanjang hayat, belajar dari belajar yaitu pemilihan metode dan
aneka sumber, belajar bekerja sama, media pembelajaran yang digunakan oleh
beradaptasi, dan menyelesaikan masalah. guru pada proses pembelajaran sangat
188 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199

kurang tepat dan pengelolaan kegiatan pertumbuhan pengguna internet di dunia.


pembelajaran yang masih belum dapat Berdasarkan laporan Simon Kemp dalam
membangkitkan motivasi belajar siswa Southeast Asia Digital in 2015, hingga
secara optimal (Gumrowi, 2016). November 2015 pengguna internet telah
Komponen-komponen peningkatan mutu mencapai 88,1 juta orang atau sekitar 34
tersebut meliputi; performence guru, % dari total jumlah penduduk Indonesia
penguasaan materi dan kurikulum, (Irwandani, 2016). Survei menunjukkan
penggunaan metode mengajar, bahwa akses internet dapat meningkatkan
pendayagunaan media atau alat dan integritas murid dalam proses
fasilitas pendidikan, penyelengaraan pembelajaran (Suana, Maharta, Nyeneng,
pembelajaran dan evaluasi, serta & Wahyuni, 2017). Adanya teknologi
pelaksanaan kegiatan kurikuler dan yang terjadi pada saat ini telah membuka
ekstra-kurikuler (Kemendikbud, 2014). jalan bagi para pendidik dan juga
Media pembelajaran adalah segala teknolog pendidikan untuk mengkaji
sesuatu yang dapat digunakan untuk ulang masalah-masalah yang timbul
menyalurkan pesan dari pengirim ke dalam bidang pendidikan yang ada pada
penerima sehingga merangsang pikiran, saat ini (Yuberti, 2015). Setiawan, et al.
perasaan, perhatian dan minat serta (2014) mengungkapkan bahwa melalui
kemauan peserta didik sedemikian rupa dukungan perkembangan teknologi
sehingga proses belajar terjadi dalam informasi dan telekomunikasi serta
rangka mencapai tujuan pembelajaran tuntutan kompetisi global, e-learning
secara efektif (Sukiman, 2012). dirasakan tidak sekedar media alternatif
Membuat sebuah keputusan untuk dalam melaksanakan pembelajaran, akan
terus berinovasi dalam pembelajaran tapi e-learning telah diposisikan sebagai
merupakan pilihan yang harus dipilih tools untuk mencapai kompetensi
oleh semua pendidik (Asyhari & Diani, kompetitif global.
2017). Untuk itu, guru mengemban tugas Salah satu fasilitas teknologi yang dapat
penting, yang harus secara terus-menerus dimanfaatkan untuk pembelajaran yaitu
berinovasi dalam mengembangkan media electronic learning atau e-learning. e-
pembelajaran. Inovasi dalam learning merupakan media pembelajaran
pengembangan media pembelajaran pada yang digunakan untuk menyampaikan
masa kemajuan teknologi informasi dan bahan ajar kepada siswa dengan
komunikasi secara nyata mendorong memanfaatkan teknologi informasi dan
lahirnya konsep dan mekanisme komunikasi. Siswa dapat belajar mandiri
pembelajaran berbasis TIK. Konsep yang dengan penggunaan e-learning sebagai
kemudian dikenal sebagai e-learning ini media pembelajaran, sehingga akitivitas
siswa menjadi pusat dalam pembelajaran.
telah mengubah cara belajar mengajar
Pembelajaran dengan menggunakan e-
tradisional lewat tatap muka diruang
Learning menuntut siswa untuk lebih
kelas menjadi pembelajaran berbasis mandiri dalam belajar, dengan demikian
online. Tentu kehadiran e-Learning pembelajaran dengan e-learning dapat
menjanjikan harapan baru sebagai solusi meningkatkan aktivitas siswa.
alternatif bagi permasalahan pendidikan (Purwaningsih, Rosidin, & Wahyudi, 2014)
dan pembelajaran. Implementasinya, e- Sistem e-learning semakin
learning dapat disesuikan fungsinya berkembang dan telah diimplementasikan
dengan kebutuhan, dapat sebagai di berbagai institusi pendidikan di dunia.
suplemen, komplemen, serta sebagai Basori dalam Chidayati, dkk. (2017)
substitusi kegiatan pembelajaran di kelas. mengungkapkan bahwa di Amerika
Indonesia berada di peringkat kedua Serikat, e-Learning telah digunakan
setelah Filipina dalam hal pesatnya hampir 90% pada setiap tingkat satuan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199 189

pendidikan yang memiliki lebih dari memainkan peranan dalam


10.000 siswa. Berdasarkan manfaat dan pembelajarannya. Siswa akan berusaha
kemudahan e-learning, maka munculah dan berinisiatif dalam merancanakan dan
berbagai model pengembangan e- mencari materi secara mandiri. Sehingga
learning. Mulaidari yang hanya sekadar dengan menggunakan e-learning dapat
berbasis power point di kelas, menujuk memperkaya nilai belajar secara
esistem Learning Management System konvensional dan memperkuat model
(LMS). Wijayanti (2017) belajar konvensional melalui pengayaan
mengungkapkan bahwa terdapat konten dan pengembangan teknologi
beberapa jenis LMS yang dapat pendidikan.
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran E-learning menurut Oetomo dalam
diantaranya adalah Schoology, Darmawan (2014) merupakan suatu
Learnboos, Edmodo, Moodle dan lain- konsep dalam upaya mengintegrasikan
lain. Diantara yang lain LMS schoology proses pembelajaran tradisional
salah satu situs yang mampu (traditional learning), pembelajaran jarak
menggabungkan jejaring sosial dan LMS, jauh (distance learning), dan
berbentuk web sosial yang menawarkan pembelajaran yang memadukan berbagai
pembelajaran sama seperti di dalam kelas model pembelajaran (blanded learning),
secara gratis dan media sosial. yang mengkombinasikan berbagai model
Menurut Horton dalam Ramadhani pembelajaran yang ditujukan guna
(2012) e-learning adalah segala mengoptimalkan proses dan layanan
pemanfaatan atau penggunaan teknologi pembelajaran baik jauh, tradisional,
internet dan web untuk menciptakan bermedia, bahkan berbasis komputer.
pengalaman belajar. e-learning dapat Siswa yang belajar dapat memanfaatkan
dipandang sebagai suatu pendekatan yang fasilitas bahan ajar online, kemudian
inovatif untuk dijadikan sebuah desain dicetak dan download serta dipelajari
media penyampaian yang baik, terpusat secara klasikal baik dikelas maupun
pada pengguna, interaktif dan sebagai diluar kelas, setelah itu mereka diskusi
lingkungan belajar yang terbuka, dengan bantuan media cetak, elektronik,
fleksibel dan ditributif. Banyak manfaat maupun online.
e-learning dan fasilitas yang tersedia Blended learning menurut Harding
pada LMS yang dapat mendukung proses dan Wood dalam Pertiwi, et al., (2014)
pembelajaran, namun hanya sedikit guru pada dasarnya merupakan pengembangan
yang dapat memanfaatkannya dalam lebih lanjut dari metode e-learning, yaitu
mendukung pembelajaran di kelas. penggabungan pembelajaran secara tatap
Pembelajaran dengan e-learning dapat muka dan secara virtual. Blended
membimbing peserta didik untuk belajar learning merupakan pendekatan
secara mandiri sehingga pembelajaran pembelajaran yang mengintegrasikan
dapat beralih dari pembelajaran yang pembelajaran tradisonal tatap muka dan
berorientasipada guru (teacher centered), pembelajaran jarak jauh yang
menjadi pembelajaran yang berorientasi menggunakan sumber belajar online dan
pada siswa (student centered). beragam pilihan komunikasi yang dapat
Kurniawan (2014) mengungkapkan digunakan guru dan siswa. Pelaksanaan
bahwa pembelajaran dengan berbantuan blended learning ini memungkinkan
website dapat menjadikan pembelajaran penggunaan sumber belajar online,
tersebut berpusat pada siswa. Siswa terutama yang berbasis web, tanpa
secara mandiri bertanggung jawab untuk meninggalkan kegiatan tatap muka,
pembelajarannya. Pembelajaran dengan sehingga dengan blended learning,
e-learning akan menjadikan siswa aktif pembelajaran akan menjadi lebih
190 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199

bervariasi dan bermakna. Lebih lanjut menggabungkan berbagai sumber secara


Rossett, dkk. (2003) menjelaskan bahwa fisik dan virtual dengan pendekatan
dalam penerapannya blanded learning seperti tabel 1.
Tabel 1. Pendekatan Blended Learning
Live face-to-face (formal) Live face-to-face (informal)
1. Instructor-led classroom 1. Collegial connection
2. Workshops 2. Work teams
3. Coaching/monitoring 3. Role modeling
4. On-the-job (OTJ) training
Virtual collaboration/synchronous Virtual collaboration/ansynchronous
1. Live e-learning classes 1. E-mail
2. E-mentoring 2. Online bulletin boards
3. Listservs
4. Online communities
Self-paced learning Performance support
1. Web learning modules 1. Help systems
2. Online resources links 2. Print job aids
3. Simulations 3. Knowledge database
4. Scenarios 4. Documentation
5. Video and audio CD/DVDs 5. Performance/decision support tools
6. Online self-assessments
7. Workbooks
Schoology merupakan salah satu dari dapat mengunduh materi pelajaran, mengerjakan
beberapa LMS yang memberikan fasilitas kuis, ujian, dan mengumpulkan tugas yang
kepada guru dan peserta didik untuk saling diberikan oleh guru. Fatur
berinteraksi dalam lingkungan belajar melalui (2013)mengidentifikasi kelebihan Schoology
jejaring sosial online. Menurut Juniarti, et al., dibandingkan jenis LMS yang lain, seperti
(2014) melalui Schoology nantinya peserta didik terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kelebihan LMS Schoology
PERBANDINGAN SISTEM (1) Edmodo(2)LearnBoost(3) Schoology(4)

ARCHITECTURE √ √ √

Sistem Kepengurusan Pembelajaran (LMS) √ √ √

100% Cloud-based √ √ √

Hubungan Sosial √ √ √

ALAT PEMBELAJARAN √ √ √

Pembelajaran Teratur & Pembelajaran Mandiri X √ √

Komunitas (Learning Community) √ √ √

Media Komunikasi √ √ √

Micro-Blogging √ √ √

Content Migration & Imports √ √ √

ALAT KEPENGURUSAN √ √ √

Keabsahan (Autentification - SSO) X √ √

Pendaftaran Pengguna dan Pendaftaran Kursus √ √ √

Kesesuaian Tema X X √

Menentukan Peranan, Kebenaran, dan Setting X √ √

Menyediakan Google Apps X √ √


Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199 191

Schoology memungkinkan kolaborasi menggunakan pendekatan saintifik


berbagai data individu, kelompok, dan dilanjutkan dengan validasi kapada ahli
diskusi kelas sehingga schoology sangat subtansi dan ahli desain. Selanjutnya
cocok dijadikan sebagai media pada tahap keempat, dilakukan uji satu
pembelajaran pendukung menggunakan lawan satu terhadap guru Fisika dan
e-learning (Purwaningsih et al., 2014). siswa di sekolah, hasil uji dianalisis
Implementasi e-learning dengan dengan pendekatan kualitatif deskriptif
schoology dalam pembelajaran fisika sehingga diperoleh gambaran mengenai
akan memberikan kesempatan kepada komponen produk yang perlu direvisi
peserta didik untuk dapat berinteraksi atau dimodifikasi pada tahap kelima.
sosial sekaligus belajar. Sehingga, perlu Adapun Sembilan tahap tersebut dapat
dikembangkan e-learning dengan dilihat pada gambar 1 berikut,
schoology dalam pembelajaran fisika
untuk mengetahui bagaimanakah
Produk Operasional
kemenarikan kebermanfaatan,
kemudahgunaan dan keefektifan e-
learning dengan schoology dalam
pembelajaran fisika. Tahap IX
Uji Lapangan Operasional
METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
Revisi (Tahap VIII)
Penelitian dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Penelitian dan Tahap VII
Pengembangan Pendidikan (Education Uji Lapangan Utama (Produk utama)
Research and Development). Borg and
Gall dalam Yuberti (2014) menjelaskan
bahwa Penelitian dan pengembangan ini Revisi (TahapVI)
berbasiskan pada pengembangan model Tahap V
dimana penemuan-penemuan penelitian Uji Produk Tahap Awal (Produk awal)
digunakan untuk mengembangkan
produk dan prosedur baru, yang
kemudian secara sistematik dilakukan uji Revisi (Tahap IV)
lapangan, evaluasi, dan revisi sampai
diperoleh/dicapai produk yang praktis Tahap III
Pengembangan Produk (Prototipe I)
dan efektif. Penelitian dilakukan dengan
Uji Ahli
membatasi sampai tahapan kesembilan
dari sepuluh tahapan penelitian
pengembangan. Mengembangkan produk
Penelitian dimulai dari tahap pertama
melakukan studi pendahuluan, pada tahap Tahap II
ini dilakukan analisis kebutuhan dan Perencanaan Produk
identifikasi sumber daya, melalui angket
dan observasi lapangan. Tahap kedua Tahap I
merencanakan produk, pada tahap ini Studi Pendahuluan
melalui hasil studi pendahuluan (analisis kebutuhan dan
digunakan untuk membuat perencanaan identifikasi sumber daya)
produk berupa desain hipotetik. Gambar 1.Pentahapan Pengembangan e-learning
Kemudian tahap ketiga mengembangkan
produk e-learning dengan Schoology
192 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199

Selanjutnya berdasar Gambar 1, pada Keterangan:


tahap keenam, dilakukan uji coba X = Treatment, penggunaan E-Learning
lapangan utama dengan melakukan uji O = Observasi hasil belajar siswa
satu lawan satu dan kelas terbatas, untuk
melihat kemenarikan, kebermanfaatan, HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudahgunaan dari produk yang Hasil Penelitian
dikembangkan. Tahap ketujuh melakukan Pengembangan program pembelajaran
revisi produk operasional. Setelah produk fisika SMA berbasis e-learning dengan
operasional dirampungkan, maka menggunakan LMS Schoology sebagai
dilakukan uji coba lapangan operasional
suplemen pembelajaran, dimulai dari
pada tahap kedelapan, untuk melihat
keefektifan produk yang dikemabangkan studi pendahuluan dengan melakukan
dalam pembelajaran pada enam Sekolah analisis kebutuhan dan identifikasi
tingkat SMA, masing-masing sekolah 1 sumber daya, dengan melakukan
kelas eksperimen. Tahap terakhir dari observasi kondisi nyata di enam sekolah
penelitian ini melakukan revisi sehingga di lampung, dilakukan dengan teknik
menjadi produk operasional yang layak angket penelitian kepada guru mata
digunakan.
pelajaran fisika dan siswa. Berdasarkan
analisis ini didapatkan rekomendasi
Metode Tes Khusus
pengembangan produk khusus pada
Metode tes khusus digunakan untuk
pokok bahasan gerak harmonik
mengetahui tingkat efektifitas produk
sederhana, Hukum gravitasi Newton,
yang dihasilkan sebagai media
Usaha dan Energi, Impuls dan
pembelajaran. Tahap ini produk
Momentum, Suhu daan Kalor, serta
digunakan sebagai sumber belajar,
kinematika gerak.
pengguna (siswa) diambil sampel
Rekomendasi spesifikasi produk yang
penelitian satu kelas siswa dari enam
dikembangkan adalah e-learning dengan
SMA di Lampung, dimana sampel
menggunakan LMS yaitu Schoology
diambil menggunakan teknik
sebagai suplemen pembelajaran fisika,
randomSampling yaitu SMAN 1
dengan spesifikasi meliputi materi pokok
Purbolinggo, SMAN 1 Bandar Lampung,
dan materi pengayaan berupa handout
SMA Fransiskus Bandar Lampung, SMA
terdiri dari kompetensi inti, kompetensi
YP Unila, SMAN 1 Natar Lampung
dasar serta indikator pencapaian
Selatan, SMAN 1 Terbanggi Besar.
kemudian uraian materi yang disesuaikan
Memenuhi kebutuhan berdasarkan
dengan standar isi kurikulum 2013; video
analisis kebutuhan dan menggunakan
dan simulasi yang berkaitan dengan
desain penelitian One-Shot Case Study.
penerapan materi dalam kehidupan sehari-
Gambar desain yang digunakan dapat
hari; contoh soal mengenai materi pokok
dilihat pada Gambar 2,
dan pengayaan tentang materi; diskusi yang
berisikan pertanyaan yang berkaitan materi;
X O Latihan soal dan uji keefektifan yang
disusun sesuai indikator pencapaiannya.
Pengembangan e-learning berbasis
Gambar 2. One-Shot Case Study (Sugiono,
2010: 109)
LMS Schoology dengan peneliti sebagai
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199 193

instructor atau sebagai guru, dimulai dari Soal latihan dan uji kompetensi
mendesain dengan memanfaatkan fitur dikembangkan dalam bentuk pilihan
courses untuk memasukan materi fisika jamak yang disertai umpan balik pada
setiap jawaban. Statistik nilai hasil
yang dikembangkan. Membuat sebuah
latihan dan uji kompetensi dapat dilihat
folder dengan menggunakan fitur add pada fitur gradebook. Hasil
folder yang terdiri dari petunjuk pengembangan poduk e-learning pada
penggunaan Schoology, handout materi, tahap ini disebut produk awal.
latihan soal dan uji keefektifan. Handout
materi terdiri dari materi pokok dan Uji Produk Tahap Awal
materi pengayaan yang dilengkapi Uji tahap awal ini dilakukan dengan
mengujikan produk awal kepada ahli,
dengan video pembelajaran dan simulasi,
untuk memvalidasi terhadap desain dan
pada handout materi pokok maupun subtansi/materi produk yang
pengayaan dilengkapi dengan contoh soal dikembangkan. Hasil uji desain produk dan
dengan penyelesaiannya dan juga diskusi. uji ahli materi dapat dilihat pada Tabel 3.
Pada uji ahli desain dan subtansi/materi,
validator memberikan banyak saran
perbaikan atas produk yang
dikembangkan.Berdasarkan saran
perbaikan dari ahli desain dan materi,
dilakukan revisi terhadap produk awal,
sehingga didapatkan produk utama.

Uji Lapangan Utama


Untuk mengetahui kemenarikan,
Gambar 3. Tampilan Handoutmateri Gerak Harmonis
Sederhana kemudahan, kemanfaatan dan keefektifan
produk yang dikembangkan, dilakukan uji
satu lawan satu dan uji kelas terbatas kepada
pengguna produk. Pada tahap ini dilakukan
uji satu lawan satu dilakukan pada 3 siswa
pada masing-masing sekolah dan untuk uji
lapangan dilakukan pada enam SMA masing-
masing satu kelas.
Uji satu lawan satu dilakukan pada enam
sekolah, masing-masing sekolah diujikan
terhadap 3 orang siswa. Uji ini dimulai
dengan memberikan produk kepada siswa
Gambar 4. Tampilan course e-learning Hukum untuk digunakan secara mandiri, lalu
gravitasi Newton diberikan angket untuk menyatakan apakah
produk sudah menarik, mudah digunakan,
Video dan simulasi pembelajaran dan bermanfaat bagi siswa dalam proses
ditambahkan melalui fitur add file/link. pembelajaran dengan pilihan jawaban “Ya”
Soal diskusi dibuat menggunakan fitur dan “Tidak” serta dilengkapi dengan saran
discussion, yang dilengkapi dengan
perbaikan dari siswa sebagai responden.
gambar dan juga video. Selanjutnya
untuk latihan soal dan uji keefktifan
dikembangkan dengan fitur test/quiz.
194 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199

Tabel 3.Hasil Uji ahli disain dan uji materi produk


HASIL UJI
VALIDATOR
Uji Desain Kualifikasi Uji Materi Klasifikasi
V1 3,75 Sangat Baik 4,00 Sangat Baik

V2 3,59 Sangat Baik 3,73 Sangat Baik


Rerata 3,59 Sangat Baik 3,87 Sangat Baik

Analisis dari respon perbaikan yang diberikan siswa terhadap angket respon angket yang
oleh siswa (responden uji), seperti pada Tabel diberikan setelah pembelajaran dilakukan,
4. Penilaian kemenarikan, kemudahan, dan seperti terlihat pada Tabel 5.
kemanfaatan produk diperoleh dari respon

Tabel 4. Komentar, Masukan atau Saran Perbaikan Uji Satu Lawan Satu
No Komentar, Masukan atau Saran Perbaikan dari Pengguna
1 Terdapat kosa kata yang asing sehingga terkadang susah untuk dimengerti.

2 E-learning menarik untuk dipelajari karena tampilan warna cerah dan gambar yang disajikan
sesuai dengan keseharian, sehingga dapat memperjelas materi pelajaran.

3 Penyajian isi pada e-learning lebih baik dibedakan antara materi pokok dan pengayaan .

4 Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam soal latihan hendaknya disajikan lebih jelas lagi
sehingga lebih mudah dipahami.
5
Pada soal latihan dan uji kompetensi hendaknya diberi instruksi agar lebih jelas dan tidak
6 bingung saat mengerjakan.

7 Penyajian isi pada e-learning lebih baik dibedakan antarsub materi.


Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam soal latihan hendaknya disajikan lebih jelas lagi
sehingga lebih mudah dipahami.

Uji Lapangan Operasional tatap muka (offline) dengan pembelajaran


Uji lapangan operasional dilakukan pada 6 secara virtual class (online) dimanaa guru
SMA di Lampung masing-masing diambil menugaskan siswa mengakses e-learning
satu kelas sampel secara acak, untuk dengan schoology di luar kelas, dan
mengetahui keefektifan produk, produk e- mengikuti seluruh aktivitas pembelajaran
learning dengan schoology yang secara online. Setelah perlakukan
dikembangkan digunakan dalam pembelajaran diberikan, siswa diberikan
pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan posttest sehingga dapat diketahui ketuntasan
menggunakan model blended learning, yaitu belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa
dengan menggabungkan pembelajaran secara terlihat pada Tabel 6.
Jurnal Ilmiah Pendidikan FisikaAl-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199 195

Tabel 5. Penilaian Siswa terhadap produk e-Learning


ASPEK PENILAIAN
SEKOLAH Kemenarikan Kemudahan Kebermanfaatan
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
SMA X1 3,11 Menarik 3,10 Mudah 3,12 Bermanfaat
sangat Sangat Sangat
SMA X2 3,73 menarik 4,00 mudah 4,00 bermanfaat
sangat Sangat
SMA X3 3,30 menarik 3,23 Mudah 3,52 bermanfaat
SMA X4 3,04 Menarik 3,09 Mudah 3,05 Bermanfaat
Sangat
SMA X5 3,13 Menarik 3,15 Mudah 3,27 bermanfaat
SMA X6 3,19 Menarik 2,88 Mudah 2,91 Bermanfaat
Sangat
Rerata 3,25 Menarik 3,24 Mudah 3,31 bermanfaat

Tabel 6. Ketuntasan belajar siswa pada uji keefektifan


SEKOLAH KETUNTASAN BELAJAR SISWA
NILAI PREDIKAT FREKUENSI %
(1) (2) (3) (4) (5)

SMA X1 ≥ KKM Tuntas 36 100,00


< KKM Tidak Tuntas 0 0,00

SMA X2 ≥ KKM Tuntas 30 100,00


< KKM Tidak Tuntas 0 0,00

SMA X3 ≥ KKM Tuntas 17 77,00


< KKM Tidak Tuntas 5 23,00

SMA X4 ≥ KKM Tuntas 28 82,00


< KKM Tidak Tuntas 6 18,00

SMA X5 ≥ KKM Tuntas 20 76,92


< KKM Tidak Tuntas 6 23,08

SMA X6 ≥ KKM Tuntas 20 90,91


< KKM Tidak Tuntas 2 9,09
≥ KKM Tuntas 151 88,82
JUMLAH
< KKM Tidak Tuntas 19 11,18

Ketuntasan belajar siswa dari enam Pembahasan


kelas eksperimen mencapai 88,82%, Produk e-learning dengan schoology
dengan menggunakan kreteria ketuntasan yang dikembangkan mendapatkan penilaian
minimum (KKM) dari KD masing-masing yang baik oleh siswa sebagai pengguna
satuan pendidikan tempat uji coba produk. produk. Produk dinilai menarik, mudah
Hasil uji coba ini menunjukkan bahwa digunakan, dan sangat bermanfaat bagi siswa
produk e-learning dengan schoology yang dalam pembelajaran fisika. Nilai kemenarikan
produk mencapai skor 3,25 berkategori
dikembangkan dapat dinyatakan efektif
menarik. Penilaian produk dinilai oleh
digunakan sebagai suplemen pengguna dari aspek tampilan dan isi e-
pembelajaran fisika. learning yaitu kemenarikan variasi
penggunaan huruf, ilustrasi, desain lay-out,
196 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199

variasi penggunaan warna, penggunaan pengembangan e-learning yang dilakukan


gambar-gambar, penggunaan video, soal oleh Hasanah, dkk. (2016) bahwa e-Learning
latihan, kesesuaian permasalahan dalam dengan Schoology sebagai suplemen
forum diskusi online. E-learning dilengkapi
pembelajaran fisika menarik untuk digunakan.
dengan video dan simulasi pembelajaran yang
bertujuan supaya siswa lebih memahami Penggunaan produk e-learning yang
konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari dikembangkan dalam pembelajaran fisika di
dan pada produk e-learning terdapat soal sekolah, produk teruji efektif meningkatkan
latihan yang dapat diakses oleh siswa ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar
untuk melatih pengetahuan, dimana terdapat siswa yang dianalisis dalam penelitian ini
umpan balik (feedback) yang langsung hanya pada hasil belajar siswa pada ranah
diketahui oleh siswa setelah selesai kognitif terhadap keriteria ketuntasan belajar
megerjakan soal tersebut. (KKM) pada masing-masing KD yang
E-learning juga terdapat forum diskusi
dibelajarkan. Hasil uji menunjukkan bahwa
yang melatih siswa untuk menyampaiakan
keefektifan produk digunakan dalam
pendapat atau komentar serta berbagi
pembelajaran fisika mencapai 88,82% siswa
informasi untuk menyelesaiakan pertanyaan
yang tuntas belajar. Seperti terlihat pada
atau diskusi masalah sehingga e-learning.
Gambar 4.
Produk juga dinilai mudah digunakan
dalampembelajaran dengan skor 3,24,
EFEKTIVITAS PRODUK
penilaian pada aspek kemudahan e-learning
terdapat beberapa indikator yaitu kejelasan isi
e-learning, petunjuk atau panduan 88,82%
penggunaan e-learning, penyajian dan
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam e-
learning. E-learning yang telah
dikembangkan meimiliki kejelasan isi,
petunjuk atau panduan penggunaan e- 11,18%
learning, penyajian dan pertanyaan-
pertanyaan yang mudah digunakan secara
mandiri oleh siswa.
Sedangkan tingkat kebermanfaatan produk ≥ KKM < KKM
mencapai skor 3,31 (sangat bermanfaat), pada Gambar 4. Hasil uji keefektifan produk
produk e-Learning terdapat beberapa
indikator yaitu kemanfaatan handout, video Terlihat pada Gambar 4, siswa yang
dan animasi, soal diskusi, soal latihan soal uji mencapai ketuntasan belajar mencapai
kompetensi atau e-Learning secara 88,82%, ini termasuk pada pencapaian
keseluruhan. E-Learning juga bermanfaat yang baik. Pencapaian ketuntasan tersebut
untuk menambah sumber belajar siswa agar didapatkan karena pembelajaran didukung
siswa tidak hanya memiliki acuan dari buku oleh keunggulan-keunggulan produk yang
dikembangkan diantaranya tampilan
saja namun dari materi, animasi, video dan
menu pada suplemen pembelajaran dalam
soal yang terdapat pada e-Learning ini. E-
bentuk E-Learning ini disusun secara
Learning yang telah dikembangkan terdapat
sistematis mengikuti format LMS
animasi dan video pembelajaran beserta
Schoology sehingga memudahkan
diskusi yang bermanfaat bagi siswa untuk pengguna dalam mengakses mater
lebih termotivasi sehingga siswa akan pembelajaran yang terdapat di dalam
memperhatikan pelajaran. Hasil yang relatif suplemen pembelajaran; suplemen
sama juga diperoleh pada produk pembelajaran ini di-publish secara online
Jurnal Ilmiah Pendidikan FisikaAl-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199 197

sehingga dapat langsung diakses kapan pembelajaran yang hanya melibatkan secara
pun dan di mana pun pada komputer atau verbal menghasilkan ingatan hanya 10% s.d
laptop serta smartphone manapun yang 20%, secara visual (gambar, video dan
terkoneksi internet dan memiliki aplikasi demonstrasi) hasilnya berkisar 30%, dengan
web browser (seperti Opera, Mozila melibatkan siswa mampu berhasil 70%, dan
Firefox, Google Chrome, dan lain-lain); dengan memberikan pengalaman melakukan
suplemen pembelajaran dalam bentuk e- secara langsung mampu berhasil 90%.
Learning dikembangkan menggunakan
LMS Schoology yang tampilannya mirip SIMPULAN DAN SARAN
seperti jejaring sosial, sehingga Simpulan
memudahkan pengguna dalam mengakses Simpulan yang didapatkan dari
konten-kontennya; Produk hasil penelitian meliputi: (1) program
pengembangan dapat digunakan sebagai pembelajaran fisika SMA berbasise-
suplemen pembelajaran bagi siswa, baik Learning dengan Schoology sebagai
secara mandiri ataupun berkelompok; suplemen pembelajaran tervalidasi, layak
selain kelebihan yang telah disebutkan, dan efektif digunakan untuk
terdapat pula kelebihan lain Schoology pembelajaran;(2) program pembelajaran
jika dibandingkan dengan LMS lain, yaitu Fisika berbasisE-Learning dengan
ketersediaan convert file gradebook yang Schoology sebagai suplemen teruji
berekstensi csv ke xls. menarik, mudah digunakan dan sangat
Kemanarikan program pembelajaran e- bermanfaat; (3) Program pembelajaran
learning dengan schoology, mampu Fisika berbasis E-Learning dengan
membuat siswa antusias dalam melibatkan Schoology sebagai suplemen, efektif
dirinya melakukan kegiatan pembelajaran, digunakan dalam pembelajaran dengan
sehingga kondisi ini menjadikan pengetahuan tingkat ketuntasan belajar mencapai
yang mereka dapatkan dari pengalaman 88,82%.
pembelajaran tersebut tersimpan dalam
memori yang panjang (long term memory). Saran
Terbukti bahwa produk e-learning yang Berdasarkan temuan penelitian, dapat
dikembangkan efektif mengantarkan siswa dikembangkan e-learning dengan schoology
dalam mencapai kompetensi.Pembelajaran lanjutan untuk pembelajaran virtual class
menggunakan e-learning dengan schoology secara berkelompok dari beberapa guru atau
memberikan pengalaman pembelajaran sekolah, misal seperti virtual class yang
melalui video, animasi, atau demonstrasi bersifat open class, sehingga akan dihasilkan
secara virtual. Sehingga siswa dapat perbaikan mutu pembelajarannya.
merasakan mendapatkan pengalaman belajar Pembelajaran fisika yang akan menggunakan
langsung dan menarik, walaupun secara e-learning dengan schoology produk
virtual. Selain dapat mengembangkan penelitian ini, dengan menggunakan
keterampilan proses sebagai pengalaman komputer atau laptop, sebaiknya
pembelajaran, melalui pengalaman- menggunakan resolusi layar 1024 x 600 pixel
pengalaman langsung seseorang juga dapat atau 1280 x 768 pixel, agar tampilan yang
lebih menghayati proses atau kegiatan yang terdapat pada Schoology akan terlihat jelas
sedang dikerjakan. Hal ini sejalan dengan dan nampak seluruhnya.
Edgar Dale dalam Sadiman (2008: 8) yang
mengklasifikasi pengalaman menurut tingkat DAFTAR PUSTAKA
Asyhari, A. (2015). Profil Peningkatan
dari yang paling konkret ke yang paling
Kemampuan Literasi Sains Siswa
abstrak yang dikenal sebagai kerucut
Melalui Pembelajaran Saintifik.
pengalaman (cone of experience), bahwa
198 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al- 208–214). Bandar Lampung:


Biruni, 4(2), 179. Program Studi Pendidikan Fisika
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni. Universitas Lampung.
v4i2.91 Juniarti, R. D., Sarwono, & Endarto, D.
Asyhari, A., & Diani, R. (2017). (2014). Pengembangan Media
Pembelajaran Fisika Berbasis Web Mobile Learning dengan Aplikasi
Enhanced Course: Mengembangkan Schoology pada Pembelajaran
Web-logs Pembelajaran Fisika Dasar Geografi Materi Hidrosfer Kelas X
1. Jurnal Inovasi Teknologi SMA Negeri 1 Karanganyar.
Pendidikan, 4(1), 13–25. GEADIDAKTIKA-Jurnal Pendidikan
Chidayati, N., Sesunan, F., & Suana, W. Geografi, 3(1).
(2017). Pengembangan Suplemen https://doi.org/10.3975/cagsb.2015.0
Pembelajaran Fisika pada Materi 5.08
Gerak Melingkar dengan Schoology. Kemendikbud. (2014). Petunjuk
Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(1), Peningkatan Mutu Pendidikan di
121–132. Sekolah. Jakarta, Indonesia.
Darmawan, D. (2014). Pengembangan E- Kurniawan, D. T. (2014). Model
Learning Teori dan Desain. Pembelajaran Berbasis Masalah
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Berbantuan Website Interaktif pada
Fatur. (2013). Schoology jejaring soasial Konsep Fluida Statis untuk
yang sangat bermanfaat bagi guru Meningkatkan Penguasaan Konsep
dan siswa. dan Keterampilan Proses Sains
Gumrowi, A. (2016). Meningkatkan Hasil Siswa Kelas XI. Jurnal Pengajaran
Belajar Listrik Dinamik MIPA, 19(2), 206–213.
menggunakan Strategi Pembelajaran https://doi.org/http://journal.fpmipa.u
Team Assisted Individualization pi.edu
melalui Simulasi Crocodile Physics. Pertiwi, I. C., Sukadi, & Pursika, I. N.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al- (2014). Penerapan Strategi
Biruni, 5(1), 105–111. Pembelajaran E-Learning Untuk
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
v5i1.110 dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Hasanah, N., Suyanto, E., & Wayan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas
Suana. (2016). E-Learning dengan X Tataniaga B di SMA Negeri 1
Schoology sebagai Suplemen Singaraja. Jurnal Jurusan
Pembelajaran Fisika Materi Pendidikan PKn, 2(1).
Elastisitas dan Hukum Hooke. Purwaningsih, R., Rosidin, U., &
Jurnal Pembelajaran Fisika, 4(2), Wahyudi, I. (2014). Pengaruh
71–81. Penggunaan E-learning dengan
Irwandani. (2016). Potensi media sosial Schoology Terhadap Hasil Belajar
dalam mempopulerkan konten sains Peserta Didik, (1), 51–61.
islam. Jurnal Keguruan Dan Ilmu Ramadhani, M. (2012). Efektivitas
Tarbiyah, 1(2), 173–177. penggunaan media pembelajaran E-
Jayanti, R. D., Romlah, R., & Saregar, A. Learning berbasis Web pada
(2016). Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran Teknologi Informasi
Fisika Model Problem Based dan Komunikasi terhadap Hasil
Learning (PBL) melalui Metode Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1
POE terhadap Kemampuan Berpikir Kalasan. Universitas Negeri
Tingkat Tinggi Peserta Didik. In Yogyakarta.
Seminar Nasional Pendidikan (pp. Rossett, A., Douglis, F., & Frazee, R.
Jurnal Ilmiah Pendidikan FisikaAl-BiRuNi, 06 (2) (2017) 187-199 199

(2003). Strategies for building 05


blended learning. Learning Circuits, Sugiono. (2010). Metode Penelitian
June, 4–9. Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sadiman. (2008). Media Pendidikan, Sukiman. (2012). Pengembangan Media
Pengetian, Pengembangan, dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Pedagogia.
Persada. Wijayanti, W., Maharta, N., & Suana, W.
Saregar, A., & Sunarno, W. (2013). (2017). Pengembangan Perangkat
Eksperimen dan Demonstrasi Blended Learning Berbasis Learning
Diskusi menggunakan Multimedia Management System pada Materi
Interaktif ditinjau dari Sikap Ilmiah Listrik Dinamis. Jurnal Ilmiah
dan Kemampuan Verbal Siswa. Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(1), 1.
Jurnal Inkuiri, 2(2), 100–113. https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.
Setiawan, W., Hana, M. N., & v6i1.581
Waslaluddin. (2014). Analisis Yuberti. (2014). Penelitian Dan
Penerapan Sistem E-Learning Pengembangan" Yang Belum
FPMIPA UPI Menggunakan Diminati Dan Perspektifnya. Jurnal
Technology Acceptance Model Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni,
(TAM). Jurnal Pengajaran MIPA, 3(2), 1–15.
19(1), 128–140. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24
https://doi.org/http://journal.fpmipa.u 042/jpifalbiruni.v3i2.69
pi.edu Yuberti. (2015). Online Group Discussion
Suana, W., Maharta, N., Nyeneng, & pada Mata Kuliah Teknologi
Wahyuni, S. (2017). Design and Pembelajaran Fisika. Jurnal Ilmiah
Implementation Of Schoology-Based Pendidikan Fisika Al-Biruni, 4(2),
Blanded Learning Media For Basic 145–153.
Physics I Course. Jurnal Pendidikan https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.
IPA Indonesia, 6(1), 170–178. v4i2.88
https://doi.org/10.15294/jpii.v6i1.72

Anda mungkin juga menyukai