Anda di halaman 1dari 12

A.

Proses Dasar pengarapan SIK (sistem informasi kesehatan)


B. Proses penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dilakukan oleh berbagai bidang
program, baik di lingkungan kementerian kesehatan maupun diluar sektor kesehatan.
Manfaat SIK

pengembangan sistem informasi kesehatan dari rencana strategis Menteri kesehatan


Indonesia sampai dengan tahun 2025, yaitu :

1. Tersedia data dan informasi yang bisa di gunakan oleh berbagai pihak atau
kalangan.
2. Tersediannya Data dan informasi yang berguna untuk peneliti, mahasiswa dan
dosen dalam menyiapkan laporan atau jurnal.

Agar sistem informasi kesehatan dapat menyediakan data/ informasi yang handal,
memperbaiki permasalahan-permasalahan SIK dan mencapai target Renstra tersebut,
maka di susun suatu Rencana Aksi Penguatan atau Roadmap SIK yang komprehensif
dengan mengintegrasikan upaya-upaya pengembangan dan penguatan SIK yang
melibatkan semua pemangku kepentingan terkait.

C. Manfaat SIK

Membantu dalam pengambilan keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan


masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.

Contohnya : para pengambil kebijakan bisa melakukan pengambilan keputusan untuk


melakukan penangganan dengan baik tentang suatu kasus. Misalnya, masih tingginya
AKI dan di Indonesia.
D. Fokus Penguatan Data

Fokus Penguatan SIK merupakan aspek dasar : kebijakan atau regulasi, sumber
daya, standarilisasi dan lainnya.

Fokus Penguatan SIK

1. Penataan data transaksi di Fasyenkes gunanya untuk meningkatkan kualitas dan


kecepatan proses kerja pelayanan kesehatan
2. Optimalisasi aliran data dan pengembangan Bank data gunanya untuk meningkatkan
ketersediaan data dan kualitas data dan informasi.

Penguatan Aspek Dasar :


1. Kebijakan/ regulasi/perencanaan
 Master plan TIK
 Road Map SIk
 Pedoman/sop
2. Stadarisasi
 Data ( data puskesmas, rekam medic,dll)
 Sistem( metadata,kodefekasi dan protocol petukaran data)
3. Sumber daya
 Infrastruktur IT( peralatan )
 Jabatan fungsional (Ahli IT dengan indikasi sudah mendapatkan pendidikan
dan pelatihan)
 Pendanaan
4. Tata kelola
 Penerapan ISO-27001 SMKI
 Audit TI
 Pembenahan tata kelola

E. Penataan data transaksi di Fasyankes


 Harus mengakomodir kebutuhan data di semua tindakan administrasi kesehatan
agar dapat menghindari duplikasi data.
 Diharapkan, teknologi informasi bisa di terapkan di semua tahapan proses kerja
Fasyankes sehingga proses kerja nya lebih efektif dan transparan.

F. Upaya Sistem Informasi Kesehatan

Upaya yang dapat dilakukan adalah :


 Pembenahan sistem pencatatan dan pelaporan secara elektronik dan nonelektronik
 Standarisasi SIK daerah meliputi : SIK yang ada di dinkes,
kab/kota/prov/fasyankes. Harus ada standar data dan sistemnya.
 Optimalisasi aliran data untuk meningkatkan akses dan sharing data antara
simpul-simpul institusi kesehatan.
 TIK di harapkan menjadi platform dalam proses pertukaran informasi agar bisa di
akses dengan cepat dan tepat.
G. Optimalisasi Aliran Data dan Pengembangan Data

Optimalisasi aliran data dan pengembangan data dilakukan untuk

a. Meningkatkan akses dan sharing data


b. Informasi dapat diakses dimanapun saecara cepat dan tepat.
c. Untuk menghubungkan antara sitem informasi di fasyenkes atau UPT lainnya seperti
dinkes kota, provinsi dan bagian data.

Upaya yang dapat dilakukan agar aliran data dan pengembangan data dapat optimal yaitu:

a. Optimalisasi pemaanfaatan jaringan komunikasi data dari jaringan system kesehatan


nasional maupun seluruh kantor dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota, rumah
sakit dan unit pelayan terpadu lainnya yang berada dibawah kesehatan. Dibutuhkan
konsulidasi datakedalam bank datasehingga data tersebut lebih mudah dan cepat
untuk diakses.
b. Melakukan pengembangan standarisasi sistem informasi yang harus distandarkan
adalah standar data atau data set nya, standar sistem (meta data, protokol pertukaran
data)
c. Pembangunan system bes/hub yaitu jembatan yang menghubungkan antara system
informasi yang ada ddi dinkes kabupaten/kota, provinsi serta fasilitas kesehatan
puskesmas dan rumah sakit
d. Penyelarasan data kesehatan antara pusat dan daerah, dibutuhkan penataan pelaporan
yang membutukan templet sederhana untuk melakukan penataan pelaporan yang baik
dari daerah ke pusat maupun dari pusat ke daerah.
H. Jaringan Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Jaringan sistem informasi kesehatan nasional adalah sebuah koneksi atau jaringan
virtual sistem informasi kesehatan secara elektronik yang dikelola oleh kementerian
kesehatan dan hanya bisa diakses jika sudah dihubungkan. Jaringan siknas ini merupakan
infrastruktur jaringan komunikasi yang datanya terintegrasi dengan menggunakan WAN
(Wide Area Network) jaringan telekomunikasi yng mencakup area yang luas serta digunakan
untuk mengirimkan data jarak jauh antara Lokal Area Network/LAN yang berbeda dan
arsitektur jaringan lokal computer lainnya. Pengembangan jaringan siknas ditetapkan melalui
kepmenkes No 837 tahun 2007 dengan tujuan pengembangan siknas online dapat
menjembatani permasalahan kekurangan data dari kabupaten/kota ke kementerian kesehatan
dan memungkinkan aliran data kesehatan tersebut dari kabupaten/kota kepusat data di
kemenkes atau pusdatin dan dampaknya tehadap kebijakan standarisasi dbidang kesehatan
seluruh inodenesia.

I. Pengumpulan Data dan Informasi

Dalam peraturan pemerintah 46 tahun 2014 pada pasal 17 Pengumpulan data dan
informasi kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan:

a. Pelayanan kesehatan rutin atau berkala oleh tenaga kesehatan yang berwenang
b. Penyelenggaraan rekam medic, meliputi rekam medic elektronik dan rekam
medik nonelektronik
c. Surveilens kesehatan
d. Sensus dan survei dengan menggunakan metode dan instrumentasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah
e. Penelitin dan pengembangan kesehatan
f. Pemanfaatan teknologi dan sumber lain yang sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dapat dipertanggungjawabkan
g. Cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
J. Pengolahan Data dan Informasi

Penyimpanan data dan informasi dilakukan pada pangkalan data ditempat yang
aman dan tidak mudah rusak atau hilang dengan menggunakan media penyimpanan
elektronik dan nonelektronik. Pangkalan data tersebut dikelola oleh menteri dan hanya
dapat dilakukan dalam negri. Penyimpanan data dan informasi kesehatan dilakukan
paling singkat 10 tahun untuk data yang non eletronik dan 25 tahun untuk data elektronik.

Proses penggarapan dari sistem informasi kesehatan ada 3 langkah:

a. Pemprosesan, dilakukan dengan cara validasi, pengkodean, alih bentuk


(transform), dan pengelompokan.
b. Analisis, dilakukan dengan cara penggalian data
c. Penyajian, dilakukan dengan tekstual, numerik, dan model lain sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan dapat dilakukan melaliu
media elektronik dan nonelektronik.
K. Penyimpanan Data dan Informasi

Keamanan data perlu dijaga untuk:

a. Tetap tersedia dan terjaga keutuhannya


b. Dan terjaga kerahasiaannya untuk informasi kesehatan yang bersifat tertutup.

Untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi kesehatan, setiap pengelola


informasi kesehatan harus:

a. Melakukan pemeliharaan, penyimpanan dan penyediaan cadangan data dan informasi


kesehatan secara teratur
b. Membuat system pencegahan kerusakan data dan informasi kesehatan.

L. Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan


Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan meliputi:
a. Perencanaan program
b. Pengorganisasian
c. Kerja sama dan koordinasi dalam unsur kesehatan sendiri dan melalui lintas sector,
termasuk melalui jejaring global
d. Penguatan sumber data
e. Pengelolaan data dalam informasi kesehatan meliputi pencatatan, pengumpulan,
standarisasi, pengolahan, penyimpanan, penyebarluasan dan penggunaan.
f. Pendayagunaan dan pengembangan sumber daya, meliputi peragkat keras, perangkat
lunak, sumber daya manusia, dan pembiayaan.
g. Pengoperasian system elektronik kesehatan
h. Pengembangan system informasi kesehatan
i. Pemantauan, dan evaluasi
j. Pembinaan dan pengawasan

Setiap pengelola sistem informasi kesehatan yang melakukan manipulasi data Data
dan Informasi kesehatan dan membuka data dan informasi data yang bersifat tertutup atau
rahasia tanpa izin dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang
baik sanksi lisan, sanksi tulisan bahkan sampai dengan pemecatan.

Setelah data dikumpulkan pengolala sistim infrmasi kesehatan melakukan kliring data
sebelum menyebarluaskan data dan informasi kesehatan kepada pengguna data dan
informasi kesehatan.

1. Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Pengelolaan sistem informasi kesehatan nasional di dasarkan pada satndar data


kesehatan, informasi kesehatan, dan indicator kesehatan untuk menghasilkan data dan informasi
yang dibutuhkan. Dan di kelola oleh unit kerja pada kementrian kesehatan. Unit kerja kementrian
kesehatan yang harus dilakukan oleh pengelola data kesehatan dan informasi kesehtan adalah :

a. Permintaan data dan informasi kesehatan kepada pihak yang terkait dengan pengelolaan
sistem informasi kesehatan
b. Pengumpulan dan penggabungan data rutin dan non rutin dari sumber data.
c. Pengolahan data kesehatan
d. Penyimpanan, pemeliharaan, dan penyediaan cadangan data informasi keehatan
e. Pemberian umpan balik ke sumber data
f. Pelaksanaan analisis data sesuai kebutuhan
g. Penyebarluasan informasi kesehatan dengan menggunakan media elektronik dan media
noneloktronik sesuai kebutuhan
h. Penyediaan akses
i. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat ketiga.

2. Pengelolaan sistem informasi kesehatan di Kabupaten/ Kota

Sistem informasi kesehatan kabupaten/kota dikelolas oleh unit kerja structural atau
fungsional pada satuan kerja daerah provinsi yang menyelanggarakan urusan pemerintah di
bidang kesehatan. . Unit kerja kementrian kesehatan yang harus dilakukan oleh pengelola data
kesehatan dan informasi kesehtan adalah :

a. Permintaan data dan informasi kesehatan kepada pihak yang terkait dengan pengelolaan
sistem informasi kesehatan
b. Pengumpulan dan penggabungan data rutin dan non rutin dari sumber data.
c. Pengolahan data kesehatan
d. Penyimpanan, pemeliharaan, dan penyediaan cadangan data informasi keehatan
e. Pemberian umpan balik ke sumber data
f. Pelaksanaan analisis data sesuai kebutuhan
g. Penyebarluasan informasi kesehatan dengan menggunakan media elektronik dan media
noneloktronik sesuai kebutuhan
h. Penyediaan akses
i. Pengiriman data dan informasi kesehatan yang dibutuhkan dalam pengelolaan sistem
informasi kesehatan provinsi dan nasional
j. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Pengelolaan Sistem informasi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dikelola oleh unit
oengelola sistem informasi kesehatan di tingkat pertama dan kedua. Di tingkat ketiga bentuknya
structural atau tersendiri. Yang harus di lakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah :

a. Pencatatan kegiatan peLayanan kesehatan, termasuk pengelolaan rekam medic yang


dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang
b. Pengumpulan dan penggabungan data rutin dan non rutin dari suber data
c. Pengolahan data kesehatan
d. Penyimpanan, pemeliharaan, dan penyediaan cadangan data dan informasi kesehatan.
e. Pelaksanaan analisis data sesuai kebutuhan.
f. Penyebarluasan informasi kesehatan dengan menggunakan media elektronik dan media
noneloktronik sesuai kebutuhan
g. Pengiriman data dan informasi kesehatan yang dibutuhkan dalam pengelolaan sistem
informasi kesehatan kabupaten/kota, provinsi dan nasional
h. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus mengoperasikan sendiri sistem elektronik rekam
medik. Sistem elektronik rekam medik yang dimaksud adalah mampu meinterkonektivitas
dengan sistem elektronik kesehatan dan sistem elektronik lainnya.

Sistem informasi kesehatan yang ada di puskesmas

Sistem informasi kesehatan yang ada di puskesmas merupakan bagian dari sistem
infornasi kesehatan kabupaten/ kota yang diselanggerakan secara elektronik / non elektronik.
Pengaturan sistem informasi kesehatan yang terdapat di puskesmas tujuan nya adalah untuk
mewujudkan sistem informasi puskesmas yang terintegrasi, menjamin ketersediaan dan
informasi yang berkualitas dan mudah di akses, meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan
diwilayah kerja melalui pembuatan manajemen puskesmas.

Dalam penyelanggaraan sistem informasi yang ada di puskesmas wajib dilakukan


pembersihan, validasi dan pengelompokan data sesuai kebutuhan. Setiap pelaksana kegiatan
puskesmas dan jejaringnya wajib melakukan pencatatan kegeiatan, yang meliputi pencatatan data
dasar yaitu meliputi identitas puskesmas, wilayah puskesmas, sumber daya puskesmas, dan
sasaran program yang di catat tentang data teantang upaya kesehatan masyarakat yang esensial,
pengembangan, upaya kesehatan perseorangan, dan pencatatan data lain seperti pelayanan
farmasi, lab dan kunjungan keluaraga. Yang di catat dalam rekam medis. dan pencatatan data
program.

Untuk mendukung penyelanggaraan sistem informasi puskesmas perlu dilakukan


klasifikasi dan kodefikasi data puskesmas yang dilakukan seragam untuk seluruh puskesmas
yang ditentukan oleh kementrian kesehatan sehingga tidak salah dalam pengkodean. Klasifikasi
dan kodefikasi data dilakukan terhadap :

a. diagnosis penyakit dan tindakannya


b. wilayah administrasi
c. identitas puskesmas
d. jejaring puskesmas
e. sumber daya manusia
f. obat dan alat kesehatan
g. sarana dan prasararana puskesmas.

Data yang disampaikan oleh puskesmas harus dimanfaatkan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk melakukan bimbingan teknik secara terintegrasi antara program-program
kesehatan yang dilaksankan oleh puskesmas, menyusun perencanaan pengaasan dan
pengendalian pembangunan kesehatan di tingkat PEMDA, menyampaukan laporan secara
berjenjang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Data dan informasi SIMPUS itu bisa dimanfaatkan oleh puskesmas untuk mendukung
manajemen puskesmas yang meliputi :

a. perencanaan
b. penggerakan pelaksanaan
c. pengawasan
d. pengendalian
e. penilaian kinerja puskesmas
f. pemantuan untuk deteksi wabah
g. pemantauan masalah kesehatan
h. penyusunan profil puskesmas dan
i. pelaporan data program kesehatan yang diselenggarakan melalui komunikasi data

Data diatas merupakan manfaat bagi puskesmas yang mana data tersebut berguna untuk
meningkatkan kinerja puskesmas yang mana berfungsi untuk akreditasi puskesmas.
L. Ada 7 komponen yang saling terhubung dan terkait pada model sistem informasi
kesehatan

1. sumber data manual


merupakan kegiatan pengumpulan dari sumber data yang dilakukan secara manual atau
offline (berbasis kertas). Dengan adanya sistem manual ini diharapkan masih bisa di
tampung untuk fasilitas kesehatan yang memiliki keterbatasan infrastruktur seperti
komputer dan jaringan internet.
Laporan dikirimkan melalui hard copy atau data rekapan ke dinas kesehatan kabupaten
atau kota, laporan juga dapat dikirimkan melalui soft copy.
2. Sumber data komputerisasi
Pada faskes yang melakukan SIK secara online, data individunya dapat langsung
dikirimkan ke bank data kesehatan nasional sesuai dengan format yang sudah ditentukan.
Dan juga akan dikembangkan program mobile healt (M-healt) yang dapat langsung
terhubung ke sistem informasi puskesmas atau aplikasi sikda generic.
3. Sistem informasi dinas kesehatan
Data yang dikelola oleh dinas kesehatan berasal dari semua laporan fasilitas kesehatan
baik berupa soft maupun hard copy. Laporan hard copy akan di entry kedalam apliakasi
sikda generik sedangkan laporan soft copy dapat langsung di impor ke aplikasi sikda
generik. Jadi semua data akan di unggah ke bank data kesehatan nasional, dinas
kesehatan provinsi memiliki tugas yang sama dengan dinkes kabupaten kota untuk
mengelola laporan data dari faskes milik provinsi yang membedakannya adalah ruang
lingkup dalam perekapan datanya.
4. Sistem informasi pemangku kepentingan
Pemangku kepentingan dimaksud adalah yang terkait kesehatan, mekanisme pertukaran
data terkait kesehatan dengan pemangku kepentingan di semua tingkatan dilakukan
dengan mekanisme yang disepakati bersama.
5. Bank data kesehatan nasional
Mencakup semua data kesehatan dari sumber data yaitu fasilitas kesehatan. Oleh karena
itu unit-unit program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data langsung ke sumber
data karena data sudah dikumpulkan secara online.
6. Penggunaan data oleh kementrian kesehatan
Data yang sudah diterima oleh bank data kesehatan nasional itu semua akan
dimanfaatkan oleh unit-unit yang ada di kementrian kesehatan dan UPT nya serta dinas
kesehatan dan UPTD dan UPTP nya.
7. Pengguna data
Semua pemangku kepentingan yang tidak memiliki SIK sendiri serta masyarakat yang
membutuhkan informasi dapat mengakses data tersebut melalui website kementrian
kesehatan yaitu kemenkes.go.id (profil kesehatan indonesia)

M. Ruang lingkup penggarapan SIK mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup


manajemen pasien, lingkupnya antara lain :

1. Registrasi pasien
2. Rawat jalan (poli klinik yang tersedia di rumah sakit dan puskesmas)
3. Rawat inap
4. Penunjang medis laboratorium
5. Penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis baik
secara langsung maupun melalui jaminan kesehatan
6. Apotek atau farmasi yang meliputi pengelolaan informasi inverteri dan transaksi obat-
obatan.

N. Pengelompokkan data dasar menurut blum

1. Data status kesehatan masyarakat


Dilihat dari data derajat kesehatan, ada angka kematian ibu,kematian anak dan ada angka
kematian penyakit lainnya. Untuk data ini juga dapat dilihat dari status gizi, kesehatan
ibu,kesehatan anak, penyakit menular dan tidak menular, kesehatan jiwa, kesehatan gigi
mulut, disabilitas dan cedera, kesehatan lingkungan, akses pelayanan kesehatan dan
pelayanan kesehatan tradisional.
2. Data kependudukan
Data ini dapat dilihat dari profil kesehatan yaitu oada demografi, yang dapat dilihat dari
jumlah penduduk maupun data demografi lainnya
3. Data pelayanan kesehatan
Data ini juga terdapat pada profil kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang
mencakup jumlah puskesmas, akreditasi puskesmas dan faskes rumah sakit beserta
akreditasinya dan juga termasuk unit-unit yang berada dibawah fasilitas kesehatan seperti
unit transfusi darah, unit lab dan juga unit farmasi tentang sarana bidang farmasi dan alat
kesehatan lalu posyandu dan poswindu.
4. Data sumber daya kesehatan
Data ini merupakan orang yang bekerja di bidang kesehatan yaitu tenaga kesehatannya
dan didalam profil juga ada mulai dari tabel 11 a hingga tabel 16 a. tentang jumlah tenaga
medis di faskes, dipuskesmas, dirumah sakit, jumlah dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi, perawat dan bidan, termasuk juga tentang penempatan sumber daya
manusianya baik di daerah tertinggal, terdepan dan terluar. Kemudian ada data penugasan
khusus, penempatan nusantara sehat, penerbitan STR (pertama sekali atau yang baru dan
STR ulang), jumlah tenaga kesehatan masyarakat, bidan PTT, kesehatan lingkungan dan
gizi. Yang disebut dengan tenaga kesehatan itu semua masuk kedalam sumber data profil
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai