1. Tersedia data dan informasi yang bisa di gunakan oleh berbagai pihak atau
kalangan.
2. Tersediannya Data dan informasi yang berguna untuk peneliti, mahasiswa dan
dosen dalam menyiapkan laporan atau jurnal.
Agar sistem informasi kesehatan dapat menyediakan data/ informasi yang handal,
memperbaiki permasalahan-permasalahan SIK dan mencapai target Renstra tersebut,
maka di susun suatu Rencana Aksi Penguatan atau Roadmap SIK yang komprehensif
dengan mengintegrasikan upaya-upaya pengembangan dan penguatan SIK yang
melibatkan semua pemangku kepentingan terkait.
C. Manfaat SIK
Fokus Penguatan SIK merupakan aspek dasar : kebijakan atau regulasi, sumber
daya, standarilisasi dan lainnya.
Upaya yang dapat dilakukan agar aliran data dan pengembangan data dapat optimal yaitu:
Jaringan sistem informasi kesehatan nasional adalah sebuah koneksi atau jaringan
virtual sistem informasi kesehatan secara elektronik yang dikelola oleh kementerian
kesehatan dan hanya bisa diakses jika sudah dihubungkan. Jaringan siknas ini merupakan
infrastruktur jaringan komunikasi yang datanya terintegrasi dengan menggunakan WAN
(Wide Area Network) jaringan telekomunikasi yng mencakup area yang luas serta digunakan
untuk mengirimkan data jarak jauh antara Lokal Area Network/LAN yang berbeda dan
arsitektur jaringan lokal computer lainnya. Pengembangan jaringan siknas ditetapkan melalui
kepmenkes No 837 tahun 2007 dengan tujuan pengembangan siknas online dapat
menjembatani permasalahan kekurangan data dari kabupaten/kota ke kementerian kesehatan
dan memungkinkan aliran data kesehatan tersebut dari kabupaten/kota kepusat data di
kemenkes atau pusdatin dan dampaknya tehadap kebijakan standarisasi dbidang kesehatan
seluruh inodenesia.
Dalam peraturan pemerintah 46 tahun 2014 pada pasal 17 Pengumpulan data dan
informasi kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan:
a. Pelayanan kesehatan rutin atau berkala oleh tenaga kesehatan yang berwenang
b. Penyelenggaraan rekam medic, meliputi rekam medic elektronik dan rekam
medik nonelektronik
c. Surveilens kesehatan
d. Sensus dan survei dengan menggunakan metode dan instrumentasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah
e. Penelitin dan pengembangan kesehatan
f. Pemanfaatan teknologi dan sumber lain yang sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dapat dipertanggungjawabkan
g. Cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
J. Pengolahan Data dan Informasi
Penyimpanan data dan informasi dilakukan pada pangkalan data ditempat yang
aman dan tidak mudah rusak atau hilang dengan menggunakan media penyimpanan
elektronik dan nonelektronik. Pangkalan data tersebut dikelola oleh menteri dan hanya
dapat dilakukan dalam negri. Penyimpanan data dan informasi kesehatan dilakukan
paling singkat 10 tahun untuk data yang non eletronik dan 25 tahun untuk data elektronik.
Setiap pengelola sistem informasi kesehatan yang melakukan manipulasi data Data
dan Informasi kesehatan dan membuka data dan informasi data yang bersifat tertutup atau
rahasia tanpa izin dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang
baik sanksi lisan, sanksi tulisan bahkan sampai dengan pemecatan.
Setelah data dikumpulkan pengolala sistim infrmasi kesehatan melakukan kliring data
sebelum menyebarluaskan data dan informasi kesehatan kepada pengguna data dan
informasi kesehatan.
a. Permintaan data dan informasi kesehatan kepada pihak yang terkait dengan pengelolaan
sistem informasi kesehatan
b. Pengumpulan dan penggabungan data rutin dan non rutin dari sumber data.
c. Pengolahan data kesehatan
d. Penyimpanan, pemeliharaan, dan penyediaan cadangan data informasi keehatan
e. Pemberian umpan balik ke sumber data
f. Pelaksanaan analisis data sesuai kebutuhan
g. Penyebarluasan informasi kesehatan dengan menggunakan media elektronik dan media
noneloktronik sesuai kebutuhan
h. Penyediaan akses
i. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
Sistem informasi kesehatan kabupaten/kota dikelolas oleh unit kerja structural atau
fungsional pada satuan kerja daerah provinsi yang menyelanggarakan urusan pemerintah di
bidang kesehatan. . Unit kerja kementrian kesehatan yang harus dilakukan oleh pengelola data
kesehatan dan informasi kesehtan adalah :
a. Permintaan data dan informasi kesehatan kepada pihak yang terkait dengan pengelolaan
sistem informasi kesehatan
b. Pengumpulan dan penggabungan data rutin dan non rutin dari sumber data.
c. Pengolahan data kesehatan
d. Penyimpanan, pemeliharaan, dan penyediaan cadangan data informasi keehatan
e. Pemberian umpan balik ke sumber data
f. Pelaksanaan analisis data sesuai kebutuhan
g. Penyebarluasan informasi kesehatan dengan menggunakan media elektronik dan media
noneloktronik sesuai kebutuhan
h. Penyediaan akses
i. Pengiriman data dan informasi kesehatan yang dibutuhkan dalam pengelolaan sistem
informasi kesehatan provinsi dan nasional
j. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Pengelolaan Sistem informasi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dikelola oleh unit
oengelola sistem informasi kesehatan di tingkat pertama dan kedua. Di tingkat ketiga bentuknya
structural atau tersendiri. Yang harus di lakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah :
Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus mengoperasikan sendiri sistem elektronik rekam
medik. Sistem elektronik rekam medik yang dimaksud adalah mampu meinterkonektivitas
dengan sistem elektronik kesehatan dan sistem elektronik lainnya.
Sistem informasi kesehatan yang ada di puskesmas merupakan bagian dari sistem
infornasi kesehatan kabupaten/ kota yang diselanggerakan secara elektronik / non elektronik.
Pengaturan sistem informasi kesehatan yang terdapat di puskesmas tujuan nya adalah untuk
mewujudkan sistem informasi puskesmas yang terintegrasi, menjamin ketersediaan dan
informasi yang berkualitas dan mudah di akses, meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan
diwilayah kerja melalui pembuatan manajemen puskesmas.
Data yang disampaikan oleh puskesmas harus dimanfaatkan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk melakukan bimbingan teknik secara terintegrasi antara program-program
kesehatan yang dilaksankan oleh puskesmas, menyusun perencanaan pengaasan dan
pengendalian pembangunan kesehatan di tingkat PEMDA, menyampaukan laporan secara
berjenjang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Data dan informasi SIMPUS itu bisa dimanfaatkan oleh puskesmas untuk mendukung
manajemen puskesmas yang meliputi :
a. perencanaan
b. penggerakan pelaksanaan
c. pengawasan
d. pengendalian
e. penilaian kinerja puskesmas
f. pemantuan untuk deteksi wabah
g. pemantauan masalah kesehatan
h. penyusunan profil puskesmas dan
i. pelaporan data program kesehatan yang diselenggarakan melalui komunikasi data
Data diatas merupakan manfaat bagi puskesmas yang mana data tersebut berguna untuk
meningkatkan kinerja puskesmas yang mana berfungsi untuk akreditasi puskesmas.
L. Ada 7 komponen yang saling terhubung dan terkait pada model sistem informasi
kesehatan
1. Registrasi pasien
2. Rawat jalan (poli klinik yang tersedia di rumah sakit dan puskesmas)
3. Rawat inap
4. Penunjang medis laboratorium
5. Penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis baik
secara langsung maupun melalui jaminan kesehatan
6. Apotek atau farmasi yang meliputi pengelolaan informasi inverteri dan transaksi obat-
obatan.