KELAPA SAWIT
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV
1. PERDI PANCA PAMUNGKAS ( KETUA KELOMPOK /AD4201 0027 )
2. AHMAD JUMADIL AKBAR ( ANGGOTA I / AD4201 0018 )
3. AHSANA NADIA SAFITRI ( ANGGOTA II /AD4201 0026 )
4. DEVY MUJA ALHIKMAH (ANGGOTA III / AD4201 0025 )
5. JUMARIONO ( ANGGOTA IV / AD4201 0045 )
SEMESTER I
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji
syukurkami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha esa, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
laporan Biologi Pertanian dengan judul “ kelapa sawit” tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan laporan ini, khususnya pada
bapak Suroto.SP,M.MA selaku dosen mata kuliah Biologi Pertanian.
Namun tidak lepas dar semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karena itu, kami selaku penyusun laporan memohon maaf jika masih banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Akhirnya kami sebagai penyusun sangat mengharapkan semoga dari laporan
yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kuala Pembuang, 02 September 2020
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit pertama kali ditemukan di negara Afrika Barat dan
tanaman ini disebut sebagai tanaman tropikal. Selain di Afrika Barat tanaman kelapa
sawit ini banyak juga di temukan di Afrika Selatan serta negara-negara tetangga seperti
Malaysia, Pantai Gading, Thailand, Papua Nugini, Brazilia dan juga negara-negara
lainnya. Indonesia merupakan produsen terbesar kedua kelapa sawit setelah malaysia,
diperkirakan pada tahun 2008 Indonesia merupakan produsen kelapa sawit di dunia
(Pahan, 2006).
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting
disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan
karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit
yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi
Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang
akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak
sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi
kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu
diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono 2003).
B. Rumusan masalah
1. Pengaruh jarak tanam kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan kualias buah
kelapa sawit?
2. Dampak positif dan negatif yang terjadi jika tanaman sawit di tumpang sari?
3. Keluhan yang dirasakan oleh petani kelapa sawit di di desa bangun harja?
C. Tujuan
1. Mengetahui jarak tanaman sawit terhadap pertumbuhan pohon dan kualitas buah
kelapa sawit.
2. Mengetahui apa yang terjadi jika tanaman sawit digabungkan dengan tanaman
yang lain di satu tempat.
3. Mengetahui keluhan apa saja yang dialami petani kelapa sawit di desa bangun
harja
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dampak positif
a) Metode tumpang sari dalam berkebun yang digarap oleh petani (Bayu
Handoko) mengaku membudidayakan kelapa sawit dan pisang di lahan
yang sama alasannya sederhana, ini dilakukan agar dalam satu lahan bisa
panen 2 jenis tanaman dan akan menghasilkan keuntungan yang lebih.
b) Keuntungan lainnya adalah menunjang keberlanjutan usaha pertanian
melalui maksimalisasi pengunaan lahan, stabilitas hasil.
c) Penanaman sela pada perkebunan kelapa sawit memiliki beberapa
manfaat yaitu sebagai pelestarian / maksimalisasi sumber tanah, dan
pengendalian hama.
2. Dampak negatif
a) Kehilangan kesuburan tanah sebab adanya pembagian unsur hara yang
terkadang tidak adil antara satu tumbuhan denga tanaman lain.
b) Tanah semakin rentan terhadap erosi karena pengaruh kandungan air
hujan yang tinggi.
c) Menimbulkan masalah penyakit serta hama, terkadang hama bisa saja di
tularkan dari jenis tanaman lainnya.
d) Terjadi prebutan unsur hara antara tanaman lainnya. Hal ini tentu saja
memicu kemungkinan terjadinya gejala definisi (kekurangan unsur hara)
sebab tanaman tidak memperoleh unsur hara dalam jumlah cukup
e) Kurangnya intensitas cahaya terhadap tanaman yang lebih rendah.
C. Keluhan Yang Dirasakan Oleh Petani Kelapa Sawit Di Desa Bangun Harja
Menurut Bayu Handoko keluhan yang dirasakan oleh petani sawit di
desa bangun harja itu adalah kurangnya biaya untuk merawat tanaman sawit
seperti biaya pemupukan, dan biaya pembersihan lahan yang relatif mahal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit saat ini dan masa yang akan datang,
seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka
perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit
secara tepat, agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai.
B. Saran
Sebaiknya dalam penanam kelapa sawit jangan ditumpang sari dengan
tanaman yang berpohon besar seperti kelapa, pisang dan lainnya karena itu bisa
menyebabkan usur hara dan cahaya matahari untuk berfotosintesis menjadi terbagi
dan akan berpengaruh pada hasil panen kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA
Internet
https://tipspetani.com/manfaat-serta-kekurangan-bertanam-dengan-sistem-tumpang-
sari/
https://gdmorganic.com/jarak-tanam-kelapa-sawit/#max-widget
http://riansyahagb13uho.blogspot.com/2016/01/makalah-lengkap-kelapa-sawit