Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK YANG


BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KEBIDANAN

Dosen Pengampu:
Linda Yusanti, S.ST, M.Keb

Disusun Oleh : Kelompok 1


Linda Haryani Putri (F0G018004)
Ica Herlina (F0G018008)
Afifah Eka Susanti (F0G018048)
Cindy Tri Anggraini (F0G018060)
Indar Pratiwi Perwira (F0G018066)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yg berjudul "Persiapan Dan Pemeriksaan Diagnostik Yang
Berhubungan Dengan Praktik Kebidanan".Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalahini, maka kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Allah SWT. Harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.  

Bengkulu, 2 Februari 2019

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. LatarBelakangMasalah.................................................................................. 1
B. RumusanMasalah..........................................................................................1
C. TujuanPenulisan............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................2


A. Pra Instrumentasi ........................................................................................... 2
B. Persiapan Penderita ....................................................................................... 3

C. Cara Pengambilan Sampel..............................................................................3

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10


A.Simpulan.......................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diagnostik adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk
menegakkan suatu diagnosa penyakit klien atau pasien. Pemeriksaan diagnostik
adalah penilaian klinis tentang respon individu,keluarga,dan komunikan terhadap
suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.Karena,
melalui pemeriksaan ini kita dapat mengetahui tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan /
penyakit. Faktor-faktor yang menegakkan suatu masalah, kemampuan klien untuk
mengatasi masalah.
Sumber kesalahan diagnostik yaitu : kesalahan pengumpulan data, kesalahan
dalam interpretasi dan analisis data, kesalahan dalam pengelompokan data, kesalahan
dalam pernyataan diagnostik. Maka dari itu kami tertarik untuk membahas makalah
ini yang berjudul “Persiapan Dan Pemeriksaan Diagnostik Yang Berhubungan
Dengan Praktik Kebidanan”.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut dapat dibuar rumusan masalah yaitu sebagai
berikut:
1. Jelaskan yang dimaksud pra instrumentasi?
2. Jelaskan apa saja persiapan penderita?
3. Bagaimana cara pengambilan sampel?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pra instrumentasi
2. Untuk mengetahui apa saja persiapan penderita
3. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel

1
BAB II

PEMBAHASAN

Suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa,


memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui
faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.Faktor utama yang dapat
mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :
a. Pra Instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan
dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu atau
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra
instrumentasi meliputi :
1. Pemahaman Instruksi dan Pengisian Formulir
Pada tahap ini perlu diperhatikan benar, apa yang diperintahkan oleh dokter
dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari
pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien
sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir
dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien: Nama, alamat/ruangan, umur,
jenis kelamin, data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan
pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya
hasil ataupun dapat membantu interpretasi hasil terutama pada pasien yang
mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.
2. Persiapan Penderita
1) Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan
peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma
akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan
susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel darah.

2
2) Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi
misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12, dll. Pada pemberian kortikosteroid
akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan
jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi
komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus
darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin
mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
3) Waktu Pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari
terutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urine akan
menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila
kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah
dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung
dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut
pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan
kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi
oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan
lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan
lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari
tengah malam sampai pagi.
4) Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10%
demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita
adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai
sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak
merasa asing atau menjadi obyek.

3. Cara Pengambilan Sampel


Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan
pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun,
beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum
bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien

3
lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena
akan konstriksi.
Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi
pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat
dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa
cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah
satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang
terpasang/sepihak harus kontra lateral. Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha
(arteri femoralis) atau daerah pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler
umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari
manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki
atau sisi lateral tumit kaki.

Persiapan Pemeriksaan Diagnostik

a) Ultasonografi(USG)

USG merupakan suatu prosedur diagnosisyang dilakukan di atas permukaan


kulit atau di atas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam jaringan.
Pemeriksaan di gunakan untuk melihat struktur jaringna tubuh atau analisis dari
gelombang Dopplr.

Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kelainan yang ada


pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung,ginjal, hepar, uterus, atau pelvis. Selain
itu ,USG jug dapat digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor. Pada
kehamilan, cairan amnion dapat menambah refleksi gelombang suara dari plasenta
dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi pada fetus mengenai ukuran, bentuk, dan
posisi, kemudian dapat mendeteksi pancreas limpa, tiroid, dan lain-lain.

Persiapan dan pelaksanaan:

1. Lakukan informed consent


2. Anjurkan untuk puasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG
aortaabdomen, kandung empedu, hepar, limpa, dan pancreas.
3. Oleskan jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG.

4
4. Transduster dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang di
ataspermukaan kulit.
5. Lakukan antara 10-30 menit.
6. Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisah.
7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya
udara.
8. Pada pemeriksaan obstetric(trimester pertama dan kedua) pelvis, dan ginjal,pasien
dianjurkan untuk minum 4 gelas air dan tidak boleh berkemih.sementara untuk
trismester ketiga, pemeriksaan pada pasien dilakukan pada saat kandung kemih
kosong.
9. Bila pemeriksaan dilakukan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan
jepit
rambut dari kepala.
10. Bila pemeriksaan dilakukan pada jantung, anjurkan untuk bernapas secara
perlahan-lahan dan menahannya setelah inspirasi dalam.

b) Kardiotokografi (CTG)
CTG adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat
kontraksi maupun tidak.CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan
janin di dalam rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya
dengan gerakan janin atau kontraksi rahim.
Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam
dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila
terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta
yang sudah tidak baik.
Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang
ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi
kontraksi, alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit.
Indikasi Pemeriksaan CTG :
a. Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit
infeksi kronis, dll)
b. Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth
Retriction)
c. Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)

5
d. Polihidramnion (air ketuban berlebih)
Pemeriksaan CTG
a. Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
b. Waktu pemeriksaan selama 20 menit,
c. Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu
maupun bayi.
d. Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera
diberikan pertolongan yang sesuai.
e. Konsultasi langsung dengan dokter kandungan.

c) Pap Smear (Papaanicolaou Smear)

Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi


adanya kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormone seks,
serta mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radiasi.

Persiapan dan pelaksanaan:

1. Lakukan informed consent.


2. Tidak ada pembatasan makanan cairan.
3. Anjurkan pasien untuk tidak melakukan irigasi vagina(pembersihan vagina
dengan zat lain);memasukan obat melalui vagina; atau melakukan hubungan seks
sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.
4. Anjurkan pasien berbaring di meja periksa dalam posisi litotomi.
5. Speculum yang sudah dilumasi denag airmengalir dimasukan ke vagina.
6. Spatula kayu bengkok,(pap stick) digunakan untuk mngusap serviks,kemudian
pindahkan ke kaca mikroskop dan dibenamkan ke dalam cairan fiksasi.
7. Beri label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan.

d) Mammografi(mammogram)

Mammografi merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar X yang dilakukan


pada bagian payudara untuk mendeteksi adanya kista atau tumor dan menilai
payudara secara periodic.

6
Persiapan dan pelaksanaan:

1. Lakukan informed consent.


2. Tidak ada pembatasan cairan dan makanan.
3. Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan di leher dilepas.
4. Gunakan pakaian kertas atau gaun bagian depan terbuka.
5. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu di atas meja
kaset sinarX saat payudara ditekan, pasien akan diminta untuk menahan napas.
6. Lalu lakukan pemeriksaan.

e) Rontgen

Rontgen, atau dikenal dengan sinar X, merupakan pemeriksaan yang


memanfaatkan peran sinar X untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada
berbagai organ, di antaranya dada, jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih,
tengkorak, dan rangka. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar
X yang sedikit karena tingginya kualitas film sinar X.

Persiapan dan pelaksanaan:

1. Lakukan informed consent.


2. Tidak ada pembatasan makanan atau cairan .
3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA(posterior anterior)dapat dilakukan
dengan posisi berdiri dan foto AP(anterior posterior)laternal dapat juga
dilkakukan. Dalam pelaksaannya, baju harus diturunkan sampai ke pinggang,
baju kertas atau baju kain dapat digunakan, dan perhiasan dapat dilepaskan.
Anjuran pasien untik tarik nafas dan menahan napas pada saat waktunya
pengambilan foto sinar X.
4. Pada jantung, foto PA dan laternal kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi
ukuran dan bentuk jantung. Dalam pelaksanaannya, perhiasan pada leher harus
dilepaskan, baju ditirunkan hingga ke pinggang.
5. Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan digunakan baju kain/kertas, pasien
tidur terlentang dengan tangan menjauh dari tubuh, serta testis harus dilindungi.
Pelaksanaan foto harus dilakukan sebelum pemeriksaan IVP.
6. Pada tengkorak, penjepit rambut, kaca mata, dan gigi palsu harus dilepaskan
sebelum pelaksaan foto.

7
7. Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur, maka anjurkan puasa dan
immobilisasi pada daerah fraktur.

f) Laparoskopi
Laparoskopi diagnostik adalah prosedur kesehatan minim invasif untuk
memeriksa organ dalam, terutama perut dan panggul. Tidak seperti teknik bedah
biasa, laparoskopi hanya membutuhkan sayatan kecil. Maka dari itu, resiko
pendarahan dan bekas luka dapat diminimalisir, begitu juga dengan waktu pemulihan.
Ketika pasien mengalami gejala di area perut, misalnya nyeri, pembengkakan,
sembelit, atau diare, mereka akan disarankan menjalani rontgen atau USG untuk
mengetahui penyebab masalah. Namun, bila hasil yang didapat belum jelas, dokter
seringkali menganjurkan laparoskopi diagnostik.

Gejala yang disebutkan di atas dapat menjadi tanda akan adanya gangguan pada organ
perut dan panggul. Di antaranya adalah:

a. Cedera karena kecelakaan


b. Lesi
c. Tumor jinak
d. Tumor ganas
e. Pendarahan
f. Penyumbatan usus
g. Peradangan organ
h. Kemandulan
i. Hernia

Laparoskopi diagnostik berperan penting untuk mendiagnosis berbagai jenis penyakit


dan gangguan kesehatan, termasuk:

a. Radang usus buntu (Apendisitis)


b. Endometriosis
c. Radang kantong empedu (Kolesistitis)
d. Kista ovarium
e. Kanker dan penyebaran kanker
f. Fibroid Rahim
g. Penyakit peradangan panggul

8
Laparoskopi diagnostik dapat dilakukan di rumah sakit atau pusat bedah yang
memiliki peralatan memadai. Prosedur ini membutuhkan bius total, yang berarti
pasien akan tertidur dan tidak merasakan sakit selama prosedur.
Pertama, dokter bedah akan membuat sayatan kecil, biasanya di bawah pusar.
Lalu, tabung khusus dimasukkan melalui sayatan tersebut untuk mengalirkan gas
karbon dioksida. Tujuannya adalah untuk memompa organ. Pada beberapa kasus,
dokter bedah juga menyuntikkan zat pewarna melalui tabung; biasanya pada
laparoskopi leher rahim untuk memeriksa tuba fallopi.
Kemudian, video kamera kecil dimasukkan melalui tabung. Kamera ini
digerakkan di dalam tubuh untuk mengambil gambar dari organ dalam. Hasilnya akan
digunakan oleh dokter untuk mencari penyakit atau kelainan pada tubuh.
Tergantung pada kondisi setiap pasien, dokter dapat menggunakan alat bedah lain dan
membuat sayatan tambahan. Jika ditemukan masalah tertentu, seperti pertumbuhan
abnormal, maka dokter akan mengambil sampel jaringan dari lapisan perut. Sampel
ini akan dianalisis dengan biopsi.
Untuk mengakhiri pemeriksaan, dokter bedah akan mengeluarkan laparoskopi
dan alat lainnya. Lalu, sayatan akan dijahit. Area pemeriksaan akan diberi perban
untuk perlindungan dan kenyamanan pasien selama pemulihan. Suatu hal yang wajar
jika bekas sayatan terasa nyeri selama beberapa hari. Namun, karena sayatan yang
dibuat sangat kecil, nyeri tidak akan terlalu menyakitkan. Biarpun begitu, dokter dapat
memberikan obat pereda nyeri bagi pasien yang membutuhkan.Laparoskopi
diagnostik biasanya dilakukan secara rawat jalan, yang berarti pasien tidak perlu
menginap di rumah sakit.

g) ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
Electrocardiography adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Kegiatan listrik jantung jantung sering dihubungkan dengan perjalanan impulsdari
jantung yang dihantarkan menuju jaringan tubuh dan dapat diukur pada permukaan
tubuh dengan menggunakan suatu galvanometer (suatu mesin yang digunakan untuk
mengukur arus listrik). Galvanometer digunakan untuk mendeteksi dan
meningkatkan aktivitas listrik yang relative kecil dari jantung dan kemudian dapat
digambarkan pada kertas yang disebut sebagai elektrokardiogram (EKG).

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa pemeriksaan diagnostik adalah masalah kesehatan
aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, bidan
mampu dan mempunyai kewenangan standar praktik kebidanan dan kode etik
kebidanan yang berlaku di Indonesia.
B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan ajar mata kuliah keterampilan dasar
kebidanan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2016. Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan Diagnostik dalam


Kebidanan. Jakarta: TIM.

Uliyah, Musrifatul., Hidayat, A.A Alimul. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

11

Anda mungkin juga menyukai