Dosen Pengampu:
Linda Yusanti, S.ST, M.Keb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yg berjudul "Persiapan Dan Pemeriksaan Diagnostik Yang
Berhubungan Dengan Praktik Kebidanan".Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalahini, maka kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Allah SWT. Harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. LatarBelakangMasalah.................................................................................. 1
B. RumusanMasalah..........................................................................................1
C. TujuanPenulisan............................................................................................1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diagnostik adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk
menegakkan suatu diagnosa penyakit klien atau pasien. Pemeriksaan diagnostik
adalah penilaian klinis tentang respon individu,keluarga,dan komunikan terhadap
suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.Karena,
melalui pemeriksaan ini kita dapat mengetahui tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan /
penyakit. Faktor-faktor yang menegakkan suatu masalah, kemampuan klien untuk
mengatasi masalah.
Sumber kesalahan diagnostik yaitu : kesalahan pengumpulan data, kesalahan
dalam interpretasi dan analisis data, kesalahan dalam pengelompokan data, kesalahan
dalam pernyataan diagnostik. Maka dari itu kami tertarik untuk membahas makalah
ini yang berjudul “Persiapan Dan Pemeriksaan Diagnostik Yang Berhubungan
Dengan Praktik Kebidanan”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut dapat dibuar rumusan masalah yaitu sebagai
berikut:
1. Jelaskan yang dimaksud pra instrumentasi?
2. Jelaskan apa saja persiapan penderita?
3. Bagaimana cara pengambilan sampel?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pra instrumentasi
2. Untuk mengetahui apa saja persiapan penderita
3. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2) Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi
misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12, dll. Pada pemberian kortikosteroid
akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan
jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi
komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus
darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin
mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
3) Waktu Pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari
terutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urine akan
menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila
kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah
dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung
dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut
pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan
kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi
oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan
lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan
lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari
tengah malam sampai pagi.
4) Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10%
demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita
adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai
sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak
merasa asing atau menjadi obyek.
3
lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena
akan konstriksi.
Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi
pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat
dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa
cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah
satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang
terpasang/sepihak harus kontra lateral. Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha
(arteri femoralis) atau daerah pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler
umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari
manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki
atau sisi lateral tumit kaki.
a) Ultasonografi(USG)
4
4. Transduster dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang di
ataspermukaan kulit.
5. Lakukan antara 10-30 menit.
6. Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisah.
7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya
udara.
8. Pada pemeriksaan obstetric(trimester pertama dan kedua) pelvis, dan ginjal,pasien
dianjurkan untuk minum 4 gelas air dan tidak boleh berkemih.sementara untuk
trismester ketiga, pemeriksaan pada pasien dilakukan pada saat kandung kemih
kosong.
9. Bila pemeriksaan dilakukan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan
jepit
rambut dari kepala.
10. Bila pemeriksaan dilakukan pada jantung, anjurkan untuk bernapas secara
perlahan-lahan dan menahannya setelah inspirasi dalam.
b) Kardiotokografi (CTG)
CTG adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat
kontraksi maupun tidak.CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan
janin di dalam rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya
dengan gerakan janin atau kontraksi rahim.
Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam
dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila
terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta
yang sudah tidak baik.
Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang
ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi
kontraksi, alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit.
Indikasi Pemeriksaan CTG :
a. Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit
infeksi kronis, dll)
b. Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth
Retriction)
c. Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)
5
d. Polihidramnion (air ketuban berlebih)
Pemeriksaan CTG
a. Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
b. Waktu pemeriksaan selama 20 menit,
c. Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu
maupun bayi.
d. Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera
diberikan pertolongan yang sesuai.
e. Konsultasi langsung dengan dokter kandungan.
d) Mammografi(mammogram)
6
Persiapan dan pelaksanaan:
e) Rontgen
7
7. Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur, maka anjurkan puasa dan
immobilisasi pada daerah fraktur.
f) Laparoskopi
Laparoskopi diagnostik adalah prosedur kesehatan minim invasif untuk
memeriksa organ dalam, terutama perut dan panggul. Tidak seperti teknik bedah
biasa, laparoskopi hanya membutuhkan sayatan kecil. Maka dari itu, resiko
pendarahan dan bekas luka dapat diminimalisir, begitu juga dengan waktu pemulihan.
Ketika pasien mengalami gejala di area perut, misalnya nyeri, pembengkakan,
sembelit, atau diare, mereka akan disarankan menjalani rontgen atau USG untuk
mengetahui penyebab masalah. Namun, bila hasil yang didapat belum jelas, dokter
seringkali menganjurkan laparoskopi diagnostik.
Gejala yang disebutkan di atas dapat menjadi tanda akan adanya gangguan pada organ
perut dan panggul. Di antaranya adalah:
8
Laparoskopi diagnostik dapat dilakukan di rumah sakit atau pusat bedah yang
memiliki peralatan memadai. Prosedur ini membutuhkan bius total, yang berarti
pasien akan tertidur dan tidak merasakan sakit selama prosedur.
Pertama, dokter bedah akan membuat sayatan kecil, biasanya di bawah pusar.
Lalu, tabung khusus dimasukkan melalui sayatan tersebut untuk mengalirkan gas
karbon dioksida. Tujuannya adalah untuk memompa organ. Pada beberapa kasus,
dokter bedah juga menyuntikkan zat pewarna melalui tabung; biasanya pada
laparoskopi leher rahim untuk memeriksa tuba fallopi.
Kemudian, video kamera kecil dimasukkan melalui tabung. Kamera ini
digerakkan di dalam tubuh untuk mengambil gambar dari organ dalam. Hasilnya akan
digunakan oleh dokter untuk mencari penyakit atau kelainan pada tubuh.
Tergantung pada kondisi setiap pasien, dokter dapat menggunakan alat bedah lain dan
membuat sayatan tambahan. Jika ditemukan masalah tertentu, seperti pertumbuhan
abnormal, maka dokter akan mengambil sampel jaringan dari lapisan perut. Sampel
ini akan dianalisis dengan biopsi.
Untuk mengakhiri pemeriksaan, dokter bedah akan mengeluarkan laparoskopi
dan alat lainnya. Lalu, sayatan akan dijahit. Area pemeriksaan akan diberi perban
untuk perlindungan dan kenyamanan pasien selama pemulihan. Suatu hal yang wajar
jika bekas sayatan terasa nyeri selama beberapa hari. Namun, karena sayatan yang
dibuat sangat kecil, nyeri tidak akan terlalu menyakitkan. Biarpun begitu, dokter dapat
memberikan obat pereda nyeri bagi pasien yang membutuhkan.Laparoskopi
diagnostik biasanya dilakukan secara rawat jalan, yang berarti pasien tidak perlu
menginap di rumah sakit.
g) ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
Electrocardiography adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Kegiatan listrik jantung jantung sering dihubungkan dengan perjalanan impulsdari
jantung yang dihantarkan menuju jaringan tubuh dan dapat diukur pada permukaan
tubuh dengan menggunakan suatu galvanometer (suatu mesin yang digunakan untuk
mengukur arus listrik). Galvanometer digunakan untuk mendeteksi dan
meningkatkan aktivitas listrik yang relative kecil dari jantung dan kemudian dapat
digambarkan pada kertas yang disebut sebagai elektrokardiogram (EKG).
9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa pemeriksaan diagnostik adalah masalah kesehatan
aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, bidan
mampu dan mempunyai kewenangan standar praktik kebidanan dan kode etik
kebidanan yang berlaku di Indonesia.
B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan ajar mata kuliah keterampilan dasar
kebidanan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul., Hidayat, A.A Alimul. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
11