Anda di halaman 1dari 17

2.

1 Fokus Pengkajian Psikososial pada Lansia


2.4.1 Pengkajian Status Kognitif (Short Portable Mental Status )
Bagaimana dengan kondisi kognitif lansia: apa daya ingat lansia mengalami penurunan,
mudah lupa, apa masih ingat hal-hal yang terjadi pada lansia dimasa lalu, dll.
Data yanng diperoleh :
Ambivalensi, kebingungan, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan minat dan
motivasi, menyalahkan diri sendiri, mencela diri sendiri, pikiran yang destruktif tentang diri
sendiri, pesimis, ketidakpastian.
Mekanisme pengkajian kognitif :
Questionnaire/SPMSQ)
Instruksi : Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini, dan catat semua jawaban. Ajukan
pertanyaan 4 A hanya jika klien tidak mempunyai telepon. Catat jumlah kesalahhan total
berdasarkan sepuluh pertanyaan
+ - PERTANYAAN
1. Tanggal berapa hari ini? (Tanggal, bulan, tahun)
2. Hari apa sekarang ini?
3. Apa nama tempat ini?
4. Berapa nomor telepon Anda?
4A.Dimana alamat Anda? (Tanyakan hanya bila klien
tidak memiliki telepon)
5. Berapa umur Anda?
6. Kapan Anda lahir?
7. Siapa presiden Indonesia sekarang?
8. Siapa presiden sebelumnya?
9. Siapa nama ibu Anda?
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total

Dilengkapi oleh Pewawancara


Nama Pasien : Tanggal pengkajian :
Jenis kelamin : Suku :         
Pendidikan :        
Nama pewawancara:
Penilaian
Kesalahan 0-2             Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4             Kerusakan intelektual Ringan
Kesalahann 5-7           Kerusakan intelektual Sedang
Kesalahan 8-10           Kerusakan intelektual Berat
Pada kasus depresi pada lansia cendrung mengalami dimensia dan mengalami gangguan kognitif
yang dipengaruhi faktor depresi dan proses degeneratif.

2.4.2 Pengkajian Status Sosial/ Emosi


APGAR keluarga
No. Fungsi Uraian Skor
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-sama
Analisa hasil :
Skor : 8-10 : fungsi sosial normal
Skor : 5-7   : fungsi sosial cukup
Skor : 0-4   : fungsi sosial kurang/suka menyendiri
Bagaimana dengan kondisi status mental klien: apakah lansia mudah tersinggung, bagaimana
dengan emosi lansia labil/stabil.

2.4.3 Pengkajian Status Psikologis


Skala Depresi Yesavage
Skala Depresi geriatrik Yesavage, bentuk singkat

Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan Anda?(ya/tidak)


Sudahkah Anda mengeluarkan aktifitas dan minat Anda? (ya/tidak)
Apakah Anda merasa bahwa hidup Anda kosong?(ya/tidak)
Apakah Anda sering bosan?(ya/tidak)
Anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu?(ya/tidak)
Apakah Anda takut sesuatu akan terjadi pada Anda?(ya/tidak)
Apakah Anda merasa bahagia di setiap waktu?(tidak/tidak)
Apakah Anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, daripada pergi dan
melakukan sesuatu yang baru? (ya/tidak)
Apakah Anda merasa bahwa Anda mempunyai lebih banyak masalah dengan
ingatan Anda daripada yang lainnya?(ya/tidak)
Apakah Anda berfikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini?(ya/tidak)
Apakah Anda merasa saya sangat tidak berguna dengan keadaan Anda sekarang?
(tidak)
Apakah Anda merasa penuh berenergi? (ya/tidak)
Apakah Anda berfikir bahwa situasi Anda tak ada harapan?(ya/tidak)Apakah
Anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada Anda? (ya)

Analisa hasil :
Jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1. (nilai poin 1 untuk setiap respons yang
cocok dengan jawaban ya atau tidak setelah pertanyaan)
Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.
BAB 3
TUNJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

Opa C 76 tahun terlihat duduk sendiri di ruang tamu rumahnya, istrinya oma K bulan lalu
meninggal dunia karena sakit, rumah opa C tampak gelap berantakan dan kotor,  opa C terlihat
menggunakan sarung dan baju yang tidak rapih serta tercium bau yang tidak sedap jika duduk
berdekatan dengan opa C. Sejak istrinya meninggal dunia opa C selalu sendirian ketika siang
hari karena anaknya yang tinggal bersama sibuk bekerja. Terkadang cucunya yang tinggal
berbeda rumah datang mengantar makanan, opa C merasakan kesepian dan malas melakukan
aktivitas.

3.1 PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Nama : Opa C
Umur : 76 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SMA
Alamat : Gresik
Diagnosa Medis :-

II. KELUHAN UTAMA


1. Riwayat Keluhan Utama
Pasien mengatakan bahwa ia merasakan kehilangan istrinya dan malas untuk
berinteraksi dengan tetangga sekitar
2. Upaya yang telah dilakukan
Ia berusaha untuk bersabar dan pasrah akan keadaannya sekarang. Serta berusaha
bangun dari kertepurukan hatinya
3. Terapi/Operasi yang pernah dilakukan
Pasien tidak pernah melakukan operasi mungkin sesekali ia kelelahan atau demam
pergi ke dokter untuk berobat.

III. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki penyakit diabetes, hipertensi, ataupun
penyakit sebagainya.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bahwa ia merasa sehat sehat saja untuk fisiknya, masih bia
melakukan aktivitas sendiri. Hanya saja ia malas untuk melakukan aktivitas
semenjak istrinya meninggal
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit
turunan (diabetes, hipertensi, HIV, dsb). Pasien juga mengatakan bahwa tidak ada
anggota keluarga yang menderita tumor.
4. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien tinggal dengan anaknya yang sudah berkeluarga. Pasien juga mengatakan
bahwa kondisi kamar pasien setelah kehilangan istrinya menjadi sangat gelap dan
berantakan.
Alat bantu yang dipakai
Gigi palsi : tidak ada
Kaca mata : tidak ada
Pendengaran : tidak ada
Lain-lain (Sebutkan) : tidak ada

IV. POLA – POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Pola Persepsi dan Tatalaksana Hidup Sehat
Pada lansia kebersihan sulit dijaga karena semua kebutuhan personal hygiene perlu
dibantu orang lain. Lansia juga sering mengalami penururnan ingatan sehingga
dibutuhkan pendamping dan penjaga yang memapu merawat lansia dengan baik.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Lansia menyukai makanan yang lunak dan halus dikarenakan keadaan gigi banyak
yang sudah tanggal. Lansia membutuuhkan nutrisi yang cukup untuk menjaga
metabolisme tubuh.
3. Pola Eliminasi
Pola eliminasi bab dan bak terkadang lancar atau tidak. Karena secara fisiologis
fungsing sfingter sudah mulai menurun.
4. Pola Tidur dan Istrirahat
Lansia biasanya lebih sering tidur karena aktivitas yang berkurang. Namun
seharusnya kebutuhan tidur lansia adalah 5-6 jam.
5. Pola Aktivitas
Aktivitas lansia umunya terbatas karena penurunan fungsi tubuh sehingga lansia
merasa sedih dan sering mengurung diri di rumah.
6. Pola Hubungan dan Peran
Pasien mengatakan bahwa ia dan keluarganya jarang berinteraksi karena anaknya
setiap siang hari selalu berangkat bekerja dan ia dirumah sendirian, serta sejak
istrinya meninggal ia jadi jarang keluar rumah dan berinteraksi dengan tetangganya
karena masih merasa kehilangan.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Pasien mengatakan bahwa sekarang ia tidak peduli dengan
penampilannya sejak istrinya meninggal.
b. Ideal Diri : Pasien mengatakan bahwa ia suka merasa kesepian serta malas untuk
melakukan aktivitas.
c. Harga Diri : Pasien mengatakan bahwa ia merasa kesepian setelah istrinya
meninggal dan setiap siang hari ditinggal anaknya bekerja.
d. Peran Diri : Pasien mengatakan bahwa ia belum merasa memberikan peran besar
pada anak cucunya semenjak kehilangan istrinya.
e. Identitas Diri : Pasien mengatakan bahwa ia sadar setelah kehilangan istrinya daia
menjadi seseorang yang pemalas dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
8. Pola Sensori dan Kognitif
Pasien mengatakan bahwa ia tidak menggunakan alat bantu seperi kacamata, dsb.
Pendengaran, penglihatan, penciuman pasien masih berfungsi dengan baik dan
pasien mengatakan bahwa ia masih bisa mengingat kejadian yang sebelumnya
terjadi.
9. Pola Reproduksi Seksual
Bagi lansia laki-laki keinginan seksual biasanya masih timbul. Namun pada lansia
perempuan biasanya keinginan seksual sudah mulai hilang karena merasa dirinya tua
dan pasangannya yang sudah tidak ada lagi.
10. Pola Penanggulangan Stress
Pasien mengatakan sebelum istrinya meninggal bila ada masalah pasien
menceritakannya pada keluarganya dan selalu diselesaikan dengan cara musyawarah
bersama. Namun setelah kehilangan istrinya ia selalu sendirian dan menenangkan
rasa kehilangan dengan berusaha bersabar dan pasrah akan keadaannya sekarang.
11. Pola Tata Nilai dan Keyakinan
Pada lansia semakin menyadari bahwa semakin tua umurnya semakin dekat dengan
kematian sehingga lansia lebih sering beribadah dan mendekatkan diri kepada Sang
Pencipta.

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Kesehatan Umum
Kesadaran: Composmentis
Suara bicara : Jelas
GCS : 456
Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Suhu : 36,5°C
Na di : 98 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 158 cm
2. Sistem Integumen
Inspeksi : warna sawo matang, kering
Palpasi : tidak ada odem, ada benjolan di leher kiri
3. Kepala
Inspeksi : bentuk simetris, rambut dominan hitam, tidak ada benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
4. Muka
Inspeksi : simetris, tidak ada odem, terlihat tenang
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Mata
Inspeksi : simetris, kelopak mata tidak odem, konjungtiva normal, sklera berwarna
putih.
6. Telinga
Membran timpani masih berfungsi dengan baik, telinga kanan dan kiri simetris, tidak
terdapat benda asing di dalam telingan, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
7. Hidung
Simetris, tidak terdapat sekret pada hidung, tiadk terdapat nafas cuping hidung, tidak
ada polip, tidak dibantu oksigenasi.
8. Mulut dan Faring
Tidak ada perdaraha pada gusi, tidak ada stomatitis, tonsil tidak membesar, membran
mukosa kering.
9. Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan
10. Thoraks
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada retraksi
Palpasi : tidak ada odem, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara paru – paru normal, suara sonor
Auskultasi : tidak ada wheezing ataupun ronchi, suara nafas vesikuler, jantung
suara si s2 tunggal
11. Abdomen
Inspeksi : bentuk datar, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kulit menurun
Perkusi : tidak kembung
Aauskultasi : peristaltik usus normal, bising usus 6 x/menit
12. Esktremitas
Tidak ada varises, tidak ada odem.
13. Genetalia
Bersih, pasien menggunakan kateter, tidak ada haemoroid.

3.2 DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Cucu klien mengatakan istri opa 1. Opa terlihat duduk sendiri di
C, oma K bulan lalu meninggal ruang tamu rumahnya,
dunia karena sakit 2. Rumah opa C tampak gelap
2. Cucu klien mengatakan sejak berantakan dan kotor
istrinya meninggal dunia opa C 3. Opa C terlihat menggunakan
selalu sendirian ketika siang hari sarung dan baju yang tidak rapih
karena anaknya yang tinggal serta tercium bau yang tidak
bersama sibuk bekerja. sedap jika duduk berdekatan
3. Klien mengatakan terkadang dengan opa C
cucunya yang tinggal berbeda
rumah datang mengantar
makanan.
4. Klien mengatakan merasakan
kesepian dan malas melakukan
aktivitas.

ANALISA DATA
NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
1.       Data sunjektif : Defisit Penurunan
  1. Klien mengatakan merasakan perawatan motivasi
kesepian dan malas melakukan diri
aktivitas.
2. Cucu klien mengatakan istri opa
C, oma K bulan lalu meninggal
dunia karena sakit

Data objektif:
1. Rumah opa C tampak gelap
berantakan dan kotor
2. Opa C terlihat menggunakan
sarung dan baju yang tidak rapih
serta tercium bau yang tidak
sedap jika duduk berdekatan
dengan opa C

2. Data subjektif: Harga diri Kehilangan


1. Cucu klien mengatakan istri opa rendah istri
C, oma K bulan lalu meninggal situasional
dunia karena sakit
2. Cucu klien mengatakan sejak
istrinya meninggal dunia opa C
selalu sendirian ketika siang hari
karena anaknya yang tinggal
bersama sibuk bekerja.
3. Klien mengatakan merasakan
kesepian dan malas melakukan
aktivitas.

Data objektif:
1. Opa terlihat duduk sendiri di
ruang tamu rumahnya,

3. Data subjektif: Hambatan Ketiadaan


1. Klien mengatakan terkadang interaksi orang
cucunya yang tinggal berbeda sosial terdekat
rumah datang mengantar
makanan,

Data objektif:

DIAGNOSA

N TGL TGL
DIAGNOSA TTD
O DITEMUKAN TERATASI

1. Defisit perawatan diri b.d 25 Juli 2019 29 Juli 2019


Penurunan motivasi

2. Harga diri rendah 25 Juli 2019 29 Juli 2019


situasional b.d Kehilangan
istri

3. Hambatan interaksi sosial 25 Juli 2019 29 Juli 2019


b.d Ketiadaan orang
terdekat

3.3 INETERVENSI

NO TUJUAN DAN INTERVENSI PARAF


KRITERIA HASIL
1. Setelah dilakukan 1. Pantau tingkat kekuatan dan
asuhan keperawatan toleransi terhadap aktivitas
selama 3x24 jam 2. Pantau peningkatan atau
masalah defisit penurunan kemampuan untuk
perawatan diri dapat berpakaian dan melakukan
teratasi perawatan rambut.
3. Pantau defisit
Keriteria Hasil: sensori,kognitif,atau fisik yang
1. Mengenali kekuatan dapat membuat kesulitan dalam
diri berpakaian pada pasien.
2. Mengungkapkan 4. Ajarkan pasien penggunaan
keinginan untuk metode alternatif untuk
mendapatkan berpakaian dan perawatan
konseling rambut.
3. Berpartipasidalam 5. Rujuk pasien dan keluarga pada
pembuatan layanan sosial untuk
keputusan tentang mendapatkan bantuan
rencana asuhan kesehatandi rumah,jika
4. Melatih prilaku yang diperlukan.
dapat meningkatkan 6. Dukung kemandirian dalam
rasapercaya diri berpakaian /berhias,bantu pasien
hanya jika diperlukan.
7. Dukung pasien untuk mengatur
langkahnyasendiri saat
berpakaian/merapikan diri.
8. Bantu pasien mengenakan
pakaian yang mudah diloepas
dan dipakai.
9. Berikan keaman dengan dengan
mempertahankan lingkungan
yang teratur dan pencahayaan
yang baik.

2. Setelah dilakukan 1. Tingkatkan sikap dan persepsi


asuhan keperawatan sadar dan tak sadar pasien
selama 3x24 jam terhadap tubuhnya.
masalah harga diri 2. Bantu pasien beradaptasi
rendah situasional dapat dengan persepsi
teratasi. stresor,perubahan,atau ancaman
yang mengganggu tuntutan
Kriteria Hasil: hidup dan peran.
1. Komunikasi terbuka 3. Bantu penyelesaian kehilangan
2. Pemenuhan peran yang bermakna
pribadi yang 4. Bantu pasien meningkatkan
bermakna kehilangan prenatal.
3. Penerimaan kritik 5. Bantu pasien meningkatkan
dari oranglain penilaian pribadi tentang harga
4. Melaporkan dri.
perasaan berguna 6. Rujuk ke sumber-sumber
5. Mengatakan masyarakat yang sesuai.
optimisme tentang 7. Minta bantuan sumber dari
masa depan rumah sakit(petugas dinas
6. Menggunakan sosial,perawat spesial klinis,dan
strategi koping layanan keagamaan)jika perlu
efektif aktivitas lain.
8. Kaji perubahan-perubahan
terbaruy pada pasien yang dapat
mempengaruhi harga diri
rendah.
3. Setelah dilakukan 1. Memahami dampak prilaku diri
asuhan keperawatan pada interaksi sosial.
selama 3x24 jam 2. Menunjukan perilaku yang
hambatan  masalah dapat meningkatkan atau
interaksi sosial dapat memperbaiki interaksi sosial.
teratasi 3. Mendapatkan/meningkatkan
keterampilan interaksi
Kriteria Hasil: sosial(misalnya,kedekatan,kerja
1. Memahami sama,sensitivitas,keasertifan,ket
dampakprilaku diri ulusan,dan saling memahami.
pada interaksi sosial 4. Mengungkapkan keinginan
2. Menunjukan prilaku untuk berhubungan dengan
yang dapat orang lain.
meningkatkan atau 5. Berpartisipasi dalam dan
memperbaiki menikmati permainan yang
interaksi sosial sesuai.
3. Mendapatkan ataun 6. Kaji pola dasar interaksi antara
meningkatkan pasien dan oranglain.
keterampilan 7. Berikan informasi tentang
interaksi sosial sumber-sumber di komunitas
(misalnya, yang akan membantu pasien
kedekatan, kerja untuk terus meningkatkan
sama, sensitivitas, interaksi sosial setelah
keasertifan, pemulangan.
ketulusan, dan 8. Rujuk pasien ke bidang disiplin
saling memahami) lain untuk
4. Mengungkapkan mengadakan,melakukan,dan
keinginan untuk mengevaluasi perencanaan guna
berhubungan dengan meningkatkan ataumemperbaiki
orang lain interaksi pasien dengan
5. Berpatisipasi dalam oranglain.
dan menikmati 9. Buat interaksi terjadwal
permainan yang 10. Identifikasi perubahan tertentu
sesuai 11. Identifikasi tugas-tugas yang
dapat meningkatkan atau
memperbaiki interaksi sosial
12. Lakukan mediasi antara pasien
dan oranglain jika pasien
menunjukan perilaku negatif.
3.4 IMPLEMENTASI

HARI/ NO IMPLEMENTASI PARAF


TGL DX
JAM
1. 1. Memantau tingkat kekuatan dan toleransi
terhadap aktivitas
2. Memantau peningkatan atau penurunan
kemampuan untuk berpakaian dan melakukan
perawatan rambut.
3. Memantau defisit sensori,kognitif,atau fisik
yang dapat membuat kesulitan dalam berpakaian
pada pasien.
4. Mengajarkan pasien penggunaan metode
alternatif untuk berpakaian dan perawatan
rambut.
5. Merujuk pasien dan keluarga pada layanan
sosial untuk mendapatkan bantuan kesehatandi
rumah,jika diperlukan.
6. Mendukung kemandirian dalam berpakaian
/berhias,bantu pasien hanya jika diperlukan.
7. Mendukung pasien untuk mengatur
langkahnyasendiri saat berpakaian/merapikan
diri.
8. Membantu pasien mengenakan pakaian yang
mudah diloepas dan dipakai.
9. Memberikan keaman dengan dengan
mempertahankan lingkungan yang teratur dan
pencahayaan yang baik
2. 1. Meningkatkan sikap dan persepsi sadar dan tak
sadar pasien terhadap tubuhnya.
2. Membantu pasien beradaptasi dengan persepsi
stresor,perubahan,atau ancaman yang
mengganggu tuntutan hidup dan peran.
3. Membantu penyelesaian kehilangan yang
bermakna
4. Membantu pasien meningkatkan kehilangan
prenatal.
5. Membantu pasien meningkatkan penilaian
pribadi tentang harga dri.
6. Merujuk ke sumber-sumber masyarakat yang
sesuai.
7. Meminta bantuan sumber dari rumah
sakit(petugas dinas sosial,perawat spesial
klinis,dan layanan keagamaan)jika perlu
aktivitas lain.
8. Mengkaji perubahan-perubahan terbaruy pada
pasien yang dapat mempengaruhi harga diri
rendah.
3. 1. Memahami dampak prilaku diri pada interaksi
sosial.
2. Menunjukan perilaku yang dapat meningkatkan
atau memperbaiki interaksi sosial.
3. Mendapatkan/meningkatkan keterampilan
interaksi sosial (misalnya, kedekatan, kerjasama,
sensitivitas, keasertifan, ketulusan, dan saling
memahami.
4. Mengungkapkan keinginan untuk berhubungan
dengan oranglain.
5. Berpartisipasi dalam dan menikjmati
permainanyang sesuai.
6. Mengkaji pola dasar interaksi antara pasien dan
oranglain.
7. Memberikan informasi tentang sumber-sumber
di komunitas yang akan membantu pasien untuk
terus meningkatkan interaksi sosial setelah
pemulangan.
8. Merujuk pasien ke bidang disiplin lain untuk
mengadakan, melakukan, dan mengevaluasi
perencanaan guna meningkatkan atau
memperbaiki interaksi pasien dengan oranglain.
9. Membuat interaksi terjadwal
10. Mengidentifikasi perubahan tertentu
11. Mengidentifikasi tugas-tugas yang dapat
meningkatkan atau memperbaiki interaksi
sosial

Anda mungkin juga menyukai