Anda di halaman 1dari 5

A.

Konseling Sebagai Profesi

Konseling professional ialah proses pembentukan hubungan untuk mengidentifikasi

kebutuhan seseorang, menyusun strategi serta memberikan pelayanan sesuai apa yang

dibutuhkan individu tersebut, serta membantu seseorang agar bisa mengambil keputusan

dan mengembangkan kepribadian seseorang.

B. Program Bimbingan dan Konseling Secara Menyeluruh

Konselor diharuskan melakukan pelayanan yang sesuai dengan kepribadian serta

masalah yang dialami siswa dalam kegiatannya. Untuk mencapai hal tersebut, kita harus

mengikuti beberapa poin di bawah ini:

 Memahami bahwa program bimbingan dan konseling yang menyuluruh itu

berfokus pada pengembangan siswa, bukan berdasarkan manajemen sekolah.

 Menjalankan program ini secara efisien. Dalam segala aspek yang ada harus

didasari dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang menyeluruh.

 Mulailah program bimbingan dan konseling sejak awal masuk waktu sekolah dan

berakhir sesuai jadwal.

 Memahami bahwa program bimbingan dan konseling secara menyeluruh ini

adalah program utama

 Memahami bahwa program ini berbasis ilmu pendidikan, bukan keseluruhan

secara medis.
C. Menilai Program Bimbingan dan Konseling

Konselor tahu akan jati dirinya untuk memulai perannya sebagai seorang konselor.

Konselor harus tahu kalau perubahan itu akan selalu ada dan paham akan keputusan yang

dibuat tidak diputuskan secara gegabah. Konselor harus tahu hubungan antara programnya

dengan model program pelayanan yang sedang dijalankan, konselor pun harus tahu akan

programnya secara mendetil. Mereka harus belajar betapa pentingnya pelatihan untuk

menyusun rencana atau strategi serta mengumpulkan data.

Konselor harus tahu hal-hal penggerak yang akan mensukseskan programnya, apa

yang membentuk programnya. Mereka juga harus tahu bagaimana dampak terhadap

programnya yang akan dijalankan untuk siswa-siswanya di sekolah.

D. Membuat Program Bimbingan yang Menyeluruh

Visi dari program bimbingan yang akan dibuat ialah yang terpenting. Konselor harus

siap akan langkah selanjutnya dalam membuat program bimbingan yang menyeluruh.

Perubahan-perubahan terhadap program yang disusun pun harus sistematis dan tidak

boleh asal.

Mengevaluasi program konseling sekolah

Prinsip evaluasi program konseling sekolah

1. Tujuan dari program konselin sekolah harus disetujui oleh semua yang terlibat dalam

proses evaluasi.

2. Semua orang yang berpartisipasi dalam program konseling sekolah harus terlibat ke

dalam proses evaluasi.

3. Instrumen-instrumen dan proses pengumpulan data yang dilakukan harus merupakan

dilakukan secara valid.


4. Proses evaluasi harus dijalankan secara berkala untuk mengidentifikasi manfaat

layanan serta keefektifan metode pelayanan.

5. Tujuan utama konselor di sekolah ialah untuk membantu sekolah dalam mencapai misi-

misinya.

6. Membantu sekolah dalam mencapai misinya termasuk ke dalam program

pengembangan diri konselor tersebut.

7. Evaluasi sangat membantu program layanan untuk mendapatkan tujuan yang baik.

Pentingnya melatih konselor sekolah

1. Konselor dilatih untuk menjadi seseorang yang bisa memperbaiki sebuah hubungan

yang dinilai kurang baik, entah hubungan individu antar siapapun.

2. Konselor dilatih agar menjadi ahli dalam bidang pengembangan individu. Konselor

dilatih untuk memahami sifat-sifat serta keluhan-keluhan yang dialami oleh klien yang

berkonsultasi.

3. Konselor dilatih agar bisa menjalankan konseling kelompok yang tentunya akan sering

dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah.

4. Konselor dilatih agar dapat membantu seseorang dalam karirnya. Entah itu dalam hal

memilih karir ataupun mengembangkan karir individu.

5. Konselor dilatih untuk bisa melakukan riset terhadap pendidikan. Zaman yang semakin

maju tentunya juga mempengaruhi sistem pendidikan yang berlaku di suatu wilayah.

Konselor harus tahu program pendidikan yang cocok dan patut diterapkan pada setiap

tempat, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum.

6. Konselor dilatih sebagai pondasi sosial dan budaya yang ada di sekolah. Konselor harus

bisa menjelaskan soal perubahan yang akan terus ada pada bidang sosial dan budaya,

serta bisa memberikan penjelasan tentang bagaimana menyikapi perubahan-perubahan

tersebut.
7. Konselor dilatih untuk bisa mengontrol siswa dalam menaati peraturan sekolah yang

ada.

Kode etik untuk konselor sekolah yang didasari oleh ASCA.

1. membahas informed consent dan menginstruksikan konselor sekolah profesional

untuk memberikan arti dan batas-batas kerahasiaan dalam hal sesuai dengan

tahapan perkembangan ketika seorang siswa memasuki hubungan konseling.

Konselor sekolah profesional menjelaskan bahwa dia / dia akan mencoba untuk

menjaga rahasia kecuali bila siswa adalah bahaya bagi diri sendiri atau orang lain,

siswa atau permintaan orang tua bahwa informasi akan terungkap, atau perintah

pengadilan seorang konselor untuk mengungkapkan informasi.

2. menjelaskan bahwa konselor sekolah profesional harus memahami bahwa loyalitas

kepada siswa adalah jantung profesi dan bahwa konselor sekolah profesional harus

menyediakan lingkungan yang aman dan aman di mana kepercayaan bisa dibangun

dan dipelihara. Konselor sekolah profesional harus menjaga informasi yang terkait

dengan pelayanan konseling rahasia kecuali pengungkapan dalam kepentingan

terbaik siswa, atau diharuskan oleh hukum.

3. mensyaratkan bahwa konselor sekolah profesional menghormati hak-hak yang

melekat dan tanggung jawab orang tua untuk anak-anak mereka dan berusaha

untuk membentuk, sesuai, hubungan kolaboratif dengan orang tua untuk

memfasilitasi pengembangan maksimal siswa. Konselor sekolah profesional harus

peka terhadap keragaman budaya dan sosial di antara keluarga dan mengakui

bahwa semua orang tua, kustodian dan non-penahanan, yang vested dengan hak

dan tanggung jawab untuk kesejahteraan anak-anak mereka berdasarkan peran

mereka dan menurut hukum.


4. menginstruksikan konselor sekolah profesional untuk: 1) memberitahu orang tua

dari peran konselor dengan penekanan pada sifat kerahasiaan dalam hubungan

konseling antara konselor dan konseli; 2) memberikan orang tua dengan akurat,

informasi yang komprehensif, dan relevan secara obyektif dan cara merawat

sebagaimana layaknya dan konsisten dengan tanggung jawab etis untuk konseli,

dan 3) melakukan upaya yang wajar untuk menghormati keinginan orang tua dan

wali mengenai informasi bahwa dia / dia dapat berbagi tentang konseli.

Anda mungkin juga menyukai