Anda di halaman 1dari 24

LI.

1 Memahami dan menjelaskan anatomi


pernafasan atas

LO.1.1 Makroskopik

Pada cavum nasi terdapat 3 buah konka


nasalis yaitu :
Skema respiratorius  Konka nasalis superior
Udara masuk ke nares anterior vestibulum  Konka nasalis media
nasi cvavum nasi udara keluar dari cavum nasi  Konka nasalis inferior
ke nares posterior masuk nasopharinx
melewati oropharinx epiglottis membuka pada konka nasalis ini terdapat
aditus laryngis daerah larynx trachea masuk saluran yg disebut meatus nasalis.
bronkus primer bronkus sekunder bronkus Pada nasopharinx terdapat saluran yg
segmentalis bronkus terminalis bronkiolus menghubungkan antara nasopharinx
respiratori organ paru duktus alveolaris dengan cavum timpani yg disebut
alveolus alveoli terjadi difusi oksigen dan OPTA.
karbondioksida.

1. Nares
Terdapar pula SINUS paranasal yg terdiri
Terbentuk oleh tulang rawan,tulang
dari :
sejati,dan otot Bagiannya adalah :

Sinus sphenoidalis ada 2 buah :
 Nares anterior
mengeluarkan sekresinya melalui
 Vestibulum nasi
receccus sphenoethmoidalis
 Cavum nasi
 Sinus frontalis : mengeluarkan sekresi
Terletak dari nares anterior sampai nares ke meatus media
posterior, dengan alat-alat yang terdapat di
 Sinus ethmoidalis : mengeluarkan
dalamnya yaitu :
sekresinya ke meatus superior dan meatus
- Concha nasalis superior
media
- Concha nasalis media
 Sinus maxillaris : mengeluarkan
- Concha nasalis inferior
sekresinya ke meatus media
- Meatus nasi superior
- Metaus nasi media
- Meatus nasi inferior
 Septum nasi (os vomer,lamina
perpendicularis os ethmoidalis,cartilage septi
nasi)
b. Epistaksis posterior

a. Epistaksis anterior
Dapat berasal dari flexus Kisselbach,
yang merupakan sumber perdarahan paling
sering dijumpai anak-anak. Dapat juga berasal
dari arteri ethmoidalis anterior. Perdarahan
dapat berhenti sendiri atau spontan dan dapat
dikendalikan dengan tindakan sederhana.

b. Epistaksis posterior
Berasal dari arteri sphenopalatina, dan
a.ethmoidalis posterior. Perdarahan cenderung
lebih
Persarafan hidung berat
dan
Persarafan sensorik dan sekremotorik jarang
hidung:
 Bagian depan dan atas cavum nasi
mendapat persarafan sensoris dari cabang
nervous opthalmicus (V.1). Bagian
lainnya termasuk mukosa hidung
dipersarafi oleh ganglion sfenopalatinum.
 Bagian bawah belakang termasuk mucosa
concae nasalis deoan dipersarafi oleh
rami nasalis posterior dari cabang N.
maxillaris (V2)
 Daerah nasofaring dan concha nasalis
mendapat persarafan sensoris dari
ganglion pterygopalatinum.

Nervous olfactorius (Nervus I) keluar berhenti sendiri, sehingga dapat menyebabkan


dari cavum cranii melalui lamina cribrosa anemia, hipovolemia, dan syok. Sering
ethmoidalis. Untuk sel-sel reseptor penciuman ditemukan pada pasien dengan penyakit
terletak pada 1/3 atas depan mucosa hidung kardiovaskular.
septum dan concha nasalis.
Serabut-serabut nervous olfactorius 2. Faring
bukan untuk mensarafi hidung, tapi hanya
Merupakan struktur seperti tuba yang
untuk fungsional penciuman.
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke
laring. Dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Perdarahan hidung  Nasofaring
a.opthalmica = cabang a.ethmoidalis anterior Bagian pharynx yang berada dibelakang
dan posterior (A.Carotis Interna) cavum nasi dan diatas palatum molle berfungsi
a.maxillaris interna= a. sfenopalatinum sebagai tractus respiratorius sehingga
(A.Carotis Externa) dindingnya
tidak kolaps.
vena-vena ketiga aliran itu membentuk
anyaman yg disebut plexus kisselbach yg bila
pecah disebut sebagai epistaxis.

Epistaksis ada 2 macam, yaitu :


a. Epistaksis anterior
Nasopharynx dihubungkan dengan cavum nasi - Dapat diraba pada batas antara batas
oleh choanae. Nasopharynx berhubungan atas leher dengan pertengahan dagu.
dengan oropharynx lewat isthmus pharyngeus. - Berfungsi tempat perlekatan otot
Pada dinding lateral nasopharynx terdapat
mulut dan cartilago thyroid.
ostium pharyngeum tubae auditiva (O.P.T.A.).
Pada atap dan dinding posterior terdapat  Cartilago Thyroid
tonsila pharyngea yang dapat mengalami - Terletak di bagian depan dan
pembesaran dikenal sebagai adenoid yang dapat diraba tonjolan yang
membuat buntu tractus respiratorius. Di dikenal dengan “Prominen’s
samping OPTA terdapat di depan lekukan laryngis” atau Adam’s Aplle
yang disebut fosa Rosenmuller. sehari-hari disebut “jakun”
 Orofaring
lebih jelas pada laki-laki.
Mulai dari palatum mole ke tulang hyoid. Ini
membuka ke bagian depan, melalui isthmus - Melekat keatas dengan
faucium ke dalam mulut, sementara di dinding os.hyoid dan kebawah
lateral, antara kedua lengkungan palatina, dengan cartilago cricoid,
terdapat tonsila palatina. kebelakang dengan
 Laringofaringeal arytenoid.
Di depannya terdapat pintu masuk larnyx, yang - Jaringan ikatnya adalah
digerakkan oleh epiglotis. Di bawah muara
membrana thyrohyoid.
glotis bagian medial dan lateral terdapat
ruangan yang disebut sinus piriformis yaitu di - Mempunyai cornu superior
antara lipatan ariepiglotika dan cartilago dan cornu inferior
thyroid. Lebih ke bawah lagi terdapat otot-otot - Pendarahan cornu superior
dari lamina cricoid dan di bawahnya terdapat dan cornu inferior.
muara esofagus. - Pendarahan dari a.thyroidea
superior dan inferior.
 Cartilago Arytenoid
3. Larynx - Terletak posterior dari
Terletak setinggi vertebrae cervicalis 4,5, lamina cartilago thyroid dan
dan 6. Terbentuk oleh tulang dan tulang rawan diatas dari cartilago cricoid.
Yaitu satu buah os hyoid, 1 tiroid, 1 epiglotis, - Mempunyai bentuk seperti
2 aritenoid dan terdapat cartilago cornuculata burung pinguin, ada cartilago
dan cuneiforme. Berbentuk segi lima yg cornuculata dan cuneiforme
disebut cavum laringis bagian atas aditus - Kedua arytenoid
laringis sementara bagian bawah disebut dihubungkan oleh
kartilago cricoid. m.arytenoideus tranversus
 Epiglotis
Cavitas laryngis terbagi dalam 3 bagian - Tulang rawan berbentuk
sendok
1. Vestibulum Laringis - Melekat diantara kedua
cartilago arytenoid
2. Daerah Tengah : dari plica vestibularis
- Berfungsi membuka dan
sampai setinggi vocalis dibawahnya
menutup aditus laryngis
3. Daerah Bawah : dari plica vocalis sampai ke - Berhubungan dengan
pinggir bawah cartilago cricoid cartilago arytenoid melalui
m.aryepiglotica
- Pada waktu biasa epiglotis
terbuka, tetapi pada waktu
menelan epiglotis menutup
aditus laryngis → supaya
 Os Hyoid
makanan jangan masuk ke
- Terbentuk dari jaringan tulang,
larynx
seperti besi telapak kuda.
 Cartilago cricoid
- Mempunyai 2 cornu: cornu majus
dan cornu minus.
- Batas bawah cartilago glottis)
thyroid (daerah larynx)
- Berhubungan dengan thyroid g. M. arytenoideus transverses =
dengan ligamentum mendekatkan kedua kartilago arytenoid
cricothyroid dan
m.cricothyroid medial lateral
- Batas bawah adalah cincin
pada otot ekstrinsik dipersarafi dari
pertama trachea
cabang Nervus Vagus (X) yaitu; nervus
- Berhubungan dengan
laringis superior mempersarafi otot intrinsic
cartilago arytenoid dengan
khusus m. cricothyroideus. Sementara otot
otot m.cricoarytenoideus
intrinsic dipersarafi oleh nervus laringis
posterior dan lateralis
inferior atau yg sering desebut dengan nervus
reccurens laringis. terdapat pula plica vocalis
dan plica vestibularis, dalam plica vocalis ada
rima glottis dan plica vestibularis ada rima
vestibularis.otot m.cricoarytenoideus posterior
sering disebut juga safety muscle of
larynx.karena berfungsi menajga agar rima
glottis tetap membuka.

Otot ekstrinsik :
Menarik larynx dari atas dan ke bawah
LO.1.2 Mikroskopik
selama proses menelan. Dibagi 2 golongan:
1. Otot – otot Elevator (otot supra Sistem pernapasan merupakan sistem
hyoid) yang berfungsi untuk mengabsorbsi O2 dan
m. digastricus, m. stylohyodus, m. mengeluarkan CO2 dalam tubuh yang
mylohyodeus, m. geniohyoideus bertujuan untuk mempertahankan homeostasis.
Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem
2. Otot – otot Depresor (otot infra
pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut
hyoid) hingga ke alveolus, di mana pada alveolus
m. sternothyroideus, m. terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida
sternohyoideus, m. omohyoideus dengan pembuluh darah.

Otot intrinsik : Sistem pernapasan bisaanya dibagi menjadi 2


daerah utama:
a. M. arytenoideus obliq dan
1. Bagian konduksi:
m.arytenoideus epiglotica = meliputi rongga hidung,
mengecilkan aditus larynges(m. nasofaring, laring,
sphincter larynx) trakea, bronkus,
b. M. thyroepiglotica = memperlebar bronkiolus dan
aditus larynges bronkiolus terminalis
c. M. cricothyroideus = untuk 2. Bagian respirasi:
meliputi bronkiolus
menegangkan pita suara
respiratorius, duktus
d. M. thyroarytenoideus = untuk alveolaris dan alveolus.
melemaskan pita suara
e. M. cricoarytenoideus posterior = Sebagian besar bagian konduksi dilapisi
untuk abduksio pita suara (membuka epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris
rima bersilia dengan sel goblet. Dengan
glottis) menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat
ada 5 macam sel epitel respirasi yaitu sel
f. M. cricoarytenoideus lateralis = untuk
adduksio pita suara (menutup rima
silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat partikel debu halus . Di bawah epitel chonca
(brush cells), sel basal, dan sel granul kecil. inferior terdapat swell bodies, merupakan
fleksus vonosus untuk menghangatkan udara
 Rongga hidung inspirasi
Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan
fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar nares  Sinus paranasalis
terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu Terdiri atas
hidung). Epitel di dalam vestibulum sinus frontalis, sinus
merupakan epitel respirasi sebelum memasuki maxillaris, sinus
fosa nasalis. ethmoidales dan
sinus sphenoid,
Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang semuanya
dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial, berhubungan
terdapat konka (superior, media, inferior) pada langsung dengan
masing-masing dinding lateralnya. Konka rongga hidung.
media dan inferior ditutupi oleh epitel Sinus-sinus tersebut
respirasi, sedangkan konka superior ditutupi dilapisi oleh epitel
oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk respirasi yang lebih
fungsi menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tipis dan mengandung sel goblet yang lebih
tersebut terdiri atas sel penyokong/sel sedikit serta lamina propria yang mengandung
sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar sedikit kelenjar kecil penghasil mukus yang
dengan dendrit yang melebar di permukaan menyatu dengan periosteum. Aktivitas silia
epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi mendorong mukus ke rongga hidung.

sebagai reseptor dan memiliki akson yang


bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel  Faring
basal (berbentuk piramid) dan kelenjar Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi
Bowman pada lamina propria. Kelenjar pada bagian yang berkontak dengan palatum
Bowman menghasilkan sekret yang mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe
membersihkan silia sel olfaktorius sehingga skuamosa/gepeng.
memudahkan akses neuron untuk membaui Terdiri dari :
zat-zat. Adanya vibrisa, konka dan  Nasofaring (epitel bertingkat torak
vaskularisasi yang khas pada rongga hidung bersilia, dengan sel goblet)
membuat setiap udara yang masuk mengalami  Orofaring (epitel berlapis gepeng
pembersihan, pelembapan dan penghangatan dengan lapisan tanduk)
sebelum masuk lebih jauh.  Laringofaring (epitel bervariasi)
Silia berfungsi untuk mendorong lendir ke arah
nasofaring untuk tertelan atau dikeluarkan
(batuk) .Sel goblet dan kelenjar campur di  Laring
lamina propria mnghasilkan sekret, untuk Laring merupakan bagian yang
menjaga kelembaban hidung dan menangkap menghubungkan faring dengan trakea. Pada
lamina propria laring terdapat tulang rawan
hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup
yang mencegah masuknya makanan dan
sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi.
Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring,  Trakea
meluas ke faring dan memiliki permukaan Permukaan trakea dilapisi oleh epitel
lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada
epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, lamina propria dan tulang rawan hialin
sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung
epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. bebasnya berada di bagian posterior trakea.
Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet
mukosa dan serosa. dan sel kelenjar membentuk lapisan yang
Di bawah epiglotis, mukosanya memungkinkan pergerakan silia untuk
membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam mendorong partikel asing. Sedangkan tulang
lumen laring: pasangan lipatan atas rawan hialin berfungsi untuk menjaga lumen
membentuk pita suara palsu (plika vestibularis) trakea tetap terbuka.
yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar Pada ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan
serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut
suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas
gepeng, ligamentum vokalis (serat elastin) dan otot polos yang memungkinkan pengaturan
muskulus vokalis (otot rangka). Otot muskulus lumen dan mencegah distensi berlebihan.
vokalis akan membantu terbentuknya suara
dengan frekuensi yang berbeda-beda.

epitel trakea dipotong memanjang,epitel


trakea, khas berupa adanya tulang rawan hialin
yang berbentuk tapal kuda ("c-shaped")
 Epiglottis
Memiliki permukaan lingual dan
laryngeal. Seluruh permukaan laringeal
ditutupi oleh epitel berlapis gepeng, mendekati
basis epiglottis pada sisi laringeal, epitel ini
mengalami peralihan menjadi epitel bertingkat
silindris bersilia
pembuluh darah pada mukosa hidung
dan saluran udara
 Melembabkan udara pernafasan untuk
mencegah mengeringnya permukaan
Membran alveol
Proses pernapasan dibagi menjadi 2,yaitu:
1. Pernapasan luar (eksternal)
Dimana terjadi penyerapan O2 dan
pengeluaran CO2 dari tubuh secara
keseluruhan.
Dalam pernafasan eksternal terdapat proses
 Ventilasi
Selama inspirasi udara mengalir dari
atmosfir ke alveoli. Selama ekspirasi
sebaliknya yaitu udara keluar dari paru-paru.
Udara yg masuk ke dalam alveoli mempunyai
LI.2 Memahami dan menjelaskan fisiologi suhu dan kelembaban atmosfir. Udara yg
dan fungsi saluran pernafasan atas, dihembuskan jenuh dengan uap air dan
mekanisme bersin dan batuk mempunyai suhu sama dengan tubuh.
 Difusi
Fungsi utama : Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2
1. Menjamin tersedianya O2 untuk dan CO2 pada pertemuan udara dengan darah.
kelangsungan metabolisme sel sel Tempat difusi yg ideal yaitu di membran
tubuh. alveolar-kapilar karena permukaannya luas dan
2. Mengeluarkan CO2 sebagai hasil tipis. Pertukaran gas antara alveoli dan darah
metabolisme sel secara terus menerus terjadi secara difusi.
Fungsi tambahan:  Perfusi pulmonal
1. Mengeluarkan air dan panas dari Merupakan aliran darah aktual melalui
dalam tubuh. Udara yg masuk akan sirkulasi pulmonal dimana O2 diangkut dalam
dilembabkan dan dipanaskan dalam darah membentuk ikatan (oksi Hb) /
saluran nafas sebelum dikeluarkan Oksihaemoglobin(98,5%) sedangkan dalam
dari paru-paru eritrosit bergabung dgn Hb dalam plasma sbg
2. Meningkatkan aliran balik vena O2 yg larut dlm plasma (1,5%). CO2 dalam
sebagai fungsi pompa darah ditrasportasikan sebagai bikarbonat.
3. Proses berbicara, bernyanyi dan
vokalisasi 2. Pernapasan dalam (internal)
4. Mengeluarkan, memodifikasi, dan Akan terjadi penggunaan O2 dan
inaktifkan bahan yg melewati pembentukan CO2 oleh sel-sel serta pertukaran
sirkulasi pulmonal. gas antara sel-sel tubuh dengan media cair
Fungsi saluran nafas: sekitarnya.
 Pertahanan benda asing yg masuk
saluran nafas. Partikel ukuran lebih 10 a. Mekanisme pernapasan
µm akan dihambat oleh bulu hidung . berdasarkan antomi
Partikel ditangkap sillia. Cillliary Pada waktu inspirasi udara masuk
escalator mendorong keluar dengan melalui kedua nares anterior →vestibulum nasi
kecepatan 16mm/menit. →cavum nasi lalu udara akan keluar dari
 Fungsi dilakukan oleh mucus yg cavum nasi menuju → nares posterior
dihasilkan kelenjar sebasea dan sel (choanae) → masuk ke nasopharynx,masuk ke
goblet pada mukosa hidung dan oropharynx (epiglottis membuka aditus
faring. laryngis) → daerah larynx →trakea masuk ke
 Paru mengaktifkan angiotensin II yg bronchus primer → bronchus sekunder →
penting untuk mengatur kadar ion bronchioles segmentalis (tersier) →
natrium di cairan ekstrasel. bronchiolus terminalis → melalui bronchioles
 Converting enzim yg mengaktifkan respiratorius → masuk ke organ paru → ductus
angiotensin II ada di permukaan sel alveolaris → alveoli.Pada saat di alveoli terjadi
endotel paru. Enzym tersebut pertukaran CO2 (yang dibawa
menginaktifkan bradikinin. A.pulmonalis)lalu keluar paru dan O2 masuk
 Menurunkan suhu udara pernafasan kedalam vena pulmonalis.lalu masuk ke atrium
sesuai dengan suhu tubuh oleh sinistra → ventrikel sinistra → dipompakan
melalui aorta ascendens →masuk sirkulasi
sistemik → oksigen (O2) di distribusikan tinggi dalam paru meledak keluar.
keseluruh sel dan jaringan seluruh tubuh Kadang-kadang dikeluarkan
melalui respirasi internal,selanjutnya CO2 dengan kecepatan 75-100 m.
kembali ke jantung kanan melalui kapiler /  Udara yang mengalir cepat
vena → dipompakan ke paru dan dengan tersebut biasanya membawa pula
ekspirasi CO2 keluar bebas.B. benda asing apapun yang terdapat
dalam bronkus dan trakea.
b. Mekanisme pernapasan (Ganong, 2008)
berdasarkan fisiologinya
Inspirasi merupakan proses aktif ,akan terjadi
kontraksi otot – otot,inspirasi akan  Refleks Bersin
meningkatkan volume intra torakal,tekanan Refleks Bersin
intrapleura dibagian basis paru akan turun dari Rangsangan yang menimbulkan
normal sekitar -2,5 mm Hg (relatif terhadap refleks bersin adalah iritasi dalam saluran
tekanan atmosfer) pada awal inspirasi menjadi hidung, impuls aferen berjalan dalam
– 6 mmHg.jaringan paru semakin tegang nervus kelima menuju medulla, dimana
,tekanan di dalam saluran udara menjadi refleks dicetuskan.
sedikit lebih negatif dan udara mengalir ke (Ganong, 2008)
dalam paru.pada akhir inspirasi daya rekoil
paru mulai menarik dinding dada kembali  Mekanisme Pertahanan Tubuh Pada
kedudukan ekspirasi ,sampai tercapai Saluran Pernafasan.
keseimbangan kembali antara daya rekoil
jaringan paru dan dinding dada.tekanan Peran hidung dalam pertahanan saluran
didalam saluran udara menjadi sedikit positif pernafasan
dan udara mengalir meninggalkan paru,selama Hidung merupakan penjaga utama
pernapasan tenang,ekspirasi merupakan proses dari udara yang masuk pertama kali.Dalam
pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot sehari, kita menghirup sekitar 10.000-20.000
untuk menurunkan volume intra torakal, liter udara.Fungsi hidung selain sebagai jalan
namun pada awal ekspirasi masih terdapat masuk udara, menghangatkan udara, dan
kontraksi ringan otot inspirasi,kontraksi ini melembabkan udara, juga sebagai penyaring
berfungsi sebagai peredam daya rekoil paru udara.Mekanisme pertahanan utama dari
dan memperlambat ekspirasi. saluran napas adalah epitel permukaannya
yang cukup istimewa yaitu epitel respiratorius
c. Menjelaskan mekanisme / atau epitel bertingkat (berlapis semu) silindris
proses batuk dan bersin bersilia dan bersel goblet.
Refleks Batuk Epitel ini terdiri dari lima macam jenis sel
Bronkus dan trakea sedemikian yaitu:
sensitifnya terhadap sentuhan halus, 1. Sel silindris bersilia:
sehingga benda asing dalam jumlah sel terbanyak (1 sel
berapapun atau penyebab iritasi lainnya mengandung 300
akan menimbulkan refleks batuk. silia). Silia ini terus
Dimana suatu rangkaian peristiwa bergerak utuk
otomatis digerakkan oleh lintasan neuronal menangkap dna
medulla, menyebabkan efek sebagai mengeluarkan
berikut : partikel asing.
 Kira-kira 2,5 liter udara 2. Sel goblet mukosa:
diinspirasi bagian apikal
 Epiglotis menutup dan pita suara mengandung droplet
menutup erat-erat untuk menjerat mukus yang terdiri
udara dalam paru. dari glikoprotein.
 Otot-otot perut berkontraksi 3. Sel sikat (brush
dengan kuat mendorong cells): sel yang
diafragma, sedangkan otot memiliki ujung saraf
ekspirasi lainnya, seperti aferen pada
interkonstalis internus, juga permukaan basal
berkontraksi dengan kuat (reseptor sensorik
mendorong diafragma. penciuman).
 Pita suara dengan epiglottis 4. Sel basal (pendek)
sekonyong-konyong terbuka 5. Sel granul kecil:
lebar, sehingga udara bertekanan mirip sel basal tetapi
mempunyai banyak oleh sel-sel epitel dan sel lain atau yang berasal
granul dengan bagian dari sel plasma: antiprotease seperti α1-
pusat yang padat. antitripsin yang menghambat aksi protease
yang dilepaskan dari bakteri dan neutrofil yang
Lamina propria dibawah dari epitel ini mendegradasi protein, defisiensi α1-antitripsin
banyak mengandung pembuluh darah yang merupakan predisposisi terjadinya gangguan
berguna untuk menghangatkan udara masuk elastin dan perkembangan emfisema. Protein
serta dibantu dengan silia yang membersihkan surfaktan A, terlepas dari aksinya pada
udara dari partikel asing dan kelenjar serosa tegangan permukaan, memperkuat fagositosis
dan mukosa yang melembabkan udara dengan menyelubungi atau mengopsonisasi
masuk.Kombinasi hal ini memungkinkan bakteri dan partikel-partikel lain. Lisozim
tubuh untuk mendapatkan udara lembab, disekresi dalam jumlah besar pada jalan napas
hangat serta bersih. dan memiliki sifat antijamur dan bakterisidal;
bersama dengan protein antimikroba,
Selain itu, epitel respiratorius dilapisi oleh laktoferin, peroksidase, dan defensin yang
5-10 μm lapisan mukus gelatinosa (fase gel) berasal dari neutrofil, enzim tersebut
yang mengambang pada suatu lapisan cair memberikan imunitas non spesifik pada
yang sedikit lebih tipis (fase sol).Lapisan saluran napas.
gel/mukus dan cair/sol mengandung
mekanisme pertahanan imunitas humoral dan Imunoglobulin sekretori (IgA) adalah
seluler. imunoglobulin utama dalam sekresi jalan
1. Lapisan gel terdiri atas napas dan dengan IgM dan IgG mengaglutinasi
albumin, glikoprotein, IgG, dan mengopsonisasi partikel antigenik; IgA
IgM, dan faktor komplemen. juga menahan perlekatan mikroba ke
2. Lapisan cair terdiri atas mukosa.IgA sekretori terdiri dari suatu dimer
sekresi serosa, laktoferin, dua molekul IgA yang dihasilkan oleh sel-sel
lisozim, inhibitor sekresi plasma (limfosit B teraktivasi) dan suatu
leukoprotease, dan sekretorik komponen sekretori glikoprotein.Komponen
IgA. tersebut dihasilkan pada permukaan basolateral
Silia pada sel-sel epitel berdenyut secara sel-sel epitel, tempatnya mengikat dimer
sinkron, sehingga ujungnya dijumpai pada fase IgA.Kompleks IgA sekretori kemudian
gel dan menyebabkannya bergerak ke arah dipindahkan ke permukaan luminal sel epitel
mulut, membawa partikel dan debris seluler dan dilepaskan ke dalam cairan bronkial.
bersamanya (transpor mukosilier atau Kompleks tersebut merupakan 10% protein
bersihan).Banyak faktor dapat mengganggu total dalam cairan lavase bronkoalveolar.
mekanisme tersebut, termasuk peningkatan
viskositas atau ketebalan mukus, membuatnya Jaringan Limfoid
lebih sulit untuk bergerak (misalnya Struktur jaringan limfoid membentuk
peradangan, asma), perubahan pada fase sol sistem limfoid yang terdiri dari limfosit, sel
yang menghambat gerakan silia atau mencegah epitelial, dan sel stromal.Terdapat dua organ
perlekatan pada fase gel dan gangguan limfoid yaitu primer dan sekunder.Organ
aktivitas silia (diskinesia silia).Transpor limfoid primer merupakan tempat utama
mukosilier ini menurun performanya akibat pembentukan limfosit (limfopoesis) yaitu
merokok, polutan, anestetik, dan infeksi serta timus dan sumsum tulang. Limfosit dewasa
pada fibrosis kistik dan sindrom silia imotil yang diproduksi organ limfoid primer akan
kongenital yang jarang terjadi.Transpor bermigrasi menuju organ limfoid sekunder.
mukosilier yang berkurang menyebabkan Organ limfoid sekunder merupakan tempat
infeksi respirasi rekuren yang secara progresif terjadinya interaksi antara limfosit dengan
merusak paru, misalnya bronkiektasis.Pada limfosit dan antara limfosit dengan antigen,
keadaan tersebut dinding bronkus menebal, dan diseminasi respons imun.Organ limfoid
melebar, dan meradang, secara permanen. sekunder yaitu limpa dan jaringan limfoid pada
mukosa seperti tonsil, BALT (bronchus-
Mukus (sekret kelenjar) dihasilkan associated lymphoid tissue), GALT (gut-
oleh sel-sel goblet pada epitel dan kelenjar associated lymphoid tissue)/Peyer’s patch.
submukosa.Unsur utamanya adalah Sirkulasi limfe akan berlanjut menuju duktus
glikoprotein kaya karbohidrat yang disebut torasikus yang akan berhubungan dengan
musin yang memberikan sifat seperti gel pada sistem pembuluh darah sehingga dapat
mukus.Fluiditas dan komposisi ionik fase sol mengirimkan berbagai unsur sistem limfoid.
dikontrol oleh sel-sel epitel. Mukus Di dalam jaringan limfoid mukosa
mengandung beberapa faktor yang dihasilkan (MALT) terdapat sel dendrit yang berasal dari
sumsum tulang.Sel dendrit berfungsi sebagai dengan refleks batuk, namun ketika refleks
Antigen Presenting Cell (APC) dan mengirim bersin terjadi penekanan uvula, sehingga
sinyal aktivasi kepada limfosit T naive atau sejumlah besar udara dengan cepat melalui
virgin untuk memulai respon imun, karena itu hidung, dengan demikian membantu
sel dendrit disebut juga imunostimulatory cells. membersihkan saluran hidung dari benda
Sel dendrit dapat mengekspresikan MHC-kelas asing.
II sendiri pada level yang tinggi serta MHC-
kelas I dan reseptor komplemen tipe 3. Sinyal 2. Fungsi protektif hidung
dari Th (CD4+) akan menginduksi limfosit Menghangatkan dan melembabkan
untuk menghasilkan sitokin. Aktivasi limfosit udara, menyaring partikel atau iritan, dan
B dibantu oleh sel Th2 (IL-2, IL-4, IL-5) serta produksi nitrit oksida (NO). Hal ini ditujukan
membentuk diferensiasi sel B menjadi klon agar udara yang diinhalasi bisa mencapai
yang memproduksi antibodi berupa sekretorik saluran napas bawah dalam keadaan yang tidak
IgA.MALT tidak ada di saluran napas bawah. membahayakan homeostasis.Panas dihasilkan
dari banyak kapiler yang berada di sub epitelial
Sistem Khusus Traktus Respiratorius Atas yang berpenestrasi menuju permukaan lumen
1. Refleks nasofaringo-bronkial serta membantu transportasi air menuju
Refleks ini mengurangi puncak aliran interstisium.Melembabkan udara dimediasi
ekspirasi akibat alergen yang memasuki oleh aktivasi sekitar 45.000 kelenjar
hidung. Baru-baru ini dilaporkan, sekitar 6 jam seromukosa pada kavitas nasal dan sel goblet
setelah refleks ini menyebabkan penurunan yang menghasilkan sejumlah air yang
FEV1 dan forced vital capacity yang signifikan.Adanya “kolam” yang terisi oleh
signifikan. Refleks ini bisa dikenal dengan sejumlah besar volume darah yang berasal dari
refleks bersin. Mekanisme refleks bersin sama sinusoid vena yang terletak di subepitelial bisa
halnya dengan refleks batuk. Hanya saja, membuat jaringan submukosa untuk menyerap
refleks ini terjadi pada kavitas nasal bukan udara dan menambah perluasan kontak dengan
pada saluran napas bawah. aliran udara.Mukus hidung dan mukosiliar
Mekanisme refleks sebagai berikut: bronkus merupakan komponen penting dalam
dan trakea sedemikian sensitifnya terhadap pembersihan.Partikel dengan diameter
sentuhan halus, sehingga benda asing dalam aerodinamik 5-10 μm ditangkap dalam mukosa
jumlah berapa pun atau penyebab iritasi nasal. Gas yang larut dalam air akan
lainnya akan menimbulkan refleks batuk. dihilangkan total dari udara yang diinhalasi di
Laring dan karina (tempat di mana trakea saluran masuk hidung.
bercabang menjadi bronkus) adalah yang
paling sensitif, dan bronkiolus terminalis dan 3. Gas yang bersifat iritan
bahkan alveoli bersifat sensitif terhadap Gas yang bersifat iritan dapat
rangsangan bahan kimia yang korosif seperti menstimulasi saraf sensorik hidung dan
sulfur dioksida dan klorin. menginduksi sekresi yang membuat deposit
Impuls aferen yang berasal dari saluran napas yang lebih besar. NO dihasilkan dari saluran
terutama berjalan melalui nervus vagus ke napas atas (terutama sinus paranasal) yang
medula. Di sana, suatu rangkaian peristiwa berperan protektif untuk cabang respiratorius.
otomatis digerakkan oleh lintasan neuronal NO memiliki aktivitas antiviral dan
medula, menyebabkan efek sebagai berikut: bakteriostatik yang kuat, meningkatkan
pertama, kira-kira 2,5 liter udara diinspirasi. oksigenasi, menghasilkan efek bronkodilator,
Kedua, epiglotis menutup; dan pita suara dan menjaga masuknya udara melalu saluran
menutup erat-erat dan menjerat udara dalam napas bawah.
paru.Ketiga, otot-otot perut berkontraksi
dengan kuat mendorong diafragma, sedangkan 4. Peran inflamasi pada nasal
otot-otot ekspirasi lainnya, seperti interkostalis
internus, juga berkontraksi dengan Sejumlah eosinofil di mukosa saluran
kuat.Keempat, pita suara dengan epiglotis napas bawah akan meningkat yang
terbuka lebar, sehingga udara bertekanan tinggi mengekspresikan molekul adesi setelah
dalam paru meledak keluar.Kemudian, diinduksi oleh alergen hidung.
penekanan kuat pada paru yang menyebabkan
bronkus dan trakea menjadi kolaps sehingga 5. Drainase material inflamatori.
bagian yang tidak berkartilago ini Saluran napas atas terdiri dari hidung, telinga,
berinvaginasi ke dalam, akibatnya udara yang dan tenggorok.Salah satu struktur penunjang
meledak tersebut benar-benar mengalir melalui yang terletak di sistem ini adalah tuba
celah-celah bronkus dan trakea bersama eustachius yang menghubungkan nasofaring
partikel asing. Peristiwa ini terjadi sama persis dengan telinga tengah.Struktur ini berfungsi
dalam menjaga tekanan atmosfer tetap berperan dan memperberat adalah beberapa
seimbang.Kompleks osteomeatal (OMC) faktor nonspesifik diantaranya asap rokok,
adalah daerah cavum nasalis antara meatus polusi udara, bau aroma yang kuat atau
media dan inferior, tempat pertemuan drainase
merangsang dan perubahan cuaca.
dari sinus frontal, etmoidalis (etmoidalis
anterior), dan maxillaris.Terjadinya penurunan
Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi
tekanan oksigen dalam kompleks ini juga bisa
memicu rasa pusing.Seperti halnya saluran atas:
napas atas, OMC juga memiliki transpor silia.
 Allergen inhalan yang masuk bersama
dengan udara pernafasan misalnya,
LI.3 Memahami dan menjelaskan tentang debu rumah, tungau, serpihan epitel
rinitis alergi bulu binatang, serta jamur.
 Allergen ingestan yang masuk ke
LO.3.1 Definisi saluran cerna, berupa makanan,
Rhinitis alergika adalah penyakit misalnya susu, telur, coklat, ikan, dan
udang.
inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi
 Allergen injektan yang masuk melalui
pada pasien atopi yang sebelumnya sudah
suntikan atau tusukan misalnya
tersensitasi dengan alergen yang sama serta
penisilin atau sengatan lebah.
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika
 Allergen kontaktan yang masuk
terjadi paparan ulangan dengan alergen
melalui kontak dengan kulit atau
spesifik tersebut. jaringan mukosa, misalnya bahan
kosmetik atau perhiasan.
Menurut WHO ARIA (Allergic
Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun
2001, rhinitis alergi adalah kelainan pada
hidung dan gejala bersin-bersin, rinore, rasa LO.3.3 Klasifikasi
gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung IgE -mediated ( alergi ) , otonom ,
terpapar allergen yang diperantarai oleh IgE. infeksi dan idiopatik ( tidak diketahui ) .
Meskipun fokus dari artikel ini adalah rhinitis
alergi , deskripsi singkat tentang bentuk-
LO.3.2 Etiologi bentuk lain dari rhinitis diberikan dalam Tabel
1.
Rhinitis alergi melibatkan interaksi
antara lingkungan dengan predisposisi genetik Secara tradisional , rhinitis alergi
dalam perkembangan penyakitnya. Faktor telah dikategorikan sebagai musiman ( terjadi
genetik dan herediter sangat berperan pada selama musim tertentu ) atau perennial ( terjadi
ekspresi rhinitis alergi. Penyebab tersering sepanjang tahun ) . Namun, tidak semua pasien
adalah allergen inhalan pada dewasa dan masuk ke dalam skema klasifikasi ini . Sebagai
ingestan pada anak-anak. Pada anak-anak contoh, beberapa pemicu alergi , seperti serbuk
sering disertai gejala alegi lain seperti urtikaria sari , mungkin musiman di daerah beriklim
dan gangguan pencernaan. Penyebab rhinitis dingin , tapi abadi di iklim hangat , dan pasien
alergi dapat berbeda tergantung dari dengan beberapa " musiman " alergi mungkin
klasifikasi. memiliki gejala hampir sepanjang tahun [ 4 ] .
Oleh karena itu , rhinitis alergi kini
Rhinitis alergi musiman biasanya diklasifikasikan menurut durasi gejala
berupa serbuk sari atau jamur. Rhinitis alergi ( intermiten atau terus-menerus ) dan tingkat
perennial diantaranya debu tungau keparahan ( ringan , sedang atau berat ) ( lihat
(Dermatophagoides farinae dan Gambar 1 ) [ 1,5 ] . Rhinitis dianggap
Dermatophagoides pteronyssinus), jamur, intermiten ketika total durasi episode
binatang peliharaan, dan binatang pengerat. peradangan kurang dari 6 minggu , dan terus-
Faktor resiko terpaparnya debu tungau menerus bila gejala terus berlanjut sepanjang
biasanya karpet, sprei, suhu tinggi, dan tahun . Gejala diklasifikasikan sebagai ringan
kelembaban udara. Berbagai pemicu yang bisa ketika pasien biasanya dapat tidur normal dan
melakukan aktivitas normal ( termasuk kerja
atau sekolah ) ; gejala ringan biasanya
berselang. Gejala dikategorikan sebagai mod - 2) Berdasarkan penyebabnya, dapat dibedakan
erate / parah jika mereka secara signifikan menjadi:
mempengaruhi tidur dan aktivitas sehari-hari
a. Rhinitis alergi
dan / atau jika mereka dianggap mengganggu .
Hal ini penting untuk mengklasifikasikan Merupakan penyakit umum yang
tingkat keparahan dan durasi gejala karena hal paling banyak di derita oleh perempuan dan
ini akan memandu pendekatan pengelolaan laki-laki yang berusia 30 tahunan. Merupakan
untuk setiap pasien inflamasi mukosa saluran hidung yang
disebabkan oleh alergi terhadap partikel,
seperti: debu, asap, serbuk/tepung sari yang
ada di udara.

Macam-macam rhinitis alergi, yaitu:

1. Rinitis alergi musiman (Hay Fever),

Biasanya terjadi pada musim


semi.Umumnya disebabkan kontak dengan
allergen dari luar rumah, seperti benang sari
dari tumbuhan yang menggunakan angin untuk
penyerbukannya, debu dan polusi udara atau
asap.

2. Rinitis alergi yang terjadi terus menerus


(perennial)

Disebabkan bukan karena musim


tertentu ( serangan yang terjadi sepanjang masa
(tahunan)) diakibatkan karena kontak dengan
allergen yang sering berada di rumah misalnya
kutu debu rumah, bulu binatang peliharaan
serta bau-bauan yang menyengat

3) Rhinitis Non Alergi

Menurut sifatnya : Rhinitis non allergi disebabkan oleh


infeksi saluran napas karena masuknya benda
a. Rhinitis akut (coryza, commond cold)
asing kedalam hidung, deformitas struktural,
merupakan peradangan membran mukosa
neoplasma, dan massa, penggunaan kronik
hidung dan sinus-sinus aksesoris yang
dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi
disebabkan oleh suatu virus dan bakteri.
oral, kokain dan anti hipertensif.
Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap
orang pada suatu waktu dan sering kali terjadi Macam-macam rhinitis non alergi, yaitu:
pada musim dingin dengan insidensi tertinggi
pada awal musim hujan dan musim semi. a. Rhinitis vasomotor

Rhinitis vasomotor adalah


terdapatnya gangguan fisiologik lapisan
b. Rhinitis kronis adalah suatu peradangan mukosa hidung yang disebabkan oleh
kronis pada membran mukosa yang disebabkan bertambahnya aktivitas parasimpatis.
oleh infeksi yang berulang, karena alergi, atau
karena rinitis vasomotor. b. Rhinitis medikamentosa
Rhinitis medikamentosa adalah suatu dan biasanya mulai timbulnya pada anak-
kelainan hidung berupa gangguan respon anak dan dewasa muda. Berat ringannya
normal vasomotor sebagai akibat pemakaian gejala penyakit bervariasi dari tahun ke
vasokonstriktor topical (obat tetes hidung atau tahun, tergantung pada banyaknya
obat semprot hidung) dalam waktu lama dan alergen di udara. Faktor herediter pada
berlebihan. penyakit ini sangat berperan.

c. Rhinitis atrofi 2. Rhinitis alergika sepanjang tahun


(perenial)
Rhinitis Atrofi adalah satu penyakit
infeksi hidung kronik dengan tanda adanya Gejala pada penyakit ini timbul
atrofi progesif tulang dan mukosa konka. intermiten atau terus-menerus, tanpa
variasi musim, jadi ditemukan sepanjang
tahun.

Berdasarkan rekomendasi dari WHO Initiative Penyebab yang paling sering adalah
ARIA tahun 2000, menurut sifat alergen inhalan, terutama pada orang
berlangsungnya rhinitis alergika dibagi dewasa, dan alergen ingestan. Alergen
menjadi: inhalan utama adalah alergen dalam
rumah (terdapat di kasur kapuk, tutup
 Intermiten, yaitu bila gejala kurang dari
tempat tidur, selimut, karper, dapur, dan
4hari/minggu atau kurang dari 4 minggu
tumpukan baju, buku serta sofa.
 Persisten, yaitu bila gejala lebih dari 4
Komponen alergennya terutama berasal
hari/minggu dan/atau lebih dari 4 minggu
dari serpihan kulit dan fases tungau) dan
 Rhinitis alergika ringan, yaitu bila tidak alergen di luar rumah berupa polen dan
ditemukan gangguan tidur, gangguan jamur. Alergen ingestan sering
aktivitas harian, bersantai, berolahraga, merupakan penyebab pada anak-anak dan
belajar, bekerja dan hal lain-lain yang biasanya disertai dengan gejala alergi
mengganggu yang lain, seperti urtikaria, gangguan
 Rhinitis alergika sedang atau berat, yaitu pencernaan. Gangguan fisiologik pada
bila terdapat satu atau lebih dari perenial lebih ringan dibandingkan
gangguan tersebut di atas dengan golongan musiman tetapi karena
lebih persisten maka komplikasinya lebih
Dahulu rhinitis alergika dibedakan dalam dua sering ditemukan.
macam berdasarkan sifat berlangsungnya,
yaitu:

1. Rhinitis alergika musiman (seasonal, hay LO.3.4 Patofisiologi


fever, polinosis)
Rhinitis alergi merupakan suatu
Di Indonesia tidak dikenal rhinitis penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap
alergika musiman, hanya ada di negara sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi.
yang mempunyai empat musim. Alergen Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu
penyebabnya spesifik, yaitu tepungsari immediate phase allergic reaction atau reaksi
(pollen) dan spora jamur. Oleh karena itu alergi fase cepat yang berlangsung sejak
nama yang tepat adalah nosis atau rino kontak dengan allergen sampai 1 jam
konjungtivitis karena gejala klinik yang setelahnya dan late phase allergic reaction atau
tampak ialah gejala pada hidung dan mata reaksi alergi fase lambat yang berlangsung 2-4
(mata merah, gatal disertai lakrimasi). jam dengan puncak 6-8 jam (fase
hiperreaktivitas) setelah pemaparan dan dapat
Penyakit ini timbulnya periodik, sesuai berlangsung 24-48 jam.
dengan musim, pada waktu terdapat
konsentrasi alergen terbanyak di udara. Pada kontak pertama dengan allergen
Dapat mengenai semua golongan umur atau tahap sensitisasi, makrofag atau monosit
yang berperan sebagai sel penyaji ( Antigen pengeluaran Inter Cellular Adhesion Molecule
Presenting Cell/APC) akan menangkap 1 (ICAM1).
allergen yang membentuk fragmen mukosa
hidung. Setelah diproses molekul HLA kelas II
membentuk komplek peptide MHC kelas II
Pada RAFC, sel mastosit juga akan
(Major Histocompatibility Complex) yang
melepaskan molekul kemotaktik yang
kemudian dipresentasikan pada sel T helper
menyebabkan akumulasi sel eosinophil dan
(Th0). Kemudian sel penyaji akan melepas
netrofil di jaringan target. Respons ini tidak
sitokin seperti interleukin 1 (IL-1) yang
berhenti sampai disini saja, tetapi gejala akan
mengaktifkan Th0 untuk berproliferasi menjadi
berlanjut dan mencapai puncak 6-8 jam setelah
Th1 dan Th2. Th2 akan menghasilkan berbagai
pemaparan. Pada RAFL ini ditandai dengan
sitokin seperti IL-3, IL-4, IL-5, dan IL-13.
penambahan jenis dan jumlah sel inflamasi
seperti eosinophil, limfosit, netrofil, basophil
dan mastosit di mukosa hidung serta
IL-4 dan IL-3 dapat diikat oleh peningkatan sitokin seperti IL-3, IL-4, IL-5
reseptornya di permukaan sel limfosit B, dan Granulocyte Macrophag Colony
sehingga sel limfosit B menjadi aktif dan akan Stimulating Factor (GM-CSF) dan ICAM1
memproduksi immunoglobulin E (IgE). IgE di pada secret hidung. Timbulnya gejala
sirkulasi darah akan masuk ke jaringan dan hipereaktif atau hiperresponsif hidung adlaah
diikat oleh reseptor IgE di permukaan sel akibat peranan eosinophil dengan mediator
mastosit atau basophil (sel mediator) sehingga inflamasi dari granulanya seperti Eosinophilic
kedua sel ini menjadi aktif. Proses ini disebut Cationic Protein (ECP), Eosinophilic Derived
sensitisasi yang menghasilkan sel mediator Protein (EDP), Major Basic Protein (MBP),
yang tersensitisasi. Bila mukosa yang sudah dan Eosinophilic Peroxidase (EPO). Pada fase
tersensitisasi terpapar allergen yang sama, ini, selain factor spesifik (allergen), iritasi oleh
maka kedua rantai IgE akan mengikat allergen factor non spesifik dapat memperberat gejala
yang spesifik dan terjadi degranulasi seperti asap rokok, bau yang merangsang,
(pecahnya dinding sel) mastosit dan basophil perubahan cuaca dan kelembaban udara yang
dengan akibat terlepasnya mediator kimia yang tinggi.
sudah terbentuk (Performed Mediators)
terutama histamine. Selain histamine juga Secara Mikroskopik tampak adanya
dikeluarkan Newly Formed Mediators antara dilatasi pembuluh dengan pembesaran sel
lain prostaglandin D2 Activating Factor (PAF), goblet dan sel pembentuk basal, serta
berbagai sitokin (IL-3, IL-4, IL-5, IL-6, IL- 6, ditemukan infiltrasi sel-sel eosinophil pada
GM-CSF (Granulocytes Macrophage Colony jaringan mukosa dan submukosa hidung.
Stimulating Factor) dan lain-lain. Inilah yang Gambaran yang ditemukan terdapat pada saat
disebut sebagai reaksi alergi fase cepat serangan. Diluar keadaan serangan, mukosa
(RAFC). kembali normal. Akan tetapi serangan dapat
terjadi terus-menerus sepanjang tahun,
sehingga lama kelamaan terjadi perubahan
yang irreversible, yaitu terjadi proliferasi
Histamine akan merangsang reseptor jaringan ikat dan hiperplasa mukosa, seingga
H1 pada ujung saraf vidianus sehingga tampak mukosa hidung menebal, dengan
menimbulkan rasa gatal pada hidung dan masuknya antigen asing ke dalam tubuh terjadi
bersin-bersin. Histamine juga menyebabkan yang secara garis besar terdiri dari :
kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami
hipersekresi dan permeabilitas kapiler 1. Respon primer
meningkat sehingga terjadi rinore. Gejala lain Terjadi proses eliminasi dan
adalah hidung tersumbat akibat vasodilatasi fagositosis (Ag). Reaksi ini bersifat non
sinusoid. Selain histamine merangsang ujung spesifik dan dapat berakhir sampai disini. Bila
saraf Vidianus, juga menyebabkan rangsangan Ag tidak berhasil seluruhnya dihilangkan,
pad amukosa hidung sehingga terjadi reaksi berlanjut menjadi respon sekunder.
2. Respon sekunder LO.3.6 Diagnosis
Reaksi yang terjdi bersifat
spesifik, yang mempunyai tiga kemungkinan ANAMNESIS
ialah sistem imunitas seluler atau humoral atau
Sangat penting karena seringkali
keduanya dibangkitkan. Bila Ag berhasil
serangan tidak terjadi di hadapan pemeriksa.
dieliminasi pada tahap ni, reaksi selesai. Bila
Hampir 50% diagnosis dapat ditegakkan dari
Ag masih ada, atau memang sudah ada efek
anamnesis saja. Gejala rhinitis alergi yang khas
dari sistem imunologik, maka reaksi berlanjut
adalah bersin berulang. Gejala lain juga sering
menjadi respon tersier.
dikeluhkan. Tanyakan pula pola gejala beserta
3. Respon tersier onset dan keparahannya. Identifikasi faktor
Reaksi imunologik yang predisposisi karena faktor genetik dan
terjadi tidak menguntungkan tubuh. Reaksi ini herediter sangat berperan, kondisi lingkungan,
dapat bersifat sementara atau menetap, dan pekerjaan. Rhinitis alergi dapat ditegakkan
tergantung dari daya eliminasi Ag oleh tubuh. berdasarkan anamnesis, bila terdapat 2 atau
lebih gejala seperti bersin-bersin lebih 5 kali
setiap serangan, hidung dan mata gatal, ingus
encer lebih dari satu jam, hidung tersumbat,
LO.3.5 Manifestasi klinis
dan mata merah serta berair maka dinyatakan
Gejala khas dari rhinitis alergi adalah positif.
serangan bersin berulang. Bersin dianggap
patologik bila terjadinya lebih dari 5 kali setiap PEMERIKSAAN FISIK
serangan, sebagai akibat dilepaskannya
Pada muka biasanya didapatkan garis
histamine. Gejala lain ialah keluar ingus yang
Dennie-Morgan dan allergic shiner, yaitu
encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung
bayangan gelap di daerah bawah mata karena
dan mata gatal, yang kadang disertai lakrimasi.
stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung.
Tanda alergi juga terlihat di hidung, mata,
Selain itu dapat ditemukan juga allergic crease
telinga, faring, atau laring.
yaitu berupa garis melintang pada dorsum nasi
Tanda hidung termasuk garis hitam bagian sepertiga bawah. Garis ini timbul akibat
melintang pada punggung hidung akibat sering allergic salute. Pada pemeriksaan rinoskopi
menggosok hidung ke atas menirukan ditemukan mukosa hidung basah, berwarna
pemberian hormat (allergic salute), pucat dan pucat atau livid dengan konka edema dan
edema mukosa hidung yang dapat muncul secret yang encer dan banyak. Perlu juga
kebiruan. Lubang hidung bengkak disertai dilihat adanya kelainan septum atau polip
dengan secret mukoid dan cair. Tanda di mata hidung yang dapat memperberat gejala hidung
termasuk edema kelopak mata, kongesti tersumbat. Selain itu dapat pula ditemukan
konjugtiva, lingkar hitam dibawah mata konjugtivitis bilateral atau penyakit yang
(allergic shiner). Tanda pada telinga termasuk berhubungan lainnya seperti sinusitis dan otitis
retraksi membran timpani atau otitis media media.
serosa sebagai hasil dari hambatan tuba
PEMERIKSAAN PENUNJANG
eustachii. Tanda faringeal termasuk faringitis
granuler akibat hyperplasia submucosa a. In vitro
jaringan limfoid. Tanda laryngeal termasuk
suara serak dan edema pita suara. Gejala lain Hitung eosinophil dalam darah tepi
yang tidak khas dapat berupa: batuk, sakit dapat normal atau meningkat. Demikian
kepala, masalah penciuman, mengi, penekanan dengan pemeriksaan IgE total (prist paper
pada sinus dan nyeri wajah, post nasal drip. radio immunosorbent test) seringkali
Beberapa orang juga mengalami lemah dan menunjukkan nilai normal, kecuali bila tanda
lesu, mudah marah, kehilangan nafsu makan, alergi pada pasien lebih dari satu macam
dan sulit tidur. penyakit, misalnya selain rhinitis alergi juga
menderita asma bronkial atau urtikaria. Lebih
bermakna dengan RAST (Radio Immuno
Sorbent Test) atau ELISA. Pemeriksaan sehingga menyebabkan sumbatan
sitologi hidung, walaupun tidak dapat hidung yang menetap
memastikan diagnosis, tetap berguna sebagai
pemeriksaan pelengkap. Ditemukannya
eosinophil dalam jumlah banyak menunjukkan LO.3.8 Tatalaksana
alergi inhalan. Jika basophil 5sel/lap mungkin
disebabkan alergi makanan, sedangkan jika Pengobatan terhadap penderita rhinitis alergi
ditemukan sel PMN menunjukkan adanya harus mencakup 3 prinsip:
infeksi bakteri. 1. Mengetahui dengan
tepat faktor pencetus
b. In vivo dan menghindarinya.
2. Penggunaan sementara
Allergen penyebab dapat dicari obat-obatan untuk
menangani gejala di saat
dengan cara pemeriksaan tes cukit kulit, uji
serangan agar penderita
intrakutan atau intradermal yang tunggal atau dapat beraktifitas
berseri. SET (Set End Point Titration) dengan baik.
dilakukan untuk allergen inhalan dengan 3. Terapi daya tahan tubuh
menyuntikkan allergen dalam berbagai (immunotherapy).
konsentrasi yang bertingkat kepekatannya. Tatalaksana terapi
Keuntungan SET, selain allergen penyebab 1. Non-farmakologi:
Hindari pencetus (alergen)
juga derajat alergi serta dosis inisial untuk
 Amati benda-benda apa yang menjadi
desentisisasi dapat diketahui. Untuk alergi pencetus(debu, serbuk sari, bulu
makanan, uji kulit kurang dapat diandalkan. binatang, dll)
Diagnosis biasanya ditegakkan dengan diet  Jika perlu, pastikan dengan skin test
eliminasi dan provokasi (Challenge Test).  Jaga kebersihan rumah, jendela
Allergen ingestan secara tuntas lenyap dari ditutup, hindari kegiatan berkebun.
tubuh dalam waktu lima hari. Karena itu pada Jika harus berkebun, gunakan masker
challenge test, makanan yang dicurigai wajah
2. Farmakologi :
diberikan pada pasien setelah berpantang
 Jika tidak bisa menghindari pencetus,
selama 5 hari, selanjutnya diamati reaksinya. gunakan obat-obat anti alergi seperti:
Pada diet eliminasi, jenis makanan setiap kali a. Anti histamine oral, antagonis H-
dihilangkan dari menu makanan sampai suatu 1 (difenhidaramin, prometasin,
ketika gejala menghilang dengan meniadakan loratadin, setisirin, fexofenadin)
suatu jenis makanan. b. Agonis alfa adrenergic, sebagai
dekongestan hidung oral dengan
atau tanpa kombinasi anti
histamine
LO.3.7 Diagnosis banding c. Kortikosteroid topikal, bila gejala
sumbatan tidak dapat diobati
Rhinitis Vasomotor dengan obat lain (beklometason,
budesonid, flunisolid,
 suatu keadaan idiopatik yang triamsinolon).
didiagnosis tanpa adanya d. Sodium kromoglikat topikal,
 infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan bekerja menstabilkan mastosit
sehingga pelepasan mediator
hormonal dan pajanan obat.
kimia dihambat.
e. Antikolinergik topikal, mengatasi
Rhinitis Medikamentosa
rhinorea karena inhibisi reseptor
kolinergik pada permukaan sel
 suatu kelainan hidung berupa efektor (ipratropium bromida).
gangguan respon f. Anti leukotrine
 normal vasomotor yang diakibatkan (zafirlukast/montelukast), anti
oleh pemakaian vasokonstriktor IgE, DNA rekombinan
topical merupakan obat-obatan baru
 dalam waktu lama dan berlebihan untuk rhinitis alergi.
 Jika tidak berhasil, atau obat-obatan Selain itu AH1 bermanfaat untuk mengobati
tadi menyebabkan efek samping yang reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain yang
tidak bisa diterima, lakukan disertai pengelepasan histamin endogen
imunoterapi dengan terapi desensitasi berlebihan.
 Farmakokinetik :
Penatalaksanaan rhinitis Setelah pemberian oral atau parenteral, AH1
alergi berdasarkan ARIA 2001 diabsorpsi secara baik. Kadar tertinggi terdapat
Tip Lini Tambah pada paru-paru sedangkan pada limpa, ginjal,
e pertam an otak, otot, dan kulit kadarnya lebih rendah.
rhin a Tempat utama biotransformasi AH1 adalah
hati.
itis
1. Penggolongan AH1
aler AH generasi 1
gi Contoh : etanolamin
Sed Antihis Dekong
Etilenedamin
ang- tamin estan Piperazin
Inte oral,an intranas Alkilamin
rmit tihista al Derivat
ten min fenotiazin
intrana Keterangan AH1 = -
sal sedasi ringan-berat
-
Sed Antihis Dekong a
nt
ang- tamin estan
i
Inte oral,ko intranas m
rmit rtikoste al dan ie
ten roid sodium ti
atau intrana kromoli k
bera sal, n da
t- antihist n
k
inte amin
o
rmit intrana m
ten sal p
os
Ber Kortik Antihist isi
at- osteroi amin o
Pers d oral,anti ba
iste intrana histamin t
n sal intranas fl
u
al,sodiu
-
m a
kromoli nt
n,ipratro i
pium m
bromida ot
,antagon io
n
is
si
leukotri ck
ene ne
ss
Indikasi AH1 berguna
Anti Histamin Antagonis H-1 untuk penyakit :
 Farmakodinamik : - Alergi
Antagonis kompetitif pada pembuluh darah, - Mabuk perjalanan
bronkus dan bermacam-macam otot polos. - Anastesi lokal
- Untuk asma Tetrahidrozolin
berbagai profilaksis HCl

2. Efek samping AksiPanjang Sampai


Vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, 12 jam
insomnia, tremor, mulut kering, disuria, Oksimetazolin
palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, HCl
lemah pada tangan.
Antihistamin golongan 1 – lini pertama Xylometazolin
a. Pemberian dapat dalam HCl
kombinasi atau tanpa
kombinasi dengan
dekongestan secara Dekongestan oral
peroral.  Secara umum tidak dianjurkan karena
b. lipofilik, dapat efek klinis masih diragukan dan
menembus sawar darah punya banyak efek samping
otak, mempunyai efek Contoh obat: Efedrin,fenilpropanolamin dan
pada SSP dan plasenta. fenilefrin
c. Kolinergik  Indeks terapi sempitresiko
d. Sedatif hipertensi
e. Oral : difenhidramin,
 Efedrin
klorfeniramin,
Adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan
prometasin,
efedra. Efektif pada pemberian oral, masa kerja
siproheptadin
panjang, efek sentralnya kuat. Bekerja pada
f. Topikal : Azelastin
reseptor alfa, beta 1 dan beta 2.
Efek kardiovaskular : tekanan sistolik dan
Dekongestan Nasal
diastolik meningkat, tekanan nadi membesar.
 Golongan simpatomimetik Terjadi peningkatan tekanan darah karena
 Beraksi pada reseptor adrenergik pada vasokontriksi dan stimulasi jantung. Terjadi
mukosa hidung untuk menyebabkan bronkorelaksasi yang relatif lama.
 vasokonstriksi, menciutkan mukosa Efek sentral : insomnia, sering terjadi pada
yang membengkak,dan memperbaiki pengobatan kronik yang dapat diatasi dengan
pernafasan pemberian sedatif.
 Penggunaan dekongestan topikal
tidak menyebabkan atau sedikit sekali Dosis. Dewasa
menyebabkan absorpsi sistemik : 60 mg/4-
 Penggunaan agen topikal yang lama 6 jam
(lebih dari 3-5 hari)dapat Anak-anak
menyebabkan rhinitis 6-12 tahun : 30 mg/4-
medikamentosa, di mana hidung 6 jam
kembali tersumbat akibat vasodilatasi Anak-anak
perifer maka batasi penggunaan 2-5 tahun : 15 mg/4-
 Contoh Obat : 6 jam
nafazolin,tetrahidrozolin,oksimetazoli
n dan xilometazolin  Fenilpropanolamin
Dekongestan nasal yang efektif pada
Obat dekongestan topical pemberian oral. Selain menimbulkan konstriksi
dan durasi aksinya : pembuluh darah mukosa hidung, juga
Obat DurasiA menimbulkan konstriksi pembuluh darah lain
ksi sehingga dapat meningkatkan tekanan darah
dan menimbulkan stimulasi jantung.
AksiPendek Sampai Efek farmakodinamiknya menyerupai efedrin
4 jam tapi kurang menimbulkan efek SSP.
FenilefrinHCl Harus digunakan sangat hati-hati pada pasien
hipertensi dan pada pria dengan hipertrofi
AksiSedang 4-6 jam prostat.
Kombinasi obat ini dengan penghambat MAO
NafazolinHCl adalah kontra indikasi. Obat ini jika digunakan
dalam dosis besar (>75 mg/hari) pada orang
yang obesitas akan meningkatkan kejadian d. menyebabkan
stroke, sehingga hanya boleh digunakan dalam vasokonstriksi
dosis maksimal 75 mg/hari sebagai ringan
dekongestan. e. menghambat reaksi
Dosis. Dewasa fase lambat yang
: 25 mg/4 diperantarai oleh
jam selmast
Anak-anak - Efek Samping :
6-12 tahun : 12,5 mg/4 bersin,perih pada
jam mukosa hidung,sakit
Anak-anak kepala dan infeksi
2-5 tahun : 6,25 mg/4 Candida albicans
jam
Sodium kromolin
 Fenilefrin  suatu penstabil sel mast sehingga
Adalah agonis selektif reseptor alfa 1 dan mencegah degranulasi sel mast dan
hanya sedikit mempengaruhi reseptor beta. pelepasan mediator, termasuk
Hanya sedikit mempengaruhi jantung secara histamin.
langsung dan tidak merelaksasi bronkus.  tersedia dalam bentuk semprotan
Menyebabkan konstriksi pembuluh darah kulit hidung untuk mencegah dan
dan daerah splanknikus sehingga menaikkan mengobati rhinitis alergi.
tekanan darah.  Efek sampingnya : iritasi lokal (bersin
dan rasa perih pada membran mukosa
Intranasal corticosteroids (INCS) hidung
 INCS menjadi obat pilihan untuk  Dosisnya untuk pasien di atas 6 tahun
anak-anak yang menderita rhinitis adalah 1 semprotan pada setiap
alergi lubang hidung 3-4 kali sehari pada
 Dahulu di khawatirkan INCS dapat interval yang teratur.
menyebabkan efek samping sistemik Ipratropium bromida
seperti terganggunya pertumbuhan  Merupakan agen antikolinergik
dan metabolism tulang berbentuk semprotan hidung
 Tapi studi menunjukkan fluticasone  Bermanfaat pada rhinitis alergi yang
tidak ada efek samping klinis yang persisten atau perenial
membahayakan.Mometason juga  Memiliki sifat anti sekretori jika
tidak menunjukkan mengganggu digunakan secara lokal dan
pertumbuhan anak-anak usia 3-9 bermanfaat untuk mengurangi hidung
tahun. berair yang terjadi pada rhinitis alergi.
 Setelah penggunaan 3 bulan  tersedia dalam bentuk larutan dengan
flutikason pada anak-anak usia 3-11 kadar 0,03%,diberikan dalam 2
tahun,dilakukan rhinoskopi,dan tidak semprotan (42 mg) 2- 3 kali sehari.
menunjukkan menipisnya jaringan  Efek sampingnya ringan, meliputi
hidung atau atrofi mukosa hidung sakit kepala, epistaxis,dan hidung
 Macamnya : terasa kering.
betametason,budesonide,flunisolide,fl
ucticasone,mometasone dan Operatif
triamikolon Tindakan konkotomi (pemotongan konka
 Kerjanya dengan menghambat respon inferior) perlu dipikirkan bila konka inferior
alergi fase awal maupun fase lambat. hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan
 Efek utama pada mukosa hidung : dengan cara kateurisasi memakai AgNO3 25
a. mengurangi % atau troklor asetat (Roland,
inflamasi dengan McCluggage,Sciinneider, 2001).
memblok pelepasan Polip mukoid jinak pada hidung sering kali
mediator, dihubungkan dengan alergi hidung . dapat
b. menekan terjadi pada anak-anak namun lebih sering
kemotaksis neutrofil ditemukan pada orang dewasa . karena
c. mengurangi edema menyumbat jalan napas , polip seringkali
intrasel dirasakan sangat mengganggu . setelah lesi
penyumbat diidentifikasi sebagai polip jinak ,
maka lesi tersebut dapat diangkat .
Pasien harus di peringatkan , bahwa polip d.Berkurangnya
dapat kembali kambuh bilamana ada alergi , pelepasan mediator
sehingga polip perlu berkali-kali diangkat dari sel yang
selama hidup . polip umumnya berasal dari tersensitisasi
sinus . e. Berkurangnya
Imunoterapi (Desensitisasi) sensitivitas jaringan
 Bersifat kausatif terhadap alergen.
 Imunoterapi merupakan proses yang  Namun imunoterapi terbilang mahal
lambat dan bertahap dengan dan butuh waktu lama dan
menginjeksikan alergen yang membutuhkan komitmen yang besar
diketahui memicu reaksi alergi pada dari pasien
pasien dengan dosis yang semakin
meningkat.
 Tujuannya adalah agar pasien
mencapai peningkatan toleransi LO.3.9 Komplikasi
terhadap alergen, sampai dia tidak
lagi menunjukkan reaksi alergi jika I. Polip hidung yang memiliki tanda
terpapar oleh senyawa tersebut patognomonis: inspisited mucous
glands, akumulasi sel-sel inflamasi
 Caranya :
yang luar bisa banyaknya (lebih
a. Larutan alergen
eosinofil dan limfosit T CD4+),
yang sangat encer
hiperplasia epitel, hiperplasia goblet,
(1:100.000sampai
dan metaplasia skuamosa.
1:1000.000.000 b/v)
II. Otitis media yang sering residif,
diberikan 1 – 2 kali
terutama pada anak-anak.
seminggu.Alergen
III. Sinusitis paranasal merupakan
ini bisaanya
inflamasi mukosa satu atau lebih
disuntikkan di
sinus paranasal. Terjadi akibat edema
bawah kulit lengan
ostia sinus oleh proses alergis dalam
atas.Selain suntikan
mukosa yang menyebabkan sumbatan
dapat dilakukan
ostia sehingga terjadi penurunan
dengan
oksigenasi dan tekanan udara rongga
menggunakan tablet
sinus. Hal tersebut akan menyuburkan
yang mengandung
pertumbuhan bakteri terutama bakteri
allergen seperti
anaerob dan akan menyebabkan
serbuk sari rumput
rusaknya fungsi barier epitel antara
b. Konsentrasi
lain akibat dekstruksi mukosa oleh
kemudian
mediator protein basa yang dilepas sel
ditingkatkan sampai
eosinofil (MBP) dengan akibat
tercapai dosis yang
sinusitis akan semakin parah
dapat ditoleransi.
IV. Masalah ortodonti dan efek penyakit
c. Dosis ini kemudian
lain dari pernafasan mulut yang lama
dipertahankan
khususnya pada anak-anak.
setiap 2-6
V. Asma bronkial. Pasien alergi hidung
minggu,tergantung
memiliki resiko 4 kali lebih besar
pada respon klinik.
mendapat asma bronkial.
d. Terapi dilakukan
sampai pasien dapat
mentoleransi LO.3.10 Prognosis
alergen pada dosis
yang umumnya Prognosis
dijumpai pada
paparan alergen. Rhinitis alergi musiman cenderung
 Parameter efektifitas ditunjukkan berkurang. Semakin dini gejala mulai ,
dengan :
semakin besar kemungkinan untuk perbaikan .
a. Berkurangnya
produksi IgE Orang-orang yang mengembangkan rhinitis
b. Meningkatnya alergi musiman pada anak usia dini cenderung
produksi IgG tidak memiliki alergi di usia dewasa . Dalam
c. Perubahan pada beberapa kasus , alergi masuk ke remisi selama
limfosit T
bertahun-tahun dan kemudian kembali di dengan hewan peliharaan , terutama jika
kemudian hari . Orang-orang yang mereka milik teman-teman dan keluarga.
mengembangkan alergi setelah usia 20 , Berikut adalah beberapa saran untuk
bagaimanapun, cenderung terus memiliki membantu Anda menghindari alergen yang
rhinitis alergi setidaknya sampai usia paling umum .
pertengahan .
Tungau debu rumah
KUALITAS HIDUP
Debu tungau adalah salah satu penyebab
Meskipun rhinitis alergi tidak terbesar alergi. Mereka adalah serangga
dianggap sebagai kondisi yang serius , itu tetap mikroskopis yang berkembang biak dalam
dapat mengganggu banyak aspek penting debu rumah tangga . Berikut adalah beberapa
kehidupan. Survei penderita alergi hidung cara yang dapat Anda membatasi jumlah
melaporkan bahwa gejala seperti rasa lelah , tungau di rumah Anda :
sedih , atau marah yang hadir dalam 50-75 %
pasien . Rhinitis alergi dapat mengganggu  Pertimbangkan membeli udara -
pekerjaan atau kinerja sekolah . permeabel kasur dan selimut penutup
oklusif ( jenis tempat tidur bertindak
Orang dengan rhinitis alergi , sebagai penghalang terhadap tungau
terutama mereka dengan rinitis alergi perennial debu dan kotoran mereka ) .
, mungkin mengalami gangguan tidur dan  Pilih kayu atau hard penutup lantai
kelelahan siang hari . Seringkali mereka atribut vinyl bukannya karpet .
ini untuk obat-obatan , tetapi studi  Roller blinds Fit yang dapat dengan
menunjukkan kemacetan mungkin menjadi mudah dibersihkan .
penyebab gejala ini . Pasien yang memiliki  Bantal bersih , mainan , tirai dan
furnitur berlapis secara teratur , baik
rhinitis alergi yang parah cenderung memiliki
dengan mencuci atau debu mereka .
masalah tidur lebih buruk , termasuk
 Gunakan bantal sintetis dan selimut
mendengkur , dibandingkan dengan rhinitis
akrilik bukannya selimut wol atau
alergi ringan .
bulu selimut .
RISIKO TINGGI UNTUK ASMA DAN  Gunakan vacuum cleaner dilengkapi
dengan udara partikulat efisiensi
ALERGI LAIN
tinggi ( HEPA ) filter karena dapat
Asma dan alergi sering hidup mengeluarkan debu lebih dari
berdampingan . Pasien dengan rhinitis alergi penyedot debu biasa .
sering memiliki asma atau peningkatan risiko  Gunakan basah , kain bersih untuk
menyeka permukaan karena debu
mengembangkan itu . Rhinitis alergi juga
kering dapat menyebarkan alergen
berhubungan dengan eksim ( dermatitis
lanjut .
atopik ) , reaksi alergi pada kulit yang ditandai
 Memusatkan upaya Anda pada
dengan gatal , scaling, dan kulit bengkak
pengendalian tungau debu di daerah
merah. Kronis rhinitis alergi yang tidak rumah Anda di mana Anda
terkontrol dapat memperburuk serangan asma menghabiskan sebagian besar waktu ,
dan eksim . seperti kamar tidur dan ruang tamu .

Hewan

LO.3.11 Pencegahan Hal ini bukan bulu yang menyebabkan


reaksi alergi , tetapi paparan serpihan kulit
Cara terbaik untuk mencegah reaksi
mati mereka, air liur dan urin dikeringkan .Jika
alergi adalah dengan menghindari alergen yang
Anda tidak dapat secara permanen menghapus
menyebabkannya. Namun, hal ini tidak selalu
hewan peliharaan dari rumah , Anda mungkin
mudah . Alergen, seperti tungau debu , akan
menemukan tips berikut berguna :
sulit untuk spot dan dapat berkembang biak
bahkan rumah terbersih. Hal ini juga kadang-
kadang bisa sulit untuk menghindari kontak
 menjaga hewan peliharaan di luar  menghindari daerah berumput ,
sebanyak mungkin atau membatasi seperti taman dan ladang
mereka untuk satu ruangan ,  jika Anda memiliki rumput , meminta
sebaiknya satu tanpa karpet orang lain untuk memotong rumput
 tidak membiarkan hewan peliharaan untuk Anda
di kamar tidur
 mencuci hewan peliharaan setidaknya
sekali dua minggu LI.4 Memahami dan menjelsakan manfaat
 pengantin pria anjing secara teratur di wudhu
luar
 mencuci semua selimut dan soft Islam memerintahkan umatnya untuk
furnishing hewan peliharaan Anda berwudhu sebelum shalat,pada saat berwudhu
telah di disunnahkan menghirup air ke dalam hidung
(istinsyaq) dan mengeluarkannya (intinsyar)
 Jika Anda mengunjungi teman atau
sebanyak tiga kali guna menjaga kebersihan
saudara dengan hewan peliharaan ,
dan kesehatan hidung
meminta mereka untuk tidak debu Di surat al-maidah ayat 45 yang artinya :
atau vacuum pada hari Anda “Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di
mengunjungi karena akan dalamnya (at-taurat) bahwasannya jiwa dibalas
mengganggu alergen ke udara. dengan jiwa,mata dengan mata,hidung dengan
Mengambil obat antihistamin satu jam hidung,telinga dengan telinga,gigi dengan gigi
sebelum memasuki rumah yang dan luka pun ada qisasnya”
dihuni hewan peliharaan dapat Berdasarkan ayat di atas,bahwasannya
membantu mengurangi gejala . kita sebagai hamba Allah untuk menjaga tubuh
kita,salah satunya dengan menjaga kebersihan
serbuk sari hidung.
Dr. Musthofa Syahatah, Dekan
Tanaman yang berbeda dan pohon Fakultas THT Universitas Alexandria
menyerbuki pada waktu yang berbeda tahun mengatakan bahwa berwudhu dapat
ini , jadi ketika Anda mendapatkan rhinitis melindungi seseorang dari kuman penyakit.
alergi akan tergantung pada apa jenis serbuk Penelitian membuktikan bahwa jumlah kuman
pada orang yang berwudhu lebih sedikit
sari ( s ) Anda alergi. Kebanyakan orang yang
dibanding orang yang tidak berwudhu. Para
terkena selama musim semi dan musim panas ilmuwan membuktikan bahwa wudhu dapat
bulan karena ini adalah ketika sebagian besar mencegah lebih dari 17 penyakit seperti
pohon dan tanaman penyerbukan. Untuk influenza, batuk rejan, radang amandel,
menghindari paparan terhadap serbuk sari , penyakit- penyakit telinga, penyakit-penyakit
Anda mungkin menemukan tips berikut kulit.
berguna : Dalam berwudhu ada istilahi
istinsyaq dan istintsar.Istinsyaq adalah
menghirup air ke dalam hidung sedangkani sti
 memeriksa laporan cuaca untuk
ntsar adalah mengeluarkan air
menghitung serbuk sari dan tinggal di
nafasnya.Rasulullah sangat menyempuranakan
dalam rumah ketika itu tinggi kedaua perbuatan tersebut.
 menghindari line- pengeringan Dr. Mustofa Syahatah mengatakan
pakaian dan tempat tidur ketika bahwa jumlah kuman di dalam hidung akan
jumlah serbuk sari tinggi berkurang setengahnya setelah istinsyaq
 memakai kacamata hitam sampul pertama lalu berkurang menjadi seperempatnya
untuk melindungi mata Anda dari setelahi sti nsyaq kedua dan menjadi sangat
serbuk sari sedikit setelah istinsyaq ketiga. Penelitian
 menjaga pintu dan jendela tertutup menyebutkan, hidung manusia setelah bersih
dari kuman setelahistinsyaq akan tetap bersih
selama pertengahan pagi dan sore hari
selama 5 jam sebelum akhirnya tercemar lagi.
, ketika ada sebagian serbuk sari di
Oleh karena itu manusia perlu
udara membersihkannya lagi dengan cara wudhu
 mandi , cuci rambut Anda dan yang disertai istinsyaq.
mengubah pakaian Anda setelah Rasulullah SAW bersabda, “Sempurnakanlah
berada di luar wudhu, ratakanlah air di antara jari-jemari,
bersungguhlah dalam istinsyaq kecuali kamu membolehkan menjawab
berpuasa” (HR Bukhari dan Muslim). hamdalah pada waktu sholat
adalah hadits dhoif.
1. Berkumur-kumur, penelitian modern 2. Tasymit (mendoakan seserang
menetapkan berkumur-kumur dapat menjaga yang bersin)
mulut dan tenggorakan dari peradangan dan Wajib bagi yang mendengar
menjaganya dari terjadinya peradangan gusi. bacaan hamdalah untuk
Hal ini karena berkumur-kumur berfungsi mengucapkan tasymit yaitu
memelihara gigi dan membersihkannya dari “Yarhamukallaah” dan jika tidak
sisa-sisa makanan yang masih menempel. mendengar bacaan hamdalah dari
manfaat lain yang sangat penting adalah ia orang yang bersin, maka maka
dapat menguatkan sebagian urat wjaah dan tidak perlu mengucapkan tasymit
menjaga kebersihannya. Ini merupakan suatu bagi orang yang ada di
latihan penting yang telah dikenalkan oleh para sekelilingnya. Rasulullah SAW
pakar pendidikan olahraga. telah bersabda, “Sesungguhnya
Allah menyukai bersin dan
2. Membasuh hidung, sebuah penelitian yang membenci menguap, maka
dilakukan kelompok dokter di universitas apabila ia bersin, hendaklah ia
Alexendria yang menetapkan pada umumnya, memuji Allah dengan
orang-orang yang berwudhu secara terus mengucapkan Alhamdulillah.
menerus hidungnya bersih dari debu, kuman, Dan kewajiban bagi setiap
dan bakteri. muslim yang mendengarnya
untuk bertasymit
3. Membasuh wajah dan kedua tangan hingga (mendo’akannya).” (HR
kedua siku memiliki manfaat yang sangat besar Bukhari). Hadits ini
dalam menghilangkan keringat dari permukaan menunjukkan bahwa tasymit
kulit, Air wudhu juga berfungsi membersihkan adalah wajib bagi muslim yang
kulit dari kandungan minyak yang tertahan di mendengar bacaan hamdalah dari
kelenjar kulit. orang yang bersin.
3. Jawaban setelah mendengar
4. Membasuh kedua kaki seraya memijat-mijat orang yang bertasymit
dengan baik akan menciptakan perasaaan Apabila seseorang yang bersin
tenang dan nyaman, karena dikakilah terletak mengucapkan hamdalah
semua urat yang berhubungan dengan seluruh kemudian orang yang
anggota badan. mendengarnya bertasymit, maka
dianjurkan bagi yang bersin
Adab bersin Rasulullah SAW: untuk mengucapkan salah satu
1. Merendahkan suara dan menutup do’a berikut. Dan merupakan
mulut serta wajah saat bersin sunnah untuk mengucapkan doa-
Diriwayatkan dari Abu Hurairah doa tersebut secara bergantian.
radhiyallahu ‘anhu berkata a. Mengucapkan “Yahdiikumullaah
bahwa Rasulullah shallallahu wa yuslihu baalakum (semoga
‘alaihi wa sallam ketika bersin, Allah memberi hidayah dan
maka beliau menutup wajahnya memperbaiki keadaan kalian).”
dengan tangan atau bajunya (HR. Bukhari)
sambil merendahkan suaranya. b. Mengucapkan “Yaghfirullahu
2. Tidak memalingkan leher ke kiri lanaa wa lakum (semoga Allah
atau ke kanan ketika bersin mengampuni kita dan kalian
Hal ini agar tidak membahayakan semua).” (HR. Abu Dawud, an-
kesehatan meskipun dilakukan Nasai, dan Tirmidzi)
dengan alasan untuk menghindari c. Mengucapkan “Yaghfirullah
orang yang ada di depannya. lakum (semoga Allah
3. Mengeraskan bacaan hamdalah mengampuni kalian semua).”
meskipun sedang shalat wajib (HR. Bukhari dan an-Nasai)
Para ulama telah bersepakat atas d. Mengucapkan “ Yarhamunallah
dianjurkannya mengeraskan wa iyyaakum wa yaghfirullahu
hamdalah ketika bersin dalam lanaa wa lakum (semoga Allah
shalat, dan tidak disyari’atkan merahmati dan mengampuni
menjawabnya bagi yang kami dan kalian semua.” (HR.
mendengarkannya. Hadits yang Malik)
e. Mengucapkan “ Afaanallaah wa f. Mengucapkan ”Yarhamunallaah
iyyaakum minan naari wa iyyakum (semoga Allah
yarhamukumullaah (semoga merahmati kami dan kalian
Allah mengampuni kami dan semua)” (HR. At-Thabari)
kalian semua dari api neraka dan (Ummu Umar Al-Atsariyyah.
merahmati kalian semua)” (HR. 2010)
Bukhari)

DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W.A.Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.
Ganong, WF, 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 21th ed, ab. M. Djauhari
Widjajakusumah. Jakarta : EGC.
Guyton AC, Hall JE, 2008, Fisiologi Kedokteran edisi 11, ab. Setiawan dkk, Jakarta :
EGC.
Price,Wilson. 2006. ”Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit vol 2”.
Jakarta:EGC.
Raden, Inmar. (2013). Anatomi Kedokteran Sistem Respirasi. Jakarta. FKUY.
Small, P. and Kim, H. 2011. Allergic rhinitis. 7 (Suppl 1), p. S3. Available from: doi:
10.1186/1710-1492-7-S1-S3.

http://www.nytimes.com/health/guides/disease/allergic-rhinitis/prognosis.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21493/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai