Anda di halaman 1dari 81

15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR

DIREKTORAT JENDERAL
15 JAWABAN TEKNOLOGI
PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN
AKUAKULTUR
2014
UJUNG TOMBAK REKAYASA INOVATIF DAN ADAPTIF
15 JAWABAN TEKNOLOGI
AKUAKULTUR
UJUNG TOMBAK REKAYASA INOVATIF DAN ADAPTIF

KINERJA 2011-2014

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA


2014
15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR
UJUNG TOMBAK REKAYASA INOVATIF DAN ADAPTIF
KINERJA 2011-2014

Copyright @2014
Pertama kali diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Gedung Menara 165 Lantai 23 Jalan Tb. Simatupang Kav. 1 Jakarta Selatan

Pelindung
Sharif C. Sutardjo
Menteri Kelautan dan Perikanan

Pengarah
Slamet Soebjakto
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

Penanggung Jawab
Moh. Abduh Nurhidayat
Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

Editor
Agung Witjaksono

Penyusun
Sanksi Pelanggaran Rokhmat M. Rofiq
Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Pendukung
Tentang Hak Cipta Rudi Hartono
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
Ris Dewi Nowita
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling Sampul & Tata Letak
sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta), atau pidana penjara paling lama 7 (Tujuh) tahun Tohalim
dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan , atau men- Dilarang mengutip, menyalin, memperbanyak, dan menyebarluaskan
jual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak sebagian maupun keseluruhan isi buku ini, dengan cara apapun,
Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta.
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
x SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR xi

salah satu pilar penting dalam upaya peningkatan


Unit Pelaksana Teknis
produksi akuakultur yang ramah lingkungan.
(UPT) di bawah
Dukungan teknologi ini sangat signifikan dalam
naungan Direktorat
mengatasi berbagai permasalahan yang mungkin
Jenderal Perikanan
muncul dalam proses budidaya. Penggunaan induk
Budidaya (DJPB)
dan benih unggul, pakan yang sesuai dan efisien,
merupakan bagian
penanggulangan penyakit ikan, serta intensifikasi
tak terpisahkan dari
budidaya perikanan adalah beberapa contoh dari hasil
pengembangan
rekayasa teknologi yang inovatif dan adaptif. Yang
teknologi budidaya
sangat membanggakan, para pembudidaya begitu
di Tanah Air. Selain
antusias menerapkan temuan-temuan paket teknologi
sebagai salah satu
terapan yang dihasilkan oleh para perekayasa dan
produsen rekayasa
peneliti.
teknologi aplikatif
dan adaptif, UPT Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan
yang berjumlah 15 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB)
institusi dan tersebar merupakan bagian tak terpisahkan dari pengembangan
di berbagai daerah di teknologi budidaya di Tanah Air. Selain sebagai
Indonesia ini juga turut salah satu produsen rekayasa teknologi aplikatif
memberi bimbingan dan adaptif, UPT yang berjumlah 15 institusi dan
serta pendampingan tersebar di berbagai daerah di Indonesia ini juga turut
kepada para memberi bimbingan serta pendampingan kepada
pembudidaya di para pembudidaya di wilayah kerja masing-masing.
SAMBUTAN wilayah kerja masing- Sehingga paket teknologi yang dihasilkan oleh balai-
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN masing. balai ini pun lebih mudah diserap oleh para pelaku
usaha.
BUDIDAYA
Buku berjudul 15 Jawaban Teknologi Akuakultur:
Ujung Tombak Rekayasa Inovatif dan Adaptif sejatinya
Assalamualaikum Wr. Wb. merupakan sarana merekam rekayasa teknologi
Program industrialisasi perikanan berbasis perikanan budidaya terapan yang dihasilkan oleh
ekonomi biru (blue economy) yang digagas oleh lima belas UPT tersebut. Temuan-temuan penting,
Kementerian Kelautan dan Perikanan semakin inovatif, dan adaptif pada budidaya perikanan air tawar,
menunjukkan hasil positif. Paling tidak hal ini air payau, air laut, ikan hias, hingga penanggulangan
tercermin dari peningkatan produksi sektor perikanan penyakit ikan diulas secara lengkap dan mendalam.
budidaya (akuakultur) di Indonesia yang berkualitas Itulah sebabnya, substansi dari buku ini sangat layak
dan ramah lingkungan. Sebagai contoh, realisasi untuk dibaca oleh seluruh pemangku kepentingan di
kinerja program peningkatan produksi perikanan bidang perikanan budidaya di Indonesia.
budidaya pada tahun 2013 melampaui target, yakni
sebesar 13,3 juta ton dari target yang ditetapkan 13,2
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Realisasi kinerja juta ton. Peningkatan produktivitas ini tentu saja
terkait erat dengan beragam kebijakan dan program Jakarta, 2 September 2014
program peningkatan
produksi perikanan yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
budidaya pada tahun Kendati bukan menjadi faktor tunggal, namun Dr. Ir. Slamet Soebjakto, Msi.
2013 melampaui penerapan teknologi perikanan budidaya yang Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
target aplikatif, inovatif, dan adaptif telah terbukti menjadi
xii DAFTAR ISI 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR xiii

DAfTAR ISI
Mengenal UPT Akuakultur ........................1 Unit Pelaksana Teknis Perikanan
Sekilas 15 UPT Akuakultur ................................. 3 Budidaya Air Laut ..................................... 93
Teknologi Adaptif dan Inovatif ........................... 4 Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung 95
Prestasi UPT Akuakultur ..................................... 6 Balai Perikanan Budidaya Laut Batam ............ 100
Peningkatan Kualitas Produksi ............................ 8 Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok ......... 108
Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon ........... 119
Inovasi Teknologi Akuakultur ................... 11
Teknologi Budidaya Ikan Air Tawar ................. 13 Unit Pelaksana Teknis Pendukung
Utama Akuakultur .................................. 125
Teknologi Budidaya Ikan Air Payau .................. 15
Teknologi Budidaya Ikan Air Laut .................... 18 Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan Dan
Lingkungan Serang .......................................... 127
Teknologi Pendukung Akuakultur..................... 20
Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Karawang ......................................... 132
Budidaya Air Tawar .................................. 25 Balai Produksi Induk Udang Unggul Dan
Kekerangan Karangasem .................................. 141
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar
Sukabumi .......................................................... 26 Daftar Pustaka ........................................ 147
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi ....... 35
Daftar Pustaka ................................................. 148
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
Mandiangin........................................................ 42
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu...... 52

Unit Pelaksana Teknis Perikanan


Budidaya Air Payau ................................... 61
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau
Jepara ................................................................. 63
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung
Batee ................................................................. 68
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo 74
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar .... 82
MENGENAL
UPT AKUAKULTUR
2 MENGENAL UPT AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 3

SEKILAS 15 UPT AKUAKULTUR


Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
menaungi 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
tersebar di seluruh Indonesia. Belasan UPT ini terbagi
dalam beberapa kategori, mulai dari pelaksana teknis
di bidang budidaya perikanan air tawar, budidaya
perikanan air payau, budidaya perikanan air laut,
pengembangan kekerangan, kesehatan ikan hingga
layanan usaha. Salah satu tugas pokok dari belasan
lembaga pelaksana teknis tersebut adalah melakukan
inovasi dan rekayasa teknologi perikanan budidaya
(akuakultur) untuk kemudian diterapkan dalam
proses produksi.
Salah satu tugas Jika dipilah lebih detail, UPT bidang
pokok dari belasan pengembangan air tawar terdiri dari 4 balai, yaitu Balai
lembaga pelaksana Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
teknis tersebut Sukabumi di Jawa Barat, Balai Perikanan Budidaya
adalah melakukan Air Tawar (BPBAT) Jambi di Sumatera, BPBAT
inovasi dan rekayasa Mandiangin di Kalimantan Selatan, dan BBAT
teknologi perikanan Tatelu di Sulawesi Utara. BBPBAT Sukabumi
budidaya (akuakultur) sebagai balai besar merupakan UPT utama dalam
untuk kemudian pengembangan inovasi teknologi budidaya ikan air
diterapkan dalam tawar yang bekerja secara sinergis dengan 3 balai lain
proses produksi. untuk mendukung peningkatan produksi akuakultur
nasional yang berkualitas dan ramah lingkungan.
Untuk pengembangan perikanan budidaya air
payau, terdapat Balai Besar Perikanan Budidaya Air
Payau Jepara (BBPBAP) Jepara di Jawa Tengah, Balai
Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee
di Nanggroe Aceh Darussalam, BPBAP Situbondo
di Jawa Timur, dan BPBAP Takalar di Sulawesi
Selatan. Sementara untuk budidaya laut, ada Balai
Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung
di Sumatera, Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL)
Batam di Kepulauan Riau, BPBL Lombok di Nusa

15 UPT Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya


No UPT Air Tawar UPT Air Payau UPT Air Laut UPT Pendukung
1 BBPBAT Sukabumi BBPBAP Jepara BBPBL Lampung LP2IL Serang
2 BPBAT Jambi BPBAP Ujung Batee BPBL Batam BLUP2B Karawang
3 BPBAT Mandiangin BPBAP Situbondo BPBL Lombok BPIU2K Karangasem
Dirjen Perikanan Budidaya (kiri) 4 BPBAT Jambi Tatelu BPBAP Takalar BPBL Ambon
dalam kegiatan panen ikan
4 MENGENAL UPT AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 5

Tenggara Barat, dan BPBL Ambon di Maluku. Untuk inovasi teknologi budidaya ikan air payau
Inovasi teknologi UPT akuakultur
Adapun tiga UPT pendukung utama lainnya adalah antara lain pembenihan udang vanameii (produksi
merupakan keharusan tersebut dituntut
Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan induk dan benih), teknologi pembenihan kakap,
dalam meningkatkan untuk lebih kreatif
(LP2IL) Serang di Banten, Balai Layanan Usaha teknologi pembenihan kerapu hybrid, teknologi
produksi budidaya dan inovatif untuk
Produksi Perikanan Budidaya (BLUP2B) Karawang sterilisasi air laut dengan sistem UV, rekayasa
perikanan di menghasilkan
di Jawa Barat, dan Balai Produksi Induk Udang teknologi pembenihan dan alat grading benih ikan.
Indonesia. teknologi-teknologi
Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem di Sementara untuk budidaya ikan laut (marikultur),
terapan yang dapat
Bali. teknologi pembesaran ikan bawal bintang sudah cukup
dipergunakan
maju. Teknologi pembenihan kerapu tikus, kerapu
dengan mudah
TEKNOLOGI ADAPTIF DAN INOVATIF oleh masyarakat
macan, kakap putih, dan kakap merah juga sudah
sangat diakui oleh dunia internasional. Demikian
Inovasi teknologi merupakan keharusan dalam khususnya
pula inovasi pada teknologi budidaya kerang abalone,
meningkatkan produksi budidaya perikanan di pembudidaya.
tiram mutiara, rumput laut.
Indonesia. Apalagi, untuk mendorong program
industrialisasi perikanan budidaya berbasis blue
economy (ekonomi biru) diperlukan dukungan
perekayasaan melalui pengembangan inovasi
teknologi akuakultur. Itulah sebabnya, dukungan
dari 15 UPT ini memiliki porsi yang sangat strategis,
kaitannya dengan peningkatan kualitas perekayasaan
yang dihasilkan dari waktu ke waktu.
UPT akuakultur tersebut dituntut untuk lebih
kreatif dan inovatif untuk menghasilkan teknologi-
teknologi terapan yang dapat dipergunakan dengan
mudah oleh masyarakat khususnya pembudidaya.
Berbagai terobosan baru juga sangat penting
dilakukan guna mendukung program industrialisasi Udang windu
perikanan yang digalakkan oleh pemerintah pusat.
Karena itu, UPT sebagai ujung tombak penerapan
teknologi budidaya ikan yang adaptif dan inovatif
diharuskan berpikir global serta mempunyai wawasan
yang ke depan.
Untuk menyebut beberapa di antara hasil inovasi
teknologi perikanan air tawar yang dihasilkan oleh
berbagai UPT tersebut misalnya teknologi biofloc pada
budidaya lele dengan memanfaatkan mikroorganisme
terbukti bisa meningkatkan produksi. Teknologi
Ugadi (udang galah dan padi) atau Ugamedi (udang
galaha, gurame, dan padi) juga banyak dipuji dalam
keberhasilannya meningkatkan produksi secara
efisien. Itu sebabnya, dalam penerapan teknologi,
para pembudidaya ikan sebaiknya berkonsultasi
kepada para ahli, baik yang tersebar di kampus-
kampus perikanan ataupun ke balai-balai perikanan
yang tersebar luas di seluruh Indonesia.
6 MENGENAL UPT AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 7

Balai Besar Perikanan PRESTASI UPT AKUAKULTUR


Budidaya Air
Keseriusan ke-15 UPT itu merekayasa dan
Tawar (BBPBAT)
mengembangkan teknologi akuakultur telah banyak
Sukabumi di Jawa
diapresiasi, termasuk dalam bentuk penghargaan dari
Barat mendapat
berbagai instansi. Misalnya, Balai Besar Perikanan
penghargaan sebagai
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi di Jawa
UPT Dengan Kinerja
Barat mendapat penghargaan sebagai UPT Dengan
Terbaik Bidang
Kinerja Terbaik Bidang Perikanan Budidaya pada
Perikanan Budidaya
tahun 2012, UPT Berprestasi Dalam Penyediaan
pada tahun 2012,
Induk Unggul dan Penerapan Inovasi Teknologi
UPT Berprestasi
tahun 2013, dan Kinerja Auditor Sertifikasi CBIB
Dalam Penyediaan
Terbaik tahun 2013. BBPBAT Sukabumi merupakan
Induk Unggul dan
pusat pengembangan teknologi budidaya air tawar
Penerapan Inovasi
juga memiliki sejumlah inovasi teknik di bidang
Teknologi tahun 2013,
pakan alami maupun buatan, sebagai pusat penghasil
dan Kinerja Auditor
induk, calon induk, serta benih bermutu.
Sertifikasi CBIB
Terbaik tahun 2013. Tak kalah dengan BBPBAT Sukabumi, BPBAT
Jambi berhasil menorehkan prestasi yang sudah
berderet-deret. Pertama, 2010 balai tersebut pernah
mendapatkan penghargaan dari Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara yaitu Citra
Pelayanan Prima. Penghargaan diberikan langsung Para peneliti di
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain itu, BPBAT Jambi mendapatkan sertifikasi dan
laboratorium perikanan
akreditasi lab uji dengan standar ISO 17025. Status Pemenang II Penghargaan Adi Bakti Mina Bahari
ini sekaligus mengukuhkan laboratorium uji BPBAT BBPBAP Jepara
Katagori Laboratorium Kesehatan Ikan Tingkat
Jambi berstandar nasional bahkan internasional untuk tercatat pernah
Nasional.
parameter uji bakteri, parasit dan kualitas air. Juga, mendapat
penghargaan terbaik Sementara itu, sebagai balai utama di sektor
balai ini pernah mendapatkan penghargaan dari
dalam layanan budidaya air payau, BBPBAP Jepara tercatat pernah
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB)
masyarakat dari mendapat penghargaan terbaik dalam layanan
pada April 2014 menjadi UPT Terbaik Pendamping
Direktorat Jenderal masyarakat dari Direktorat Jenderal Perikanan
Teknologi Untuk Industrialisasi Patin di Sumatera.
Perikanan Budidaya Budidaya (DJPB). Sementara BPBAP Situbondo
UPT lain yang banyak mendapat penghargaan sudah mendapat sertifikat Cara Pembenihan Ikan
(DJPB). Sementara
adalah BPBAT Mandiangin di Kalimantan Selatan. yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik
BPBAP Situbondo
Pada tahun 2004, balai ini mengukir prestasi (CBIB) dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
sudah mendapat
sebagai Pemenang II Kinerja Kesehatan Ikan dan Demikian pula dengan BLUP2B Karawang yang
sertifikat Cara
Lingkungan Tingkat Nasional. Pada tahun 2007, memperoleh penghargaan dari Direktorat Jenderal
Pembenihan Ikan
UPT tersebut meraih Penghargaan Menteri Kelautan Perikanan Budidaya sebagai UPT Terbaik Dalam
yang Baik (CPIB) dan
Perikanan atas keberhasilan dalam mengembangkan Pengembangan Bisnis dan Investasi di Bidang
Cara Budidaya Ikan
pembenihan dan pembesaran ikan belida. Di Perikanan Budidaya di tahun 2013.
yang Baik (CBIB) dari
tahun 2009, BPBAT Mandiangin memperoleh
Direktorat Jenderal BBPBAP Lampung ada 2011 lalu mendapatkan
penghargaan sebagai Satker UPT Terbaik Lingkup
Perikanan Budidaya penghargaan dari Presiden SBY dalam pengembangan
Ditjen Perikanan Budidaya (Terbaik I) Berdasarkan
ikan kakap merah. Balai utama di bidang air payau ini
Pengawasan. Pada 2010, balai ini dinyatakan sebagai
8 MENGENAL UPT AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 9

dianggap berhasil membenihkan ikan kakap merah Jika dikaitkan dengan peran UPT dalam
Indonesia diakui
yang sebelumnya ditangkap dari alam. Balai ini juga peningkatan produksi, bisa disebutkan, misalnya,
berhasil meningkatkan
dianggap berhasil mengembangkan teknologi rumput sebagai salah satu balai utama, BBPBAT Sukabumi
produksi akuakultur
laut kultur jaringan. Selain itu, balai tercatat menjadi telah berhasil mengembangkan dan memproduksi
dengan sangat
yang pertama berhasil melakukan pembenihan ikan beberapa komoditas ikan air tawar yang unggul untuk
signifikan.
kakap putih pada tahun 1994, menjadi yang pertama mendukung program peningkatan produksi. Sebagai
Peningkatan target
berhasil mengembangbiakkan tripang, dan menjadi gambaran saja, pada tahun 2013, benih ikan yang
tersebut dimulai sejak
yang pertama berhasil melakukan pembenihan kuda diproduksi mencapai 17.620.430 untuk berbagai jenis
tahun 2010 sampai
laut. ikan air tawar. Sementara untuk calon induk balai ini
dengan tahun 2014
berhasil memproduksi sebanyak 138.423 ekor yang
PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI dengan peningkatan
terdiri dari berbagai jenis ikan.
sebesar 353%.
Produk perikanan budidaya Indonesia saat ini telah Contoh lain, pada 2013, BPBAT Jambi berhasil
BBPBAT Sukabumi
menjadi salah satu produk perdagangan global yang memproduksi induk unggul 170 ribu untuk seluruh
telah berhasil
sangat dibutuhkan dan diperhitungkan. Indonesia komoditas, baik ikan patin, nila, emas, lele, gurame,
mengembangkan
sebagai negara produsen perikanan budidaya terbesar dan jelawat. Padahal balai hanya ditargetkan
dan memproduksi
di dunia setelah Tiongkok didorong untuk terus memproduksi 100 ribu induk unggul. Untuk benih
beberapa komoditas
mempertahankan dan meningkatkan produksi baik balai ditargetkan memproduksi 3 juta dan larva
ikan air tawar
dari segi kuantitas maupun kualitas. Peningkatan 20 juta. Pada tahun 2013 lalu, target tersebut juga
yang unggul untuk
produksi dan daya saing produk akuakultur harus tercapai. Di BPBAT Mandiangin, pada 2013 jumlah
mendukung program
diikuti dengan standar kualitas produk sekaligus produksi induk dan calon induk (ikan mas, nila, lele,
peningkatan produksi
peningkatan efisiensi usaha budidaya. patin, papuyu, koi, grass carp, baung, koi) mencapai
63.798 ekor. Sementara total produksi benih di
Indonesia diakui berhasil meningkatkan produksi
tahun yang sama 9.254.900 ekor. Paling tidak,
akuakultur dengan sangat signifikan. Peningkatan
dari 3 UPT tersebut dapat dilihat bahwa produksi
target tersebut dimulai sejak tahun 2010 sampai
perikanan budidaya yang meningkat sangat signifikan
dengan tahun 2014 dengan peningkatan sebesar
belakangan ini terkait erat dengan dukungan dari
353%. Peningkatan besar tersebut dimaksudkan untuk
balai-balai teknis di bawah naungan Direktorat
mewujudkan mimpi agar Indonesia mampu menjadi
Jenderal Perikanan Budidaya.
yang terbesar di dunia. Pemenuhan target produksi
tersebut terutama digenjot dari 10 komoditas utama
yaitu udang, rumput laut, bandeng, kerapu, kakap,
nila, mas, lele, patin dan gurame. Tabel 2: Target Produksi Perikanan Budidaya 2009-2014
Di titik inilah, peran 15 UPT akuakultur Satuan : ton
menempati posisi yang sangat penting dalam No. Rincian 2009* 2010 2011 2012 2013 2014
Kenaikan
(%)
mendukung program industrialiasasi perikanan 2009-2014

budidaya di Indonesia. UPT sebagai ujung tombak Jumlah 4.780.100 5.376.200


12
6.847.500
27
9.415.700
38
13.020.800
38
16.891.000
30
353

penerapan teknologi adaptif dan inovatif menjadi 1 Rumput laut 2.574.000 2.672.800 3.504.200 5.100.000 7.500.000 10.000.000 392

penyokong utama produktivitas perikanan budidaya 2 Catfish


- Patin
332.600
132.600
495.600
225.000
749.000
383.000
1.146.000
651.000
1.777.000
1.107.000
2.783.000
1.883.000
836
1420
yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Sebagai - Lele
3 Nila
200.000
378.300
270.600
491.800
366.000
639.300
495.000
850.000
670.000
1.105.000
900.000
1.242.900
450
329
contoh, sepanjang 2012 lalu, produksi perikanan 4 Bandeng 291.300 349.600 419.000 503.400 604.000 700.000 240
5 Udang 348.100 400.300 460.000 529.000 608.000 699.000 200
budidaya mencapai 9,4 juta ton, naik dibanding - Udang windu 123.100 125.300 130.000 139.000 158.000 199.000 161

produksi tahun 2011 sebesar 6,8 juta ton. Sementara - Udang vaname
6 Mas
225.000
254.400
275.000
267.100
330.000
280.400
390.000
300.000
450.000
325.000
500.000
350.000
222
138
pada 2013, produksi perikanan budidaya meningkat 7 Gurame
8 Kakap
38.500
4.600
40.300
5.000
42.300
5.500
44.400
6.500
46.600
7.500
48.900
8.500
127
185
menjadi 13,3 juta ton atau 102% dari target 13,2 juta 9 Kerapu 5.300 7.000 9.000 11.000 15.000 20.000 377

ton.
10 Lainnya 553.000 646.700 738.800 925.400 1.032.700 1.038.700 287
4.780.100 5.376.200 6.847.500 9.415.700 13.020.800 16.891.000
INOVASI TEKNOLOGI
AKUAKULTUR
12 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 13

TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR


Unit Pelaksana Teknis (UPT) di sektor perikanan
budidaya telah mengembangkan banyak paket
teknologi terapan yang inovatif dan adaptif. Untuk
menyebut di antaranya adalah apa yang dikembangkan
oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar
(BBPBAT) Sukabumi seperti teknologi di bidang
pembenihan lele sangkuriang, inovasi pembenihan
gurame (aplikasi minagrow), produksi massal benih
udang galah, dan produksi massal benih nila jantan.
Di bidang perindukan, BBPBAT Sukabumi juga
melakukan rekayasa teknologi induk unggul (nila
sultana, nila gesit, lele sangkuriang I dan II).
Untuk pembesaran ikan, balai ini berhasil
menerapkan pembesaran lele (aplikasi minagrow
pada pakan, penggunaan vaksin, padat tebar
tinggi, probiotik, bioflok, NWS), pembesaran ikan
nila, patin, mas dengan aplikasi minagrow, serta
pembesaran Udang Galah bersama Padi (Ugadi)
maupun pembesaran Udang Galah, Gurame dan Padi
(Ugamedi). Cara ini sangat efektif untuk peningkatan
produksi ikan dan tentu saja meningkatkan taraf
pendapatan para pembudidaya.
Sementara untuk rekayasa teknologi bidang
kesehatan ikan dan lingkungan oleh BBPBAT
Sukabumi terlihat dari pengembangan produksi
vaksin glikoprotein KHV, produksi imuno stimulan
(chromium yeast), serta produksi probiotik dari
limbah ikan (lele, nila, patin, udang galah). Terkait
dengan teknologi nutrisi ikan, balai tersebut
mencatatkan hasil produksi pakan murah berkualitas
(untuk pembesaran dan induk) serta produksi pakan
alami (tubifex, lumbricus, daphnia).
Sementara itu, BPBAT Jambi telah berhasil
melakukan pelestarian plasma nutfah Jambi yaitu
Gurame Batanghari. Gurame Batanghari dari sungai
Batanghari pada 2013 sudah lulus uji untuk dirilis
sebagai nutfah baru yang bisa dikembangkiakkan
oleh masyarakat. BPBAT Jambi juga melakukan
pelestarian nutfah Jambi, misalnya ikan jelawat yang
selama ini masih mengandalkan tangkapan dari alam.
Aktivitas panen para Tak ketinggalan adalah pengembangan vaksin, pakan
dan melakukan segmentasi produksi benih yaitu
pembudidaya
14 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15

dengan kegiatan pengelondongan.


BPBAT Tatelu
membuat kegiatan Untuk BPBAT Mandiangin, dikembangkan
perekayasaan teknologi di bidang pembudidayaan terutama ikan
teknologi budidaya, spesifik lokal seperti papuyu, gabus, dan kelabau yang
kegiatan produksi sebelumnya belum bisa diadaptasi di lingkungan
induk, unggul dan budidaya dan masih mengandalkan hasil tangkapan.
benih bermutu, Juga teknologi bidang perbenihan untuk ikan
kegiatan pengawasan/ introduksi berupa ikan nila F3 Mandiangin hasil
supervisi, informasi, seleksi individu dan rekayasa teknologi kesehatan
penyediaan benih ikan dan lingkungan (vaksinasi dan imunostimulan).
calon induk serta Termasuk pengembangan teknologi budidaya ikan di
penyediaan pakan lahan gambut (patin, gabus, papuyu, nila).
murah Adapun BPBAT Tatelu mengembangkan
sejumlah komoditas ikan andalan. Komoditas
andalan dari balai ini adalah ikan nila, emas, patin,
lele, cacing, ikan hias, dan ikan sidat. BPBAT Tatelu
membuat kegiatan perekayasaan teknologi budidaya,
kegiatan produksi induk, unggul dan benih bermutu,
kegiatan pengawasan/supervisi, informasi, penyediaan
benih calon induk serta penyediaan pakan murah.
Kegiatan BPBAT Tatelu juga lebih banyak dirahkan Tambak dengan TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN AIR PAYAU
untuk mendukung peningkatan produksi di kawasan kincir
tersebut. Benih dan induk unggul menjadi prioritas Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau
segmen yang terus dikembangkan. (BBPBAP) Jepara merupakan salah satu ujung
tombak dari pengembangan perikanan air payau di
Indonesia. Dari balai besar ini, temuan dari teknologi
akuakultur kemudian diterapkan oleh masyarakat
luas melalui diseminasi. Sistem diseminasi yang
diterapkan dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain pelatihan formal, magang atau praktek
kerja lapang, dan demonstrasi langsung di lokasi
masyarakat pengguna. Induk udang windu adalah
salah satu produk unggulan BBPBAP Jepara. Untuk
produk andalannya, balai membangun jejaring
produksi agar kualitas dan kuantitasnya terpenuhi
untuk mendukung target produksi nasional.
Balai Besar Perikanan Sementara BPBAP Ujung Batee fokus
Budidaya Air Payau mengembangkan teknologi budidaya udang windu,
(BBPBAP) Jepara nila salin, udang pisang, kepiting bakau, udang galah,
merupakan salah ikan bandeng, ikan kerapu dan ikan rambeu (kuwe).
satu ujung tombak BPBAP Ujung Batee memiliki sejumlah keunggulan,
dari pengembangan antara lain merupakan sentral pengembangan budidaya
perikanan air payau di air payau untuk kawasan Sumatera, dukungan SDM
Indonesia. kompeten baik teknis dan administratif, dukungan
16 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 17

sumber daya alam khususnya di daerah Aceh yang


masih cukup baik untuk pengembangan komoditas
udang windu, udang pisang, nila salin dan bandeng
serta komoditas lainnya. Inovasi yang dikembangkan
BPBAP Ujung Batee dengan melihat karakteristik
geografis setempat. Penelitian lebih diarahkan kepada
pengembangan teknologi sederhana yang dapat
diterapkan secara massal dalam lingkup yang luas.
Adapun BPBAP Situbondo mengembangkan
berbagai macam rekayasa antara lain teknologi
produksi benih udang vanameii, bandeng, kerapu
dan hibridisasi kerapu. Lalu teknologi sterilisasi air
dengan penggunaan UV. Serta teknologi automatic
feeder dan teknologi grading benih. Teknologi
unggulan yang diterapkan balai ini adalah teknologi
pembenihan udang vanameii (produksi induk dan
benih), teknologi pembenihan kerapu, teknologi
pembenihan kerapu hybrid, teknologi sterilisasi
air laut dengan sistem UV, rekayasa teknologi
pembenihan dan alat grading benih ikan.
Mekanisme pembenihan di BPBAP Situbondo
sudah menerapkan teknik Cara Pembenihan Ikan
yang Baik (CPIB) dan pembesarannya sudah
menerapkan teknik Cara Budidaya Ikan yang Baik
(CBIB), dimana unit produksi yang ada di BPBAP
Situbondo sudah mendapat sertifikat CPIB dan
CBIB dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Produk yang dihasilkan sudah melalui kualitas kontrol
yang cukup ketat dan didukung hasil tes laboratorium
sehingga bebas jenis penyakit tertentu.
Di BPBAP Takalar antara lain dikembangkan
teknologi pembenihan dan budidaya rajungan
maupun kepiting bakau. Budidaya rajungan mulai
dari pembenihan hingga pembesaran ini bertujuan
untuk menghasilkan teknologi budidaya yang efektif,
efisien dan mudah diadopsi oleh masyarakat. Di lain
pihak, pengembangan teknologi ini diharapkan bisa
memberi alternatif mata pencaharian bagi masyarakat.
Pengembangan teknologi budidaya rajungan dan
kepiting ini telah dirintis sejak tahun 2004 dan telah
menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan.
Sebaran benih rajungan yang telah dihasilkan oleh
BPBAP Takalar telah didistribusikan ke berbagai Kolam budidaya
wilayah, antara lain Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. ikan
18 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 19

TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN AIR LAUT BPBL Ambon di lobster. Bawal bintang fokus dikembangkan karena
kawasan timur teknologinya sudah dikuasai secara penuh dan sudah
Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) disederhanakan. Rumput laut menjadi unggulan
Indonesia mengukir
Lampung sebagai UPT yang paling utama dalam untuk dikembangkan, karena teknologi produksi
pengembangan
pengembangan komoditas laut di Indonesia bibit unggul sudah ada. Produksi benih tiram
teknologi produksi
menerapkan produksi benih unggul dengan teknik mutiara menjadi fokus karena teknologinya sudah
benih kerapu bebek
marikultur yang cukup maju. Benih kerapu tikus, disederhanakan, sehingga mudah diadopsi masyarakat
dan kerapu macan
kerapu macan, kakap putih, dan kakap merah sudah pembudidaya.
serta ikan hias
rutin diproduksi dengan kualitas super. BBPBL Sementara itu BPBL Ambon di kawasan timur
(banggai cardinal fish,
Lampung punya ikon produk berupa ikan bawal Indonesia mengukir pengembangan teknologi
mandarin, blue divil
bintang, kerapu tikus, kerapu macan, kakap merah, produksi benih kerapu bebek dan kerapu macan
dan hybridisasi nemo)
dan kakap putih. Pengembangan beberapa jenis ikan serta ikan hias (banggai cardinal fish, mandarin, blue
di BBPBL Lampung paling tidak didasari oleh dua divil dan hybridisasi nemo). Meski demikian ada
alasan utama. Pertama, dari sisi nilai ekonomisnya. yang masih ditingkatkan seperti teknologi sistem
Kedua, balai secara perlahan melakukan rekayasa resirkulasi, manajemen produksi benih dan manajemen
teknologi yang secara otomatis terseleksi. Kecuali produksi ikan konsumsi. Para pembudidaya lokal
beberapa ikon itu, balai ini getol mengembangkan mengapresiasi dan berminat untuk mengaplikasikan
beberapa jenis ikan hias seperti nemo, blue devil teknologi-teknologi yang sudah dihasilkan oleh
yang permintaannya sudah rutin tiap bulan dari BPBL Lombok. Hal tersebut tidak lepas dari adanya
Bali, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Adapun ikan kegiatan magang dan pelatihan, pendampingan dan
cardinal fish yaitu ikan yang harganya mahal terus pengawasan teknologi, desiminasi, kunjungan, studi
disempurnakan pengembangannya. banding dan program promosi lainnya.
BPBL Batam sebagai salah satu UPT di bidang
marikultur di kawasan Kepulauan Riau dan dekat Keramba
dengan Singapura giat mengembangkan teknologi Jaring Apung
pembesaran ikan bawal bintang. Pengembangan ikan
jenis ini diharapkan memberi peluang usaha yang cerah
terutama di daerah Batam, Kepulauan Riau. Khusus
BPBL Lombok untuk wilayah Kepulauan Riau dengan menjamurnya
telah berhasil rumah makan dan seafood restaurant memberikan
mengembangkan peluang untuk usaha pembesaran ikan bawal bintang.
aplikasi teknologi Permintaan ikan bawal bintang konsumsi di daerah
sistem beberapa ini tak kurang dari 15 ton per tahun. Selain itu dengan
produk perikanan. adanya komoditas ini diharapkan membuka peluang
Balai ini usaha di bidang lainnya seperti pengolahan ikan
mengembangkan jenis pindang bawal bintang, ikan presto bawal bintang
produk perikanan maupun pengolahan ikan alternatif lainnya dengan
yang teknologinya bahan baku ikan jenis ini.
sudah dikuasai dan
mempunyai nilai jual BPBL Lombok telah berhasil mengembangkan
tinggi seperti kerang aplikasi teknologi sistem beberapa produk perikanan.
abalone, tiram mutiara, Balai ini mengembangkan jenis produk perikanan
rumput laut, ikan yang teknologinya sudah dikuasai dan mempunyai
kerapu, ikan bawal nilai jual tinggi seperti kerang abalone, tiram mutiara,
bintang dan lobster. rumput laut, ikan kerapu, ikan bawal bintang dan
20 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 21

LP2IL Serang menghasilkan


teknologi tepat guna di bidang
tes diagnosa yang mudah,
cepat dan akurat di bidang
pemeriksaan lingkungan
perairan, residu dan penyakit
ikan. Keunggulan balai
ini berada pada peralatan
laboratorium yang digunakan
merupakan teknologi canggih
yang ada saat ini.

TEKNOLOGI PENDUKUNG AKUAKULTUR


Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan
(LP2IL) Serang merupakan satu-satunya balai yang
mengembangkan metode analisis dan penyusunan
standar di bidang mutu obat ikan. Balai ini tidak
mempunyai tugas dan fungsi dalam produksi
perikanan budidaya, melainkan dukungan produksi
melalui kegiatan pengembangan sistem kesehatan
ikan dan lingkungan. Kendati demikian, LP2IL
Serang menghasilkan teknologi tepat guna di bidang
tes diagnosa yang mudah, cepat dan akurat di bidang
pemeriksaan lingkungan perairan, residu dan penyakit
ikan. Keunggulan balai ini berada pada peralatan
laboratorium yang digunakan merupakan teknologi
canggih yang ada saat ini.
Di samping itu, LP2IL menghasilkan
teknologi tepat guna di bidang test kit diagnostic,
pengembangan obat-obatan herbal, dan teknologi
vaksinasi. LP2IL diakui sebagai laboratorium rujukan
nasional di bidang pemeriksaan residu berbahaya oleh
masyarakat Uni Eropa. Balai ini merupakan anggota/
peserta organisasi profisiensi uji laboratorium se-
Asia Pasifik (ANQAP). LP2IL Serang telah sukses
menjadi rujukan bahkan beberapa pihak belajar
teknologi penanggulangan penyakit ikan. Antara
lain laboratorium pengujian negara-negara ASEAN Aktivitas peneliti di
(khusus untuk penyakit virus udang), perusahaan obat laboratorium perikanan
22 INOVASI TEKNOLOGI AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 23

ikan, laboratorium daerah, dan POSIKANDU (Pos


Pelayanan Ikan Terpadu).
Di lain tempat, Balai Layanan Usaha Produksi
Perikanan Budidaya (BLUP2B) Karawang memiliki
karakteristik yang lebih dibandingkan dengan
UPT lain karena mengembangkan usaha produksi
perikanan budidaya di 3 perairan yang berbeda yaitu
usaha produksi perikanan budidaya air tawar, usaha
produksi perikanan budidaya air payau dan usaha
produksi perikanan budidaya laut. Pengembangan
usaha produksi perikanan budidaya tersebut tentunya
tidak terlepas dari berbagai inovasi teknologi yang
telah dihasilkan. BLUP2B Karawang memiliki
kegiatan diseminasi atau pendampingan teknologi.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya dalam
mengenalkan dan memberikan informasi kepada
masyarakat tentang paket budidaya yang diterapkan
di BLUP2B Karawang.
Sementara itu Balai Produksi Induk Udang
Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem
di Bali mengembangkan inovasi teknologi terapan
adaptif untuk masyarakat pembudidaya, baik terkait
dengan perundangan maupun kekerangan. Inovasi
terhadap pengembangan pasar hasil rekayasa di balai
ini dilakukan dengan antara lain uji coba multilokasi
di berbagai unit pembenihan, pembesaran dan
bantuan induk kepada pelaku usaha. Untuk induk
udang vanameii, produksinya sangat diharapkan oleh
masyarakat pembudidaya udang. Begitu pula dengan
budidaya abalone dan tiram mutiara.
Untuk pembenihan, dilakukan dengan berbagai
metode, seperti koleksi indukan yang memiliki karakter
genetik yang baik, pematangan gonad dengan pakan
berkualitas, pengelolaan kualitas air dan penyakit,
perkawinan dan pemijahan, serta penetasan telur dan
pemeliharan larva. Untuk pembesaran, dilakukan
dengan cara penebaran benih yang berkualitas,
pengelolaan kualitas air dan penyakit, pengelolaan
pakan, vitamin dan multivitamin sesuai kebutuhan,
dan seleksi calon induk (fenotif dan genetik). Adapun
pemasaran dilakukan dengan pemesanan oleh pelaku
usaha kepada balai.
Kegiatan riset di
laboratorium perikanan
UNIT PELAKSANA
TEKNIS PERIKANAN
BUDIDAYA AIR TAWAR
26 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 27

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR


TAWAR SUKABUMI

PELOPOR UTAMA INOVASI


TEKNOLOGI AKUAKULTUR
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar
(BBPBAT) Sukabumi merupakan salah satu institusi
paling penting dalam pengembangan perikanan
budidaya, khususnya air tawar, di Indonesia. Tidak
hanya telah mengukir banyak sekali prestasi yang
membanggakan, Unit Pelayanan Teknis (UPT)
di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan
(DJPB KKP) ini juga semakin matang sebagai
lembaga riset perikanan bersama rentang sejarah yang
sangat panjang.
BBPBAT Sukabumi telah memulai kiprahnya jauh
sebelum era kemerdekaan Indonesia. Pada saat berdiri
tahun 1920, balai ini adalah Sekolah Kebudayaan
(Culture School). Di awal kemerdekaan, berubah
menjadi Sekolah Pertanian Menengah. Kemudian
pernah menjadi Pusat Pelatihan Perikanan. Lalu pada
medio 1976-2006 berubah menjadi Balai Budidaya
Air Tawar. Sementara pada 2006-2013 menjadi Balai
Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar. Sejak awal
2014 berubah nama menjadi Balai Besar Perikanan
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.
BBPBAT Sukabumi yang terletak di Kota
Sukabumi, Jawa Barat, memiliki luas 25,6 hektar.
Rinciannya, 3 hektar untuk perkantoran, 17 hektar area
perkolaman (121 kolam), dan 5 hektar perumahan,
pekarangan, serta sawah. Berada di ketinggian 700
meter dari permukaan laut, kawasan ini punya suhu
22-27 derajad celcius. Sampai sekarang, BBPBAT
Sukabumi mengambil sumber air dari Gunung Gede,
yakni dari Sungai Panjalu, Sungai Cipelang, dan
Sungai Cisarua. Balai besar ini memiliki total pegawai
yang sangat kompeten sebanyak 131 orang. Terdiri
dari 10 pejabat struktural, 25 perekayasa, 29 peneliti
dan perekayasa, 21 pengawas, 2 pranata hubungan
masyarakat, 1 pustakawan, 2 penyuluh, 41 orang
bagian umum.
Sebagai balai besar dan utama, BBPBAT
28 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 29

Sukabumi telah berhasil mengembangkan dan Keunggulan dan Inovasi BBPBAT Sukabumi
BBPBAT Sukabumi
memproduksi beberapa komoditas ikan air tawar.
telah mengukir No Keunggulan dan Inovasi
Baik berupa benih atau calon induk (ikan besar).
sejumlah prestasi,
Sebagai gambaran saja, pada tahun 2013, benih ikan 1 Pengembangan Teknologi Budidaya Air Tawar
antara lain UPT
yang diproduksi mencapai 17.620.430 dengan rincian 2 Inovasi/Rancang Bangun Teknik Budidaya Air Tawar Yang Adaftif dan Dapat
Dengan Kinerja
benih nila 5.292.300, lele 4.325.000, mas 2.111.400, Diadopsi Oleh Pelaku Pembudidaya
Terbaik Bidang
udang galah 3.066.300, patin 1.185.500, gurame
Perikanan Budidaya 3 Inovasi Teknik Pakan Alami (fase Larva dan Pendederan)
135.640, nilem 1.185.000, grass carp 235.000, silver
pada tahun 2012, 4 Inovasi Teknik Pakan Buatan (fase Pembesaran)
carp 256.300, dan ikan hias 25.990. Sementara untuk
UPT Berprestasi
calon induk balai ini berhasil memproduksi sebanyak 5 Penyiapan RSNI (Perbenihan, Produksi, Prasarana dan Sarana Budidaya,
Dalam Penyediaan
138.423 ekor, yang terdiri ikan nila 80.135, mas Serta Penyakit Ikan)
Induk Unggul dan
19.329, lele 17.553, udang galah 9.255, patin 6.500, 6 Penghasil Induk, Calin Unggul dan Benih Bermutu
Penerapan Inovasi
gurame 3.814, nilem 150, ikan hias 1.450, dan grass
Teknologi tahun 7 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan (Kualitas Air, Kesehatan Ikan,
carp 237.
2013, Kinerja Auditor Nutrisi dan Residu). KAN. LP -341-IDN Tahun 2006. (SNI ISO/IEC 17025:
Selain dari sisi besarnya jumlah produksi, Sertifikasi CBIB 2008)
BBPBAT Sukabumi telah mengukir sejumlah Terbaik tahun 2013.
prestasi, antara lain UPT Dengan Kinerja Terbaik 8 Laboratorium Acuan Pengujian Residu ( SK Otoritas Kompeten Pusat
Bidang Perikanan Budidaya pada tahun 2012, UPT Manajemen Mutu. KKP NO. 363/BKIPM/2011)
Berprestasi Dalam Penyediaan Induk Unggul dan 9 Lembaga Sertikasi Sistem Mutu (LSSM) AQSYS . KAN. LSSM-023-IDN Tahun
Penerapan Inovasi Teknologi tahun 2013, Kinerja 2008. SNI ISO/IEC 17021: 2011)
Auditor Sertifikasi CBIB Terbaik tahun 2013. 10 Sebagai Pusat Informasi dan Peningkatan Kompetensi Bagi Petugas Serta
Sebagai balai besar pula BBPBAT Sukabumi Pelaku Pembudidaya
juga memiliki sejumlah keunggulan dan inovasi. 11 Pengawalan Teknologi Budidaya (Kelompok dan Kawasan Minapolitan Serta
Indusrialisasi)
Prestasi BBPBAT Sukabumi
12 Koordinator Jejaring Pemuliaan dan Perbanyakan Induk, Calin Unggul (Nila,
No Penghargaan Tahun Lele Dan Mas). SK Menteri Kelautan Dan Perikanan KEP. 10/MEN/2012
1 SNI ISO/IEC 17025:2008(ISO/IEC 17025:2005) 2011 Antara lain balai ini merupakan pusat pengembangan
Akreditasi Untuk Kompetensi Laboratorium Kalibrasi teknologi budidaya air tawar, memiliki sejumlah
(Laboratorium Penguji) inovasi teknik di bidang pakan alami maupun buatan,
2 SNI ISO/IEC 17021:2011 BBPBAT Sukabumi Sebagai 2012 dan sebagai pusat penghasil induk, calon induk, serta
Lembaga Sertifikasi Manajemen Mutu benih bermutu. Kegiatan pembenihan
3 UPT Dengan Kinerja Terbaik Bidang Perikanan 2012 Setidaknya ada empat komoditas unggulan di dan pembesaran
BBPBAT Sukabumi. Yakni ikan nila, mas, lele, dan di balai Sukabumi
Budidaya
udang galah. Pemilihan keempat produk unggul lebih dilakukan
4 Juara Pertama Kontes Ikan Hias Koi Untuk Strain 2013 didasarkan pada minat masyarakat yang sangat tinggi melalui rekayasa
Koromo dan Tancho terhadap komoditas ikan konsumsi tersebut. Selain teknologi. Hasilnya
5 Unit berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) 2013 itu, BBPBAT Sukabumi juga sudah sangat menguasai didistribusikan ke
di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan teknologi budidaya keempat komoditas ini. seluruh balai budidaya
Kegiatan pembenihan dan pembesaran di balai ikan di Indonesia.
6 UPT Berprestasi Dalam Penyediaan Induk Unggul 2013
Sukabumi dilakukan melalui rekayasa teknologi.
dan Penerapan Inovasi Teknologi Hasilnya didistribusikan ke seluruh balai budidaya
7 Kinerja Auditor Sertifikasi CBIB Terbaik 2013 ikan di Indonesia. Volume dan jumlah produksinya
tergantung dari kebutuhan induk unggul dan benih
30 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 31

bermutu di wilayah kerja BBPBAT Sukabumi.


Demikian pula dengan produktivitas ikan. Untuk
ikan yang musiman, produksinya bergantung pada
musim pijah. Sedangkan ikan yang tidak musiman,
produksinya dilakukan di sepanjang tahun. Tapi
intinya, BBPBAT Sukabumi memang dimemasok
benih dan induk ikan air tawar secara nasional.
Penguasaan teknologi yang mumpuni oleh para
perekayasa di balai Sukabumi tidak hanya diakui
oleh para pemangku kepentingan perikanan budidaya
di dalam negeri, namun juga dunia internasional.
Lebih dari sekedar diakui dunia, beberapa negara
tercatat pernah menimba ilmu dari BBPBAT
Sukabumi. Negara-negara yang pernah belajar ke
balai Sukabumi antara lain Malaysia, Vietnam,
Myanmar, Afghanistan, Bangladesh, Sudah, dan
Kenya. Sementara dari dalam negeri, banyak pihak
yang telah belajar teknologi dan inovasi budidaya
ikan di BBPBAT Sukabumi, antara lain dari petugas
teknis dinas, pembudidaya ikan, masyarakat umum, Teknologi Pembenihan BBPBAT Sukabumi
mahasiswa, dan pelajar SMK kelautan-perikanan. BBPBAT Sukabumi No Teknologi Pembenihan
Yang pasti, BBPBAT Sukabumi terus berusaha terus berusaha 1 Rekayasa Teknologi Induk Unggul (Nila Sultana, Nila Gesit, Lele Sangkuriang I
melayani seluruh pemangku kepentingan di sektor melayani seluruh dan II)
perikanan budidaya atau akuakultur. Ke luar, para pemangku 2 Inovasi Teknologi pembenihan Lele Sangkuriang (Penggunaan Vaksin, Aplikasi
peneliti di balai ini seperti tak bosan membagi ilmu kepentingan di sektor Minagrow melalui Perendaman, Penggunaan Probiotik, Penggunaan Wadah
kepada masyarakat pembudidaya dan pihak lain. perikanan budidaya Pendederan Tertutup)
Ke dalam, mereka tak henti-hentinya meneliti dan atau akuakultur. Ke
3 Inovasi Pembenihan Gurame (Aplikasi Minagrow)
menciptakan teknologi perikanan air tawar yang pada luar, para peneliti di
gilirannya membuat produktivitas para pembudidaya balai ini seperti tak 4 Produksi Massal benih Udang Galah
menjadi semakin efisien dan berdaya saing. bosan membagi ilmu 5 Produksi Massal benih Nila Jantan (Sultana VS Gesit)
Teknologi yang dihasilkan para peneliti kepada masyarakat 6 Inovasi Produk dan Perbanyakan induk Ikan Mas (Minagrow, vaksin)
di BBPBAT Sukabumi merupakan hasil dari pembudidaya dan
perekayasaan yang aplikatif sehingga penerapannya pihak lain. Rekayasa Teknologi Unggulan BBPBAT Sukabumi
dapat mendukung peningkatan produksi perikanan No Rekayasa Teknologi
budidaya nasional. Hasil teknologi yang telah diuji 1 Vaksin DNA KHV
baik semi intensif maupun intensif merupakan
2 Mina Grow
Komoditas Unggulan BBPBAT Sukabumi 3 Pakan Murah Berkualitas
No Komoditas Unggulan Produksi 2013 4 Perbanyakan dan penyediaan Induk, Calon Induk Unggul dan Benih Bermutu
1 Ikan Mas Benih: 2.111.400, Calon Induk: 19.329 5 UGADI dan UGAMEDI
2 Ikan Nila Benih: 5.292.300, Calon Induk: 80.135 6 Pakan Alami ( Tubifex, Dapnia, Lumbricus)
3 Ikan Lele Benih: 4.325.000, Calon Induk: 17.553 7 Teknologi Probiotik
4 Udang Galah Benih: 3.066.300, Calon Induk: 9.255 8 Teknologi Bioflok
32 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 33

Teknologi Pembesaran BBPBAT Sukabumi


No Teknologi Pembesaran
1 Pembesaran Lele (Aplikasi Minagrow pada
Pakan, Penggunaan Vaksin, Padat Tebar
Tinggi, Bioflok, NWS)
2 Pembesaran Ikan Nila dengan Aplikasi
Minagrow
3 Pembesaran Ikan Patin dengan Aplikasi
Minagrow
4 Pembesaran Ikan Mas dengan Aplikasi
Minagrow
5 Pentokolan Juvenil Udang Galah Sistem
Apartemen
6 Pembesaran Sistem UGADI dan UGAMEDI
7 Pembesaran Udang Galah Intensif Padat Tebar
Tinggi
8 Pembesaran Ikan Mas Tahan Aeromonas dan
Kolam tanah untuk
KHV budidaya air tawar
9 Pembesaran Ikan Nila Total Aquaculture
(Padat Tebar Tinggi, Benih Bermutu, Minagrow,
Vaksin, Probiotik)
bentuk inovasi yang cocok diterapkan di banyak
tempat. Penyerapan produksi, baik benih maupun BBPBAT Teknologi Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBAT
induk, sungguh sangat terbantu dengan besarnya Sukabumi terus Sukabumi
minat masyarakat dalam mengembangkan budidaya menggelar No Teknologi Kesling
ikan. BBPBAT Sukabumi, sebagai institusi
terpercaya, tidak jarang diserbu para pelaku usaha
promosi baik 1 Produksi Vaksin Glikoprotein KHV
untuk mendapatkan benih dan induk unggul. Hal ini melalui leaflet 2 Aplikasi Vaksin Bakteri Aeromonas,
didorong oleh kebijakan pemerintah terkait penerapan maupun Streptococcus dan EdwardcielaIchtaluri
benih dan induk unggul dalam produksi akuakultur. brosur yang 3 Produksi Probiotik Dari Limbah Ikan (Lele, Nila,
Tak hanya sampai di situ. BBPBAT Sukabumi disebar kepada Patin, Udang Galah)
terus menggelar promosi baik melalui leaflet masyarakat luas. 4 Produksi Imuno Stimulan (Chromium Yeast)
maupun brosur yang disebar kepada masyarakat luas.
Penyebaran informasi ini semakin memperkuat minat
Penyebaran
publik untuk memasuki bisnis akuakultur. Adapun informasi Teknologi Nutrisi BBPBAT Sukabumi
yang sudah terlanjut menjadi pembudidaya ikan ini semakin No Teknologi Nutrisi
semakin agresif dalam menerapkan teknologi dan memperkuat 1 Produksi Pakan Murah Berkualitas
inovasi yang diciptakan oleh BBPBAT Sukabumi. minat publik untuk (Pembesaran dan Induk)
Toh, faktanya, pembudidaya lokal semakin banyak
dan semakin rajin datang ke balai tersebut untuk
memasuki bisnis 2 Produksi Pakan Alami (Tubifex, Lumbricus,
mempelajari teknologi yang berhasil dikembangkan. akuakultur. Daphnia)
34 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 35

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR


JAMBI

PRIORITASKAN REKAYASA
TEKNOLOGI ADAPTIF

Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT)


Jambi pada 2014 ini sudah berusia 20 tahun.
Tentu bukan usia muda untuk institusi riset bidang
perikanan budidaya air tawar. Lantaran sudah
cukup lama beroperasi itu pula, maka tak heran jika
balai yang sebelumnya bernama Balai Budidaya Air
Tawar Jambi itu telah melahirkan sejumlah prestasi
penelitian, riset dan inovasi dalam mengembangkan
teknologi perikanan budidaya air tawar.
Balai yang terletak di Provinsi Jambi ini berdiri
sejak 1994 dan mulai beroperasi pada 1995. Wilayah
kerja balai tersebut meliputi kawasan Pulau Sumatera,
dari Aceh sampai Lampung, termasuk Provinsi
Kepulauan Riau dan Provinsi Bangka Belitung. Balai
ini berdiri di atas tanah milik Pemerintah Provinsi
Jambi seluas 20 hektar. Namun pada 2013 lalu, balai
di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan
ini diberikan kepercayaan untuk menambah lahan
menjadi 22,5 hektar. Balai tersebut memiliki jumlah
kolam mencapai 100 unit kolam, mulai dari kolam
induk, kolam pendederan hingga kolam pembesaran.
Total karyawan yang bekerja di BPBAT Jambi
mencapai 112 orang, terdiri dari 68 Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan 44 tenaga kontrak. Dari total pegawai
itu, 80% di antaranya adalah pegawai di bidang teknis,
yang dalam struktur pegawai di balai adalah pejabat
fungsional. Pejabat fungsional yang mengurusi
teknis itu adalah perekayasa (melakukan kegiatan
perekayasaan terkait dengan teknologi terapan),
pengawas perikanan, pengawas budidaya, pengawas
benih dan pengawas penyakit ikan. Jadi, para pejabat
fungsional itu di antaranya bertugas monitoring
penyakit ikan dan lingkungan. Sementara yang
lainnya adalah pendukung di bidang administrasi.
Area budidaya air tawar Prestasi yang telah diukir BPBAT Jambi juga
36 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 37

sudah sangat banyak. Pertama, 2010 balai tersebut balai ini mendapatkan Prestasi BPBAT Jambi
mendapatkan penghargaan dari Kementerian pengharagan dari
Pemberdayaan Aparatur Negara yaitu Citra Pelayanan No Prestasi Tahun
Direktorat Jenderal
Prima. Ini adalah bentuk penghargaan bagi instansi 1 Citra Pelayanan Prima 2010
Perikanan Budidaya
yang baik dalam melakukan pelayanan publik. (DJPB) menjadi UPT 2 Sertifikasi Dan Akreditasi Lab Uji Standar ISO 17025 2012
Perwakilan dari Jambi ada sekitar 8 instansi mulai dari Terbaik Pendamping 3 UPT Terbaik Pendamping Teknologi Untuk 2014
rumah sakit umum, samsat, hingga jamsostek. Namun Teknologi untuk Industrialisasi Patin
BPBAT Jambi yang mendapatkan penghargaan Industrialisasi Patin di
tersebut. Yang memberi penghargaan adalah Presiden 4 Perekayasa Vaksin Eduarsela Etaluri 2013
Sumatera.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian, 5 Pelestarian Plasma Nutfah Gurame Batanghari 2014
penghargaan lainnya adalah laboratorium uji
BPBAT Jambi memperoleh sertifikasi dan akreditasi
laboratorium uji dengan standar ISO 17025. Status
ini sekaligus mengukuhkan laboratorium uji BPBAT
Jambi berstandar nasional bahkan internasional untuk
parameter uji bakteri, parasit dan kualitas air.
Untuk pendampingan pengembangan ikan patin
di wilayah Sumatera, balai ini juga mendapatkan
pengharagan dari Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya (DJPB) pada April 2014 menjadi UPT
Terbaik Pendamping Teknologi untuk Industrialisasi
Patin di Sumatera. Adapun pada 2013 lalu, untuk
produk hasil perekayasaan, hasil perekayasaaan
dari balai Jambi berupa vaksin eduarsela etaluri
diluncurkan dan diperbanyak oleh PT. Sanbe Farma.
Jadi isolat bakterinya datang dari kawasan yang ada
di Jambi, setelah itu balai memurnikannya, kemudian
dijadikan vaksin dan cukup efektif untuk penyakit ikat
patin yaitu eduarsela etaluri. Kegiatan ini bekerjasama
dengan PT. Sanbe Farma dan mau memproduksinya
secara massal. Inilah produk berupa hasil teknologi
yang sukses dikembangkan.
Selain itu, pada medio 2013-2014, BPBAT Jambi
telah berhasil melakukan pelestarian plasma nutfah
Jambi yaitu Gurame Batanghari. Gurame Batanghari
dari Sungai Batanghari awalnya belum bisa
dikembangbiakkan, meski sudah dimulai sejak tahun
2006. Jadi cukup lama perjalanannya hingga pada
tahun 2013 sudah lulus uji untuk dirilis sebagai nutfah
baru yang bisa dikembangbiakkan oleh masyarakat
dan kemudian dinamakan Gurame Batanghari.

Aktivitas di balai
perikanan budidaya
38 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 39

BPBAT Jambi memiliki produk yang paling


diunggulkan yaitu ikan patin. Patin, sebagai
komoditas andalan dalam industrialisasi perikanan
budidaya di tingkat nasional, juga sekaligus menjadi
andalan di balai ini. Sebenarnya dalam budidaya
patin di Jambi, ada ikan patin asli sungai lokal yaitu
ikan patin jambal. Itu adalah hasil perekayasaan yang
dulunya hasil penangkapan di sungai. Akan tetapi
sekarang sudah bisa dikembangbiakan di Jambi dan
sekitarnya. Perekayasaan patin lokal ini adalah buah
kerjasama antara BPBAT Jambi dengan Litbang
KKP dan peneliti dari Perancis.
Selain patin, balai ini juga punya andalan komoditas
ikan nila. Bahkan, untuk nila, dikembangkan beberapa
strain. Ada nila JICA, nila nirwana, nila gesit, nila
merah dan nila GIP. Yang menjadi khas BPBAT
Jambi adalah nila JICA. Dinamakan Nila JICA
karena dulu dikembangkan seiring dengan kegiatan
kerjasama dengan Japan Internasional Coorporation
Agency (JICA). Jadi JICA membawa nila unggul
dari Kagoshima di Jepang. Setelah itu kemudian
dikembangbiakkan di Jambi.
Di samping patin dan nila, balai ini juga
mengembangkan komoditas ikan mas, lele, jelawat
(kelemak), ikan hias yaitu ikan hias arwana Jambi
serta ikan botia atau ikan merah. Masih ada juga ikan
hias spesifik lokal yang dikembangkan misalnya ikan
betok yaitu digunakan untuk direstocking ke perairan
umum. Untuk meningkatkan tangkapan masyarakat
nelayan. Kolam budidaya ikan

BPBAT Jambi ditugaskan oleh DJPB KKP untuk


Komoditas Unggulan BPBAT Jambi Tercatat pada 2013,
memproduksi induk dan benih unggul. Induk dan
No Komoditas Unggulan BPBAT Jambi berhasil
benih unggul inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh
memproduksi induk
1 Patin para pembudidaya, khususnya di wilayah Sumatera
unggul 170 ribu untuk
dan daerah lain. Jadi, balai ini tidak memproduksi
2 Nila seluruh komoditas
atau menyediakan ikan untuk dikonsumsi, melainkan
3 Mas induk dan benih.
4 Lele Tercatat pada 2013, BPBAT Jambi berhasil
5 Jelawat memproduksi induk unggul 170 ribu untuk seluruh
komoditas, baik ikan patin, nila, emas, lele, gurame,
6 Botia
dan jelawat. Padahal balai hanya ditargetkan
7 Betok memproduksi 100 ribu induk unggul. Nyatanya
40 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 41

target tersebut berhasil dilewati. Untuk benih balai kandungan protein cukup baik yaitu antara 28-31%. BPBAT Jambi
ditargetkan memproduksi 3 juta dan larva 20 juta. Itulah formulasi yang dikembangkan. BPBAT Jambi pun melakukan
Pada tahun 2013 lalu, target tersebut juga tercapai. pun melakukan pelastarian nutfah Jambi, misalnya pelastarian nutfah
Telor ikan dan larva tersebut sudah didistribusikan. BPBAT Jambi bisa ikan Jelawat yang selama ini masih menangkap dari
memproduksi benih Jambi, misalnya ikan
Untuk gurame didistribusikan dalam bentuk telor alam, lalu berhasil mengembangbiakkan, termasuk Jelawat yang selama
sementara patin didistribusikan dalam bentuk larva. dan induk dalam pembenihan arwana Jambi.
jumlah besar lantaran ini masih menangkap
Dari tahun ke tahun, produksi benih di BPBAT Tak ketinggalan adalah pengembangan vaksin, dari alam, lalu berhasil
Jambi terus meningkat. bekerjasama dengan
Balai Benih Ikan (BBI) pakan dan melakukan segmentasi produksi benih mengembangbiakkan,
Dalam memproduksi induk, BPBAT Jambi lainnya yaitu dengan kegiatan pengelondongan. Kalau termasuk pembenihan
mengikuti protokol yang ada. Protokol atau selama ini pembesaran patin dimulai dari 2 inch, arwana Jambi.
standar operasional itu merupakan hasil perumusan dengan penggelondongan ini bisa menebar untuk
dari broadstock center yaitu masukan pakar- pembesaran antar 60-70 gram. Itu dilakukan di
pakar yang berasal dari universitas, litbang, balai, tambak percontohan di kawasan Pudak, Riau dan
sehingga membuat protokol itu sangat baik Jambi.
Kegiatan
untuk memperbanyak dan menghasilkan induk.
BPBAT Jambi pun mengikuti protokol tersebut. pembenihan ikan
Untuk broadstock center khusus ikan patin yang
mengeluarkan adalah BPBAT Jambi, khusus ikan
nila dan ikan mas dari BBPBAT Sukabumi.
Pada praktiknya, BPBAT Jambi bisa
memproduksi benih dan induk dalam jumlah besar
lantaran bekerjasama dengan Balai Benih Ikan
(BBI) lainnya. Karena, kalau hanya mengandalkan
fasilitas balai, produksinya terbatas. Balai ini, dalam
memproduksi benih dan induk, bekerjasama dengan
BBI di wilayah kerja setempat. Sebagai contoh, untuk
induk patin, BPBAT Jambi melakukan kerjasama
dengan BBI Centrak Tibun di Riau. Untuk nila,
kerjasama dilakukan dengan BBI Minang yang ada
di Sumatera Barat.
Untuk memacu produksi, balai ini juga bekerjasama
dengan pembudidaya yang ada di Bengkulu.
Termasuk bekerjasama dengan pembudidaya di sungai
Batanghari. Balai menyebarkan benih dan induk
kepada pembudidaya, dan mereka membesarkan dan
diproduksi sebagai calon induk. Sementara dalam
waktu bersamaan balai melakukan monitoring dan
seleksi induk sehingga produksi secara keseluruan balai
meningkat karena bekerjasama dengan pembudidaya.
Dalam proses penciptaan benih unggul, BPBAT
Jambi melakukan seleksi individu atau persilangan
dan hibridisasi ikan. Dengan menggunakan protein
gold hormon atau rekombinan. Balai juga membuat
formulasi pakan dengan bahan baku lokal yang punya
42 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 43

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR


MANDIANGIN

FOKUS TEKNIK BUDIDAYA


KOMODITAS LOKAL
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT)
Mandiangin berdiri sejak 1994. Balai yang berlokasi di
Kalimantan Selatan ini beberapa kali berubah nama,
mulai dari Loka Balai Air Tawar Mandiangin pada
1994, Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Mandiangin
di tahun 2006, hingga menjadi Balai Perikanan
Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin pada
2014 sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) dari
Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) yang secara
administrasi dan teknis bertanggung jawab kepada
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB).
BPBAT Mandiangin memiliki beberapa bagian
dalam kompleks balai, yang terdiri dari lokasi utama
berupa unit perkolaman serta lokasi utama berupa
laboratorium nutrisi dan kesehatan ikan. Selain lokasi
utama, balai juga memiliki lokasi pengembangan
yang terdiri dari unit perkolaman di instalasi budidaya
bincau dan di instalasi pulau pisau. Adapun jumlah
karyawan dari balai ini mencapai 63 orang di antaranya
perekayasa 10 orang dan teknisi peneliti dan pereyasa
sejumlah 10 orang.
44 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 45

Penghargaan BPBAT Mandiangin


No Penghargaan Tahun
1 Peserta terbaik I Pameran Poster Lintas UPT 2002

2 Nominasi Kinerja Lobaratorium Kesehatan Ikan Dan Lingkungan 2003

3 Pemenang II kinerja Kesehatan Ikan dan Lingkungan Tingkat 2004


Nasional
4 Penghargaan Menteri Kelautan Perikanan atas keberhasilan dalam 2007
mengembangkan pembenihan dan pembesaran ikan Belida

5 Satker UPT Terbaik Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya (terbaik I) 2009


Berdasarkan Pengawasan

6 Sertifikat CPIB Pembenihan Ikan Nila di Instalasi Bincau 2010

7 Presenter terbaik pada Indonesian Aquaculture di Bandar Lampung 2010

8 Pemenang II Penghargaan Adi Bakti Mina Bahari Katagori 2010


Laboratorium Kesehatan Ikan Tingkat Nasional

9 Sertifikat CBIB Ikan Nila Di Instalasi Bincau 2010

CBIB ikan patin siam di kolam di instalasi budidaya ikan lahan gambut 2012
Pulang Pisau
10 Certificate testing laboratory tahun 2008 dan reakreditasi 2012 2012

11 Penghargaan dari dinas Peternakan Perikanan Darat Kabupaten 2013


Bangli Provinsi Bali dalam rangka pendampingan teknis di kawasan
minapolitan
12 Presenter terbaik acara pertemuan teknis litkayasa di Denpasar 2013

13 Sertifikat CPIB ikan patin siam di Mandiangin 2013

14 Sertifikat CPIB ikan mas di Mandiangin 2013

15 Sertifikat CPIB ikan lele di Mandiangin 2013

16 Sertifikat CPIB ikan nila di instalasi Bincau 2013


46 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 47

Keunggulan BPBAT Mandiangin


No Keunggulan Balai
1 Mempunyai ikan unggulan komoditas spesifik
lokal (Gabus, papuyu, jelawat, kelabau dll) yang
dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan
domestik dalam rangka mendukung kebijakan
peningkatan ketahanan pangan dan gizi
2 Melakukan produksi induk dan benih unggul
untuk komoditas mas, lele, nila, patin
dalam rangka mendukung GAUL (Gerakan
Penggunaan Induk Unggul)
3 Kegiatan diseminasi dilakukan untuk
pendampingan wilayah kerja yang terdiri dari
8 propinsi (Kalbar, Kaltim, Kalsel, Kalteng,
Kaltara, Bali, NTB, NTT)
4 Pelayanan Laboratorium (telah terakreditasi
tahun 2008) dan Re-akreditasi tahun 2012

Komoditas Ikan Unggulan BPBAT Mandiangin


No Komoditas Unggulan
1 Ikan Mas (Cyprinus carpio L)
2 Ikan Nila ( Oreocromissp)
3 Ikan Patin ( Pangasiussp)
4 Ikan Lele (Clarias sp.)
5 Ikan Gabus (Channa striata)
6 Ikan Papuyu ( Anabas testudineus)
7 Ikan Kelabau (Osteochillus melanopleura)
Kolam budidaya
Pada 2013 jumlah produksi induk dan calon induk Volume dan Nilai Produksi dari Ikan Unggulan tahun 2013
Ada 7 komoditas
(ikan mas, nila, lele, patin, papuyu, koi, grass carp,
unggulan di BPBAT No. Jenis Ikan Jumlah Benih (ekor) Jumlah Calon Induk/Induk
baung, koi) mencapai 63.798 ekor. Sementara total
Mandiangin, yakni (ekor)
produksi benih di tahun yang sama 9.254.900 ekor.
ikan mas, nila, patin,
Setidaknya, ada 7 komoditas unggulan di BPBAT 1. Mas 121.200 10.204
lele, gabus, papuyu,
Mandiangin, yakni ikan mas, nila, patin, lele, gabus, 2. Nila 478.000 44.767
dan kelabau
papuyu, dan kelabau. Pengembangan ikan mas,
3. Patin 8.519.000 3.302
patin, nila, dan lele untuk menyediakan kebutuhan
induk dan benih unggul di wilayah kerja BPBAT 4. Lele 86.000 3.743
Mandiangin. Pengembangan ikan papuyu dan gabus 5. Papuyu 127.200 1.668
karena mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sangat 6. Gabus 10.000 3.000
digemari oleh masyarakat Kalimantan serta dalam
7. Kelabau 49.000 3.000
rangka ketahanan pangan dan pemenuhan gizi
48 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 49

masyarakat. Adapun ikan kelabau dikembangkan


sebagai komoditas alternatif untuk diversifikasi
Kegiatan pembenihan Peneliti laboratorium
dan pembesaran
komoditas perikanan.
dilakukan sesuai
perikanan
Kegiatan pembenihan dan pembesaran dilakukan dengan karakter
sesuai dengan karakter komoditas (jenis ikan). komoditas (jenis ikan).
Kegiatan pembenihan dapat dilakukan secara alami, Kegiatan pembenihan
semi buatan, dan buatan. Sedangkan pembesaran dapat dilakukan
dilakukan di unit perkolaman dan karamba milik secara alami,
BPBAT Mandiangin. Mekanisme pemasaran secara semi buatan, dan
umum adalah konsumen datang ke lokasi budidaya buatan. Sedangkan
atau ikan diantar sampai ke tempat pembeli. Sementara pembesaran dilakukan
target pasar yang dibidik oleh BPBAT Mandiangin di unit perkolaman dan
adalah permintaan ikan spesifik lokal (papuyu, gabus, karamba milik BPBAT
jelawat) yang stabil serta ikan introduksi (mas, nila, Mandiangin.
patin) yang menghasilkan bobot yang lebih tinggi.
Lantas bagaimana kualitas teknologi balai ini
dibanding negara lain? Tiga negara yang dapat
dijadikan sebagai pembanding yaitu Kenya, Belanda,
dan Jepang karena ketiga perwakilan negara tersebut Teknologi Unggulan BPBAT Mandiangin
pernah melakukan studi di BPBAT Mandaingin. No Teknologi Unggulan
Dibandingkan dengan negara Kenya, teknologi 1 Teknologi Produksi induk dan benih unggul melalui
budidaya BPBAT Mandiangin dapat dikatakan lebih pemuliaan dan perbanyakan
unggul. Hal ini dilihat dari tujuan perwakilan negara
tersebut untuk belajar dan mengadopsi teknologi 2 Rekayasa Teknologi budidaya ikan air tawar
budidaya yang diterapkan di BPBAT Mandiangin. 3 Rekayasa Teknologi dan produksi nutrisi (pakan
Penerapan teknologi balai dipelajari juga oleh alami, pakan buatan, pengkayaan melalui
penambahan probiotik dan enzym)
4 Rekayasa teknologi kesehatan ikan dan
lingkungan (vaksinasi dan imunostimulan)

Dibandingkan dengan Pengembangan Teknologi BPBAT Mandiangin


negara Kenya, No Pengembangan Teknologi
teknologi budidaya
BPBAT Mandiangin 1 Teknologi di bidang pembenihan ikan spesifik lokal
dapat dikatakan lebih 2 Teknologi pembenihan ikan introduksi melalui
unggul. kegiatan pemuliaan dan perbanyakan, contoh:
ikan Nila f3 Mandiangin
3 Pelepasan varietas (release) ikan spesifik lokal
(Ikan Papuyu)
4 Teknologi produksi pakan alami dan buatan serta
pengakayaan pakan
5 Teknologi di bidang pengendalian hama dan
penyakit ikan serta vaksinasi
50 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 51

Inovasi Teknologi BPBAT Mandiangin BPBAT Mandiangin pembudidaya lokal? Pertama, melakukan kegiatan
terus melakukan percontohan budidaya yang apat dijadikan panutan
No Inovasi Teknologi oleh pembudidaya. Kedua, melakukan pembinaan
terobosan dalam
1 Teknologi di bidang pembudidayaan terutama dan pendampingan teknis terhadap stakeholder
mengembangkan
ikan spesifik lokal seperti papuyu, gabus, dan (pemangku kepentingan). Ketiga, melakukan kegiatan
teknologi perikanan
kelabau yang sebelumnya belum bisa diadaptasi uji multilokasi terhadap komoditas tertentu yang
budidaya. Antara
di lingkungan budidaya dan masih mengandalkan memerlukan. Keempat, menyebarluaskan informasi
lain, mengajukan
hasil tangkapan budidaya dalam bentuk lisan dan tulisan. Kelima,
pelepasan varietas
2 Teknologi bidang perbenihan untuk ikan introduksi (release) komoditas melakukan kegiatan apresiasi/pelatihan bagi petugas
berupa ikan nila f3 Mandiangin hasil seleksi domestikasi, menjalin teknis/pembudidaya/UPR se-wilayah kerja.
individu kemitraan dengan BPBAT Mandiangin terus melakukan terobosan
3 Teknologi di bidang nutrisi berupa pengkayaan BBI sentral dan dalam mengembangkan teknologi perikanan
pakan dengan menggunakan probiotik dan enzym lokal dalam rangka budidaya. Antara lain, mengajukan pelepasan
percepatan induk varietas (release) komoditas domestikasi, menjalin
4 Teknologi di bidang penanganan terhadap hama
induk dan benih, dan kemitraan dengan BBI sentral dan lokal dalam rangka
dan penyakit ikan berupa vaksinasi ikan
menjalin kemitraan percepatan induk induk dan benih, dan menjalin
5 Teknologi budidaya ikan di lahan gambut (patin, dengan UPR dan kemitraan dengan UPR dan pembudidaya dalam
gabus, papuyu, nila) pembudidaya dalam rangka menerapkan teknologi yang dihasilkan oleh
beberapa pihak di antaranya kalangan akademisi rangka menerapkan balai. Selain itu, BPBAT Mandiangin juga terus
(pelajar SMK dan mahasiswa perikanan), teknologi yang meningkatkan inovasi teknologi yang dapat langsung
pembudidaya, unit pembenihan rakyat, masyarakat dihasilkan oleh balai. diterapkan di masyarakat pembudidaya melalui
sekitar, dan petugas teknis Dinas Kelautan dan kegiatan perekayasaan serta meningkatkan pelayanan
Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota, Balai Benih publik dalam hal teknologi budidaya, hasil kegiatan
Di wilayah BPBAT
Ikan tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah budidaya, nutrisi, dan pengendalian hama penyakit
Mandiangin, selain
kerja. ikan.
membudidayaan
ikan di lahan Di wilayah BPBAT Mandiangin, selain
gambut, budidaya membudidayaan ikan di lahan gambut, budidaya
ikan juga diarahkan ikan juga diarahkan mengembangkan ikan lokal.
mengembangkan Untuk itu, balai ini melalui promosi dalam bentuk
ikan lokal. Untuk pameran dan tulisan (leaflet, booklet, jurnal) sekaligus
itu, balai ini melalui meningkatkan kerjasama kemitraan dengan pelaku
promosi dalam bentuk budidaya di masyarakat dan Dinas Perikanan Provinsi/
pameran dan tulisan Kabupaten/Kota melalui Balai Benih Ikan (BBI).
(leaflet, booklet, Sementara di lain pihak, minat pembudidaya
jurnal) sekaligus lokal terhadap produk balai cukup tinggi. Hal ini
meningkatkan ditandai dengan banyaknya permintaan benih/
kerjasama calon induk/induk di masyarakat serta banyaknya
kemitraan dengan masyarakat yang berkonsultasi, magang dan
pelaku budidaya di permohonan pendampingan teknologi. Secara
masyarakat dan Dinas umum, jumlah pembudidaya lokal meningkat sejak
Perikanan Provinsi/ balai ini berdiri. Saat ini telah banyak pembudidaya
Kabupaten/Kota dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang mampu
melalui Balai Benih memproduksi sendiri.
Ikan (BBI).
Apa saja yang dilakukan balai untuk menarik animo
52 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 53

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR


TATELU

TRANSFORMASI INDUSTRI
PERIKANAN DI INDONESIA
TIMUR

Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT)


Tatelu berlokasi di Desa Tatelu, Kecamatan
Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi
Sulawesi Utara. Sekitar 35 km dari Kota Manado.
Luas area BPBAT Tatelu 12,6 hektar, yang terdiri
dari areal perkolaman, laboratorium, indoor hatchery,
aula, rumah dinas , perkantoran, asrama serta sarana
penunjang lainnya. Sebagai Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
(DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) di bidang budidaya air tawar, BPBAT Tatelu
memiliki wilayah kerja Indonesia bagian timur yaitu
Sulawesi, Maluku dan Papua.
BPBAT Tatelu telah meniti sejarah yang cukup
panjang. Namanya pun sudah berubah beberapa kali.
Antara lain, pada tahun 2006, melalui Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan No. 9/2006, balai
yang sebelumnya bernama Loka Budidaya Air
Tawar Tatelu berubah menjadi Balai Budidaya
Air Tawar Tatelu (BBAT Tatelu), dan pada 2014
berubah menjadi Balai Perikanan Budidaya Air
Tawar (BPBAT) Tetelu. Kendati berubah nama,
tugas utama BPBAT Tatelu adalah melaksanakan
penerapan teknik pembenihan dan pembudidayaan
ikan air tawar serta pelestarian sumberdaya benih ikan
dan lingkungan di wilayah kerja.
BPBAT Tatelu menyelenggarakan banyak fungsi
di antaranya yaitu pengkajian standar pengawasan
benih, pembudidayaan, serta pengendalian hama dan
penyakit ikan air tawar. Ada juga fungsi pengkajian
standar pengendalian lingkungan dan sumber daya
induk/benih ikan air tawar. Yang tak kalah penting,
balai melaksanakan sistem jaringan laboratorium
pengujian, pengawasan benih, dan pembudidayaan
ikan air tawar. Adapun aspek penting untuk
54 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 55

menjamin kualitas produk perikanan budidaya maupun ikan konsumsi ke wilayah timur terhitung
adalah kesehatan ikan dan lingkungan. Itu sebabnya, Industri perikanan cukup mahal. Perbaikan sarana transportasi ke depan
balai terus mendorong pembudidaya ikan agar di Indonesia timur diharapkan terus membaik yang pada akhirnya
mampu memahami cara atau upaya pencegahan dan memiliki perbedaan distribusi produk perikanan akan lebih terjamin dan
pengendalian penyakit ikan dengan menggunakan mendasar dengan berdaya saing.
Komoditas andalan yang berada di
vaksin. Vaksin adalah antigen yang dapat merangsang dari balai ini adalah Industri perikanan di Indonesia timur memiliki
terbentuknya antibodi spesifik dalam tubuh dan wilayah barat.
ikan nila, emas, patin, Perbedaan itu perbedaan mendasar dengan yang berada di wilayah
mampu melindungi individu dari serangan penyakit lele, cacing, ikan hias, barat. Perbedaan itu terletak pada cara pikir masyarakat
yang homolog dengan jenis vaksin. terletak pada cara
dan ikan sidat. Sidat pikir masyarakat yang berasal dari fakta bahwa wilayah mereka memiliki
Sebagai salah pusat pengembangan teknologi ikan yang merupakan yang berasal dari anugerah kekayaan alam yang melimpah, termasuk
air tawar, bahkan menjadi yang terdepan di kawasan ikan yang hidup di fakta bahwa wilayah kekayaan alam berupa ikan. Dari titik inilah, BPBAT
Indonesia timur, BPBAT Tatelu mengembangkan danau dan air bersih. mereka memiliki Tatelu selalu berusaha menyesuaikan diri. Balai ini
sejumlah komoditas ikan andalan. Komoditas andalan Ikan yang sekilas anugerah kekayaan berupaya memberi contoh langsung ke masyarakat,
dari balai ini adalah ikan nila, emas, patin, lele, cacing, mirip belut ini banyak alam yang melimpah, yang sebelumnya berpikir menangkap ikan lebih
ikan hias, dan ikan sidat. Sidat yang merupakan ikan terdapat di wilayah termasuk kekayaan prospektif ketimbang menjadi pembudidaya ikan.
yang hidup di danau dan air bersih. Ikan yang sekilas Sulawesi. Komoditas alam berupa ikan. Balai ini tak pernah lelah berusaha
mirip belut ini banyak terdapat di wilayah Sulawesi. tersebut banyak menyeimbangkan pola pikir dari menangkap ke
Komoditas tersebut banyak digemari dan diminati digemari dan diminati budidaya dengan contoh nyata dan langsung. Apalagi
masyarakat Jepang, Korea, China dan Taiwan. masyarakat Jepang, fakta yang dirasakan masyarakat sebagian di antaranya
Kecuali fokus mengembangkan penelitian Korea, China dan bahwa di Indonesia timur menangkap ikan sangat
beberapa jenis ikan, kegiatan BPBAT Tatelu Taiwan. mudah, sedangkan di budidaya ikan butuh waktu
juga lebih banyak diarahkan untuk mendukung
peningkatan produksi di kawasan tersebut. Benih
dan induk unggul menjadi prioritas segmen yang
terus dikembangkan. Pengembangan benih dan
calon induk unggul dilaksanakan agar kebutuhan
masyarakat perikanan di wilayah ini bisa terpenuhi.
Itu sebabnya, balai melakukan kemitraan dengan
kelompok usaha perikanan untuk mempermudah
penyebaran induk dan benih bermutu tersebut.
Di satu pihak, penyerapan komoditas benih
perikanan yang berasal dari balai sangat baik.
Masyarakat pelaku usaha perikanan cukup menyadari
bahan baku seperti benih dan induk unggul menjadi
titik tolak produksi yang berkualitas dengan hasil
memuaskan. Di lain sisi, penyerapan ikan konsumsi,
seperti nila dan mas, juga cukup menggembirakan.
Ikan sidat yang merupakan produk andalan terus
digenjot dengan mempertimbangkan kelestarian alam
karena benih sidat menangkap dari alam.
Yang jelas, di Indonesia timur, termasuk di daerah
Tatelu, biaya logistik sangat tinggi. Hal ini disebabkan
oleh infrastruktur yang tidak sebagus di wilayah barat Pengepakan
Indonesia. Sehingga, pengiriman benih, calon induk, benih ikan
56 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 57

hingga 3 bulan untuk sekali panen. Sehingga, untuk


mereka, sambil membuat arah tangkapan yang benar,
juga mengarahkan tangkapan untuk berbudidaya.
Contoh menangkap di laut kalau ukurannya terlalu
kecil, maka lebih baik dimasukkan ke tambak,
agar tumbuh besar dan bisa diambil setelah ukuran
konsumsi.
Upaya mengubah perilaku para pelaku usaha Di wilayah Papua,
perikanan di kawasan timur, termasuk di wilayah khususnya di
kerja BPBAT Tatelu, membutuhkan intensitas Jayapura, potensi
pada para budidaya untuk merubah gaya insan pengembangan ikan
perikanan di sana. Misalnya, di wilayah Papua, nila cukup bagus.
khususnya di Jayapura, potensi pengembangan Namun masyarakat
ikan nila cukup bagus. Namun masyarakat melihat melihat kekayaan
kekayaan alam daerahnya yang melimpah membuat alam daerahnya yang
kegiatan budidaya belum menjadi prioritas. Terhadap melimpah membuat
masalah ini balai memberi contoh langsung bahwa kegiatan budidaya
budidaya ikan juga sangat menguntungkan. Strategi belum menjadi
khusus untuk menstimulasi para pembudidaya di prioritas.

Kegiatan budidaya di
kolam ikan

Indonesia timur dengan membuat contoh menjadi


sangat efektif dijalankan oleh BPBAT Tatelu dalam
mengembangkan perikanan budidaya air tawar di
wilayah kerja. Kesuksesan percontohan ini pada
gilirannya menjadi suatu rangsangan untuk ditiru
banyak pelaku usaha perikanan.
BPBAT Tatelu juga memperkenalkan rekayasa
teknologi kepada masyarakat pembudidaya.
Perekayasaan teknologi budidaya ini berbasis argo
bisnis dan melaksanakan alih teknologi kepada dunia
usaha. Untuk itu, BPBAT Tatelu membuat suatu
kegiatan utama, yakni kegiatan perekayasaan teknologi
budidaya, kegiatan produksi induk, unggul dan benih
bermutu, kegiatan pengawasan/supervisi, informasi,
penyediaan benih calon induk serta penyediaan pakan
murah. Dengan segala kegiatan dan fasilitas yang
dimiliki, BPBAT Tatelu merupakan salah satu pusat
akuakultur guna memenuhi permintaan benih/induk
58 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 59

di Indonesia Timur.
Yang pasti, Indonesia bagian timur punya potensi Kolam budidaya
budidaya air tawar yang sangat melimpah, tinggal
bagaimana mengubah cara pikir dan kebiasaan
perilaku masayarakat di sana untuk lebih mencintai
dunia budidaya ikan. Hal ini diperkuat oleh kerjasama
BPBAT Tatelu dengan sejumlah pihak, antara lain
aparat TNI setempat, kepolisian, instansi pemerintah
dan swasta serta seluruh Kabupaten/Kota yang ada di
Sulawesi Utara, Maluku, sampai Papua. Kerjasama
ini termasuk melaksanakan kegiatan sosialisasi serta
penjelasan mengenai tugas dan fungsi BPBAT Tatelu
dalam melakukan produksi ikan dengan melatih tata
cara membudidayakan ikan air tawar.
Sumber Daya Manusia menjadi kata kunci dalam
meningkatkan kinerja BPBAT Tatelu. Beberapa hasil
kerja yang dinilai berhasil merupakan buah dari apa
yang telah dilakukan SDM di balai berikut dukungan
masyarakat pembudidaya yang telah menerapkan
sistem Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), yaitu
perikanan budidaya yang memperhatikan keamanan
pangan (food safety). Dalam hal ini, balai telah berhasil
melakukan pembinaan dan bimbingan teknis produksi
benih ikan nila dan ikan mas pada beberapa UPR (Unit
Pembenihan Rakyat) yang berada di Sulawesi Utara,
Sulawesi Selatan, Gorontalo, Bolmong, Kotamubagu,
Ternate, dan Papua. Sehingga dari hasil kegiatan
ini UPR tersebut mampu menghasilkan benih dan
mampu kebutuhan benih perikanan budidaya ikan air
tawar.
Industrialisasi perikanan budidaya di wilayah Industrialisasi
kerja BPBAT Tatelu semakin mudah dilaksanakan perikanan budidaya di
karena ketersediaan benih ikan terjamin. Pada wilayah kerja BPBAT
akhirnya pembudidaya ikan semakin terbantu karena Tatelu semakin mudah
biaya untuk mendatangkan benih bisa dikurangi dilaksanakan karena
untuk biaya produksi yang lain. Dengan pasokan ketersediaan benih
induk dan benih berkualitas yang sudah mampu ikan terjamin. Pada
berproduksi dengan lancar maka akan terbentuk akhirnya pembudidaya
suatu kawasan budidaya ikan yang terpadu dan dapat ikan semakin terbantu
meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, serta karena biaya untuk
upaya pembangunan kawasan minapolitan dapat mendatangkan benih
terwujud. Pada gilirannya, budidaya perikanan bisa dikurangi untuk
semakin maju dan kesejahteraan masyarakat dapat biaya produksi yang
semakin meningkat. lain.
UNIT PELAKSANA
TEKNIS PERIKANAN
BUDIDAYA AIR PAYAU
62 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 63

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR


PAYAU JEPARA

PIONIR REKAYASA
TEKNOLOGI AKUAKULTUR

Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau


(BBPBAP) Jepara mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan dan penerapan teknik perbenihan,
pembudidayaan, pengelolaan kesehatan ikan dan
pelestarian lingkungan budidaya. Secara fungsional,
yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah, ini berfungsi
antara lain untuk melakukan identifikasi dan
perumusan program pengembangan teknik budidaya
air payau; pelaksanaan produksi dan pengelolaan
induk penjenis dan induk dasar; pengawasan
perbenihan, pembudidayaan ikan, serta pengendalian
hama dan penyakit ikan. Fungsi lainnya, sebagai
tempat tempat pendidikan calon tenaga ahli madya,
sarjana, magister dan doktor dalam ilmu perairan,
termasuk sebagai pusat informasi ilmu dan teknologi
perikanan budidaya.
Dewasa ini teknologi menjadi salah satu penentu
kemampuan bersaing dalam berbagai aspek. Sebagai
salah satu instansi pusat pengembangan ilmu
perikanan air payau, BBPBAP Jepara merupakan
salah satu pionir dalam kancah ilmiah akuakultur
di Indonesia. BBPBAP Jepara mengedepankan
visi Penghasil Teknologi Budidaya Air Payau yang
Inovatif, Adaptif Untuk Mewujudkan Peningkatan
Produksi yang Berdaya Saing, Ramah Lingkungan dan
Berkelanjutan. Adapun misinya adalah Meningkatkan
Kerekayasaan dan Layanan Prima Dalam Penerapan
Sistem Budidaya Air Payau yang Efektif, Efisien dan
Menguntungkan.
Namun demikian, BBPBAP Jepara bukan berarti
tidak tersentuh oleh masyarakat luas. Sebaliknya,
keberhasilannya diukur dari manfaat yang dapat
disumbangkan kepada masyarakat. Dengan demikian
kemajuan teknologi yang ditemukan dapat diterapkan
oleh masyarakat luas melalui diseminasi. Sistem
diseminasi yang diterapkan dapat dilakukan dengan
64 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 65

berbagai cara antara lain pelatihan formal, magang


atau praktek kerja lapang, dan demonstrasi langsung
di lokasi masyarakat pengguna
Pelatihan formal dilaksanakan mengikuti kegiatan
yang telah direncanakan atau kegiatan magang dapat
diikuti oleh perorangan atau kelompok. Mereka
biasanya mengikuti kegiatan uji coba produksi selama
beberapa bulan. Sementara kegiatan demonstrasi
dilakukan dengan menerapkan paket teknologi
budidaya bersama-sama dengan kontak tani andalan
atau calon petani. Dengan cara memberi contoh dan
praktik langsung, adopsi teknologi dapat diserap lebih
cepat dan dapat menumbuhkan keyakinan petani
akan manfaat teknologi tersebut.
Pengembangan teknologi dan inovasi di bidang
sistem perbenihan, perindukan, kesehatan ikan,
sarana dan prasarana, produksi dan sistem usaha,
pada mulanya menjadi bahan rujukan di tingkat
pusat. Kemudian tugas selanjutnya adalah melakukan
diseminasi teknologi kepada provinsi dan kabupaten/
kota melalui penyuluh di kawasan budidaya. Inovasi
teknologi di dalam produksi benih dan induk unggul
tentu melalui kerjasama para pelaku usaha di bidang
ini.
Yang jelas, sistem yang dibangun di tingkat
daerah harus mengikuti standar baik terkait sarana, Salah satu produk riset akan lebih banyak mendukung pada porsi
teknologi, maupun kompetensi sumber daya unggulan BBPBAP engineering genetic termasuk mendapatkan gen
manusia (SDM). Jejaring sistem budidaya ikan Jepara adalah induk marker untuk sifat tumbuh cepat serta trans genik
yang punya standar ini penting terutama terkait udang windu. Balai untuk sifat WSSV resisten. Pada akhirnya hasil dari
dengan pelaksanaan pasar bebas dunia, termasuk membangun jejaring kegiatan seleksi konvensional dan genetic engineering
yang dilaksanakan secara regional dalam Masyarakat produksi agar kualitas akan dipadukan untuk mendapatkan sebuah produk
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Menghadapi dan kuantitasnya dengan kategori unggul.
MEA, sektor perikanan budidaya harus berstandar, terpenuhi untuk Balai Jepara ini mengkoordinasikan pengembangan
baik produksi, infrastruktur, SDM, maupun sistem mendukung target sistem produksi, mulai benih, kesehatan ikan dan
distribusinya dalam rangka meningkatkan daya saing. produksi nasional. lingkungan, sarana dan prasarana, sistem teknologi
Salah satu produk unggulan BBPBAP Jepara kepada seluruh balai budidaya air payau. Karena tugas
adalah induk udang windu. Balai membangun jejaring utama balai adalah untuk mengembangkan inovasi Beberapa inovasi
produksi agar kualitas dan kuantitasnya terpenuhi teknologi, maka kinerjanya terkait dengan beberapa benih sudah
untuk mendukung target produksi nasional. Guna teknologi dihasilkan dan berapa kawasan yang sukses dihasilkan, kaitannya
mengakselerasi pencapaian hasil telah terbentuk dibina. Kalau menyangkut teknologi benih, beberapa dengan produksi untuk
sebuah jaringan yang beranggotakan beberapa UPT inovasi benih sudah dihasilkan, kaitannya dengan masyarakat binaan
Pusat DJPB (BBPBAP Jepara, BPBAP Takalar, produksi untuk masyarakat binaan agar mereka lebih agar mereka lebih
BPBAP Ujung bate) yang didukung oleh Balai bisa mengembangkan bisnisnya. bisa mengembangkan
Riset Perikanan Budidaya (Gondol, Maros). Balai Aplikasi teknologi yang dihasilkan BBPBAP bisnisnya.
66 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 67

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB).


Lahan pertambakan di dekat kawasan objek wisata
Pantai Kartini Jepara di bawah pengelolaan BBPBAP
Jepara menjadi salah satu tempat budidaya udang
dengan tambak percontohan. Tambak ini dikelola
dengan menggunakan bibit unggul beserta rekayasa
teknologi untuk bisa meningkatkan budi daya
udang. BBPBAP Jepara terus merekayasa teknologi
untuk pengembangan budidaya udang agar mutu
dan produksinya meningkat. Rekayasa teknologi itu
dengan budi daya sistem tertutup dengan penerapan
biosekuriti untuk mencegah penularan penyakit dan
teknik biofilter guna memperbaiki kualitas air.
Balai sangat serius dalam meningkatkan
kemampuan laboratorium agar dapat memenuhi
standar internasional dan mampu bersaing di tataran
global. Selain itu, meningkatkan kegiatan inovasi dan
transfer teknologi ke masyarakat. Kegiatan inovasi
di bidang perikanan budidaya di BBPBAP Jepara
berorientasi kepada peluang pasar. Komoditas udang
dan bandeng adalah yang paling diminati pasar ekspor
untuk ikan air payau. Pertumbuhan riil produksi udang
sudah sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Selain petambak intensif, petambak tradisional sudah
berbudidaya udang vaname. Sehingga tak heran
Jepara sudah sangat banyak. Pengembangan sistem Balai sangat serius banyak Orang Kaya Baru (OKB) berkat berbudidaya
bio security di perbenihan adalah salah satunya. Pada dalam meningkatkan udang baik di pantura maupun di wilayah selatan Jawa
sistem produksi balai telah melakukan pengembangan kemampuan Tengah.
Inovasi teknologi yang outlet untuk menjamin distribusi benih kepada
sudah dilahirkan di laboratorium agar Untuk mendukung seluruh kegiatan BBPBAP
masyarakat berkualitas tinggi. Jadi untuk memastikan dapat memenuhi Jepara dilengkapi dengan berbagai sarana dan
antaranya adalah distribusi di masyarakat maka balai membuat layanan
teknologi benih standar internasional prasarana. Antara lain outdoor hatchery udang,
outlet di kawasan-kawasan budidaya. Paling tidak dan mampu bersaing indoor NSBC, pembenihan ZEE, sarana penunjang
bandeng, udang windu ada 12 outlet di wilayah pantai utara (pantura) pulau
udang vaname, kakap, di tataran global. laboratorium basah, laboratorium pakan alami,
Jawa. Prestasi BBPBAP Jepara antara lain inovasi laboratorium hama dan penyakit, laboratorium fisika
dan nila. Animo para teknologi induk unggul udang sampai generasi ke-7.
petambak sangat kimia lingkungan, dan jaringan air tawar dan air laut.
Inovasi teknologi yang sudah dilahirkan di antaranya Untuk tambak, di BBPBAP Jepara dalam kegiatan
luar biasa, karena adalah teknologi benih bandeng, udang windu udang
ada pembinaan penerapan teknologi budidaya/pembesaran ikan,
vaname, kakap, dan nila. Animo para petambak udang dan komoditas lain tersedia petakan tambak
di outlet-outlet di sangat luar biasa, karena ada pembinaan di outlet-
seputaran Juana, dengan rincian: tandon (8,18 Ha), tambak produksi
outlet di seputaran Juana, Pati, Demak, Kendal, (25,14 Ha), saluran (1,64 Ha), jalan (5,55 Ha),
Pati, Demak, Kendal, Pekalongan, Tegal, Brebes, Tangerang, Lamongan,
Pekalongan, Tegal, pematang/talud (9,49 Ha) dan tambak non produktif
hingga Gresik. (9,82 Ha), sedangkan sarana penunjang operasional
Brebes, Tangerang,
Lamongan, hingga Di samping itu, balai ini tercatat mendapat tambak berupa pompa air (33 unit ) kincir ganda (46
Gresik. penghargaan terbaik dalam layanan masyarakat dari unit), kincir ganda (36 unit), pompa diesel (20 unit ).
68 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 69

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU


UJUNG BATEE

STIMULASI PRODUKTIVITAS
PERIKANAN DI SERAMBI
MEKAH

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee,


di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, merupakan
salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan
dan Perikanan. Balai ini berdiri sejak tanggal 18 April
1994. Pada saat itu, BPBAP Ujung Batee diberi tugas
melaksanakan penerapan teknik budidaya air payau
serta pelestarian sumber daya ikan dan lingkungan di
wilayah Indonesia bagian barat khususnya Sumatera.
Jumlah pegawai BBAP Ujung Batee (PNS, dan
honorer/tenaga kontrak) pada tahun anggaran 2013
adalah sebanyak 91 orang, dengan rincian status PNS
sebanyak 65 orang dan tenaga kontrak sebanyak 26
orang. Selain itu juga terlihat pegawai didominasi
oleh fungsional khusus, sebanyak 32 orang,
sementara fungsional umum hanya sebanyak 29
orang. Sedangkan pemangku jabatan paling banyak
sebagai teknisi budidaya yaitu sebanyak 13 orang dan
sebagai perekayasa sebanyak 12 orang.
BPBAP Ujung Batee fokus mengembangkan
teknologi budidaya udang windu, nila salin, udang
pisang, kepiting bakau, udang galah, ikan bandeng,
ikan kerapu dan ikan rambeu (kuwe). Pengembangan
beberapa jenis ikan tersebut dinilai sangat ekonomis
dan penting kaitannya dengan orientasi ekspor dan
bermanfaat untuk mengembangkan perekonomian
rakyat (konsums idomestik). Produksi benih di balai
budidaya air payau ini pada tahun 2013 untuk udang
mencapai 30 juta ekor, nila salin 1,2 juta ekor dan
bandeng 250 ribu ekor. Pembenihan dan pembesaran
dilakukan staf teknis internal balai, penjualan benih
ditangani oleh staf yang ditugasi dengan standar harga
yang telah ditetapkan. Sementara secara distribusi,
pada prinsipnya adalah untuk melayani ketersediaan
benih unggul bagi pembudidaya.
70 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 71

Kegiatan perekayasaan yang dilakukan di


BPBAP Ujung Batee dilakukan untuk mendukung
peningkatan teknologi komoditas unggulan yang
dikembangkan, yang meliputi nutrisi, pembenihan,
pembesaran dan pengendalian penyakit. Dari segi
teknologi perbenihan dan pembesaran, apa yang
diterapkan di balai ini dan balai lainnya sudah sejajar
dengan dengan negara lain. Beberapa pihak juga
belajar penerapan teknologi di balai ini, yakni dari
para pembudidaya (masyarakat dan pihak swasta),
aparatur daerah (dinas perikanan), akademisi dan
pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya.
BPBAP Ujung Batee memiliki sejumlah
keunggulan, antara lain merupakan sentral
pengembangan budidaya air payau untuk kawasan
Sumatera, dukungan SDM kompeten baik teknis
dan administratif sejumlah 91 orang, dukungan
sumber daya alam khususnya di daerah Aceh yang
masih cukup baik untuk pengembangan komoditas
udang windu, udang pisang, nila salin dan bandeng
serta komoditas lainnya. Teknologi digunakan untuk
menjawab permasalahan-permasalahan yang ada
dalam tahap budidaya. Hingga saat ini penerapan
teknologi dan tata cara budidaya ikan yang baik
mampu meminimalisir kendala yang ada di sektor
produksi.
Inovasi yang dikembangkan BPBAP Ujung
Batee khususnya di Provinsi Aceh dengan melihat
karakteristik geografis yang ada maka inovasi budidaya
lebih diarahkan kepada pengembangan teknologi

Prestasi Bidang Teknologi BPBAP Ujung Batee sederhana yang dapat diterapkan secara massal
dalam lingkup yang luas dan dapat dikendalikan oleh
No Bidang Rekayasa Rekayasa Teknologi masyarakat yang terlibat di dalamnya. Contohnya
1 Perbenihan Teknologi penyediaan benih udang berkualitas pengembangan klaster budidaya dan juga penerapan
2 Domestikasi Pengembangan udang pisang (udang lokal) melalui teknologi B-1. Di balai ini, kegiatan perekayasaan
domestikasi yang telah menjadi paket teknologi lengkap
didistribusikan, dipublikasikan serta didiseminasikan
3 Produksi Produksi ikan dengan pemanfaatan bakteri fotosintetik
kepada seluruh stake holder yang terkait terutama
4 Pembesaran Pengembangan teknologi pembesaran udang melalui masyarakat pembudidaya langsung.
pemanfaatan Caulerpa sp
Terhadap produk dari balai ini, minat dan
5 Klaster Mempelopori teknologi metode pengembangan klaster antusiasme masyarakat terhadap benih yang
budidaya dengan sistem B-1 dihasilkan cukup tinggi. Ini dikarenakan produk balai
6 Terapan Peningkatan produktivitas produksi benih ikan nila salin yang dikeluarkan telah melalui proses kontrol kualitas
melalui sistem corong (quality control) yang ketat dimana ada jaminan benih
72 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 73

Setelah dilakukan evaluasi terhadap beberapa


kegiatan yang berorientasi pada pengembangan
budidaya masyarakat, maka dapat disimpulkan
bahwa kegiatan diseminasi teknologi adalah cara yang
paling efektif, efisien dan tepat dalam pengembangan
budidaya masyarakat tersebut. Jadi ke depan balai
akan memperbanyak titik-titik diseminasi di pesisir
Provinsi Aceh, memperkuat lokasi diseminasi yang
telah ada dan juga mengembangkan diseminasi di
lokasi yang belum terjangkau sebelumnya. Selain
itu juga akan terus dilakukan kegiatan perekayasaan
teknologi terhadap komoditas-komoditas unggulan
serta menyiapkan SDM yang handal sebagai pengawal
teknologi di lapangan.
Lantas bagaimana pertumbuhan jumlah
pembudidaya lokal sejak adanya BPBAP Ujung
Batee? Sejarah budidaya tambak di Provinsi Aceh
sudah cukup lama. Luas area pesisir tambak yang
dikembangkan mencapai lebih dari 40.000 ha. Akan
tetapi tidak semua tambak itu produktif, setelah
tsunami 2004 silam. Keberadaan balai dirasakan
sangat bermanfaat dalam pengembangan budidaya
tambak tersebut dalam hal penyediaan teknologi,
bimbingan dan pengawalan teknis, serta penyediaan
benih yang berkualitas sehingga dari hari ke hari
jumlah pembudidaya dan juga tambak budidaya
dirasakan semakin berkembang baik. Jumlah
pembudidaya untuk dikawal dan didampingi terus
bertambah.
Secara umum BPBAP Ujung Batee ingin
Peneliti di laboratorium perikanan mempelopori kebangkitan udang di Aceh. Selain itu
ke depan, balai diharapkan dapat mengembangkan
yang disebarkan bebas penyakit dan performanya yang
BPBAP Ujung Batee seluruh wilayah/provinsi di pulau Sumatera sesuai
bagus sehingga sangat menguntungkan pembudidaya.
memiliki sejumlah cara dengan wilayah kerja balai dengan menambah
Tidak sedikit petani yang menunggu benih untuk
untuk menarik animo instalasi-instalasi/cabang di beberapa provinsi yang
ditebar asal bersumber dari balai.
masyarakat antara lain dianggap strategis. Karena itu SDM akan ditingkatkan
Di lain pihak, BPBAP Ujung Batee memiliki kualitas maupun keterampilannya melalui pendidikan
melalui publikasi hasil
sejumlah cara untuk menarik animo masyarakat dan juga pelatihan. Anggaran juga diharapkan juga
teknologi, penyuluhan
antara lain melalui publikasi hasil teknologi, semakin memadai. Dalam hal teknologi, dalam
dan juga pelatihan
penyuluhan dan juga pelatihan teknis. Akan tetapi menciptakan inovasi teknologi baru, ke depan balai
teknis.
cara yang paling tepat yang telah dilakukan adalah lebih berfokus pada pengawalan terhadap penerapan
melalui kegiatan diseminasi, membuat demonstration teknologi di masyarakat pembudidaya di wilayah
pond (Dempond) langsung di sentra-sentra budidaya kerja.
masyarakat sehingga masyarakat bisa langsung belajar
dan menduplikasi teknologi secara langsung.
74 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 75

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU


SITUBONDO

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI
TINGKATKAN PRODUKSI
Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP)
Situbondo merupakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP). Berdiri pada tahun 1986,
nama balai yang terletak di Situbondo, Provinsi
Jawa Timur ini pun sudah berganti beberapa kali,
mulai dari Sub Senter Udang Windu Jawa Timur,
Loka Balai Budidaya Air Payau, Balai Budidaya Air
Payau, hingga pada tanggal 3 Februari 2014 status
Balai Budidaya Air Payau Situbondo dinaikkan
lagi menjadi Balai Perikanan Budidaya Air Payau
Situbondo berdasarkan Peraturan Menteri Perikanan
dan Kelautan Nomor 6/2014.
BPBAP Situbondo terbagi menjadi 4 gedung
dengan masing-masing luas area, yakni Laboratorium
Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Laboratorium
Nutrisi dan Teknologi Pakan, Laboratorium Pakan
Alami, dan Laboratorium Bioteknologi. Luas bak
kolam ikan yang dimiliki BPBAP Situbondo terdiri
dari kantor pusat pecaron, bak induk ikan, tambak
udang, dan bak pembenihan (bak larva dan pakan
alami). Balai ini juga memiliki instalasi pembenihan
ikan blitok, instalasi pembenihan udang gelung
instalasi pembenihan udang Tuban, instalasi tambak
Pasuruan, instalasi Karamba Jaring Apung Karamba,
dan instalasi Gundil.
Jumlah keseluruhan karyawan BPBAP Situbondo
adalah 148 orang dimana PNS sebanyak 89 orang
dan tenaga kontrak 59 orang, berdasarkan tingkat
pendidikannya terdiri dari 1 orang Doktor, 12 orang
Magister S-2, 47 orang Sarjana S-1, 5 orang Diploma
IV, 16 orang Diploma III dan sebanyak 67 orang
sekolah lanjutan. Berdasarkan jabatannya, pegawai
Balai Budidaya Air Payau Situbondo terdiri dari
pejabat struktural 4 orang, pejabat fungsional umum
25 orang, Perekayasa sebanyak 16 orang, fungsional
litkayasa sebanyak 13 orang, Pengawas hama dan
76 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 77

penyakit ikan (PHPI) 10 orang, Pengawas perikanan


17 orang, Pranata Humas 1 orang dan Penyuluh
Perikanan 2 orang.
Beberapa rekayasa teknologi yang telah berhasil
dikembangkan oleh BPBAP Situbondo antara lain
teknologi produksi benih udang vanamei, bandeng,
kerapu dan hibridisasi kerapu. Lalu teknologi
sterilisasi air dengan penggunaan UV. Serta teknologi
automatic feeder, teknologi grading benih. Teknologi
unggulan yang diterapkan balai ini adalah teknologi
pembenihan udang vanamei (produksi induk dan
benih), teknologi pembenihan kerapu, teknologi
pembenihan kerapu hybrid, teknologi sterilisasi
air laut dengan sistem UV, rekayasa teknologi
pembenihan dan alat grading benih ikan.
Keunggulan balai ini antara lain bisa dilihat dari
pengembangan komoditas perikanan budidaya air
payau dan laut (pembenihan dan pembesaran),
institusi untuk pelaksanaan training/magang baik
nasional/internasional, serta fasilitas laboratorium uji
yang sudah terakreditasi.
Jenis ikan unggulan yang fokus dikembangkan
BPBAP Situbondo adalah udang vanamei Nusantara
1, kerapu bebek, kerapu macan, kerapu kertang,
kerapu batik dan ikan bandeng, serta kerapu hibrid
(hibrid kerapu kertang dan kerapu bebek, hibrid
kerapu kertang dan kerapu macan dan hibrid kerapu
kertang dan kerapu batik). Dipilihnya komoditas-
komoditas tersebut karena mempunyai nilai ekonomis
tinggi sebagai produk perikanan ekspor keluar negeri.
Di samping itu, mekanisme pembenihan di balai

sudah menerapkan teknik Cara Pembenihan Ikan yang


Produksi Benih dan Induk BPBAP Situbondo Tahun 2013 Produk yang
Baik (CPIB) dan pembesarannya sudah menerapkan
No Produksi Benih dan Induk Jumlah dihasilkan sudah
teknik Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), dimana
melalui kualiti kontrol
1 Benih kerapu macan 65.500 ekor unit produksi yang ada di BPBAP Situbondo sudah
yang cukup ketat dan
mendapat sertifikat CPIB dan CBIB dari Direktorat
2 Benih kerapu tikus 42.500 ekor Jenderal Perikanan Budidaya. Produk yang dihasilkan
didukung hasil tes
3 Benih kerapu hibrid 61.500 ekor laboratorium/bebas
sudah melalui kualiti kontrol yang cukup ketat dan
jenis penyakit tertentu.
4 Benih bandeng 1.300.000 ekor didukung hasil tes laboratorium/bebas jenis penyakit
tertentu. CPIB dan CBIB sebagai persiapan suatu
5 Benih udang vanamei 30.375.000 ekor unit produksi perikanan budidaya untuk memperoleh
6 Induk udang vanamei 40.862 ekor sertifikat CPIB dan CBIB terus dikembangkan pada
78 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 79

Tambak budidaya
ikan air payau
wilayah yang lebih luas. Hal ini dimaksudkan agar
Rekayasa Teknologi BPBAP Situbondo
proses pengembangan/penyebarluasan hasil rekayasa
teknologi BPBAP Situbondo lebih cepat dan tepat No Bidang Rekayasa Hasil Rekayasa
sasaran. 1 Bidang genetik Pengembangan breeding program vaname
Sebagai balai yang terdepan dalam rekayasa 2 Bidang pakan alami Kultur massal nitzia, scenedesmus, rhadomonas,
teknologi budidaya ikan air payau di Jawa bagian dunaliela
timur, BPBAP Situbondo kerapkali kedatangan
berbagai pihak yang ingin belajar atau menggali 3 Bidang nutrisi Pemanfaatan bahan baku lokal pengganti tepung
pengetahuan. Pihak-pihak tersebut antara lain ikan
lembaga pendidikan (SMK, SUPM, D3 dan S1 4 Bidang pembenihan Pembenihan ikan dan udang
Jurusan Perikanan termasuk tenaga pengajarnya), 5 Bidang kesehatan Penanggulangan penyakit ikan dan lingkungan
dinas perikanan dan kelautan tingkat provinsi
ikan
maupun kabupaten, international training grouper
hatchery production (bekerjasama dengan NACA, 6 Bidang Bioteknologi Pemanfaatan marine yeast, pembuatan vaksin,
ACIAR, dan SKRETTING), pelatihan pembenihan dan pemakaian imunostimulan
80 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 81

ikan kerapu (bekerjasama dengan JICA, FAO, dan Minat pembudidaya


Asia Afrika), serta para pemangku kepentingan lokal terhadap produk
(stakeholder) baik untuk perorangan maupun swasta/ BPBAP Situbondo
perusahaan. dari tahun ke tahun
Kaitannya sebagai sentra pembenihan ikan dan semakin meningkat.
udang yang dimiliki oleh kabupaten Situbondo, maka Hal ini sejalan dengan
teknologi untuk menghasilkan induk dan benih unggul peningkatan kualitas
selalu diupayakan oleh BPBAP Situbondo. Teknologi mutu induk dan benih
produksi kerapu hybrid selalu disempurnakan yang dihasilkan.
dan pada saat ini kegiatan seleksi famili untuk Tumbuhnya minat
menghasilkan induk dan benih udang vaname sedang masyarakat pada
dikembangkan dalam upaya pemerintah republik produk yang
Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap dihasilkan balai tidak
impor induk udang vaname. lepas dari beberapa
Apalagi, fakta di lapangan menunjukkan, aktivitas promosi yang
terjadi peningkatan produksi dengan penerapan dilakukan.
hasil rekayasa teknologi BPBAP Situbondo baik
di unit produksi internal maupun di masyarakat.
Pertumbuhan pembudidaya di kawasan ini cukup
pesat sejalan dengan bertambahnya komoditas baru
yang diproduksi sejak BPBPA Situbobndo berdiri
tahun 1994 yang didukung oleh paket-paket teknologi
yang dihasilkan oleh perekayasa sehingga kegiatan
pembudidayaan ikan semakin ekonomis, efisien, dan
meningkatkan pendapatan serta penyerapan tenaga
kerja baru.
Minat pembudidaya lokal terhadap produk
BPBAP Situbondo dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Hal ini sejalan dengan peningkatan
kualitas mutu induk dan benih yang dihasilkan.
Tumbuhnya minat masyarakat pada produk yang
dihasilkan balai tidak lepas dari beberapa aktivitas
promosi yang dilakukan. Misalnya, penyebaran
bahan publikasi dan informasi, kegiatan pameran,
pendidikan dan pelatihan serta magang, diseminasi
teknologi baik untuk kegiatan pembenihan ikan
maupun pembesaran, dan juga kampanye vaksinasi
dan hematologi ikan kerapu untuk mempersiapkan
sumberdaya manusia perikanan agar mampu dan
cakap melakukan vaksinasi ikan.
82 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 83

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU


TAKALAR

EKSPLORASI PENELITIAN
TEKNOLOGI BUDIDAYA

Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP)


Takalar berada di Galesong, Kabupaten Takalar,
Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya, BPBAP Takalar memiliki tugas
pokok mengembangkan teknik perbenihan dan
pembudidayaan komoditas budidaya air payau serta
melindungi sumber induk/benih asal alam dan
memonitor mutu lingkungan akuakultur di Sulawesi,
Maluku sampai Papua. Daerah binaan dari BPBAP
Takalar adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara,
Gorontalo, Maluku, Papua dan Papua Barat, sehingga
peran dari BPBAP Takalar ini sangat dibutuhkan
perannya dalam mengawal proses produksi terutama
untuk kegiatan budidaya payau.
BPBAP Takalar terus berupaya sebagai penyedia
teknologi terapan dalam pengembangan budidaya air
payau di kawasan timur Indonesia dengan melakukan
pengembangan teknologi budidaya air payau berbasis
agribisnis yang berdaya saing, ramah lingkungan dan
berkelanjutan, percepatan alih teknologi budidaya air
payau pada masyarakat dan pembudidaya, penciptaan
dan peningkatan jumlah paket-paket teknologi
budidaya yang efisien, efektif, ramah lingkungan
dan berkelanjutan (sustainable), serta peningkatan
kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan.
Pada tahun 2013 BPBAP Takalar mendapatkan
piagam tanda kehormatan dari Presiden Republik
Indonesia atas keberhasilan hasil produksi pada
unit pembenihan rajungan serta pada tahun 2014
memperoleh tanda kehormatan dari Presiden
Republik Indonesia atas keberhasilan hasil produksi
budidaya rumput laut/lawi-lawi (coelerpha sp). Di
2013 balai menghasilkan lima paket teknologi inovasi
unggulan yang berhasil dipublikasikan dalam bentuk
buku oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan serta
84 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 85

Sarana Budidaya BPBAP Takalar


No Komoditas Media Jumlah
1 Pembenihan Ikan Bak Larva 24 bak
Bandeng Volume Bak 5 ton
Bak Untuk Produksi 16 bak
Bak Untuk Plankton 8 bak
Kepadatan 100.000 butir /bak
SR 50.000 ekor/bak
2 P e m b e n i h a n Bak Larva Indor I 8 bak (3 ton), 4 bak (10 ton)
Kepiting Bak Larva Indor II 8 bak (3 ton), 4 bak (10 ton), 2 bak
(20 ton) dan 1 bak (30 ton)
Tebar 500.000 ekor/22 fiber
Panen 30.000 ekor/ bak (10 ton), 4000
ekor/bak (3 ton)
3 P e m b e n i h a n Bak Larva Indor I 19 bak (25 ton)
Udang Windu Bak Larva Indor II 12 bak (25 ton)
Tebar 2.500.000 naupli/bak
Panen 20 – 25% atau 500.000 ekor/bak
4 Pembenihan Ikan Bak Larva 12 bak (5 ton)
Kerapu Bak Pendederan 37 bak (3 ton)
Tebar Larva 5 – 10 butir/liter
Tebar pendederan 200 ekor/bak
SR Larva 2–5%
SR Pendederan 70–80%
5 Pembenihan Ikan Bak Induk 3 bak (5 ton)
Beronang Bak Pendederan 4 bak (5 ton)
Tebar 10 – 15 butir/ liter
SR 0,5 %
6 Pembenihan Ikan Bak larva 28 bak (350 liter)
Abalone Kapasitas Penebaran 25 x 30.000 / bak
SR 300 / bak
7 Tambak Udang Luas Area 10.000 m2
Luas Tandon 3.400 m2
Luas Treatment 2.000 m2
Hama 100 m2
Luas Bangunan 500 m2
Luas Treatment 4.000 m2
Pembuangan
Luas Pemeliharaan
86 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 87

dua paket teknologi unggulan yang berhasil dalam


seleksi inovasi teknologi unggulan terapan juga oleh
KKP. Di tahun yang sama, balai menghasilkan lima
paket teknologi yang telah terdaftar hak paten (Hak
Kekayan Intelektual/HAKI) yang meliputi; teknologi
polikultur rajungan dan rumput laut/lawi-lawi,
pemanfaatan alat sterilisasi UV, teknologi budidaya
nila salin, sistem resirkulasi pada ikan baronang.
Jenis ikan unggulan yang fokus dikembangkan
oleh BPBAP Takalar adalah udang windu, udang
vannamei, rumput laut, bandeng ( chanos-chanos, F),
kerapu (macan, sunu dan tikus), beronang (siganus
guttatus), kepiting bakau dan rajungan, abalone
(haliotis asinina, haliotis squamata), nila salin, dan
phyto & zoo plankton. Korelasi antara peningkatan
produksi dengan teknologi terapan signifikan dalam
peningkatan kualitas dan kuantitas komoditas yang
dibudidayakan serta bermanfaat untuk masyarakat
pembudidaya secara positif sehingga peningkatan
adopsi teknologi ke dapat meningkatkan kesejahteraan
pembudidaya.
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
telah menerapkan Cara Pembenihan Ikan yang Baik
(CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)
dari awal sejak dicanangkannya program tersebut.
Sampai saat ini jumlah pegawai BPBAP Takalar yang
telah bersertifikat sebagai auditor CPIB sebanyak 5
orang dan auditor CBIB 3 orang. Pemahaman tentang
CPIB merupakan standar sistem mutu perbenihan
paling sederhana yang sebaiknya dan bersifat
wajib/harus diterapkan oleh pembenih ikan dalam
memproduksi benih bermutu, melalui manajemen
induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan
Produktivitas Benih, Larva, Induk BPBAP Takalar larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol. CPIB
No Komoditas Benih Larva Induk dilakukan melalui penerapan teknologi sesuai Standar
Nasional Indonesia (SNI) atau persyaratan teknis
1 Kerapu bebek 35.000 ekor 5.000.000 lainnya, serta memperhatikan biosecurity, mampu
butir telusur (traceability) dan keamanan pangan (food
2 Bandeng 650.000 ekor 1.800.000 safety).
butir Melalui unit yang tersertifikasi ini BPBAP Takalar
3 Abalone 5.000 ekor memberi jaminan dan pemahaman kepada stakeholder
bahwa hasil produksi budidaya yang dihasilkan dapat
4 Nila salin 37.800 ekor 12.000 ekor memberikan jaminan mutu dengan kualitas sesuai
5 Udang Windu 44.676.620 ekor 564 ekor standar melalui sistem atau mekanisme penerapan
88 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 89

terakreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN)


dengan nomor (LP- 482 – IDN) yang menerapkan
standar SNI ISO 17025 – 2008. Di samping itu balai
juga ditunjang oleh keberadaan Lembaga Sertifikasi
Sistem Mutu (LSSM) BPBAP Takalar yang telah
terakreditasi sejak tahun 2009 serta terakreditasi
kembali (reakreditasi) pada tanggal 30 Agustus 2012
oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor
akreditasi : LSSM-022-IDN yang menerapkan
standar SNI ISO/IEC 17021:2011 dan SNI ISO
9001 : 2008. Hal tersebut diatas memberi jaminan
kualitas hasil produksi dan teknologi yang bersaing
dan juga bahkan lebih baik disbanding negara lain.
Guna mendukung program industrialisasi
perikanan, untuk wilayah Sulawesi Selatan
CBIB yang telah sesuai dengan persyaratan teknis diamanatkan beberapa komoditas air payau yaitu
(SOP). Sehingga orientasi institusi BBAP Takalar rumput laut, bandeng dan udang. Ketiga komoditas
secara signifikan dapat meningkatkan kepercayaan ini merupakan komoditas unggulan budidaya air
produsen dan konsumen yang pada gilirannya akan payau di Sulsel dimana untuk rumput laut daerah ini
memacu daya saing produk perikanan budidaya. merupakan produsen tertinggi di Indonesia. Demikian
BBAP Takalar telah bersertifikat cara pembenihan juga laju produksi untuk udang dengan slogan
ikan yang baik pada 5 unit perbenihan yang meliputi; kebangkitan udang di Sulsel guna membangkitkan
Unit pembenihan Udang, Ikan Bandeng, Ikan masa keemasan udang kembali untuk kesejahteraan
Kerapu, Rajungan dan juga sertifikasi CBIB pada unit masyarakat serta ikan bandeng yang merupakan
Broodstock Udang yang menerapkan cara memelihara jenis ikan yang di konsumsi tertinggi berdasarkan
dan atau membesarkan ikan serta pemanenan
hasil dalam lingkungan yang terkontrol sehingga
memberikan jaminan pangan dari pembudidayaan
dengan memperhatikan sanitasi, pakan obat ikan dan
bahan kimia serta bahan biologi.
Terhadap produk perikanan yang dihasilkan balai,
sejauh ini realitas akses pasar tidak hanya berorientasi
pada pasar lokal antar Kabupaten dan sekitar Sulawesi
Selatan tetapi juga di luar Sulawesi Selatan di
seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan sistem
informasi akses pasar balai sangat terbuka untuk pasar
keluar wilayah Sulawesi Selatan dengan kelengkapan
Surat Keterangan Asal (SKA) yang dilengkapi untuk
semua komoditas yang telah diproduksi.
Kualitas teknologi yang dihasilkan oleh balai
memenuhi standar nasional dan internasional. Hal
ini didukung oleh kualitas benih yang bebas penyakit
(virus, bakteri dan parasit) melalui hasil analisa
dari Laboratorium Uji BBAP Takalar yang telah
90 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 91

tetapi juga pasar di luar Sulawesi Selatan. Kerjasama


nasional maupun internasional juga merupakan upaya
dalam transfer informasi pasar di mana sampai saat ini
telah melakukan kemitraan dengan Australian Centre
for International Agriculture Research (ACIAR),
PT. Mars, PT. Philips, PT. Bintang Kemilau, dan
lainnya.
Minat pembudidaya lokal akan hasil produksi
BPBAP Takalar mendapat respons positif karena
untuk menjaga kualitas balai tidak hanya memberi
pelayanan prima tetapi juga menjaga kualitas hasil
produksi. Semua pelanggan baik internal maupun
eksternal balai yang menjadi pelanggan secara rutin
diminta tanggapan dalam bentuk Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) ini merupakan salah satu cara yang
diterapkan guna mengetahui tanggapan pelanggan
terhadap hasil produksi balai dimana dari hasil
analisis sejak tiga tahun terakhir menunjukkan hasil
kumulatif predikat sangat baik. Pada tahun 2013 balai
ini mendapatkan Penghargaan Adibakti Mina Bahari
Kategori Unit Kerja Pelayanan Terbaik.
Untuk menarik animo pembudidaya lokal, Balai
aktif melakukan pendampingan teknis melalui
kegiatan diseminasi dan pembentukan kelompok
pembudidaya. Sampai tahun 2013 telah terbentuk
sejumlah 19 kelompok pembudidaya binaan yang
berjumlah lebih dari 200 orang pembudidaya.
Pertumbuhan jumlah pembudidaya lokal sejak balai
berdiri memberi pengaruh yang baik melalui program-
Produk perikanan program pendampingan teknis ke pembudidaya
siap diperdagangkan dan koordinasi aktif dengan dinas perikanan di
preferensi masyarakat Sulsel, sehingga sampai saat ini KTI sebagai wilayah kerja BPBAP Takalar serta
Balai juga tetap mengembangkan inovasi teknologi Balai aktif melakukan aktif melakukan monitor hama penyakit ikan di
dan memproduksi ketiga komoditas tersebut sebagai pendampingan tambak pembudidaya, monitor pada Balai Benih
upaya pendampingan dan transfer teknologi produktif teknis melalui Ikan Pantai di KTI, monitor pada tambak demfarm
untuk masyarakat di Sulawesi Selatan. kegiatan diseminasi (demonstration farm) alias tambak percontohan.
Untuk mengembangkan pasar balai secara rutin dan pembentukan Berdasarkan data hasil validasi secara nasional
melakukan publikasi melalui kegiatan pameran local, kelompok menunjukkan tingkat pertumbuhan pembudidaya
nasional dan internasional dan juga penyebaran pembudidaya. meningkat dari tahun ke tahun disebabkan adanya
inovasi teknologi melalui media cetak berupa brosur, beberapa nelayan yang beralih okupasi menjadi
leaflet, poster, media elektronik dan internet guna pembudidaya di sektor perikanan. Demikian halnya
memberi informasi kepada konsumen mengenai hasil juga dengan pembudidaya lokal di Sulawesi Selatan
kerekayasaan yang telah diciptakan. Realitas balai di mana potensi berdasarkan luas tambak mencapai
dewasa ini memiliki akses pasar tidak hanya pasar lokal 120.738 hektar.
UNIT PELAKSANA
TEKNIS PERIKANAN
BUDIDAYA AIR LAUT
94 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 95

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT


LAMPUNG

UJUNG TOMBAK REKAYASA


TEKNOLOGI MARIKULTUR

Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL)


Lampung sudah berdiri sejak 1984. BBPBL
Lampung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Sebelum menjadi BBPBL, status balai ini bukan balai
besar atau balai utama. Pembangunan balai besar
tersebut dilandasi oleh kenyataan bahwa 75% dari
luas wilayah Indonesia adalah laut, sehingga harus
ada balai yang mengembangkan teknologi budidaya
ikan laut (marikultur) dan bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat luas. Dalam perkembangannya, kemudian
juga dibangun beberapa balai budidaya laut lainnya,
yakni Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam,
BPBL Lombok dan BPBL Ambon. BBPBL Lampung
adalah pihak yang mengkoordinasi, memfasilitasi,
dan menyelaraskan kegiatan rekayasa teknologi yang
dilakukan oleh seluruh BPBL tersebut.
Dengan 6 hektar area budidaya, BBPBL Lampung
memiliki 4 tambak uji coba seluas setengah hektar.
Tambak-tambak tersebut diperuntukkan hanya untuk
uji coba atau percontohan, bukan untuk budidaya
secara massal. Pengembangan inovasi teknologi
marikultur dibuat percontohan di area tambak atau
Keramba Jaring Apung (KJA) milik balai. Tentu saja,
BBPBL Lampung sudah mengembangkan beberapa
jenis ikan laut andalan. Yaitu, antara lain, ikan bawal
bintang, kakap putih, kakap merah, kerapu tikus,
kerapu macan dan ikan hias nemo.
Keseluruhan proses produksi dan rekayasa di
balai ditangani oleh 111 orang pegawai negeri sipil
dan 39 orang tenaga honorer. Untuk pembenihan
ikan laut yang dikembangkan, balai memiliki modul
pembenihan sebanyak 3 macam. Setiap modul
mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Seperti
Keramba Jaring Apung modul belakang untuk bawal bintang, modul tengah
(KJA) untuk kerapu macan dan tikus sementara modul
96 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 97

sudah menjadi komoditas budidaya masyarakat, terus


dikembangkan. Ikan cobia juga begitu. Balai pun
getol mengembangkan beberapa jenis ikan hias seperti
nemo, blue devil yang permintaannya sudah rutin
tiap bulan dari Bali, Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Adapun ikan cardinal fish yaitu ikan yang harganya
mahal terus disempurnakan pengembangannya. BBPBL Lampung
Yang cukup membanggakan, BBPBL Lampung tercatat telah
tercatat telah mengukir berbagai prestasi baik di mengukir berbagai
tingkat lokal maupun nasional. Balai ini dinilai prestasi baik di
sangat berhasil mengembangkan teknologi rumput tingkat lokal maupun
laut kultur jaringan. Sudah dari dulu balai sudah nasional. Balai ini
secara rutin diapresiasi terkait prestasi teknologi dinilai sangat berhasil
rumput laut tersebut. Selain itu, balai menjadi yang mengembangkan
pertama berhasil melakukan pembenihan ikan kakap teknologi rumput laut
putih pada tahun 1994, menjadi yang pertama juga kultur jaringan.
berhasil mengembangbiakkan tripang, dan menjadi
depan untuk kakap putih dan merah. Jadi memang
Meski masih terus yang pertama juga berhasil melakukan pembenihan
konsentrasi balai untuk pembenihan di darat dan
dilakukan uji coba kuda laut. Pada 2011 lalu, balai ini mendapatkan
konsentrasi pembesaran di laut dengan KJA.
untuk penyempurnaan penghargaan dari presiden untuk pengembangan ikan
Di balai ini, terdapat paket-paket pengembangan hasil rekayasa. Ikan kakap merah. Ikan kakap merah itu ditangkap dari
teknologi. Ada perekayasa khusus yang menghasilkan bawal bintang, kerapu
teknologi terapan di bidang marikultur. Hasil tikus, kerapu macan, Bak pembenihan
perekayasaan tersebut disusun dan dibawa ke Jakarta kakap merah, kakap ikan
dan didiskusikan oleh tim untuk menjadi standar putih kemudian
nasional. Hasil rekayasa yang sudah distandarisasi dianggap sebagai ikon
itulah yang kemudian dipakai untuk seluruh indonesia. balai.
Standar nasional teknologi budidaya ini bisa dijadikan
acuan oleh semua orang, khususnya para pembudidaya.
Jadi teknologi itu dibuat oleh tim perekayasa. Begitu
selesai dirumuskan, lalu diterapkan secara massal.
Misalnya BBPBL Lampung, BPBL Batam, BPBL
Ambon dan BPBL Lombok melakukan perekayasaan
kakap putih, maka semua konseptor berkumpul dan
berdiskusi di Jakarta. Yang paling mudah diterapkan
dan efektif itulah yang akan dikombinasikan untuk
menghasilkan satu rumusan hasil rekayasa.
Produksi benih unggul dengan teknik marikultur
yang cukup maju dilakukan di balai ini. Benih kerapu
tikus, kerapu macan, kakap putih, dan kakap merah
sudah rutin diproduksi dengan kualitas super. Meski
masih terus dilakukan uji coba untuk penyempurnaan
hasil rekayasa. Ikan bawal bintang, kerapu tikus,
kerapu macan, kakap merah, kakap putih kemudian
dianggap sebagai ikon balai. Ikan bawal bintang, yang
98 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 99

alam kemudian dipelihara berhasil dibenihkan di balai


ini.
Keramba Jaring
Pengembangan beberapa jenis ikan di BBPBL
Apung
Lampung paling tidak didasari oleh dua alasan utama.
Pertama, dari sisi nilai ekonomisnya. Tidak bisa
dipungkiri, jenis ikan kerapu, kakap, bawal bintang
dan ikan hias menjadi komoditas perikanan laut yang
punya nilai ekonomi tinggi serta memiliki penyerapan
pasar yang bagus. Kedua, balai secara perlahan
melakukan rekayasa teknologi yang secara otomatis
terseleksi. Pengembangan ikan jenis lain, seperti ikan
beronang atau kerapu kertang tidak hanya mahal
dalam biaya produksi, namun juga memakan waktu
lama dan sulit secara teknis. Sementara jenis kakap
putih, misalnya, relatif lebih mudah dikembangkan,
apalagi ditambah dengan nilai ekonomis yang cukup
tinggi. Itu sebabnya, jenis ikan inilah yang fokus
dikembangkan.
Seiring berjalannya waktu minat pembudidaya
lokal terhadap produk rekayasa teknologi BBPBL
Lampung cukup tinggi. Selama ini mereka
mengandalkan balai, mulai membeli telor atau benih.
Peminatnya terhadap produk balai tidak hanya dari
Lampung saja, tapi juga dari Pulau Seribu, Bengkulu,
Kalimantan Timur, Sumatera Barat hingga Lombok.
Namun, karena untuk memproduksi benih ikan laut
butuh waktu dan biaya yang tinggi, maka produsen
ikan laut lewat pembudidaya lokal harus terus dipacu. Rekayasa Teknologi Marikultur BBPBL Lampung
Animo pembudidaya juga makin lama semakin No Jenis Ikan Rekayasa Teknologi
meningkat karena mereka melihat dari beberapa
1 Rumput laut Teknik budidaya kultur jaringan
pembudidaya yang telah sukses.
Sedikit berbeda dengan teknik budidaya pada 2 Tripang Teknik pembenihan untuk pertama kali
umumnya, budidaya ikan laut butuh waktu yang 3 Kuda laut Teknik pembenihan untuk pertama kali
relatif lebih lama. Misalnya ikan kakap putih, butuh 4 Kakap putih Teknik pembenihan untuk pertama kali
waktu 10 bulan untuk mendapatkan ukuran 1,5
kilogram. Maka dari itu, balai memproduksi benih 5 Kakap merah Teknik pembenihan untuk pertama kali
dalam ukuran besar. Hal ini untuk memberikan 6 Kerapu macan Teknik pengembangbiakan
kemudahan bagi pembudidaya membesarkan ikannya. 7 Kerapu tikus Teknik pengembangbiakan
Namun demikian, kualitas air yang menurun akibat
pembuangan sampah sembarangan menjadi tantangan 8 Bawal bintang Teknik pengembangbiakan
tersendiri. Masyarakat sekitar diharapkan semakin 9 Ikan cobia Teknik produksi
sadar pada lingkungan. Kesadaran ini penting dalam 10 Ikan hias nemo Teknik produksi
menunjang produktivitas perikanan budidaya laut
yang berkualitas, masif, dan berdaya saing. 11 Ikan hias blue devil Teknik produksi
100 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 101

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT BATAM

EKSPANSI TEKNOLOGI
MARIKULTUR BERKUALITAS

Balai Perikanan Budidaya Laut Batam merupakan


Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPT Pusat) Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan
dan Perikanan di bidang pengembangan budidaya
laut yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau. Balai
Budidaya Laut Batam berdiri sejak tahun 1986
dengan nama Stasiun Budidaya Laut yang berkantor
di Tanjung Pinang, kemudian berganti nama menjadi
Sub Balai Budidaya Laut yang berkantor di Tanjung
Riau, Sekupang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Sejak tahun 1994 resmi berubah nama menjadi Loka
Budidaya Laut Batam. Pada 2006, berubah menjadi
Balai Budidaya Laut Batam dan sejak 2014 berganti
nama Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam.
Tugas pokok BPBL Batam adalah melaksanakan
uji terap teknik dan kerjasama, produksi, pengujian
laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan,
serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut.
Secara teknis fungsi balai budidaya laut ini yaitu
melakukan pengkajian, pengujian dan bimbingan
penerapan standar perbenihan dan pembudidayaan
ikan laut. Kemudian melakukan pengkajian standard
pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan sertifikasi
personil perbenihan serta pembudidayaan ikan laut.
Fungsi lainnya adalah pengkajian sistem dan
tata laksana produksi dan pengelolaan induk
penjenis dan induk dasar ikan laut, melaksanakan
pengujian perbenihan dan pembudidayaan ikan
laut, melakukan pengkajian standar pengawasan
benih, pembudidayaan, serta pengendalian hama dan
penyakit ikan laut. Lalu, fungsi selanjutnya melakukan
pengkajian standar pengendalian lingkungan dan
sumberdaya induk/benih ikan laut, melaksanakan
sistem jaringan laboratorium pengujian, pengawasaan
benih, dan pembudidayaan ikan laut. Yang terakhir,
fungsi balai ini adalah melakukan pelayanan
sistem informasi dan publikasi perbenihan serta
pembudidayaan ikan laut.
102 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 103
Dirjen Perikanan Budidaya
Di bidang teknologi akuakultur, BPBL Batam
sedang panen ikan
mengembangkan beberapa jenis ikan unggulan.
Yaitu, antara lain, bawal bintang (trachinotus
blochii) dan kakap putih (lates calcariver block).
Kedua jenis ikan tersebut merupakan jenis ikan
yang memiliki pasar potensial lokal dan ekspor serta
dapat mendukung program industrialisasi perikanan
budidaya dan ketahanan pangan. Volume produksi
benih bawal bintang tahun 2013 sebesar 380.545 ekor
dan produksi pembesaran bawal bintang tahun 2013
sebanyak 13.355,6 Kg.
Dalam penelitian balai, komponen biaya produksi
ikan bawal bintang terbesar berada pada pakan.
Pembesaran bawal bintang menggunakan pakan
komersil untuk kerapu dan kakap putih dengan
kandungan protein berkisar antara 42%–46%.
Tingginya kandungan protein pada suatu produk
pakan akan seiring dengan nilai jual pakan tersebut.
Semakin tinggi kandungan protein, semakin mahal
pula harganya. Terhadap pengaruh kandungan
protein inilah, para perekayasa di BPBL Batam
melakukan penelitian terhadap pertumbuhan ikan
bawal bintang. Dari serangkaian uji coba disimpulkan
penggunaan pakan bawal bintang dengan kadar
protein 36% dapat menekan biaya produksi sehingga
produk yang dihasilkan dapat lebih bersaing.
Selain meneliti produktivitas ikan bawal bintang,
BPBL Batam juga memperbaiki teknologi perbenihan
aplikasi sistem resirkulasi pada pendederan ikan
kakap putih. Kegiatan perekayasaan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi benih
ikan kakap putih melalui aplikasi sistem resirkulasi
pada masa pendederan, sehingga diharapkan dapat
Prestasi Bidang Teknologi BPBL Batam
menciptakan benih yang memiliki daya tahan yang
tinggi serta mampu tumbuh secara optimal. No Proses Budidaya Teknologi Terapan
Para peneliti BPBL Batam melakukan kegiatan 1 Produksi Produksi massal ikan bawal bintang tahun
perekayasaan ini dengan menggunakan benih ikan 2007–2008
kakap putih berukuran sekitar 1 inch per ekor sebanyak 2 Pendederan Pendederan benih ikan sistem resirkulasi
6000 ekor yang dipelihara dalam bak pendederan dengan oksigen murni
masing-masing berukuran 3 meter kubik. Pakan pelet
pendederan diberikan sebanyak 5–6 kali sehari secara 3 Pakan formulasi pakan pembesaran bawal bintang
ad libitum. Guna mengoptimalkan pertumbuhan dan 4 Peralatan Alat pemberian pakan benih otomatis
mengurangi resiko terjadinya gangguan penyakit maka 5 Pemijahan Pemijahan kakap putih di KJA bulat
setiap 2 kali seminggu diberikan vitamin dengan dosis
104 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 105

2 gram/kg pakan. Selama proses pemeliharaan, setiap


7 hari sekali dilakukan sampling untuk mengetahui
pertumbuhan dan tingkat kelulushidupannya.
Berdasarkan hasil kegiatan aplikasi sistem
resirkulasi pada pendederan ikan kakap putih, dapat
disimpulkan bahwa penerapan sistem resirkulasi
dapat meningkatkan daya tahan tubuh ikan yang
pada akhirnya akan berimbas pada peningkatan
pertumbuhan dan kelulushidupannya. Oleh karena
itu sistem resirkulasi dapat diterapkan pada kegiatan
produksi benih ikan kakap putih secara massal dan
dilakukan secara periodik.
Lantaran dekat dengan Singapura, hasil produksi
budidaya laut dari Batam berorientasi ekspor. Di lain
pihak, pemerintah, baik pusat maupun daerah, terus
memfasilitasi pengembangan budidaya laut di Batam.
Potensi budidaya laut di Kepulauan Riau (Kepri) bisa
dibilang nomor satu secara nasional. Khusus di Kepri,
sudah ada perkembangan lebih maju, yakni mengenai
penyusunan zonasi perairan budidaya laut. Di Kepri,
dengan dimotori oleh BPBL Batam dikembangkan
beberapa jenis ikan, antara lain bawal bintang, kerapu,
pobia, kakap merah, putih, kuda laut, tripang, dan
jenis lainnya.
Khusus untuk rekayasa teknologi bawal bintang,
BPBL Batam digolongkan sudah cukup bagus dan
maju. Hal ini terbukti dengan produksi benih ikan
bawal bintang selama ini sudah bisa memenuhi
permintaan benih masyarakat pembudidaya. Di lain
pihak, budidaya bawal bintang dapat berkembang
pesat di masyarakat pembudidaya. Bawal bintang Kegiatan panen ikan
merupakan ikan introduksi dari Taiwan yang sudah
Rekayasa Teknologi BPBL Batam
dikuasai teknologinya baik pembenihan maupun
No Jenis Ikan Hasil Rekayasa pembesarannya di BPBL Batam, dan merupakan
1 Bawal bintang Rekayasa teknologi pembenihan dan pembesaran salah satu jenis ikan yang mempunyai prospek
ikan bawal bintang pemasaran yang cukup bagus.
2 Kakap putih Rekayasa teknologi pembenihan dan pembesaran Yang cukup mengejutkan, berdasarkan penilitian
ikan kakap putih para ahli nutrisi, ikan bawal bintang memiliki
kandungan Omega 3 lebih tinggi dibandingkan
3 Kerapu macan Rekayasa teknologi pembenihan dan pembesaran dengan ikan lainnya. Di samping itu, sebagai salah
ikan kerapu macan satu makanan laut (sea food), ikan bawal bintang punya
4 Ikan hias Rekayasa teknologi pembenihan ikan hias kontur daging yang lebih lembut, lebih padat dan
sangat cocok jika dimasak dengan metode tim. Secara
106 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 107

harga, ikan ini cukup berdaya saing karena lebih lebih tinggi, dan penggunaan bahan suplemen untuk
murah ketimbang ikan laut lain seperti kerapu. Untuk mempercepat pertumbuhan yakni protein rekombinan,
pasar lokal, bawal bintang juga semakin menjadi probiotik serta pengobatan herbal. Sementara inovasi
primadona. Apalagi dengan ekspansi pengusaha di tingkat pelaksanaan usaha budidaya, BPBL Batam
rumah makan yang membuka rumah makan khusus membenuk kelompok pembudidaya baik kelompok
ikan bawal bintang. HSRT maupun kelompok pembudidaya untuk
Keterkaitan paket teknologi yang dilakukan mengembangkan ikan bawal bintang dan kakap putih
di BPBL Batam terlihat jelas sangat menunjang serta membentuk kelompok untuk menciptakan pakan
peningkatan produksi benih maupun produksi murah yang terjangkau oleh masyarakat pembudidaya.
budidaya atau pembesaran, karena hasil perekayasaan Balai ini juga melakukan desiminasi teknologi hasil
ataupun paket teknologi yang sudah dilakukan perekayasaan yang diaplikasikan dalam kelompok-
menunjukkan hasil yang mempunyai nilai tambah. kelompok pembudidaya.
Pembenihan oleh balai akan diaplikasikan untuk
Ikan bawal bintang
kegiatan produksi maupun pembesaran di KJA.
Apabila sudah terbukti adanya peningkatan
produksi hasilnya akan diaplikasikan ke masyarakat
pembudidaya atau untuk produksi benih ke
masyarakat.
Pertumbuhan pembudidaya lokal sejak berdirinya
BPBL Batam sangat signifikan. Banyak para
pembudidaya yang mengaplikasikan teknologi dari
BPBL Batam sehingga pembudidaya berkembang
pesat. Minat pembudidaya lokal terhadap produk
balai sangat tinggi terhadap produksi benih terbukti
dengan ketersediaan stok benih belum dapat
memenuhi kebutuhan pembudidaya lokal. Beberapa
hal dilakukan oleh balai untuk menarik minat para
pembudidaya lokal, antara lain:
R5 Berpartisipasi dalam pameran di berbagai even
baik lokal maupun luar daerah
R5 Membuat leaflet, brosur dan poster
R5 Mengadakan pelatihan teknis pembudidayaan
ikan laut bagi pengusaha dan pembudidaya
R5 Pembuatan buku petunjuk teknis
R5 Diseminasi paket teknologi budidaya
R5 Memberikan bantuan benih
R5 Mengadakan monitoring dan pengawasan di
wilayah kerja secara terjadwal
Beberapa inovasi yang dilahirkan oleh Balai
Perikanan Budidaya Laut Batam. Yaitu penyusunan
komposisi pakan bawal bintang untuk mendapatkan
pakan yang terjangkau, penetuan padat tebar yang
108 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 109

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LOMBOK

KILAU MARIKULTUR DI
PINGGIR PANTAI SEKOTONG

Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok


merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Balai ini dirintis sejak tahun 1990 yang awalnya
merupakan bagian kegiatan proyek pengembangan
Balai Budidaya Laut Lampung. Adapun nama balai
pada saat itu adalah Instalasi Balai Budidaya Laut
Lampung yang mempunyai tugas mengembangkan
perikanan budidaya laut di Nusa Tenggara Barat
(NTB), dipimpin oleh seorang koordinator kegiatan.
Luas area balai 30.000 M2 (3 Ha). Lahan tersebut
berstatus Hak Guna Pakai dari Pemerintah Provinsi
NTB yang dalam hal ini Dinas Kelautan dan
Perikanan Propinsi NTB.
Pada tahun 1995 balai ini berubah menjadi Loka
Budidaya Laut (LBL) Lombok dengan wilayah
kerja Provinsi NTB, NTT dan Bali, yang secara
kelembagaan dipimpin oleh seorang pejabat eselon
IV yaitu Kepala LBL-Lombok. Berbagai sarana
dan prasarana terus ditingkatkan untuk mendukung
pengembangan budidaya laut, dan pada tahun 2000
terjadi pengembangan yaitu penambahan lokasi di
Dusun Giligenting, Desa Sekotong Barat, Kecamatan
Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Pada
lokasi tersebut mulai dilengkapi berbagai fasilitas sejak
tahun 2000 sampai 2002, dan mulai dioperasionalkan
tahun 2002. Luas lahan yang dipergunakan yaitu
6.000 M2 (0,6 Ha) yang merupakan Hak Guna Pakai
dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB.
Tuntutan dan kapasitas LBL-Lombok yang
makin berkembang pesat, serta tingkat mobilitas yang
tinggi maka pada tahun 2004 kegiatan administrasi
perkantoran yang semula di Gerupuk dipindahkan ke
Sekotong, yang kemudian menjadi kantor pusat. Pada
tahun 2006 LBL ini berubah nama menjadi Balai
Budidaya Laut (BBL) Lombok. Pada tahun yang
sama diperluas area kegiatan melalui penambahan
aset tanah seluas 15.000 M2 (1,5 Ha) untuk
110 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 111

pengembangan di Sekotong. Sehingga pada tahun Dari sisi Sumber Daya


2006 luas lahan di Sekotong yaitu 21.000 M2 (2,1 Manusia (SDM), BPBL
Ha). Pada tahun 2014 nama balai, struktur organisasi Lombok memiliki
dan tugas fungsi dirubah menjadi Balai Perikanan tenaga teknis yang
Budidaya Laut (BPBL) Lombok. profesional di bidang
Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), BPBL budidaya laut, yang
Lombok memiliki tenaga teknis yang profesional siap membina dan
di bidang budidaya laut, yang siap membina dan mengawal proses
mengawal proses produksi budidaya laut (marikultur). produksi budidaya
Balai ini merupakan pusat penyedia benih ikan/non laut (marikultur).
ikan laut dan bibit rumput laut yang memiliki kualitas Balai ini merupakan
unggul. Untuk bibit rumput laut telah dipercaya untuk pusat penyedia
dikembangkan di negara-negara SPC (south pacific benih ikan/non ikan Pengembangan Teknologi Marikultur BPBL Lombok
community) seperti Fiji, Micronesia, dan PNG (Papua laut dan bibit rumput No Jenis Komoditas Pengembangan Teknologi
Nugini). Yang sangat penting, balai ini telah terbukti laut yang memiliki
1 Ikan-ikanan (finfish) Mengembangkan teknologi produksi massal
mampu meningkatkan kualitas teknologi budidaya kualitas unggul.
benih, pendederan, pembesaran, transportasi
laut yang lebih adaptif, efesien dan ekonomis melalui Untuk bibit rumput
ikan hidup untuk ikan bawal bintang (Trachinotus
kegiatan rekayasa teknologi marikultur. laut telah dipercaya
blochii)
Dilihat dari komoditas yang dikembangkan, balai untuk dikembangkan
di negara-negara 2 Abalone (Haliotis spp.) Mengembangkan teknologi produksi massal benih
mengembangkan jenis produk perikanan yang sudah abalone haliotis squamata dan haliotis asinina,
teknologinya sudah dikuasai dan mempunyai nilai SPC (south pacific
community) seperti hibridisasi antaran haliotis asinina dan squamata,
jual tinggi seperti kerang abalone, tiram mutiara, teknologi pembesaran di KJA dan keranjang dasar
rumput laut, ikan kerapu, ikan bawal bintang dan Fiji, Micronesia, dan
PNG (Papua Nugini). untuk mencapai ukuran konsumsi. (Pelaksana
lobster. Bawal bintang fokus dikembangkan karena kegiatan/tugas diusulkan mendapat penghargaan
teknologinya sudah dikuasai secara penuh dan Yang sangat penting,
balai ini telah terbukti satya lencana Wirakarya tahun 2014).
sudah disederhanakan, sehingga masyarakat mudah
mengadopsinya. Pasarnya juga sangat terbuka. mampu meningkatkan 3 Tiram Mutiara (Pinctada Mengembangkan teknologi pemijahan induk,
Rumput laut menjadi unggulan untuk dikembangkan, kualitas teknologi maxima) produksi massal benih, segmentasi usaha
karena teknologi produksi bibit unggul sudah ada, budidaya laut yang pendederan dan pembesaran, insersi nukleus
tinggal membangun sistem dengan stake holder lebih adaptif, efesien untuk menghasilkan mutiara. (Mendapat
lainnya dalam produksi bibit unggul secara tepat dan ekonomis melalui penghargaan Satya Lencana Wirakarya tahun
(jumlah, kualitas, dan kontinuitas). Produksi benih kegiatan rekayasa 2013 dari Presiden SBY).
tiram mutiara menjadi fokus karena teknologinya teknologi marikultur. 4 Lobster (Panulirus spp.) Mengembangkan teknologi pengumpulan benih
sudah disederhanakan, sehingga mudah diadopsi lobster di alam dengan rekayasa bahan shelter.
masyarakat. Kebutuhan benih pun cukup tinggi, Teknologi ini kemudian diadopsi secara meluas
disamping biaya produksi yang rendah (low cost-tidak oleh masyarakat pesisir khususnya di Lombok
perlu pemberian pakan secara khusus). Tengah, kemudian Lombok Timur, Sulawesi
Secara garis besar terdapat beberapa rekayasa Selatan, dan Aceh.
teknologi budidaya di BPBL Lombok, antara lain: 5 Rumput Laut (Euchema Mengembangkan teknologi kultur jaringan
R5 Rekayasa teknologi pemijahan/perkawinan induk cottonii) (bersama dengan Seameo-Biotrop Bogor)
dan produksi telur untuk mendapatkan bibit rumput laut unggul
(teknologi produksi bibit rumput laut). Uji lapang
R5 Rekayasa teknologi pemeliharaan larva/benih
pengembangan kebun bibit unggul di NTB, NTT,
ikan
dan Kalimantan Utara.
112 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 113

yang melakukan pembudidayaan/pembenihan ikan.


Masyarakat ini selain menjadi pasar juga menjadi
binaan balai dalam melakukan kegiatan usahanya.
Dalam pembinaan/pendampingan ini, balai bekerja
Beberapa sama dengan stakeholder lainnya seperti pemerintah
pembudidaya cukup daerah (Dinas Kelautan dan Perikanan), lembaga
fanatik dengan penelitian (Badan Litbang, Seameo Biotrop),
benih/bibit dari balai, lembaga penyuluhan, perguruan tinggi, sekolah
karena kualitasnya kejuruan perikanan, dan lainnya.
sudah teruji. Selama
Pada umumnya pembudidaya lokal berminat
pemeliharaan benih,
sangat tinggi terhadap produk yang dihasilkan balai,
balai melaksanakan
khususnya berupa benih. Beberapa pembudidaya
seleksi dalam laju
cukup fanatik dengan benih/bibit dari balai, karena
pertumbuhan,
kualitasnya sudah teruji. Selama pemeliharaan benih,
kenormalan, dan juga
balai melaksanakan seleksi dalam laju pertumbuhan,
kesehatan benih,
kenormalan, dan juga kesehatan benih, sehingga
sehingga benih yang
benih yang disebar kepada pelaku usaha budidaya
R5 Rekayasa teknologi pengelolaan wadah dan disebar kepada pelaku
adalah benih yang sesuai dengan standar mutu
Manfaat dan media pemeliharaan ikan usaha budidaya
berkembangnya yang ada. Produk lainnya berupa berupa pelayanan
R5 Rekayasa teknologi pendederan dan pembesaran adalah benih yang
usaha budidaya di laboratorium (pengujian penyakit) dan pengawalan
ikan sesuai dengan standar
masyarakat adalah teknologi juga selalu diharapkan oleh pelaku usaha
mutu yang ada.
salah satu indikator R5 Rekayasa pengepakan dan pengangkutan ikan budidaya lokal.
keberhasilan balai. hidup
R5 Rekayasa teknologi produksi pakan alami
(plankton)
R5 Rekayasa teknologi produksi pakan buatan
sederhana
R5 Rekayasa teknologi produksi bibit kultur jaringan
(rumput laut)
R5 Rekayasa teknologi penanaman inti/insersi
(mutiara)
R5 Rekayasa teknologi pemeliharaan kesehatan ikan
Kendati memasok kebutuhan benih untuk
pembudaya, BPBL Lombok, sebagaimana UPT lain,
bukan merupakan institusi yang berorientasi mengejar
keuntungan. Manfaat dan berkembangnya usaha
budidaya di masyarakat adalah salah satu indikator
keberhasilan balai. Secara garis besar, peminat produk
balai dikelompokkan menjadi 2, yakni konsumen dan
pelaku usaha budidaya laut. Konsumen diidentifikasi
sebagai pasar untuk produk yang bisa dikonsumsi,
misalnya ikan konsumsi, rumput laut, dan butir
mutiara. Pelaku usaha budidaya adalah masyarakat
114 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 115

mengembangkan teknologi yang lebih efisien dan


terkini khususnya untuk komoditas yang menjadi
andalan pelaku usaha dan atau komoditas alternatif.
Dari sisi eksternal, balai terus meningkatkan sinergitas
dan kemitraan dengan seluruh stake holder lainnya
yaitu pelaku usaha budidaya, swasta, pemda, penyuluh
dan lembaga penelitian dalam mengembangkan usaha
budidaya laut.
Berikut ini gambaran perkembangan kegiatan
budidaya laut di beberapa lokasi budidaya berdasarkan
teknologi yang telah dihasilkan BPBL Lombok:
R5 Lokasi Teluk Gerupuk- Lombok Tengah yang
sampai tahun 2014 diperkirakan telah mencapai
700 unit keramba pengumpul benih lobster,
longline pembudidaya rumput laut dan KJA
pembesaran ikan-ikan laut.
R5 Lokasi Teluk Awang-Lombok Tengah yang
sampai tahun 2014 diperkirakan telah mencapai
1000 unit keramba pengumpul benih lobster.
R5 Lokasi Pototano-Sumbawa yang sampai tahun
2014 telah berkembang pesat budidaya rumput
laut yang dulunya (tahun 2009) hanya 4 unit
percontohan budidaya rumput laut dari Balai,
dan pada tahun 2012 di tetapkan sebagai kawasan
minapolitan budidaya rumput laut.
Beberapa kegiatan yang dilakukan balai untuk
menarik animo pembudidaya lokal, antara lain,
pertama, diseminasi teknologi yang dilakukan
langsung di lokasi pembudidaya. Tujuannya untuk
mengenalkan teknologi baru (yang lebih mudah dan
ekonomis), produk baru (benih spesies baru, bibit
unggul, vaksin, obat). Kedua, pelatihan tentang suatu
teknologi budidaya; dilakukan di balai atau di suatu
tempat. Ketiga, temu Lapang dilakukan di lokasi
pembudidaya. Tujuannya untuk mensosialisasikan
suatu program, menampung “permasalahan”
pembudidaya, dan melakukan pelayanan laboratorium.
Keempat, kemitraan dengan pelaku usaha (swasta
atau kelompok) dalam mengembangkan budidaya
suatu komoditas.
Terobosan yang dilakukan BPBL Lampung
setidaknya dibagi dalam dua hal besar, yakni internal
dan eksternal. Secara internal, balai terus fokus
116 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 117

R5 Lokasi Bima berkembang budidaya ikan lele


melalui percontohan Balai pada tahun 2011
untuk komoditas lele dan nila walaupun bukan
termasuk dalam tugas dan fungsinya tapi
karena adanya tuntutan masyarakat untuk dapat
membudidaya ikan lele dan nila.
R5 Di Bendungan Batujai-Lombok Tengah
berkembang budidaya ikan nila yang mulanya
dari percontohan yang di lakukan Balai dengan
metode Keramba Jaring Apung. Dari 4 unit KJA
percontohan balai pada tahun 2011, berkembang
menjadi 40 unit (2012), dan sekitar seratus unit
(2013).
R5 Lokasi Batunampar dan Ekas kabupaten
Lombok Timur berkembang pembudidaya ikan
kerapu, yang dulunya hanya beberapa unit KJA,

dengan adanya percontohan dan pembinaan dari


Balai, saat ini telah berkembang cukup pesat,
dan diperkirakan telah ada 60 unit KJA untuk
pembesaran ikan kerapu.
R5 Lokasi Giligede-Pengawisan Lombok Barat
telah berkembang budidaya ikan bawal bintang/
kerapu yang dulunya (tahun 2008) belum ada
aktivitas tersebut, melalui pendampingan dan
penyediaan benih di Balai saat ini telah ada 8
unit KJA yang melakukan budidaya ikan bawal
bintang/kerapu.
R5 Lokasi Pengawisan Lombok Barat telah
berkembang usaha pendederan ikan (kerapu)
sistem “backyard” mulai tahun 2013 (10 unit),
sudah berkembang menjadi sekitar 40 unit
(2014).
118 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 119

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON

INSPIRASI BUDIDAYA
PRODUK UNGGUL
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon
mulai berdiri pada pada tahun 1990. Dari tahun
1990 sampai 1994 bernama Stasiun Budidaya Laut
Ambon, dan pada tahun 1994-2006 berubah nama
menjadi Loka Budidaya Laut Ambon. Tahun
2006-2013 berubah nama menjadi Balai Budidaya
Laut Ambon di bawah Kementerian Kelautan
dan Perikanan. Selanjutnya pada bulan Februari
2014 sampai sekarang berubah nama menjadi Balai
Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon. Di 2014,
pegawai BPBL Ambon secara keseluruhan berjumlah
72 orang, terdiri dari 54 orang Pegawai Negeri Sipil
(PNS), 4 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS),
dan 14 orang tenaga kontrak.
BPBL Ambon yang terletak di Provinsi Maluku ini
mempunyai dua lokasi sebagai tempat kegiatan. Area
utama seluas 4 Ha. Lokasi ini dipergunakan untuk
perkantoran, pembenihan (kultur fitoplankton, kultur
zooplankton, pemeliharaan induk, pemeliharaan larva,
pendederan), laboratorium pakan alami, laboratorium
hama dan penyakit ikan, hatchery ikan hias, keramba
jaring apung, asrama, workshop, perumahan dan
sarana pendukung lainnya. Lokasi kedua merupakan
instalasi pengembangan seluas 1,5 Ha. Lokasi ini
digunakan untuk pengembagan hatchery mutiara
dan kekerangan, pembesaran ikan di keramba jaring
apung serta kebun bibit rumput laut.
Jenis ikan yang fokus dikembangkan BPBL
Ambon adalah ikan konsumsi (kerapu bebek, kerapu
macan, kerapu sunu, kerapu kertang, dan ikan bubara)
dan ikan hias (nemo biak, giro biasa, giro pasir, giro
padang, nemo pink, nemo orange dan jenis-jenis
hybridnya, banggai cardinal fish, betok ambon,
mandarin fish). Ikan konsumsi dikembangkan sebagai
ikan ekonomis yang akan mendatangkan devisa negara
dan meningkatkan taraf hidup para pembudidaya.
Sementara itu, ikan hias dikembangkan karena
keberagaman yang tinggi di Maluku dan Indonesia
Timur pada umumnya. Baik ikan konsumsi maupun
120 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 121

nasional untuk ikan-ikan mempunyai harga tinggi


Prestasi dan Keunggulan BPBL Ambon
dan dikonsumsi oleh kalangan menengah keatas
No Prestasi Balai Keunggulan Balai (Kerapu macan, kerapu kertang, kerapu sunu dan
1 Penyedia telur kerapu Mempunyai wilayah kerja meliputi kerapu bebek). Ketiga, pasar internasional untuk
bebek berkualitas terbaik di Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan ikan–ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan
Indonesia Papua keperluan eksport (jenis-jenis kerapu dan ikan hias).
2 Pembenihan ikan hias Terletak pada segitiga karang dunia yang Produktivitas BPBL Ambon terbagi dalam
beberapa segmen. Pertama, produksi induk.
mandarin fish pertama di kaya akan jenis ikan konsumsi maupun
Pelaksanaan pembenihan ikan kerapu diawali
Indonesia ikan hias laut dengan kegiatan pengelolaan induk yang baik dan
3 Pembenihan secara Terletak di daerah MP3EI Kawasan Timur pengelolaan kualitas air dengan berpatokan pada
massal ikan hias banggai sehingga peran Balai sebagai pendorong prosedur operasional standar. Kegiatan pengelolaan
cardinal fish pertumbuhan ekonomi induk ikan kerapu tahun 2013, diperoleh hasil
Produksi telur kerapu sebagai berikut: produksi telur kerapu bebek melebihi
4 Produksi massal benih Terletak di daerah pengembangan bebek melebihi target yaitu sebanyak 249.760.000 butir, produksi
kerapu bebek dan kerapu Lumbung Ikan Nasional sehingga target yaitu sebanyak telur kerapu macan 679.500.000 butir, produksi telur
macan teknologi budidaya 249.760.000 butir, kerapu sunu 199.550.000 butir.
5 Menghasilkan hiybrid ikan Peserta Pameran Ikan Hias Aquarama di produksi telur kerapu
macan 679.500.000 Kedua, produksi larva. Berdasarkan hasil
nemo Singapura pengelolaan larva dari bulan Januari sampai Desember
butir, produksi
hias dikembangkan untuk menjaga kelestarian telur kerapu sunu 2013 dapat disimpulkan bahwa target produksi larva
Beberapa teknologi kerapu bebek yaitu 90.000 ekor bisa terealisasi 90.618
sumberdaya ikan akibat eksploitasi berlebihan. 199.550.000 butir.
yang diterapkan balai ekor dan kerapu macan terealisasi 30.552 ekor.
sudah mengungguli Beberapa teknologi yang diterapkan balai sudah
negara-negara lain mengungguli negara-negara lain seperti teknologi
seperti teknologi produksi benih kerapu bebek dan kerapu macan
produksi benih kerapu serta ikan hias (banggai cardinal fish, mandarin, blue
bebek dan kerapu divil dan hybridisasi nemo), namun demikian ada
macan serta ikan hias yang masih ditingkatkan seperti teknologi sistem
(banggai cardinal fish, pengelolaan air (resirkulasi), manajemen produksi
mandarin, blue divil benih dan manajemen produksi ikan konsumsi.
dan hybridisasi nemo), Masyarakat sangat mengapresiasi dan berminat
untuk mengaplikasikan teknologi-teknologi yang
sudah dihasilkan oleh balai ini. Hal tersebut ditandai
oleh tumbuhnya pembudidaya ikan di sekitar balai
dan wilayah kerja lainnya untuk membudidaya ikan
konsumsi maupun pembesaran ikan hias. Ketertarikan
masyarakat tidak lepas dari adanya kegiatan magang
dan pelatihan, pendampingan dan pengawasan
teknologi, desiminasi, kunjungan dan studi banding.
Meskipun tidak melulu berorientasi profit, BPBL
Ambon memiliki target pasar yang dibidik untuk
menyalurkan produk yang dihasilkan. Pertama, pasar
lokal untuk ikan-ikan cepat tumbuh mempunyai harga
yang relatif murah dan digemari oleh masyarakat
lokal (ikan bubara dan kakap putih). Kedua, pasar
122 UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR LAUT 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 123

Ketiga, produksi benih. Hasil pemeliharaan benih


mulai dari bulan Januari sampai Desember diperoleh
jumlah benih kerapu bebek 67.511 ekor dari target
63.000 ekor, dan kerapu macan 18.784 ekor.
Keempat, produksi pakan alami. Capaian produksi
bibit mikroalga diperoleh 3.808 liter. Produksi massal
mikroalga diperoleh 1.809 m3. Produksi massal rotifer
diperoleh 380,84 x 109 individu dan Produksi nauplii
artemia sebanyak 9.686.500.000 individu. Kelima,
broodstock. Jumlah dan bobot akhir dari pemeliharan
ikan pada kegiatan ini adalah kerapu bebek sebanyak
25 ekor dengan bobot total 33 kg. Ikan Kerapu macan
sebanyak 70 ekor dengan bobot total 86 kg. Ikan
bubara sebanyak 87 ekor dengan bobot total 191 kg.
Ikan kerapu sunu 42 ekor dengan bobot total 24 kg.
Ikan kerapu kertang 13 ekor dengan bobot total 455
kg. Ikan kerapu cantang 12 ekor dengan bobot total biomassa yang tersisa sebesar 1.205,83 kg, dengan
72 kg. Secara keseluruhan total biomass calon induk komoditas kerapu macan sebesar 1.100,83 kg dan
sebesar 861 kg. kerapu bebek sebesar 105 kg. Ketujuh, banggai
Keenam, produksi gelondongan dan ikan cardinalfish. Di tahun 2013 telah berhasil diproduksi
konsumsi. Total biomassa yang dihasilkan sebesar benih ukuran 1 cm sebanyak 11,747 ekor. Kedelapan,
3,636 kg dengan produksi ukuran ikan konsumsi produksi mandarinfish. Produksi telur sebanyak
kerapu macan sebesar 3,464 kg dan kerapu bebek 2.376.471 butir, dengan HR rata-rata 85% dan SR
sebesar 172 kg. Pada akhir bulan Desember 2013, larva rata-rata 0,5%. Dengan demikian total benih
berukuran 1–3 cm yang dihasilkan sebanyak 10.100
Pengembangan dan Rekayasa Teknologi BPBL Ambon ekor. Kesembilan, ikan betok Ambon. Telur yang
No Pengembangan Teknologi Rekayasa Teknologi dihasilkan sebanyak 3.189.474 butir. Larva yang
dipelihara sebanyak 3.030.000 ekor. Total produksi
1 Teknologi produksi ikan hias Teknologi pembesaran ikan benih yang dicapai sampai akhir tahun ini sebanyak
mandarin konsumsi dan ikan hias 1.515 ekor. Kesepuluh, rumput laut. Pada tahun
2013 telah ditanam 3.000 kg dengan hasil rumput
2 Teknologi produksi ikan banggai Rekayasa teknologi produksi laut basah sebanyak 30.000 kg.
cardinal fish benih ikan konsumsi dan ikan hias Target Produksi BPBL Ambon 2014-2020
3 Teknologi produksi ikan blue devil Rekayasa teknologi produkdi telur Tahun
No Komoditas
4 Teknologi produksi ikan hibridisasi Rekayasa teknologi produksi 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
ikan nemo pakan alami 1. Benih (ribu ekor) 120 150 750 1.500 1.750 2.000 2.500
2. Ikan Konsumsi 3 5 7 10 12 14 16
5 Teknologi produksi benih kerapu Rekayasa teknologi pembesaran (Ton)
bebek dan kerapu macan 3. Rumput Laut 3 5 7 9 11 12 13
6 Teknologi pembesaran berbagai Rekayasa teknologi pengelolaan (Ton)
spesies ikan budidaya air 4. Ikan Hias (ribu 100 150 200 300 350 400 500
ekor)
UNIT PELAKSANA
TEKNIS PENDUKUNG
UTAMA AKUAKULTUR
126 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 127

LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN


LINGKUNGAN SERANG

TEKNOLOGI KESEHATAN
IKAN SOKONG
INDUSTRIALISASI

Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan


(LP2IL) Serang berdiri pada tahun 2010. LP2IL
Serang merupakan satu-satunya Unit Pelaksana
Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya (DJPB) yang tugas dan fungsinya khusus di
bidang kesehatan ikan dan lingkungan. Institusi ini
mulai dirintis pada tahun 2009 dengan didirikannya
bangunan laboratorium di Kabupaten Serang,
Provinsi Banten. Bangunan tersebut didirikan pada
lahan seluas 5,9 hektar. Selanjutnya, pada tahun
2010 laboratorium ini dilengkapi fasilitas pendukung
dan peralatan serta sumber daya manusia. Kegiatan
operasional dan aktivitas laboratorium menginduk
pada kegiatan satuan kerja Direktorat Kesehatan Ikan
dan Lingkungan DJPB.
Sejak tanggal 30 Desember Tahun 2010, dengan
ditetapkannya Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor: PER.28/MEN/2010, LP2IL
Serang ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis
di bidang pemeriksaan hama, penyakit ikan dan
lingkungannya yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.
Selanjutnya pada tanggal 1 Juli 2011 tersusunlah
pejabat struktural yang mengisi struktur organisasi
LP2IL Serang. Namun demikian, LP2IL Serang baru
mandiri secara penganggaran sejak tahun 2012.
LP2IL Serang memiliki luas laboratorium 1.558
m2, dengan perincian laboratorium pengujian seluas
1.358m2 dan laboratorium bioassay seluas 200m2.
LP2IL Serang tidak mempunyai kolam, karena tugas
utamanya adalah di bidang pengujian laboratorium.
Fasilitas pemeliharaan berupa bak fiber, digunakan
sebagai sarana pengujian lapang obat ikan dalam
rangka mendapatkan nomor pendaftaran.
Jumlah karyawan tetap di LP2IL Serang sebanyak
128 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 129

Teknologi Unggulan LP2IL Serang


No Teknologi Unggulan
1 Pemeriksaan kontaminan logam berat pada lingkungan dan produk
perikanan menggunakan Atomic absorben spectrofotometri grafit
furnace dan Atomic absorben spectrofotometri flame
2 Pemeriksaan konfirmatif residu dengan kromatografi cair spectra
massa (LC-MS/MS) dan kromatografi gas spectra massa (GC-MS/
MS)
3 Analisis mutu obat ikan menggunakan High performance thin
layer chromatography (HPTLC) dan High performance Liquid
chromatography (HPLC)
4 Identifikasi penyakit bacterial dan mikal menggunakan automatic
identification system (Vitek-2 compact)
5 Pemeriksaan kuantitatif penyakit ikan dengan Realtime PCR/RT-
PCR

41 orang, sedangkan tenaga kontrak sebanyak 15 hama dan penyakit ikan, arsiparis, pranata komputer,
LP2IL Serang
orang. Pembagian tugas karyawan meliputi kegiatan statistisi, pustakawan, dan jabatan fungsional lainnya.
menghasilkan
administratif dan manajemen yang dilakukan oleh LP2IL Serang tidak mempunyai tugas dan fungsi teknologi tepat
pejabat struktural dan staf serta kegiatan teknis yang dalam produksi perikanan budidaya, tetapi dukungan guna di bidang test
dilakukan oleh kelompok jabatan fungsional. Urusan produksi melalui kegiatan pengembangan sistem kit diagnostic yang
Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan kesehatan ikan dan lingkungan. Kendati demikian, mudah, cepat dan
rencana, program dan anggaran, urusan tata usaha LP2IL Serang menghasilkan teknologi tepat guna akurat di bidang
dan rumah tangga, serta evaluasi dan penyusunan di bidang test kit diagnostic yang mudah, cepat dan pemeriksaan
laporan. Subseksi Metode Pemeriksaan mempunyai akurat di bidang pemeriksaan lingkungan perairan, lingkungan perairan,
tugas melakukan penyusunan dan penerapan metode, residu dan penyakit ikan. Keunggulan balai ini residu dan penyakit
pengujian dan analisis data di bidang pemeriksaan berada pada peralatan laboratorium yang digunakan ikan.
hama, penyakit ikan, dan lingkungannya, serta merupakan teknologi canggih yang ada saat ini.
monitoring dan pengawasan (survailans). Subseksi
Di bidang pengembangan teknologi, LP2IL
Pelayanan Operasional mempunyai tugas melakukan
Serang merupakan satu-satunya balai yang
pelayanan teknis di bidang kesehatan ikan, dan
mengembangkan metoda analisis dan penyusunan
lingkungannya serta pengolahan data, pengelolaan
Pembagian tugas standar dibidang mutu obat ikan. Selain itu, balai
system informasi, dan diseminasi informasi mengenai
karyawan meliputi ini menghasilkan teknologi tepat guna di bidang test
hama, penyakit ikan, dan lingkungannya.
kegiatan administratif kit diagnostic, pengembangan obat-obatan herbal,
dan manajemen yang Sementara Kelompok Jabatan Fungsional dan teknologi vaksinasi. LP2IL diakui sebagai
dilakukan oleh pejabat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang laboratorium rujukan nasional di bidang pemeriksaan
struktural dan staf berkaitan dengan pemeriksaan hama, penyakit ikan, residu berbahaya oleh masyarakat Uni Eropa. Balai
serta kegiatan teknis dan lingkungannya, serta kegiatan lain yang sesuai ini merupakan anggota/peserta organisasi profisiensi
yang dilakukan oleh dengan tugas masing-masing jabatan fungsional uji laboratorium se-Asia Pasifik (ANQAP).
kelompok jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Karena peran strategisnya dalam industri
fungsional. Kelompok Jabatan fungsional terdiri atas pengendali
budidaya ikan, LP2IL Serang telah sukses menjadi
130 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 131

Yang dilakukan oleh LP2IL Serang dalam menarik


animo pembudidaya adalah dengan melakukan
koordinasi peran penyuluh dan pemda setempat
dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pendampingan di masyarakat. Lalu mendekatkan
LP2IL dengan pembudidaya melalui layanan
laboratorium keliling dan pendampingan langsung
ke pembudidaya. Kemudian melakukan apresiasi dan
sinkronisasi pelaksanaan pengujian mutu, keamanan
dan khasiat obat ikan kepada para produsen dan
importir obat ikan.
Setelah adanya LP2IL Serang, pembudidaya
setempat merasa sangat terbantu dalam pelaksanaan
pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan. Selain
itu, animo perusahaan obat dalam pengujian obat
ikan cukup tinggi, karena sebelumnya pengujian
rujukan bahkan beberapa pihak belajar teknologi dilakukan oleh instansi diluar Kementerian Kelautan
penanggulangan penyakit ikan. Antara lain Setelah adanya LP2IL dan Perikanan, sehingga waktu pelayanan menjadi
laboratorium pengujian Negara-negara ASEAN Serang, pembudidaya lebih panjang. Apalagi, balai ini mengembangkan
(khusus untuk penyakit virus udang), perusahaan obat setempat merasa kerjasama dengan lembaga internasional, khususnya
ikan, laboratorium daerah, dan POSIKANDU (Pos sangat terbantu laboratorium rujukan internasional, sehingga setiap
pelayanan ikan terpadu). dalam pelaksanaan pengujian yang dilakukan oleh LP2IL sejajar dengan
Terkait dengan sejauh mana peningkatan
pengelolaan laboratorium tersebut. Hal ini seiring dengan kerja
produksi perikanan budidaya, LP2IL Serang
kesehatan ikan dan keras balai untuk menjadi laboratorium rujukan
mendukung peningkatan produksi perikanan dengan
lingkungan nasional di bidang obat, residu, penyakit dan
langsung melakukan pendampingan di masyarakat lingkungan budidaya.
melalui kegiatan pendampingan teknologi, layanan
laboratorium keliling dan pelaksanaan investigasi
kasus penyakit yang menyerang pada suatu kawasan
atau unit budidaya. Fokus kegiatan tersebut adalah
pengendalian penyakit, pengendalian pencemaran
lingkungan budidaya dan penerapan budidaya ramah
lingkungan, pengendalian obat ikan. Inovasi yang
dilakukan LP2IL Serang berdasarkan inventarisasi
kebutuhan masyarakat, sehingga cocok dan langsung
dapat digunakan oleh masyarakat.
Dari pihak swasta, peminat produk hasil rekayasa
teknologi kesehatan ikan yang dikerjakan LP2IL
Serang terbagi dalam 2 kelompok utama, yaitu
pembudidaya ikan/udang yang sangat mengandalkan
LP2IL Serang, khususnya dalam bidang pengujian
penyakit ikan, dan perusahaan obat ikan yang sangat
mengandalkan LP2IL dalam pelaksanaan pengujian
mutu, khasiat dan keamanan obat ikan.
132 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 133

BALAI LAYANAN USAHA PRODUKSI


PERIKANAN BUDIDAYA KARAWANG

TERBAIK DALAM BISNIS DAN


INVESTASI PERIKANAN
Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya (BLUP2B) Karawang semakin menempati
posisi yang sangat strategis dalam pembangunan
perikanan budidaya (akuakultur) nasional. Sebagai
salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP), BLUP2B di wilayah
Jawa Barat bagian utara ini menyelenggarakan
beberapa fungsi. Antara lain terkait penyusunan
rencana, program, dan evaluasi di bidang perekayasaan
usaha produksi perikanan budidaya air tawar,
budidaya air payau, dan budidaya laut. Fungsi penting
lainnya adalah perekayasaan segmentasi dan analisis
kelayakan skala usaha pembenihan, pendederan, dan
pembesaran usaha produksi perikanan budidaya. Juga,
pelaksanaan diseminasi dan pendampingan usaha
produksi perikanan budidaya dan lain sebagainya.
BLUP2B Karawang memiliki karakteristik
yang lebih dibandingkan dengan UPT yang lain
karena mengembangkan usaha produksi perikanan
budidaya di 3 perairan yang berbeda yaitu usaha
produksi perikanan budidaya air tawar, usaha
produksi perikanan budidaya air payau dan usaha
produksi perikanan budidaya laut. Pengembangan
usaha produksi perikanan budidaya tersebut tentunya
tidak terlepas dari berbagai inovasi teknologi yang
telah dihasilkan untuk diterapkan agar setiap
usaha produksi menghasilkan usaha budidaya yang
produktif dan ekonomis secara finansial. Luas
kawasan BLUP2B Karawang ± 390 Ha; terdiri
dari lahan balai/tambak/kolam inti, lahan plasma,
kawasan penyangga, fasilitas perumahan dan kantor.
Jumlah Pegawai BLUP2B Karawang sampai dengan
2014 adalah 128 Pegawai, yang terdiri dari PNS
maupun tenaga honorer.
BLUP2B Karawang sangat diuntungkan dengan
lokasi yang strategis karena dekat dengan daerah
Kegiatan pemberian
pemasaran seperti Jakarta yang merupakan salah pakan ikan
134 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 135

satu pusat industri ekspor-impor produk perikanan.


Teknologi dan Rekayasa BLUP2B Karawang
Beberapa dukungan sarana dan prasarana yang
telah dimiliki oleh balai ini, antara lain media No Penerapan Teknologi Rekayasa Teknologi
pemeliharaan ikan, baik kolam beton, kolam terpal 1 Penerapan teknologi Rekayasa peningkatan produksi
maupun kolam tanah dengan berbagai macam pembesaran patin dengan pendederan udang windu pada
dimensi ukuran dan teknologi; bak kultur massal teknologi intensif di kolam salinitas rendah
plankton; bangsal pendederan; bangsal pemberokan dalam
dan pengepakan ikan; laboratorium nutrisi, kesehatan
ikan dan lingkungan. Selain itu, BLUP2B Karawang 2 Penerapan teknologi Rekayasa teknologi segmentasi
juga memiliki bangunan unit pengolah ikan dengan pembesaran bandeng dengan usaha produksi budidaya ikan kerapu
kapasitas 40 ton. teknologi intensif di kolam macan di tambak
Sebagai bentuk pelayanan ke masyarakat secara dalam
langsung dan nyata, BLUP2B Karawang memiliki 3 Penerapan teknologi udang Rekayasa peningkatan produksi
kegiatan diseminasi atau pendampingan teknologi. vaname di tambak plastik bawal bintang pada jaring apung
Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya dalam mulsa tambak
mengenalkan dan memberikan informasi kepada
masyarakat tentang paket budidaya yang diterapkan 4 Penerapan teknologi Rekayasa produksi udang windu pada
di BLUP2B Karawang. Hasil dari kegiatan ini
pembesaran lele dengan bioflok salinitas rendah
diharapkan dapat menciptakan pembudidaya ikan
yang selanjutnya dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Kegiatan alih 5 Penerapan teknologi Rekayasa produksi pembesaran ikan
teknologi lainnya adalah pelayanan masyarakat untuk pembesaran lele intensif sidat dalam kolam tanah
melakukan penelitian/magang/praktik, pelatihan, dengan eliminasi bahan organik
studi banding dan kunjungan lapang.
Beberapa komoditas unggulan yang 6 Penerapan budidaya Rekayasa pengelolaan Keskanling
Beberapa komoditas
dikembangkan di BLUP2B Karawang untuk berbagai pembesaran kerapu di pada budidaya bawal bintang di jaring
unggulan yang
dikembangkan di segmen usaha, mulai dari skala kecil maupun skala karambah jaring tancap (KJT) apung
besar meliputi ikan patin, lele, nila, udang vaname,
BLUP2B Karawang 7 Penerapan budidaya Rekayasa pendederan ikan sidat di
untuk berbagai udang windu, bandeng, kerapu, kakap putih, bawal
pembesaran kakap putih di bak
segmen usaha, bintang dan ikan lainnya seperti ikan sidat, kakap
merah dan ikan gurame. Penetapan komoditas tambak
mulai dari skala kecil
maupun skala besar ikan unggulan tentunya tidak terlepas dari arahan 8 Peningkatan produktifitas Rekayasa pengelolaan kesehatan
meliputi ikan patin, kebijakan DJPB KKP terutama dalam mendukung budidaya ikan bandeng dengan ikan sidat
lele, nila, udang Program Industrialisasi Perikanan Budidaya serta meningkatkan padat tebar
vaname, udang windu, pengembangan komoditas ekonomi kerakyatan untuk
bandeng, kerapu, pembudidaya skala rumah tangga. Selain itu, dasar 9 Peningkatan produktifitas Aplikasi vaksin vibrio pada
kakap putih, bawal penetapan komoditas unggulan yang diproduksi di budidaya ikan patin dengan pembesaran ikan kerapu di tambak
BLUP2B Karawang yaitu bernilai ekonomis tinggi,
bintang dan ikan meningkatkan padat tebar
lainnya seperti ikan teknologi budidaya yang dapat diterapkan dan telah
sidat, kakap merah tersedia, permintaan pasar yang tinggi baik lokal
10 Teknologi semiflok pada Efisiensi wadah pada pemeliharaan
dan ikan gurame maupun luar negeri dan dapat dibudidayakan dan
dikembangkan secara massal. budidaya udang vaname budidaya kerapu cantang di tambak
intensif dengan dasar tambak
tanah
136 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 137

Hasil paket usaha teknologi perekayasaan di


Beberapa pihak yang
bidang perikanan budidaya yang dihasilkan BLUP2B
telah melakukan
Karawang telah memberikan dampak yang positif
proses alih teknologi
baik yang dimanfaatkan oleh internal maupun
dengan BLUP2B
esternal. Pemanfaatan internal tentunya dapat
Karawang antara lain
dilihat dari perbaikan metode budidaya dan hasil
pembudidaya ikan dan
produksi serta penerimaan penjualan. Sedangkan
udang dari Banten
pemanfaatan eksternal dapat dilihat dari proses
yang melakukan
alih teknologi melalui kegiatan diseminasi ataupun
pelatihan manajemen
pendampingan teknis di wilayah binaan balai maupun
budidaya air payau,
tambak percontohan (demfarm). Adapun paket usaha
pembudidaya ikan
teknologi tersebut dimanfaatkan oleh pembudidaya
dari Bontang yang
ikan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan
melakukan pelatihan
produktivitas perikanan budidaya secara efisien.
budidaya air tawar,
Hasil kerja keras dalam mendukung pengembangan
pembudidaya ikan
teknologi usaha perikanan budidaya adalah
dari Bangka Belitung
penetapan BLUP2B Karawang oleh Direktorat
yang melakukan
Jenderal Perikanan Budidaya sebagai UPT terbaik
magang budidaya
dalam Pengembangan Bisnis dan Investasi di bidang
ikan lele, beberapa
Perikanan Budidaya di tahun 2013.
kelompok pembidyda
BLUP2B Karawang berusaha malakukan ikan skala kecil, siswa,
berbagai pengembangan teknologi yang memiliki mahasiswa, dan
prospek bisnis dengan output Paket Usaha Teknologi. lainnya. BLUP2B Karawang pasar utama adalah pembeli (buyer) dengan nilai
Sebagai UPT berprestasi, banyak investor yang memiliki program CSR jual yang tinggi tentunya dengan memperhitungkan
memiliki minat untuk bekerjasama dalam memajukan (Corporate Social kondisi pasar. Memasok bahan baku ke cold
perikanan budidaya seperti kerja sama dengan BPPT Rensponsibility) storage dengan komoditas udang vaname dan patin
dalam memajukan pengembangan produksi nila salin yang berusaha merupakan salah satu target balai. Inovasi dalam
di tambak, kerja sama dengan PT. ADIB Global memberikan bantuan mengembangkan pasar hasil rekayasa di balai ini di
Food dalam pengembangan produksi patin di tambak pendampingan sampai antaranya adalah melakukan kegiatan apresiasi atau
dan industri pengolahan fillet ikan patin, dan kerja pemberian benih dan seminar hasil perekayasaan yang telah dihasilkan
sama dengan BUMN Perikanan Indonesia dalam sarana produksi demi oleh balai kepada para pembudidaya dan stake holder
revitalisasi tambak Blok C demi memberdayakan memberdayakan perikanan budidaya, melakukan diseminasi dengan
masyarakat plasma. masyarakat sekitar membuat farm percontohan dari perekayasaan
Beberapa pihak yang telah melakukan proses terutama pemuda dan teknologi yang dihasilkan oleh balai kepada
alih teknologi dengan BLUP2B Karawang antara ibu rumah tangga. masyarakat, da melakukan secara terus menerus
lain pembudidaya ikan dan udang dari Banten yang penyebaran informasi teknologi yang dihasilkan
melakukan pelatihan manajemen budidaya air payau, dari kegiatan perekayasaan balai pada pembudidaya
pembudidaya ikan dari Bontang yang melakukan melalui pola pendampingan dan kemitraan.
pelatihan budidaya air tawar, pembudidaya ikan dari BLUP2B Karawang memiliki program CSR
Bangka Belitung yang melakukan magang budidaya (Corporate Social Rensponsibility) yang berusaha
ikan lele, beberapa kelompok pembidyda ikan skala memberikan bantuan pendampingan sampai
kecil, siswa, mahasiswa, dan lainnya. pemberian benih dan sarana produksi demi
BLUP2B Karawang telah memperhitungkan memberdayakan masyarakat sekitar terutama pemuda
aspek pasar dalam setiap kegiatan budidaya. Target dan ibu rumah tangga. Selain itu, pembuatan media
138 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 139

informasi seperti papan reklame di jalan utama balai


diharapkan menjadi jembatan penghubung antara
program dan kegiatan balai agar dapat diterima
oleh masyarakat. Itu sebabnya, minat masyarakat
pembudidaya terhadap produk yang dihasilkan balai
semakin meningkat. Pembudidaya lokal maupun
binaan balai umumnya adalah para pembudidaya
ikan lele, ikan nila dan ikan bandeng dengan modal
kecil dan menengah. Adapun produksi benih yang
dihasilkan oleh BLUP2B Karawang memiliki
penilaian yang baik di mata konsumen lokal karena
tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang
baik.

Pembinaan Teknologi BLUP2B Karawang Bersasarkan Unit Usaha Per Wilayah 2014-
2019
No Kab/Kota Binaan Target/Tahun
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Boyolali 1 1 - 1 - 1
2 Klaten 1 1 1 1 1 1
3 Malang 1 1 1 1 1 1
4 Serdang Bedagai 1 2 1 2 1 2
5 Karawang 1 3 3 3 3 3
6 Subang 1 3 3 3 3 3
7 Indramayu 1 3 4 3 3 3
8 Cirebon 1 2 3 3 3 3
9 Bima 1 1 1 1 1 1
10 Sumbawa 1 1 1 1 1 1
11 Bogor - 1 1 1 1 1
12 Purwakarta - 1 1 1 1 1
13 Jakarta - 1 1 1 1 1
14 Lombok - - 1 1 1 1
15 Bekasi 1 2 2 2 2 2
16 Kuningan - 1 - - - -
17 Tangerang - 1 - 1 - 1
18 Tulungagung - 1 1 1 1 1
Total 11 26 25 27 24 27
140 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 141

BALAI PRODUKSI INDUK UDANG UNGGUL DAN


KEKERANGAN KARANGASEM

EKSPLORASI TEKNOLOGI
TEPAT GUNA DI PULAU
DEWATA
Balai Produksi Induk Udang Unggul dan
Kekerangan (BPIU2K) Karangasem, Bali, diresmikan
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
pada tanggal 6 Desember 2010. Balai ini sebelumnya
bernama Broodstock Center Udang Vaname (BCUV)
Karangasem di bawah koordinasi Balai Budidaya
Air Payau (BBAP) Situbondo, Jawa Timur. Setelah
diresmikan oleh Presiden SBY, diterbitkan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan No. 22/MEN/2010
tanggal 9 Desember 2010 tentang struktur organisasi
dan tata kerja BPIU2K Karangasem. Berdasarkan
aturan itu, balai ini resmi menjadi Unit Pelaksana
Setelah diresmikan
Teknis (UPT) di bidang produksi induk udang unggul
oleh Presiden SBY,
dan kekerangan yang berada di bawah naungan
diterbitkan Peraturan
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Menteri Kelautan dan
Perikanan Budidaya.
Perikanan No. 22/
Unit Kekerangan yang terletak di Dusun MEN/2010 tanggal
Sukadana, Desa Tigaron, Kecamatan Kubu, 9 Desember 2010
Kabupaten Karangasem sebelumnya merupakan tentang struktur
bagian dari Balai Budidaya Laut (BBL) Lombok organisasi dan
kemudian menyatu dengan BPIU2K Karangasem tata kerja BPIU2K
sejak diresmikan tahun 2010. Sejak itu pula secara Karangasem.
organisasi BPIU2K Karangasem telah berdiri dan Berdasarkan
memiliki 2 unit yaitu Unit Udang di Kecamatan aturan itu, balai ini
Karangasem dan Unit Kekerangan di Kecamatan resmi menjadi Unit
Kubu. Kedua unit produksi tersebut berada di dalam Pelaksana Teknis
satu wilayah Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. (UPT) di bidang
Dari segi area, BPIU2K Karangasem memiliki luas produksi induk
ruang laboratorium uji kesehatan ikan dan lingkungan udang unggul dan
44 m2 (unit udang) dan laboratorium basah 143 m2 kekerangan yang
(unit kekerangan). Luas lahan untuk produksi benih/ berada di bawah
benur udang (nucleus center) seluas 2.529 m2 dan luas naungan dan
lahan untuk produksi induk udang (multiplication bertanggung jawab
center) seluas 10.614 m2. Sementara luas lahan kepada Direktur
untuk produksi benih abalone 1.019 m2 (termasuk Jenderal Perikanan
laboratorium plankton). Adapun luas lahan untuk Budidaya.
142 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 143

produksi benih tiram mutiara 357 m2 dan produksi Produktivitas BPIU2K Karangasem 2012-2014
plankton 36 m2. Serta Karamba Jaring Apung (KJA)
untuk pembesaran calon induk kekerangan sebanyak Induk Udang Induk Kekerangan
3 unit dengan jumlah pemeliharaan 12 lubang yang Produksi Distribusi Abalone Tiram
berukuran masing-masing 4 x 4 meter. Pegawai Komoditas Mutiara
BPIU2K Karangasem berjumlah 46 orang terdiri dari
22 orang PNS dan 24 tenaga kontrak. Tahun Jantan Betina Jantan Betina
BPIU2K Karangasem memiliki kelayakan 2012 11.858 19.472 3.159 12.506 2.000 2.500
lokasi dan aksesibilitas untuk memproduksi induk
udang unggul yang dapat didistribusikan ke seluruh
wilayah Indonesia. Jenis ikan unggulan yang fokus
dikembangkan antara lain adalah udang vaname 2013 80.602 101.150 9.101 20.576 3.500 1.500
(Lithopenaeus vannamei). Alasannya, udang
merupakan komoditas unggulan, memiliki nilai
ekonomis tinggi, dapat dibudidayakan dengan 2014 (s/d 10.180 10.180 10.180 10.180 2.000 1.500
kepadatan tinggi, dan potensi lahan budidaya yang Juni)
sangat luas. Produksi induk udang vaname selain
untuk pengembangan internal balai (uji performa), Jumlah 102.640 130.802 22.440 43.262 7.500 5.500
juga untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha
pembenihan udang (swasta/masyarakat) serta untuk
mensuplai kebutuhan induk UPT Pusat dan Daerah
sebagai bantuan. Induk yang terjual, seluruh hasil
penjualan disetorkan ke rekening kas Negara sebagai
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan
tarif sesuai PP 19 Tahun 2006. Pasar yang dibidik
oleh balai adalah pelaku usaha pembenihan udang dan
pembudidaya di dalam maupun luar negeri.
Di BPIU2K Karangasem ini, inovasi teknologi
terapan adaptif dikawal dan diterapkan untuk masyarakat
pembudidaya. Inovasi terhadap pengembangan pasar
hasil rekayasa di balai ini dilakukan dengan antara lain
uji coba multilokasi di berbagai unit pembenihan dan
pembudidayaan dan bantuan induk kepada pelaku
usaha atau masyarakat pembudidaya. Untuk induk
udang vaname, produksinya sangat diharapkan oleh
masyarakat pembudidaya udang. Begitu pula dengan
budidaya abalone dan tiram mutiara. Hal ini ditunjang
dengan beragam promosi dan kegiatan balai seperti
sosialisasi melalui kegiatan monitoring induk dan
benih, kegiatan diseminasi, dan bantuan induk untuk
ujicoba produksi.
Lantas bagaimana mekanisme pembenihan,
pembesaran dan pemasaran produk BPIU2K
Karangasem? Untuk pembenihan, dilakukan dengan
144 UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDUKUNG UTAMA AKUAKULTUR 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 145

tambaknya terbengkalai (idle) menjadi bergairah


Rekayasa dan Teknologi Unggulan BPIU2K Karangasem
untuk mengoperasionalkan tambaknya kembali.
No Rekayasa Teknologi Teknologi Unggulan
Terobosan yang terus digalakkan oleh balai
1 Rekayasa teknologi Produksi induk udang vaname dengan adalah bagaimana menghasilkan induk udang vaname
pemijahan, pemeliharaan sistem seleksi/selektif breeding spesifik yang sesuai dengan perairan lokal, bebas dan
larva dan calon induk udang (seleksi individu dan famili) tahan penyakit, tahan terhadap perubahan lingkungan
vaname (lithopenaeus yang ekstrem serta pertumbuhannya cepat. Balai
vannamei) juga terus melakukan maksimalisasi dan kontinuitas
produksi yang berwawasan lingkungan (friendly
2 Rekayasa teknologi Produksi induk kekerangan dengan environment), berupaya menghasilkan induk unggul
pemijahan, pemeliharaan sistem seleksi individu untuk dengan variasi genetik yang tinggi, serta bekerja keras
untuk mensuplai induk udang unggul dan kekerangan
larva dan calon induk abalone mendapatkan individu dari keturunan
di dalam dan luar negeri.
(haliotis squamata) yang baik

3 Rekayasa teknologi Produksi induk kekerangan dan udang


pemijahan, pemeliharaan untuk mendapatkan pertumbuhan
larva dan calon induk tiram yang cepat, tahan penyakit dan
mutiara (pinctada maxima) perubahan lingkungan

berbagai metode, seperti koleksi indukan yang


memiliki karakter genetik yang baik, pematangan
gonad dengan pakan berkualitas, pengelolaan kualitas
air dan penyakit, perkawinan dan pemijahan, serta
penetasan telur dan pemeliharan larva. Untuk
pembesaran, dilakukan dengan cara penebaran benih
yang berkualitas, pengelolaan kualitas air dan penyakit,
pengelolaan pakan, vitamin dan multivitamin sesuai
kebutuhan, dan seleksi calon induk (fenotif dan
genotif). Adapun pemasaran dilakukan dengan
pemesanan oleh pelaku usaha pembenihan (jumlah
induk, tanggal pengambilan/pengiriman, tempat/
tujuan pengiriman dll), pelaksanaan panen induk,
pengepakan (packing) sesuai dengan SOP, dan
pengiriman/distribusi sesuai tujuan.
BPIU2K Karangasem ini telah memberi banyak
pengaruh pada perkembangan budidaya di Pulau
Dewata. Pasaran harga udang dunia yang baik
menyebabkan pelaku usaha pembenihan ikan
bandeng di Buleleng beralih ke pembenihan udang
dan pembesaran udang dalam bak terkontrol.
Demikian pula dengan daerah lainnya yang semula
DAFTAR PUSTAKA
148 DAFTAR PUSTAKA 15 JAWABAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR 149

DAFTAR PUSTAKA
R5 Tim. 2011. Kawasan Percontohan Minapolitan
Berbasis Perikanan Budidaya. Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya: Jakarta
R5 Tim. 2011. Minapolitan; Konsep, pengembangan
dan Aplikasinya dalam Revitalisasi Perikanan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta
R5 Tim. 2010. Prosiding Indonesian Aquaculture.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta
R5 Tim. 2010. Laporan Penilaian Kinerja
Kelembagaan Kelompok Pembudidaya Ikan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta
R5 Tim. 2010. Pedoman Perencanaan Pengembangan
Kawasan Perikanan Budidaya (Minapolitan).
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta
R5 Tim. 2010. Penembangan Wirausaha Perikanan
Budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta
R5 Tim. 2009. Forum Inovasi Teknologi Akuakultur.
Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat
Jendral Perikanan Budidaya: Jakarta
R5 Tim. 2008. Pembenihan Udang Vaname.
Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat
Jendral Perikanan Budidaya: Jakarta
R5 Tim. 2008. Teknologi Perikanan Budidaya.
Departemen Kelautan dan Perikanan, Pusat
Riset Perikanan Budidaya. Badan Riset Kelautan
dan Perikanan: Jakarta
R5 Tim. 2007. Analisa Data Kelautan dan Perikanan.
Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta
R5 Tim. 2007. Data dan Informasi Kelautan dan
Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan,
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai