Anda di halaman 1dari 27

Nama : Refi Prananing Putri Hesi

Nim : 180210042
Prodi Keperawatan Semester 4B Stikes Banten
Resume Semua Video 1 – 12 ( Hal 1 -7 )
Resume Setiap Video 1-12 ( Hal 8-27 )

RESUME SEMUA VIDEO 1 – 12


TAHAP PERSALINAN
Ada 4 tahap persalinan, apa yang terjadi pada masing masing tahap:
1. Tahap 1 adalah tahap dimana seriks melebar dari 0 hingga 10 cm, tahap ini memiliki 3 fase
yaitu fase laten atau yang sering di sebut persalinan dini, fase aktif dan transisi yang akan
anda alami.
2. Tahap 2 adalah tahap dimana bayi akan di lahirkan
3. Tahap 3 adalah tahap mengeluarkan plasenta
4. Tahap 4 adalah tahap pemulihan ( 1-4 jam pertama ) setalah melahirkan bayi dan
mengeluarkan plasenta
TAHAP 1 PERSALINAN
FASE LATEN
Fase pertama atau fase laten atau persalinan dini, serviks akan melebar lebih dari 1-4 cm,
dan akan mengalami kontraksi ringan setiap 5 hingga 30 menit dan kontraksi panjang 30 hingga
45 detik kontraksi akan lebih ringan dari pada yang akan terjadi di fase aktif dan transisi dan fase
ini merupakan fase terpanjang bagi ibu yang baru melahirkan pertama kali.
FASE AKTIF
Fase aktif dan di fase ini segalanya mulai aktif pada fse ini serviks akan melebar dari 4
hingga 7 cm, kontraksi akan terjadi setiap 3 – 5 menit dan 45-60 detik akan merasakan banyak
kontraksi dan lebih kuat serta lebih lama di bandingkan dengan apa yang terjadi pada fase laten,
fase ini dapat berlangsung selama 4 – 8 jam
Intervensi selama fase ini :
1. Harus membuat ibu merasa nyaman karena mengalami kontraksi yang hebat bisa
menggunakan teknik non farmakologis atau farmakologis, jika dengan non famakologi bisa
berendam dengan air hangat atau melakukan pemijatan selama kontraksi, atau menggunakan
epidural yang bersifat farmakologis.
2. Teknik pernapasan dan menjaga kandung kemih, jika dia punya menggunakan epidural maka
akan di lakukan pemasangan kateter atau bisa membantu ibu pergi ke kamar mandi setiap

1
beberapa jam untuk mengosongkan kandung kemih, karena kandung kemih yang penuh bisa
mencegah rahim berkontraksi dan memperlambat persalinan
3. Memantau tanda tanda vital ibu dan detak jantung bayinya

FASE TRANSISI

Pada fase transisi yang merupakan fase yang akan mengarah pada tahap ke 2 dimana bayi
akan di lahirkan, serviks akan melebar dari 8 cm menjadi 10 cm, dimana pembukaan ke 10
adalah pembukaan yang sudah sempurna, fase ini merupakan fase terpendek dalam semua fase

Intervensi transisi

1. Berikan banyak dorongan dan pujian biarkan ibu tau bahwa dia sudah melewati tahap
persalinan yang panjang sejauh ini dan ibu bisa melakukannya
2. Ajarkan tekmik bernafas dan observasi tanda tanda vital ibu serta detak jantung janin
3. Observasi selama kontraksi pastikan bayi dalam keadaan baik baik saja dan tidak ada
kesulitasn
4. Menilai serviks pelebaran dan penipisan serviks dan lihat pembukaan serta posisi janin

TAHAP 2

Ibu yang pertama kali melahirkan pada tahap ini bisa berlangsung selama 1-3 jam jadi
sedikit lebih lama untuk ibu yang baru melahirkan dan untuk ibu yang sudah melahirkan hal ini
berlangsung sekitar 20 menit dan yang utama pada fase ini adalah mendorong bayi keluar dari
jalan lahir untuk di lahirkan, kontraksi yang akan di rasakan sama dengan kontraksi pada fase
transisi yaitu fase yang paling menyakitkan dan kontraksi panjangsekitar 60-90 detik dan terjadi
setiap 2-3 menit
Intervensi keperawatan :
1. Mengajarkan cara mendorong, posisikan kapan harus mendorong karena jika ibu memiliki
epidural mungkin tidak bisa merasakan kontraksi tetapi penolong dapat melihat kontraksi
pada monitor yang ingin di capai dan mengajarkan bagaimana cara bernafasnya dan cara
memposisikan diri saat akan melahirkan seperti litotomi
2. Penolong bisa memberikan dorongan atau pujian dengan mengatakan sudah seberapa jauh
posisi bayinya
3. Mencatat waktu lahir bayi
4. Monitoring tanda tanda vital dan detak jantung bayi dan memastikan semuanya baik baik
saja
5. Lihat perubahan perinium
6. Monitoring perdarahan
7. Melihat bagaimana posisi janin di jalan lahir

TAHAP 3

2
Pada tahap ke 3 dimulai dengan melahikan bayi dan pengeluaran plasenta, tahap ini
berlangsung sekitar 5-15 menit, tanda dan gejala bahwa plasenta akan keluar adalah adanya
darah yang keluar secara tiba – tiba.

Intervensi keperawatan:
1. Memantau tekanan darah ibu sebelum dan sesudah melahirkan
2. Cek adanya risiko perdarahan
3. Memberikan oksitosin setelah mengeluarkan plasenta untuk mencegah perdarahan
4. Pastika plasenta telah keluar semuanya dan tidak ada yang tersisa di dalam rahim
5. Bantu ibu membuatnya nyaman dengan membersihkan sprei
6. Berikan perawatan asuhan ibu dan bayi dan lakukan inisiasi menyusui dini

TAHAP 4

Tahap 4 merupakan tahap 1-4 jam pertama setalah mengeluarkan plasenta, pastikan ibu
baik- baik saja setlah melahirkan dan ibu menyesuaikan diri setalah dia baru melahirkan. Karna
ada resiko setlah ibu melahirkan seperti rahim infeksi perdarahan sehingga penolong harus
memantau hal itu.

PENILAIAN POSISI JANIN DAN KETERLIBATAN KEPERAWATANNYA

Fetal/Janin merupakan bayi dan station merupakan lokasi atau posisi. Jadi fetal station
adalah lokasi dimana presentasi bayi terletak di panggul dengan baik. Presentasi bayi di panggul
bisa kepala bisa kaki dan apapun yang memiliki struktur yang paling dekat dengan jalan keluar
rahim.Internal serviks ini seperti pintu keluar untuk bayi meninggalkan uterus dan lahir.
Apapun struktur yang paling dekat dengannya itu biasanya kepala bayi dengan posisi yang
tepat.

Untuk mengukur apakah presentasi bayi sudah berada di panggul dengan baik bisa
dengan melihat area yang disebut ischial spine yang terletak di panggul dapat dengan mudah
dirasakan. Untuk mengukurnya dengan menggambarkan garis pura-pura dari kanan tulang
belakang ke tulang belakang ischial kiri.

KEBIDANAN – TAHAPAN PERSALINAN

Persalinan dapat dibagi menjadi 3 tahap. Persalinan normal biasanya terjadi setelah 37
minggu kelahiran penuh, akan merujuk pada persalinan yang terjadi antara 37 sampai 42 minggu
kehamilan, tetapi selama situasi tertentu dan selama keadaan tertentu, persalinan mungkin terjadi
sebelum 37 minggu. Jika persalinan terjadi sebelum 37 minggu, ini disebut kelahiran prematur.

Tahap 1 persalinan dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten yang juga dikenal
sebagai fase awal dan fase aktif. Setelah tahap 1 persalinan, selanjutnya adalah memasuki tahap

3
(kala) ke2- persalinan. Tahap ke-2 persalinan yaitu dari dilatasi serviks penuh sampai bayi lahir.
Setelah bayi lahir, persalinan akan memasuki tahap 3. Tahap 3 ini pada dasarnya adalah
pengeluaran plasenta.

TEKNIK PERNAPASAN UNTUK PERSALINAN YANG LEBIH MUDAH


CARA BERNAPAS SELAMA PERSALINAN
Tehnik nafas yang benar akan membantu anda rileks dan meminimalkan stress tehnik ini
dengan nafas dalam,banyak orang hanya fokus pada pernafasan di paru-paru mereka, tetapi
dengan meletakan tangan diperut, anda sedang melatih untuk melibatkan energi ditempat bayi
anda, Buatlah dada dan perut rileks, sehingga saat Ibu menarik napas keduanya akan
mengembung dan dapat mengeluarkan napas kembali dengan normal. Berikan jeda dengan per
sekali nafas karna tidak semua wanita nyaman dengan nafas yang singkat.
Destreser breath meletakan tangan di perut, pejamkan mata, fokuskan energi di tempat
bayi berada, tarik nafas dalam selama 4-6 detik lalu hembuskan lewat mulut selama 6-8 detik
Lakukan tehnik ini selama 4 kali alasanya adalah membantu anda melewati kontraksi yang
berlangsung sekitar 45 hingga 60 detik selama tahap aktif agar rasa sakit menurun
Transition breathing banyak wanita yang ingin melakukan metode ini untuk bisa
melahirkan secara normal, tehnik pernafasan ini Jenisnya yaitu Nafas pendek yg dangkal, tarikan
nafas yang panjang dan dalam, mungkin tehnik ini terdengar seperti hiperventilasi tetapi
sebenarnya tidak

PENGELUARAN PLASENTA PADA TAHAP 3 PERSALINAN


Kala 3 : kelahiran bayi sampai kelahiran plasenta
 3 tanda plasenta siap untuk dikeluarkan:
1. Pemanjangan tali pusat
2. pembesutan darah
3. uterus menjadi lebih bulat
 Proses pengeluaran plasenta:
1. Traksi ke bawah lembut dengan traksi balik di rahim
2. Kegagalan untuk melakukannya dapat menghasilkan inversi uterus
 Kala 3- persalinan abnormal
keterlambatan pengiriman plasenta kemungkinan besar disebabkan oleh plasentasi abnormal

POSISI UNTUK PERSALINAN TAHAP KEDUA


1. Sitting

4
posisi setangah duduk dan duduk tegak adalah posisi yg bagus Pertimbangkan untuk tahap ke
dua, dokter atau bidan akan menawarkan lebih banyak keuntungan gravitasi dari pada berbaring,
punggung mungkin memberi sedikit lebih banyak ruang untuk bayi dalam memutar
2. Hands and knee
Posisi tangan dan lutut juga dapat digunakan untuk mendorong menggunakan gravitasi memutar
bayi dan mengurangi sakit punggung
3.squatting
Posisi berjongkok sangat membantu selama tahap kedua karena posisi ini sangat membantu bayi
dalam bedputar, dapat memberikan keuntungan gravitasi dan meningkatkan ruang untuk bayi

MEKANISME PERSALINAN NORMAL


Saat persalinan berlangsung Ibu memiliki sesuatu yang disebut tekanan sumbu janin
dimana tekanan kontraksi uterus menekan sacrum janin dan hal tersebut membuat kepala
janin menjadi lentur dan saat keluar diameter kepala janin sedikit mengecil dan itu disebut
BRAD MATIC SUBOKSIPITAL. ketika mengalami peningkatan tekanan ke janin itu disebabkan
karena Meningkatnya kekuatan kontraksi uterus dan menyebabkan menurunnya janin dari
panggul ibu, saat oksiput akan terjadi retensi dari bagian bawah panggul. Ketika janin semakin
turun oksiput akan masuk ke bawah lengkungan suprapubik dan akan terjadi perputaran pada
kepala janin dan bagian wajah akan keluar, dan berikutnya akan dilakukan restitusi, restitusi
adalah ketika kepala janin dan bahu janin diluruskan kembali, dan adanya perputaran ⅛ pada
saat yang sama hal tersebut dapat meningkatkan penurunan janin hingga bagian bawah
kemaluan dan akan terjadi fleksi lateral janin dan akhirnya bayi pun lahir.

MODUL PELEBARAN DAN PENIPISAN SERVIKS


Gambaran prosesnya sebagai berikut :
1. Penipisan serviks (effacement)
Berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan serviks. Seiring dengan bertambah
efektifnya kontraksi, serviks mengalami perubahan bentuk menjadi lebih tipis. Hal ini
disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan sehingga seolah-olah servik
tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi tipis.
2. Dilatasi
Proses ini merupakan lanjutan dari effacement. Setelah serviks dalam kondisi menipis penuh,
maka tahap berikutnya adalah pembukaan. Serviks membuka disebabkan daya tarikan otot uterus
ke atas secara terus menerus saat uterus berkontraksi. Dilatasi dan diameter serviks dapat
diketahui melalui pemeriksaan intravagina.

MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL BAGIAN 1

5
Persalinan adalah puncak dari kehamilan di mana janin, cairan ketuban, plasenta, dan
membran dipisahkan dan dikeluarkan dari rahim melalui saluran serviks-vagina.
Tahapan Persalinan
Primigravida Multigravida
Tahap pertama (tahap Dari awal persalinan hingga 6-18 jam 6-18 jam
serviks) dilatasi penuh dan peningkatan
serviks
Tahap kedua (tahap Dari dilatasi penuh dan 30 menit-2 30 menit-2 jam
janin) peningkatan serviks hingga jam
kelahiran bayi
Tahap ketiga (tahap Bentuk kelahiran bayi hingga 5-30 menit
plasenta) kelahiran plasenta
Tahap keempat Dari pengiriman plasenta hingga 2 jam
(tahap observasi) parameter vital telah stabil

Fase tahap pertama persalinan


Dilatasi serviks
Fase laten (persalinan dini) 0-6 cm (lama: 0 hingga 4 cm)
Persalinan fase aktif 6-8 cm (lama: 4-8 cm)
Fase transisi 8-10 cm

MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL BAGIAN 2


Pada bagian atas vulva dan perinium oleskan dengan antiseptik ini suda sesuai kebiasaan,
setelah itu saya harus waspada setelah saya memakai gaun, pelindung kepala dan sarung tangan.
Tindakan pecegahan aseptik ini harus di lakukan pada saat persalinan. tidak seperti tahap
pertama persalinan, pasien yang sekarang dekat dengan frekuensi pemantauan denyut nadi, suhu
dan respirasi serta tekanan darah lebih sering diambil setiap 5 menit dan rincian kontraksi uterus
dicatat Katerisasi kandung kemih jika perlu.
Pijat perineum antepartum dan intrapartum telah diusulkan sebagai cara untuk
melunakkan dan merentangkan perineum untuk mengurangi trauma perineum selama tetapi juga
tidak berbahaya itu tidak direkomendasikan secara rutin karena tidak cukupnya kualitas bukti
yang membuktikan manfaatnya akan sangat berguna bagi wanita yang akan disampaikan tanpa
episiotomi.
Pengeluaran kepala bayi dengan cara maneuver ritgen yang dimodifikasi. Ketika sudah
terlihat pengeluaran kepala bayi, dengan dialasi oleh kain basah tangan kanan penolong
melakukan tekanan pada perineum , dan tangan kiri melakukan tekanan ringan pada daerah
oksiput. Kepala dikeluarkan dengan ekstensi bertahap di antara kontraksi sampai crowning
terjadi.

6
Setelah kelahiran :
• Pastikan bayi menangis. resusitasi jika perlu
• Jepit tali pusat di dua tempat dan potong di antaranya
• mengumpulkan darah tali pusat, dan mengikat tali pusat.
Tali pusat harus dijepit 10 cm dari umbilicus di dua tempat 5 cm saat digunakan.
Penjepitan tali pusat segera versus tertunda :
ACOG merekomendasikan bahwa penjepitan tali pusat tertunda setidaknya 30-60 detik
setelah kelahiran pada bayi prematur dan bayi cukup bulan.
Bayi diletakkan di dada ibu apabila bayi tidak menangis maka bayi harus segera
diserahkan kepada seseorang urolog untuk dilakukan resusitasi. Untuk
menghapus/menghilangkan mekonium dapat dilakukan penyedotan/suction nasofaring.

MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL BAGIAN 3

Tujuan dari manajemen aktif persalinan kala tiga adalah pencegahan komplikasi khususnya PPH
(Postpartum hemorrhage).
Manajemen aktif persalinan kala tiga adalah serangkaian tindakan yang diambil oleh dokter
kandungan setelah persalinan pervaginam bayi untuk mencegah perdarahan postpartum.
Manajemen aktif dari persalinan kala 3:
1. injeksi uterotonika segera setelah melahirkan
2. pengeluaran plasenta
3. postpartum vigilance: pijatan fundus setiap 15 menit selama 2 jam

MANAJEMEN AKTIF DARI TAHAP PERSALINAN KE 3

Tahap 3 persalinan yang berfokus pada manajemen aktif


Persiapan tahap ke 3 manajemen aktif
1. inform consent (surat persetujuan)
2. Semua peralatan yang dipakai sudah dipersiapkan
3. Menyiapkan oksitosin
4. Mengamati tanda tanda pemisahan plaaenta
Komponen ke 2 manajemen aktif persalinan tahap ke 3 yaitu penjepitan dan pemotongan tali
pusat, gunakan plastic clamp sekali pakai dekat ujung pusar, pastikan untuk tetap 3 sampai 5 cm
dari dinding perut untuk menghindari kulit agar tidak terjepit ukuran dapat disesuaikan. Penjepit
arteri ditempatkan lebih dekat dengan ujung plasenta sekitar 2 sampai 4 cm antara penjepit yang
satu dan lainnya. Gunting tali pusat diantara dua klem tersebut pastikan tenaga medis dan yang
lainnya terlindungi dari semburan darah

7
RESUME SETIAP VIDEO 1 – 12

1. Stage Of Labor Nursing For Nursing Student ( Video 1 )

TAHAP PERSALINAN
Ada 4 tahap persalinan, apa yang terjadi pada masing masing tahap:
Tahap 1 : pelebaran servix mulai dari pembukaan 0 – 10
Terdapat 3 fase : fase laten, fase aktif, dan fase transisi
Tahap 2: bayi telah di lahirkan
Tahap 3 : plasenta telah di keluarkan
Tahap 4 : 1-4 jam pertama setelah melahirkan dan mengluarkan plasenta ( tahap pemulihan )

1. Tahap 1 adalah tahap dimana seriks melebar dari 0 hingga 10 cm, tahap ini memiliki 3 fase
yaitu fase laten atau yang sering di sebut persalinan dini, fase aktif dan transisi yang akan
anda alami.
2. Tahap 2 adalah tahap dimana bayi akan di lahirkan
3. Tahap 3 adalah tahap mengeluarkan plasenta
4. Tahap 4 adalah tahap pemulihan ( 1-4 jam pertama ) setalah melahirkan bayi dan
mengeluarkan plasenta

1. TAHAP PERTAMA

Tujuan dari seluruh tahap satu adalah pembukaan serviks 0-10 dan melahirkan 100% karna
kontraksi dan mengalami penipisan leher rahim, semua tejadi karena kontraksi pada wanita,
kemudian di fase laten wanita akan lebih mudah dan selanjutnya di fase transisi akan semakin
intens karena serviks akan melebar semua sehingga bayi dapat di lahirkan dan itulah tujuan pada
tahap ini. Fakta pada tahap satu adalah tahap satu merupakan tahap persalinan terpanjang dari
semua tahap persalinan dan cenderung lebih lama bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan,
pada tahap transisi yang merupakan fase ke 3 dalam tahap ini, anda fokus langsung ke tahap ke 2
dimana bayi akan di lahirkan anda harus mengingat fase ini ( mnemonic “ transisi kerja secara
aktif” ) dimana pada tahap 2 bayi akan di lahirkan. Dan tujuan pada tahap ini adalah harus
mempunyai kontraksi dan pelebaran serviks lengkap kemudian naikan serviks dan tipiskan
serviks sehingga bayi dapat di lahirkan.

8
Fase pertama atau fase laten atau persalinan dini, serviks akan melebar lebih dari 1-4 cm,
dan akan mengalami kontraksi ringan setiap 5 hingga 30 menit dan kontraksi panjang 30 hingga
45 detik kontraksi akan lebih ringan dari pada yang akan terjadi di fase aktif dan transisi dan fase
ini merupakan fase terpanjang bagi ibu yang baru melahirkan pertama kali, bahkan seringkali
mereka tidak tau bahwa sedang berada di fase laten pada persalinan, karena mungkin kontraksi
ringan dan tidak memiliki rasa sakit, selama fase ini wanita hanya perlu tinggal rumah sampai
dia masuk ke dalam persalinan aktif atau pecah ketuban tujuannya adalah agar anda tetap
nyaman dan mecoba tetap sibuk beraktifitas saat persalinan berlangsung. Selama fase ini ibu
akan menjadi bersemangat dan gugup.
Fase aktif dan di fase ini segalanya mulai aktif pada fse ini serviks akan melebar dari 4
hingga 7 cm, kontraksi akan terjadi setiap 3 – 5 menit dan 45-60 detik akan merasakan banyak
kontraksi dan lebih kuat serta lebih lama di bandingkan dengan apa yang terjadi pada fase laten,
fase ini dapat berlangsung selama 4 – 8 jam, jika ibu masih berada di rumah sarankan ibu untu
pergi ke rumah sakit karena selam fase ini mungkin ketuban akan pecah dan harus di observasi
apakah ketubannya masih bagus atau tidak ketika di rumah sakit, jika sudah rusak kita bisa
tanyakan warna ketubannya dan memastikan apakah ketubannya terdapat meconium dan ketuban
ini akan terlihat seperti cairan kuning kecoklatan atau kehijauan, dan yang terjadi adalah bayi
bisa menglami aspirai di dalam paru-parunya karena infeksi yang menghalangi jalan nafas dan
hal ini bisa menjadi gawat janin sehingga anda harus bertanya, anda harus menyiapkan tes kertas
nitrazine dimana anda melakukan test dengan menaruh cairannya di selembar kertas kecil
tersebut, jika berubah menjadi biru berarti wanita itu telah mengalami pecah ketuban
intervensi selama fase ini
1. Harus membuat ibu merasa nyaman karena mengalami kontraksi yang hebat bisa
menggunakan teknik non farmakologis atau farmakologis, jika dengan non famakologi bisa
berendam dengan air hangat atau melakukan pemijatan selama kontraksi, atau menggunakan
epidural yang bersifat farmakologis.
2. Teknik pernapasan dan menjaga kandung kemih, jika dia punya menggunakan epidural maka
akan di lakukan pemasangan kateter atau bisa membantu ibu pergi ke kamar mandi setiap
beberapa jam untuk mengosongkan kandung kemih, karena kandung kemih yang penuh bisa
mencegah rahim berkontraksi dan memperlambat persalinan
3. Memantau tanda tanda vital ibu dan detak jantung bayinya

Pada fase transisi yang merupakan fase yang akan mengarah pada tahap ke 2 dimana bayi
akan di lahirkan, serviks akan melebar dari 8 cm menjadi 10 cm, dimana pembukaan ke 10
adalah pembukaan yang sudah sempurna, fase ini merupakan fase terpendek dalam semua fase
tetapi ini adalah yang paling intens dan paling menyakitkan bagi ibu, hal ini bisa di rasakan
selama 30 menit hingga 2 jam dan kontraksi akan sangat semakin sering dan kadang bervariasi
bisa kontraksi panjang maupun pendek hal ini bisa terjadi setiap 2 hingga 3 menit dan
berlangsung selama 60-90 detik ibu akan semakin fokus dan akan merasa sangat kesakitan dan
bisa menggil juga dan akan merasa sangat intens ketika terjadi tekanan di rektum saat bayi
menekan dan turun dan anda jangan menyuruh ibu mendorong meskipun ibu ingin mendorong
sampai serviks semuanya melebar karena jika serviks tidak melebar 10 cm lalu ibu mendorong

9
dapat menyebabkan serviks menjadi bengkak dan kemudian tidak akan melebar sehingga itu
penolong harus memastikan pembukaan sudah lengkap sebelum ibu mendorong

Intervensi transisi

1. Berikan banyak dorongan dan pujian biarkan ibu tau bahwa dia sudah melewati tahap
persalinan yang panjang sejauh ini dan ibu bisa melakukannya
2. Ajarkan tekmik bernafas dan observasi tanda tanda vital ibu serta detak jantung janin
3. Observasi selama kontraksi pastikan bayi dalam keadaan baik baik saja dan tidak ada
kesulitasn
4. Menilai serviks pelebaran dan penipisan serviks dan lihat pembukaan serta posisi janin

2. TAHAP KE 2

Tahap ke 2 dimulai ketika serviks melebar sepenuhnya dan bayi siap di lahirkan, hal yang perlu
di ketahui pada tahap 2 adalah pada tahap ini wanita akan merasakan tekanan yang sangat kuat di
akhir tahap transisi dan mengatur fase di tahap 1 dia merasakan beberapa tekanan seperti bayi
akan menekan keluar tetapi sekarang bayi akan turun melalui jalan lahir sehingga perlu
mengingat stasiun 1+ - 5+, dan untuk ibu yang pertama kali melahirkan pada tahap ini bisa
berlangsung selama 1-3 jam jadi sedikit lebih lama untuk ibu yang baru melahirkan dan untuk
ibu yang sudah melahirkan hal ini berlangsung sekitar 20 menit dan yang utama pada fase ini
adalah mendorong bayi keluar dari jalan lahir untuk di lahirkan, kontraksi yang akan di rasakan
sama dengan kontraksi pada fase transisi yaitu fase yang paling menyakitkan dan kontraksi
panjangsekitar 60-90 detik dan terjadi setiap 2-3 menit
Intervensi keperawatan :
1. Mengajarkan cara mendorong, posisikan kapan harus mendorong karena jika ibu memiliki
epidural mungkin tidak bisa merasakan kontraksi tetapi penolong dapat melihat kontraksi
pada monitor yang ingin di capai dan mengajarkan bagaimana cara bernafasnya dan cara
memposisikan diri saat akan melahirkan seperti litotomi
2. Penolong bisa memberikan dorongan atau pujian dengan mengatakan sudah seberapa jauh
posisi bayinya
3. Mencatat waktu lahir bayi
4. Monitoring tanda tanda vital dan detak jantung bayi dan memastikan semuanya baik baik
saja
5. Lihat perubahan perinium
6. Monitoring perdarahan
7. Melihat bagaimana posisi janin di jalan lahir

3. TAHAP 3
Pada tahap ke 3 dimulai dengan melahikan bayi dan pengeluaran plasenta, tahap ini
berlangsung sekitar 5-15 menit, tanda dan gejala bahwa plasenta akan keluar adalah adanya
darah yang keluar secara tiba – tiba dan rahim akan berubah bentuk dari lonjong menjadi bulat
sehingga ada beberapa tanda dan gejala yang di perbaiki oleh plasenta untuk membuat cara

10
pengeluarannya, cara pengeluaran plsenta bisa dengan 2 mekanisme yaitu schiltz dan duncan,
schlits adalah sisi dimana bayi di lahirkan pertama kali dan sisi tampak mengkilap, duncan
adalah mekanisme dari sisi ibu , dan duncan terlihat merah kusam dan kasar
Intervensi keperawatan:
1. Memantau tekanan darah ibu sebelum dan sesudah melahirkan
2. Cek adanya risiko perdarahan
3. Memberikan oksitosin setelah mengeluarkan plasenta untuk mencegah perdarahan
4. Pastika plasenta telah keluar semuanya dan tidak ada yang tersisa di dalam rahim
5. Bantu ibu membuatnya nyaman dengan membersihkan sprei
6. Berikan perawatan asuhan ibu dan bayi dan lakukan inisiasi menyusui dini

4. TAHAP 4

Tahap 4 merupakan tahap 1-4 jam pertama setalah mengeluarkan plasenta, pastikan ibu
baik- baik saja setlah melahirkan dan ibu menyesuaikan diri setalah dia baru melahirkan. Karna
ada resiko setlah ibu melahirkan seperti rahim infeksi perdarahan sehingga penolong harus
memantau hal itu. Anda akan memantau tanda tanda vital terutama detak jantung dan tekanan
darahnya karna jika dia perdarahan dia akan melemah ( drop ) ibu akan menjadi takikardi dan
kehilangan volume darah dan akan menjadi risiko infeksi perdarahan sehingga anda harus
memonitoring
Penilaian fundus : ini merupakan bagian atas rahim dan anda harus memastikan garis tengah
yang tegas dan ukur fundus tersebut rasakan apakah sudah melunak atau belum dan berikan
pijatan pijatan pada fundus, anda bisa memberikan pereda nyeri sesuai anjuran dokter bisa
memberikan es dan witch hazel karna mungkin ibu akan mengalami pembengkakan dan
mungkin akan merasakan sakit akibat tindakan episiotomi, lalu anda bisa memberikan asuhan
ibu dan bayi dengan ibu menyusui bayi, dan bayinya pastikan juga baik – baik saja .

2. Fetal Station Assesment And Engagement Nursing ( Video 2 )

PENILAIAN POSISI JANIN DAN KETERLIBATAN KEPERAWATANNYA

Fetal/Janin merupakan bayi dan station merupakan lokasi atau posisi. Jadi fetal station
adalah lokasi dimana presentasi bayi terletak di panggul dengan baik. Presentasi bayi di panggul
bisa kepala bisa kaki dan apapun yang memiliki struktur yang paling dekat dengan jalan keluar
rahim.Internal serviks ini seperti pintu keluar untuk bayi meninggalkan uterus dan lahir.
Apapun struktur yang paling dekat dengannya itu biasanya kepala bayi dengan posisi yang
tepat.
Fetal station diukur dengan baik setiap kali melihat pengukuran tersebut kita akan
mengetahui seberapa besar bayi itu turun ke panggul dan hal tersebut menandakan bahwa bayi

11
tersebut sudah bisa lahir atau harus menunggu bebrapa waktu lagi. Apabila bayi sudah siap
untuk dilahirkan maka dapat membantu mempersiapkan persalinan.
Untuk mengukur apakah presentasi bayi sudah berada di panggul dengan baik bisa dengan
melihat area yang disebut ischial spine yang terletak di panggul dapat dengan mudah dirasakan.
Untuk mengukurnya dengan menggambarkan garis pura-pura dari kanan tulang belakang ke
tulang belakang ischial kiri. Jadi apa yang dilihat adalah pengukuran apkah diatas garis ischial
spine atau dibawah garis tulang belakang ischial sehingga pengukuran diukur dalam sentimeter,
lima sentimeter diats yang melindungi tulang belakang dan lima sentimeter dibawah garis
tulang belakang ischial. Akan tetapi cara berkomunikasi antar tenaga kesehatan dan dokumtasi
tidak menggunakan/mengatakan lima sentimenter ke sentimeter lain melainkan dengan
menyebutkan angka plus (+) dan minus (-). Contoh jika presentasi bayi berada diatas garis
tulang belakang ischial maka dikatakan angka negatif atau minus (-), jika bagian presentasi bayi
dibawah garis tulang belakang ischial maka dikatakan angka positif atau plus (+).

Gambar tersebut bisa membantu memahami fetal station sehingga dapat dengan mudah
menentukan presentasi bayi. Pada gambar tersebut panah yang menunjukan angka 0
merupakan titik awal untuk melakukan pengukuran. Pada posisi 0 ini disini kita akan
menyebutkan bahwa bayi sudah memasuki panggul dan siap untuk mekakukan proses
persalinan atau bayi siap dilahirkan.
Apabila terlihat berada di atas ischial spine maka dapat dikatakan:
1 cm : minus (-1)
2 cm : minus (-2)
3 cm : minus (-3)
4 cm : minus (-4)
5 cm : minus (-5)
Apabila terlihat dibawah ischial spine maka dapat dikatakan:

12
1 cm : plus (+1)
2 cm : plus (+2)
3 cm : plus (+3)
4 cm : plus (+4)
5 cm : plus (+5)
Apabila sudah memasuki zona plu (+) maka hal tersebut sangat baik karena bayi akan segera
lahir. Apabila masih dalam zona minus (-) maka masih perlu waktu untuk bayi lahir..

3. Obstretics – Stages Of Labour ( Video 3 )

KEBIDANAN – TAHAPAN PERSALINAN

Persalinan dapat dibagi menjadi 3 tahap. Persalinan normal biasanya terjadi setelah 37
minggu kelahiran penuh, akan merujuk pada persalinan yang terjadi antara 37 sampai 42 minggu
kehamilan, tetapi selama situasi tertentu dan selama keadaan tertentu, persalinan mungkin terjadi
sebelum 37 minggu. Jika persalinan terjadi sebelum 37 minggu, ini disebut kelahiran prematur.

Jika seorang wanita akan melahirkan, dia akan memasuki tahap 1 persalinan. Tahap 1
persalinan dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten yang juga dikenal sebagai fase awal
dan fase aktif. jadi, ketika persalinan dimulai, serviks akan diregangkan oleh bayi. peregangan
serviks akan mengirim sinyal ke otak, tepatnya mengirim sinyal ke hipotalamus dan kelenjar
pituitary bagian posterior untuk melepaskan sebuah hormone yang disebut oksitosin, oksitosin
akan di transfer ke rahim melalui darah dan mulai merangsang kontraksi uterus. Ketika janin
atau bayi siap untuk keluar, ia juga akan melepaskan hal-hal yang juga akan merangsang
plasenta untuk mengeluarkan bahan kimia yang disebut prostaglandin. Prostaglandin akan
merangsang kontraksi uterus, sehingga dengan semua kontraksi uterus oleh oksitosin dan oleh
prostaglandin serviks sebenarnya akan perlahan-lahan membentang lebih jauh. Kontraksi rahim
akan lebih konstan, datang dalam gelombang irama teratur. Kontraksi selama persalinan
sebenarnya didefinisikan sebagai kontraksi yang menyakitkan dan teratur. Serviks akan
meregang dengan perlahan dan di mulai untuk melihat penipisan serviks yang akan berlanjut ke
pelebaran serviks hasil akhir dan melebar 3 cm. Begitu serviks terbuka dengan diameter sekitar
3 sentimeter atau beberapa sumber mengatakan diameter 4sentimeter laten atau fase pertama

13
persalinan kemudian akan memasuki fase aktif tahap 1 persalinan. Di dalam fase aktif, serviks
akan terus berdilatasi. Kontraksi akan regular dan lebih menyakitkan. Serviks akan sepenuhnya
berdilatasi ketika telah mencapai diameter 10 cm. ketika telah mencapai pembukaan diameter
10cm, disini akan terlihat kepala bayi. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat kaki bayi
bisa terlihat terlebih dahulu.

Setelah tahap 1 persalinan, selanjutnya adalah memasuki tahap (kala) ke2- persalinan.
Tahap ke-2 persalinan yaitu dari dilatasi serviks penuh sampai bayi lahir. Pada dasarnya, dalam
tahap 2 persalinan inilah ibu melahirkan dari bayinya, di sini ada tali pusat dan plasenta. Pada
tahap ini servix akan tetap berdilatasi sepenuhnya sekitar 10 cm. selama tahap ini, rahim tetap
berkontraksi dan sakit yang regular.

Setelah bayi lahir, persalinan akan memasuki tahap 3. Tahap 3 ini pada dasarnya adalah
pengeluaran plasenta. Pada tahap 3 persalinan, plasenta akan perlahan-lahan terlepas dari lapisan
rahim. Rahim akan terus berkontraksi pad tahap ini dan ketika ini si ibu akan diberikan sebuah
injeksi untuk menstimulasi pengeluaran plasenta. Plasenta harus secara hati- hati dikeluarkan
karena ini bisa menyebabkan perdarahan jika sembarangan. Setelah bayi keluar tentu saja klem
diletakkan di kedua sisi tali pusar dan kemudian tali pusar dipotong.

4. BREATHING Techniques For An EASIER LABOR , How To Breathe During Labor ( Birth
Doula) ( Video 4 )
TEKNIK PERNAPASAN UNTUK PERSALINAN YANG LEBIH MUDAH
CARA BERNAPAS SELAMA PERSALINAN
( PERSALINAN BERSAMA DOULA )
Luangkan waktu sejenak untuk membayangkan seorang wanita dalam proses persalinan
bagaimana dia bernafas apabila yang kita lihat di televisi melahirkan dengan nafas yang cepat
seperti berburu ( hiperventilasi) video ini saya ingin menunjukan kepada anda teknik pernapasan,
yang akan membawa anda dari awal persalinan sampai akhir Pernafasan selama persalinan yang
benar adalah salah satu alat terbaik yang dapat anda gunakan untuk melahirkan atau meneran
Dalam kehidupan sehari-hari kita bernafas secara spontan dan itu kita tidak pernah
menghitung atau pun memikirkanya Namun ketika rasa sakit memasuki tubuh, respon alami kita
dengan pernapasan dan respon terhadap rasa sakit adalah menahan nafas atau dengan nafas yang
cepat (hiperventilasi) dan seperti saya katakan itu adalah dua teknik pernafasan yang tidak ingin
anda gunakan saat melahirkan, pada teknik nafas yang tidak benar itu menyebabkan

14
ketidaknyamanan dan kegelisahan, tehnik nafas yang benar akan membantu anda rileks dan
meminimalkan stress tehnik ini dengan nafas dalam,banyak orang hanya fokus pada pernafasan
di paru-paru mereka, tetapi dengan meletakan tangan diperut, anda sedang melatih untuk
melibatkan energi ditempat bayi anda, Buatlah dada dan perut rileks, sehingga saat Ibu menarik
napas keduanya akan mengembung dan dapat mengeluarkan napas kembali dengan normal.
Berikan jeda dengan per sekali nafas karna tidak semua wanita nyaman dengan nafas yang
singkat

Destreser breath
1. Letakan tangan di perut, pejamkan mata, fokuskan energi di tempat bayi berada, tarik nafas
dalam selama 4-6 detik lalu hembuskan lewat mulut selama 6-8 detik
Lakukan tehnik ini selama 4 kali alasanya adalah membantu anda melewati kontraksi yang
berlangsung sekitar 45 hingga 60 detik selama tahap aktif agar rasa sakit menurun

Transition breathing
Pada tahap ini Kontraksi bisa berlangsung sekitar 60-90 detik, dengan jeda 2 menit sekali.pada
tahap ini serviks mengalami pelebaran mencapai 10 cm sehingga anda bisa mendorong bayi
keluar,dan sekarang banyak wanita yang ingin melakukan metode ini untuk bisa melahirkan
secara normal, tehnik pernafasan ini Jenisnya yaitu Nafas pendek yg dangkal, tarikan nafas yang
panjang dan dalam, mungkin tehnik ini terdengar seperti hiperventilasi tetapi sebenarnya tidak
The "J" breath
Dengan metode breath labor akan menahan anda untuk menyerah ketika dalam proses persalinan
lakukan tahap ini sampai ada keinginan untuk meneran, dan selama tahap ingin mendorong ini
terkadang bisa menyebabkan robeknya vagina, agar tidak terjadi hal itu lakukan tehnik the "J"
breath metode ini jauh lebih pleksibel, pada tahap ini lakukan senyaman mungkin
1. ambil nafas dalam lewat hidung dan keluarkan melalui mulut, cara ini mungkin akan
membantu tetap lebih tenang dan memiliki napas yang lebih mantap
2. pada titik ini lakukan senyaman mungkin kembangkan perut, ambil nafas dalam ini akan
meminimalkan erangan rendah dari tenggorokan,hanya ingin membayangkan bahwa erangan
rendah akan sampai ke rahim, turun dan kemudian keluar melalui vagina menciptakan sapuan J
yang bagus dan itulah gerakan yang kita inginkan untuk melahirkan bayi.
3. Ambil nafas melalui hidung dan kencangkan perut atau rahim ketika akan meneran agar bayi
keluar atau turun
lakukan teknik ini dirumah ini sangat membantu Berlatih teknik pernafasan untuk persalinan

5. Labor Stage 3 Placenta Delivery ( Video 5 )

PENGELUARAN PLASENTA PADA TAHAP 3 PERSALINAN


Kala 1 : onset perslinan sampai berdilatasi 10 cm
Kala 2 : berdilatasi 10 cm sampai kelahiran bayi
Kala 3 : kelahiran bayi sampai kelahiran plasenta

15
 3 tanda plasenta siap untuk dikeluarkan:
4. Pemanjangan tali pusat
5. pembesutan darah
6. uterus menjadi lebih bulat

 Proses pengeluaran plasenta:


3. Traksi ke bawah lembut dengan traksi balik di rahim
4. Kegagalan untuk melakukannya dapat menghasilkan inversi uterus
 Kala 3- persalinan abnormal

keterlambatan pengiriman plasenta kemungkinan besar disebabkan oleh plasentasi abnormal

6. Position For Second Stage Labor ( Video 6 )

POSISI UNTUK PERSALINAN TAHAP KEDUA

Tahap kedua dari persalinan yaitu mendorong untuk melahirkan bayi


Posisi untuk tahap ini yaitu jongkok, duduk dan berbaring di samping penting untuk
menghadirkan perawat atau penyedia layanan kesehatan,
1. Sitting
posisi setangah duduk dan duduk tegak adalah posisi yg bagus Pertimbangkan untuk tahap ke
dua, dokter atau bidan akan menawarkan lebih banyak keuntungan gravitasi dari pada berbaring,
punggung mungkin memberi sedikit lebih banyak ruang untuk bayi dalam memutar, namun
setengah duduk atau duduk tidak mampu memberi cukup ruang bayi untuk memutar dan turun
jadi pertimbangkan untuk mendorong di berbagai posisi
2. Hands and knee
Posisi tangan dan lutut juga dapat digunakan untuk mendorong menggunakan gravitasi memutar
bayi dan mengurangi sakit punggung, posisi ini dapat dimodifikasi dengan bersandar di belakang
tempat tidur sebuah bar jongkok atau diatas bola kelahiran
3.squatting
Posisi berjongkok sangat membantu selama tahap kedua karena posisi ini sangat membantu bayi
dalam bedputar, dapat memberikan keuntungan gravitasi dan meningkatkan ruang untuk bayi,
bisa melakukan squat dengan aman dengan kaki dilantai atau di bawah ranjang yang kokoh,
dengan posisi jongkok dengan bantuan pasangan, harus menjaga satu kaki di depan yang lain
untuk membantu menjaga keseimbangan pasangan, bisa juga menggunakan bar jongkok untuk
memberikan keuntungan bar jongkok ini bisa terikat di tempat tidur dan tersedia di banyak
rumah sakit yang terbaik untuk dicoba berjongkok setelah servik anda melebar 10 cm dan
menunggu sampai anda telah mengalami dorongan untuk meneran

16
7. Mechanism Of Normal Labour ( Video 7 )

MEKANISME PERSALINAN NORMAL

Di sini ada phantom panggul Ibu posisikan terlentang dan janin memasuki posisi
memasuki panggul, dalam posisi anterior oksipital tepat di beberapa titik menuju akhir
persalinan atau terkadang dalam persalinan dini. Kepala janin akan memasuki inlet panggul ibu
dan akan dilakukan prosedur jahitan bedah janin, kepala janin dalam diameter transversal
pelvis ibu saat persalinan berlangsung dan kontraksinya akan menjadi semakin kuat.
Saat persalinan berlangsung Ibu memiliki sesuatu yang disebut tekanan sumbu janin
dimana tekanan kontraksi uterus menekan sacrum janin dan hal tersebut membuat kepala
janin menjadi lentur dan saat keluar diameter kepala janin sedikit mengecil dan itu disebut
BRAD MATIC SUBOKSIPITAL. ketika mengalami peningkatan tekanan ke janin itu disebabkan
karena Meningkatnya kekuatan kontraksi uterus dan menyebabkan menurunnya janin dari
panggul ibu, saat oksiput akan terjadi retensi dari bagian bawah panggul dan hal tersebut akan
menimbulkan gerakan rotasi pada janin yaitu gerakan memutar di anterior ⅛, tetapi perlu
diperhatikan saat mengeluarkan bahu tidak dilakukan gerakan memutar ⅛, karena itu akan
menyebabkan ketidak sejajaran bahu dan kepala pada janin.
Ketika janin semakin turun oksiput akan masuk ke bawah lengkungan suprapubik dan
akan terjadi perputaran pada kepala janin dan bagian wajah akan keluar, dan berikutnya akan
dilakukan restitusi, restitusi adalah ketika kepala janin dan bahu janin diluruskan kembali, dan
adanya perputaran ⅛ pada saat yang sama hal tersebut dapat meningkatkan penurunan janin
hingga bagian bawah kemaluan dan akan terjadi fleksi lateral janin dan akhirnya bayi pun lahir.

8. Cervical Dilatation & Effacement Module ( Video 8 )

MODUL PELEBARAN DAN PENIPISAN SERVIKS


Ini adalah modul yang menjelaskan tentang phantom baru ini dimana phantom ini dapat
menjadi contoh karena phantom ini dapat memberikan anda pengetahuan tentang proses yang
terjadi pada saat persalinan dimana serviks berdilatasi. dengan alat simulator bersalin ini standar
atau lanjutan modul telah dikembangkan dengan klinisi dan telah menjadi integral untuk banyak
kursus pelatihan di seluruh dunia.
Menyajikan sebuah contoh bagaimana proses pada saat laten dan aktif , phantom atau alat
ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelatihan inti profesional kesehatan Disini anda dapat
melihat berubahnya bentuk serviks dan perubahan dalam konsistensi serviks dari 0 cm ke 10 cm ,
juga dapat mengetahui bagimana pada fase aktif bersalin terjadi perubahan serviks serta posisi
presentasi janin pada jalan lahir, semua dapat anda ketahui . Bagian penyajian ini dapat
memberikan praktik dalam menilai presentasi normal dan abnormal selama persalinan.

17
Gambaran prosesnya sebagai berikut :
1. Penipisan serviks (effacement)
Berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan serviks. Seiring dengan bertambah
efektifnya kontraksi, serviks mengalami perubahan bentuk menjadi lebih tipis. Hal ini
disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan sehingga seolah-olah servik
tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi tipis. Batas antara segmen atas dan bawah rahim
(retraction ring) mengikuti arah tarikan ke atas, sehingga seolah-olah batas ini letaknya bergeser
ke atas. Panjangnya serviks pada akhir kehamilan normal berubah-ubah (dari beberapa mm-
3cm). dengan dimulainya persalinan, panjang serviks berkurang secara teratur sampai menjadi
pendek ( hanya beberapa mm).serviks yang sangat tipis ini disebut dengan “ menipis penuh”.
2. Dilatasi
Proses ini merupakan lanjutan dari effacement. Setelah serviks dalam kondisi menipis penuh,
maka tahap berikutnya adalah pembukaan. Serviks membuka disebabkan daya tarikan otot uterus
ke atas secara terus menerus saat uterus berkontraksi. Dilatasi dan diameter serviks dapat
diketahui melalui pemeriksaan intravagina.
Berdasarkan diameter pembukaan serviks, proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu :
a. Fase laten Berlangsung ± 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai diameter 3
cm.
b. Fase aktif Dibagi dalam 3 fase :
Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm.
Fase deselerasi, pembukaan melambat kembali, dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi
lengkap (10 cm). pembukaan lengkap berarti bibir serviks dalam keadaan tak teraba dan diameter
lubang serviks adalah 10 cm. Fase di atas dijumpai pada primigravida.
Pada multigravida tahapannya sama namun waktunya lebih cepat untuk setiap fasenya. Kala I
selesai apabila pembukaan serviks telah lengkap. Pada primigravida kira-kira berlangsung 13
jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Mekanisme membukanya serviks berbeda
antara primigravida dan multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka
lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium uteri eksternum
membuka. Namun pada multigravida, ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan
pendataran serviks terjadi dalam waktu yang sama.
Modul ini mencakup keterangan bahwa alat/phantom ini mempunyai 5 ukuran presentasi kepala
bayi yaitu :
1. Breech
2. Flexed

18
3. Deflexed
4. Brow
5. Face

Dan juga phantom ini dilengkapi dengan tektur yang elastis yang dibuat menyerupai bentuk
vagina asli dengan bagian yang tertekuk atau menyerupai bagian jalan lahir bayi dan kepala bayi
removable molding disesuaikan dengan ukuran yang berbeda-beda seperti yang sudah disebutkan
diatasserta anda juga dapat mengetahui/ menentukan keberadaan atau tidak adanya membran
juga dapat dipraktekkan dan lagi pada saat pecahnya membran buatan juga dapat
dipraktekkan.Alat / phantom ini telah di inovasi dan sangat realistis untuk anda praktekkan.

9. Normal Labor Management Part I ( Video 9 )

MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL BAGIAN 1


Definisi Persalinan
Persalinan adalah puncak dari kehamilan di mana janin, cairan ketuban, plasenta, dan
membran dipisahkan dan dikeluarkan dari rahim melalui saluran serviks-vagina.
Bukan tujuan, ini dimulai dengan laboratorium kelahiran yang merupakan puncak dari
kehamilan di mana janin plasenta dan selaput ketuban dipisahkan dan dikeluarkan dari rahim
melalui saluran vagina serviks.
Terminologi
1. Eutocia: persalinan abnormal atau sulit
2. Dystocia: menggambarkan kelainan atau kelahiran normal
3. Oxytocia: menggambarkan label cepat
Dystosia terdiri dari tiga jenis
1. Ibu: distosia tulang / serviks
2. Janin: malposisi, malpresentasi, distosia bahu
3. Plasenta: plasenta yang tidak patuh, plasenta akreta
Eutocia
Definisi klinis
Persalinan dikatakan normal ketika janin yang mengalami posisi anterior verteks diberikan
secara normal melalui upaya maternal alami tanpa penundaan yang tidak semestinya (<24 jam)
dan tanpa komplikasi pada ibu atau janin.
Tahapan Persalinan
Primigravida Multigravida
19
Tahap pertama (tahap Dari awal persalinan hingga 6-18 jam 6-18 jam
serviks) dilatasi penuh dan peningkatan
serviks
Tahap kedua (tahap Dari dilatasi penuh dan 30 menit-2 jam 30 menit-2 jam
janin) peningkatan serviks hingga
kelahiran bayi
Tahap ketiga (tahap Bentuk kelahiran bayi hingga 5-30 menit
plasenta) kelahiran plasenta
Tahap keempat Dari pengiriman plasenta 2 jam
(tahap observasi) hingga parameter vital telah
stabil

Fase tahap pertama persalinan


Dilatasi serviks
Fase laten (persalinan dini) 0-6 cm (lama: 0 hingga 4 cm)
Persalinan fase aktif 6-8 cm (lama: 4-8 cm)
Fase transisi 8-10 cm

Untuk mengetahui apakah proses persalinan telah dimulai, seseorang harus mengetahui
tanda-tanda timbulnya persalinan yang merupakan timbulnya nyeri persalinan yang meningkat,
frekuensi, dan intensitasnya seiring berjalannya waktu, meraba kontraksi uterus yang bertepatan
dengan nyeri persalinan yang memulai dilatasi pembentukan servix kantong air.

Ciri Persalinan Benar Persalinan Palsu


Kontraksi
Irama Reguler Tidak teratur
Selang Secara bertahap memendek Tidak berubah
Intensitas Secara bertahap memendek Tidak berubah
Ketidaknyamanan (sakit)
Lokasi Punggung bawah, perut Perut bagian bawah
Sedasi Tidak berpengaruh Lega
Dilatasi serviks Iya Tidak
Menunjukkan Menyajikan Tidak hadir

Manajemen Persalinan Normal


20
1. Tahap pertama
Saat masuk
a. Riwayat kebidanan terperinci
b. Pemeriksaan terperinci: umum, PA dan PV
c. Tinjau grafik antenatal untuk mencari faktor risiko tinggi jika ada
d. Kartu pink menunjukkan risiko tinggi
e. Cukur dan persiapkan bagian pribadi
f. Enema sederhana
g. Pemandian air panas
h. Kenakan gaun bersih
i. Darah untuk HB, pengelompokan / cocok
j. Urin untuk albumin dan glukosa

Ketika wanita datang ke ruang penerima dengan nyeri persalinan, sakit pertama atau detail
riwayat studi melakukan pemeriksaan klinis terperinci yang mencakup pemeriksaan umum untuk
pemeriksaan perut dan bersiap untuk memastikan bahwa pasien dalam proses persalinan dan
tidak dalam persalinan palsu.
Tahap pertama
1. Ambulasi
2. Pantau perkembangan persalinan: patograf
3. IV line, harus tetap dijaga untuk mengatasi keadaan darurat perdarahan yang mungkin
timbul
4. Cairan oral diizinkan
5. Biarkan kandung kemih kosong
Analgesia persalinan
Jika pasien menginginkan analgesia persalinan mungkin diberikan, biasanya analgesia
persalinan epidural lebih disukai untuk lebih jelasnya.
Dilatasi serviks
Berdasarkan jumlah jari yang longgar atau kencang dapat dimasukkan ke dalam serviks
dan lainnya berdasarkan pada makanan umum. Pembukaan serviks dengan ukuran ceri, serviks
dilebarkan 2 sentimeter. Jika diameternya adalah irisan jeruk nipis, ukurannya 4 cm. Dan jika 8

21
sentimeter itu adalah ukuran irisan jeruk. Leher rahim yang sepenuhnya dilebarkan adalah
ukuran bagel.

Tanda-tanda transisi dari tahap pertama ke tahap kedua :


1. Pengeluaran darah meningkat
2. Tekanan dubur dan dilatasi saluran anus
3. Menurunkan sensasi
4. Tremor di paha dan kaki
5. Rasa kehilangan kendali

10. Normal Labor Management Part II ( Video 10 )

MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL BAGIAN 2


Pada bagian pertama sangat terlihat bahwa pasien menunjukkan tanda-tanda bahwa dia
benar-benar sudah siap melahirkan ( pembukaan lengkap) dan siap untuk mengantarkan pasien
untuk dipindahkan pada kursi roda atau troli ke ruang bersalin dan memakai label khusus dalam
dalam posisi litotomi
Pada bagian atas vulva dan perinium oleskan dengan antiseptik ini suda sesuai kebiasaan,
setelah itu saya harus waspada setelah saya memakai gaun, pelindung kepala dan sarung tangan.
Tindakan pecegahan aseptik ini harus di lakukan pada saat persalinan
tidak seperti tahap pertama persalinan, pasien yang sekarang dekat dengan frekuensi pemantauan
denyut nadi, suhu dan respirasi serta tekanan darah lebih sering diambil setiap 5 menit dan
rincian kontraksi uterus dicatat Katerisasi kandung kemih jika perlu.

kapan dan bagaimana cara mulai mendorong?


praktik otentik tradisional menentukan bahwa seseorang mulai mendorong ketika serviks
sudah melebar penuh yaitu 10 sentimeter jangan menyarankan mendorong sampai pengasuhan
atau pembukaan lengkap dan sudah kontraksi. Ketika pasien merasakan kontraksi bantu
dorongan untuk mendorong yang optimal
Pembuangan nafas (valsalva) dan mendorong tidak dianjurkan dia harus mendorong bersamaan
dengan kontraksi uterus dan beristirahat di antaranya
Manfaat dari teknik ini adalah dia dapat merasakan dorongan spontan dan dorongan fisiologis
dapat menjadi epidural yang menahan nyerinya
Sebelum berbicara tentang memberikan episiotomi sebelum persalinan yang sebenarnya, saya
akan mengatakan beberapa kata tentang pijat perineum.

22
Pijat perineum antepartum dan intrapartum telah diusulkan sebagai cara untuk melunakkan dan
merentangkan perineum untuk mengurangi trauma perineum selama tetapi juga tidak berbahaya
itu tidak direkomendasikan secara rutin karena tidak cukupnya kualitas bukti yang membuktikan
manfaatnya akan sangat berguna bagi wanita yang akan disampaikan tanpa episiotomi.
Saya akan menggambarkan persalinan normal setelah memberikan episiotomi lateral medial
seperti yang kita lakukan dalam persalinan wanita kita akan memberikan informasi operasional
pertama dilakukan dan kemudian sebelum melakukan episiotomi mediolateral dan ini diberikan
pada puncak kontraksi uterus
Pengeluaran kepala bayi dengan cara maneuver ritgen yang dimodifikasi. Ketika sudah terlihat
pengeluaran kepala bayi, dengan dialasi oleh kain basah tangan kanan penolong melakukan
tekanan pada perineum , dan tangan kiri melakukan tekanan ringan pada daerah oksiput. Kepala
dikeluarkan dengan ekstensi bertahap di antara kontraksi sampai crowning terjadi. Metode ini
Tujuan maneuver Ritgen :
1. Membantu pengendalian persalinan kepala janin
2. Membantu defleksi (ekstensi) kepala
3. Mencegah terjadinya cedera perineum
Original ritgen maneuver
Kebanyakan sudah tidak melakukan metode maneuver ini.
Setelah kelahiran :
• Pastikan bayi menangis. resusitasi jika perlu
• Jepit tali pusat di dua tempat dan potong di antaranya
• mengumpulkan darah tali pusat, dan mengikat tali pusat.
Tali pusat harus dijepit 10 cm dari umbilicus di dua tempat 5 cm saat digunakan.
Penjepitan tali pusat segera versus tertunda :
ACOG merekomendasikan bahwa penjepitan tali pusat tertunda setidaknya 30-60 detik setelah
kelahiran pada bayi prematur dan bayi cukup bulan.
Penundaan klem dengan bayi dipertahankan pada atau di bawah tingkat plasenta disarankan
karena manfaat neonatal terkait, termasuk peningkatan volume darah, berkurangnya kebutuhan
transfusi darah, dan penurunan insiden perdarahan intrakranial pada bayi premature. Penelitian
telah menunjukkan bahwa sekitar 80 ml darah ditransfusikan untuk menghentikan darah dari
plasenta ke janin dalam waktu satu menit dari kelahiran yang tampaknya difasilitasi oleh bayi
yang baru lahir ini merupakan transfer awal suplai darah.
Transfer awal suplai darah dengan jumlah yang signifikan dari zat besi yang 40 sampai 50 mg
per kg berat badan dikaitkan dengan rendahnya risiko anemia kekurangan zat besi selama tahun

23
pertama kehidupan. Lalu apakah mengenai putusnya tali pusat, sebagai alternatif untuk menunda
penjepitan tali pusat, dapat dilakukan pada janin untuk meningkatkan transfusi darah. Ada
beberapa bukti bahwa hal itu membantu untuk menstabilkan tekanan darah dan peningkatan
output urin pada bayi prematur tidak direkomendasikan untuk menunda penjepitan tali pusat.
Didalam situasi dimana bantuan pediatrik segera diperlukan seperti adanya mekonium kental
bernoda atau adanya depresi neonatal.
Cord blood dikumpulkan untuk tujuan diagnos tik biasanya diperoleh dengan mengambil darah
dengan spuit dan memasukannya kedalam tabung sebelum proses pengeluaran plasenta. Cord
blood diuji untuk menentukan golongan darah bayi dan menentukan kondisi bayi baru lahir,
ingat bahwa jika darah yang diperlukan untuk pengujian pH harus diambil dari arteri umbilikalis
dengan spuit dan minimalkan agar sampel darah dari paparan air dan menghindari pencampuran
darah arteri dan vena. Bayi diletakkan di dada ibu apabila bayi tidak menangis maka bayi harus
segera diserahkan kepada seseorang urolog untuk dilakukan resusitasi. Untuk
menghapus/menghilangkan mekonium dapat dilakukan penyedotan/suction nasofaring.

11. Normal Labor Management Part III ( Video 11 )

MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL BAGIAN 3

Tujuan dari manajemen aktif persalinan kala tiga adalah pencegahan komplikasi khususnya PPH
(Postpartum hemorrhage).

Manajemen aktif persalinan kala tiga adalah serangkaian tindakan yang diambil oleh dokter
kandungan setelah persalinan pervaginam bayi untuk mencegah perdarahan postpartum.

Manajemen aktif dari persalinan kala 3:

1. injeksi uterotonika segera setelah melahirkan


2. pengeluaran plasenta
3. postpartum vigilance: pijatan fundus setiap 15 menit selama 2 jam

Komponen penting dari manajemen aktif persalinan kala 3 adalah pemberian 10 unit oksitosin
yang diberikan melalui intramuscular dalam 1 menit setelah kelahiran bayi.

 Oksitosin (10 iu M): perlu didinginkan


 Misoprostol 600 secara oral atau 800-1000 mcg melalui rectal ( lebih disukai di Negara
dengan sumber daya lemah)
 Ergometrine (0.2 mg): lindungi dari cahaya

24
Tanda pemisahan plasenta

 membesut darah dari vagina


 tinggi fundus naik: menggembungnya uterus
 kepenuhan suprapubik
 perpanjangan tali pusat yang nyata
 tekanan suprapubik ke atas pada rahim tidak menarik tali pusat

Manajemen aktif persalinan kala 3 mengurangi risiko perdarahan postpartum sekitar 60%
(RCOG/SOGC Guidelines 2009; Cochrane Review: Issue 3, 2009).

Jahitan episiotomy

 Setelah episiotomi dan pelahiran, struktur berikut harus diperbaiki: menggunakan


spekulum dan sepasang forceps yang memegang spons serviks, vagina diperiksa setelah
melahirkan normal untuk laserasi yang jika ada dan perdarahan dijahit. episiotomi harus
dijahit dengan benar dalam tiga lapisan.
 mukosa vagina ditutup terlebih dahulu, dengan barisan jahitan yang terus-menerus
dimulai pada puncak luka.
 Selanjutnya, lapisan otot disatukan.

Ahli saraf biasanya merawat bayi, ia membuat skor APGAR pada 1 menit dan 5 menit kelahiran.
Bayi harus diperiksa untuk mengetahui adanya malformasi yang jelas. Setelah ini, bayi diberi
minyak zaitun dan mandi air hangat. Bayi harus disusui dalam waktu setengah jam setelah
persalinan. Menyusui dini harus didorong karena membuat ikatan yang kuat dan memulai
produksi ASI.

KALA 4 PERSALINAN

 periksa parameter vital


 periksa bantalan vulva untuk perdarahan PV
 pijat uterus berulang

12. Active Management Of The Third Stage Of Labour ( Video 12 )

MANAJEMEN AKTIF DARI TAHAP PERSALINAN KE 3

25
Tahap 3 persalinan yang berfokus pada manajemen aktif
Persiapan tahap ke 3 manajemen aktif
1. inform consent (surat persetujuan)
2. Semua peralatan yang dipakai sudah dipersiapkan
3. Menyiapkan oksitosin
4. Mengamati tanda tanda pemisahan plaaenta
Alat perlindungan diri yang sesuai
1. Apron
2. Kacamata
3. Sarung tangan steril dan nonsteril
Prinsip tahap ke 3 ini adalah steril diperlukan teknik aseptik yang ketat
Alat yang dibutuhkan ketika akan menerima plasenta yaitu
1. Kasa
2. Artery forceps (perjepit arteri)
3. Umbilical cord scissors dan
4. Handuk steril
Komponen ke 2 manajemen aktif persalinan tahap ke 3 yaitu penjepitan dan pemotongan tali
pusat, gunakan plastic clamp sekali pakai dekat ujung pusar, pastikan untuk tetap 3 sampai 5 cm
dari dinding perut untuk menghindari kulit agar tidak terjepit ukuran dapat disesuaikan. Penjepit
arteri ditempatkan lebih dekat dengan ujung plasenta sekitar 2 sampai 4 cm antara penjepit yang
satu dan lainnya. Gunting tali pusat diantara dua klem tersebut pastikan tenaga medis dan yang
lainnya terlindungi dari semburan darah
Sebelum membantu kelahiran plasenta pastikan untuk membersihkan area vulva. Pastikan bahwa
3 tanda pemisahan plasenta ada, tetapi apabila rahim berkontraksi akan ada tetesan darah
Tahap
o Lepas sarung tangan nonsteril, cuci tangan lalu gunaka sarung tangan steril
o Letakan handuk steril di perut klien, letakan tangan yang tidak dominan pada fundus klien
o Tangan yang tidak dominan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari dan jari terentang
o Beritahu klien bahwa dia akan merasakan tekanan sebagai kelahiran plasenta dan juga
mungkin akan merasa tidak nyaman
o Dengan tangan dominan memegang tali pusat dan lakukan traksi stabil kebawah, retraksi
yang diberikan pada rahim dalam gerakan keatas
o Penting bahwa tekanan ini dipertahankan stabil mengerahkan kebawah (jika perlu pindahkan
klem lebih jauh dari tali pusat)
o Jangan sekali kali memberikan traksi pada tali pusat tanpa memberikan tekanan pada rahim.

26
o Perhatikan gerakan keatas ketika plasenta muncul di vulva, ubah arah traksi bergerak ke atas
bukan ke bawah dan mengikuti kurva dimana plasenta harus dikeluarkan perlahan
o Hindari merobek, dapat menggunakan tindakan memutar atau mungkin menggunakan
penjepit arteri untuk membatu plasenta keluar
Hal yang harus diperhatikan
1. Kondisi klien
2. Palpasi uterus untuk memastikan bahwa itu berkontraksi
3. Menilai jumlah kehilangan darah
4. Ganti bantalan atau linen dengan yang baru
5. Pertahankan kebersihan tangan
6. Bersiap untuk menilai saluran genital
Pemeriksaan genital
1. Menjelaskan prosedur dan inform consent
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
3. Bantu klien untuk merubah posisi menjadi dorsal recumbent
4. Pastikan pencahayaan yang memadai
Vulva higiene
1. Bersihkan dari anterior ke posterior
2. Bersihkan dari sisi kanan ke kiri (gunakan kasa yang dililitkan di jari perawat)
3. Jelaskan pada klien bahwa akan dibersihkan dengan menggunakan kasa yang mungkin
akan membuat klien merasa tidak nyaman
4. Bersihkan area labia dengan lembut untuk mencegah nyeri
5. Cek apakah ada trauma dengan menggunakan tangan tidak dominan yang telah dililitkan
kasa diatas dinding lateral dan posterior anterior vagina dan amati adanya trauma
6. Ganti kasa dan lanjutkan pemeriksaan perineum (untuk trauma harus memeriksa
kerusakan pada sphincter anal internal dan eksternal menggunakan jari kelingking)
7. Bantu klien kembali ke posisi nyaman
8. memperhatikan kebutuhan kebersihan
9. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
10. Jelaskan temuan
11. penjahitan perinatal harus dilakukan pada tahap ini jika diperlukan

27

Anda mungkin juga menyukai