Anda di halaman 1dari 46

Volume pekerjaan konstruksi bangunan gedung

Sebelum menghitung rencana anggaran biaya, syarat utama uang harus dilakukan
adalah melakukan perhitungan volume pekerjaan. Dalam menghitung volume pekerjaan
konstruksi harus dilakukan dengan teliti, karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil
perhitungan rencana anggaran biaya konstruksi. Volume pekerjaan adalah kuantitas
pekerjaan yang dihitung dan disusun secara beruntut dari pekerjaan persiapan sampai
dengan pekerjaan finishing, disajikan dalam sebuah daftar (bill of quantity) atau BQ dari
sebuah proyek konstruksi. Pengetahuan dasar yang diperlukan agar dapat menghitung
volume pekerjaan adalah:
1. Pengetahuan aritmetika yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian
2. Pengetahuan ilmu ukur yang meliputi pengetahuan tentang satuan ukuran,
pengetahuan tentang cara mengukur panjang, keliling, luas, volume (isi), dan berat.
Acuan atau pedoman yang digunakan untuk menghitung volume pekerjaan adalah
ketentuan-ketentuan yang terdapat pada gambar kerja / gambar bestek, yang meliputi:
1. Gambar denah
2. Gambar tampak
3. Gambar potongan
4. Gambar rencana (rencana atap, recana pondasi, rencana lantai, rencana pintu dan
jendela, rencana langit-langit, rencana sanitasi, rencana elektrikal, dan lain-lain)
5. Gambar-gambar detail yang berfungsi sebagai penjelas.

1. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lahan, pengukuran, dan pemasangan
bouwplank. Pembersihan lahan dilakukan dengan memindahkan barang-barang yang
mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan pekerjaan pengukuran dan pematokan
yang disebut juga pekerjaan Uitset (etset) yaitu pekerjaan menarik garis di lapangan
menggunakan tarikan benang dari paku yang dipasang pada permukaan papan
bouwlpank. Pengukuran dan pemasangan bouwlpank harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya dan atas petunjuk pengawas hingga bangunan benar-benar siku.
Persyaratan pemasangan bouwlpank :
a. Untuk membantu ketepatan berdirinya bangunan/titik-titik sumbu/tiang konstruksi,
maka harus dibuat konstruksi yang kuat/tidak dapat bergeser karena pekerjaan
sekitarnya.
b. Bouwlpank dipasang pada balok kayu 5/7 yang kuat tertanam pada tanah sehingga
tidak dapat digerak-gerakkan atau dirubah-rubah. Bouwlpank dibuat dari papan kayu
kelas II, dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 20 cm yang diserut rata pada permukaan
atas dan terpasang waterpass dengan peil ± 0.00.
c. Tinggi sisi tas papan bouwlpank harus sama satu dengan lainnya.
d. Papan bouwlpank dipasang sejauh minimal 1 meter dari as dinding terluar, agar tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan lainnya terutama pekerjaan pondasi.

Volume pekerjaan pembersihan lahan, pengukuran, dan pemasangan bouwplank


dihitung berdasarkan panjang dan lebar konstruksi yang sesuai dengan gambar rencana,
dengan memperhatikan skala pada gambar tersebut. Karena biaya kontruksi merupakan
perkalian antara volume dengan harga satuan, maka perlu diperhatikan analisa harga
satuannya dimana analisa harga satuan dilakukan setiap 1 meter panjang.
300 300

TAMANBELAKANG
300 -0.10 300

TERAS
100 100
-0.02

KM/ WC
150
-0.05
R. TIDUR2
300 ±0.00

R. MAKAN
±0.00

450
R. TIDUR1 R. TAMU
300 ±0.00 ± 0.00

TERAS
100
-0.02

CARPORT
600 -0.15
TAMAN
-0.10 500

600

Gambar 1. Denah Rumah Tinggal


DENAH
a. Volume pembersihan lahan SKALA1: 100
Pembersihan lahan bangunan ukuran 6 m x 16 m
Volume= panjang x lebar
Volume=6 m x 16 m
Volume=96 m 2

b. Volume pekerjaan bouwplank


Bouwplank hanya akan dibuat di dekat yang ada bangunannya saja, bagian lain seperti
pagar dibuat belakangan dimana ukuran bangunan termasuk teras adalah 6 m x 8 m.
Bouwplank dipasang 1 meter dari as dinding terluar, agar tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan lainnya terutama pekerjaan pondasi.
Volume=2 ( panjang+2 m) x 2(lebar +2 m)
Volume=2 ( 6 m+2 m ) x 2(8 m+2 m)
Volume=2 ( 8 m) +2(10 m)
Volume=16 m+ 20 m
Volume=36 m
NB : 2 meter adalah jarak dari as terluar (1 meter) dikalikan 2 karena ada 2 sisi. Untuk
sisi dengan panjang 6 m maupun sisi dengan panjang 8 m. Untuk lebih jelasnya
perhatikan Gambar 1. Denah Rumah Tinggal di atas.

2. Pekerjaan pondasi
Pondasi yang digunakan pada pekerjaan konstruksi bangunan gedung ini adalah
pondasi pasangan batu kali dengan 2 tipe pondasi yaitu pondasi tengah/pondasi utuh dan
pondasi tepi/pondasi setengah. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
a. Pekerjaan pasir urug di bawah pondasi
Pada bagian dasar konstruksi batu kali dihamparkan lapisan pasir setebal 10 cm untuk
meratakan tanah. Perhitungan volume pekerjaan pasir urug di bawah pondasi
dilakukan dengan menghitung luas penampang pasir utug bawah pondasi dan
dikalikan dengan panjang pondasi keseluruhan.
b. Pekerjaan aanstamping / pasangan batu kosong
Di atas lapisan pasir dipasang batu kosong (aanstamping) yang rongga-rongganya di
isi pasir agar kedudukannya menjadi kukuh. Pasangan batu kosong (aanstamping) ini
dibuat dengan ketebalah 20 cm. Perhitungan volume pekerjaan aanstamping /
pasangan batu kosong ini dilakukan dengan menghitung luas penampang
aanstamping / pasangan batu kosong dan dikalikan dengan panjang pondasi
keseluruhan.
c. Pekerjaan pasangan batu kali
Untuk pekerjaan pasangan batu kali/batu belah digunakan batu kali/batu belah yang
berukuran kisaran 10 cm sampai dengan 20 cm, berwarna abu-abu, dan tidak berpori.
Spesi yang digunakan sebagai perekat pasangan batu kali adalah campuran 1 PC : 4
PP. Perhitungan volume dilakukan dengan menghitung luas penampang pasangan
batu kali dan dikalikan dengan panjang pondasi keseluruhan.
Panjang pondasi dihitung dengan melihat ukuran yang terdapat pada Gambar 2.
Denah Rencana Pondasi dibawah ini.

300 300

300 300

100 B 100

B 150

300

450
A A
300
C

100

600
500

600

Gambar 2. Denah Rencana Pondasi


DENAHRENCANAPONDASI
Panjang pondasi tengah/pondasi
SKALA1utuh
: 100
P=6 m+6 m+3 m+6 m+1,5 m+1,5 m
P=24 m
Panjang pondasi tepi
P=16 m+16 m+6 m+3 m
P=41 m
25

80

20 Pasangan Batu Kali


Aanstamping

10 Pasir Urug

75
85
Gambar 3. Luas Penampang Pondasi Tengah

1) Luas penampang pondasi tengah/pondasi utuh


Luas penampang pasir urug di bawah pondasi
P= panjang x lebar
P=0,1m x 0,85 m
P=0,085 m2
Luas penampang aanstamping/pasangan batu kosong
P= panjang x lebar
P=0,2m x 0,85 m
P=0,17 m2
Luas penampang pasangan batu kali
jumlah sisi sejajar
P= x tinggi
2
(0.25 m+0,75 m)
P= x 0.8 m
2
P=0,4 m 2
25

80

20 Pasangan Batu Kali


Aanstamping

10 Pasir Urug

40
50
Gambar 4. Luas Penampang Pondasi Tepi

2) Luas penampang pondasi tepi


Luas penampang pasir urug di bawah pondasi
P= panjang x lebar
P=0,1m x 0,5 m
P=0,05 m2
Luas penampang aanstamping/pasangan batu kosong
P= panjang x lebar
P=0,2m x 0,5 m
P=0,10 m2
Luas penampang pasangan batu kali
jumlah sisi sejajar
P= x tinggi
2
(0.25 m+0,4 m)
P= x 0.8 m
2
P=0,26 m2

Untuk memudahkan perhitungan volume dari masing-masing bagian pekerjaan pondasi maka
dibuat tabel seperti di bawah ini.

Tabel 1. Volume Pekerjaan Pasir Urug Bawah Pondasi


Luas penampang pasir Panjang Volume pasir urug bawah
urug bawah pondasi pondasi pondasi
¿ 0,85 m x 24 m
Pondasi tengah 0,085 m2 24 m
¿ 2,04 m
¿ 0,05 m x 41 m
Pondasi tepi 0,05 m2 41 m
¿ 2,05 m
Total volume pekerjaan pasir urug bawah pondasi 4,09 m3
Tabel 2. Volume Pekerjaan Aanstamping/Pasangan Batu Kosong
Luas penampang Panjang Volume aanstamping/pasangan
aanstamping pondasi batu kosong
¿ 0,17 m x 24 m
Pondasi tengah 0,17 m 2 24 m
¿ 4,08 m
¿ 0,10 m x 41 m
Pondasi tepi 0,10 m 2 41 m
¿ 4,1 m
Total volume pekerjaan aanstamping/pasangan batu
kosong 8,18 m3

Tabel 3. Volume Pekerjaan Pasangan Batu Kali


Luas penampang Panjang
Volume pasangan batu kali
pasangan batu kali pondasi
¿ 0,4 m x 24 m
Pondasi tengah 0,4 m2 24 m
¿ 9,6 m
¿ 0,26 m x 41 m
Pondasi tepi 0,26 m2 41 m
¿ 10,66 m
Total volume pekerjaan pasangan batu kali 20,26 m3
3. Pekerjaan tanah
a. Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk pondasi yang
dilakukan pada area-area sesuai dengan gambar rencana pondasi. Kedalaman galian harus
disesuaikan dengan kedalaman pondasi yang direncanakan seduai dengan gambat detail
pondasi. Tanah hasil galian akan digunakan lagi untuk urugan kembali pada galian
pondasi tersebut setelah selesai pekerjaan pasangan pondasi. Volume pekerjaan galian
tanah untuk pondasi dilakukan dengan menghitung luas penampang galian dan dikalikan
dengan panjang galian pondasi (panjang pondasi) keseluruhan.
124

110

85

Gambar 5. Luas Penampang Galian Pondasi Tengah

Luas penampang galian pondasi tengah/pondasi utuh


jumlah sisi sejajar
P= x tinggi
2
(1,24 m+ 0,85 m)
P= x 1,10 m
2
P=1,1495 m 2
P ≈ 1,15 m2
70

110

50
Gambar 6. Luas Penampang Galian Pondasi Tepi

Luas penampang galian pondasi tepi/pondasi setengah


jumlah sisi sejajar
P= x tinggi
2
(0,70 m+ 0,50m)
P= x 1,10 m
2
P=0,66 m2

Perhitungan volume pekerjaan galian tanah untuk pondasi, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4. Volume Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
Panjang
Luas penampang galian Volume galian
pondasi
¿ 1,15 m x 24 m
Pondasi tengah 1,15 m 2 24 m
¿ 27,6 m
¿ 0,66 m x 41 m
Pondasi tepi 0,66 m2 41 m
¿ 27,06 m
Total volume pekerjaan galian tanah pondasi 54,66 m 3

b. Pekerjaan urugan tanah


Pekerjaan urugan tanah yang dimaksud disini adalah urugan kembali tanah bekas galian
tanah pada pekerjaan pondasi. Banyaknya pekerjaan urugan kembali tanah bekas galian
pondasi diperoleh dengan menghitung selisih antara volume pekerjaan galian tanah untuk
pondasi dikurangi dengan volume pekerjaan utugan pasir di bawah pondasi, volume
pekerjaan aanstamping, dan volume pekerjaan pasangan batu kali.

Volume urugan tanah


¿ Volume galian−(Volume urugan pasir +Volume aanstamping +Volume pasangan batukali)
Volume urugan tanah ¿ 54,66 m3−( 4,09 m3+ 8,18 m3 +20,26 m3)
Volume urugan tanah ¿ 54,66 m3−32,53 m3
Volume urugan tanah ¿ 22,13 m 3
4. Pekerjaan Pembesian
a. Volume kebutuhan Besi sloof

15

20

Gambar 7. Luas Penampang Sloof

Perhitungan kebutuhan besi untuk sloof terdiri dari dua bagian, yaitu perhitungan
kebutuhan besi pada tulangan pokok sloof dan perhitungan kebutuhan besi pada sengkang
sloof. Besi yang digunakan sebagai tulangan pokok pada sloof adalah besi tulangan polos
diameter 12 mm dengan jumlah tulangan 2 buah tulangan di bagian atas dan 2 buah tulangan
di bagian bawah. Berikut cara peritungannya:

Jumlahtulangan pokok sloof x panjang sloof


Kebutuhan tulangan pokok sloof =
panjang besi per batang
4 batang x 75 m
Kebutuhan tulangan pokok sloof =
12 m
300 m 1
Kebutuhan tulangan pokok sloof =
12m
Kebutuhan tulangan pokok sloof =25 batang

Berat besi D12 per batang =berat besi D 12 per m1 x panjangbesi per batang
Berat besi D12 per batang=0.888 kg/m x 12 m
Berat besi D12 per batang =10,656 kg

Kebutuhan besi sloof D 12=berat besi D 12 per batang x kebutuhan tulangan


kebutuhan besi sloof D 12=10,656 kg x 25 batang
kebutuhan besi sloof D 12=266,4 kg

Sedangkan besi yang digunakan untuk sengkang sloof adalah besi tulangan polos dengan
diameter 8 mm dengan jarak antar sengkang 150 mm. Panjang sengkang pada sloof adalah
keliling sloof dikurangi dengan tebal selimut beton. Tebal selimut beton yang digunakan
untuk pekerjaan sloof adalah 0,02 m. Berikut cara perhitungan kebutuhan besi sengkang untuk
sloof:

Keliling sengkang=keliling penampang sloof dikurangi tebal selimut beton


Panjang sengkang=2 ( 0,16 m ) +2(0,11 m)
Panjang sengkang=0,32m+0,22 m
Panjang sengkang=0,54 m

Panjang sengkang=keliling sengkang−6 (diameter besi)


Panjang sengkang=0,54 m−2(6 x 0 , 008 m)
Panjang sengkang=0,54 m+ 0,096 m
Panjang sengkang=0,636 m
Panjang sengkang ≈ 0,64 m(1 sengkang)

panjang sloof
Kebutuhan sengkang sloof =
jarak antar sengkang

75 m
Kebutuhan sengkang sloof =
0,15 m
Kebutuhan sengkang sloof =500 buah

Total panjang sengkang=0,64 m x 500 buah


Total panjang sengkang=320 m

panjang sengkang x kebutuhan sengkang sloof


Tulangan sengkang sloof =
panjang besi per batang
0,64 m x 500 buah
Tulangan sengkang sloof =
12 m
Tulangan sengkang sloof =26,67 batang
Tulangan sengkang sloof ≈ 27 batang

Berat besi D8 per batang=berat besi D 8 per m1 x panjang besi per batang
Berat besi D8 per batang=0.395 kg /m x 12 m
Berat besi D8 per batang=4,74 kg

Kebutuhan besi sloof D 8=berat besi D 8 per batang x kebutuhan tulangan


Kebutuhan besi sloof D 8=4,74 kg x 27 batang
Kebutuhan besi sloof D 8=127,98 kg

b. Volume kebutuhan besi kolom

15

15

Gambar 8. Luas Penampang Kolom

Besi yang digunakan untuk tulangan pokok kolom berukuran 15 x 15 cm adalah besi
tulangan polos diameter 12 mm dengan jumlah tulangan 2 buah tulangan di bagian atas dan 2
buah tulangan di bagian bawah. Sedangkan besi yang digunakan untuk sengkang kolom
adalah besi tulangan polos dengan diameter 8 mm dengan jarak antar sengkang 150 mm.
Panjang sengkang pada kolom adalah keliling penampang kolom dikurangi dengan tebal
selimut beton. Tebal selimut beton yang digunakan untuk pekerjaan kolom adalah 0,02 m.
300 300

K2 K2 K2

TAMANBELAKANG
300 -0.10 300

K1 K1 K1
TERAS
100 100
-0.02
K1 K1 K1 K1
KM/WC
150
-0.05
R. TIDUR2
300 ±0.00 K1 K1
R. MAKAN
±0.00
K1 K1 K1
450
R. TIDUR1
300 ±0.00
R. TAMU
± 0.00

K1 K1 K1
TERAS
100
-0.02

CARPORT
K3 -0.15
K3
600
TAMAN
-0.10 500

Dimensi Tinggi Kuantitas


K1 15 CMx 15 CM 3,15 M 15 buah
K3 K3 K3 K2 15 CMx 15 CM 2,40 M 3 buah
600
K3 15 CMx 15 CM 1,30 M 5 buah

DENAHRGambar
ENCANA9.KOLOM Kolom Beton Bertulang
Rencana
SKALA1: 100

 Kolom dengan tinggi 3,15 m


jumlah tulangan pokok kolom x tinggi kolom
Tulangan pokok= jumlah kolom x
panjang besi per batang
4 batang x 3,15 m
Tulangan pokok=15 buah x
12 m
12,6
Tulangan pokok=15 x
12 m
Tulangan pokok=15,75 batang

Keliling sengkang=keliling penampang kolom dikurangi tebal selimut beton


Panjang sengkang=2 ( 0,11 m ) +2(0,11 m)
Panjang sengkang=0,22m+0,22 m
Panjang sengkang=0,44 m
Panjang sengkang=keliling sengkang−6 (diameter besi)
Panjang sengkang=0,44 m−2(6 x 0 , 008 m)
Panjang sengkang=0,44 m+ 0,096 m
Panjang sengkang=0,536 m
Panjang sengkang ≈ 0,54 m
tinggi kolom
Kebutuhan sengkang 1kolom=
jarak antar sengkang

3,15 m
Kebutuhan sengkang 1kolom=
0,15 m
Kebutuhan sengkang 1kolom=21 buah

panjang sengkang x kebutuhan sengkang 1 kolom


Tulangan sengkang= jumlah kolom x
panjang besi per batang
0,54 m x 21 buah
Tulangan sengkang=15 buah x
12m
Tulangan s=14,75batang

 Kolom dengan tinggi 2,40 m


jumlah tulangan pokok kolom x tinggi kolom
Tulangan pokok= jumlah kolom x
panjang besi per batang
4 batang x 2,40m
Tulangan pokok=3 buah x
12 m
9,6
Tulangan pokok=3 x
12 m
Tulangan pokok=2,4 batang

Keliling sengkang=keliling penampang kolom dikurangi tebal selimut beton


Panjang sengkang=2 ( 0,11 m ) +2(0,11 m)
Panjang sengkang=0,22m+0,22 m
Panjang sengkang=0,44 m

Panjang sengkang=keliling sengkang−6 (diameter besi)


Panjang sengkang=0,44 m−2(6 x 0 , 008 m)
Panjang sengkang=0,44 m+ 0,096 m
Panjang sengkang=0,536 m
Panjang sengkang ≈ 0,54 m
tinggi kolom
Kebutuhan sengkang 1kolom=
jarak antar sengkang

2,40 m
Kebutuhan sengkang 1kolom=
0,15 m
Kebutuhan sengkang 1kolom=16 buah
panjang sengkang x kebutuhan sengkang 1 kolom
Tulangan sengkang= jumlah kolom x
panjang besi per batang
0,54 m x 16 buah
Tulangan sengkang=3 buah x
12m
Tulangan sengkang=2,16 batang

 Kolom dengan tinggi 1,30 m


jumlah tulangan pokok kolom x tinggi kolom
Tulangan pokok= jumlah kolom x
panjang besi per batang
4 batang x 1,30 m
Tulangan pokok=5 buah x
12 m
5,2
Tulangan pokok=5 x
12 m
Tulangan pokok=2,17 batang

Keliling sengkang=keliling penampang kolom dikurangi tebal selimut beton


Panjang sengkang=2 ( 0,11 m ) +2(0,11 m)
Panjang sengkang=0,22m+0,22 m
Panjang sengkang=0,44 m

Panjang sengkang=keliling sengkang−6 (diameter besi)


Panjang sengkang=0,44 m−2(6 x 0 , 008 m)
Panjang sengkang=0,44 m+ 0,096 m
Panjang sengkang=0,536 m
Panjang sengkang ≈ 0,54 m
tinggi kolom
Kebutuhan sengkang 1kolom=
jarak antar sengkang

1,30 m
Kebutuhan sengkang 1kolom=
0,15 m
Kebutuhan sengkang 1kolom=8,67 buah
Kebutuhan sengkang 1kolom ≈ 9 buah

panjang sengkang x kebutuhan sengkang 1 kolom


Tulangan sengkang= jumlah kolom x
panjang besi per batang
0,54 m x 9 buah
Tulangan sengkang=5 buah x
12 m
Tulangan sengkang=2,025 batang

Total volume kebutuhan besi pada pekerjaan kolom diuraikan pada Tabel 5. Volume
Kebutuhan Besi pada Kolom berikut ini.
Tabel 5. Volume Pekerjaan Kebutuhan Besi pada Kolom
Tulangan Pokok D12 Tulangan Sengkang D8
Kolom
(batang) (batang)
K1 15,75 14,75
K2 2,4 2,16
K3 2,17 2,025
20,32 18,935
Jumlah
≈ 21 ≈ 19
Berat besi D12 per batang =berat besi D 12 per m 1 x panjang besi per batang
Berat besi D12 per batang=0.888 kg/m x 12 m
Berat besi D12 per batang =10,656 kg

Kebutuhan besi kolom D12=berat besi D 12 per batang x kebutuhantulangan


Kebutuhan besi kolom D12=10,656 kg x 21 batang
Kebutuhan besi kolom D12=223,776 kg

Berat besi D8 per batang=berat besi D 8 per m1 x panjang besi per batang
Berat besi D8 per batang=0.395 kg /m x 12 m
Berat besi D8 per batang=4,74 kg

Kebutuhan besi kolom D 8=berat besi D 8 per batang x kebutuhan tulangan


Kebutuhan besi kolom D 8=4,74 kg x 19 batang
Kebutuhan besi kolom D 8=90,06 kg

c. Volume kebutuhan besi ringbalk


15

15

Gambar 10. Luas Penampang Ringbalk

Besi yang digunakan untuk tulangan pokok ringbalk berukuran 15 x 15 cm adalah besi
tulangan polos diameter 12 mm dengan jumlah tulangan 2 buah tulangan di bagian atas dan 2
buah tulangan di bagian bawah. Sedangkan besi yang digunakan untuk sengkang ringbalk
adalah besi tulangan polos dengan diameter 8 mm dengan jarak antar sengkang 150 mm.
Panjang sengkang ringbalk sama dengan keliling penampang ringbalk dikurangi dengan tebal
selimut beton. Tebal selimut beton yang digunakan untuk pekerjaan kolom adalah 0,02 m.
Panjang ringbalk dapat dilihat pada Gambar 11. Rencana Ringbalk berikut ini.
300 300

300 RINGBALK 300

TERAS
100 100
-0.02

KM/ WC
150
-0.05
R. TIDUR2
300 ±0.00

R. MAKAN
±0.00

450
R. TIDUR1
300 ±0.00
R. TAMU
± 0.00

TERAS
100
-0.02

CARPORT
600 -0.15
500

600

Gambar 11. Rencana Ringbalk


RENCANARINGBALK
Jumlah tulangan pokok ringbalk x panjang ringbalk
Tulangan pokok ringbalk= SKALA1: 100
panjang besi per batang
4 batang x 50 m
Tulangan pokok ringbalk=
12m
300 m
Tulangan pokok ringbalk=
12 m
Tulangan pokok ringbalk=16,67 batang
Tulangan pokok ringbalk ≈17 batang

Berat besi D12 per batang =berat besi D 12 per m 1 x panjang besi per batang
Berat besi D12 per batang=0.888 kg/m x 12 m
Berat besi D12 per batang =10,656 kg

Kebutuhan besi ringbalk D 12=berat besi D 12 per batang x kebutuhan tulangan


Kebutuhan besi ringbalk D 12=10,656 kg x 17 batang
Kebutuhan besi ringbalk D 12=181,152 kg
Keliling sengkang=keliling penampang ringbalk dikurangi tebal selimut beton
Panjang sengkang=2 ( 0,11 m ) +2(0,11 m)
Panjang sengkang=0,22m+0,22 m
Panjang sengkang=0,44 m

Panjang sengkang=keliling sengkang−6 (diameter besi)


Panjang sengkang=0,44 m−2(6 x 0 , 008 m)
Panjang sengkang=0,44 m+ 0,096 m
Panjang sengkang=0,536 m
Panjang sengkang ≈ 0,54 m

panjang ringbalk
Kebutuhan sengkang ringbalk=
jarak antar sengkang

50 m
Kebutuhan sengkang ringbalk=
0,15 m
Kebutuhan sengkang ringbalk=333,33 buah
Kebutuhan sengkang ringbalk ≈334 buah

panjang sengkang x kebutuhan sengkang ringbalk


Tulangan sengkang ringbalk =
panjang besi per batang
0,54 m x 334 buah
Tulangan sengkang ringbalk =
12m
Tulangan sengkang ringbalk =15 batang

Berat besi D8 per batang=berat besi D 8 per m1 x panjang besi per batang
Berat besi D8 per batang=0.395 kg /m x 12 m
Berat besi D8 per batang=4,74 kg

Kebutuhan besi ringbalk D 8=berat besi D 8 per batang x kebutuhan tulangan


Kebutuhan besi ringbalk D 8=4,74 kg x 15 batang
Kebutuhan besi ringbalk D 8=71,1 kg

5. Pekerjaan Bekisting
a. Volume kebutuhan bekisting sloof
Karena posisi sloof berada di atas pondasi, maka untuk mengitung kebutuhan volume
bekisting sloof hanya dihitung dari kedua sisi tegaknya daja, sedangkan untuk sisi
bawah/datar tidak perlu dihitung. Berikut cara perhitungannya.

Kebutuhan bekisting sloof =2 x sisi tegak sloof x panjang sloof


Kebutuhan bekisting sloof =2 x 0,2 m x 75 m
Kebutuhan bekisting sloof =30 m2

b. Volume kebutuhan bekisting kolom


Kebutuhan bekisting kolom K 1=2 ( panjang+ lebar ) x tinggi x jumlah kolom
Kebutuhan bekisting kolom K 1=2 ( 0,15+ 0,15 ) x 3,15 m x 15 buah
Kebutuhan bekisting kolom K 1=28,35 m2

Kebutuhan bekisting kolom K 2=2 ( panjang +lebar ) x tinggi x jumlah kolom


Kebutuhan bekisting kolom K 1=2 ( 0,15+ 0,15 ) x 2,40 m x 3 buah
Kebutuhan bekisting kolom K 1=4,32 m 2

Kebutuhan bekisting kolom K 3=2 ( panjang+lebar ) x tinggi x jumlah kolom


Kebutuhan bekisting kolom K 1=2 ( 0,15+ 0,15 ) x 1,30 m x 5 buah
Kebutuhan bekisting kolom K 1=3,9 m2

Total kebutuhan bekisting kolom=28,35m 2 +4,32 m 2+ 3,9 m2


Total kebutuhanbekisting kolom=36,57 m2

c. Volume kebutuhan bekisting ringbalk


Kebutuhan bekisting ringbalok=2 ( panjang +lebar ) x panjang ringbalk
Kebutuhan bekisting ringbalok=2 ( 0,15+0,15 ) x 50 m
Kebutuhan bekisting ringbalok=30 m 2
6. Pekerjaan beton
Ruang lingkup pekerjaan beton adalah pekerjaan beton bertulang, dan pekerjaan rabat
beton. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pekerjaan sloof, kolom, ringbalk, dan plat beton
untuk atap teras. Sedangkan pekerjaan rabat beton digunakan untuk lantai carport dan rabat
beton di bawah lantai bangunan. Beton yang digunakan adalah beton kelas III dengan mutu
K-175 menurut PBI 1971 atau setara dengan beton f’c 14,5 Mpa. Menggunakan portland
cement tipe 1 dengan perbandingan campuran 1PC : 2PP : 3S. Pada sloof, kolom, dan
ringbalk digunakan baja tulangan polos dengan mutu U-32 diameter 12 mm sebanyak empat
batang dan digunakan sengkang diameter 8 mm dengan jarak maksimum antar sengkang 15
cm.

a. Pekerjaan sloof beton bertulang


Volume pekerjaan sloof beton bertulang dilakukan dengan menghitung luas penampang
sloof dan dikalikan dengan panjang sloof. Dimensi sloof beton bertulang yang digunakan
adalah 15 cm x 20 cm seperti terlihat pada Gambar 7. Luas Penampang Sloof .

Luas penampang sloof


P= panjang x lebar
P=0,15 m x 0,2 m
P=0,03 m2

Panjang sloof dapat dihitung dengan melihat ukuran yang terdapat pada Gambar 2. Denah
Rencana Pondasi, yaitu sepanjang 75 m. Sehingga volume sloof dapat dihitung sebagai
berikut:

V olume sloof =Luas Penampang Sloof x Panjang Sloof


V olumesloof =0,03 m2 x 75 m
Volumesloof =2,25 m 3

b. Pekerjaan kolom beton bertulang


Volume pekerjaan kolom beton bertulang dilakukan dengan menghitung luas penampang
kolom kemudian dikalikan dengan tinggi kolom dan banyaknya kolom. Untuk mengetahui
dimensi kolom dan tinggi kolom, dapat melihat pada gambar denah dan gambar potongan
yang sudah dibuat sebelumnya. Perhitungan volume pekerjaan kolom beton bertulang
diuraikan pada Tabel 6. Volume Pekerjaan Kolom Beton Bertulang berikut ini:

Tabel 6. Volume Pekerjaan Kolom Beton Bertulang


Kolom Dimensi Tinggi Kuantitas Volume
¿ 0,15 x 0,15 x 3,15 x 15
K1 15 cm x 15 cm 3,15 m 15 buah
¿ 1,063125 m3
¿ 0,15 x 0,15 x 2,40 x 3
K2 15 cm x 15 cm 2,40 m 3 buah
¿ 0,162 m3
¿ 0,15 x 0,15 x 1,30 x 5
K3 15 cm x 15 cm 1,30 m 5 buah
¿ 0,14625 m3
Total volume pekerjaan kolom beton bertulang 1,372 m3
c. Pekerjaan ringbalk beton bertulang
Perhitungan volume pekerjaan ringbalk beton bertulang sama dengan pekerjaan sloof
beton bertulang, yaitu dengan menghitung luas penampang ringbalk dan dikalikan dengan
panjang ringbalk. Dimensi ringbalk beton bertulang yang digunakan adalah 15 cm x 15 cm
seperti terlihat pada Gambar 10. Luas Penampang Ringbalk sehingga didapatkan

Luas penampang ringbalk


P= panjang x lebar
P=0,15 m x 0,15 m
P=0,0225m2

Panjang ringbalk dapat dihitung dengan melihat ukuran yang terdapat pada Gambar 11.
Rencana Ringbalk yaitu sepanjang 50 m. Sehingga volume ringbalk dapat dihitung sebagai
berikut:

V olume ringbalk =Luas Penampang ringbalk x Panjang ringbalk


V olume ringbalk =0,0225 m2 x 50 m
V olume ringbalk =1,125 m 3

d. Pekerjaan rabat beton


Terdapat dua macam pekerjaan rabat beton yang digunakan dalam konstruksi bangunan
gedung ini, yaitu pekerjaan rabat beton di bawah lantai bangunan dan pekerjaan rabat beton
pada carport. Tebal rabat beton yang dibuat di bawah lantai bangunan berbeda dengan yang
di buat pada carport. Tebal rabat beton di bawah lantai bangunan adalah 5 cm, sedangkan
tebal rabat beton pada carport dalah 7 cm. Satuan yang digunakan pada pekerjaan rabat beton
adalah meter kubik (m3). Untuk menghitung volume pekerjaan rabat beton, dapat melihat
ukuran-ukuran yang terdapat pada gambar denah dan gambar potongan yang sudah dibuat
sebelumnya. Perhitungan volume pekerjaan rabat beton bertulang diuraikan pada Tabel 7.
Volume Pekerjaan Rabat Beton Bertulang berikut ini:

Tabel 7. Volume Pekerjaan Rabat Beton Bertulang


Ruang Panjang Lebar Tebal Volume Rabat Beton
¿ 3 m x 3 m x 0,05 m
R. Tidur 1 3m 3m 0,05 m
¿ 0,45 m3
¿ 3 m x 3 m x 0,05 m
R. Tidur 2 3m 3m 0,05 m
¿ 0,45 m 3
R. Tamu & R. ¿ 4,5 m x 3 m x 0,05 m
4,5 m 3m 0,05 m
Makan ¿ 0,675 m3
¿ 3 m x 1m x 0,05 m
Teras depan 3m 1m 0,05 m
¿ 0,15 m 3
¿ 6 m x 1 m x 0,05 m
Teras belakang 6m 1m 0,05 m
¿ 0,3 m3
¿ 1,5 m x 1,5m x 0,05 m
KM/WC 1,5 m 1,5 m 0,05 m
¿ 0,1125 m 3
R. di depan ¿ 1,5 m x 1,5m x 0,05 m
1,5 m 1,5 m 0,05 m
KM/WC ¿ 0,1125 m3
¿ 5 m x 3 m x 0,07 m
Carport 5m 3m 0,07 m
¿ 0,1,05 m 3
Total volume pekerjaan rabat beton bertulang 3,3 m3
e. Pekerjaan Plat Beton untuk Atap Teras
Atap teras menggunakan plat beton dengan tebal 10 cm. Satuan yang digunakan dalam
pekerjaan plat beton bertulang adalah meter kubik (m3). Ukuran plat beton bertulang untuk
atap dapat dilihat pada Gambar 12. Rencana Plat Atap Beton Teras di bawah ini:

585

150

KM/WC
-0.05
R. TIDUR2
±0.00

R. MAKAN
±0.00

R. TIDUR1
±0.00
R. TAMU
± 0.00

150

350

CARPORT
-0.15
Gambar 12. Rencana Plat Atap Beton Teras

Volume plat beton bertulang untuk teras belakang


P= panjang x lebar x tebal
P=5,85 m x 1,5 m x 0,10 m
P=0,8775m 3

Volume plat beton bertulang untuk teras depan


P= panjang x lebar x tebal
P=3,5 m x 1,5 m x 0,10 m
P=0,525 m3

Total volume plat beton bertulang


P=0,8775m3 +0,525 m3
P=1,4025 m 3
7. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
a. Pekerjaan pasangan batu bata trasram (campuran 1PC : 2PP)
Trasram adalah spesi dengan campuran 1 PC/semen : 2 PP/pasir. Spesi dengan
perbandingan 1PC : 2 PS merupakan campuran yang kedap air, pasangan batu bata trasram
digunakan pada pasangan dinding kamar mandi sampai dengan ketinggian 90 cm di atas
sloof dan pasangan dinding rumah keseluruhan sampai dengan ketinggian 30 cm di atas sloof.

 Pada dinding kamar mandi


100

KM/ WC
150
-0.05
70

150

Gambar 13. Potongan Denah KM/WC

Volume pasangan batu bata trasram dinding KM/WC


P= ( panjang pasangan batu bata trasram−lebar pintu ) x tinggi trasram
P= (6 m−0,7 m ) x 0,90 m
P=5,3 m x 0,90 m
P=4,77 m2

 Pada dinding rumah keseluruhan


Dinding dengan campuran trasram hanya untuk dinding rumah. Dinding pagar tidak
menggunakan campuran trasram. Panjang dinding rumah yang akan dibuat pasangan batu
bata trasram setinggi 30 cm dapat dihitung dengan melihat ukuran yang terdapat pada
Gambar 1. Denah Rumah Tinggal yaitu sepanjng 30 m. Sehingga volume pasangan batu bata
trasram pada dinding rumah keseluruhan dapat dihitung sebagai berikut:

Volume pasangan batu bata trasram dinding rumah keseluruhan


P= ( panjang pasangan batu bata trasram−lebar pintu ) x tinggi trasram
P=( 30 m−(4 x 0,9 m) ) x 0,30 m
P= (30 m−3,2m ) x 0,30 m
P=26,4 m x 0,30 m
P=7,92 m2

Total volume pasangan batu bata trasram


P=4,77 m 2+ 7,92m 2
P=12,69 m2
b. Pekerjaan pasangan dinding batu bata (campuran 1 PC : 4 PP)
Satuan untuk volume pekerjaan pasangan dinding batu bata adalah dalam meter persegi
(m2). Untuk menghitung volume pekerjaan pasangan dinding batu bata, dapat melihat ukuran
pada gambar denah, gambar tampak, dan gambar potongan yang sudah dibuat sebelumnya.
Volume pekerjaan pasangan dinding batu bata dengan campuran 1PC : 4PS adalah seluruh
pekerjaan pasangan dinding batu bata dikurangi pekerjaan pasangan batu bata trasram, luas
pintu, jendela dan bovenlight.

 Dinding samping kanan

I 215

III 357

240
IV
II 130

392 615 493

Gambar
14. Dinding Samping Kanan
TAMPAKSAMPINGKANAN
Untuk mempermudah
SKALA1: 100 perhitungan, maka dinding dibagi menjadi empat bagian dengan
bentuk geometris yang teratur yaitu bagian I, II, III, dan IV.

Tabel 8. Volume dinding samping kanan


Dimensi Volume
Bagian I ¿ 0,5 x 6,15 m x 2,15 m 6,62 m2
Bagian II ¿ 4,93 m x 1,30 m 6,41 m2
Bagian III ¿ 6,15 m x 3,57 m 21,95 m 2
Bagian IV ¿ 3,92 m x 2,40 m 9,41 m2
Total volume dinding samping kanan 44,39 m 2
 Dinding samping kiri

215
I

357
III
IV 240

130 II
493 615 392

\
Gambar 15. Dinding Samping Kiri
TAMPAKSAMPINGKIRI
Untuk mempermudah
SKALA1: 100 perhitungan, maka dinding dibagi menjadi empat bagian dengan
bentuk geometris yang teratur yaitu bagian I, II, III, dan IV.

Tabel 9. Volume dinding samping kiri


Dimensi Volume
Bagian I ¿ 0,5 x 6,15 m x 2,15 m 6,62 m2
Bagian II ¿ 4,93 m x 1,30 m 6,41 m2
Bagian III ¿ 6,15 m x 3,57 m 21,95 m 2
Bagian IV ¿ 3,92 m x 2,40 m 9,41 m2
Total volume dinding samping kiri 44,39 m 2

 Dinding dengan tinggi 3,15 m


Dimana dinding yang mempunyai tinggi 3,15 m adalah dinding depan dan belakang
bangunan rumah tinggal, dan dinding partisi di dalam bangunan rumah tinggal ukuran tinggi
dinding dapat dilihat pada gambar potongan.

TERAS
100 100
-0.02

KM/ WC
150
-0.05
R. TIDUR2
300 ±0.00
150
R. MAKAN
±0.00

450
R. TIDUR1
300 ±0.00
R. TAMU
± 0.00

TERAS
100
-0.02

Gambar 16. Denah Dinding Tinggi 3,15 m


Pada Gambar 16. Denah Dinding Tinggi 3,15 m di atas, dinding dengan arsir blok hitam
adalah dinding dengan tinggi 3,15 m yang panjangnya 24 meter. Maka volume pasangan
dinding yang mempunyai tinggi 3,15 m adalah:

c= panjang dinding x tinggi dinding


c=24 m x 3,15m
c=75,6 m2

 Dinding pagar belakang


c= panjang dinding x tinggi dinding
c=6 m x 2,40 m
c=14,4 m2

 Dinding pagar depan


c= panjang dinding x tinggi dinding
c=3 m x 1,30 m
c=3,9 m2

Total volume dinding tanpa pintu, jendela dan bovenlight


c=dinding samping kanan+ dinding samping kiri+dinding tinggi T 3,15
+dinding pagar depan+dinding pagar belakang
c=44,39 m2+ 44,39 m2 +75,6 m2 +14,4 m2+ 3,9m2
c=182,68 m 2

 Luas pintu, jendela dan bovenlight


Perhitungan luas pintu, jendela dan bovenlight diuraikan pada Tabel 10. Luas pintu,
jendela dan bovenlight di bawah ini.

Tabel 10. Luas pintu, jendela dan bovenlight


Lebar Tinggi Kuantitas Luas
¿ 0,9 m x 2,1m x 4
Pintu P1 0,9 m 2,1 m 4 buah
¿ 7,56 m2
¿ 0,7 m x 2,1 m x 1
Pintu KM/WC 0,7 m 2,1 m 1 buah
¿ 1,47 m 2
¿ 1,1 m x 1,8 m x 3
Jendela J1 1,1 m 1,8 m 3 buah
¿ 5,94 m2
¿ 0,6 m x 0,5 m x 1
Bovenlight 0,6 m 0,5 m 1 buah
¿ 0,3 m2
Total luas pintu, jendela dan bovenlight 15,27 m2

Volume pasangan dinding batu bata 1 PC : 4 PP


c=Total volume dindingtanpa pintu , jendela dan bovenlight −Total luas pintu , jendela dan bovenlight −Total v
c=182,68 m 2−15,27 m 2−12,69 m 2
c=154,72 m2

c. Pekerjaan plesteran dan acian


Pekerjaan plesteran dan acian dilakukan pada seluruh pasangan dinding batu bata dan
permukaan beton bertulang. Persyaratan bahan pasir, semen, dan air mengikuti persyaratan
yang ditulis pada sayrat-syarat bahan beton bertulang. Satuan pekerjaan plesteran dan acian
adalah dalam meter persegi (m2). Volumenya adalah dua kali volume pekerjaan pasangan
dinding batu bata. Tetapi apabila dinding terluar rumah/bangunan didirikan tepat pada batas
tanah/pekarangan orang lain, maka dinding bagian luar tidak perlu diplester dan diaci.
Sehingga volume pekerjaan plesteran dan acian adalah dua kali volume pekerjaan pasangan
dinding batu bata dikurangi luas pagar belakang, luas dinding samping kanan dan luas
dinding samping kiri bangunan. Perhitungannya adalah sebagai betikut.

c= (Volume pekerjaan dinding x 2 )−luas pagar belakang−luas dinding samping kanan−luas dinding samping k
c=( ( 182,68 m 2−15,27 m 2) x 2) −14,4 m2−44,39 m 2−44,39 m 2
c=231,64 m2

d. Pekerjaan sponeng
Pekerjaan sponeng merupakan pekerjaan plesteran dan acian pada sudut-sudut 90 derajat
pada dinding, kolom beton, maupun pada balok beton. Satuan pekerjaan sponeng adalah
dalam meter panjang (m). Macam-macam pekerjaan sponeng pada bangunan rumah tinggal
ini adalah:

1) Pekerjaan sponeng pada dinding tempat peletakan kusen pintu, jendela dan bovenlight.

SPONENG
DINDING KUSEN6/ 12

Gambar 17. Sponeng Dinding Pada Kusen

 Pintu KM/WC beukuran 0,70 m x 2,10 m, berjumlah 1 buah. Volume pekerjaan


sponengnya adalah
¿ ( 0,70 m+2,10 m+2,10 m ) x 2 sisi x 1 buah
¿ 4,9 m x 2 sisi x 1 buah
¿ 9,8 m

 Pintu P1 beukuran 0,80 m x 2,10 m, berjumlah 4 buah Volume pekerjaan sponengnya


adalah
¿ ( 0,90 m+2,10 m+2,10 m ) x 2 sisi x 4 buah
¿ 5 m x 2 sisi x 4 buah
¿ 40,8 m

 Jendela J1 beukuran 1,1 m x 1,8 m , berjumlah 3 buah Volume pekerjaan sponengnya


adalah
¿ ( 1,1 m+1,8 m+1,8 m ) x 2 sisi x 3 buah
¿ 4,7 m x 2 sisi x 3 buah
¿ 28,2 m

 Bovenlight beukuran 0,5 m x 0,6 m, berjumlah 1 buah Volume pekerjaan sponengnya


adalah
¿ ( ( 0,5 m x 2 sudut ) + ( 0,6 m x 2 sudut ) ) x 2 sisi x 1 buah
¿ ( 1 m+1,2 m ) x 2 x 1buah
¿ 4,4 m

Total volume pekerjaan sponeng pada dinding tempat peletakan kusen pintu, jendela
dan bovenlight
¿ 9,8 m+40,8 m+28,2 m+ 4,4 m
¿ 83,2 m

2) Pekerjaan sponeng pada satu kolom teras depan dan satu kolom teras belakang. Tinggi
kolom 3,15 m dengan empat sudut. Maka volume pekerjaan sponeng adalah
¿ 3,15 m x 4 sudut x 2buah=25,2 m

Total volume pekerjaan sponeng:


¿ 83,2 m+ 25,2m
¿ 108,4 m

e. Pekerjaan pasangan keramik lantai


Satuan pekerjaan pemasangan keramik lantai adalah meter persegi (m2). Ukuran yang
digunakan untuk menghitung volume pekerjaann pemasangan keramik lantai dapat dilihat
pada Gambar 18. Denah Rencana Lantai di bawah ini.
300 300

TAMANBELAKANG
300 -0.10 300

TERAS
100
-0.02 L2 100

KM/ WC
L3
-0.05
150
R. TIDUR2
300 ±0.00
L1
R. MAKAN
±0.00

L1
450
R. TIDUR1
300 ±0.00
R. TAMU
L1 ± 0.00

TERAS
L2 -0.02
100

CARPORT
-0.15
600
RB TAMAN
-0.10 500

L1 KERAMIKUKURAN40 CMX40 CM

L2 KERAMIKUKURAN30 CMX30 CM

L3 KERAMIKUKURAN20 CMX20 CM
600
RB RABATBETON

DENAHRENCA18.
Gambar NADenah
LANTA I
Rencana Lantai
SKALA1:100
 Pasangan keramik 40 cm x 40 cm

Tabel 11. Volume pasangan Keramik 40 cm x 40 cm


Ruang Panjang Lebar Volume
R. Tidur 1 3 m 3 m ¿ 3 m x 3 m=9 m 2
R. Tidur 2 3m 3m ¿ 3 m x 3 m=9 m2
R. Tamu & R. Makan 4,5 m 3m ¿ 4,5 m x 3 m=13,5 m 2
R. di depan KM/WC 1,5 m 1,5 m ¿ 1,5 m x 1,5m=2,25 m2
Volume pasangan Keramik 40 cm x 40 cm 33,75 m2

 Pasangan keramik 30 cm x 30 cm
Tabel 12. Volume pasangan Keramik 30 cm x 30 cm
Ruang Panjang Lebar Volume
Teras depan 3m 1m ¿ 3 m x 1m=3 m 2
Teras belakang 6m 1m ¿ 6 m x 1 m=6 m 2
Volume pasangan Keramik 30 cm x 30 cm 9 m2

 Pasangan keramik 20 cm x 20 cm
Pasangan keramik yang digunakan untuk KM/WC adalah 20 cm x 20 cm dengan ukuran
lantai KM/WC 1,5 m x 1,5 m. Maka volume pekerjaan pasangan keramik lantai KM/WC
adalah 1,5 m x 1,5 m=2,25 m2

f. Pekerjaan pasangan keramik dinding KM/WC


Keramik untuk dinding KM/WC dipasang dengan tinggi 2 m dari muka lantai. Ukuran
keramik yang digunakan 20 cm x 25 cm. Berikut adalah perhitungan volume pasangan
keramik dinding KM/WC:
¿ ( panjang dinding−lebar pintu ) x tinggi pasangan keramik dinding
¿ ( {1,5 m x 4 sisi )−0,7 m ) x 2 m
¿ ( 6 m−0,7 m ) x 2 m
¿ 5,3 m x 2m
¿ 10,6 m2

8. Pekerjaan Pintu dan Jendela


Pekerjaan ini meliputi pembuatan dan pemasangan kusen pintu dan jendela, daun pintu
panil kayu, daun jendela kaca, kusen pintu KM/WC, daun pintu KM/WC, serta pekerjaan
bovenlight. Menggunakan kayu kamper kelas I-II dengan spesifikasi balok kayu untuk kusen
berukuran 8 cm x 12 cm(8/12). Tebal papan kayu untuk daun pintu dan jendela adalah 3 cm.
Sedangkan untuk daun jendela kaca menggunakan kaca bening dengan tebal 5 mm. Satuan
untuk volume pekerjaan kusen pintu adalah meter kubik (m3) sedangkan satuan untuk volume
pekerjaan daun pintu kayu dan daun jendeka kaca adalah meter persegi (m 2). Untuk
menghitung volume pekerjaan pintu dan jendela, digunakan ukuran-ukuran yang terdapat
pada Gambar 19. Detail Pintu dan Jendela. berikut ini.

a. Pintu P1
90
10 4 11 60 11 4 10

12

12
5
10

195

10

Gambar 19. Detail Pintu (P1)


DETAILKUSEN P1[ 4 UNIT]
Volume Pekerjaan kusen pintu P1:
SKAkusen
¿ luas penampang x panjang kayu LA1:20
x banyaknya pintu P 1
¿¿
¿ 0,0060 m 2 x 5 m x 4 unit
¿ 0,12 m3

Volume daun pintu panil kayu P1:


¿ lebar daun pintu x tinggi daun pintu x banyaknya pintu P 1
¿ 0,90 m x 2,05 m x 4 unit
¿ 7,74 m 2
b. Pintu P2 (pintu KM/WC)

10

10
5
10

195

10

Gambar 20. Detail Pintu (P2)

Volume Pekerjaan kusen pintu P2 :


¿ luas penampang x panjang kayu kusen x banyaknya pintu P 2
¿¿
¿ 0,005 m 2 x 4,8 m x 1unit
¿ 0,024 m3

Volume daun pintu panil kayu P2 :


¿ lebar daun pintu x tinggi daun pintu x banyaknya pintu P 2
¿ 0,70 m x 2,05 m x 1 unit
¿ 1,435 m 2
c. Jendela JI
110
10 5 47,5 5 10

12

12
5
9

154

Gambar 21. Detail Jendela (J1)

Volume Pekerjaan kusen jendela J1 :


¿ luas penampang x panjang kayu kusen x banyaknya jendela J 1
¿¿
¿ 0,006 m 2 x 5,8 m x 3 unit
¿ 0,1044 m3

Volume daun jendela kaca J1 kaca :


¿ luas daun jendela x banyaknya jendela J 1
¿(lebar x tinggi x 2 sisi) x banyaknya jendela J 1
¿( 0,475 m x 1,70 m x 2 sisi) x 3 unit
¿ 4,845 m2

d. Boven light
10 5 50 5 10
12
9 34 9 12
5 4
9

40 24

9
5 4

DETAIL
Gambar BO
22. VENL
Detail IGHTBV
Jendela [1UNIT]
(J1)
SKALA1:20
Volume Pekerjaan kusen bovenlight (BV) :
¿ luas penampang x panjang kayu kusen x banyaknya BV
¿¿
¿ 0,006 m 2 x 2m x 1 unit
¿ 0,012 m3

Volume daun bovenlight (BV) kaca :


¿ luas daun BV x banyaknya BV
¿(lebar x tinggi) x banyaknya BV
¿( 0,5 m x 0,4 m) x 1unit
¿ 0,2 m 2

Perhitungan volume pekerjaan pintu dan jendela diuraikan pada Tabel 13. Volume Pekerjaan
Pintu dan Jendela berikut ini:

Tabel 13. Volume Pekerjaan Pintu dan Jendela


Pekerjaan daun
Pekerjaan kusen Pekerjaan panil
jendela kaca
(m¿¿ 3)¿ pintu (m¿¿ 2)¿
(m¿¿ 2)¿
Pintu 1 (P1) 0,12 7,38
Pintu 2 (P2) 0,024 1,435
Jendela 1 (J1) 0,1044 4,845
Bovenlight (BV) 0,012 0,2
Jumlah 0,2604 8,815 5,045
9. Pekerjaan Kunci-Kunci dan Kaca
a. Pekerjaan memasang engsel pintu
Terdapat lima buah pintu masing-masing dipasang 3 buah engsel H berukuran 4 inch
dengan jarak ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, ± 22 cm (as) dari permukaan bawah
pintu, dan di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut. Jadi perhitungan volume pekerjaan
memasang engsel pintu adalah 3 buah x 5 pintu=15 buah engsel pintu

b. Pekerjaan memasang engsel jendela


Dari gambar denah yang telah dibuat sebelumya, terlihat ada tiga jendela dengan enam
buah daun jendela, dan satu buah bovenlight. Masing-masing daun jendela membutuhkan
engsel H berukuran 3 inch sebanyak 2 buah. Engsel H pada daun jendela akan dipasang
dengan jarak ± 15 cm (as) dari permukaan jendela. Sehingga banyaknya engsel yang dipasang
pada daun jendela adalah 2 buah x 7 daun jendela=14 buah engsel jendela

c. Pekerjaan memasang kunci slot pintu


Masing-masing daun pintu dipasang satu buah slot pintu, sehingga untuk tiga daun pintu
dibutuhkan 5 slot pintu.

d. Pekerjaan memasang pegangan pintu dan kunci pintu 2 kali putar


Pada setiap daun pintu akan dipasang satu buah pegangan pintu dan kunci pintu 2 kali putar,
sehingga untuk 5 daun pintu dibutuhkan 5 buah pegangan pintu.

e. Pekerjaan memasang grendel pintu dan jendela


Pada setiap daun pintu dan jendela akan dipasang 1 buah grendel. Sehingga perhitungan
volume pekerjaan memasang gerendel pintu dan jendela adalah :
¿ banyaknya daun pintu+banyaknya daun jendela+ BV
¿ 5 buah+6 buah+1 buah
¿ 12 buah grendel

f. Pekerjaan memasang kait angin pada jendela


Masing-masing daun jendela akan dipasang dua buah kait angin dan satu buah kait angin
pada bovenlight. Sehingga perhitungan volume kait angin pada jendela adalah
¿ ( banyaknya daun jendela x 2 )+ 1 BV
¿ ( 6 buah x 2 ) +1 buah
¿ 13 buah kait angin
10. Pekerjaan Atap
a. Pekerjaan kuda-kuda kayu
Satuan pekerjaan untuk kuda-kuda kayu adalah dalam meter kubik ¿ ¿). Konstruksi kuda-
kuda kayu menggunakan balok kayu kelas II dengan ukuran penampang 8 cm x 12 cm. Untuk
dapat menghitng volume pekerjaan kuda-kuda kayu dibutuhkan gambar detail konstruksi
kuda-kuda kayu yang lengkap dengan ukuran-ukurannya. Cara menghitungnya adalah dengan
menghitung luas penampang balok kayu dikalikan dengan total panjang semua balok pada
konstruksi kuda-kuda kayu tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 23. Detail
Kuda-Kuda. berikut ini.
BALOKNOK8/ 12
GENTENGBUMBUNGAN
KAKI KUDA- KUDA8/ 12

BALOKSKOR8/ 12
USUK5/ 7
190
RENG2/ 3 BALOKGAPIT6/ 15
GORDING 8/ 12
220 BALOKGANTUNG8/ 12
260 350
MURPLAT8/ 12
LISPLANK 3/ 25 MURBAUTØ12 160
BALOKKUNCI 8/ 12

BESI PLAT4.40
BALOKTARIK8/ 12
100
630

DETAILKUDA-KUDA
Gambar 23. Detail Kuda-Kuda
SKALA1: 100

Dengan melihat Gambar 21. Detail Kuda-Kuda di atas, dapat dihitung total panjang semua
balok pada konstruksi kuda kuda kayu yang digunakan :
 Balok tarik ukuran 8 /12 ¿ 6,30 m
 Balok skor ukuran 8 /12 ¿ 2 x 1,60 m=3,20 m
 Balok gantung ukuran 8 /12 ¿ 2,20 m
 Balok kunci ukuran 8 /12 ¿ 1,00 m
 Kaki kuda-kuda ukuran 8 /12 ¿ 2 ( 2,60 m+1,90 m )=9,00 m
Jumlah total balok ukuran 8 /12 ¿ 21,7 m
 Balok gapit ukuran 6 /15 ¿ 2 x 3,50 m=7,00 m

Volume Pekerjaan kuda-kuda kayu :


¿(luas penampang balok 8/12+ total panjang balok 8 /12)+¿
(luas penampang balok 6 /15+ total panjang balok 6 /15)
¿ ( 0,08 m x 0,12 m x 21,7 m ) +(0,06 m x 0,15 m x 7 m)
¿ 0,20832 m3 + 0,063m3
¿ 0,27132 m3
b. Pekerjaan rangka atap (balok, nok, balok gording, dan murplat)
Satuan yang digunakan untuk pekerjaan rangka atap adalah dalam meter kubik ¿ ¿).
Rangka atap menggunakan balok kayu kelas II dengan ukuran penampang 8 cm x 12 cm. Cara
menghitung volume pekerjaannya adalah dengan menghitung luas penamapang kayu
dikalikan dengan total panjang balok nok, balok gording, dan balok murplat pada konstruksi
rangka atap tersebut. Pada atap limasan, balok pada jurai luar dan jurai dalam, termasuk
dalam perhitungan rangka atap. Untuk dapat menghitng panjang balok-balok pada rangka
atap, dapat melihat Gambar 24. Rencana Atap di bawah ini.
300 300

300 300

PB MP
100 100

150

300

R
N
GG KK GG 450

300 G
U
MP
100

PB

600 KK kuda-kuda
500 GG gunung-gunung
G gording 8/ 12
N nok 8/ 12
PB plat beton
MP mur plat 8/ 12
R reng 2/ 3
600
U usuk5/ 7
Gambar 24. Rencana Atap
RENCANAATAP
SKALA1: 100
Pada Gambar 24. Rencana Atap di atas terlihat bentuk atap pelana dengan panjang balok
nok, balok gording, dan balok murplat semua sama yaitu 6 m. Pada gambar tersebut terlihat
ada 2 balok gording, 2 balok murplat, dan 1 balok nok, sehingga total panjang balok yang
digunakan pada rangka atap adalah 5 balok x 30 m=30 m.
Volume Pekerjaan rangka atap :
¿ luas penampang balok 8/12 x total panjang balok rangka atap
¿ ( 0,08 m x 0,12 m ) x 30 m
¿ 0,0096 m 2 x 30 m
¿ 0,288 m3

c. Pekerjaan Usuk dan Reng


Pekerjaan usuk dan reng dibuat menggunakan bahan kayu kelas II dengan ukuran
penampang 5 cm x 7 cm untuk usuk dan penampang 2 cm x 3 cm untuk reng. Volume pekerjaan
usuk dan reng dihitung dalam satuan meter persegi ¿ ¿). Untuk menghitungnya, dapat dilihat
ukuran-ukuran yang terdapat pada gambar potongan, gambar rencana atap, rencana kuda-
kuda dan gambar tampak yang telah dibuat sebelumnya.
190

450

260

RENCANAKUDA-KUDA
SKALA1: 100
600

TAMPAKDEPAN
SKALA1: 100

Gambar 25. Ukuran untuk Menghitung Volume Pekerjaan Usuk dan Reng

Volume pekerjaan usuk dan reng sama dengan luas atap, yang dihitung dengan
mengkalikan jumlah panjang sisi miring atap dengan panjang atap.

Volume Pekerjaan usuk dan reng :


¿ jumlah sisi miringatap x panjang atap
¿ ( 4,5 m+4,5 m ) x 6 m
¿9mx 6m
¿ 54 m2
d. Pekerjaan Penutup Atap Genting
Penutup atap digunakan genting pres atau yang setara dengan gambar kerja yang telah
dibuat sebelumnya. Genting bumbungan yang digunakan disesuaikan dengan tipe genting
yang digunakan. Volume pekerjaan penutup atap genting dinyatakan dalam satuan meter
persegi ¿ ¿). Besarnya sama dengan volume pekerjaan usuk dan reng yaitu 54 m2, sedangkan
volume pekerjaan genting bumbungan adalah sepanjang 6 m .

e. Pekerjaan Lisplank
Lisplank dibuat menggunakan papan kayu kamper kelas II dengan ukuran penampang
3 cm x 25 cm. Satuan yang digunakan pada pekerjaan lisplank dinyatakan dalam meter
panjang ( m ) . Pada bangunan rumah tinggal ini, papan lisplank dipasang pada teriris depan
sepanjang6 meter dan pada teritis belakang sepanjang 6 meter juga. Sehingga volume
pekerjaan lisplank adalah 6 m+6 m=12 m.
11. Pekerjaan Langit-Langit
a. Pekerjaan rangka langit-langit
Rangka langit-langit dibuat menggunakan kayu kelas II dengan ukuran penampang
6 cm x 12 cm(6/ 12) dan 5 cm x 7 cm(5/7). Satuan yang digunakan pada pekerjaan rangka
langit-langit adalah meter persegi ( m 2 ) . Untuk dapat menghitng volume pekerjaan rangka
langit-langit dapat melihat Gambar 26. Rencana Langit-Langit di bawah ini.

100 100 100 100 100 85

100
TERAS 100

± 2,90

85 85
100 100 85

KM/ WC
± 2,90
50

100 R. TIDUR2
± 2,90 35

R. MAKAN
100 100

± 2,90

100
85

100 R. TIDUR1 100

± 2,90 R. TAMU
± 2,90
100 100

TERAS
± 2,90 100

Gambar 26. Rencana Langit-Langit

Perhitungan volume pekerjaan rangka langit-langit diuraikan pada Tabel 14. Volume
Pekerjaan Rangka Langit-Langit. berikut ini:

Tabel 14. Volume Pekerjaan Rangka Langit-Langit


Volume pekerjaan rangka
Ruang Panjang Lebar
langit-langit
R. Tidur 1 2,85 m 2,85 m ¿ 2,85 x 2,85=8,1225 m2
R. Tidur 2 2,85 m 2,85 m ¿ 2,85 x 2,85=8,1225 m2
R. Tamu & R. Makan 2,85 m 4,35 m ¿ 2,85 x 4,35=12,3975 m 2
Teras depan 3m 1m ¿ 3 x 1=3 m2
Teras belakang 6m 1m ¿ 6 x 1=6 m2
R. di depan KM/WC 1,5 m 1,35 m ¿ 1,5 x 1,35=2,025m2
KM/WC 1,35 m 1,35 m ¿ 1,35 x 1,35=1,8225 m 2
Total volume pekerjaan rangka langit-langit ¿ 41,49 m2

b. Pekerjaan penutup langit-langit


Pekerjaan penutup langit-langit dibuat menggunakan papan tripleks 120 cm x 240 cm tebal
4 mm. Penutup langit-langit dipasang rapat pada rangka langit-langit, rata air, rata, dan siku.
Volume pekerjaan penutup langit-langit besarnya sama dengan volume pekerjaan rangka
langit-langit yaitu 41,49 m 2.
c. Pekerjaan lis untuk langit-langit
Pemasangan lis untuk langit-langit menggunakan lis kayu lokal kelas II 3/3. Volume
pekerjaan lis untuk langit-langit diperoleh dengan menghitung panjang bagian tepi penutup
langit-langit pada setiap ruangan dan dinyatakan dalam satuan meter panjang ¿). Perhitungan
volume pekerjaan rangka langit-langit diuraikan pada Tabel 15. berikut ini:

Tabel 15. Volume Pekerjaan Lis Langit-Langit


Ruang Volume pekerjaan lis langit-
Panjang Lebar
langit
R. Tidur 1 2,85 m 2,85 m ¿ 2(2,85+2,85)=11,4 m
R. Tidur 2 2,85 m 2,85 m ¿ 2(2,85+2,85)=11,4 m
R. Tamu & R. Makan 2,85 m 4,35 m ¿ 2(2,85+ 4,35)=14,4 m
Teras depan 3m 1m ¿ 2 ( 3+1 )=8 m
Teras belakang 6m 1m ¿ 2(6+1)=14 m
R. di depan KM/WC 1,5 m 1,35 m ¿ 2(1,5+1,35)=5,7 m
KM/WC 1,35 m 1,35 m ¿ 2(1,35+1,35)=5,4 m
Total volume pekerjaan lis langit-langit ¿ 70,3 m
12. Pekerjaan Sanitasi dan Drainase
Pekerjaan sanitasi dan drainase pada bangunan rumah tinggal yang dimaksud meliputi
pekerjaan saluran air kotor, saluraan tinja, saluran air bersih, pembuatan saptictank, sumur
resapan serta pemasangan alat alat sanitasi seperti kran, floor drain, dan kloset.

S
TAMANBELAKANG
-0.10

TERAS
-0.02

R. TIDUR2
±0.00
1100

R. MAKAN
±0.00

R. TIDUR1
±0.00
R. TAMU
± 0.00
985

920

TERAS
-0.02

CARPORT
-0.15
ST S SUMBERAIRBERSIH

ST SEPTICTANK

P PERESAPAN
P
SALURANAIRKOTOR
SALURANTINJA
SALURANAIRBERSIH

RENCANASANITGambar
ASIDRAINASE
27. Rencana Sanitasi
SKALA1: 100
a. Pekerjaan saluran air bersih
Saluran air bersih menggunakan pipa PVC tipe AW diameter 1/2inch, dengan sumber air
bersih dari sumur bor. Volume pekerjaan saluran air bersih dinyatakan dalam meter panjang
( m ) . Dengan melihat gambar XX. Rencana Sanitasi Drainase di atas, maka volume pekerjaan
saluran air bersih adalah 11m .
b. Pekerjaan saluran air kotor
Saluran air kotor menggunakan pipa PVC tipe AW diameter 4 inch, yang termasuk pada
pekerjaan saluran pipa PVC tipe AW diameter 4 inch adalah saluran air kotor dan saluran
tinja. Volume pekerjaan saluran ait kotor dinyatakan dalam meter panjang ( m ) . Dengan
melihat Gambar 27. Rencana Sanitasi di atas, maka volume pekerjaan saluran air kotor
adalah :
¿ panjang saluran tinja+ panjang saluran air kotor
¿ 9,85 m+9,20 m
¿ 19,05 m

c. Volume pekerjaan memasang kran air.


Kran air yang dipasang berukuran 1/2inch. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih
dengan kuat, siku, dan penempatannya sesuai dengan gambar kerja yang telah dibuat
sebelumnya. Dengan melihat Gambar 27. Rencana Sanitasi Drainase, maka dapat dihitung
jumlah kran air yang dipasang adalah sebanyak 3 buah.

d. Volume pekerjaan memasang floor drain


Flor drain dipasang pada tempat yang sesuaidengan gambar kerja yang telah dibuat
sebelumnya. Pada tempat-tempat yang dipasangi floor drain, penutup lantai harus dilubangi
dengan rapi sesuai bentuk dan ukuran floor drain tersebut. Dengan melihat gambar XX.
Rencana Sanitasi Drainase di atas, maka dapat dihitung jumlah floor drain yang dipasang
adalah sebanyak 1 buah.

e. Volume memasang kloset duduk


Dengan melihat Gambar 27. Rencana Sanitasi Drainase, maka dapat dihitung jumlah
kloset duduk yang dipasang adalah sebanyak 1 buah.
13. Pekerjaan Pengecatan
Lingkup pekerjaan pengacatan meliputi pengecatan dinding, pengecatan langit-langit, dan
pengecatan kayu. Bahan yang digunakan untuk pengecatan dinding dan langit-langit
menggunakan bahan emulsion merek sekualitas Decolith, sedangkan untuk cat kayu
menggunakan cat sekualitas Emco.
a. Pengecatan dinding
Volume pekerjaan pengecatan dinding dinyatakan dalam satuan meter persegi ( m 2 ) .
Besarnya sama dengan volume pekerjaan plesteran dan acian yaitu sebesar 231,64 m2.
b. Pengecatan langit-langit
Sama dengen volume pekerjaan dinding, satuan yang digunakan dalam pekerjaan
pengecatan langit-langit juga dinyatakan dalam meter persegi ( m2 ) . Besarnya sama denga
volume pekerjaan penutup langit-langit yaitu sebesar 41,49 m 2.
c. Pengecatan kayu
Pekerjaan pengecatan kayu terdiri dari pengecatan kusen, daun pintu, daun jendela, BV
(bovenlight), dan papan lisplank. Dengan melihat ukuran-ukuran pada gambar detail pintu,
detail jendela, dan BV (bovenlight) maka perhitungan volume pekerjaan pengecatan kayu
adalah sebagai berkut :
 Pengecatan kusen
Perhitungan volume pengecatan kusen dilakukan dengan mengalikan jumlah tiga sisi
penampang kusen (2 b+h) dengan panjang kusen. Dimana b adalah lebar penampang
balok kusen 6 cm dan h adalah tinggi penampang kusen 12 cm, yang digunakan dalam
peritungan volume pengecatan kusen hanya tiga sisi saja karena salah satu sisi yang
berukuran 12 cm menempel pada dinding. Volume pekerjaan pengecatan kusen
dinyatakan dalam satuan meter persegi ( m2 )

DINDING KUSEN6/ 12

12
6
Gambar 28. Potongan Balok Kayu Kusen

Perhitungan volume pekerjaan pengecatan kusen diuraikan pada Tabel 16. Volume Pekerjaan
Pengecatan Kusen. berikut ini :

Tabel 16. Volume Pekerjaan Pengecatan Kusen


( 2 b+h ) Panjang
Kuantitas Luas Pengecatan (m2)
(m) (m)
Pintu (P1) 4 0,24 5,1 ¿ 4 x 0,24 x 5,1=4,896
Pintu (P2) 1 0,24 4,9 ¿ 1 x 0,24 x 4,9=1,176
Jendela (J1) 3 0,24 5,4 ¿ 3 x 0,24 x 5,4=3,888
Bovenlight 1 0,24 1,8 ¿ 1 x 0,24 x 1,8=0,432
Total volume pekerjaan pengecatan kusen ¿ 10,392

 Pengecatan daun pintu


Perhitungan pengecatan daun pintu adalah keliling penampang daun pintu dikalikan
dengan tinggi pintu (2 l+ 2t ), dimana l=lebar pintu dan t=tebal panil pintu (3 cm).
Volume pekerjaan pengecatan daun pintu dinyatakan dalam satuan meter persegi ( m2 )
Perhitungan volume pekerjaan pengecatan daun pintu diuraikan pada Tabel 17. Volume
Pekerjaan Pengecatan Daun Pintu. berikut ini :

Tabel 17. Volume Pekerjaan Pengecatan Daun Pintu


Lebar ( 2 l+ 2t ) Tinggi Luas Pengecatan
Kuantitas
Pintu (m) (m) pintu (m) (m2)
Pintu (P1) 4 0,9 1,86 2,1 ¿ 4 x 1,86 x 2,1=15,624
Pintu (P2) 1 0,7 1,46 2,1 ¿ 1 x 1,46 x 2,1=3,006
Total volume pekerjaan pengecatan daun pintu ¿ 18,69

 Pengecatan daun jendela kaca dan BV (bovenlight)


47,5 47,5

170

Gambar 29. Jendela J1

Dari Gambar 29. Jendela J1 di atas didapatkan daun jendela dengan ukuran
panjang=47,5 cm dan tinggi=170 cm. Karena satu unit jendela dipasang dua daun
jendela dengan ukuran yang sama maka luas pengecatan daun jendela dikalikan dua.
Volume pekerjaan pengecatan daun jendela dinyatakan dalam satuan meter panjang
( m ) .Volume pekerjaan pengecatan daun jendela adalah :

¿ 2 ( panjang+tinggi ) x 2 x jumlah unit jendela


¿ 2 ( 0,475 m+1,7 m ) x 2 x 3 unit
¿ 4,35 m x 2 x 3 unit
¿ 26,1 m

 Pengecatan daun bovenlight (BV)


50

40

Gambar 30. Bovenlight


DETAILBOVENLIGHTBV[1UNIT]
Dari Gambar 30. Bovenlight SKatas
di ALA1didapatkan
:20 daun bovenlight dengan ukuran
panjang=50 cm dan tinggi=40 cm. Volume pekerjaan pengecatan daun jendela dinyatakan
dalam satuan meter persegi ( m 2 ) .Volume pekerjaan pengecatan daun jendela adalah :

¿ 2 ( panjang +tinggi ) x jumlah unit jendela


¿ 2 ( 0,5 m+ 0,4 m ) x 1 unit
¿ 1,8 m2 x 1 unit
¿ 1,8 m2

 Pengecatan papan listplank


Volume pekerjaan pengecatan papan listplank dihitung dengan cara mengalikan
lebar dengan panjang semua papan listplank. Lisplank dibuat menggunakan papan kayu
kamper kelas II dengan ukuran penampang 3 cm x 25 cm. Panjang papan listplank dapat
dilihat pada gambar potongan gan gambar rencana atap yang telah dibuat sebelumnya.
Sehingga volume perhitungannya adalah :

¿ lebar papanlistplank x panjang papan listplank


¿ 0,25 m+12m
¿ 3 m2

Total volume pekerjaan pengecatan kayu :


¿ Volume pengecatankusen +Volume pengecatan daun pintu+ ¿
Volume pengecatandaun jendela+ Volume pengecatan bovenlight
+ Volume pengecatanlistplank
¿ 10,392 m2 +18,69 m 2+ 2,61m 2 +1,8 m2 +3 m 2
¿ 36,492 m2

14. Pekerjaan Elektrikal


Lingkup pekerjaan elektrikal meliputi pemasangan saklar tunggal dan saklar ganda,
pemasangan instalasi penerangan serta pemasangan instalasi stop kontak. Volume pekerjaan
elektrikal dinyatakan dalam satuan buah. Untuk menghitung volume pekerjaan elektrikal
berpedoman pada Gambar 31. Rencana Elektrikal di bawah ini.

300 300

TAMANBELAKANG
300
-0.10 300

100 100

R. TIDUR2 150

±0.00
300

R. MAKAN
±0.00

R. TIDUR1 450

±0.00
300

R. TAMU
± 0.00

100

CARPORT
-0.15
600

TAMAN = SAKELARTUNGGAL
-0.10 500

= SAKELARGANDA

= STOP KONTAK

= LAMPUPIJAR/ PL
18 WATT
12 WATT( KM/WC)
600

RENCANAELEKT
Gambar RIK
31. AL Elektrikal
Rencana
SKALA
Dengan melihat Gambar 1:1Rencana
31. 00 Elektrikal di atas, maka dapat dihitung :
 Volume pekerjaan memasang titik lampu adalah 7 buah. Lampu pijar 12 watt dipasang
pada KM/WC sedangkan ruangan lain dipasang lampu pijar 18 watt.
 Volume pekerjaan memasang stop kontak adalah 4 buah.
 Volume pekerjaan memasak sakelar adalah 4 buah.

Anda mungkin juga menyukai