Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP

KESELAMATAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR


PADA SIMPANG TAK BERSINYAL

*1
Prima Juanita Romadhona , Sholihin Ramdhani 2
1Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia
2Mahasiswa / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia
Korespondensi : prima_dhona@uii.ac.id

ABSTRACT

Unsignalized intersection at Jl. Kaliurang Km 13 -Jl.Besi Jongkang, Yogyakarta has traffic flow increased.
Vehicles meet from various directions in the intersection and not equipped with traffic control resulting
potential traffic conflicts that can eventually lead to an accident. A factor most causing the accident is speed.
The purpose of this study was to find out the effect of the speed towards the motorized safety at unsignalized
intersection. Traffic Conflict Technique (TCT) is a method of predicting an accident by the conflict in
intersection or road. This method requires some data such as vehicle speed (km/h) and a range of conflict
(m) that can be obtained the time to accidents (S) which the conflict can be known to serious or non serious
conflict. If a conflict included into the category of serious conflict, the conflict has a potential to cause an
accident. Finally, TCT method results show that the unsignalized intersection at Jl. Kaliurang Km 13 -Jl.
Besi Jongkang have 76.9% potencial of accidents with an average speed of serious conflict is 26.24 km/h.
However, the range distance for conflict only 2.0-3.5 m so the potential of accident increased.

Keywords: conflict, unsignalized intersection, safety, speed

1. PENDAHULUAN menjadi penyebab kecelakaan paling banyak.


Persimpangan pada Jl. Kaliurang Km 13 Penelitian sebelumnya menyebutkanbahwa
– Jl. Besi Jongkang, Sleman, Yogyakarta faktor yang paling banyak menyebabkan
sangat sering terjadi konflik lalu lintas yang kecelakaan adalah kecepatan [3]. Pengemudi
dapat menyebabkan kecelakaan dan kemacetan. melakukan perjalanan dengan harapan selamat
Persimpangan sebidang merupakan daerah dan tiba dalam waktu singkat. Bila pengemudi
yang berpotensial untuk terjadinya konflik lengah dan tidak bisa mengendalikan
akibat adanya bermacam jenis pergerakan arus kendaraannya maka dapat menimbulkan
lalu lintas [1]. Konflik lalu lintas bisa terjadi kecelakaan baik fatal maupun tidak.
jika ada dua kendaraan yang saling bertemu di Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab
suatu titik. Apabila konflik terjadi, maka dapat kematian tertinggi di Indonesia [2]. Data
berpotensi terjadinya kecelakaan yang kecelakaan pada suatu daerah terkadang tidak
menyebabkan adanya korban. Kecepatan dicatat dengan lengkap setiap kali ada
kendaraan sendiri menjadi salah satu faktor kecelakaan. Dengan keterbatasan pada
yang perlu diperhatikan dalam mengemudikan pendataan kecelakaan yang ada di Indonesia,
kendaraan. Jika kendaraan di kendarai dengan maka perlu cari suatu metode agar dapat
kecepatan tinggi maka dapat berpotensi mendeteksi daerah rawan kecelakaan.
membahayakan pengguna jalan yang lain. Pendeteksian tersebut diharapkan dapat
Jumlah kecelakaan lalu lintas sendiri tercatat menghasilkan usulan yang cocok bagi
mencapai 28.297 secara nasional [2]. penaggulangan serta pencegahan kecelakaan
Penyumbang kecelakaan terbesar dari lalu lintas dengan data yang terbatas. Salah satu
pengendara sepeda motor dan faktor kecepatan metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.1 – 2017 ISSN 1978 - 5658 31


kecelakaan adalah metode Traffic Conflict Teknik konflik lalu lintas swedia
Technique (TCT). (swedish traffic conflict technique) adalah
Metode Traffic Conflict Technique (TCT) metode konflik lalulintas yang digunakan untuk
adalah metode yang bisa digunakan untuk mengetahui tingkat keseriusan konflik dengan
menjawab keterbatasan data kecelakaan. cara menghitung waktu sebelum terjadinya
Metode TCT bisa membantu dalam mendeteksi kecelakaan atau accident [4]. Traffic Conflict
suatu tempat, apakah berpotensi atau tidak Technique (TCT) juga merupakan salah satu
terhadap kecelakaan. Data yang diperlukan metode untuk mengobservasi, yaitu dengan
untuk metode ini yaitu mencari kecepatan (V) mengidentifikasi kecelakaan yang hampir
kendaraan yang melaju saat konflik terjadi dan terjadi (near-missed accidents) yang
jarak (D) antar kendaraan yang berkonflik. berhubungan erat dengan kecelakaan.
Kurangnya data kecelakaan dan Aplikasinya tidak hanya di negara-negara maju,
kecepatan kendaraan bermotor menjadi alasan tetapi juga dikembangkan diseluruh dunia.
untuk dibuatnya sebuah penelitian yang bisa Metode TCT membutuhkan data berupa
mendeteksi kejadian yang hampir mendekati kecepatan (V) dan jarak (D), dari kedua data
dengan kecelakaan. tersebut akan di dapatkan nilai time to accident
(TA). TA adalah waktu yang tersisa sejak
2. TINJAUAN PUSTAKA tindakan mengelak dilakukan hingga pada saat
2.1 Tingkat keparahan konflik lalu lintas terjadinya tabrakan jika pengguna jalan tidak
Keseriusan konflik terbagi menjadi dua merubah kecepatan kendaraannya serta tidak
jenis yaitu konflik serius (serius conflicts) dan mengubah arah laju kendaraannya. Nilai TA
konflik tidak serius (non-serius conflicts) [4]. dihitung berdasarkan perkiraan jarak (D) dan
Konflik tidak serius terbagi lagi menjadi perkiraan kecepatan (V) dari hasil survei.
beberapa tingkatan yaitu konflik ringan (light Parameter yang mempengaruhi waktu sebelum
conflict), potensial konflik (potential conflicts), terjadinya accident (time to accident) yaitu
dan tidak terganggu (undisturbed passages). jarak (distance) antar kendaraan dan kecepatan
(speed) kendaraan. Definisi dari jarak
(distance) adalah jarak tempuh atau perkiraan
menuju titik potensial tabrakan antara
kendaraan satu dan lainnya. Sedangkan
kecepatan (speed) adalah kecepatan kendaraan
ketika tindakan menghindar dilakukan. Adapun
ilustrasinya bisa terlihat pada Gambar 2
sebagai berikut.

Gambar 1. Piramida konflik lalu lintas


(Sumber : Highways consultancy and research
group, 2007)

Seperti pada Gambar 1 tentang piramida


konflik lalu lintas, terlihat kecelakaan berada
pada posisi puncak. Tingkat keparahan konflik Gambar 2. Sketsa konflik
(severity conflict) merupakan suatu ukuran
seberapa seriusnya suatu konflik lalu lintas Berdasarkan Gambar 2, maka
yang ditinjau dari tipikal manuver kendaraan persamaan untuk mencari waktu sebelum
untuk menghindari suatu tabrakan. terjadinya accidents bisa dihitung dengan
persamaan (1).

2.2 Teknik Konflik Lalu Lintas Swedia TA = D/ V (1)


Keterangan :

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.1 – 2017 ISSN 1978 - 5658 32


TA = Waktu yang tersisa sebelum 2 hari, selama 2 jam diluar jam sibuk di
kecelakaan (s) Jl.Kaliurang Km 13,5 – Jl. Besi Jongkang.
V = Kecepatan kendaraan (km/jam) Adapun lokasi survei terlihat pada Gambar
D = Jarak konflik (m) 4.
2. Data sekunder. Yaitu berupa peta tata guna
Setelah waktu konflik diperoleh maka lahan yang berada di sekitar persimpangan
dapat diketahui tingkat keseriusan konflik yang Jl.Kaliurang Km 13,5 – Jl. Besi Jongkang
terjadi dengan cara di plot pada diagram yang didapat dari google map.
hubungan antara kecepatan (speed) kendaraan
dengan waktu konflik (time to accidents)
sebagai berikut.

Gambar 4. Lokasi survei

Gambar 3. Diagram hubungan kecepatan dan Arus lalu lintas yang terkena konflik
TA [5] pada persimpangan berbentuk T mempunyai
tingkah laku yang kompleks. Setiap gerakan
3. METODOLOGI belok kiri, belok kanan ataupun lurus,
Penelitian ini menggunakan metode masing-masing menghadapi konflik.
eksperimen. Eksperimen adalah suatu situasi Persimpangan dengan 3 kaki memiliki 9 buah
penelitian yang sekurang-kurangnya satu titik konflik. 9 titik konflik inilah yang diamati
variabel bebas, yang disebut sebagai variabel oleh surveyor seperti terlihat pada Gambar 5.
eksperimental [6]. Dalam penelitian ini, peneliti Keterangan :
mencoba mencari hubungan antara kecepatan •Titik 1 : konflik yang mempertemukan
dan keselamatan pengguna kendaraan bermotor kendaraan dari arah selatan ke utara dengan
pada simpang tak bersinyal. kendaraan dari arah selatan ke timur (S  U vs
Data yang diperoleh diambil dari beberapa S  T).
sumber yaitu sebagai berikut. •Titik 2 : konflik yang mempertemukan
1. Data primer. Data yang diperlukan yaitu kendaraan dari arah selatan ke timur dengan
kecepatan (V) kendaraan bermotor pada kendaraan dari arah timur ke utara (ST vs
saat konflik dan jarak kendaraan bermotor TU).
pada saat konflik (D). Data kecepatan dan Titik 3 : merupakan konflik yang
jarak yang di peroleh nanti akan digunakan mempertemukan kendaraan dari arah selatan ke
untuk mencari nilai time to accidents (TA). utara dengan kendaraan dari arah timur ke
Pelaksanaan studi konflik dapat dilakukan utara (S  U vs T  U).
dalam waktu beberapa hari tergantung •Titik 4 : merupakan konflik yang
volume kendaraan atau kendaraan yang mempertemukan kendaraan dari arah utara ke
berkonflik [7]. Pengambilan data dilakukan selatan dengan kendaraan dari arah utara ke
dengan menggunakan kamera dan timur (U  S vs U  T).
meletakkannya di tempat yang tinggi, •Titik 5 : konflik yang mempertemukan
sehingga kejadian konflik bisa terekam kendaraan dari arah utara ke selatan dengan
dengan baik. Waktu survei dilakukan selama

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.1 – 2017 ISSN 1978 - 5658 33


kendaraan dari arah selatan ke timur (U  S vs 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
S  T). 4.1. Analisis
•Titik 6 : konflik yang mempertemukan Analisis Traffic Conflict Technique
kendaraan dari arah utara ke timur dengan (TCT) yang dijabarkan sebelumnya
kendaraan dari arah selatan ke timur (U  T vs menghasilkan tingkat keseriusan konflik yang
S  T). terjadi pada tiap titik konflik yang ditentukan.
•Titik 7 : konflik yang mempertemukan Hasilnya bisa terlihat pada Tabel 1 berikut.
kendaraan dari arah timur ke utara dengan
kendaraan dari arah timur ke selatan (T  U vs Tabel 1. Rekapitulasi tingkat keseriusan konflik
T  S).
•Titik 8 : konflik yang mempertemukan Konflik Serious Non Serious
kendaraan dari arah timur ke utara dengan S  U vs S  T 3 4
kendaraan dari arah utara (T  U vs U  S). S  T vs T  U 16 5
•Titik 9 : konflik yang mempertemukan S  U vs U  T 40 24
kendaraan dari arah utara ke selatan dengan U  S vs U  T 30 7
kendaraan dari arah timur ke selatan (U  S vs U  S vs S  T 155 43
T  S). U  T vs S  T 3 2
Data konflik lalu lintas yang telah T  U vs T  S - -
diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis T  U vs U  S 205 56
menggunakan metode Traffic Conflict U  S vs T  S 90 21
Technique (TCT). Data kecepatan dan jarak
yang diperoleh akan dicari nilai time to Berdasarkan Gambar 6 bisa dilihat
accident-nya dengan rumus yang telah ada. jumlah serious conflict paling banyak yaitu
Kemudian nilai Time To Accident (TA) di plot 36,5% (T  U vs U  S), 29,6% (U  S vs S
ke dalam grafik tingkat keseriusan konflik,  T) dan 16,2% (U  S vs T  S).
sehingga bisa diketahui keseriusan konflik yang Selain itu, selama survei juga telah
terjadi antara kendaraan bermotor di simpang dilakukan pengamatan perilaku kendaraan.
tak bersinyal. Selain itu dilakukan analisis Pada Gambar 7 terlihat persentase perilaku
kecepatan dengan menggunakan program yang terbesar adalah pengereman &
statistik pada software MS Excel. Hal ini mempercepat yaitu sebesar 46%. Sedangkan
dilakukan supaya tersaji data secara baik dan perilaku lainnya yaitu mempercepat & manuver
diketahui distribusi/penyebaran data sehingga sebesar 31%, pengereman & manuver 13%, dan
di dapatkan informasi yang lebih banyak dan mempercepat 10%.
memudahkan untuk mendapat kesimpulan dari
data tersebut.

Gambar 6. Jenis konflik yang berpotensi


kecelakaan (serious conflict)

Analisis kecepatan yang dilakukan


dengan cara statistik menghasilkan distribusi
sebaran data kecepatan (V). Pada Gambar 8
terlihat kecepatan kendaraan yang tertinggi
Gambar 5. Titik konflik yang diamati adalah 16,5-22,5 km/jam yaitu sebesar 25%.

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.1 – 2017 ISSN 1978 - 5658 34


Perkiraan jarak pada saat terjadi konflik
juga dilakukan pengelompokan. Pada Gambar
9 terlihat jarak konflik tertinggi sebesar 30,2%
adalah pada jarak 2,0-3,5 m. Sedangkan yang
terendah 11,0-12,5 m hanya sebesar 1,8%.
Selanjutnya, nilai time to accidents pada
saat konflik bisa dilihat pada Gambar 10. Pada
gambar tersebut terlihat time to accidents yang
paling sering terjadi konflik adalah 0,1-0,6 Gambar 10. Persentase time to accident saat
detik. konflik

4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh kecepatan terhadap
keseluruhan konflik
Diperoleh pada saat survei bahwa
kecepatan konflik yang mendominasi adalah
kecepatan dengan kelas 10,5 km/jam-16,5
km/jam, 16,5 km/jam – 22,5 km/jam, dan 22,5
km/jam – 28,5 km/jam dengan persentase atau
banyaknya konflik yang terjadi sebanyak 23%,
Gambar 7. Perilaku kendaraan saat konflik 25,1% dan 17,9%. Artinya kecepatan dengan
kelas tersebut merupakan kecepatan yang
paling berpotensi terhadap kecelakaan.
Terlihat pada Gambar 11 pada
masing-masing titik konflik kecepatan
kendaraan saat berkonflik berada pada
kecepatan ±20 km/jam. Dimana range
kecepatan yang mendominasi yaitu 16,5
km/jam – 22,5 km/jam, dan 22,5 km/jam – 28,5
km/jam.

Gambar 8. Kecepatan kendaraan yang terlibat


konflik

Gambar 9. Jarak kendaraan terhadap konflik Gambar 11. Rata-rata kecepatan pada tiap titik
konflik

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.1 – 2017 ISSN 1978 - 5658 35


4.2.2. Pengaruh kecepatan terhadap tingkat
keseriusan konflik

Keterangan :
SM = Sepeda motor
KK = Kendaraan kecil
Gambar 12. Rata-rata kecepatan berdasarkan KS = Kendaraan sedang
kategori konflik KB = Kendaraan besar
Gambar 13. Kecepatan rata-rata kendaraan
Pada Gambar 12 terlihat pada kategori berdasarkan jenis kendaraan
serious conflict berada pada kecepatan dengan
frekuensi yang banyak muncul. Kecepatan Gambar 13 memperlihatkan bahwa jenis
sebesar 26,24 km/jam merupakan kecepatan kendaraan sepeda motor memiliki kecepatan
rata-rata yang terjadi pada saat serious conflict. rata-rata paling tinggi. Hal di karenakan konflik
Jika di hitung besarnya persentase serious yang terjadi paling banyak melibatkan
conflict yaitu sebagai berikut. kendaraan sepeda motor. Meningkatnya
kecepatan kendaraan pada suatu ruas jalan
% kecelakaan = x 100% maka jumlah kecelakaan sepeda motor akan
meningkat [8]. Artinya sepeda motor adalah
= x 100% jenis kendaraan yang paling berpotensi untuk
= 76,9% mengalami kecelakaan. Sedangkan kendaraan
besar memiliki kecepatan rata-rata paling
Berdasarkan perhitungan persentase rendah. Karena semakin besar kendaraan yang
kecelakaan maka diperoleh sebesar 76,9% melewati persimpangan akan semakin
potensi kecelakaan dengan rata-rata kecepatan berhati-hati dan mengurangi kecepatannya
sebesar 26,24 km/jam pada lokasi penelitian. ketika memasuki persimpangan walaupun saat
Terlihat bahwa hanya dengan kecepatan yang situasi tidak ramai.
rendah bisa menimbulkan serious conflict atau 4.2.4. Perilaku kendaraan pada
mendekati kecelakaan. Hal ini disebabkan jarak masing-masing titik konflik
pada saat terjadinya konflik cenderung pendek. Berdasarkan titik konflik yang telah
30,2% jarak saat terjadinya konflik berkisar ditentukan didapat beberapa perilaku kendaraan
antara 2,0-3,5 m. ketika mengalami konflik. Diantaranya
4.2.3. Hubungan antara kecepatan dengan mempercepat, mempercepat sekaligus
jenis kendaraan saat konflik memanuver, pengereman sekaligus manuver,
Kecepatan saat terjadinya konflik dan pengereman sekaligus mempercepat.
semakin menurun berdasarkan jenis
kendaraannya saat terjadinya konflik. Lebih
jelasnya bisa dilihat pada Gambar 13.

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.1 – 2017 ISSN 1978 - 5658 36


4.2.6. Hubungan perilaku kendaraan
dengan kecepatan

Gambar 16. Grafik kecepatan berdasarkan


Gambar 14. Perilaku kendaraan berdasarkan perilaku kendaraan
titik konflik

Gambar 14 menunjukkan di beberapa Berdasarkan Gambar 16,


titik konflik hampir semuanya mengalami masing-masing perilaku memiliki perbedaan
perilaku kendaraan yang ada. U  S vs S  kecepatan. Kecepatan yang paling tinggi terjadi
T, T  U vs U  S, dan U  S vs T  S pada perilaku kendaraan melakukan
adalah titik konflik yang mengalami paling mempercepat sekaligus memanuver. Terlihat
banyak variasi perilaku kendaraan saat juga bahwa jika perilaku kendaraan di awali
berkonflik. Hal tersebut di karenakan pada dengan mempercepat, maka meyebabkan
ketiga titik tersebut juga yang paling banyak kecepatan bertambah. Perilaku tersebut
mengalami konflik serta di pengaruhi oleh arah menambah resiko kecelakaan. Sedangkan jika
tujuan kendaraan pada saat terjadinya konflik. perilaku kendaraan diawali dengan melakukan
Misalnya pada titik U  S vs S  T paling pengereman, maka kecepatan akan berkurang
banyak perilaku kendaraan yang melakukan dan potensi kecelakaan semakin berkurang.
pengereman & mempercepat. 4.2.7. Hubungan antara perilaku
4.2.5. Hubungan perilaku kendaraan kendaraan dengan jenis kendaraan
dengan keseriusan konflik Pada Gambar 17 bisa dilihat jenis
Perilaku kendaraan yang ditemui pada kendaraan sepeda motor adalah kendaraan yang
saat konflik ada yang menjadi serious conflict paling banyak melakukan perilaku kendaraan
dan ada yang tidak berpotensi kecelakaan atau yang ada. Hal ini dikarenakan sepeda motor
non serious conflict. Lebih lengkapnya bisa adalah kendaraan yang paling banyak
dilihat pada Gambar 15. mengalami konflik pada saat survei. Kendaraan
kecil berada pada urutan kedua, kendaraan
sedang ke tiga dan ke empat kendaraan besar.

Gambar 15. Perilaku kendaraan berdasarkan Gambar 17. Perilaku vs jenis kendaraan
kategori konflik
Membuat rumble strip mendekati area
Pada Gambar 15 terlihat jumlah zebra cross dapat mereduksi kecepatan
perilaku yang mengalami serious conflict lebih kendaraan [9]. Pita penggaduh (rumble strip)
banyak adalah pengereman dan mempercepat. bisa diberikan karena Jl. Kaliurang termasuk

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.1 – 2017 ISSN 1978 - 5658 37


jalan kolektor primer dan pada persimpangan 4.3. Alternatif Perbaikan
yang ingin diberikan pita penggaduh berada Usulan perbaikan diberikan berdasarkan
pada daerah non pemukiman. Pemasangan fasilitas pengendali kecepatan lalu lintas dan
rumble strip bisa dipasang pada jalan utama, juga fasilitas jalan. Adapun alternatif perbaikan
yaitu pada ruas Jalan Kaliurang sebelum diberikan pada simpang tak bersinyal
memasuki area persimpangan. Diharapkan Jl.Kaliurang km 13-Jl.Besi Jongkang sebagai
kecepatan kendaraan bisa semakin berkurang berikut.
ketika ingin melewati persimpangan karena 4.3.1. Pita penggaduh (rumble strip)
pengendara kendaraan bermotor akan lebih Pada Gambar 18 bisa di lihat
waspada ketika melewati rumble strip. pemasangan rumble strip pada jalan utama di
simpang Jl.Kaliurang Km 13-Jl. Besi Jongkang.
Akan tetapi bukan berarti konflik akan hilang
sepenuhnya, hanya saja dapat mengurangi
jumlah serious conflict karena kecepatan akan
4.3.2. Pemberian lampu lalu lintas
Pada saat Juli 2016 ketika survei TCT
dilakukan di persimpangan Jl.Kaliurang Km
13-Jl. Besi Jongkang belum dipasang lampu
lalu lintas. Akan tetapi, pada September 2016
lampu lalu lintas mulai dioperasikan. Fase
pergerakan yang telah diterapkan (existing) bisa
dilihat pada Gambar 19. Terdapat 3 fase
pergerakan yang urut setiap lengannya. Fase
tersebut menyebabkan banyaknya antrian di
Gambar 18. Pemasangan rumble strip sebelum setiap lengan terutama lengan selatan. Untuk
memasuki simpang itu, peneliti mengusulkan fase dengan sistem
late start, seperti terlihat di Gambar 20.

Gambar 19. Fase existing pada simpang bersinyal Jl.Besi – Jongkang

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.1 – 2017 ISSN 1978 - 5658 38


Gambar 20. Fase rencana pada simpang bersinyal Jl.Besi - Jongkang

Pada Gambar 20 fase rencana yang 6. DAFTAR PUSTAKA


dibuat menggunakan sistem late start atau [1] Tanan, N., 2008. Penanganan Konflik Lalu
menunda beberapa detik waktu hijau dari arah Lintas di Persimpangan Gatot
yang berlawanan untuk memberikan kendaraan Subroto-Gedung Empat Cimahi. Jurnal
dari arah yang berlawanan untuk belok kanan. Jalan dan Jembatan, Vol. 25, No. 3,
Fase tersebut bisa mengurangi antrian dilengan pp.291-313, Dec 2008.
simpang. [2] Sindonews. 2016. Kecepatan Kendaraan
Jadi Faktor Utama Penyebab
5. KESIMPULAN Kecelakaan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang (http://nasional.sindonews.com/read/1
‘’Pengaruh Kecepatan Terhadap Keselamatan 066738/15/kecepatan-jadi-faktor-uta
Pengguna Kendaraan Bermotor Pada Simpang ma-penyebab-kecelakaan-144920761).
Tak Bersinyal’’ diperoleh kesimpulan sebagai Diakses 19 November 2016
berikut. [3] Maya D,K . 2000. Analisa Resiko
• Kecepatan yang melalui simpang bersinyal Kecelakaan Dengan Traffic Conflict
yang paling banyak yaitu 10,5-16,5 km/jam Technique (TCT) (Studi Kasus: Jalan
(23,5%), 16,5-22,5 km/jam (25,1%), dan Layang UI - Depok). Tugas Akhir.
22,5-28,5 km/jam (17,9%). Fakultas Teknik Universitas
• Serious conflict atau potensi kecelakaan yang Indonesia. Jakarta.
terjadi sebesar 76,9% dengan kecepatan rata – [4] Hyden, Ch. 1987.The Development of a
rata 26,24 km/jam. Sedangkan non serious Method for Traffic Safety
conflict terjadi sebesar 23,1% dengan kecepatan Evaluation : The Swedish Traffic
rata-rata 15,10 km/jam. Conflict Technique. Lund University
• Perilaku kendaraan pada saat terjadi konflik of Technology.
di simpang tak bersinyal Jl.Kaliurang Km 13 – [5] Hyden ,C. Conflict Studies On Urban Roads.
Jl.Besi Jongkang yaitu mempercepat (10%), International Course on
mempercepat & manuver (31%), pengereman Transportation Planning and Road
& manuver (13%), dan yang paling banyak Safety. IIT Delhi,
pengereman & mempercepat (46%) India,5thDecember.2013.(http://tripp.ii
• Alternatif yang bisa diberikan untuk td.ernet.in/course/lecture2013/Christe
meningkatkan keselamatan bisa dengan cara rHyden/Conflict Studies on Urban
memberikan rumble strip pada jalan utama Roads_Christer13.pdf) . Diakses 13
sebelum memasuki persimpangan, sehingga Maret 2016).
kecepatan kendaraan akan semakin berkurang [6] Wiersma, W. 1991. Research Methods in
dan menambah kewaspadaan pengguna jalan. Education : An Introduction. The
Selain itu dapat dilakukan peningkatan University of Toledo.
keselamatan dengan memberikan lampu lalu [7] Lawalata, G.M., 2010. Studi Konflik Lalu
lintas dengan fase late start. Lintas Sebagai Alat Mengevaluasi
REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.1 – 2017 ISSN 1978 - 5658 39
Pengatur Lalu Lintas (Studi Kasus 10, No. 1, April 2010: 53-64.
Satu Simpang-T- Di Kota Bandung). [9]Indriastuti. A.K, 2011. Karakteristik
Jurnal Pusat Litbang Jalan dan Kecelakaan dan Audit Keselamatan
Jembatan. Jalan Pada Ruas Ahmad Yani
[8]Suraji, A., Sulistio, H., 2010. Model Surabaya. Jurnal Rekayasa Sipil. Vol.
Kecelakaan Sepeda Motor Pada Suatu 5 No.1 – 2011.
Ruas Jalan. Jurnal Transportasi, Vol.

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.1 – 2017 ISSN 1978 - 5658 40

Anda mungkin juga menyukai