Anda di halaman 1dari 28

BAHAN AJAR

TEKNIK BERKOMUNIKASI DALAM


MEMBANTU ANAK USIA DINI TERAMPIL
DAN BERKARAKTER

BAHAN AJAR
PROGRAM DIKLAT DARING
HOLISTIK PARENTING TRAINING
MEMBANTU ANAK USIA DINI TERAMPIL DAN BERKARAKTER UNGGUL

OLEH:
CEP UNANG WARDAYA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


BADAN PEMBERDAYAAN PENJAMINAN MUTUDAN SUMBER DAYA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAANPENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Dr. Cipto No.9 Bandung, Telp./Fax: (022) 4230068
Website: www.tkplb.org – Email: tkplb@tkplb.org

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
1
1. Pengantar

Semua anak belajar dari orang dewasa. Suatu saat mungkin di antara kita pernah merasa
kaget ketika seorang anak dengan nyaring mengucapkan sumpah seperti orang dewasa.
Para guru atau orang tua terkadang langsung bereaksi dengan mengatakan “Saya heran
dari mana mereka mendapatkan kata-kata seperti itu". Walaupun pada akhirnya kita
mengetahui bahwa anak-anak kita belajar hal-hal baru dari lingkungan sekitarnya, suka
ataupun tidak, bahwa lingkungan memiliki pengaruh besar pada perkembangan anak.
Oleh karena itu kita harus mampu memunculkan peluang-peluang selama berinteraksi
dengan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, untuk mendorong munculnya perilaku
yang kita inginkan.

Anak-anak belajar dengan beragam cara yang berbeda, mulai dari pembelajaran melalui
interaksi sehari-hari dengan anggota keluarga di rumah, pembelajaran formal di
lingkungan kelas sekolah dan komunitas di lingkungan masyarakat. Interaksi sehari-hari
anak dengan anggota keluarga dan teman sebaya di luar rumah, memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan perilaku mereka dibanding hasil
pembelajaran di dalam kelas.

Bagi anak-anak menghabiskan waktu dalam interaksi sehari-hari dengan anggota


keluarga dan teman merupakan sesuatu yang mengasyikan, sehingga hal ini bisa
dijadikan satu motivasi tersendiri bagi para guru dan orang tua anak usia dini,
bagaimana mereka dapat menciptakan sebuah strategi interaksi yang menarik bagi anak,
dan bagaimana guru dan orang tua dapat bekerjasama dalam mengimplementasikan
strategi tersebut dalam interaksi sehari-hari dengan anak. Sehingga interaksi anak di
sekolah dalam proses pembelajaran dan interaksi anak dengan anggota keluarga dapat
memunculkan peluang-peluang yang akan membantu perkembangan perilaku anak,
pada perilaku yang kita inginkan.

Bahan ajar ini akan membahas tentang strategi komunikasi dengan anak usia dini untuk
menciptakan interaksi sehari-hari yang efektif dengan mereka. Hal ini diharapkan dapat
membantu anak dalam mengembangkan perilaku dan kemampuan yang lebih baik.
Ketika kita mencoba mengembangkan kemampuan ataupun keterampilan anak yang
lebih baik, adalah penting untuk mengembangkan kemampuan atau keterampilan yang
telah dimiliki anak. Pada akhir bahan ajar ini, peserta diharapkan dapat:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2020
2
1. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi pada anak usia dini
2. memberikan instruksi-instruksi yang efektif kepada anak;
3. serta mengembangkan aturan dalam keluarga yang dapat mengembangkan ke arah
perilaku yang lebih baik.

2. Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Anak Usia


Dini Dalam Keluarga

Keterampilan berkomunikasi sangat penting bagi banyak aspek dalam hidup seseorang.
Semakin baik keterampilan berkomunikasi seseorang, semakin baik cara mereka
mengatasi tuntutan di tempat-tempat seperti sekolah, kantor atau bahkan klub olah raga
lokal . Bagaimanapun, tidak ada tempat yang lebih penting daripada keluarga.
Komunikasi yang baik bagaikan ‘minyak pelumas’ bagi jalannya sebuah keluarga.
Dalam mesin mobil, apabila tidak ada minyak pelumas, mesinnya akan jelek dan
kepanasan. Komunikasi yang minim antar anggota keluarga akan berdampak sama.
Keluarga tidak akan harmonis dan emosi antar anggota keluarga akan memuncak. Jadi,
bagaimana cara Anda mengembangkan komunikasi antar anggota keluarga?

Ada beberapa keterampilan berkomunikasi yang sederhana tetapi berguna yang dapat
digunakan oleh anggota keluarga. Ada banyak cara agar anggota keluarga dapat
berkomunikasi satu sama lain, tetapi kebanyakan komunikasi keluarga melibatkan
obrolan. Oleh sebab itu, kita akan fokus pada keterampilan berbicara dan keterampilan
mendengarkan. Anda akan melihat bahwa prinsip-prinsip dibalik keterampilan ini bisa
juga digunakan dalam bentuk komunikasi lain; contohnya komunikasi tulisan atau
penggunaan bahasa isyarat.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
3
a. Keterampilan Berbicara

Gambar 2. 1 Seorang ibu sedang berbicara dengan anaknya


Sumber (Resourceful-parenting;2011)

1) Pengertian dan Tujuan Berbicara

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran


dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara
berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan
bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota
masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah
laku sosial. Sedangkan, Wilkin dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa
tujuan pengajaran bahasa Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh
lagi Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara
adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi
melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang
bervariasi dari masyarakat yang berbeda.

Tujuan berbicara adalah untuk menginformasikan, untuk melaporkan, sesuatu hal


pada pendengar. Sesuatu tersebut dapat berupa, menjelaskan sesuatu proses,
menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal, memberi,
menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, menjelaskan kaitan, hubungan,
relasi antara benda, hal, atau peristiwa.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
4
2) Berpikir Sebelum Berbicara

Ada ungkapan “kalau pisau melukai tangan, gampang untuk disembuhkan”


tetapi “Kalau lisan lukai hati, susah obat untuk dicari”. Melihat ungkapan di
atas betapa pentingnya kita berpikir dulu sebelum berbicara, karena begitu
besar resiko yang ditimbulkan akibat pembicaraan. Dalam kehidupan sehari-
hari sadar ataupun tidak saat kita berbicara di rumah dengan anak, ngobrol
sama sahabat, orang tua atau siapa aja, terkadang kita terlalu spontan, dan tidak
dipikirkan terlebih dahulu, sehingga tanpa disengaja kita menyinggung hati
lawan bicara, dan kalau sudah begitu komunikasi menjadi tidak nyaman dan
efektif.

Kecenderungan berbicara tanpa berpikir ini biasanya tersampaikan dalam kata-


kata yang pedas, bersifat menyerang, merendahkan, menyindir, mengoreksi,
atau mengatakan sesuatu yang tidak penting tetapi dengan nada yang
menyinggung perasaan. Biasaya terjadi saat pikiran kita lagi kalut atau
frustrasi atau pada saat kondisi kita lagi cape, letih, tertekan, Dan pada akhirnya
hal itu sering kita sesali saat suasana hati mulai membaik.

Satu hal terpenting sebelum berbicara atau memberi komentar, jika kita merasa
ada keraguan apakah respon kita sudah tepat atau belum, sebaiknya coba
bertanya dulu pada diri sendiri sekaligus sebagai bagian untuk melatih diri.
Apakah apa yang saya sampaikan ini bermanfaat atau tidak, apakah kata-kata
saya ini enak tidak didengar orang lain. Apakah ungkapan saya ini tepat
disampaikan dalam sutuasi seperti ini, dan apakah pembicaraan saya ini tidak
akan menyinggung perasaan lawan bicara kita.

Aturan umum tentang komunikasi yang baik adalah memikirkan apa yang kita
ingin katakan sebelum mengatakannya. Hal ini tidak akan begitu penting
apabila Anda sedang mengobrol tentang cuaca. Akan tetapai bagaimanapun,
hal ini sangat penting manakala kita berbicara pada topiknya yang serius dan
menyangkut kepentingan banyak orang. Hal ini akan membantu kita
memastikan apa yang ingin kita katakan dan yang lebih penting lagi, akan
membantu kita berhenti mengucapkan hal yang akan kita sesali setelah selesai
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2020
5
berbicara. Kalau kita suadah terbiasa berhenti sejenak untuk berpikir sebelum
melanjutkan obrolan, maka banyak manfaat yang bisa kita dapatkan. Salah
satunya tidak akan menyesal setelah selesai berbicara. Berpikir sebelum bicara
sangat penting apabila kita kecewa oleh sesuatu yang telah terjadi. Atau
berpikir sebelum marah dan mengeluarkan kata-kata yang kasar akan sangat
penting, sebagai bagian dari kontrol diri.

3) Menggunakan pesan-pesan ‘saya’

Orang–orang yang mempelajari metode berkomunikasi akan menganggap penting


penggunaan apa yang mereka sebut pesan-pesan “saya”. Hal ini mengacu pada
orang-orang yang berkonsentrasi dalam berkata bagaimana kejadian-kejadian
mempengaruhi mereka, daripada menyalahkan orang lain atau mengucapkan
apa yang mereka pikir dan orang lain harus lakukan. Menggunakan pesan-
pesan “saya” menunjukan pada orang lain bahwa kita bertanggung jawab
terhadap perasaan kita pribadi dengan cara tidak menilai orang lain. Cara ini
membantu orang lain berpikir tentang situasi apa yang sedang terjadi tanpa
menjadi defensif. (Your Family as a team, 8;2002)

Contoh

Apabila seorang anak pulang larut malam, orang tuanya mungkin


berkata, “dari mana saja kamu? Kamu seharusnya menelepon apabila
akan pulang larut malam.”

Sebuah pesan ‘saya’ yang jelas akan menjadi: ‘saya jadi khawatir apabila
kamu pulang larut.’

Anda dapat mengucapkan pesan “saya” yang bagus dengan menggunakan


formula berikut:

“Saya merasa (atau berpikir) X ketika Y (sesuatu) terjadi dalam situasi Z,”

Lihatlah lembar kerja dalam bagian latihan, kita akan berlatih memberikan
pesan “saya” dengan menyelesaikan Latihan Tim A.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2020
6
4) Berbicara secara spesifik

Di dalam modul 1 (satu), kita membahas tentang kebutuhan untuk spesifik


dalam menggambarkan tingkah laku anak Anda. Spesifik adalah aturan umum
yang bagus. Jelaskan apa yang kita lihat dan kapan kita melihatnya. Buat
bahasa Anda sederhana dan mengena. Latihan untuk menjadi spesifik akan
meningkatkan kesempatan Anda memahami secara jelas. Di dalam modul 1,
kita menjelaskan tes telepon: apabila Anda sedang berbicara di telepon dengan
seseorang, akankah dia menpunyai gambaran mental yang sama dengan Anda?

Berhubungan dengan spesifik, terdapat beberapa aturan penting tentang


melebih-lebihkan dan mengisi kekosongan. Ide yang bagus untuk tidak
melebih-lebihkan ketika berkomunikasi. Anggota keluarga Anda akan belajar
tidak mempercayai keakuratan perkataan Anda. Begitu juga apabila Anda tidak
mengetahui semua fakta. Lebih baik berkata bahwa Anda tidak tahu apa yang
telah terjadi, tetapi Anda mungkin berpikir hal ini terjadi dengan cara tertentu.

Berbicara yang spesifik sangat penting untuk dibudayakan dalam keluarga,


sehingga hal ini akan menjadi bekal bagi anak-anak ketika mereka kelak
menjadi dewasa. Berbicara yang jelas dan spesifik mengandung pengertian
bawha apa yang kita sampaiakn harus jelas dan pesan yang akan kita sampaikan
dapat dimengerti dan dicerna orang lain. Berbicara yang jelas dan spesifik tidak
berarti kita berbicara secara bertele-tele, tetapi tetap fokus dan pembicaraan
kita merupakan bagian penjelasan dari pesan utama yang hendak kita
sampaikan.

5) Berbicara yang positif

Tidak ada keraguan bahwa semakin positif cara Anda berbicara dengan orang
lain, semakin positif kecenderunagn mereka terhadap Anda. Menyebalkan
pada orang lain biasanya memicu respons tidak menyenangkan dari mereka.
Kadang-kadang sulit untuk bersifat positif terhadap seseorang yang telah
mengecewakan Anda, tetapi penting untuk mencoba menemukan sesuatu yang
positif untuk dikatakan. Tahan keinginan untuk berkata pedas. Mungkin akan

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
7
terasa nada memenangkan poinnya, tetapi seringnya membuat orang lain
kurang kooperatif. (Your Family as a team, 8;2002)

Apa yang disampaikan orang tua pada anak adalah sesuatu yang eksternal dari
diri Anda. Namun ini bisa menjadi terinternalisasi masuk ke alam bawah sadar
anak. Oleh sebab itu penting bagi orang tua untuk menyampaikan hal positif
bagi anak.

Pertanyaan orang tua secara berulang “kamu bodoh, kamu malas” tanpa sadar
masuk ke alam bawah sadar anak. Dan kemudian anak mewujudkannya.
Sehingga hasilnya menjadi kontradiksi dari apa yang diharapkan orang tua.
Oleh sebab itu agar Anda menjadi orang tua yang efektif ucapkan lah kata-kata
positif. Namun yang menjadi pertanyaan bagaimana ketika harus menghadapi
anak yang malas belajar, tidak mau mengerjakan PR . Seringkali bagi kita
orang tua kata-kata negative digunakan untuk mendorong anak melakukan
kewajibannya.

Tentu ini bisa disiasati dengan melakukan beberapa cara. Misalnya dengan
melakukan pengalihan. Misalnya anak yang malas mungkin kita minta sejenak
untuk melakukan aktivitas lain.

“Ma, aku malas ngerjain PR”.

“ Ok, kalau nggak kita main music dulu ya. Setelah itu baru kita mengerjakan
PR” (pengalihan)

Orang tua juga bisa mendorong self talk pada anak.

“Ma, aku malas”.

“ Ayo, menurut Rina, gimana caranya biar nggak malas. Kan ini tugas harus
selesai nak”.

Atau kita bisa merubah persepsi anak terhadap apa yang ia kerjakan.

“ Ma, aku malas PR”.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
8
“ Ko, malas. …..Wah, ini tugasnya menyenangkan banget. Atau kita lomba
deh. Mama, juga pengen ngerjain soal-soalnya. Ayo, siapa yang menang!”.

Dengan merepitisi perkataan PR itu menyenangkan. Tugas yang banyak itu


mengasikkan, akan mengubah perspsi anak terhadap kewajibannya. Karena
kemalasan ini seringkali karena adanya suara-suara mungkin melalui
pergaulannya yang mengatakan “Pusing deh, gue ngerjain tugas. Susah-susah
amat”. “ Nggak enak banget. Tugasnya banyak banget”. (Resourceful-
parenting;2011)

Intinya sebagai orang tua kita harus membiasakan untuk menyampaikan


perkataan yang positif bagi anak. Karena apa yang kita sampaikan perlahan
tapi pasti terinternalisasi dalam alam bawah sadar anak.

6) Hanya berkomentar terhadap situasi terkini

Membahas masalah masa lalu pada umumnya tidak produktif. Orang-orang


sering terjebak dalam isu-isu historis daripada mencari solusi untuk masa
depan.

Pertimbangkan pernyataan-pernyataan berikut:

‘Itu tidak akan berhasil, karena ketika saya mencobanya dua tahun yang lalu
juga tidak berhasil.’

‘Anda dan saudari Anda tidak pernah berhasil.’

‘Anda tidak pernah berguna di rumah ini.”

Komentar-komentar seperti ini tidak akan pernah membantu orang lain


merubah tingkah laku mereka. Jauh lebih baik untuk berkonsentrasi pada apa
yang Anda inginkan terjadi saat ini.

Berbicara situasi terkini yang tentunya bermanfaat bagi perbaikan keluarga.


Hindari membahas dan membicarakan orang lain, fokuslah pada apa yang
dihadapi keluarga. Misalnya ketika anak kita akan menghadapi ujian, cobalah

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
9
berdialog dan berbicara masalah ataupun tema yg dapat memotivasi anak untuk
berhasil dalam ujian.

Waktunya berpikir tentang isu-isu tertentu atau situasi di keluarga Anda ketika
Anda lebih sering berbicara tentang masa lalu. Buka halaman latihan Anda,
dan di Latihan Tim B pikirkan pernyataan yang mungkin akan Anda ucapkan,
lalu buat pernyataan yang mengacu pada situasi yang sama tetapi mengandung
‘kekinian’. Lalu catat contohnya.

Membahas isu-isu penting yang terjadi saat ini, kemudian berikanlah


penjelasan pada anak, bagaimana pandangan kita terhadap hal tersebut.
Sehingga terjadilah dialog antara anggota keluarga dalam menyikapi isu, berita
ataupun permasalahan yang muncul dalam keluarga itu sendiri. Dengan
semangat kekeluargaan dalam satu tim semua permasalan dengan sendirinya
akan terpecahkan.

7) Berbicara dengan sopan dan santun

Dalam pergaulan di lingungan keluarga anak sering bertegur sapa dengan


orang tua, atau anggota keluarga lainnya . Dalam penomena sehari-hari
seringkali kita mendengar orang tua memaggil atau menyuruh anaknya untuk
membantu mereka. Anak yang di suruh sering merasa tidak berkenan di hati,
lalu menampakkanya dalam bentuk suara atau sikap yang tidak layak dan tidak
sopan. Akibatnya munculah ungkan yang tidak sopan pula dari orang tua
tersebut. Sehingga hal ini menjadi kebiasaan dan budaya yang terus terjadi di
lingkungan keliarga tersebut.

Sopan santun adalah bertingkah laku yang baik, bertindak kepada orang lain
yang membuat orang lain merasa bernilai, diperhatikan dan dihargai; tulus
dalam mengucapkan "terimakasih" dan "maaf", dan itu terpancar dari
ekspresinya. Adapun indikator sopan santun yang dapat diamati bagi anak TK
menurut Ratna Megawangi (2010) adalah sebagai berikut:

1) Anak dapat mengucapkan terima kasih jika dibantu


2) Anak menyapa atau mengucapkan salam ketika bertemu orang tua, guru,
teman atau tetangga
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2020
10
3) Anak santun ketika berbicara di telepon
4) Anak meminta izin ketika ingin menggunakan barang milik orang lain
5) Anak ketika meminta tolong dengan cara yang baik
6) Anak meminta maaf jika melakukan kesalahan
7) Anak tidak mengucapkan kata-kata yang tidak patut (makian, umpatan,
panggilan buruk kepada temannya)

b. Keterampilan Mendengar
Salah satu keterampilan KOMUNIKASI penting untuk dikembangkan pada
anak-anak Anda adalah keterampilan mendengarkan. Keterampilan komunikasi
yang baik akan menguntungkan anak-anak Anda dalam semua aspek kehidupan
mereka - di rumah, pekerjaan sekolah, dan dalam hubungan antar keluarga. Jika
anak-anak Anda tahu bagaimana mendengarkan dengan baik, mereka akan
menjalani kehidupan yang lebih memuaskan dan sukses. (Your Family as a
team, 8; 2002)

1) Pengertian Mendengar (menyimak)

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan


dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi
yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”.
(Tarigan: 1983)

Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi


bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya”. (Sabarti at all: 1992)

2) Strategi Untuk Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan

Beberapa strategi untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan yang kuat


pada anak-anak Anda.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
11
a) Dengarkan anak Anda.

Salah satu cara terkuat bahwa anak-anak belajar adalah melalui perilaku
pemodelan dari orang tua mereka. Ketika Anda menunjukkan keterampilan
mendengarkan yang baik dalam kehidupan sehari-hari Anda di hadapan
anak-anak Anda, mereka akan belajar keterampilan, juga. Mereka dapat
melihat bagaimana hal itu dilakukan dengan melihat Anda.

b) Berhenti melakukan apa yang Anda lakukan.

Bila Anda ingin berkomunikasi dengan anak Anda, menangguhkan aktivitas


Anda saat ini untuk berfokus sepenuhnya pada mereka. Apakah mereka
memulai percakapan atau Anda lakukan, hentikan apa yang Anda lakukan
sehingga Anda dapat berkonsentrasi pada interaksi Anda.

c) Lakukan kontak mata.

Dalam setiap jenis komunikasi, terlihat di mata orang yang Anda ajak bicara
dan mengajar anak-anak Anda untuk melakukan hal yang sama. Sebuah
koneksi halus dan khusus dibuat ketika orang melakukan kontak mata. Anda
dapat mulai membuat model perilaku ini kepada anak-anak Anda ketika
mereka cukup muda, bahkan sebelum usia 2 tahun.

d) Katakanlah nama anak Anda.

Ketika Anda berbicara dengan anak-anak Anda, mengatakan nama mereka


akan membantu mendapatkan perhatian mereka dan mengatur mereka harus
siap untuk mendengarkan, sama seperti ketika seseorang panggilan nama
Anda, Anda berhenti apa yang Anda lakukan dan melihat mereka.
Mendapatkan perhatian anak Anda dengan menyebutkan nama adalah cara
yang efektif untuk mempersiapkan dia untuk mendengar apa yang akan
Anda katakan. Fokus yang diperlukan untuk mulai mengembangkan
keterampilan mendengarkan.

e) Sarankan kepada anak Anda bahwa mereka duduk.

Saran ini mengirimkan pesan, "Dapatkan siap untuk mendengarkan karena


aku akan bicara." Ketika anak Anda masih sangat muda, cobalah

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
12
membawanya ke kursi. Lalu katakan sesuatu seperti, "Saya ingin berbicara
dengan kamu selama satu menit," yang berfungsi sebagai penarik perhatian.
Setelah Anda menyelesaikan apa yang Anda ingin mengungkapkan, siap
untuk mendengarkan tanggapan anak Anda.

f) Spot-check keterampilan mendengarkan anak-anak Anda.

Dari waktu ke waktu, tanyakan kepada anak Anda apa yang Anda katakan.
Anda mencoba untuk menentukan apa yang anak Anda dengar dengan
meminta dia untuk parafrase apa yang Anda katakan. Ketika ia mengulangi
dengan benar, memuji usahanya. Jika ia tidak mendapatkan itu benar, Anda
memiliki kesempatan untuk mengulangi apa yang Anda katakan untuk
klarifikasi dan untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan.

g) Memperkuat upaya anak untuk mendengarkan,

tidak peduli seberapa kecil. Ketika anak Anda menunjukkan upaya terkecil
untuk mendengarkan atau bahkan pendekatan mendengarkan, itu pintar
untuk memperkuat upaya-upaya segera. Bahkan dengan dua tahun, Anda
dapat mendorong keterampilan mendengarkan mereka dengan mengatakan,
"Terima kasih untuk duduk begitu tenang sementara Mama sedang
berbicara," atau, "Kamu benar-benar mendengarkan Ayah, terima kasih."
Setelah percakapan, tanggapan yang sederhana, seperti tersenyum saat Anda
berkata, "Bagus pada mendengarkan," juga membiarkan anak-anak Anda
tahu bahwa mereka menunjukkan perilaku yang penting Anda sedang
mencari. Meningkatkan kemampuan mendengarkan pada anak adalah yang
terbaik dilakukan dengan cara sedikit demi setiap hari. Sebagai orangtua,
Anda adalah panutan yang terbaik untuk mengajar anak keterampilan
komunikasi Anda. Reward upaya mereka dengan senyum dan komentar
positif, dan Anda berada pada jalan untuk membangun keterampilan
mendengarkan mereka untuk masa depan yang sukses (Para
Pembelajar:2011)

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
13
h) Keterampilan Mendengarkan Secara Aktif

Pada pandangan pertama, Anda mungkin berpikir bahwa seorang pendengar


hanya duduk disana dan tidak melakukan apa-apa. Hal ini tidak berlaku bagi
pendengar yang baik. Seorang pendengar yang aktif menunjukan bahwa
mereka mengerti secara keseluruhan apa yang dikatakan penutur. Dari
waktu ke waktu mereka akan menganggukan kepala mereka. Pada waktu
yang lain mereka mungkin akan berkata ‘uh huh’, atau sesuatu yang lain
yang menunjukan bahwa mereka mendengarkan. Mereka mungkin berkata
‘Benarkah”, atau ‘Ya Tuhan’. Sangat penting menggunakan keterampilan
mendengarkan aktif karena itu menunjukan kepada penutur bahwa Anda
sangat tertarik pada apa yang dikatakan.

i) Keterampilan Untuk Tidak Menyela

Bercakap-cakap dengan orang lain itu seperti pertandingan tenis. Dalam


permainan tenis, pemain tenis bergantian memukul bola. Dalam sebuah
percakapan, Anda menunggu giliran berbicara. Artinya tidak menyela, baik
membuat poin tersendiri, atau menyerobot kalimat orang lain. Kebanyakan
dari kita menganggap adalah hal yang menyebalkan ketika seseorang
menyela sebelum kita berkesempatan menuntaskan apa yang kita katakan.

j) Keterampilan Menyimpulkan Perkataan Orang Lain

Ketika Anda bercakap-cakap dengan orang lain, penting untuk memahami


apa yang mereka katakan. Satu cara yang berguna untuk melakukannya
adalah menyimpulkan apa yang mereka katakan dan memeriksa apa yang
mereka maksud. Anda mungkin mengatakan sesuatu seperti “apakah ini
yang Anda maksud?’. Atau Anda mungkin mengatakan ‘Jadi maksud Anda
seperti ini, betul?’. Apabila Anda tidak paham karena satu dan lain hal,
itulah saatnya bagi Anda unutk mengklarifikasi apa yang mereka maksud
sebelum berlanjut ke percakapan selanjutnya. Kesimpulan juga merupakan
suatu referensi terhadap perasaan orang lain: ‘Setelah apa yang telah terjadi,
Anda menjadi khawatir apa yang akan terjadi selanjutnya’.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
14
k) Mencari tahu informasi tambahan

Kadang kala dalam percakapan, penutur akan membuat pandangan


tersendiri dan berpikir pendengar tahu persis apa yang dia maksud. Apabila
pendengar tidak yakin, penting untuk bertanya lebih banyak informasi.
Coba gunakan pertanyaan ‘terbuka’, yaitu pertanyaan yang tidak dapat
dijawab dengan ya atau tidak. Anda mungkin berkata’Saya tidak yakin apa
yang Anda maksud. Bisakah Anda memperjelasnya?’ Mungkin Anda
berkata ‘Berikan saya beberapa contoh maksud perkataan Anda’.

c. Latihan
Lihatlah pada contoh berikut, ubahlah pernyataan yang ada pada kolom
pernyataan dengan kalimat pernyataan yang menggunakan “pesan saya”
dengan rumus sebagai berikut :
“ Saya merasa atau saya pikir “X” ketika “Y” (sesuatu) terjadi dalam situasi “Z”
PESAN “SAYA”
PERNYATAAN

Kamu mengganggu saya dan melukai Saya merasa terluka dan terganggu ketika
saya Anda berbicara seperti itu

Rumah ini selalu berantakan Saya tidak suka rumah kita menjadi
berantakan

Guru tidak akan melakukan apapun Saya ingin...


tentang perilaku Tommy itu

Anda begitu ceroboh Saya......

Rencana untuk masa depan john akan Saya...


sulit untuk menerapkan

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
15
3. Teknik Komunikasi dalam Memberikan Intruksi
yang positif pada Anak Usia Dini
Selama hampir setiap hari, guru, orang tua dan pengasuh selalu meminta anak-anak
mereka untuk melakukan banyak hal. Jumlah instruksi yang diberikan mereka
kepada anak dalam satu hari bisa mencapai lebih dari 50 atau 60 instruksi. Kita tahu
tidak semua anak dapat melakukan apa yang diminta orang tua, dan setiap anak
memiliki kepatuhan yang berbeda dalam mengikuti instruksi baik orang tua
maupun gurunya. Ketika anak-anak di rumah tidak mengikuti permintaan orang tua,
maka hal ini akan menyebabkan masalah tersendiri di rumah. Hal ini akan
mengganggu keharmonisan keluarga. Tetapi sebaliknya jika orang tua bisa
mendapatkan anak-anak mereka dapat mengikuti apa yang di instruksikan orang
tua, hal ini akan meningkatkan keharmonisan dan kekompakan dalam keluarga.

Kami tidak menyarankan orang tua harus menjalankan aturan dalam keluarga
seperti di barak militer. Orang tua di rumah hendaknya memberikan instruksi dan
menjalankan aturan secara wajar dan penuh suasana kekeluargaan dan kasih
sayang. Setiap orang tua hendaknya memberikan instruksi kepada anak disesuaikan
dengan tingkat perkembangan dan usia anak itu sendiri. Walaupun pada
kenyataannya setiap keluarga memiliki gaya yang berbeda dalam mendidik dan
membina anak-anaknya di rumah. Akan tetapi semestinya setiap orang tua sadar
bahwa anak adalah amanat yang maha kuasa yang harus diperlakukan orang tua
secara manusiawi.
Cara kita memberikan instruksi kepada anak-anak dapat mempengaruhi apakah
mereka melakukan apa yang diperlukan atau tidak. Jika kita memikirkannya,
instruksi untuk seorang anak tak ubahnya sebuah pemicu perilaku. Dari hasil
penelitian dalam keluarga, dinyatakan bahwa ada cara yang baik dan cara yang
buruk bagi orang tua dalam memberikan instruksi. Jika instruksi diberikan dengan
baik, akan meningkatkan kemungkinan anak akan mengikutinya. Namun, jika
instruksi diberikan kurang baik, anak cenderung enggan untuk melakukan apa yang
di minta. Seorang anak bahkan mungkin tidak tahu apa yang kita inginkan untuk
mereka lakukan.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
16
Hal-hal berikut dapat meningkatkan kemungkinan anak untuk dapat melakukan apa
yang diminta para orang tua maupun guru:

a. Merencanakan Intruksi bagi anak


1) Cara memberikan intruksi yang efektif pada anak sebagaimana disampaikan
oleh Tim Parenting dari PRC, Melbourne dalam modul (Parenting Research
Centre. 2003), hendaklah dalam merencanakan instruksi tersebut
dipertimbangkan terlebih dahulu:
2) Tingkat pentingnya sebuah intruksi.
Apakah isi dari intruksi adalah sesuatu yang anak kita harus lakukan? Apakah
hal ini sesuatu yang anak benar-benar tidak memiliki pilihan kecuali
melakukannya? Jika kita menginginkan anak untuk dapat memilih apakah
mereka akan melakukan sesuatu atau tidak, maka baik orang tua maupun guru
dapat menggunakan pertanyaan seperti ini: “Apakah Anda ingin membantu
saya membuka belanja ini “?. Jika kita menggunakan pertanyaan seperti itu
,maka kita harus siap menerima dua kemungkinan, pertama anak akan
melakukannya dan kita harus siap untuk menerimanya. Tapi sebaliknya jika
anak mengatakan tidak, kitapun harus berbesar hati untuk menerimanya. Jika
kita tidak menginginkan anak untuk tidak memiliki pilihan, keculai harus
melakukan apa yang kita katakan, maka kita harus memberikan intruksi yang
memungkinkan anak untuk tidak menolaknya.

3) Jumlah intruksi.
Berikan hanya satu instruksi pada satu waktu. Maka anak kita tidak akan
bingung tentang apa yang diharapkan baik oleh orang tua maupun guru. Jika
ada beberapa hal yang harus dilakukan anak maka kita hendaknya memilih
dan memutuskan hal yang paling baik untuk dilakukan anak. Dan hal ini
hendaknya dikomunikasikan pada anak untuk dilakukan terlebih dahulu.
Tunggu anak selesai melakukan intruksi kita yang pertama, sebelum
menyampaikan intruksi yang lainya.

4) Waktu pemberian intruksi

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
17
Tanyakan dulu kepada diri kita sendiri “Apakah penting anak kita untuk
melakukan hal ini segera?”. Jika tidak, pikirkan kapan waktu yang tepat untuk
memberikan instruksi tersebut. Misalnya, seorang anak harus duduk makan
malam, sementara mereka sedang asyik menonton acara TV yang favorit , hal
ini mungkin bukan ide yang baik, untuk menyampaikan intruksi. Tunggu
sampai program TV selesai, baru kita sampaikan intruksi tersebut pada anak.

5) Tingkat kesulitan dalam pengerjaan tugas.


Pastikan apa yang kita ingin untuk dilakukan anak adalah sesuatu yang dapat
meraka lakukan. Jangan memberikan tugas yang sekiranya sulit mereka
melakukannya. Sebagai contoh, mungkin terlalu ideal untuk mengharapkan
seorang anak yang masih usia muda untuk melihat kamar mereka benar-benar
rapi. Namun, mungkin masuk akal apabila kita mengharapkan mereka untuk
belajar merapihkan mainan yang ada di kamarnya sebelum mereka pergi.
Pastikan bahwa yang anda perintahkan adalah hal yang mudah.

6) Waktu yang tersedia bagi anak untuk menyelesaikan tugasnya.


Beberapa anak mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk
menyelesaikan tugas. Rencanakan pemberian instruksi dimana anak memiliki
cukup waktu untuk menyelesaikan tugas tersebut, sebelum mereka harus
melakukan sesuatu yang lain. Berilah mereka cukup waktu untuk
menyelesaikan sebuah tugas sebelum mereka menerima tugas yang lainnya.

7) Mereka membutuhkan bantuan atau tidak


Anak mungkin dapat melakukan beberapa hal yang kita perintahkan, tapi
tidak semua, dari tugas itu dapat dikerjakanya, maka hendaknya kita
membantu mereka pada bagian yang mereka merasa sulit untuk dapat
melakukannya. bantulah anak jika mereka membutuhkan bantuan, dan
bantulah anak pada bagian yang mereka sulit untuk menyelesaikannya.

b. Panduan dalam memberikan intruksi pada anak


Cara orangtua memberikan instruksi kepada anak sangat penting. Hal-hal berikut
sangat penting:

1) Bagaimana menggunakan bahasa tubuh dalam memberikan intruksi.


PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2020
18
Ketika kita akan memberikan instruksi akan lebih baik manakala mendekati
anak (dalam jangkauan lengan), membungkuk untuk menyesuaikan dengan
posisi mereka, dan membangun kontak mata. Hal ini tidak selalu
memungkinkan, misalnya, jika kita mengganti popok bayi dan ingin
memberikan instruksi kepada anak lain, tidak bisa meninggalkan bayi untuk
mendekati anak. Dalam hal ini, mungkin bisa menunggu sampai kita bebas
untuk memberikan instruksi. Jelas dalam hal ini diperlukan pertimbangan
akal sehat, tetapi semakin dekat kita dengan anak, semakin besar
kemungkinan anak akan mengikuti intruksi kita. Sekali lagi, penting untuk
berpikir tentang usia dan karakteristik individu anak. Beberapa anak akan
mentolerir berdiri sangat dekat, tetapi mungkin yang lain tidak. Bekerja
dalam rentang yang dapat diterima oleh anak, sedekat apa kita memberikan
intruksi. Sesuaikan dengan karakteristik anak. Bila ia senang didekati maka
usahakan sedekat mungkin.
2) Bagaimana kita menggunakan volume dan intonasi suara .
Adalah selalu baik dan bijak apabila kita memulai instruksi dengan
memanggil atau menyebut nama anak. Hal ini akan mendapat perhatian
mereka. Baru kemudian mengatakan apa yang akan kita katakan dengan
nada suara yang menyenangkan dan intonasi yang disesuaikan dengan
tingkat usia anak. Untuk memberitahu anak, apa yang ingin mereka untuk
melakukannya, jangan meminta mereka jika mereka tidak ingin
melakukannya. Mereka mungkin mengatakan tidak. Ini mungkin ide yang
baik juga, jika kita di awali dengan mengatakan” tolong”. Untuk anak yang
menggunakan tanda-tanda dan gambar untuk berkomunikasi, penting
untuk menggunakannya ketika memberikan instruksi. Gunakan tanda atau
gambar yang relevan pada saat yang sama memberikan instruksi lisan.

“Mulailah dengan menyebut namanya untuk mendapatkan perhatian.


Gunakan suara yang tegas namun lembut. Katakan apa yang harus mereka
lakukan. Jangn bertanya apakah mereka mau melakukannya”

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
19
3) Tunggu Jawaban
Jika anak Anda tidak merespon segera, jangan mengulang instruksi.
Pikirkan tentang lamanya waktu yang tepat, sampai anak dapat bereaksi
dan mengikuti permintaan kita. Beberapa anak mengambil beberapa detik
untuk memproses informasi. Sebagai aturan praktis, menunggu lima detik
bagi anak untuk mulai melakukan apa yang di minta. Jangan pergi, tetap
dekat, tetap melihat anak dan menunggu mereka untuk merespon intruksi
dan permintaan kita.
“Tunggu respon anak, jangan ulangi perintah saat anak masih tidak
merespon dengan cepat, sebab tiap anak membutuhkan waktu yang
berbeda untuk mencerna informasi”
4) Berikan tanggapan positif atas usaha mereka
Jika kita berpikir tentang sebuah instruksi menjadi pemicu perilaku anak,
dan mereka merespon dengan mengikuti instruksi, penting bahwa bagi kita
untuk menindaklanjuti segera dengan konsekuensi positif. Sekali lagi,
yang terbaik untuk menggunakan pujian. Anda tidak akan pernah
kehabisan itu. Jika anak telah membersihkan giginya seperti yang diminta,
katakanlah “Bagus Nak”, Engkau telah melakukan apa yang saya minta,
engkau telah membersihkan gigimu dengan baik.
5) Saat anak tidak menanggapi instruksi,
Bagaimana bila anak tidak merespon instruksi sesuai dengan keinginan?
Beberapa orang tua telah menemukan bahwa dengan memperbaiki cara
mereka memberi instruksi, anak-anak mereka akan lebih mungkin untuk
mengikuti instruksi tersebut. Ini, tentu saja, tidak akan terjadi pada semua
keluarga. Ada tidak harus bingung dengan masalah ini ketika anak-anak
tidak mengikuti petunjuk, tapi ini akan dibahas sepenuhnya pada Modul 3.
Untuk saat ini, hanya melakukan apa yang biasa kita dapat lakukan ketika
anak tidak mengikuti instruksi. Sangat mungkin bagi anda untuk
memperbaiki strategi dalam memberi intruksi, namun ini tidak dapat selalu
terjadi. Akan jauh lebih baik untuk menyuruh mereka melakukan sesuatu
dari pada menyuruh mereka berhenti melakukan sesuatu yang ingan
mereka lakukan.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
20
c. Bagaimana dengan Instruksi untuk “berhenti” melakukan sesuatu

Bagaimana dengan instruksi untuk “berhenti” melakukan sesuatu? Pedoman di


atas, fokus pada petunjuk untuk membiasakan anak melakukan sesuatu. Kadang-
kadang orang tua perlu memberikan petunjuk untuk mendapatkan anak-anak
mereka berhenti melakukan sesuatu. Misalnya, menggunakan instruksi
“berhenti” jika seorang anak yang akan melakukan, sesuatu yang berbahaya.

Menggunakan kata “Stop” atau “Jangan” dalam menyuruh anak untuk berhenti
melakukan hal yang salah dinilai kurang efektif jika dibanding dengan menyuruh
anak yang seharusnya dia lakukan. Misalnya “Duduk di sofa “ lebih informatif
daripada” Stop melompat di sofa”. Pikirkan kata atau kalimat tentang apa yang
kita inginkan dari anak untuk melakukannya sebagai alternatif agar anak
berhenti melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan.

Perhatikan contoh berikut. Jika Nicholas adalah membuang Lego di sekitar


ruangan, instruksinya bisa “Nicholas”, berhenti melemparkan Lego, dan
membuat sesuatu dengan itu. Jika Megan yang berteriak untuk mendapatkan
sesuatu, katakanlah `Megan, berhenti berteriak, katakan atau tunjukan apa yang
megan inginkan.

Contoh berikutnya dalam video adalah perilaku yang sangat ringan, bukan
perilaku yang sangat sulit, Anda mungkin pernah mengalaminya dengan anak
sendiri. (Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kita tidak bisa meminta anak
untuk berhenti melakukan perilaku sulit atau berbahaya.)

Instruksi prinsip pemaaf adalah sama untuk perilaku ringan dan sangat sulit.
Lihatlah tanyangan 2.11 sekarang. Fokus pada apa yang ayah lakukan.

Apa yang anda pikirkan dari instruksi itu? Ya, itu cukup bagus. Ayah Sandra
mengatakan kepadanya, apa yang harus berhenti dilakukan sandra dan apa yang
harus dilakukan sebagai alternatif. Dia juga berdiri di dekatnya, berbicara

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
21
dengan nada yang menyenangkan tetapi tegas suaranya dan memberikan pujian
dengan antusias untuk kepatuhan. Sekarang lihatlah tayangan 2.12.

Apa yang anda pikirkan dari instruksi itu? Intruksi itu tidak terlalu baik. Bagaimana
bisa diperbaiki? Mungkin ibu bisa menemukan untuk Sisi dan Jesse dan
mengatakan kepada mereka apa yang seharusnya mereka lakukan.

1) Menyusun Tata Tertib di rumah


Menyiapkan aturan dalam keluarga adalah sesuatu yang penting. Kebanyakan
orang tua yang memiliki anak usia dini atau anak dengan perilaku sulit, orang
tua bisa mengatakan hal-hal yang anak-anak diperbolehkan untuk
melakukannya, dan hal-hal yang tidak diizinkan untuk melakukannya. Namun,
mereka jarang menuliskan serangkaian aturan tersebut dalam aturan rumah atau
aturan keluarga. Ini sangat disayangkan karena ada beberapa keuntungan besar
dalam menyusun suatu aturan di lingkungan keluarga dan menulisnya sebagai
suatu aturan yang disepakati bersama.

2) Keuntungan dari aturan rumah (keluarga)


Pertama, jika kita menyusun daftar aturan tentang apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan anak, kita akan konsisten dalam memperlakukan anak. Anak-
anak akan menjadi bingung jika mereka diizinkan untuk melakukan sesuatu
kemarin, tetapi mendapat kesulitan untuk melakukannya hari ini.

Kedua, memiliki seperangkat aturan rumah atau aturan di lingkungan keluarga


membantu memastikan semua orang dewasa dalam keluarga memperlakukan
anak dengan cara yang sama. Secara lebih rinci akan dibahas dalam keluarga
sebagai sebuah tim, sangat penting bagi keluarga untuk bekerja sebagai tim
ketika mencoba untuk mengelola perilaku sulit anak.

Alasan ketiga, dengan memiliki aturan rumah atau aturan di lingkungan keluarga
adalah diharapkan dapat meningkatkan ke arah perilaku anak yang lebih baik.
Ingat diskusi kita tentang pemicu perilaku. Sama seperti memberikan instruksi
pada seorang anak bisa dijadikan pemicu. Kadang-kadang perilaku buruk anak
terjadi karena mereka tidak tahu apa yang diinginkan dari mereka. Menyusun

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
22
peraturan dan membuatnya jelas bagi anak, akan memberikan warna tersendiri
pada perkembangan perilaku anak.

3) Jenis aturan
Jika kita berpikir tentang aturan rumah atau aturan di lingkungan keluarga, ada
dua jenis aturan. Ada aturan yang menguraikan apa yang seorang anak harus
melakukannya, misalnya, `John harus menggantung handuknya setelah dia
mandi, atau` Sarah akan mencuci tangannya sebelum duduk di meja makan. Lalu
ada aturan yang menguraikan apa yang tidak boleh dilakukan anak, misalnya
“Jane tidak boleh menulis di dinding “, atau` Graham tidak boleh memukul
adiknya.

Ketika kita membuat aturan untuk anak , penting untuk dibuat dengan spesifik.
Dalam Modul 1 kita berbicara tentang bagaimana menggambarkan perilaku anak
dengan spesifik. Menyusun aturan benar-benar hanya fokus pada apa yang harus
dilakukan anak dan apa yang tidak boleh dilakukan anak.

4) Berapa jumlah aturan


Anda mungkin berpikir, “ Berapa banyak aturan yang harus disusun? Kita tidak
perlu membuat terlalu banyak aturan, kalau hanya untuk dilupakan dan membuat
anak semakin bingung. Kita tidak perlu banyak membuat aturan. Anak akan
melupakannya jika kita memiliki aturan terlalu banyak. Namun, ada beberapa
hal yang sangat penting untuk dibuat aturannya. Aturan tentang hal-hal yang
boleh dilakukan, misalnya tentang tugas-tugas yang penting bagi anak untuk
dilakukan, tetapi mereka mungkin tidak melakukan semua itu dengan baik atau
tidak melakukannya dengan sering. Di sini orang tua harus bijak dalam
menentukan hal ini. Hendaklah aturan diterapkan secara bertahap dan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan anak. Jangan terlalu
cepat menuntut anak untuk sempurna dan sesuai keinginan kita.

5) Menciptakan aturan untuk memicu perilaku yang baik


Ada beberapa langkah untuk mengikuti aturan dalam mendapatkan pemicu
perilaku yang baik sebagaimana disampaiakan oleh Tim Parenting dari PRC:

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
23
a) Aturan perlu ditulis dan ditempelkan di suatu tempat. Tempat itu bisa tempat
umum seperti pintu kulkas keluarga, atau bisa ditempatkan di tempat yang
khusus, seperti di dalam pintu lemari pakaian di kamar tidur anak. Jika anak
tidak bisa membaca, gambar-gambar sederhana bisa dijadikan alternatif,
bagi anak untuk dijadikan petunjuk.
b) Anak perlu diingatkan tentang aturan dari waktu ke waktu. Untuk anak usia
dini, atau anak yang memiliki cacat berat, yang mengingatkan mungkin
perlu diatur setiap hari. Untuk anak yang lebih tua, mengingatkannya tidak
sesering anak usia dini. Anak-anak yang dapat membaca harus diminta
untuk membaca aturan. Anak-anak yang tidak dapat membaca harus diminta
untuk melihat gambar sebagai penjelasan.
c) Sekarang, pikirkan kembali apa yang kita ketahui tentang pemicu, perilaku
dan konsekuensi. Jika Anda ingin aturan menjadi pemicu untuk perilaku
yang baik, Anda harus memastikan ketika anak Anda mengikuti aturan,
mereka mendapatkan konsekuensi positif. Sekali lagi, konsekuensi positif
terbaik adalah pujian yang dilakukan dengan antusias dan penuh
kesungguhan.
d) Kadang-kadang kita perlu untuk memastikan sangsi bagi yang melanggar
aturan, misalnya konsekuensi negatif untuk anak. Penggunaan konsekuensi
negatif akan dibahas secara tuntas dan mendetail dalam pembahasan
berikutnya pada Modul 3 (tiga).

Untuk saat ini, penting untuk memastikan anak tidak menerima konsekuensi
positif ketika mereka melanggar aturan.

Parenting Research Centre. (2003).

6) Mengubah aturan
Aturan yang kita susun tentang hal-hal yang penting bagi anak kita
dimungkinkan akan berbeda dengan keluarga yang lain. Seperti halnya anak kita
juga mengalami perkembangan, hal-hal yang penting bagi merekapun akan
berubah seiring dengan berjalannya waktu. Jadi aturan untuk perilaku mereka
pun akan berubah pula, begitu juga untuk anak usia dini tidak akan sesuai untuk
mereka yang sudah remaja.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2020
24
Dalam keluarga, mungkin kita memiliki anak dalam berbagai tingkatan usia.
Beberapa aturan yang kita miliki mungkin sama untuk semua. Atau aturan lain
mungkin berlaku hanya untuk satu dari mereka. Hal ini tergantung pada apa yang
penting untuk anak pada saat ini, dan bagi anak tertentu.

d. Latihan
Di bawah ini ada enam hal penting yang harus dipertimbangkan guru dan orang
tua dalam merencanakan sebuah intuksi, agar dalam memberikan instruksi
kepada anak berjalan lebih efektif. Coba jelaskan masing-masing dari poin-poin
tersebut.

Penting intruksi
Jumlah intruksi
Ketepatan waktu
Tingkat kesulitan
Waktu yang tersedia
Anak mebutuhkan bantuan

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
25
4. Penutup

Bahan ajar teknik berkomunikasi untuk membantu anak terampil dan


berkarakter yang mengkaji bagaimana memberikan kemampuan
berkomunikasi atau berbicara, mendengarkan dan bagaimana memberi
intruksi yang baik dan efektif pada anak merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari enam bahan ajar lainnya dalam holistic parenting training.
Perluasan wawasan dan pengetahuan peserta berkenaan dengan substansi
materi ini penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun
penerbitan lain yang relevan. Disamping itu, penggunaan sarana
perpustakaan, media internet, serta sumber belajar lainnya merupakan
wahana yang efektif bagi upaya perluasan tersebut. Demikian pula dengan
berbagai kasus yang muncul dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini,
baik berdasarkan hasil pengamatan maupun dialog dengan praktisi pendidikan
anak usia dini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan para
peserta diklat.

Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan


keterampilan yang diperoleh setelah mempelajari modul ini, penting dan
mendesak untuk dilakukan. Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang
dipelajari akan sangat dirasakan oleh peserta diklat. Disamping itu, tahapan
penguasaan kompetensi peserta diklat sebagai guru taman kanak-kanak,
secara bertahap dapat diperoleh.

Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung


pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan
mempraktekan materi yang disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah
satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut substansi
materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya.

SELAMAT BERKARYA!

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
26
DAFTAR PUSTAKA

Parenting Research Centre. (2003). Systematic use of daily interaction. Melbourne:


Australia.

Megawangi, Ratna. (2010). Pengembangan Program Pendidikan Karakter di Sekolah;


Pengalaman Sekolah Karakter. Makalah. IHF,JKT .

Yusuf, S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda.

Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan


Soedjarwo. Jakarta: Erlangga

Anonym. 2007. Prinsip dan Praktek Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat
PAUD

Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan,


terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Blog
Bunda Cantik, Inspiratif dan Smart (2011) Fase Anak Emas, Blog
Bunda Cantik, Inspiratif dan Smart

Heidi Murkoff, Arlene Eisenberg, Sandee Hathaway. 2002. What to Expect When
You're Expecting. Workman Publishing Company

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG


© 2020
27
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2020
28

Anda mungkin juga menyukai