2 PB PDF
2 PB PDF
Artikel Penelitian
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 02 Juni 2018 • 49
Dwi Wigati Ratna Sari, Mieke Savitri: Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan POSBINDU
usia ˃18 tahun (25,8%), rematik (24,7%), setiap bulan dengan jumlah kader Posbindu PTM
cedera semua umur (8,2%) dengan cedera sebanyak 34 orang dan sebanyak 15 kader sudah
akibat transportasi darat (47,7%), asma (4,5%), terlatih.
PPOK umur ≥ 30 tahun(3,8%), diabetes melitus
berdasarkan wawancara (2,1%) lebih tinggi dari METODE
tahun 2007 (1,1%), PJK umur ≥ 15 tahun (1,5%), Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain
batu ginjal (0,6%), hipertiroid umur ≥ 15 tahun studi cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan
berdasarkan diagnosis (0,4%), gagal jantung di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
(0,3%), gagal ginjal kronik (0,2%), stroke (12,1‰) Setiabudi. Populasi penelitian ini adalah
lebih tinggi dari tahun 2007 (8,3%) dan Kanker masyarakat usia 15-59 tahun yang melakukan
(1,4‰). Prevalensi hipertensi diagnosis oleh kunjungan ke Posbindu wilayah kerja Puskesmas
nakes berdasarkan wawancara tahun 2013 (9,5%) Kecamatan Setiabudi tahun 2018. Sampel
lebih tinggi dari tahun 2007 (7,6%) [2]. penelitian ini sebanyak 145 responden. Analisa
Berdasarkan laporan tahunan 2017 penyakit data yang dilakukan adalah analisis unuvariat,
tidak menular di Suku Dinas Kesehatan Kota analisis bivariat, dan analisis multivariat.
Administrasi Jakarta Selatan, gambaran lima
terbesar penyakit tidak menular di Puskesmas HASIL
se Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah Hasil Penelitian faktor-faktor yang berhubungan
Hipertensi sebesar 47,42%, Diabetes Melitus dengan pemanfaatan Posbindu Penyakit Tidak
sebesar 20%, Myalgia 20%, penyakit Jantung Menular di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Koroner sebesar 2,8%, dan Asma sebesar Setiabudi Kota Jakarta Selatan dapat dilihat pada
2,5%. Penyakit hipertensi terbanyak terjadi pada tabel berikut ini:
rentang usia >59 tahun sebesar 50.763 kasus, Tabel 1. Kategori Pemanfaatan Posbindu PTM
diabetes melitus terbanyak pada usia >59 tahun
Pemanfaatan Posbindu PTM Frekuensi Persentase (%)
yaitu 19.223 kasus, sedangkan penyakit jantung
coroner cenderung meningkat di usia muda yaitu Tidak Aktif 61 42,1
Aktif 84 57,9
45-59 tahun dengan angka kejadian sebesar
Total 145 100
1.528 kasus. Hal ini perlu diwaspadai sehingga
diperlukan deteksi dini kasus-kasus penyakit tidak
menular melalui Posbindu PTM yang seharusnya Tabel 2. Distribusi Frekuensi Setiap Variabel Independen
ada di setiap kelurahan dan dilakukan mulai usia Variabel Jumlah Presentase (%)
Umur:
≥15 tahun. Jumlah Posbindu PTM di wilayah Dewasa (26-45 tahun) 84 57,9
Kota Administrasi Jakarta Selatan sebanyak 207 Lansia (46-59 tahun) 61 42,1
namun yang aktif sebanyak 197 Posbindu. Hal ini Jenis kelamin:
50 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 02 Juni 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
Tabel 3 Rekapitulasi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Posbindu PTM di Wilayah Kerja Puskesmas Keca-
matan Setiabudi Kota Jakarta Selatan
Pemanfaatan Posbindu PTM
Total OR (95%
Variabel Tidak Aktif Aktif p value Keterangan
CI)
N % N % N %
Umur:
Tidak ada
1. Dewasa (26-45th) 36 42,9 48 57,1 84 100 1,080 0,956
hubungan
Jenis Kelamin:
Ada
1. Laki-laki 17 63 10 37 27 100 2,856 0,026
hubungan
Pendidikan:
Tidak ada
1. Rendah 14 48,3 15 51,7 29 100 1,370 0,585
hubungan
Pekerjaan:
Ada
1. Bekerja 27 56,2 21 43,8 48 100 2,382 0,024
hubungan
Pengetahuan:
Ada
1. Rendah 35 54,7 29 45,3 64 100 2,553 0,010
hubungan
Ada
1. Sulit 23 60,5 15 39,5 38 100 2,784 0,013
hubungan
Ketersediaan sara-
na Posbindu PTM:
Ada
1. Tidak memenuhi 30 56,6 23 43,4 53 100 2,567 0,012
hubungan
N % N % N %
Dukungan Keluarga:
Ada
1. Tidak mendukung 34 52,3 31 47,7 65 100 2,153 0,037
hubungan
Ada
1. Tidak mendukung 38 55,1 31 44,9 69 100 2,825 0,004
hubungan
Dukungan Kader:
Ada
1. Tidak mendukung 41 66,1 21 33,9 62 100 6,970 0,000
hubungan
Ada
1. Tidak membutuhkan 22 57,9 16 42,1 38 100 2,397 0,035
hubungan
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 02 Juni 2018 • 51
Dwi Wigati Ratna Sari, Mieke Savitri: Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan POSBINDU
Tabel 4. Faktor yang Paling Dominan Berhubungan dengan Pemanfaatan Posbindu PTM di Wilayah Kerja Puskesmas Keca-
matan Setiabudi Kota Jakarta Selatan
Variabel P value OR 95% CI
2,020-
4. Dukungan kader 0,000 4,680
10,839
52 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 02 Juni 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 02 Juni 2018 • 53
Dwi Wigati Ratna Sari, Mieke Savitri: Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan POSBINDU
pemanfaatan Posbindu PTM. Dari hasil analisis jauh lebih banyak dengan yang tidak aktif
diperoleh pula nilai OR=2,397 artinya responden memanfaatkan Posbindu hal ini karena pendidikan
yang merasa membutuhkan Posbindu PTM pada dasarnya tidak hanya diperoleh dibangku
mempunyai peluang 2,397 kali lebih besar sekolah formal tetapi juga dilingkungan keluarga,
untuk aktif memanfaatkan Posbindu PTM masyarakat, dan dari media lainnya seperti
dibandingkan dengan responden yang merasa majalah, koran dan sebagainya sehingga dapat
tidak membutuhkan Posbindu PTM untuk aktif berpengaruh pada perilaku sadar seseorang.
memanfaatkan Posbindu PTM. Perilaku sadar yang merugikan kesehatan
Teori pemanfaatan pelayanan kesehatan banyak juga terdapat pada kalangan orang yang
berkaitan erat dengan permintaan akan pelayanan berpendidikan atau profesional atau masyarakat
kesehatan. Hal ini dikarenakan masyarakat yang sudah maju.
sudah benar-benar mengeluh sakit serta mencari
pengobatan. Kebutuhan merupakan dasar dan Variabel yang Dominan dengan Pemanfaatan
stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan Posbindu PTM
kesehatan. Faktor needs merupakan prediktor Dukungan Kader
terkuat dari pemanfaatan pelayanan kesehatan Hasil uji Regresi Logistik Sederhana
[4]
. Pada penelitian ini masyarakat merasa menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan
membutuhkan Posbindu dan aktif memanfaatkan berhubungan dengan pemanfaatan Posbindu PTM
Posbindu sebagian besar dikarenakan ingin di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Setiabudi
mengetahui faktor risiko penyakit tidak menular tahun 2018 adalah dukungan kader dengan
secara dini, memperoleh informasi tentang kondisi nilai Odds Ratio (OR)= 4,680 (95% CI 2,2-10,8),
kesehatannya, dan memperoleh pelayanan artinya responden yang mendapatkan dukungan
kesehatan dengan mudah karena rata-rata dari kader mempunyai peluang 4,680 kali lebih
Posbindu hanya berjarak kurang dari 1 kilometer aktif memanfaatkan Posbindu PTM dibandingkan
dari rumah dan dapat ditempuh dengan berjalan responden yang tidak mendapat dukungan dari
kaki. Masyarakat yang merasa tidak membutuhkan kader.
Posbindu dikarenakan merasa sehat dan dapat Berdasarkan informasi salah satu kader, masih
periksa kesehatannya di Puskesmas. rendahnya pemanfaatan Posbindu disebabkan
karena jumlah kader tidak mencukupi dan kader
Variabel yang Tidak Berhubungan dengan yang sudah terlatih mengundurkan diri dan lebih
Pemanfaatan Posbindu PTM memilih menjadi kader jumantik dikarenakan kader
Umur jumatik mendapatkan uang transport sehingga
Hasil uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar untuk melakukan sosialisasi tentang adanya
0,956 yang berarti tidak ada hubungan antara Posbindu menjadi kurang. Jika kondisi ini dibiarkan
umur dengan pemanfaatan Posbindu PTM di maka akan berakibat semakin berkurangnya
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Setiabudi jumlah kader dan berefek menurunnya kunjungan
Kota Jakarta Selatan. Diperoleh nilai Odds Ratio warga ke Posbindu sehingga perlu dilakukan
(OR) sebesar 1,080. Berdasarkan teori Lawrence pembinaan oleh pihak puskesmas salah satu
Green, usia merupakan salah satu karakteristik dengan penyelenggaraan forum komunikasi bagi
yang berhubungan dengan perilaku seseorang. kader Posbindu.
Pada penelitian ini ketidakbermaknaan ini dapat Melalui forum komunikasi setiap posbindu
dijelaskan karena pemanfaatan Posbindu PTM diminta untuk menyampaikan tingkat
dapat dilakukan oleh semua umur baik usia perkembangan yang telah dicapai, kendala yang
dewasa (26-45 tahun) maupun usia lansia (46-59 dihadapi dan upaya yang telah dilakukan untuk
tahun). Hal ini menunjukkan bahwa berapapun mengatasinya, dukungan yang telah diperoleh dan
usianya tidak berhubungan dengan keaktifan upaya yang telah dilakukan untuk memperoleh
memanfaatkan Posbindu PTM dukungan tersebut. Puskesmas dapat melakukan
pembinaan terhadap kader melalui kegiatan
Pendidikan pemilihan kader teladan yang bertujuan memacu
Hasil uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar kader dalam meningkatkan pengetahuan dan
0,585 yang berarti tidak ada hubungan antara keterampilannya sehingga dapat memberikan
pendidikan dengan pemanfaatan Posbindu PTM contoh kepada masyarakat untuk berperilaku
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Setiabudi hidup sehat dan menjadi panutan masyarakat dan
Kota Jakarta Selatan. Diperoleh nilai Odds Ratio semakin aktif dalam penyelenggaraan Posbindu
(OR) sebesar 1,370. PTM.
Pada penelitian ini jumlah pendidikan rendah Puskesmas dapat memanfaatkan dana Bantuan
yang aktif memanfaatkan Posbindu PTM tidak Operasional Kesehatan (BOK). Pembiayaan
54 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 02 Juni 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
melalui dana sehat atau mekanisme pendanaan sehingga untuk melakukan sosialisasi tentang
lainnya, dana juga bisa didapat dari lembaga adanya Posbindu menjadi kurang.
donor dengan mengajukan usulan kegiatan untuk 2. Pemanfaatan Posbindu PTM di wilayah
mendukung dan memfasilitasi Posbindu PTM. kerja Puskesmas Kecamatan Setiabudi
Dana yang terkumpul dari berbagai sumber dapat masih tergolong rendah yakni 57,9%. Hal ini
digunakan sebagai biaya operasional posbindu disebabkan karena pengetahuan masyarakat
PTM, penyediaan bahan habis pakai, biaya mengenai Posbindu masih rendah.
pembelian bahan Pemberian Makanan Tambahan 3. Responden berjenis kelamin perempuan
(PMT) dan pengganti biaya perjalanan kader cenderung lebih aktif memanfaatkan
(uang transport) [5]. Melalui upaya-upaya tersebut Posbindu PTM dikarenakan perempuan lebih
diharapkan kader posbindu menjadi lebih aktif bersikap positif dibandingkan laki-laki dalam
menjalankan tugasnya. mengontrol kesehatan. Mayoritas laki-laki di
wilayah Puskesmas Kecamatan Setiabudi
Ketersediaan Sarana Kesehatan bekerja sehingga menjadi hambatan untuk
Hasil uji Regresi Logistik Sederhana dengan dalam memanfaatkan Posbindu secara rutin
nilai Odds Ratio (OR)= 3,210 (95% CI 1.341- setiap bulannya.
7,684), artinya ketersediaan sarana Posbindu 4. Akses yang mudah menjadikan responden
yang lengkap mempunyai peluang 3,210 kali lebih aktif memanfaatkan Posbindu
membuat responden lebih aktif memanfaatkan PTM dibandingkan dengan responden
Posbindu PTM dibandingkan ketersediaan dengan akses sulit dalam memanfaatkan
sarana Posbindu PTM yang tidak lengkap. Pada Posbindu PTM. Dari 50 RW yang terdapat
penelitian ini ketersediaan sarana Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
PTM yang sudah lengkap terutama alat cek Setiabudi, hanya terdapat 11 Posbindu yang
laboratorium di beberapa Posbindu disebabkan pelaksanaannya rutin setiap bulan dan masih
karena Posbindu tersebut membentuk kemitraan ada satu kelurahan yang belum memiliki
melalui CSR (Corporate Social Responsibility), Posbindu PTM
membuat arisan warga, dan sumbangan dari tokoh 5. Ketersediaan sarana di Posbindu PTM yang
masyarakat. Lengkapnya sarana di Posbindu lengkap dibeberapa Posbindu disebabkan
PTM dapat menghemat biaya yang dikeluarkan karena Posbindu tersebut membentuk
oleh masyarakat sehingga masyarakat lebih aktif kemitraan melalui CSR (Corporate Social
berkunjung ke Posbindu yang sarananya lengkap. Responsibility), membuat arisan warga, dan
sumbangan dari tokoh masyarakat.
Dukungan Petugas Kesehatan 6. Responden yang aktif memanfaatkan
Hasil uji Regresi Logistik Sederhana dengan Posbindu dikarenakan mendapatkan
nilai Odds Ratio (OR)= 2,539 (95% CI 1.108-5,817), dukungan keluarga berupa diingatkan jadwal
artinya responden yang mendapatkan dukungan Posbindu, diantar ke Posbindu, dan ditemani
dari petugas kesehatan mempunyai peluang ke Posbindu.
2,539 kali lebih aktif memanfaatkan Posbindu PTM 7. Hasil penelitian didapatkan bahwa petugas
dibandingkan responden yang tidak mendapat kesehatan selalu hadir dalam kegiatan
dukungan dari petugas kesehatan. Faktor yang Posbindu jika petugas kesehatan berhalangan
mendorong atau memperkuat untuk berperilaku hadir saat waktu pelaksanaan Posbindu maka
sehat memerlukan contoh dari tokoh masyarakat, akan dijadwalkan ulang sampai petugas
teman sebaya, dan petugas kesehatan [6]. Pada kesehatan dapat hadir. Tetapi belum semua
penelitian ini petugas kesehatan selalu hadir pada petugas kesehatan menyelenggarakan
saat pelaksanaan Posbindu. Petugas kesehatan kegiatan yang menarik masyarakat untuk
di Posbindu PTM paling menempati meja 5 yaitu memanfaatkan Posbindu seperti makan sayur
melakukan kegiatan identifikasi buah dan senam sehat bersama.
KESIMPULAN Saran
1. Dukungan kader merupakan faktor yang paling 1. Puskesmas dapat melakukan pembinaan
dominan berhubungan dengan pemanfaatan melalui penyelenggaraan forum komunikasi
Posbindu PTM. Masih rendahnya bagi kader Posbindu, melakukan pembinaan
pemanfaatan Posbindu disebabkan karena terhadap kader melalui kegiatan pemilihan
jumlah kader tidak mencukupi dan kader yang kader teladan, memanfaatkan sumber-
sudah terlatih mengundurkan diri dan lebih sumber pembiayaan yang potensial seperti
memilih menjadi kader jumantik dikarenakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
kader jumatik mendapatkan uang transport pembiayaan dalam bentuk kemitraan melalui
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 02 Juni 2018 • 55
Dwi Wigati Ratna Sari, Mieke Savitri: Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan POSBINDU
56 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 02 Juni 2018