Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KARYA MUKTI
Jalan Poros Batumarta XII Desa Karya Mukti Kec. Sinar Peninjauan. Kabupaten OKU
HP. 081273419559. Kode Pos : 32191. uptdpuskesmaskaryamukti@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KARYA MUKTI


NOMOR : 445/C.VII.SK.001/XVI/ P1601092101/2017

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS KARYA MUKTI

KEPALA UPTD PUSKESMAS KARYA MUKTI,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan
mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan
sesuai kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan
keselamatan pasien, maka perlu disusun kebijakan
pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Karya Mukti;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang


Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera
Selatan (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1821;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang


Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 89 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

5. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 46


tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43


tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;

7. Peraturan Menteri kesehatan Republik indonesia Nomor 44


tahun 2016 tentang Manajemen Pusat Kesehatan
Masyarakat;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategi
Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019

9. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 9


tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu (Lembaran Daerah
Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2016 Nomor 90;

10. Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor 35 tahun 2016


tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas
Kabupaten Ogan Komering Ulu;

11. Keputusan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor


264/KPTS/XVI/2015 tangagl 8 Juni 2015 tentang Penetapan
Kategori Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Ogan Komering Ulu;

12. Keputusan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor


409/KPTS/XVI/2016 tanggal 5 September 2016 tentang Izin
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat Karya Mukti
Kabupaten Ogan Komering Ulu;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU : Kebijakan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Karya Mukti


adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di


kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di    : Karya Mukti


Pada tanggal     : 20 Januari 2017

KEPALA UPTD PUSKESMAS KARYA MUKTI,

ARPANUDDIN,SKM
NIP. 196301071986031004

Lampiran I : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kaya


Mukti
Nomor : 445/C.VII.SK.001/XVI/P1601092101/2017
Tentang : Kebijakan Pelayanan Klinis

A. PENDAFTARAN PASIEN

1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.

2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria


sebagai berikut: Pendidikan minimal SMA, mempunyai sertifikat pelatihan rekam
medik.

3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.

4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, nama kepala keluarga,
alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis.

5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, dan informasi tentang
kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat
pendaftaran.

6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftaran.

7. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti.

8. Koordinasi dan komunikasi antara pendaftaran dengan unit – unit penunjang yang
terkait.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN

1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
pengkajian.

2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan
kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.

4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan


yang tidak perlu.

5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.

6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.

7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.

8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan


profesional yang kompeten.

9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.

10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan.

12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan


peralatan dan tempat yang memadai.

13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.

14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.

15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan,
dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang
terpadu.

16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.

17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,


sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.

18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
meperhatikan efisiensi sumber daya.

19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.

20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.

21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.

22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN

1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.

2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,


kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.

3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.

4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.

5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.

6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien


sebelum mendapatkan persetujuan.

7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib


didokumentasikan.

8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.

9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.

10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.

11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi.
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).

13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian


obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.

14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas.

15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.

16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti

17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.

18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,


perencanaan layanan, pelaksanaan layanan,

19. Pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya.

20. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.

21. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.

22. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.

23. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.

24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku.

25. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten.

26. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed


consent.

27. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.

28. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan


rencana layanan.

29. RENCANA RUJUKAN

1. Dokter pemeriksa bertanggung jawab untuk melaksanakan proses rujukan.

2. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang menangani.

3. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif


pelayanan.

4. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.

5. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
6. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.

7. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten.

8. Kriteria merujuk pasien meliputi:

a) Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan, tidak bisa dilakukan di


Puskesmas.

b) Fasilitas atau peralatan yang dibutuhkan tidak tersedia di Puskesmas atau


sedang rusak.

c) Tenaga profesional (ahli) yang dibutuhkan tidak tersedia di Puskesmas.

KEPALA UPTD PUSKESMAS KARYA MUKTI

ARPANUDDIN,SKM
NIP. 196301071986031004

Anda mungkin juga menyukai