KELAS : XI IPA/IPS
GURU MAPEL : SYAMSON SANDHI,S.Pd
PERTEMUAN :1
MATERI : Memahami Tentang Paham Kolonialisme Dan Imperialisme
SELAMAT BELAJAR
I.1. Pendahuluan
Pertemuan ini akan memberikan bekal kepada Siswa/i untuk dapat memahami
pengertian dan ruang lingkup imperialisme dan kolonialisme di dalam
perkembangan sejarah Indonesia
I.1.2. Manfaat
A.1. Imperialisme
A.2. Kolonialisme
Koloni merupakan negeri, tanah jajahan yang dikuasai oleh sebuah kekuasaan
asing. Koloni adalah satu kawasan diluar wilayah negara asal atau induk. Tujuan
utama kolonialisme adalah kepentingan ekonomi.Kebanyakan koloni yang yang
Di zaman perekonomian Asia yang telah maju, perekonomian Eropa justru masih
tertinggal jauh. Pusat perkembangan ekonomi dan politik dunia dalam abad ke-14 s/d
abad ke-15 adalah dunia Islam, khususnya imperium Turki Usmani (Ottoman) yang
telah menguasai wilayah-wilayah strategis yang semula dikuasai oleh Romawi-
Byzantium. Penguasaan atas wilayah-wilayah itu sekaligus telah menyekat jalur
perdagangan dari Timur ke Barat yang mengakibatkan barang-barang dagangan dari
Timur seperti rempah-remapah menjadi langka dan harganya melambung tinggi.
Meskipun harganya relatif tinggi ternyata minat masyarakat Eropa waktu itu terhadap
komoditi itu tidak menurun, bahkan cenderung meningkat. Oleh karena itu maka para
penguasa dan pengusaha atau pedagang Eropa berupaya mencari jalan alternatif ke
daerah penghasil komoditi tersebut.
Meningkatnya permintaan baik dari Eropa maupun dari tempat lainnya seperti
India secara tidak lengsung telah mendorong para produsen di kepulauan Nusantara,
khususnya kepulauan Maluku memperluas tanaman ekspornya, terutama pala dan
cengkeh. Selain adanya perluasan seperti pala dan cengkeh, juga di beberapa pulau,
seperti di Sumatera dikembangkan pula komoditi lain yang juga sangat diminati orang-
orang Eropa, yaitu lada. Walaupun harganya hanya separuh rempah-rempah, namun
waktu itu lada sudah termasuk komoditi ekspor yang penting dari wilayah Nusantara,
bahkan Asia Tenggara. Menurut beberapa sumber, tanaman ini mulanya merupakan barang
dagangan dari Kerala, pantai Malabar di India barat daya, yang dikenal oleh orang-orang
Arab dan Eropa sebagai “negeri lada”. Sejak kapan lada dibumidayakan oleh penduduk
Sumatera tidak begitu jelas.