Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan, Dan Manajemen Laba Terhadap Tax Avoidance (Kepatuhan Pajak) 2. Masalah Penelitian: Perumusan masalah yang ingin peneliti angkat dari penelitian ini adalah: 1. Apakah kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif terhadap tax avoidance? 2. Apakah independensi dewan komisaris mempunyai pengaruh negatif terhadap tax avoidance? 3. Apakah komite audit berlatar belakang keahlian akuntansi / keuangan mempunyai pengaruh negatif terhadap tax avoidance? 4. Apakah manajemen laba mempunyai pengaruh positif terhadap tax avoidance? 3. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji dan mendapatkan bukti bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif terhadap tax avoidance. 2. Untuk menguji dan mendapatkan bukti bahwa independensi dewan komisaris mempunyai pengaruh negatif terhadap tax avoidance. 3. Untuk menguji dan mendapatkan bukti bahwa komite audit berlatar belakang keahlian akuntansi / keuangan mempunyai pengaruh negatif terhadap tax avoidance. 4. Untuk menguji dan mendapatkan bukti bahwa manajemen laba mempunyai pengaruh positif terhadap tax avoidance. 4. Definisi Operasional: Penghindaran Pajak Penghindaran pajak merupakan usaha yang dilakukan untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan perusahaan. Tax avoidance diukur menggunakan Cash Effective Tax Rate (CETR), yaitu pembayaran pajak secara kas atas laba perusahaan sebelum pajak penghasilan. Ketika nilai CETR besar mendekati 25 artinya tingkat tax avoidance semakin rendah atau tidak melakukan penghindaran pajak. Pengukuran variable tax avoidance penelitian ini menggunakan model Cash Effective Tax Rate (CETR). Rumus untuk menghitung CETR yaitu: CashTax paid CETR= Pre Tax Income Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah proposi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi diluar dari kepemilikan saham dewan komisaris perusahaan. Kepemilikan institusional dapat diukur dengan membandingkan proporsi saham yang dimiliki oleh investor institusional dengan jumlah saham yang beredar di perusahaan tersebut. Proposi kepemilikan sahamoleh institusi KI = Jumlah saham yang beredar Independensi Dewan Komisaris Menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Publik dinyatakan bahwa jumlah komisaris independen yang dimiliki minimal 30% dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris guna menjaga independensi (Diantari & Ulupui, 2016). Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan rasio sebagai berikut: Jumlah anggota komisaris independen DKI= Total anggota dewan komisaris Komite Audit Berlatar Belakang Keahlian Akuntansi atau Keuangan Umumnya komite audit dalam sebuah perusahaan minimal terdiri dari tiga orang dan BAPEPAM-LK telah mengatur bahwa dalam anggota komite audit setidaknya terdapat satu orang anggota yang berlatar belakang pendidikan dan keahlian di bidang akuntansi atau keuangan (Prayogo, 2015). Anggota komite audit yang mempunyai latar belakang keahlian akuntansi atau keuangan ini penting karena dapat membantu dalam memberikan masukan untuk pengambilan keputusan penghindaran pajak. Pengukuan variable ini dengan menggunakan proporsi dari anggota komite audit yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan Robinson, et al. (2012) dalam Prayogo (2015). Anggota Komite Audit yang berlatar belakang akuntansi LBKA= Jumlah seluruh anggota Komite Audit Manajemen Laba Manajemen laba merupakan strategi yang dilakukan oleh manajer untuk memilih kebijakan akuntansi yang digunakan sebuah perusahaan. Pada penelitian ini variabel manajemen laba diukur dengan menggunakan performance matched discretionary accrual model. 5. Hipotesis: H1: Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap tax avoidance H2: Independensi Dewan Komisaris berpengaruh negatif terhadap tax avoidqance. H3: Latar Belakang Keahlian Akuntansi atau Keuangan Komite Audit berpengaruh negatif terhadap Tax Avoidance H4: Manajemen laba berpengaruh positif pada tax avoidance 6. Pengujian Hipotesi: Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan alat yang dipakai untuk memberikan gambaran suatu data dalam berbagai hal diantaranya nilai rata-rata, standar deviasi, varian, nilai maksimum dan minimum, sum, range (Muniarti & dkk, 2013). Uji Asumsi Klasik Ø Uji Normalitas Data Ø Uji Multikolinearitas Ø Uji Heteroskedastisitas Ø Uji Autokorelasi Uji Hipotesis Ø Uji Persamaan Regresi Linier Berganda Ø Uji F Ø Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji Statistik t ) Ø Koefisien determinasi (R2) 7. Metode Pengumpulan Data Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode purposive sampling. Data sekunder adalah database yang tersedia di situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id selama periode 2017 – 2020.