Anda di halaman 1dari 6

ACUTE RENAL FAILURE ARF DAN CHRONIC RENAL

FAILURE (CRF)

Juanda Roki Saputra

September, 2020

Abstrak

Secara normal ginjal kita selalu melakukan pekerjaannya dengan sempurna, yaitu


menyaring darah dari limbah-limbah metabolisme. Namun, terkadang ginjal gagal

melakukan pekerjaannya itu, maka kondisi ini disebut gagal ginjal. Penyakit


Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk
dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya.
Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis gagal ginjal yaitu ginjal akut dan
ginjal kronis.

A. Gagal ginjal akut ( ARF)


1. Definisi
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjak secara mendadak dan
hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal dan disfungsi tubular
dan glomerular. Ini dimanifestasikan dengan anuria, oliguria, atau
volume urin normal. Disamping volume urin yang dieskresi, pasien
gagal ginjal akut mengalami peningkatakan kadar nitrogen ure darah
(BUN) dan kreatinin serum dan retensi produ sampah metabolik lain
yang normalnya diekresikan oleh ginjal (Rendi and TH, 2012, p. 23).
Gagal ginjal akut atau dikenal dengan Acute Renal Failure merupakan
sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara
medadak (Batticaca, 2011, p. 35).
2. Penyebab
Sampai sekaranag etiologi dari gagal ginjal akut sndiri dibagi menjadi
3 yaitu prarenal, renal dan pascarenal (Suharyanto, 2009, p. 156).
a. Pra renal
Meliputi : hipovolemik (perdarahan,luka bakar,kehilangan cairan
dari gastrointestinal), vasodilatasi, penurunan curah jantung,
obstruksi pembuluh darah ginjal.
b. Renal
Meliputi : trauma langsung pada ginjal, iskemia, reaksi transfusi,
nefritis.
c. Pos renal
Meliputi : obstruksi muara vesika urinaria, obstruksi ureter.
3. Tanda gejala
Meliputi (Nursalam, 2010, p. 30) :
a. Kulit kering akibat kekurangan cairan dan nafas mungkin berbau
urine
b. kelemahan, sakit kepala, kedutan otot dan kejang
c. urine sedikit, dan dapat mengandung darah.
d. Anoreksia
e. Hipertensi,
f. peningkatan BB dan
g. edema

4. Asuhan keperawatan
a. pengkajian
1) Identitas
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : sesak, mual dan muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang : badan terasa lemah, mual dan
muntah dan penambahan BB, nyeri tekan pada abdomen,
anoreksia dan lemah.
c. Riwayat penyakit dahulu : menanyakan pasien apakah
pernah merasakan penyakit gagal ginjal akut sebelumnya.
d. Riwayat penyakit keluarga : menanyakan kepada keluarga
apakah keluarga pasien pernah mengalami penyakit yang
dialami pasien.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan
fungsi ginjal.
2. intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemi dan nyeri
sekunder terhadap gagal ginjal.
3. Intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Pola nafas tidak efektif
c. Intervensi Keperawatan
1. Manjemen Cairan
a. Tentukan jumlah dan jenis intake/asupan cairan serta
kebiasaan eliminasi.
b. Tentukan faktor-faktor resiko yang mungkin menyebabkan
ketidakseimbangan cairan.
c. Periksa turgor kulit.
d. Monitor berat badan
e. Monitor asupan dan pengeluaran
f. Monitor tekanan darah, denyut jantung dan status
pernafasan
g. Monitor membran mukosa, turgor kulit dan respon haus
h. Monitor warna kuantitas dan berat jenis urine
i. Berikan cairan dengan cepat
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik
apabila klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan. Selama tahap implementasi
keperawatan, perawat terus melakukan pengumpulan data yang
lengkap dan memilih asuahan keperawatan yang paling sesuai
dengan kebutuhan klien.
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-
intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya.
Ada beberapa metode evaluasi yang dipakai dalam perawatan.
Faktor yang paling utama dan penting adalah bahwa metode
tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang
sedang di evaluasi.
B. Gagal ginjal kronis (CRF)
1. Definisi
Gagal ginjal kronis adalah suatu kerusakan ginjal progresif yang
berakibat fatal dan ditandai dengan uremia dan limbah yang beredar
dalam darah (Rendi and TH, 2012, p. 47).
2. Etiologi
Beberapa penyebab crf meliputi : Infeksi saluran kemih, Penyakit
peradangan, Penyakit vaskuler hipertensi, Nefopati toksik, Nefropati
obstruktif (batu saluran kemih).
3. Tanda gejala
Tanda dan gejala yang bisa muncul yaitu (Nursalam, 2006, p. 49)
:ulserasi saluran pencernaan dan perdarahan, hipertensi, perubahan
elektro kardiografi (EKG), perikarditis, efusi perikardium dan
tamponade pericardium, edema paru, efusi pleura dan pleuritis, lemah,
gangguan tidur, sakit kepala, latergi, gangguan muscular, neuropati
perifer, bingung dan koma, gangguan asam basa menyebabkan
kehilangan sodium sehingga terjadi dehidrasi, anemia dan perdarahan
meningkat.
4. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Riwayat gangguan kronis dan gangguan yang mendasari status
kesehatan
2) Kaji derajat kerusakan ginjal dan gangguan sistem tubuh
lainnya
3) Lakukan pemeriksaan fisik, tanda vital, sistem kardiovaskuler,
pencernaan, sistem saraf, integumen dan sistem musluloskeletal
b. Diagnosa keperawatan
1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan
haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan dan natrium
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah,pembatasan diet dan
perubahan mukosa mult
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, anemia,
retensi produk sampah dan prosedur dialisis
c. Intervensi keperawatan
1) Pertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan
2) Pertahankan masukan nutrisi yang adekuat
3) Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi
d. Evaluasi Keperawatan
1) Pola nafas kembali efektif
2) Tidak terjadi penurunan curah jantung
3) Tidak terjadi aritmia
4) Tidak terjadi kelebihan volume cairan
DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, F. (2011) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Denga Gangguan Sistem


Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam (2006) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem


Perkemihan. jakarta: Salemba Medika.

Nursalam (2010) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem


Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Rendi, M. clevo and TH, M. (2012) Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Suharyanto, T. (2009) Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan


Sistem Perkemihan. Jakarta: TIM.

Anda mungkin juga menyukai