Laporan Pendahuluan DED Jembatan
Laporan Pendahuluan DED Jembatan
DINAS BINAMARGADANTATARUANG
J a la n K H A b d u l F a ta h H a s a n N o . 2 5 S e r a n g T e l p .( 0 2 5 4 ) 2 1 8 7 2 3
2020
CV. Karunia Indah Keluarga
Jln Pagaruyung No. 21 Perumnas III Tangerang
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengantar
Laporan Pendahuluan ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan teknis kontrak
pengadaan jasa konsultan perencana antara CV. KARUNIA INDAH KELUARGA dengan
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang, Provinsi Banten, pada Pekerjaan DED Jembatan Cipanas
(Ruas Wr. Gunung – Gunung Kencana).
Laporan Pendahuluan ini dimaksudkan sebagai bahan informasi kepada pemilik pekerjaan
mengenai konsep dan metodologi teknis pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi
konsultan perencana, rencana kerja serta hasil survey pendahuluan.
Laporan Pendahuluan ini secara garis besar berisi tentang uraian umum lingkup pekerjaan
jasa konsultan perencana, uraian metodologi pelaksanaan survai lapangan, uraian
metodologi desain dan analisa teknis perencanaan jembatan jalan raya, uraian jadwal
kegiatan, uraian jadwal mobilisasi personil serta data survai pendahuluan.
Demikian laporan Pendahuluan ini disampaikan, semoga dapat bermanfaat sebagai bahan
pertimbangan dalam tahapan perencanaan selanjutnya.
Daftar Isi
PENGANTAR....................................................................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................III
DAFTAR TABEL...............................................................................................................................V
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................VI
BAB 2 METODOLOGI......................................................................................................................6
2.1. UMUM.................................................................................................................................6
2.2. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN.................................................................6
2.3. PEKERJAAN PERSIAPAN...............................................................................................8
2.4. STUDI PENDAHULUAN.................................................................................................8
2.4.1. INVENTARISASI DATA DAN STUDI TERDAHULU....................................8
2.4.2. PENYUSUNAN RENCANA KERJA................................................................10
2.4.3. SURVAI PENDAHULUAN..............................................................................10
2.4.4. PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN.............................................11
2.5. SURVAI DAN PENYELIDIKAN LAPANGAN..........................................................11
2.5.1. SURVAI TOPOGRAFI......................................................................................11
2.5.2. SURVAI HIDROLOGI.......................................................................................14
2.5.3. PENYELIDIKAN TANAH................................................................................14
2.6. ANALISA DATA.............................................................................................................18
2.6.1. PENGUKURAN DAN PEMETAAN TOPOGRAFI........................................18
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB 1
GAMBARAN UMUM
Penurunan tingkat pelayanan dari sistem jaringan jalan disebabkan oleh kurang
memadainya jaringan jalan yang ada serta kelengkapan jalan lainnya seperti
bangunan pengaman jalan berupa drainase/gorong-gorong, dapat menghambat arus
pertumbuhan perekonomian. Hal ini harus segera diantisipasi terutama untuk kota-
kota besar dimana memiliki tingkat pertumbuhan yang pesat agar dapat mendukung
dan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional dan upaya pemerataan.
Jasa Konsultansi ini bertujuan untuk menghasilkan Rencana Teknik Akhir (Detail
Engeneering Desain) Jembatan Cipanas, ruas Jalan Provinsi Warung Gunung –
Gunung Kencana, yang efisien dan efektif, lengkap dengan gambar dan dokumentasi
lainnya yang diperlukan, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Jasa Konsultansi ini secara umum bertujuan untuk menciptakan sarana infrastruktur
jalan yang memadai antar kota di provinsi Banten, serta optimalisasi fungsionalitas
ruas jalan tersebut diatas sehingga dapat mendukung perkembangan kawasan wisata
di wilayah tersebut.
Sementara Tujuan Khusus dari Jasa Konsultansi ini adalah tersedianya dokumen
perencanaan teknis untuk ruas jalan tersebut diatas, sehingga dapat digunakan
sebagai dasar dalam pelaksanaan pembangunan fisik untuk ruas jalan tersebut.
Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja, secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut :
1. Pekerjaan Lapangan
Survey Pendahuluan
Survey Topografi
Survey Hidrologi
Penyelidikan Tanah
2. Analisa dan Perencanaan Teknis
Analisa Hidrologi
Analisa Mekanika Tanah
Perencanaan Geometrik Jalan
Perencanaan Struktur Bawah Jembatan
Perencanaan Struktur Atas Jembatan
Perencanaan Oprit Jembatan
Perencanaan Bangunan Pelengkap
Penyusunan Gambar Teknis
Perhitungan Perkiraan Kuantitas dan Biaya
Penyusunan Dokumen Lelang
Jasa pelayanan teknik yang akan diberikan oleh Tim Konsultan, dibagi menjadi
beberapa tahapan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan.
Adapun tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan Konsultan meliputi :
1. Tahap Persiapan dan Mobilisasi.
2. Tahap Pengumpulan Data Sekunder dan Survai Pendahuluan.
3. Tahap Survai Lapangan.
4. Tahap Analisa dan Perencanaan Teknik.
5. Tahap Penggambaran.
6. Tahap Perhitungan Kuantitas dan Perkiraan Biaya.
7. Tahap Penyusunan Dokumen Tender.
Berdasarkan Peta Jaringan Jalan Provinsi Banten, lokasi ruas jalan Warung Gunung –
Gunung Kencana, terletak di kabupaten Lebak Provinsi Banten, merupakan salah
satu jalan lintas tengah Provinsi Banten yang sedang dikembangkan.
menghubungkan kecamatan Warung Gunung di sebelah utara dengan kecamatan
Gunung Kencana di sebelah Selatan.
Untuk lebih jelasnya lokasi ruas jalan dapat dilihat pada gambar 1.1. Peta Lokasi
Pekerjaan.
Maja
Wr. Citeras
Gunung Rangkasbitung
Cikulur
Koleang
Muaradua Cimarga
Kebon Cau
Kopi
Cileles
Sajir Leuwidamar Cigelung
Banjarsari Cipanas Prop. Jawa Barat
Gunung Bojong
Kencana Manik
Ciboleger
Parigi
Kerta Ciliman Majasari
Lebak
Pasir Siuh
Buntu Pasir
Kupa
Kandang
Sapi
Beyeh
Malingping Wr.
Simpang Banten
Ke Sp.
Cikotok Karang Hawu
Muarabinuangeun
Bayah
Gn.
P. Tinjil Madur
Ke
Cisolok
P. Manuk
Samudra Indonesia
Laporan Pendahuluan ini secara sistematis disusun dalam bab – bab sebagai berikut :
Bab II : Metodologi
BAB 2
METODOLOGI
2.1. UMUM
Untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan hasil yang baik, maka
sebelumnya perlu dibuat suatu pendekatan teknis agar dapat dilaksanakan secara
sistematis dan praktis, sehingga tercapai sasaran efisiensi biaya, mutu dan waktu
kerja.
Seperti telah dijelaskan didalam Kerangka Acuan Kerja (TOR), maka di dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, Konsultan akan menggunakan standar – standar
perencanaan sebagai berikut :
2. Studi Pendahuluan
Inventarisasi data & studi terdahulu
Penyusunan rencana kerja
Survai Pendahuluan
Penyusunan laporan pendahuluan
3. Survai Dan Penyelidikan Lapangan
Survai topografi
Survai hidrologi dan hidrolika
Penyelidikan tanah
Penyusunan laporan-laporan survei
4. Analisa Data
Analisa data dan pemetaan topografi
Analisa data tanah dan sumber material
Analisa hidrologi
Penyusunan laporan antara
5. Perencanaan Teknis
Perencanaan geometrik jalan
Perencanaan tebal perkerasan jalan
Perencanaan struktur bawah jembatan
Perencanaan struktur atas jembatan
Utilitas umum & drainase
Penyusunan laporan struktur
6. Gambar Perencanaan Akhir
Plan dan Profil
Potongan Melintang
Detail struktur bawah jembatan
Detail struktur atas jembatan
Umum
Standar
7. Perkiraan Kuantitas dan Biaya
Perhitungan volume pekerjaan fisik
Bagan alir strategi pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Bagan
Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Secara jelas uraian dari masing-masing tahapan kegiatan
tersebut diuraikan pada sub-bab berikut :
Setelah tugas dari masing-masing tenaga ahli dipahami, maka konsultan akan
segera melaksanakan kegiatan pengumpulan data, informasi dan laporan
yang ada hubungan-nya dengan studi untuk mempelajari kondisi daerah
proyek secara keseluruhan guna mempersiapkan rencana tindak lanjut tahap
berikutnya. Konsultan akan mengunjungi kantor-kantor instansi pemerintah
maupun swasta yang sekiranya mengelola data yang diperlukan. Untuk
kelancaran pekerjaan ini, maka sangat diperlukan surat pengantar dari pihak
Direksi Pekerjaan untuk keperluan tersebut. Dari hasil studi meja akan
disusun program kerja untuk perencanaan jalan yang dimaksud.
MULAI
PERSIAPAN
Perumusan Masalah
Metodologi
TIDAK
Sesuai dengan
KAK
YA
SURVAI PENDAHULUAN
LAPORAN
PENDAHULUAN
PRESENTASI PENDAHULUAN
MASUKAN
PENGGUNA JASA
PENYELIDIKAN SURVAI
SURVAI TOPOGRAFI SURVAI HIDROLOGI
TANAH LINGKUNGAN
LAPORAN- LAPORAN
SURVAI
PRADESAIN
Pra Desain Geometrik
Pra Desain Struktur Jembatan
Gambar Pra Rencana
LAPORAN ANTARA
PRESENTASI ANTARA
MASUKAN
PENGGUNA JASA
DESAIN
Desain Geometrik & Perkerasan Jalan
Desain Struktur Jembatan
Desain Bangunan Pelengkap
Rencana Anggaran Biaya
Gambar Rencana
LAPORAN DESAIN
LAPORAN UKL/UPL
LAPORAN EE
PRESENTASI AKHIR
MASUKAN
PENGGUNA JASA
DOKUMEN TENDER
Spesifikasi Teknis
Gambar Rencana
Dokumen Lelang
LAPORAN AKHIR
GAMBAR RENCANA
DOKUMEN TENDER
SELESAI
Lingkup Pekerjaan
Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal proyek pada setiap jarak
5 Km (kurang lebih 60 titik poligon) serta pada titik akhir pengukuran.
Setiap pengamatan matahari dilakukan dalam 4 seri rangkap (4 biasa dan
4 luar biasa)
Pengukuran Situasi
Pemasangan Patok
Lingkup Pekerjaan
Bor Mesin
Boring akan dikerjakan dengan alat Bor yang digerakkan dengan mesin yang
mampu mencapai kedalaman yang ditentukan. Mata bor akan mempunyai
diameter cukup besar sehingga undisturbed sample yang diinginkan dapat
diambil dengan baik, dengan diameter core 54,70 mm.
Untuk tanah clay, slit atau tanah lainnya yang tidak terlalu padat, dapat
dipakai steelbit sebagai mata bor, bor intan (diamond bit) atau mata bor
tungsten sehingga juga dapat diambil undisturbed samplenya dari lapisan
tanah tersebut.
Pada setiap kedalaman yang ditentukan (bila tidak ditentukan lain, maka
rata-rata kedalaman diambil kurang lebih 3,0 meter) pada tanah lunak akan
diambil undisturbed sample untuk test di laboratorium guna mendapatkan
harga index dan engineering properties lapisan tanah.
Tabung sample (yang dibuat dari baja tipis tetapi keras dan berbentuk
silinder dengan diameter rata-rata 7,0 cm, panjang minimal 50 cm)
dimasukkan ke dalam tanah pada kedalaman dimana undisturbed sample
akan diambil kemudian ditekan perlahan-lahan sehingga tabung tersebut
dapat penuh terisi tanah.
Tanah tersebut akan tetap berada dalam tabung sample tersebut samapi
saatnya untuk ditest di laboratorium.
Tabung yang berisi contoh tanah tersebut akan segera ditutup dengan
paraffin setelah dikeluarkan dari dalam lubang bor.
Sebagai hasil boring, akan dibuat bor log yang paling sedikit dilengkapi
dengan lithologi (geological description) harga SPT, letak muka air tanah dan
sebagainya beserta letak kedalaman lapisan tanah yang bersangkutan.
Penamaan dari masing-masing tanah akan dilakukan pada saat itu juga sesuai
dengan kedalaman maupun sifat-sifat tanah tersebut yang dapat dilihat
secara visual.
Apabila tanah yang dibor dalam hal ini cenderung untuk mudah runtuh,
maka persiapan untuk itu (casing) akan segera dilakukan.
Penyelidikan tanah dengan membor lubang bor akan diatur sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan data maksimal pada tanah dasar penampang
sungai.
Ukuran test pits adalah 1,00 – 1,50 m2 dengan kedalaman maksimum 3,00
meter.
Dan sebagainya
ditempatkan pada karung plastik yang cukup kuat, diberi label yang
mencantumkan No. Test pits, lokasi, kedalaman, tanggal pengambilan
contoh tanah dan jenisnya.
Pengujian Laboratorium
Perhitungan Poligon
maksimum 30" n dimana n adalah jumlah titik poligon pada setiap kring.
Salah penutup koordinat maksimum 1 : 2.000. Berdasarkan kriteria toleransi
diatas, proses analisis perhitungan sementara poligon akan dilakukan
menggunakan metode Bowdith dengan prosedur sebagai berikut:
n
fs =
i=1
s1 - (n + 2) x 180 0 < 30" n
= + S i 180 0
V = AX-L
X = X° + X
Dimana : V : matrik koreksi pengukuran
A : matrik koefisien pengukuran
X : matrik koreksi parameter
Perhitungan Waterpass
A S
Titik ikat atau titik mati serta titik-titik baru akan dimasukkan dalam gambar
dengan diberi tanda khusus. Ketinggian titik tersebut perlu juga
dicantumkan.
b) Metode Arithmetik
Pada metode aritmetik dianggap bahwa data curah hujan dari suatu
tempat pengamatan dapat dipakai untuk daerah pengaliran di sekitar
tempat itu dengan merata-rata langsung stasiun penakar hujan yang
digunakan.
c) Metode Ishoyet
Analisis data curah hujan dapat dilakukan pada data curah hujan ataupun
data debit sesuai dengan kebutuhan perencanaan. Metode yang akan dipakai
untuk analisis frekuensi adalah Metode Gumbell dan Metode Log Pearson
Type III.
1 0,012. A 0, 7
=
1 0,075. A 0, 7
Metode ini sesuai untuk sungai dengan luas daerah pengaliran kurang
dari 100 km2. Persamaannya adalah:
Q = C..R.A
dimana : Q = debit banjir rancangan (m3/det)
f 1
120 .A
= t 9
120 A
t = waktu konsentrasi
0,476. A 0, 375
t =
2Q 0 ,125 .S 0, 25
1 4,1
C =
.R 7
S = kemiringan sungai rata-rata
A = luas daerah pengaliran (km2)
Analisis dan evaluasi data yang diperoleh dari penyelidikan tanah dan
sumber material dibagi dalam dua tahapan yaitu:
Analisa Laboratorium
Analisis Laboratorium Mekanika Tanah dipakai untuk mengetahui sifat-sifat
teknis tanah, khususnya tanah lunak. Evaluasi hasil penyelidikan lapangan
dan analisis laboratorium selanjutnya digunakan untuk mengetahui
penyebaran dan sifat-sifat teknis tanah. Berdasarkan hal tersebut dapat
ditentukan parameter desain untuk perhitungan daya dukung pondasi dan
kestabilan abutment jembatan. Semua penyelidikan di laboratorium
dilakukan menurut prosedur ASTM dengan beberapa modifikasi yang
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Contoh Tanah Tidak Terganggu (Undisturbed Sample)
Penyelidikan terhadap contoh tanah tidak terganggu yang diambil dari
pemboran meliputi :
1) berat jenis tanah (specific gravity)
2) berat volume tanah (volume unit weight)
3) Uji konsistensi (atterberg limits)
Proses konsolidasi akan terjadi pada suatu lapisan tanah apabila lapisan
tersebut mengalami penambahan beban. Pada saat itu air dari dalam pori
akan mengalir dan volume tanah berkurang. Besar dan kecepatan
perubahan volume ini dapat diperoleh melalui percobaan konsolidasi.
Sehubungan dengan pekerjaan ini, akan dilakukan one dimensional
consolidation test‘ yang dapat digunakan dalam memperhitungkan besar
dan kecepatan penurunan (settlement) yang mungkin terjadi baik
penurunan pada lapisan pondasi maupun penurunan tubuh bangunan itu
sendiri seperti contohnya pada penurunan abutment. Prosedur tes
dilaksanakan sesuai dengan ASTM-D.1435 test for one dimensional
consolidation properties of soils dengan penambahan beban sebagai berikut:
0,25; 0,50; 1, 2, 4, 8 dan 16 kg/cm² dan penurunan 4, 1, 0,25 dan 0,10
kg/cm². Pada percobaan ini akan digunakan oedometer front loading type
dengan diameter contoh 60 mm. Dari percobaan ini diperoleh harga
compression index Cc dan coeficient of consolidation Cv (cm²/detik).
Triaxial Test
Kekuatan geser tanah ditunjukkan dengan parameter-parameter kekuatan
tanah yang dikenal sebagai kohesi C (kg/cm²) dan sudut geser (°).
Parameter-parameter ini dibutuhkan untuk menghitung daya dukung
tanah (bearing capacity) dari pondasi jembatan. Untuk keperluan ini
parameter-parameter kekuatan tanah (C dan ) akan diambil dari
undisturbed sample. Parameter-parameter ini dibutuhkan pula untuk
perhitungan stabilitas lereng (slope stability) dari tubuh abutment. Dalam
hal tubuh Abutment terdiri dari bahan timbunan, maka C dan akan
diambil dari disturbed sample yang dipadatkan pada kepadatan
maksimum. Triaxial test merupakan salah satu cara/uji yang dilakukan di
laboratorium untuk mendapatkan harga parameter-parameter C dan
tersebut. Pada percobaan trixial ini akan dilakukan pengukuran tekanan
air pori sehingga diperoleh tegangan-tegangan efektif dan parameter-
parameter kekuatan tanah efektif (C dan ). Percobaan triaxial ini akan
dilaksanakan pada dua keadaan yaitu: CU full saturation (unconsolidated
undrained). CU test digunakan dalam perhitungan long term (jangka
panjang) dan UU digunakan dalam perhitungan short term (jangka
Analisa Pondasi
Dimana :
P.ult = Daya dukung ultimit (ton)
P.all = Daya dukung yang diijinkan (ton)
Ab = Luas penampang tiang ( m2 )
Cs = Keliling penampang tiang ( m )
qcb = Nilai qc rata-rata pada zona 4D di bawah ujung tiang
(t/m2)
qca = Nilai qc rata-rata pada zona 8D di atas ujung tiang (t/m2)
D = Diameter tiang (m)
Df = Kedalaman tiang pancang (m)
tf = Total friction hingga kedalaman pemancangan (t/m2)
Fs = Faktor keamanan
Perhitungan Daya Dukung Bored Pile Berdasarkan Data SPT
Pult Pb Ps
Dimana :
P.all = P.ult/FS
P.ult = Daya dukung ultimit (ton)
P.all = Daya dukung yang diijinkan (ton)
FS = Faktor Keamanan
Ab = Luas Penampang Tiang
Cs = Circumference of Pile Shaft
Df = Kedalaman Pondasi Tiang
Nb = Average SPT in the zone of approx 4D below pile tip
Na = Average SPT in the zone of approx 8D below pile tip
Ns = Average SPT in the zone of pile shaft
Alinyemen Horizontal
R
V
2
127 f i
dimana : R : jari-jari minimum, m
V : kecepatan rencana, km/jam
1.25
32 > 26
1.50
26 > 21
1.75
21 > 19
2.00
19 > 16
2.25
16 > 15
Kemiringan Melintang
Untuk drainase permukaan, jalan dengan alinemen lurus membutuhkan
kemiringan melintang yang normal 2 % untuk aspal beton atau
perkerasan beton dan 3,0 – 5,0 % untuk perkerasan macadam atau jenis
perkerasan lainnya dan jalan batu kerikil.
Superelevasi
Nilai superelevasi yang tinggi mengurangi gaya geser ke samping dan
menjadikan pengemudi pada tikungan lebih nyaman. Tetapi, batas praktis
berlaku untuk itu. Ketika bergerak perlahan mengintari suatu tikungan
dengan superelevasi tinggi, maka bekerja gaya negatiff ke samping dan
kendaraan dipertahankan pada lintasan yang tepat hanya jika pengemudi
mengemudikannya ke sebelah atas lereng atau berlawanan dengan arah
lengkung mendatar. Nilai pendekatan untuk tingkat superelevasi
maksimum adalah 10 %.
Pencapaian Kemiringan
Ada 2 metode untuk pencapaian kemiringan (gambar 2.1.). Umumnya, (a-
1) atau (b-1) lebih disukai daripada (a-2) atau (b-2).
(a-1) (b-1)
A C B’ A B’
A’ B A’ B
C1 C2
(a-2) (b-2)
C’ B’
A
C B
B’
A
B
A’
C1 C2
(a) jalan 2 lajur (b) jalan 4 lajur
Lengkung Peralihan
Lengkung peralihan dipasang pada bagian awal, di ujung dan di titik
balik pada lengkungan untuk menjamin perubahan yang tidak mendadak
jari-jari lengkung, superelevasi dan pelebaran tikungan. Lengkung
peralihan juga membantu penampilan alinemen. Lengkung clothoide
umumnya dipakai untuk lengkung peralihan. Guna menjamin kelancaran
mengemudi, panjang lengkung peralihan yang ditunjukkan pada tabel
dibawah adalah setara dengan waktu tempuh 3 detik, panjang lengkung
peralihan ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
L v*t
v/3,6 * t
R1
R1 R2 R1
R3
R1 R2 R2
G am bar G am bar
T IK U N G A N G A B U N G A N T IK U N G A N B A L IK
R2
R1 R3
R2 R1
R1
R1 R2
R4
Gambar Gambar
LENGKUNG PERALIHAN LENGKUNG PERALIHAN
yang di pasang pada yang di pasang pada
LENGKUNG GABUNGAN LENGKUNG BALIK
Alinyemen Vertikal
80 60 40
Ja ra k P a n d a n g a n
C
A B
i1
i2
P a n ja n g L e n g k u n g V e rtik a l C e m b u n g
i1
i2
Ja ra k P a n d a n g a n
A B
C
P a n ja n g L e n g k u n g V e rtik a l C e k u n g
L vc D 2 *
398
dimana : Lvc : panjang lengkung vertikal cembung, m
D : jarak pandang henti, m
: perbedaan aljabar untuk kelandaian, i1 - i2, %
Sedangkan rumus untuk menghitung Panjang Lengkung Vertikal Cekung
adalah sebagai berikut:
L vs V 2 *
360
dimana : Lvs : panjang lengkung vertikal cekung, m
V : laju kecepatan rencana, km/jam
: perbedaan aljabar untuk kelandaian, i1 – i2, %
Ada enam langkah utama yang harus diikuti dalam perencanaan perkerasan
jalan baru, yaitu :
1. Tetapkan kriteria perencanaan yang akan digunakan
2. Tetapkan / perkiraan jumlah lalu-lintas pada akhir umur rencana
berdasarkan beban sumbu standar yang akan melewati jalan tersebut.
3. Hitung modulus resilen efektif tanah dasar, berdasarkan nilai CBR yang
didapat dari DCP test
4. Tentukan Structural Number Rencana berdasarkan grafik atau
perhitungan.
5. Tentukan Structural Number tiap – tiap lapisan berdasarkan modulus
resilen lapisan dibawahnya dengan menggunakan grafik atau
perhitungan.
6. Hitung tebal perkerasan tiap lapisan berdasarkan nilai koefisien kekuatan
relatif dan nilai structural number tiap lapisan.
Lalu lintas pada lajur rencana diberikan dalam kumulatif beban sumbu
standar selama umur rencana, yang dapat dihitung berdasarkan rumus
sebagai berikut :
w18 = D0 x DL x w18
2 80 – 100
3 60 – 80
4 50 - 75
Reliabilitas (R)
Merupakan upaya untuk menyertakan derajat kepastian ke dalam proses
perencanaan untuk menjamin bermacam – macam alternatif perencanaan
dapat bertahan selama selang waktu yang direncanakan. Rekomendasi
tingkat reliabilitas untuk bermacam – macam klasifikasi jalan dapat dilihat
pada tabel 2.5.
Arteri 80 – 99 75 – 95
Kolektor 80 – 95 75 – 95
Lokal 50 – 90 50 - 80
R (%) ZR
50 - 0,000
60 - 0,253
70 - 0,524
75 - 0,674
80 - 0,841
85 - 1,037
90 - 1,282
91 - 1,340
92 - 1,405
93 - 1,476
94 - 1,555
95 - 1,645
96 - 1,751
97 - 1,881
98 - 2,054
99 - 2,327
99,9 - 3,090
99,99 - 3,750
KLASIFIKASI JALAN
ESAL
LOKAL KOLEKTOR ARTERI TOL
< 10 1.0 - 1.5 1.5 1.5 – 2.0 -
10 - 100 1.5 1.5 - 2.0 2.0 -
100 - 1000 1.5 - 2.0 2.0 2.0 – 2.5 -
> 1000 - 2.0 - 2.5 2.5 2.5
Dalam proses ini Konsultan akan menentukan semua kesimpulan hasil survai
lapangan dari semua bagian pekerjaan, antara lain menyangkut :
1. Penetapan lokasi jembatan baru berdasarkan peta topografi dan evaluasi
hasil survai pendahuluan pada jembatan dengan memperhatikan standar
perencanaan yang telah ditetapkan.
2. Untuk realinyemen akan dicantumkan titik pada jarak tiap 50 meter
sepanjang as baru, tangen point, SC, CS. dan beberapa titik lainnya yang
perlu, rencana bangunan-bangunan drainase akan ditetapkan Konsultan
berdasarkan pertim-bangan yang sesuai dengan keadaan setempat.
3. Untuk perhitungan konstruksi pondasi serta bangunan bawah akan
disesuaikan dengan hasil-hasil penyelidikan tanah maupun keadaan
bahan bangunan. Untuk jumlah serta panjang bentang, akan sesuai
dengan keadaan topographi setempat dengan memperhatikan standar
bangunan atas yang akan ditentukan oleh Pemberi Tugas.
4. Untuk konstruksi bangunan atas akan digunakan standard Bina Marga
yang ditentukan oleh Direktorat Bina Teknik cq. Sub Direktorat Teknik
Jembatan dan Bangunan Pelengkap, sehingga dalam hal ini Konsultan
tidak menghitung konstruksi bangunan atas.
Kriteria Perencanaan
Koefisien kejut, K = 1 + 20 / ( 50 + L )
L : panjang bentang
Pengaruh faktor kejut dianggap hanya berpengaruh pada muatan garis
saja (beban P)
5. Gaya angin dapat diabaikan mengingat kondisi dan dimensi konstruksi
jembatan tidak banyak menerima tekanan angin.
6. Gaya tekanan aliran air adalah hasil perkalian tekanan air dengan luas
bidang pengaruh pada suatu pilar.
AH = kair x V
Dimana : AH : tekanan aliran air
V : kecepatan aliran air
K : koefisien aliran yang tergantung bentuk pilar
sebagai berikut:
bentuk persegi k = 0,075
bentuk bersudut < 30,0 k = 0,025
bentuk bundar k = 0,035
7. Gaya gesekan merupakan gaya akibat gesekan pada tumpuan yang terjadi
karena adanya pemuaian dan penyusutan. Gaya gesekan hanya ditinjau
akibat beban mati saja dan besarnya koefisien gesekan diasumsi 0,15
sesuai dengan kondisi perletakan bangunan atas pada konstruksi
pangkal/pilar.
8. Gaya rem merupakan gaya sekunder yang arah kerjanya searah
memanjang jembatan. Besarnya gaya akibat rem diperhitungkan sebesar
5% dari muatan hidup (D) tanpa kejut. Letak titik tangkap gaya rem
dianggap berada setinggi 1,80 meter dari permukaan lantai kendaraan.
9. Besarnya koefisien gempa disesuaikan dengan Petunjuk Perencanaan
Tahan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya. Gaya gempa hanya berlaku
untuk jembatan permanen, dengan syarat-syarat:
bangunan atas tidak monolit dengan bangunan bawah
tinggi pilar kurang dari 30,0 meter
pilar terbuat dari struktur beton bertulang atau baja
Struktur jembatan akan memenuhi ke-3 persyaratan di atas. Gaya
horisontal dianggap sebagai gaya yang mempunyai dua arah horisontal
(searah dan tegak lurus dari jembatan). Gaya gempa dihitung dengan
rumus:
G = Kh x M
Dimana :
G : gaya gempa pada suatu bagian struktur yang
ditinjau (kg)
Kh : koefisien gempa horisontal
M : berat bagian struktur yang didukung oleh bagian
struktur yang ditinjau
Pada perencanaan struktur atau bagian struktur, gaya gempa dianggap
bekerja pada titik berat struktur yang ditinjau. Pada perencanaan
bangunan bawah, gaya gempa akibat bangunan atas pada titik berat
konstruksi untuk gaya gempa melintang jembatan dan pada tepi bawah
perletakan untuk gaya gempa membujur jembatan. Koefisien gempa
dihitung dengan rumus:
Kh = Kr x ft x p x b
Dimana :
Kh : koefisien gempa horisontal
Kr : koefisien respon gabungan yang diperoleh menurut
grafik Kr - Tg
ft : faktor ketinggian massa yang ditinjau
p : faktor kepentingan, jembatan penting p = 1,0
b : faktor bahan, beton bertulang b = 1,0
Koefisien respon gabungan diperoleh dari grafik Kr - Tg, waktu getar
alami struktur dihitung dengan rumus:
0.3.M p M a
Tg 2 .h 3
3.E.I .g
30,0 m 1,2 Kh
20,0 m 1,1 Kh
10,0 m 1,0 Kh
0 ,0 m 1,0 Kh
- 10,0 m 1,0 Kh
Cos 2 ( ' )
Ka.p = sin( ' ). sin( ' ) 2
Cos 2 .Cos ( ).[1 ]
Cos ( ).Cos
Cos 2 '
Ka.p = Sin( ' ).Sin ' 2
Cos .[1 ]
Cos
Cos 2 ( ' )
Ka.peq = Sin( ' ).Sin( ' ) 2
Cos .Cos 2 .Cos( ).[1 ]
Cos( ).Cos( )
Cos 2 ( ' )
Ka.peq = Sin( ' ).Sin( ' ) 2
Cos .Cos( ).[1 ]
Cos( )
Dimana : Q : tan-1 e
e : koefisien gempa tanah
Ka : koefisien tekanan tanah aktif
Kp : koefisien tekanan tanah pasif
Ka eq : koefisien tekanan tanah aktif pada saat terjadi gempa
Kp eq : koefisien tekanan tanah pasif pada saat terjadi gempa
Tanah di belakang pangkal abutment merupakan tanah galian setempat yang
ditimbun kembali sesudah konstruksi pangkal selesai dengan kondisi
dipadatkan, jadi parameter tanahnya diasumsi sebagai berikut:
= 1.800,0 kg/m3
c = 0
= 25
Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang akan diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Kombinasi (I)
M + H + K + Ta + Tu, dengan koefisien 1,0
2. Kombinasi (II)
M + Ta + F + Ah + A + SR + Tm, dengan koefisien 1,25
3. Kombinasi (III)
M + H + K + Ta + R + F + Tu + A + SR + Tm + S, dengan koefisien 1,4
4. Kombinasi (IV)
M + Tag + G + F + Ahg +Tu, dengan koefisien 1,5
5. Kombinasi (I)
M + PI, dengan koefisien 1,3
6. Kombinasi (VI)
M + H + K + Ta + S + Tb, dengan koefisien 1,5
Dimana : M : muatan mati
H : muatan hidup
K : kejut
Tag : tekanan tanah akibat gempa
Ta : tekanan tanah aktif
Tb : gaya tumbuk
Tu : gaya angkat
Tm : gaya akibat perubahan temperatur
A : muatan angin
R : gaya rem
F : gaya gesek
Ah : aliran arus air sungai dan hanyutan
Ahg : aliran arus air sungai dan hanyutan waktu gempa
G : gaya akibat gempa
S : Gaya sentrifugal
PI : Gaya pada waktu pelaksanaan
SR : Gaya akibat susut rangkak
Angka Keamanan
Dalam analisa stabilitas bangunan, ditetapkan angka keamanan untuk guling,
1,5 dan untuk geser 1,25.
Gambar perencanaan akhir tersebut akan diplot dalam kertas A3 yang selengkapnya
terdiri dari :
1. Umum (General)
Sampul.
Lembar Pengesahan.
Daftar Isi.
Legenda, symbol dan singkatan.
Peta Lokasi Pekerjaan.
Peta Sumber Material.
Rekapitulasi Daftar Kuantitas.
2. Situasi dan Potongan Memanjang.
Skala horizontal 1:1000 dan Vertikal 1:100, Maksimum 350 m per lembar
Dilengkapi dengan detail situasi yang ada, letak dan tanda patok beton, letak
dan ukuran jembatan/gorong-gorong, tanda-tanda lalu lintas, dan lain-lain.
3. Potongan Melintang
Skala horizontal 1:100 dan Vertikal 1:100
Untuk kondisi lurus interval dibuat per 50 m dan kondisi tikungan interval
dibuat per 25 m
4. Struktur
Detail Pondasi
Detail Bangunan Bawah Jembatan
Detail Bangunan Atas Jembatan
5. Gambar Standar
Rambu – Rambu Lalu Lintas
Marka Jalan
Patok Kilometer, Patok Pengarah, Rel Pengaman.
Saluran Samping
Gorong – Gorong
Dinding Penahan Tanah
Diagram super elevasi
Jenis – jenis laporan pekerjaan yang akan diserahkan oleh pihak konsultan perencana
sebagaimana yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja adalah sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Berisikan Latar Belakang, Lokasi Pekerjaan, Metodologi, rencana kerja dan hasil
dari survey pendahuluan
2. Laporan Bulanan
Adalah laporan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak konsultan
perencana pada setiap bulannya
a) Laporan Topografi
b) Laporan Hidrologi
c) Laporan Penyelidikan Tanah
d) Laporan Analisa Lingkungan
e) Laporan Analisa Struktur
f) Laporan Engineer Estimate
4. Laporan Antara
Berisi tentang data – data primer hasil survey lapangan, analisa data, serta draft
konsep perencanaan
5. Laporan Akhir
Merupakan laporan rangkuman semua kegiatan yang dilaksanakan secara garis
besar namun lengkap dan dapat dimengerti.
6. Gambar Rencana.
Adalah Gambar Teknis Perencanaan yang disusun dalam format kertas A3
dengan skala yang telah ditetapkan dalam standar Bina Marga.
7. Dokumen Lelang.
Adalah dokumen lelang untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang meliputi
Instruksi kepada peserta lelang, Bentuk Informasi dan Kualifikasi, Syarat-Syarat
Kontrak, Data Kontrak, Spesifikasi Teknis, Gambar Rencana, Bentuk-Bentuk
Jaminan, Daftar Kuantitas.
BAB 3
PROGRAM KERJA
Tugas dan tanggung jawab untuk setiap personil secara umum adalah sebagai
berikut :
1. Team Leader
Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang terlibat dalam
pekerjaan ini sehingga dapat dihasilkan pekerjaan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja yang telah ditetapkan.
Bekerjasama dengan Engineer dan staf teknik lainnya yang membantu
melaksanakan pekerjaan perencanaan ini sehingga hasil yang didapat sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja atau yang diharapkan oleh pemberi kerja.
Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan gambar-gambar kepada
pemberi kerja.
2. Ahli Jembatan
Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang terlibat dalam
pengumpulan data dari jenis pekerjaan yang ditanganinya.
Membuat perhitungan dan desain dinding penahan tanah, bangunan
drainase, bangunan pelengkap jalan, dan analisa struktur untuk jembatan,.
Merencanakan gambar-gambar desain bangunan pada point 2.
Bertanggungjawab atas semua hasil pehitungan dan perencanaan kepada
Team Leader dan pemberi kerja.
3. Ahli Geoteknik.
Bersama Team Leader menentukan lokasi titik pemboran.
Mengkoordinir semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
tanah baik di lapangan maupun di laboratorium serta menyusun rencana
kerjanya.
4. Ahli Geodesi.
Mengendalikan dan mengatur semua personil yang terlibat dalam
pelaksanaan pengukuran dan pemetaan topografi di lapangan.
Memeriksa dan menganalisa data lapangan.
Membuat perhitungan dan gambar-gambar hasil pengukuran topografi
situasi, potongan memanjang dan melintang.
Bertanggung jawab atas hasil perhitungan dan gambar hasil pengukuran
topografi kepada pemberi kerja.
5. Ahli Hidrologi.
Mengendalikan dan mengatur semua personil yang mengadakan survai
lapangan.
Memeriksa dan menganalisa data lapangan.
Membuat perhitungan debit banjir sebagai dasar untuk perencanaan
bangunan drainase dan mengestimasi tinggi muka air di sungai sebagai dasar
untuk perencanaan tinggi jembatan.
Bertanggung jawab atas semua hasil analisa data lapangan dan hasil
perhitungan kepada Team Leader dan pemberi kerja.
6. Asisten Ahli
Membantu para tenaga ahli dalam melaksanakan tugas perencanaannya
sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.
Membantu menyusun laporan perencanaan yang dibuat oleh bidang
keahliannya.
Membantu tenaga ahli dalam mengkonsultasikan pekerjaan terhadap
pemberi tugas.
Tim konsultan akan berkedudukan di Serang dan dibantu oleh Tenaga Pendukung.
Untuk pelayanan konsultasi secara efisien dan optimal, Tim Konsultan akan
menyusun Struktur Organisasi mulai dari Tenaga Ahli maupun Tenaga Pendukung.
Setelah mempelajari kebutuhan dan tugas serta tanggung jawab personil yang
tercantum di dalam Kerangka Acuan Kerja, Tim Konsultan mencoba menyusun
struktur Organisasi seperti terlihat pada Gambar 3.1. Struktur Organisasi Tim
Konsultan
TEAM LEADER
Konsultan perencana telah mencoba menyusun jadwal rencana untuk pekerjaan jasa
konsultansi ini. Untuk menghindari terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
maka jadwal kegiatan disusun secara overlap dikarenakan waktu yang disediakan
oleh pengguna jasa relatif sempit. Adapun jadwal rencana kerja yang telah disusun
dapat dilihat pada Gambar 3.2.
BOBOT RENCANA 100.00 1.50 3.00 4.40 7.85 5.75 7.00 5.00 5.16 6.16 8.11 7.31 13.41 7.91 7.26 5.06 5.10
BOBOT RENCANA KUMULATIF - 1.50 4.50 8.90 16.75 22.50 29.50 34.50 39.66 45.83 53.94 61.25 74.66 82.58 89.84 94.90 100.00
BAB 4
SURVEY PENDAHULUAN
Lokasi pekerjaan jembatan cipanas terdapat pada ruas jalan Warung Gunung –
Gunung Kecana, yang terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Jembatan ini
terletak pada Km. 8+850 dari pertigaan warung gunung. Lokasi pekerjaan berada
di daerah pegunungan dengan kondisi terrain yang berbukit.
Kondisi jalan menuju lokasi pekerjaan relatif sedang, sehingga masih dapat dicapai
dengan kendaraan roda empat maupun kendaraan berat lainnya tanpa mengalami
hambatan yang berarti.
Iklim di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan
Gelombang La Nina atau El Nino. Saat musim penghujan (Nopember - Maret ) cuaca
didominasi oleh angin Barat (dari Sumatera, Samudra Hindia sebelah selatan India)
yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Cuaca
didominasi oleh angin Timur. Temperatur di daerah ini dapat mencapai antara 18º C
–29º C.
Curah hujan sebesar 2.712 – 3.670 mm pada musim penghujan bulan September –
Mei. Pada musim kemarau, curah hujan sebesar 615 – 833 mm pada bulan April –
Desember .
Data kondisi jembatan eksisting secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
Nama Jembatan : Jembatan Cipanas
Lokasi : KM. 8+850 (Ruas Warung Gunung – Gunung Kencana)
No. Jembatan : 171.006
Bentang : 2 x 12.5 m (2 bentang)
Data kondisi jalan eksisting secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
Nama Ruas Jalan : Warung Gunung – Gunung Kencana
Kelas Jalan : Kolektor Sekunder
No. Ruas Jalan : 171
Lebar Perkerasan : 4.5 m (rata-rata)
Jenis Perkerasan : Aspal beton
Kondisi Perkerasan : Sedang - Rusak
Tata Guna Lahan : Sawah dan Kebun
Kondisi Geologi pada lokasi pekerjaan terdiri atas batuan sedimen, batuan gunung
api, batuan terobosan dan Alluvium yang berumur mulai Miosen awal hingga Resen,
satuan tertua daerah ini adalah Formasi Bayah yang berumur Eosen.
Formasi Bayah terdiri dari tiga anggota yaitu Anggota Konglomerat, Batu Lempung
dan Batu Gamping.
Untuk lokasi quarry berdasarkan data dari Peta Geologi Regional Provinsi Banten
dapat dilihat pada tabel 4.1. Lokasi Bahan Galian
Perkiraan Luas
No Kab/Kota Lokasi Bahan Cadangan Wilayah
(Ton) (Ha)
1 Lebak Bayah, Sungai Cimandur, Pasir 105.000.000 441,25
BAB 5
PRARENCANA DAN REKOMENDASI
harus dibongkar juga dan dibangun jembatan baru, sehingga biaya konstruksi
untuk jangka panjang dapat lebih mahal.
b) Pembangunan jembatan baru
Dalam alternatif ini jembatan lama tidak digunakan lagi, jembatan baru
dibangun dengan lebar total 9 m. Posisi jembatan baru yang terbaik adalah
tepat disamping kiri jembatan lama, sehingga kondisi trase jalan mengalami
perubahan yang berarti. Kelebihan alternatif ini pembangunan jembatan
dilaksanakan satu kali sehingga biaya konstruksi untuk jangka panjang dapat
ditekan, sementara kekurangannya biaya konstruksi dalam jangka pendek
lebih mahal daripada alternatif pertama.
Tim konsultan perencana merekomendasikan alternatif kedua dalam pelaksanaan
desain jembatan cipanas ini.
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk survey topografi adalah sebagai berikut :
1. Kondisi terrain relatif berbukit, alinyemen horizontal jalan relatif berliku, jalan
eksisting relatif masih baik. Kondisi kedalaman sungai relatif tidak terlalu tinggi
dari permukaan jalan. Daerah aliran sungai di sekitar jembatan relatif datar,
sehingga dapat mempermudah pelaksanaan survai topografi.
2. Lokasi pekerjaan sangat sepi penduduk, sehingga sebaiknya dipersiapkan
perlengkapan untuk menginap di lapangan, serta bahan makanan yang cukup.
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk Survey Hidrologi adalah sebagai berikut :
1. Arus sungai relatif rendah, sehingga dapat memudahkan dalam melaksanakan
survey aliran air
2. Tinggi muka air banjir rencana selain diperoleh dari hasil analisa, juga sebaiknya
diperoleh dari hasik wawancara dengan penduduk setempat.