TEORI KONFLIK
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Sosiologi
dengan dosen pengampu Dr. H. Zulfi Mubaraq, M.Ag
KELAS P IPS B
18 MARET 2020
i
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alhamdulillah, senantiasa kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, kepada kami. Sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah teori sosiologi, yang telah
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah teori sosiologi yaitu Dr. H. Zulfi
Mubaraq, M.Ag. yakni makalah yang membahas tentang “Teori Koflik” , dan
tidak lupa kami meminta kesediaan pembaca untuk memberikan kritik serta
saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami ini. Karena kami
menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat didalam makalah yang
kami buat. Mohon maaf, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
ini, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi para
pembaca.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian teori konflik secara etimologi dan epistimologi?
b. Bagaimana riwayat kelahiran, keluarga, pendidikan, karya dan kematian
Karl Marx, Marx Weber, Ralf Dahendorf dan Lewis A. Coser?
C. Tujuan
a. Untuk memahami pengertian teori konflik secara etimologi dan
epistimologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Konflik secara etimologi dan epistimologi
Teori secara etimologi adalah pendapat, argumentasi, pemikiran. Secara
epistimologi teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan
penemuan, didukung oleh data dan argumentasi, penyelidikan eksperimental
yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi,
argumentasi1. Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua
fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara- cara tertentu. Fakta
tersebut merupakan sesuatu yang dapat di amati dan pada umumnya dapat diuji
secara empiris. Oleh sebab itu dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu
teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang telah diuji
kebenarannya. Suatu variabel merupakan karakteristik dari orang- orang
benda- benda atau keadaan yang mempunyai nilai- nilai yang berbeda2.
1
Kamus KBBI.diakses pada tanggal 07 februari 2020 pukul 23.06
2
Soerjono soekanto.Sosiologi suatu pengantar.Jakarta; PT Raja Grafindo Persada. 2002
3
Nasikun, Sistem sosial indonesia.Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.1995.jurnal uinsby.diakses
pada tanggal 01 januari 2020 pukul 19.56
4
Jurnal Uny.2006.kajian konflik bab2. diakses pada tanggal 01 januari 2020 pukul 19.47
2
secara tidak adil, kemudian merasa kecewa. kekecewaan itu dapat diwujudkan
melalui konflik dengan cara- cara yang legal dan tidak legal.
Dapat diartikan juga konflik adalah sebagai hubungan antara dua pihak
atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa sasaran-
sasaran yang tidak sejalan. proposisi yang mengemukakan pandangan
sistematis tentang segala dengan menjabarkan relasi di antara variabel untuk
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Konflik ini terjadi di antara
kelompok- kelompok dengan tujuan untuk memperebutkan hal- hal yang sama.
Konflik juga merupakan sebagian dari kehidupan manusia yang tidak lenyap
dari sejarah. Selama manusia masih hidup, koflik terus ada dan tidak mungkin
manusia menghapus konflik terus ada dan tidak mungkin manusia menghapus
konflik dari dunia ini, baik konflik antara individu dengan individu, dengan
kelompok maupun kelompok yang ada dalam lingkungan hidup masyarakat.
Konflik mewarnai kehidupan masyarakat yang mencakup aspek politik, sosial,
ekonomi, budaya dan berbagai aspek lainnya. Dengan demikian konflik
merupakan gambaran dari sebuah permainan yang memenangkan kedua belah
pihak maupun yang juga mengalahkan pihak lain seperti kelas konflik yang
terjadi pada masyarakat industri5.
5
Nasikun, Sistem sosial indonesia.Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.1995.jurnal uinsby.diakses
pada tanggal 01 januari 2020 pukul 19.56
3
6
M Setiadi Elly,Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan sosial, Teori,
Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana.2011
7
Pengertian Konflik Sosial, Penyebab, Macam-Macam & Dampaknya
4
Karl Marx lahir pada tanggal 5 Mei 1818 di Their, Reinald Jerman.
Karl Marx lahir dengan nama Karl Heinrich Marx dari keluarga Yahudi. Ia
merupakan putra tertua dari 8 bersaudaradari pasangan Heinrich dan Henrietta
Marx yang dimana ayahnya membuka praktek sebagai seorang pengacara.
Pada tahun 1881, Jenny Marx meninggal dunia karena kanker yang
sudah lama di deritanya. Setelah Jenny meninggal, Marx masih bertahan hidup
sampai dua tahun. Pada tahun 1882, setelah musim dingin yang amat hebat,
Marx di kirim oleh dokternya ke kota Algiers, Afrika Utara untuk
8
Isaiah berlin, Biografi Karl Marx, Surabaya: Pustaka Promethea, 2000
5
2. Max Weber.
Weber lahir pada tahun 1864 dari sebuah keluarga kelas menengah
professional Prusia yang sangat mapan. Ayahnya bernama Max Weber Sr,
ibunya bernama Hellene Fallenstein. Max Weber menikah dengan Marianne
Weber.
9
Ibid.hal 20.
6
sebuah prestasi yang menonjol dalam dunia akademis Jerman yang terkenal
hinarkis dan berorientasi senioritas. Pada tahun 1896 kemudian dia menderita
kelumpuhan syara. Meskipun sudah sembuh sebagian, hal itu tidak
memungkinkan ia untuk mengemban secara penuh jabatan akademis tersebut.
Kehidupannya selama 18 tahun berikutnya terdiri atas periode periode dimana
dia secara parsial dapat menjalankan tugas tugas akademis, larut dalam
produktivitas intelektual secara intensif selama beberapa pecan dan bulan dan
depresinya kembali kambuh dan baru sembuh setelah sering mengadakan
kunjungan ke luar negeri10.
Max Weber meninggal pada tanggal 14 Juni 1920 di Jerman pada umur
56 tahun.
3. Ralf Dahrendorf.
10
Dennis Wrong, Max Weber sebuah khazanah, Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2003
7
Ellen Joan Krug pada tahun 1980 hingga bercerai pada tahun 2004. Setalah itu,
di tahun yang sama Ralf menikah dengan Cristiane Dahrendorf 11.
11
The Guardian. London: 2007
12
Ibid hal 30
8
4. Lewis A. Coser
Lewis A. Coser lahir pada tahun 1913 di Berlin. Ia lahir dari pasangan
Martin dan Margarett Coser.
Karya karya Lewis adalah The Function of Social Conflict (1956), The
American Communist Party (1957), Sociological Theory (1964), Political
Sociology (1967), Continuities In The Study of Social Conflict (1967), Masters
of Sociological Thought (1970).
C. Pokok- Pokok pemikiran Karl Max, Max Weber, Ralf Dahendrof dan
Lewis Coser
1. Teori Konflik Karl Marx.
Ada beberapa pandangan dari Karl Marx tentang kehidupan social
antara lain adalah sebagai berikut :
13
Rachmad K. Dwi Susilo, 20 Tokoh Sosiologi Modern Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2008
9
d. Negara dan hukum dilihat sebagai alat penindasan yang digu- nakan
oleh kelas yang berkuasa (kapitalis) demi kcuntungan mereka.
e. Kelas-kelas dianggap sebagai kelompok-kelompok sosial yang
mempunyai kepentingan sendiri yang bertentangan satu sama lain,
sehingga konflik tak terelakkan lagi14.
14
Elly M. Setiadi. Usman Kolip. Pengantar Sosiologi, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011.
10
15
Ibid. hal 365.
16
Ibid.hal 366.
11
yang juga terjadi. Di antara berbagai tipe tersebut, Weber menekankan dua tipe.
Dia menganggap konflik dalam area politik sebagai sesuatu yang sangat
fundamental. Baginya kehidupan sosial dalam kadar tertentu merupakan
pertentangan untuk memperoleh kekuasaan dan dominasi oleh sebagian
individu dan kelompok tertentu terhadap yang lain dan dia tidak menganggap
pertentangan untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Sebaliknya, Weber
melihat dalam kadar tertentu sebagai tujuan pertentangan untuk memperoleh
keuntungan ekonomi.
17
Prof Dewi Wulansari. Sosiologi Konsep dan Teori, Bandung : PT Refika Aditama, 2009..
12
18
Ibid.hal 184
19
Aniek Rahmaniah. Teori Konflik Ralf Dahrendorf, Repositoy UIN Malang.
20
Elly M. Setiadi. Usman Kolip. Pengantar Sosiologi, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011.
13
21
Ibid. hal 367-368
14
22
Ibid.hal 368.
23
Ibid. hal 368- 369
15
berasal dari hak untuk memberi perintah itu, sedangkan adanya subjeksi itu
karena tidak adanya kewenangan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, konflik
akan timbul dalam kehidupan sosial karena adanya pembagian kewenangan
yang tidak merata.
Dari kedua teori konflik sosial tersebut dapat diambil beberapa garis
besar tentang pokok pokok dasar dari teori, yaitu:
b. Setiap kehidupan sosial selalu terdapat konflik di dalam dirinya sendiri, oleh
sebab itu konflik merupakan gejala yang permanen yang mengisi setiap
kehidupan sosial. Gejala konflik akan berjalan seiring dengan kehidupan
sosial itu sendiri, sehingga lenyapnya konflik juga akan bersamaan dengan
lenyapnya kehidupan sosial.
c. Setiap elemen dalam kehidupan sosial memberikan andil bagi per. ubahan
dan konflik sosial, sehingga antara konflik dan perubahan merupakan dua
variabel yang saling berpengaruh. Elemen-elemen tersebut akan selalu
dihadapkan pada persamaan dan perbedaan. sehingga persamaan akan
mengantarkan pada akomodasi sedang. kan perbedaan akan mengantarkan
timbulnya situasi konflik.
24
Ibid. hal 369
16
Salah satu hal yang membedakan Coser dari pendukung teori konflik
lainnya ialah bahwa ia menekankan pentingnya konflik untuk mempertahankan
keutuhan kelompok, padahal pendukung teori konflik lainnya memutuskan
analisis mereka pada konflik sebagai penyebab perubahan sosial. Lewis A.
Coser menyebutkan beberapa fungsi konflik25:
25
Elly M. Setiadi. Usman Kolip. Pengantar Sosiologi, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011.
17
26
Ibid.hal 372- 373
18
Kedua teoretis konflik ini, Marx dan Weber adalah menentang terhadap
gagasan bahwa masyarakat cenderung kepada beberapa konsensus dasar atau
harmoni, di mana struktur masyarakat bekerja untuk kebaikan setiap orang.
Para teoretisi konflik memandang konflik dan pertentangan kepentingan dan
concern dari berbagai individu dan kelompok yang saling bertentangan sebagai
determinan utama dalam pengorganisasian kehidupan sosial. Dengan kata lain,
struktur dasar masyarakat sangat ditentukan oleh upaya- upaya yang dilakukan
berbagai individu dan kelompok untuk mendapatkan sumber daya yang
terbatas yang akan memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan mereka.
Karena sumber-sumber daya dalam kadar tertentu selalu terbatas, maka konflik
demi ketersediaan selalu terjadi27.
27
Prof Dewi Wulansari. Sosiologi Konsep dan Teori, Bandung : PT Refika Aditama, 2009.
19
Jika urut perbedaan antara Marx Weber dan Karl Marx dalam hal
menyangkut kemungkinan untuk memecahkan konflik dasar dalam masyarakat
masa depan, dengan teori mereka di atas, maka terlihat sebagai berikut:
a. Marx berpendapat bahwa karena konilik pada dasarnya muncul dalam upaya
memperoleh akses terhadap kekuatan-kekuatan produksi, sekali kekuatan-
kekuatan inı dikembalikan kepada kontrol seluruh masyarakat maka konflik
dasar tersebut akan dapal dihapuskan. Jadi sekali kapitalis digantıkan
dengan sosialisme, maka kelas-kelas akan terhapuskan dan pertentangan
kelas akan berhenti.
28
Ibid.hal 181- 183
20
kukuh dan tidak dapat dihilangkan. Dalam suatu tipe masyarakat masa
depan, baik kapitalis, sosialis atau tipe lainnya orang-orang akan tetap selalu
bertarung memperebutkan berbagai sumber daya. Karena itu Weber
menduga bahwa pembagian atau pembelaan sosial adalah ciri permanen dari
semua masyarakat yang sudah kompleks, walaupun tentu saja akan
mengambil bentuk- bentuk dan juga tingkat kekerasan yang secara
substansial sangat bervarisi29.
Tokoh utama teori konflik ini setelah era Karl Marx dan Marx Weber
yang ternama adalah Ralp Dahrendorf di samping Lewis A. Coser. Berbeda
dari beberapa ahli sosiologi yang menegaskan eksistensi dua perspektif yang
berbeda yaitu teori kaum fungsional struktural versus teori konflik, Coser
mengemukakan komitmennya pada kemungkinan menyalukan pendekatan
tersebut.
29
Nasrullah Nazir. Teori- teori sosiologi.2009
21
30
Ibid. hal 90.
31
Prof Dewi Wulansari. Sosiologi Konsep dan Teori, Bandung : PT Refika Aditama, 2009.
22
32
Prof Dewi Wulansari. Sosiologi Konsep dan Teori, Bandung : PT Refika Aditama, 2009.
23
Bila ditilik teori konflik dari Coser di atas, terlihat bahwa teori yang ia
kemukakan berbeda dengan analisis banyak kaum fungsionalis, yang
memandang bahwa konflik itu merupakan disfungsional bagi suatu kelompok.
Sedangkan Coser memandang kondisi-kondisi di mana secara positif, konflik
membantu mempertahankan struktur sosial. Konflik sebagai proses sosial dapat
merupakan mekanisme lewat mana kelompok-kelompok dan batasbatasnya
berbentuk dan dipertahankan. Selanjutnya konflik dapat menyatukan para
anggota kelompok melalui pengukuhan kembali identitas kelompok.
33
Ibid.hal 185- 187
34
Ibid. hal 187.
24
Seperti Coser, Dahrendorf mula mula melihat teori konflik sebagai teori
parsial, menganggap teori itu merupakan perspektif yang dapat di gunakan
menganalisa fenomena social. Dahrendorf menganggap masyarakat bersisi
ganda, memiliki sisi konflik dan sisi kerjasama, kemudian ia menyempurnakan
posisi ini dengan menyatakan bahwa segala sesuatu yang dapat dianalisis
dengan fungsionalisme structural, dapat pula dianalisis dengan teori konflik
dengan lebih baik35.
35
Ibid. hal 188.
25
36
Ibid. hal 188.
37
Ibid. hal 188.
26
kekuaaan yang sah selalu berada dalam keadaan bahaya dari golongan anti
status quo. Kepentingan yang terdapat dalam satu golongan tertentu selalu
dinilai objektif oleh golongan yang bersangkutan dan selalu berdempetan
dengan individu yang termasuk dalam golongan itu. Seorang individu akan
bertindak dan bersikap sesuai dengan cara cara yang berlaku dan yang
diharapkan oleh golongannya. Dalam situasi konflik seorang individu akan
menyesuaikan diri dengan peranna yang diharapkan oleh golongan itu yang
oleh Dahrendorf disebut sebagai peranna laten. Ia membedakan golongan yang
terlihat konflik itu atas tipe yaitu kelompok semu dan kelompok kepentingan.
Kelompok semu merupakan kumpulan dari para pemegang kekuasaan atau
jabatan dengan kepentingan yang sama yang terbentuk karena munculnya
kepentingan. Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok kepentingan
terbentik dari kelompok semua yang lebih luas38.
38
Ibid hal 189.
27
39
Ibid.hal 189.
28
40
hal 189- 190.
29
41
hal 191- 192.
30
42
Ibid hal 192.
31
BAB III
Jawaban :
Semua konflik itu adalah pertentangan. Tetapi disini Lewis A. Coser dengan
teorinya itu memandang konflik dari ranah positifnya seperti konflik di Indonesia
yang di lakukan oleh Ahok dengan menghina surat Al Maidah yang di anggap
sebagai penistaan agama. Disini masyarakat indonesia melakukan wujud
perlawanan dan menuntut keadilan dengan melakukan gerakan 212 yang diadakan
di Jakarta. Disini semua masyarakat islam di Indonesia baik yang berada di pulau
Jawa, Sumatera, Kalimantan dll bersatu untuk melakukan demo. Hal inilah yang di
anggap oleh Lewis A. Coser sebagai perwujudan bahwa konflik itu bukan bersifat
negatif saja tetapi ada sisi positifnya juga.
BAB IV
KESIMPULAN
Pertama adalah Karl Marx lahir pada tanggal 5 Mei 1818 di Their,Lahir
Dari pasangan Heinrich dan Heinritta. istrinya bernama Jenny. Ia belajar di
universitas Bonn dan Berlin dan meninggal pada tahun 1882. Karyanya yang
terkenal adalah Das Kapitalis. kedua Max Weber. Lahir pada tahun 1864 dari
pasangan Weber Sr dan Hellene Fallenstein. Ia belajar di Universitas Helberg,
Berlin dan Goettigen. Meninggal pada tahun 1920 karyanya yang terkenal
adalah Die Verhaltnisse der Landarbeiter im ostelbischen Deutschland. ketiga
adalah Ralf Dahrendorf. Lahir pada tahun 1929 dari pasangan Gustav D. dan
lina, istrinya bernama Vera, Ellen dan Cristiane.ia belajar di Universitas London,
Tubingen, Konstanz. Karyanya yang terkenal adalah Class and Class Conflict in
Industrial. Ia Meninggal tahun 2009. Keempat adalah Lewis A. Coser, lahir
tahun 1919 darri pasangan Martin dan Margarett. Belajar di Universitas
Columbia, Chicago dan Brandeis. Karyanya yang terkenal adalah The Function
of Social Conflict. Ia meninggal pada tahun 2003.
Karl Marx berpendapat bahwa konflik terbagi menjadi dua kelas yaitu
kelas Borjuis dan Proletar. Menurut Ralf Dahrendorf teori konflik di bagi
menjadi 2 kelas yaitu kelas yang mempunyai kewenangan dan yang tidak
mempunyai kewenangan. Max Weber berpendapat bahwa teori konflik ada 2
tipe yaitu konflik kekuasaan dan dominasi. Lain halnya Lewis A. Coser yang
menganggap bahwasannya konflik memiliki dampak yang positif dan
menjadikan hubungan lebih erat di masyarakat.
33
DAFTAR PUSTAKA
Buku cetak:
Jurnal online:
Kamus online: