SETTING PUSKESMAS
TANGGAL 07-SEPTEMBER-2020
PENGKAJIAN
A. TEMPAT KERJA
1. Sejarah berdirinya industri
Puskesmas “Arum” Bandar Lampung. Puskesmas berdiri tahun 1990 dengan luas
wilayah kerja meliputi 5 desa seluas 5 km2. Kondisi antar desa berjauhan dan sulit
untuk di jangkau.
2. Struktur organisasi
Jumlah tenaga kesehatan keseluruhan 20 orang. Jumlah perawat 13 orang terdiri dari 1
S1, 8 D3 dan 4 SPK, lainnya adalah tenaga kesehatan lainnya. Di dalam gedung
terdapat 1 ruang kantor, 1 ruang periksa , 1 apotek, 1 ruang KIA- KB, 1 ruang gizi, 1
ruang laboratorium, 1 gudang, 1 ruang konsultasi, 1 ruang promke
3. Kebijakan :
Lama kerja dari jam 09:30-12:00, Data kehadiran pegawai 2 bulan terakhir : staf yang
absen 20 %, terlambat 40 % ,izin kerja 10 %, Kondisi kesehatan pekerja dianggap masih
sehat, hanya motivasi kerja yang dirasakan kurang.
4. Pelayanan pendukung :
5. Hubungan antarpekerja :
Hasil wawancara dengan beberapa tenaga kesehatan di Puskesmas mengatakan bahwa
komunikasi antara staf dan pimpinan kurang harmonis, tidak ada komunikasi terbuka
antara pimpinan dan bawahan. Kondisi ini sudah berlangsung sejak pergantian
pimpinan. Menurut mereka figur pemimpin yang dulu lebih mereka senangi karena
tidak membuat jarak dengan staf dan bisa mengayomi. Kondisi ini membuat motivasi
kerja tenaga kesehatan terutama perawat di Puskesmas menurun. Hasil wawancara
dengan pimpinan bahwa pimpinan masih mempelajari situasi dan kondisi Puskesmas
sebelum membuat suatu kebijakan dan program kerja. Pimpinan mengatakan tidak
terbuka dengan staf karena khawatir staf tidak menghormatinya. Pimpinan puskesmas
mengatakan gaya ini sudah digunakannya pada puskesmas sebelumnya yang beliau
pimpin dan dianggap berhasil.
6. Kondisi lingkungan sekitar tempat kerja
7. Kondisi bangunan (desain, konstruksi, dll)
Kondisi di dalam puskesmas secara umum bersih dan rapi, terlihat ada tenaga kesehatan y
ang sedang melayani pasien, adayang sedang melakukan pendokumentasian dan ada juga
yang tidak melakukan apa-apa. Bangunan didesain dengan terdiri dari 1 ruang kantor, 1
ruang periksa, 1 ruang apotek, 1 ruang KIA-KB, 1 ruang gizi, 1 ruang laboratorium, 1
gudang, 1 ruang konsultasi, 1 ruang promkes.
8. Fasilitasyangada:
Tranportasikewilayahbiasanyadengankendaraanrodadua. Dari hasil obserbasi perawat
nampak asyik mengobrolkarenajumlahpasienyang datang tidak banyak, tetapi
hasilwawancara denganbeberapatenagakesehatan diPuskesmasmengatakan
bahwakomunikasiantarastafdanpimpinankurang harmonis,tidak ada komunikasiterbuka
antarapimpinandan bawahan.Kondisiinisudahberlangsungsejakpergantianpimpinan.Di
dapatkan dari hasil wawancara tenaga kesehatan dipuskesmas memiliki jadwal olahraga
senam bersama setiap hari jumat pada jam 8 pagi. Hampir seluruh tenaga kesehatan
dipuskesmas membawa bekal dari rumah tetapi ada beberapa yang membeli makanan di
warung makan samping puskesmas.
9. Area tempatkerja:
2.
Luaswilayahkerjameliputi 5desaseluas 5 km Didalamgedungterdapat1
ruangkantor,1ruangperiksa,1apotek,1ruangKIA-
KB,1ruanggizi,1ruanglaboratorium,1gudang,1ruang konsultasi,1ruang promkes.Kondisi
di dalam Puskesmassecaraumumbersihdanrapi.
10.Area di luartempatkerja:
Dari hasil observasi terdapat loker tempat penyimpanan barang untuk setiap tenaga
kesehatan, tidak terdapat ruang istirahat karena semua tenaga kesehatan sudah
memiliki meja masing masing.
C. POPULASI PEKERJA
11. Karakteristik umum : Jumlah, sex, umur, ras/ suku, agama, status, sosek, gaya
hidup, dll : Jumlah tenaga kesehatan keseluruhan 20 orang. Jumlah perawat 13 orang
terdiri dari 1 S1, 8 D3 dan 4 SPK, lainnya adalah tenaga kesehatan lainnya.
D. PROSES PEKERJAAN
15.Peralatan kerja yang digunakan sehari-hari:
a. Peralatan pada ruangan pemeriksaan umum: puskesmas memiliki anuskop,
garputala, handle kaca laring, handle kaca nasopharing, kaca laring, kaca nasopharing,
kaca pembesar untuk diagnostik, lensa uji coba untuk pemeriksaan refraksi, lup
binokuler, skinfold calliper, ophtalmoscope, otoscope, spekulum vagina (cocor bebek
sedang), dan tonometer schiotz.
c. Peralatan pada ruangan KIA, KB, dan Imunisasi: pada set kesehatan ibu
puskesmas memiliki anuskop dan sonde mulut dan secara keseluruhan lengkap.
Sedangkan pada set kesehatan anak memiliki flowmeter anak dan flowmeter nenonatus
dan secara keseluruhan lengkap. Pada set KB peralatan yang dimiliki sudah lengkap.
Pada set imunisasi puskesmas sudah memiliki semua jenis imunisasi atau sudah
lengkap.
Dalam sehari-hari kegiatan dilakukan secara seksama dan saling berkolaborasi antara
profesi satu dan lainnya, dan saling melakukan pekerjaan dibidangnya masing-masing
secara profesional.
17. jenis bahan yang digunakan dalam bekerja
No. Jenis Nama Obat Sediaan Kegunaan
1. Elektrolit Kalsium Untuk membangun
kembali tulang
2. Elektrolit Oralit 200mg/sachet Untuk menggantikan kadar
elektrolit dan mineral tubuh
yang hilang akibat
dehidrasi yang disebabkan
oleh diare.
3. Cream Acylovir 5% Meredakan nyeri, dan
mempercepat
penyembuhan luka lepuh
di kulit.
4. Cream Betametasone0,1% Mengatasi reaksi alergi
5. Cream Oxytetracycline1% Mengatasi infeksi akibat
bakteri
6. Vitamin Vitamin B compleks Menjaga sistem saraf
pusat
7. Vitamin Vitamin C 50 mg Pemberbaiki jaringan sel
kulit dll.
8. Sirup Amoxicillin 125 mg/5cc Mengatasi berbagai jenis
infeksi
9. Sirup Ambroxol 15mg/5cc Untuk mengencerkan
dahak
10. Sirup Antasida 200mg/5cc Untuk menetralkan kadar
asam lambung
11. Sirup Cetirizine 5mg/5cc Untuk meredakan gejala
alergi
12. Tablet Antasida Untuk menetralkan kadar
asam lambung
13. Tablet Amoxicillin 500 Mengatasi berbagai jenis
mg/200mg infeksi
14. Tablet Acyclovir 200 mg Untuk mengobati infeksi
akibat virus
15. Tablet Captopril 12,5 mg/25 Untuk menangani
mg hipertensi dan gagal
jantung
16. Tablet Tramadol 50mg Untuk menggurangi rasa
nyeri atau sakit setelah
operasi
17. Tablet Ranitidin 150mg Untuk mengatasi kadar
asam lambung
18. Tablet Paracetamol 500mg Untuk mengurangi nyeri,
panas tubuh
19. Tablet omeprazole 20mg Untuk mengatasi
gangguan lambung seperti
asam lambung dan tukak
lambung.
20. cairan betadine Mencegah pertumbuhan
dan membunuh kumah
21. cairan Alkohol 70 % Digunakan untuk antiseptik
22. cairan Infus Untuk menggantikan
cairan tubuh yang hilang.
18. Limbah pekerjaan : jenis, jumlah, risiko bahaya, cara pengolahan
1. Benda tajam. Limbah jenis ini meliputi segala sesuatu yang dapat menembus
kulit, termasuk jarum, pisau bedah, pecahan kaca, pisau cukur, ampul, staples, dan
kabel.
2. Limbah Menular. Apa pun yang menular atau berpotensi menular masuk dalam
kategori ini, termasuk tisu, tinja, peralatan, dan kultur laboratorium.
3. Radioaktif. Limbah jenis ini umumnya cairan radioterapi yang tidak digunakan
atau cairan penelitian laboratorium. Itu juga dapat terdiri dari gelas atau persediaan lain
yang terkontaminasi dengan cairan ini.
4. Patologi. Cairan manusia, jaringan, darah, bagian tubuh, cairan tubuh, dan
bangkai hewan yang terkontaminasi masuk dalam kategori limbah ini.
5. Obat-obatan. Pengelompokan ini mencakup semua vaksin dan obat yang tidak
digunakan, kedaluwarsa, dan / atau terkontaminasi, seperti antibiotik, injeksi, dan pil.
6. Bahan kimia. Termasuk desinfektan, pelarut yang digunakan untuk keperluan
laboratorium, baterai, dan logam berat dari peralatan medis seperti merkuri dari
termometer yang rusak.
7. Limbah Genotoksik. Ini adalah bentuk limbah medis yang sangat berbahaya
yang bersifat karsinogenik, teratogenik, atau mutagenik. Ini dapat termasuk obat
sitotoksik yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengobatan kanker.
Cara pengolahan:
a) Sampah umum seperti tisu, kapas dan bahan yang tidak terkena limbah infeksius
digabung dengan sampah biasa untuk dibuang.
b) Benda tajam harus digabung, terlepas apakah terkontaminasi atau tidak, dan
harus dimasukkan ke wadah anti bocor (biasanya terbuat dari logam atau plastik
berkepadatan tinggi dan tidak tembus)
c) Kantung dan wadah untuk limbah infeksius harus ditandai dengan lambang atau
tulisan zat infeksius.
d) Limbah yang sangat menular jika memungkinkan, segera disterilkan dengan
autoklaf. Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit.
e) Limbah sitotoksik, sebagian besar diproduksi di rumah sakit besar atau fasilitas
penelitian, harus dikumpulkan dalam wadah yang kuat dan anti bocor dengan jelas
diberi label "Limbah sitotoksik".
f) Sejumlah kecil limbah kimia atau farmasi dapat dikumpulkan bersama dengan
limbah infeksius.
g) Sejumlah besar obat-obatan kedaluwarsa atau kedaluwarsa yang disimpan di
bangsal atau departemen rumah sakit harus dikembalikan ke apotek pembuangan.
h) Limbah kimia dalam jumlah besar harus dikemas dalam wadah tahan bahan
kimia dan dikirim ke fasilitas pengolahan khusus (jika tersedia).
i) Limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi (misalnya kadmium atau
merkuri) harus dikumpulkan secara terpisah. Wadah aerosol dapat dikumpulkan dengan
limbah layanan kesehatan umum.
j) Limbah infeksius radioaktif tingkat rendah Apusan, jarum suntik untuk
penggunaan diagnostik atau terapeutik) dapat dikumpulkan dalam kantong atau wadah
kuning untuk limbah infeksius jika ini ditujukan untuk pembakaran.
Resiko bahaya:
a) mengalami infeksi akibat dari terkena benda tajam seperti jarum ,pisau bedah dll.
b) tertularnya penyakit akibat dari terpapar langsung dengan pasien yang memiliki
penyakit menular.
c) terkontaminasi dengan obat atau bahan-bahan yang ada di laboratorium.
d) mengalami infeksi akibat dari terkena cairan tubuh pasien seperti darah.
E. PROGRAM KESEHATAN
19. Kebijakan kesehatan ditempat kerja
Kondisi didalaam puskesmas secara umum bersih dan rapi, terlihat ada tenaga kesehatan
yang sedang melakukan pendokumentasian dan ada juga yang tidak melakukan apa –
apa.
Setelah kita pastikan ruangan Tempat Kejadian Kecelakaan Kerja sudah aman, kita mesti
menyatukan semua fakta yang ada berkaitan dengan kecelakaan. Sebagai contoh:
Ada pula hal yang perlu dilihat dalam menyatukan data dari banyak saksi:
Beri pertanyaan terbuka pada saksi. Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang peluang
jawabannya bukan “Iya/Tidak”.
Aplikasikan asas praduga tidak bersalah. Kita mungkin telah mendengar alurnya dari
rekanan kerja yang lainnya.
Seandainya info yang dikatakan saksi berbeda, jadi kita tidak bisa menyalahkan
saksi.
Hindarkan anggapan serta pertanyaan yang ke arah. Bila asas praduga tidak
bersalah tidak digunakan biasanya pertanyaan yang muncul ialah pertanyaan yang
menyudutkan ke saksi. Ini akan menyebabkan saksi merasa enggan untuk memberi
info selanjutnya
Info yang dikumpulkan sebaiknya dapat diukur. Hindarkan untuk memakai kata
“dekat” lebih baik pakai kata “5 cm”.
2. Tetapkan Urutan Peristiwa
Berdasar pada bukti yang ada, Anda harusnya bisa untuk mengurutkan kejadian
sampai timbulnya kecelakaan. Pada laporan Anda, gambarkan posisi ini secara detil
termasuk juga:
3. Analisa Kecelakaan
Laporan Anda sebaiknya meliputi analisa yang dalam mengenai pemicu kecelakaan.
Pemicu itu mencakup:
4. Referensi
Referensi untuk perbaikan bisalah mencakup perbaikan langsung atau waktu panjang
misalnya:
F. STRESSOR
25. Stressor internal (bersumber dari individu pekerja sendiri) misalnya :
diri sendiri/ anggota keluarga sakit, kondisi ekonomi yang tidak
memadai, mekanisme koping yang tidak adekuat, dll.
26. Stressor eksternal : hubungan antara atasan dgn staf, lingkungan fisik
tempat kerja, tekanan pekerjaan/ target, faktor risiko selama bekerja,
dll.
Stressor eksternal pada tenaga kesehatan sangat nampak karena komunikasi
antara staf dan pimpinan kurang harmonis, tidak ada komunikasi terbuka
antara pimpinan dan bawahan, Perawat datang ke Puskesmas paling cepat jam
09.30 wib dan sudah pulang jam 12.00 wib. Perawat mengatakan mereka tidak
tahu apa yang harus dikerjakan karena pasien yang datang sedikit,
sedangkan program kerja Puskesmas yang harus dikerjakan tidak jelas.
Pimpinan Puskesmas baru pindah sekitar 3 bulan yang lalu. Tampak pimpinan
Puskesmas datang ke Puskesmas dan langsung duduk di ruangannya sampai
siang. Pelayanan pemeriksaaan kesehatan dilakukan oleh perawat yang
piket. Sebagian besar perawat mengatakan bosan dengan situasi kerja saat
ini dan membuat mereka cenderung bermalas malasan.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
PADA PEKERJA DI PUSKESMAS
TANGGAL 29 AGUSTUS
2020
PENGKAJIAN
A. TEMPAT KERJA
1. Sejarah berdirinyaindustri
Puskesmas “Arum” Bandar Lampung. Puskesmas berdiri tahun 1990 dengan
luas wilayah kerja meliputi 5 desa seluas 5 km2. Kondisi antar desa berjauhan
dan sulit untuk di jangkau. Tranportasi ke wilayah biasanya dengan kendaraan
roda dua
2. Strukturorganisasi
Struktur organsisasi piskesmas yaitu dipimpin oleh pimpinan puskesmas
dengan tenaga kesehatan seluruhnya 20 orang. Jumlah perawat 13 orang
terdiri dari 1 S1, 8 D3 dan 4 SPK dan lainnya adalah tenaga kesehatan lainnya
5. Hubungan antarpekerja
Hubungan antar pekerja di puskesmas baik saling mengehargai dan
membantu satu sama lain. Namun Pimpinan dengan staf tidak terbuka .
B. KONDISI TEMPATKERJA
11. Karakteristik umum : Jumlah, sex, umur, ras/ suku, agama, status, sosek, gaya
hidup,dll
Jumlah tenaga kesehatan keseluruhan 20 orang. Jumlah perawat 13 orang
terdiri dari 1 S1, 8 D3 dan 4 SPK, lainnya adalah tenaga kesehatan lainnya
pekerja dominan wanita dengan berbagai suku. Status pekerja hendaknya ada
yang sudah menikah dan ada yang belum menikah, pekerja dengan gaya hidup
yang sederhana.
12. Tipe penempatan pekerja : kondisi fisik, latar belakang pendidikan, kebutuhan
Tipe penempatan pekerja yaitu pelayanan pemeriksaan kesehatan dilakukan
oleh perawat yang piket. Sebagian besar perawat mengatakan bosan dengan
situasi kerja saat ini dan membuat mereka cenderung bermalas malasan.
13. Tingkatabsensi
Setelah observasi di puskesmas Arum di dapat Data kehadiran pegawai 2 bulan
terakhir : staf yang absen 20 %, terlambat 40 % dan izin 10%.
D. PROSESPEKERJAAN
17. Jenis bahan yang digunakan dalam bekerja : jumlah, risiko bahaya, produk
yangdihasilkan
Hasil wawancara di dapati di dalam puskesmas pekerja menggunakan alat
stetoskop,hedscond, bengkok, suntikan dan peralatan kesehatan lain nya
sesuai dengan kondisi pasien .
E. PROGRAMKESEHATAN
F. STRESSOR
25. Stressor internal (bersumber dari individu pekerja sendiri) misalnya : diri sendiri/
anggota keluarga sakit, kondisi ekonomi yang tidak memadai, mekanisme
koping yang tidak adekuat,dll
Sebagian besar perawat mengatakan bosan dengan situasi kerja saat ini dan
membuat mereka cenderung bermalas-malasan.
26. Stressor eksternal : hubungan antara atasan dgn staf, lingkungan fisik tempat
kerja, tekanan pekerjaan/ target, faktor risiko selama bekerja,dll
Komunikasiantarastaf dan pimpin an kurangterbuka.
Kondisiiniberlangsungsejakpergantianpemimpin.Menurutmereka figure
pemimpin yang dululebihmerekasenangikarenatidakmembuatjarakdenganstaf
dan bisamengayomi.
Kondisiinimembuatmotivasitenagakesehatanterutamaperawat di
puskesmasmenurun.
ANALISA DATA KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
1 DATA ANGKET (DA) Risiko meningkatnya kasus Hipertensi pada
60 % perawat datang ke puskesmas kelompok pekerja
paling cepat 9.30 dan sudah pulang jam
12.00
DATA WAWANCARA(DW)
Perawat mengatakan mereka tidak tahu apa yang harus
dikerjakan karena pasien yang datang sedikit
DATA OBSERVASI (DO)
60 % Perawat tampak asyik mengobrol karena jumlah pasien yang
datang hanya 7 orang
DATA SEKUNDER(DS)
Data klinik puskesmas terdapat 70% perawat bermalas-malasan
2 DATA ANGKET (DA) Kurangnya pengetahuan pekerja tentang
100 % pekerja belum mendapat kejelasan tentang program cara penatalaksanaan Hipertensi
kerja puskesmas
DATA WAWANCARA(DW)
Pimpinan mengatakan masih mempelajari situasi dan kondisi
puskesmas sebelum membuat suatu kebijakan dan program kerja.
DATA OBSERVASI (DO)
70 % pekerja terlihat bosan dalam menjalankan pekerjaan nya
DATA SEKUNDER(DS)
Terdapat 70 % pekerja merasa bosan
3 DATA ANGKET (DA) Risiko meningkatknya kasus Gastritis
70 % pekerja memiliki komunikasi yang pada pekerja di bagian produksi
tidak harmonis dengan pimpinan
puskesmas
DATA WAWANCARA(DW)
80 % pekerja mengatakan bahwa komunikasi antara staf dan
pimpinan kurang harmonis, tidak ada komunikasi terbuka
antara atasan dan bawahan.
DATA OBSERVASI (DO)
Tampak pimpinan puskesmas datang dan langsung duduk di
ruangan nya sampai siang
DATA SEKUNDER(DS)
Data klinik puskesmas terdapat 70% motivasi kerja terutama perawat
menjadi menurun
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Resiko meningkatnya kasus hipertensi pada kelompok kerja b.d pekerjaan atau target perusahaan meningkat
2. kurangnya pengetahuan pekerjaan tentang cara pelaksanaan kesehatan b.d kurangnya informasi kesehatan
FORMAT PRIORITAS MASALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PEKERJA
Keterangan pembobotan :
1. Sangat rendah A= Besarnya masalah G = Sesuai dgn peran perawat
2. Rendah B= Risiko masyarakat yang akan terkena H = Keluangan waktu
3. Cukup C= Potensial untuk pendidikan kesehatan I = Sumber Dana
4. Tinggi D= Minat masyarakat untuk mengatasi J = Fasilitas kesehatan yang ada
5. Sangat tinggi E= Kemungkinan untukdiatasi K = Sumber Daya
F= Sesuai dengan program pemerintah L = Ketersediaan tempat
RENCANA KEPERAWATAN
FORMAT RENCANA KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
RENCANA
PENANGGUNG
NO MASALAH TUJUAN KEGIAT SASARAN WAKTU TEMPAT DANA
JAWAB
AN
1 Risiko Pengetahuan Penyuluhan Kelompok 20 Sept Puskesmas Pekerja/ Mhs (Tanti)
meningkatnya pekerja tentang pekerja di 2020 Arum PT
Hipertensi pada tentang komunikasi bagian
pekerja komunikasi yang tenaga
yang harmonis kesehata
harmonis dan terbuka n
dan terbuka antara
antara atasan dan
atasan dan bawahan
bawahan
IMPELMENTASI DAN EVALUASI
MASALAH
NO KEGIATAN EVALUASI ANALISA
KEPERAWATAN
1 Risiko meningkatnya Hari Sabtu, 20-09- EVALUASI STRUKTUR FAKTOR PENDUKUNG
kasus hipertensi pada 2020, pukul 10.00 – Alat/ bahan yang digunakanmemadai
kelompok pekerja di 12.00 wib Suasana ruangan kondusif
PT Melaksanakan Undangan yang datang100%
kegiatan penyuluhan Media, materi, SAP siap dan dapatdigunakan
tentang komunikasi FAKTOR
yang harmonis dan EVALUASI PROSES PENGHAMBAT
terbuka antara Partisipasi pekerja selama kegiatanbaik
atasan dan
Mahasiswa mampu melaksanakankegiatan
bawahan di
sesuai peran, fungsi dan tugasnyamasing-
Puskesmas Arum
masing.
EVALUASI HASIL
60% pekerja dapat menjawab soaltentang
komunikasi yang harmonis dan terbuka
antara atasan dan bawahan dengan benar