Anda di halaman 1dari 23

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA DI

SETTING PUSKESMAS
TANGGAL 07-SEPTEMBER-2020

PENGKAJIAN
A. TEMPAT KERJA
1. Sejarah berdirinya industri
Puskesmas “Arum” Bandar Lampung. Puskesmas berdiri tahun 1990 dengan luas
wilayah kerja meliputi 5 desa seluas 5 km2. Kondisi antar desa berjauhan dan sulit
untuk di jangkau.

2. Struktur organisasi
Jumlah tenaga kesehatan keseluruhan 20 orang. Jumlah perawat 13 orang terdiri dari 1
S1, 8 D3 dan 4 SPK, lainnya adalah tenaga kesehatan lainnya. Di dalam gedung
terdapat 1 ruang kantor, 1 ruang periksa , 1 apotek, 1 ruang KIA- KB, 1 ruang gizi, 1
ruang laboratorium, 1 gudang, 1 ruang konsultasi, 1 ruang promke

3. Kebijakan :
Lama kerja dari jam 09:30-12:00, Data kehadiran pegawai 2 bulan terakhir : staf yang
absen 20 %, terlambat 40 % ,izin kerja 10 %, Kondisi kesehatan pekerja dianggap masih
sehat, hanya motivasi kerja yang dirasakan kurang.

4. Pelayanan pendukung :

a. Jamsostek: Setiap tenaga kesehatan mendapatkan jaminan kesehatan,


yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua
(JHT) dan Jaminan Pensiun (JP).

b. Pendidikan: Jumlah tenaga kesehatan keseluruhan 20 orang. Jumlah perawat


13 orang terdiri dari 1 S1, 8 D3 dan 4 SPK, lainnya adalah tenaga kesehatan lainnya.
c. Rekreasi: Berdasarkan data yang didapat , hari libur untuk pegawaidan pekerja
di puskesmas ini adalah tiap hari minggu, di setiap hari
jum’atpagi biasanya diadakan senam  bersama. Tiap akhir tahun diadakan jalan-jalan
keluar kota oleh seluruh tenaga kesehatan puskesmas untuk mempererat
kekeluargaan.

5. Hubungan antarpekerja :
Hasil wawancara dengan beberapa tenaga kesehatan di Puskesmas mengatakan bahwa
komunikasi antara staf dan pimpinan kurang harmonis, tidak ada komunikasi terbuka
antara pimpinan dan bawahan. Kondisi ini sudah berlangsung sejak pergantian
pimpinan. Menurut mereka figur pemimpin yang dulu lebih mereka senangi karena
tidak membuat jarak dengan staf dan bisa mengayomi. Kondisi ini membuat motivasi
kerja tenaga kesehatan terutama perawat di Puskesmas menurun. Hasil wawancara
dengan pimpinan bahwa pimpinan masih mempelajari situasi dan kondisi Puskesmas
sebelum membuat suatu kebijakan dan program kerja. Pimpinan mengatakan tidak
terbuka dengan staf karena khawatir staf tidak menghormatinya. Pimpinan puskesmas
mengatakan gaya ini sudah digunakannya pada puskesmas sebelumnya yang beliau
pimpin dan dianggap berhasil.

B. KONDISI TEMPAT KERJA

6. Kondisi lingkungan sekitar tempat kerja  

Kondisi sekitar puskesmas bersih dan rapi, terdapat


juga i 1ruang kantor, 1 ruang periksa, 1 ruang apotek, 1 ruang KIA-KB,1 ruang gizi, 1 ru
ang laboratorium, 1 gudang, 1 ruang konsultasi,1 ruang promkes.

7. Kondisi bangunan (desain, konstruksi, dll) 

Kondisi di dalam puskesmas secara umum bersih dan rapi, terlihat ada tenaga kesehatan y
ang sedang melayani pasien, adayang sedang melakukan pendokumentasian dan ada juga 
yang tidak melakukan apa-apa. Bangunan didesain dengan terdiri dari 1 ruang kantor, 1
ruang periksa, 1 ruang apotek, 1 ruang KIA-KB, 1 ruang gizi, 1 ruang laboratorium, 1
gudang, 1 ruang konsultasi, 1 ruang promkes.

8. Fasilitasyangada:
Tranportasikewilayahbiasanyadengankendaraanrodadua. Dari hasil obserbasi perawat
nampak asyik mengobrolkarenajumlahpasienyang datang tidak banyak, tetapi
hasilwawancara denganbeberapatenagakesehatan diPuskesmasmengatakan
bahwakomunikasiantarastafdanpimpinankurang harmonis,tidak ada komunikasiterbuka
antarapimpinandan bawahan.Kondisiinisudahberlangsungsejakpergantianpimpinan.Di
dapatkan dari hasil wawancara tenaga kesehatan dipuskesmas memiliki jadwal olahraga
senam bersama setiap hari jumat pada jam 8 pagi. Hampir seluruh tenaga kesehatan
dipuskesmas membawa bekal dari rumah tetapi ada beberapa yang membeli makanan di
warung makan samping puskesmas.

9. Area tempatkerja:
2.
Luaswilayahkerjameliputi 5desaseluas 5 km Didalamgedungterdapat1
ruangkantor,1ruangperiksa,1apotek,1ruangKIA-
KB,1ruanggizi,1ruanglaboratorium,1gudang,1ruang konsultasi,1ruang promkes.Kondisi
di dalam Puskesmassecaraumumbersihdanrapi.

10.Area di luartempatkerja:
Dari hasil observasi terdapat loker tempat penyimpanan barang untuk setiap tenaga
kesehatan, tidak terdapat ruang istirahat karena semua tenaga kesehatan sudah
memiliki meja masing masing.

C. POPULASI PEKERJA

11. Karakteristik umum : Jumlah, sex, umur, ras/ suku, agama, status, sosek, gaya
hidup, dll : Jumlah tenaga kesehatan keseluruhan 20 orang. Jumlah perawat 13 orang
terdiri dari 1 S1, 8 D3 dan 4 SPK, lainnya adalah tenaga kesehatan lainnya.

12. Tipe penempatan pekerja : kondisi fisik, latar belakang pendidikan,


kebutuhan : Hasil wawancara dengan beberapa tenaga kesehatan di
Puskesmas mengatakan bahwa komunikasi antara staf dan pimpinan kurang
harmonis, tidak ada komunikasi terbuka antara pimpinan dan bawahan.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak pergantian pimpinan.
13. Tingkat Absensi

Dari hasil pengkajian di puskesmas Arum didapatkan data kehadiran pegawai 2


bulan terakhir : staf yang absen 20 %, terlambat 40 % dan izin 10%.

14. Keterbatasan Fisik

Dalam pengkajian tidak ada pekerja yang mengalami keterbatasan fisik

D. PROSES PEKERJAAN
15.Peralatan kerja yang digunakan sehari-hari:
a. Peralatan pada ruangan pemeriksaan umum: puskesmas memiliki anuskop,
garputala, handle kaca laring, handle kaca nasopharing, kaca laring, kaca nasopharing,
kaca pembesar untuk diagnostik, lensa uji coba untuk pemeriksaan refraksi, lup
binokuler, skinfold calliper, ophtalmoscope, otoscope, spekulum vagina (cocor bebek
sedang), dan tonometer schiotz.

b. Peralatan pada ruangan tindakan gawat darurat: puskesmas memiliki collar


brace/neck collar anak, collar brace/neck collar dewasa, doppler, forceps aligator,
forceps bayonet, guidel airway (oropharingeal airway), handle kaca laring, handle kaca
nasopharing, hooked probes, kaca laring, kaca nasopharing, kait dan kurer serumen,
kanula hidung anak, kanula hidung dewasa, laringoskop anak, laringoskop dewasa,
laringoskop neonatus bilah lurus, magil forceps, retraktor pembuka kelopak mata,
semprit gliserin, dan skalpel tangkai pisau operasi.

c. Peralatan pada ruangan KIA, KB, dan Imunisasi: pada set kesehatan ibu
puskesmas memiliki anuskop dan sonde mulut dan secara keseluruhan lengkap.
Sedangkan pada set kesehatan anak memiliki flowmeter anak dan flowmeter nenonatus
dan secara keseluruhan lengkap. Pada set KB peralatan yang dimiliki sudah lengkap.
Pada set imunisasi puskesmas sudah memiliki semua jenis imunisasi atau sudah
lengkap.

d. Peralatan pada ruangan kesehatan gigi dan mulut: puskesmas memiliki


atraumatic restorative treatment, bor intan untuk air jet hand piece, bor intan kontra
angle hand piece convention, gunting operasi (wagner) 12 cm, klem/pemegang jarung
jahit (mathieu standar), jarum exterpasi, jarum K-file, mikromotor dengan straight dan
contra angle hand piece, pelindung jari, matrix holder, penahan lidah, skeler standar,
dan skalpel.

e. Peralatan pada ruangan promosi kesehatan: puskesmas memiliki alat peraga


cara menyusui yang benar, cetakan jamban, cetakan sumur gali, fantom gigi anak dan
dewasa, fantom mata ukuran asli dan ukuran besar, fantom panggul wanita, gambar
anatomi gigi, gambar anatomi mata, gambar panggul laki-laki, dan megaphone, poster,
leaflet, papan tulis, proyektor, layar ukuran 1,5 m, laptop, video edukasi.

f. Peralatan pada ruangan gizi: puskesmas memiliki timbangan lantai, timbangan


duduk, meja menerimaan, meja persiapan, meja pengolahan, kompor tungku, rak
penyimpanan, bahan makanan kering, palet, freezer, kulkas sayur, food troli, alat
pemanas makanan.

g. Peralatan pada ruangan laboratorium: puskesmas memiliki batang pengaduk,


beker, gelas, botol pencuci, corong kaca, erlenmeyer, fotometer, gelas pengukur,
hematology analizer, alat hitung manual, lemari es, mikroskop binokuler, pipet mikro dan
beskala, tabung, pot, termometer, urinometer, wadah aquades.

h. Peralatan pada ruangan konsultasi: puskesmas memiliki meja penerimaan,


meja konsultasi, kursi hadap, lemari untuk alat pemeriksaan umum.

i. Peralatan pada ruangan apotek/farmasi: puskesmas memiliki timbangan mikro,


batang pengaduk, corong, cawan penguap, gelas pengukur, pipet berskala, shaker,
termometer skala, spatel logam, mortir, higrometer, alat pemanas dan pendingin, botol
obat dan labelnya, lemari dan rak penyimpanan obat, rak tempat lat.

j. Peralatan didalam gudang: cadangan peralatan seperti tabung oksigen, kasur,


bantal, ranjang tidur, korsi roda, tiang infus, alat kebersihan.

16.Proses pembuatan bahan/ kegiatan selama bekerja:

Dalam sehari-hari kegiatan dilakukan secara seksama dan saling berkolaborasi antara
profesi satu dan lainnya, dan saling melakukan pekerjaan dibidangnya masing-masing
secara profesional.
17. jenis bahan yang digunakan dalam bekerja
No. Jenis Nama Obat Sediaan Kegunaan
1. Elektrolit Kalsium Untuk membangun
kembali tulang
2. Elektrolit Oralit 200mg/sachet Untuk menggantikan kadar
elektrolit dan mineral tubuh
yang hilang akibat
dehidrasi yang disebabkan
oleh diare.
3. Cream Acylovir 5% Meredakan nyeri, dan
mempercepat
penyembuhan luka lepuh
di kulit.
4. Cream Betametasone0,1% Mengatasi reaksi alergi
5. Cream Oxytetracycline1% Mengatasi infeksi akibat
bakteri
6. Vitamin Vitamin B compleks Menjaga sistem saraf
pusat
7. Vitamin Vitamin C 50 mg Pemberbaiki jaringan sel
kulit dll.
8. Sirup Amoxicillin 125 mg/5cc Mengatasi berbagai jenis
infeksi
9. Sirup Ambroxol 15mg/5cc Untuk mengencerkan
dahak
10. Sirup Antasida 200mg/5cc Untuk menetralkan kadar
asam lambung
11. Sirup Cetirizine 5mg/5cc Untuk meredakan gejala
alergi
12. Tablet Antasida Untuk menetralkan kadar
asam lambung
13. Tablet Amoxicillin 500 Mengatasi berbagai jenis
mg/200mg infeksi
14. Tablet Acyclovir 200 mg Untuk mengobati infeksi
akibat virus
15. Tablet Captopril 12,5 mg/25 Untuk menangani
mg hipertensi dan gagal
jantung
16. Tablet Tramadol 50mg Untuk menggurangi rasa
nyeri atau sakit setelah
operasi
17. Tablet Ranitidin 150mg Untuk mengatasi kadar
asam lambung
18. Tablet Paracetamol 500mg Untuk mengurangi nyeri,
panas tubuh
19. Tablet omeprazole 20mg Untuk mengatasi
gangguan lambung seperti
asam lambung dan tukak
lambung.
20. cairan betadine Mencegah pertumbuhan
dan membunuh kumah
21. cairan Alkohol 70 % Digunakan untuk antiseptik
22. cairan Infus Untuk menggantikan
cairan tubuh yang hilang.
18. Limbah pekerjaan : jenis, jumlah, risiko bahaya, cara pengolahan
1. Benda tajam. Limbah jenis ini meliputi segala sesuatu yang dapat menembus
kulit, termasuk jarum, pisau bedah, pecahan kaca, pisau cukur, ampul, staples, dan
kabel.
2. Limbah Menular. Apa pun yang menular atau berpotensi menular masuk dalam
kategori ini, termasuk tisu, tinja, peralatan, dan kultur laboratorium.
3. Radioaktif. Limbah jenis ini umumnya cairan radioterapi yang tidak digunakan
atau cairan penelitian laboratorium. Itu juga dapat terdiri dari gelas atau persediaan lain
yang terkontaminasi dengan cairan ini.
4. Patologi. Cairan manusia, jaringan, darah, bagian tubuh, cairan tubuh, dan
bangkai hewan yang terkontaminasi masuk dalam kategori limbah ini.
5. Obat-obatan. Pengelompokan ini mencakup semua vaksin dan obat yang tidak
digunakan, kedaluwarsa, dan / atau terkontaminasi, seperti antibiotik, injeksi, dan pil.
6. Bahan kimia. Termasuk desinfektan, pelarut yang digunakan untuk keperluan
laboratorium, baterai, dan logam berat dari peralatan medis seperti merkuri dari
termometer yang rusak.
7. Limbah Genotoksik. Ini adalah bentuk limbah medis yang sangat berbahaya
yang bersifat karsinogenik, teratogenik, atau mutagenik. Ini dapat termasuk obat
sitotoksik yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengobatan kanker.

Cara pengolahan:

a) Sampah umum seperti tisu, kapas dan bahan yang tidak terkena limbah infeksius
digabung dengan sampah biasa untuk dibuang.
b) Benda tajam harus digabung, terlepas apakah terkontaminasi atau tidak, dan
harus dimasukkan ke wadah anti bocor (biasanya terbuat dari logam atau plastik
berkepadatan tinggi dan tidak tembus)
c) Kantung dan wadah untuk limbah infeksius harus ditandai dengan lambang atau
tulisan zat infeksius.
d) Limbah yang sangat menular jika memungkinkan, segera disterilkan dengan
autoklaf. Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit.
e) Limbah sitotoksik, sebagian besar diproduksi di rumah sakit besar atau fasilitas
penelitian, harus dikumpulkan dalam wadah yang kuat dan anti bocor dengan jelas
diberi label "Limbah sitotoksik".
f) Sejumlah kecil limbah kimia atau farmasi dapat dikumpulkan bersama dengan
limbah infeksius.
g) Sejumlah besar obat-obatan kedaluwarsa atau kedaluwarsa yang disimpan di
bangsal atau departemen rumah sakit harus dikembalikan ke apotek pembuangan.
h) Limbah kimia dalam jumlah besar harus dikemas dalam wadah tahan bahan
kimia dan dikirim ke fasilitas pengolahan khusus (jika tersedia).
i) Limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi (misalnya kadmium atau
merkuri) harus dikumpulkan secara terpisah. Wadah aerosol dapat dikumpulkan dengan
limbah layanan kesehatan umum.
j) Limbah infeksius radioaktif tingkat rendah Apusan, jarum suntik untuk
penggunaan diagnostik atau terapeutik) dapat dikumpulkan dalam kantong atau wadah
kuning untuk limbah infeksius jika ini ditujukan untuk pembakaran.

Resiko bahaya:
a) mengalami infeksi akibat dari terkena benda tajam seperti jarum ,pisau bedah dll.
b) tertularnya penyakit akibat dari terpapar langsung dengan pasien yang memiliki
penyakit menular.
c) terkontaminasi dengan obat atau bahan-bahan yang ada di laboratorium.
d) mengalami infeksi akibat dari terkena cairan tubuh pasien seperti darah.
E. PROGRAM KESEHATAN
19. Kebijakan kesehatan ditempat kerja
Kondisi didalaam puskesmas secara umum bersih dan rapi, terlihat ada tenaga kesehatan
yang sedang melakukan pendokumentasian dan ada juga yang tidak melakukan apa –
apa.

20. Pemberi pelayanan kesehatan di tempat kerja


Perawat mengatakan mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan karena pasien yang
dating sedikit, sedangkan program kerja puskesmas yang harus dikerjakan tidak jelas
21. Jaminan kesehatan dan rujukan
Kondisi antar desa berjauhan dan sulit untuk di jangkau. Tranportasi ke wilayah
biasanya dengan kendaraan roda dua. Jumlah tenaga kesehatan keseluruhan 20
orang.
22. Program pendidikan kesehatan, Konseling, dll
Jumlah perawat 13 orang terdiri dari 1 S1, 8 D3 dan 4 SPK, lainnya adalah
tenaga kesehatan lainnya. . Kondisi ini membuat motivasi kerja tenaga kesehatan
terutama perawat di Puskesmas menurun.
23. Pencatatan dan pelaporan kesehatan

1. Dapatkan Fakta Berkaitan

Setelah kita pastikan ruangan Tempat Kejadian Kecelakaan Kerja sudah aman, kita mesti
menyatukan semua fakta yang ada berkaitan dengan kecelakaan. Sebagai contoh:

 Tanggal,waktu, serta tempat spesifik dari kecelakaan


 Nama korban, Jabatan, Departemen serta atasan langsung
 Nama serta Data diri dari beberapa saksi
 Kejadian-kejadian sebelum kecelakaan berlangsung
 Tugas spesifik apakah yang sedang dikerjakan oleh korban saat itu
 Kondisi lingkungan (lantai yang licin, pencahayaan yang tidak cukup, bising, dan lain-
lain
 Situasi yang ada (termasuk juga tuhas, perlengkapan, peralatan, material, APD dan
sebagainya
 Luka yang diakibatkan (termasuk juga anggota tubuh yang terluka serta pemicu dari
luka itu)
 Tipe perawatan dari luka
 Gambar-gambar rekonstruksi kecelakaan
 Rusaknya ke perlengkapan, material dan sebagainya

Ada pula hal yang perlu dilihat dalam menyatukan data dari banyak saksi:

 Beri pertanyaan terbuka pada saksi. Pertanyaan ini ialah pertanyaan yang peluang
jawabannya bukan “Iya/Tidak”.
 Aplikasikan asas praduga tidak bersalah. Kita mungkin telah mendengar alurnya dari
rekanan kerja yang lainnya.
 Seandainya info yang dikatakan saksi berbeda, jadi kita tidak bisa menyalahkan
saksi.
 Hindarkan anggapan serta pertanyaan yang ke arah. Bila asas praduga tidak
bersalah tidak digunakan biasanya pertanyaan yang muncul ialah pertanyaan yang
menyudutkan ke saksi. Ini akan menyebabkan saksi merasa enggan untuk memberi
info selanjutnya
 Info yang dikumpulkan sebaiknya dapat diukur. Hindarkan untuk memakai kata
“dekat” lebih baik pakai kata “5 cm”.
2. Tetapkan Urutan Peristiwa

Berdasar pada bukti yang ada, Anda harusnya bisa untuk mengurutkan kejadian
sampai timbulnya kecelakaan. Pada laporan Anda, gambarkan posisi ini secara detil
termasuk juga:

 Peristiwa yang mengakibatkan kecelakaan


Contohnya: karyawan berjalan, lari, membungkuk, memanjat, mengangkut,
menggerakkan, memutar katup (valve), menggunakaan alat, serta sabagainya
 Peristiwa saat kecelakaan
Contohnya: karyawan tertabrak benda, terjebak diantara benda, jatuh dari ketinggian,
menghirup uap beracun, atau terpercik zat kimia beresiko.

 Peristiwa sesaat sesudah kecelakaan


Apakah yang karyawan kerjakan? Menggenggam lututnya, menggenggam sikunya,
tutup lukanya, berteriak.

Kita perlu ikut untuk menggambarkan bagaimana rekanan kerjanya menanggapi


pada kecelakaan itu. Apa mereka memanggil perlindungan, memberi pertolongan
pertama, mematikan peralatan, mengalihkan korban, dan lain-lain

Kecelakaan harusnya digambarkan dengan detil pada laporan investigasi kecelakaa


supaya pembaca mendapatkan bayangan yang pasti mengenai apakah yang sedang
berlangsung. Anda bisa juga memakai diagram yang secara efisien bisa
menunjukkan urutan terjadinya kecelakaan. Lebih baik kembali bila Anda bisa
memasukkan foto mengenai kecelakaan hingga pembaca bisa gampang mengerti.

3. Analisa Kecelakaan

Laporan Anda sebaiknya meliputi analisa yang dalam mengenai pemicu kecelakaan.
Pemicu itu mencakup:

 Pemicu/faktor langsung, contohnya tumpahan di lantai hingga mengakibatkan


terpeleset
 Pemicu/faktor tidak langsung, contohnya: karyawan tidak memakai sepatu kerja yang
anti licin atau tengah membawa tumpukan barang yang menghambat pandangannya
 Aspek kontribusi lainnya, contohnya: tekanan pekerjaan, tidak ada rambu peringatan,
tidak ada training serta prosedur

4. Referensi

Referensi untuk perbaikan bisalah mencakup perbaikan langsung atau waktu panjang
misalnya:

 Pelatihan karyawan mengenai praktek kerja aman


 Pemeliharan mesin teratur yang mengawasi peralatan dalam keadaan operasi yang
baik
 Pelajari dari mekanisme kerja dengan referensi perbaikan
 Lakukan Analisis bahaya untuk pelajari bahaya lainnya dalam pekerjaan spesifik
serta melatih karyawan pada bahaya ini
 Pengendalian teknik untuk membuat pekerjaan lebih aman atau pengendalian
administrative untuk merubah langkah tugas dikerjakan.
24. Program pelayanan sosial di bidang kesehatan pada masyrakat di sekiotar tempat
kerja

1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Pengadaaan Obat dan Perbekalan


Kesehatan di 27 Puskesmas

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat :

a. Pelaksanaan P3K dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Pengungsi Korban

b. Penyediaan Operasional Puskesmas

c. Perijinan dan pengawasan praktek tenaga dan sarana kesehatan

3. Program Pengawasan Obat dan Makanan Peningkatan Pemberdayaan


Konsumen/Masyarakat di Bidang Obat dan Makanan: - Pelatihan pada 390 guru UKS,
Penjamah makanan dan PIRT

4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat :


a. Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat - 40% RT terdata PHBS - 20 Desa Siaga
Aktif kategori Purnama dan Mandiri
b. Reward DB4MK Rp 1.100.000.000,-
c. Promosi Kesehatan, melalui : - Bantul Expo, Karnaval dan Festival Bantul Sehat, -
Pengembangan KDM di Desa Siaga - Evaluasi Kader Kesehatan Remaja

5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat :


a. Pemantauan Status Gizi Balita
b. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 215 Balita gizi buruk, 340 Bumil KEK dan 400
Baduta Gakin BB kurang
c. Pendampingan Kadarzi di Desa d. Refreshing motivator ASI Eksklusif e. Evaluasi
implementasi Perbup tentang ASI Ekslusif di Fasyankes

F. STRESSOR
25. Stressor internal (bersumber dari individu pekerja sendiri) misalnya :
diri sendiri/ anggota keluarga sakit, kondisi ekonomi yang tidak
memadai, mekanisme koping yang tidak adekuat, dll.

Stressor internal pada tenaga kesehatan begitu nampak, pimpinan tidak


terbuka dengan staf karena khawatir staf tidak menghormatinya, para staf
terlihat tidak nyaman dengan kondisinya yang sekarang.

26. Stressor eksternal : hubungan antara atasan dgn staf, lingkungan fisik
tempat kerja, tekanan pekerjaan/ target, faktor risiko selama bekerja,
dll.
Stressor eksternal pada tenaga kesehatan sangat nampak karena komunikasi
antara staf dan pimpinan kurang harmonis, tidak ada komunikasi terbuka
antara pimpinan dan bawahan, Perawat datang ke Puskesmas paling cepat jam
09.30 wib dan sudah pulang jam 12.00 wib. Perawat mengatakan mereka tidak
tahu apa yang harus dikerjakan karena pasien yang datang sedikit,
sedangkan program kerja Puskesmas yang harus dikerjakan tidak jelas.
Pimpinan Puskesmas baru pindah sekitar 3 bulan yang lalu. Tampak pimpinan
Puskesmas datang ke Puskesmas dan langsung duduk di ruangannya sampai
siang. Pelayanan pemeriksaaan kesehatan dilakukan oleh perawat yang
piket. Sebagian besar perawat mengatakan bosan dengan situasi kerja saat
ini dan membuat mereka cenderung bermalas malasan.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
PADA PEKERJA DI PUSKESMAS
TANGGAL 29 AGUSTUS
2020

PENGKAJIAN
A. TEMPAT KERJA

1. Sejarah berdirinyaindustri
Puskesmas “Arum” Bandar Lampung. Puskesmas berdiri tahun 1990 dengan
luas wilayah kerja meliputi 5 desa seluas 5 km2. Kondisi antar desa berjauhan
dan sulit untuk di jangkau. Tranportasi ke wilayah biasanya dengan kendaraan
roda dua

2. Strukturorganisasi
Struktur organsisasi piskesmas yaitu dipimpin oleh pimpinan puskesmas
dengan tenaga kesehatan seluruhnya 20 orang. Jumlah perawat 13 orang
terdiri dari 1 S1, 8 D3 dan 4 SPK dan lainnya adalah tenaga kesehatan lainnya

3. Kebijakan : lama kerja, izin kerja, keamanan,dll


Waktu kerja, perawat datang ke puskesmas paling cepat pukul 09.30 WIB dan
sudah pulang pukul 12.00 WIB.
Hasil wawancara dengan pimpinan puskesmas bahwa pimpinan masih
mempelajari situasi dan kondisi puskesmas sebelum membuat suatu kebijakan
dan program kerja.

4. Pelayanan pendukung : jamsostek, pendidikan,rekreasi


Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas memiliki jamsostek.
Biasanya jika pekerja puskesmas sakit akan menggunakan jaminan itu.

5. Hubungan antarpekerja
Hubungan antar pekerja di puskesmas baik saling mengehargai dan
membantu satu sama lain. Namun Pimpinan dengan staf tidak terbuka .
B. KONDISI TEMPATKERJA

6. Kondisi lingkungan sekitar tempatkerja


Kondisisekitarpuskesmasbersih dan rapi, terlihatadatenagakesehatan yang
sedangmelayanipasien, ada yang sedangmelakukanpendokumentasian dan
ada juga yang tidakmelakukanapa-apa

7. Kondisi bangunan (desain, konstruksi,dll)


Kondisi di dalampuskesmassecaraumumbersih dan rapi,.Bangunan didesain
dengan terdiri dari 1 ruang kantor, 1 ruang periksa, 1 ruang apotek, 1 ruang
KIA-KB, 1 ruang gizi, 1 ruang laboratorium, 1 gudang, 1 ruang konsultasi, 1
ruang promkes.

8. Fasilitas yang ada : transportasi, komunikasi, olahraga, kantin,dll


Dari wawancara di dapat bahwa Tranportasi ke wilayah biasanya dengan
kendaraan roda dua. puskesmas menyediakan ruang untuk istirahat dan jika
ingin maka biasanya pekerja akan ke kantin yang telah disediakan puskesmas

9. Area tempat kerja : luas, perlengkapan keamanan, ruangan,dll


Puskesmas dengan luas wilayah kerja meliputi 5 desa seluas 5 km2. Kondisi
antar desaberjauhan dan sulit untuk di jangkau. Tranportasi ke wilayah
biasanya dengan kendaraan roda dua. Jumlah tenaga kesehatan keseluruhan
20 orang. Jumlah perawat 13 orang terdiri dari 1 S1, 8 D3 dan 4 SPK, lainnya
adalah tenaga kesehatan lainnya.
Di dalam gedung terdapat 1 ruang kantor, 1 ruang periksa , 1 apotek, 1 ruang
KIA- KB, 1 ruang gizi, 1 ruang laboratorium, 1 gudang, 1 ruang konsultasi, 1
ruang promkes

10. Area di luar tempat kerja : loker, tempat istirahat,dll


Para pekerja yang bekerja di puskesmas biasanya menaruh barang di meja
kerja mereka dan jika ingin istirahat biasanya puskesmas menyediakan ruang
untuk istirahat dan jika ingin maka biasanya pekerja akan ke kantin yang telah
disediakan puskesmas
C. POPULASI PEKERJA

11. Karakteristik umum : Jumlah, sex, umur, ras/ suku, agama, status, sosek, gaya
hidup,dll
Jumlah tenaga kesehatan keseluruhan 20 orang. Jumlah perawat 13 orang
terdiri dari 1 S1, 8 D3 dan 4 SPK, lainnya adalah tenaga kesehatan lainnya
pekerja dominan wanita dengan berbagai suku. Status pekerja hendaknya ada
yang sudah menikah dan ada yang belum menikah, pekerja dengan gaya hidup
yang sederhana.

12. Tipe penempatan pekerja : kondisi fisik, latar belakang pendidikan, kebutuhan
Tipe penempatan pekerja yaitu pelayanan pemeriksaan kesehatan dilakukan
oleh perawat yang piket. Sebagian besar perawat mengatakan bosan dengan
situasi kerja saat ini dan membuat mereka cenderung bermalas malasan.

13. Tingkatabsensi
Setelah observasi di puskesmas Arum di dapat Data kehadiran pegawai 2 bulan
terakhir : staf yang absen 20 %, terlambat 40 % dan izin 10%.

14. Keterbatasan fisik : kebijakan, jumlah, pengobatan khusus, perlakuan khusus,dll


Tidak ada keterbatasan fisik baik itu kebijakannya, jumlah orangnya, dan
pengobatan khusus serta perlakuan khusus yang diterima.

D. PROSESPEKERJAAN

15. Peralatan kerja yang digunakansehari-hari


Hasil wawancara di dapati di dalam puskesmas pekerja menggunakan alat
stetoskop,hedscond, bengkok, suntikan dan peralatan kesehatan lain nya
sesuai dengan kondisi pasien .

16. Proses pembuatan bahan/ kegiatan selamabekerja


Kegiatan selama bekerja, terlihat ada tenaga kesehatan yang sedang melayani
pasien, ada yang sedang melakukan pendokumentasian dan ada juga yang
tidak melakukan apa-apa. Dan dari hasil observasi, di salah satu ruangan
terlihat beberapa perawat tampak asyik mengobrol karena jumlah pasien yang
datang hanya 7 orang.
Perawat mengatakan mereka tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan
karena pasien yang datang sedikit, sedangkan program kerja puskesma syang
baru dikerjakan tidak jelas.

17. Jenis bahan yang digunakan dalam bekerja : jumlah, risiko bahaya, produk
yangdihasilkan
Hasil wawancara di dapati di dalam puskesmas pekerja menggunakan alat
stetoskop,hedscond, bengkok, suntikan dan peralatan kesehatan lain nya
sesuai dengan kondisi pasien .

18. Limbah pekerjaan : jenis, jumlah, risiko bahaya, carapengolahan


Biasanya limbah bekas seperti suntikan akan ditempatkan di tempat khusus
dan dikumpulkan ditempat yang aman karena resiko bahaya yang sangat besar
seperti kita tidak tahu suntikan itu bekas apa. Sedangkan limah seperti kapas
bekas atau swab akan dibuang dikotak sampah yang akan di bawa oleh pekerja
dinas kebersihan.

E. PROGRAMKESEHATAN

19. Kebijakan kesehatan di tempatkerja


Hasil wawancara dengan pimpinan bahwa pimpinan masih mempelajari situasi
dan kondisi puskesmas sebelum membuat suatu kebijakan dan program kerja

20. Pemberi pelayanan kesehatan di tempatkerja


Pelayanan pemeriksaan dipuskesmas dilakukan oleh perawat yang piket.

21. Jaminan kesehatan danrujukan


Jaminan kesehatan untuk pekerja yaitu terdapat jamsostek. Untuk pasien
biasanya puskesmas menerima rujukan pasien dari bidan atau tempat praktik
dan puskesmas akan merujuk pasien yang memiliki kondisi yang parah ke
rumah sakit yang lebih memiliki perlatan yang memadai
22. Program pendidikan kesehatan, Konseling,dll
Hasil wawancara dengan pimpinan bahwa pimpinan masih mempelajari situasi
dan kondisi puskesmas sebelum membuat suatu kebijakan dan program kerja

23. Pencatatan dan pelaporankesehatan


Pencatatan dan pendokumentasian dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada
dipuskesmas

24. Program pelayanan sosial di bidang kesehatan pada masyarakat di sekitar


tempatkerja
Belum ada program pelayanan sosial di bidang kesehatan pada masyarakat di
sekitar tempatkerja

F. STRESSOR

25. Stressor internal (bersumber dari individu pekerja sendiri) misalnya : diri sendiri/
anggota keluarga sakit, kondisi ekonomi yang tidak memadai, mekanisme
koping yang tidak adekuat,dll
Sebagian besar perawat mengatakan bosan dengan situasi kerja saat ini dan
membuat mereka cenderung bermalas-malasan.

26. Stressor eksternal : hubungan antara atasan dgn staf, lingkungan fisik tempat
kerja, tekanan pekerjaan/ target, faktor risiko selama bekerja,dll
Komunikasiantarastaf dan pimpin an kurangterbuka.
Kondisiiniberlangsungsejakpergantianpemimpin.Menurutmereka figure
pemimpin yang dululebihmerekasenangikarenatidakmembuatjarakdenganstaf
dan bisamengayomi.
Kondisiinimembuatmotivasitenagakesehatanterutamaperawat di
puskesmasmenurun.
ANALISA DATA KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
1 DATA ANGKET (DA) Risiko meningkatnya kasus Hipertensi pada
 60 % perawat datang ke puskesmas kelompok pekerja
paling cepat 9.30 dan sudah pulang jam
12.00
DATA WAWANCARA(DW)
 Perawat mengatakan mereka tidak tahu apa yang harus
dikerjakan karena pasien yang datang sedikit
DATA OBSERVASI (DO)
 60 % Perawat tampak asyik mengobrol karena jumlah pasien yang
datang hanya 7 orang
DATA SEKUNDER(DS)
Data klinik puskesmas terdapat 70% perawat bermalas-malasan
2 DATA ANGKET (DA) Kurangnya pengetahuan pekerja tentang
 100 % pekerja belum mendapat kejelasan tentang program cara penatalaksanaan Hipertensi
kerja puskesmas
DATA WAWANCARA(DW)
 Pimpinan mengatakan masih mempelajari situasi dan kondisi
puskesmas sebelum membuat suatu kebijakan dan program kerja.
DATA OBSERVASI (DO)
 70 % pekerja terlihat bosan dalam menjalankan pekerjaan nya
DATA SEKUNDER(DS)
Terdapat 70 % pekerja merasa bosan
3 DATA ANGKET (DA) Risiko meningkatknya kasus Gastritis
 70 % pekerja memiliki komunikasi yang pada pekerja di bagian produksi
tidak harmonis dengan pimpinan
puskesmas
DATA WAWANCARA(DW)
 80 % pekerja mengatakan bahwa komunikasi antara staf dan
pimpinan kurang harmonis, tidak ada komunikasi terbuka
antara atasan dan bawahan.
DATA OBSERVASI (DO)
 Tampak pimpinan puskesmas datang dan langsung duduk di
ruangan nya sampai siang
DATA SEKUNDER(DS)
Data klinik puskesmas terdapat 70% motivasi kerja terutama perawat
menjadi menurun
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Resiko meningkatnya kasus hipertensi pada kelompok kerja b.d pekerjaan atau target perusahaan meningkat
2. kurangnya pengetahuan pekerjaan tentang cara pelaksanaan kesehatan b.d kurangnya informasi kesehatan
FORMAT PRIORITAS MASALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PEKERJA

NO MASALAH KESEHATAN A B C D E F G H I J K L TOTAL PRIORITAS

1 Risiko meningkatnya kasus 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 36 III


Hipertensi pada pekerja di bagian
administrasi
2 Risiko meningkatknya kasus 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 41 II
Myalgia pada pekerja di bagian
produksi
3 Risiko meningkatknya kasus 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 44 I
Gastritis pada pekerja di bagian
Produksi

Keterangan pembobotan :
1. Sangat rendah A= Besarnya masalah G = Sesuai dgn peran perawat
2. Rendah B= Risiko masyarakat yang akan terkena H = Keluangan waktu
3. Cukup C= Potensial untuk pendidikan kesehatan I = Sumber Dana
4. Tinggi D= Minat masyarakat untuk mengatasi J = Fasilitas kesehatan yang ada
5. Sangat tinggi E= Kemungkinan untukdiatasi K = Sumber Daya
F= Sesuai dengan program pemerintah L = Ketersediaan tempat
RENCANA KEPERAWATAN
FORMAT RENCANA KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA

N Dx STRATEGI RENCANA EVALUASI SUMBE PJ


TUM TUK KRITERIA STANDAR TEMPAT
o Kep INTERVENSI KEGIATAN R
1 3 Setelah Setelah
diberikan askep diberikan
kelompok askep
pekerja kelompok
diharapkan selama 45
tidak terjadi menit di
peningkatan harapkan
kasus hipertensi  Pengetahua  Penkes  Penyuluha  Pengetahua  Minimal  Pekerja  Puskesm Tanti
padapekerja n pekerja n tentang n kelompok 50% dan as Arum (Mhs)
tentang komunika pekerja kelompok Mhs
komunikasi si yang meningkat pekerja
yang harmonis dapat
harmonis dan menjawab
dan terbuka terbuka soal
antara antara tentang
atasan dan atasan komunika
bawahanm dan si yang
eningkat bawahan harmonis
 Pengetahua dan
n serikat terbuka
pekerja antara
tentang atasan
komunikasi dan
yang bawahan
harmonis dengan
dan terbuka benar
antara
atasan dan
bawahanm
eningkat
FORMAT RENCANA KERJA (POA)
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA

RENCANA
PENANGGUNG
NO MASALAH TUJUAN KEGIAT SASARAN WAKTU TEMPAT DANA
JAWAB
AN
1 Risiko Pengetahuan Penyuluhan Kelompok 20 Sept Puskesmas Pekerja/ Mhs (Tanti)
meningkatnya pekerja tentang pekerja di 2020 Arum PT
Hipertensi pada tentang komunikasi bagian
pekerja komunikasi yang tenaga
yang harmonis kesehata
harmonis dan terbuka n
dan terbuka antara
antara atasan dan
atasan dan bawahan
bawahan
IMPELMENTASI DAN EVALUASI

FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA

MASALAH
NO KEGIATAN EVALUASI ANALISA
KEPERAWATAN
1 Risiko meningkatnya Hari Sabtu, 20-09- EVALUASI STRUKTUR FAKTOR PENDUKUNG
kasus hipertensi pada 2020, pukul 10.00 –  Alat/ bahan yang digunakanmemadai 
kelompok pekerja di 12.00 wib  Suasana ruangan kondusif 
PT  Melaksanakan  Undangan yang datang100%
kegiatan penyuluhan  Media, materi, SAP siap dan dapatdigunakan
tentang komunikasi FAKTOR
yang harmonis dan EVALUASI PROSES PENGHAMBAT
terbuka antara  Partisipasi pekerja selama kegiatanbaik 
atasan dan 
 Mahasiswa mampu melaksanakankegiatan
bawahan di
sesuai peran, fungsi dan tugasnyamasing-
Puskesmas Arum
masing.

EVALUASI HASIL
 60% pekerja dapat menjawab soaltentang
komunikasi yang harmonis dan terbuka
antara atasan dan bawahan dengan benar

Anda mungkin juga menyukai