Anda di halaman 1dari 7

Nama : M Erik Junaedi

NPM : 8520119020
Tingkat : II A
Mata Kuliah : Ilmu Faal

A. Sel

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara
autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun
dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa)
atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas
terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.

kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai
penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan, Berdasarkan jumlah sel
penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler dan
multiseluler.

Makhluk hidup uniseluler adalah makhluk hidup yang hanya memilki sebuah sel tunggal,
Sedangkan multiseluler adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu sel.

B. Sejarah Sel

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke
yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri.
Kata sel berasal dari kata Latin cellulae yang berarti ‘kamar-kamar kecil’. Anton van
Leeuwenhoek melakukan banyak pengamatan terhadap benda-benda dan jasad-jasad renik dan
menunjukkan pertama kali pada dunia ada “kehidupan di dunia lain” yang belum pernah dilihat
oleh manusia. Karyanya menjadi dasar bagi cabang biologi yang penting saat ini: mikrobiologi.

Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah memberikan kesempatan
bagi para ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian penelitian telah
dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari [[Jerman] yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-
1881) dan Theodor Schwann (ahli hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap
mahluk hidup tersusun atas sel. Selanjutnya pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf
Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru

Sel berasal dari bahasa latin, yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Sel ditemukan pertama kali
oleh Robert Hooke (1635 – 1703), seorang ilmuwan dari Inggris. Ia mengamati sayatan tipis
gabus di bawah mikroskop sederhana dan ia menemukan ruang – ruang kecil yang dipisahkan
oleh suatu dinding. Selanjutnya, ia memberi nama ruang – ruang tersebut sebagai “sel”.
(Kusnadi et al, 2009:207; Karmana, 2007:6 ).

Pada tahun 1810-1882, Matthias Schleiden seorang ahli botani dari Jerman malakukan
pengamanatan secara mikroskopis terhadap tumbuhan dan ditemukanlan sel. Pada watu yang
bersamaan, Theodor Schwann, seoranmg ahli zoology Jerman menemukan bahwa hewan pun
tersusun atas sel. Kesimpulan dari hasil penemuan Schleiden dan Schwann adalah sel merupakan
komponen dasar semua makhluk hidup (Karmana, 2007:6).

Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil penyusun makhluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan. Secar fungsional, sel akan menjalankan kehidupan jika sel – sel
penyusunnya berfungsi. Kumpulan sel yang sejenis membentuk jaringan. Sel berkembang biak
dengan cara membelah diri (mitosis). Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat
– sifat makhluk hidup. Karena perkembangbiakan sel dilakukan secara mitosis, maka sifat – sifat
sel yang baru akan sama dengan sel sebelumnya sehingga bisa dikatakan sifat sel dapat
diwariskan kepada keturunannya. Sel dibatasi oleh membran, yang di dalamnya terdapat cairan
(protoplasma) yang tersusun dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nucleus). Di dalam inti sel
terdapat plasma inti (nukleoplasma) (Kusnadi et al, 2009:208).

Jadi sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, semua makhluk hidup tersusun atas
sel. Sel adalah kesatuan pertumbuhan dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari
pertumbuhan sel sebelumnya. Sel merupakan kesatuan hereditas (sifat menurun) makhluk hidup,
sel mengandung sifat keturunan (genetik atau hereditas) yang diwariskan pada keturunannya
(Kusnadi et al, 2009:209).
Menurut definisi umum, sel adalah unit terkecil penyusun makhluk hidup, baik structural
maupun fungsional. Dalam hal ini virus tidak tercakup di dalamnya karena virus merupakan
makhluk hidup yang tidak berupa sel. Berdasarkan jumlah sel, makhluk hidup digolongkan
menjadi makhluk hidup uniseluler (bersel tunggal) dan makhluk hidup multiseluler (bersel
banyak). Berdasarkan keadaan inti sel, sel dibedakan menjadi sel prokariotik (inti sel tidak
mempunyai membran) dan sel eukariotik (inti sel dibatasi oleh membran). Ukuran sel pada
setiap organisme hidup memiliki ukuran relative sama. Perbedaan ukuran tubuh organisme
bukan disebabkan oleh perbedaan ukuran sel, melainkan oleh jumlah sel yang dimiliki oleh
individu yang bersangkutan (Karmana, 2007:7).

C. Fungsi Sel

Sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Kedua jenis sel
tersebut sama-sama mempunyai perintang selektif atau membran plasma dan sitoplasma.
Membran plasma ini menyelebungi sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel mengandung
kromosom yang membawa gen dalam bentuk DNA dan ribosom yang membuat protein dengan
instruksi dari gen. DNA pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang diselubungi membran
ganda. Sedangkan pada prokariot, DNA tidak terselebungi oleh membran yang disebut nukleoid.
Organel-organel pada sel eukariot terspesialisasi, sedangkan pada sel prokariot tidak.

 Fungsi Metabolisme yaitu sebagai suatu tempat proses metabolisme dan reaksi kimia di
dalam tubuh.
 Fungsi Komunikasi ialah yang bisa menerima dan mengirim sinyal dari dan kepada sel
lain untuk interaksi antar organisme uniseluler dan mengatur perkembangan tubuh
organisme multiseluler.
 Fungsi Siklus Sel yakni untuk dapat melakukan pertumbuhan sel, replikasi DNA,
pemisahan DNA, serta pembelahan sel.
 Fungsi Diferensiasi Sel merupakan untuk menciptakan keberagaman jenis sel yang
muncul selama perkembangan suatu organisme multiseluler dari sebuah sel telur yang
sudah dibuahi.
 Fungsi Kematian Sel Terprogram adalah yang juga berguna untuk pengendalian
populasi sel dengan cara mengimbangi perbanyakan sel.
D. Jenis Jenis Sel

1. Sel Prokariotik

Istilah prokariotik, berasal dari kata yunani pro dan karyon. Pro artinya sebelum dan karyon,
artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Bagian dalam sel prokariot disebut
sitoplasmaSel prokariotik tidak memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih tersebar di
dalam sitpolasma dan belum di selubungi oleh membran inti. Materi genetiknya (DNA)
terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleotid, tetapi tidak ada membran yang
memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya (Campbell, 2008)

Ciri-ciri Sel Prokariotik

1. Memiliki membrane plasma memilikinukleoid ( DNA, RNA )


2. Memiliki sitoplasma
3. Tidak memiliki membrane inti dan system endomembran

Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel eukariotik. Setiap
prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam rantai, atau kelompok sel
yang berjumlah ratusan. Contoh sel prokariotik adalah bakteri Echerichiacoli. (Albert, 2002)

 Dingding sel
Dinding sel merupakan bagian terluar dari sebuah sel. Struktur dinding sel terdiri dari:
peptidoglikan (senyawa ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku), lipid (lemak), dan
protein. Fungsi dari dinding sel ialah: memberi bentuk sel yang tetap karena sifatnya
yang kaku,sebagai pelindung, terdapat poti-pori jalan keluar masuknya molekul-molekul,
dan mengatur pertukaran zat serta reproduksi (Champbel, 2008)
 Membran plasma
Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma. Struktur membran
plasma yaitu terdiri atas molekul lemak protein berfungsi sebagai
pelindung molekuler sel terhadap lingkungan sekitar dan mengatur transportasi air serta
zat-zat terlarutdari luar dan kedalam sel (Champbel, 2008
 Nukleoid
Merupakan wilayah yang merupakan tempat DNA yang sel terletak (tidak terselubung
membran) (Champbel, 2008).
 Organel
Organel yang terdapat dalam sel-sel prokariotik adalah ribosom yang tersusun dari RNA
dan protein. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesa protein (Champbel,
2008).
 Flagela
Merupakan organel lokomosi atau pergerakan beberapa jenis bakteri (Champbel, 2008).
 Pili(fimbriae)
Merupakan struktur pelekatan pada permukaan sejumlah prokariota. Berukuran lebih
kecil dan lebih pendek dari flagel. Pili berfungsi utuk tempat melekatkan diri pada
jaringan hewan ataupun tumbuhan (Champbel, 2008).

2. Sel Eukariotik
Eukariotik adalah termasuk golongan memiliki struktur lebih maju yaitu sama dengan sel
tumbuhan dan binatang. Eukariotik adalah kelompok organisme yang sel- selnya mengandung
nukleus yang dikelilingi oleh membran nukleus, kromosom terdiri dari asam deoksiribo nukleat
yang membentuk kompleks dengan sejumlah protein dan jumlah protein lebih dari satu.
Kelompok mikroorganisme ini mempunyai nukleus sejati.

Dinding sel eukariot pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan dinding sel prokariot.
Salah satu grup eukariot, yaitu ganggang, dinding selnya terdiri dari lelulosa, kecuali pada dua
grup ganggang yaitu diatom dan krisofita. Satu grup ganggang lainnya yaitu kokolitofora
(coccolithophores) dinding selnya mengandung lapisan tipis selulosa dan sisik-sisik yang terdiri
dari kalsium karbonat. Dinding sel eukariot yang terdiri dari senyawa-senyawa anorganik seperti
pada diatom dan kokolitifora disebut frustula.

 Membrane sel :
1. membrane sel merupakan lapisan lipoprotein yang terdiri dari fosfolipid dan protein
2. bersifat semipermeabel atau selektif permiabel
3. berfungsi mengatur keluar masuknya zat dari sel ke dalam sel
 Nukleus( intisel ) :
memiliki membrane sel
Nucleus terdapat :
o nucleolus, yang berfungsi mensintesis RNA
o nukleoplasma
o butirankromatin

Sitoplasma :
meliputi isi sel diluar intisel
terdiridaricairan yang disebutsitosol ( yang dapat berubah dari fase sol ke gel ), dan
padatan berupa organel sel
3. Sel Hewan

Sel hewan berbeda dengan sel tumbuhan. Sel hewan tidak memiliki dinding sel sehingga bentuk
sel hewan tidak tetap seperti sel tumbuhan. Pada sel hewan terdapat dua sentriol berbentuk
silindris ayau bulat panjang. Sentrisol tidak memiliki membrane, DNA, dan RNA. Sentrisol
berfungsi membentuk perlengkapan pembelahan sel. Sentrisol merupakan struktur yang hampir
sama dengan tubuh basal. Tubuh basal terdapat di bagian dasar dari setiap silia dan flagella.
Tubuh basal membantu pengaturan mikrotubulus yang menyusun silia dan flagella. Pada sel
tumbuhan, sentrisol tidak berperan penting karena telah diketahui bahwa perlengkapan
pembelahan sel terbentuk tanpa adanya sentrisol atau struktur lain yang tampak dalam
sentrosom. Pada sel hewan, terdapat daerah sumber penyebaran mikrotubul bernama sentrosom
yang bertindak sebagai pusat pengatur mikrotubulus.

Anda mungkin juga menyukai