Anda di halaman 1dari 26

Makalah

PENGANTAR MANAJEMEN PENDIDIKAN


Manajemen Pendidikan
Diajukan sebagai pemenuhan tugas matakuliah
manajemn pendidikan

Oleh Kelompok 1 :
Mika Yola Surbakti
Diana Sinta Uli Tampubolon
Dian Gome Purba

PRODI PENDIDIKAN BAHSA PRANCIS


JURUSAN BAHASA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERRI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
karunia-Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rekayasa Ide ini
untuk memenuhi tugas mata Kuliah Récéption Orale Intermediare Untuk itu kami
penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr.Zulherman,M.M., M.Pd selaku ketua jurusan Bahasa Asing.


2. Ibu Risnavitasari, S.Pd., M.Hum. selaku sekretaris jurusan Bahasa Asing.
3. Ibu Dr. Tengku Ratna Soraya,M.Pd. selaku ketua prodi pendidikan bahasa
Perancis.
4. Monsieur zulherman selaku dosen pengampu mata kuliah pengantar
manajemen pendidikan di kelas reguler A 2017.
5. Teman-teman yang memberikan bantuan langsung atau tidak langsung dalam
pembuatan makalh ini .
6. Orangtua yang tidak bosan bosannya memberikan dana kepada kami.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa
Rekayasa Ide ini kurang sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun di harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
berguna bagi pembacanya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A.   Latar Belakang..............................................................................................................1
B.   Rumusan masalah..........................................................................................................2
C.   Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
B.   TUJUAN DAN MANFAAAT MANAJEMEN PENDIDIKAN....................................6
D.   PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN.....................................................................7
G. MANAJEMEN KELAS................................................................................................10
H. PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN KELAS.................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................................17
A.   SIMPULAN................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk


pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru
yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai
permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta
cara penanggulangannya.Suatu pendidikan dipandang bermutu-diukur dari
kedudukannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan
kebudayaan nasional-adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda
yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian. Untuk itu perlu dirancang
suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran
yang menyenangkan, merangsang dan menantang peserta didik untuk
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik berkembang secara optimal


sesuai dengan bakat dan kemampuannya adalah salah satu prinsip pendidikan
demokratis.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.
Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit.
Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang
mahal, bahkan aturan uu pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu,
negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari

1
2

kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi,


maupun kota dan kabupaten.
Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli
dan berbudaya lingkungan. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang
antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip
dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah
yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
tanggung jawab dan peran; serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus
dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperehensif.

B.   Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan?

2. Apa saja tujuan dan manfaat pendidikan?

3. Apakah fungsi manajemen pendidikan?

4. Apa yang menjadi prinsip manajemen pendidikan?

5. Bagaimana pandangan terhadap manajemen pendidikan?

C.   Tujuan

1. Mengetahui dan memahami Manajemen pendidikan.

2. Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat manajemen pendidikan.

3. Mengerti fungsi manajemen pendidikan.


3

4. Mengetahui prinsip dalam manajemen pendidikan.

5. Mengetahui ruang lingkup manajemen pendidikan.

6. Mengetahui proses manajemen pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Manajemen Pendidikan merupakan suatu cabang ilmu yang usianya relatif


masih muda sehingga tidaklah aneh apabila banyak yang belum mengenal.Istilah
lama yang sering digunakan adalah administrasi.Untuk memperjelas pengertian
manajemen, tampaknya perlu ada penjelasan lain yang lebih bervariasi mengenai
makna manajemen.Manajemen Pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesia
disebutkan bahwa istilah manajemen berasal dari administratie yang berarti tata-
usaha.Dalam pengertian manajemen tersebut, administrasi menunjuk pada pekerjaan
tulis-menulis di kantor.Pengertian inilah yang menyebabkan timbulnya contoh-contoh
keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung, karena manajemen dibatasi
lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis.Pengertian lain dari manajemen berasal
dari bahasa Inggris administration sebagai the management of executive
affairs.Dengan batasan pengertian seperti ini maka manajemen disinonimkan dengan
management suatu pengertian dalam lingkup yang lebih luas (Encyclopedia
Americana, 1978, p. 171).

Dalam pengertian Manajemen Pendidikan ini, manajemen bukan hanya


pengaturan yang terkait dengan pekerjaan tulis-menulis, tetapi pengaturan dalam arti
luas
Selain itu, Manajemen berasal dari kata to manage  yang berarti mengelola.
Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-
fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber
daya yang dimiliki oleh sekolah atau organisasi yang diantaranya adalah manusia,

3
4

uang, metode,  material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis


dalam suatu proses.[ Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik.
Bandung : PT Refika Aditama ]

Pada waktu ini istilah-istilah yang digunakan dalam menunjuk pekerjaan


pelayanan kegiatan adalah manajemen, pengelolaan, pengaturan dan sebagainya,
yang didefinisikan oleh berbagai ahli secara bermacam-macam. Antara lain :

a. Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses


pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. [Hasibuan, Malayu S.P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Bina Rupa Aksara]
b. Stoner, seperti yang dikutip Fachruddin mendefinisikan manajemen sebagai
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi
pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan semua sumber daya organisasi
yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas.
c. Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39), menyatakan bahwa manajemen
merupakan metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-
tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu.
d. Menurut Hilman Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai
tujuan yang sama.

Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh
Mulyani A. Nurhadi adalah sebagai berikut :Manajemen adalah suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok
5

manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan


pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisienDari definisi-
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian manajemen selalu
menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu: 

(a). usaha kerjasama

(b). oleh dua orang atau lebih, dan

(c) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 

Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu usaha kerjasama,
personil yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan
dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut,
yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa manajemen terjadi
dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan oleh seorang
individu.

Jika pengertian Manajemen Pendidikan ini diterapkan pada


usaha pendidikan maka sudah termuat hal-hal yang menjadi objek pengelolaan atau
pengaturan. Lebih tepatnya, definisi Manajemen Pendidikan adalah sebagai berikut :
Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada
usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.Dengan menerapkan definisi tersebut pada usaha pendidikan yang terjadi
dalam sebuah organisasi, maka definisi Manajemen Pendidikan selengkapnya
adalah sebagai berikut :Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok
manusia yang tergabug dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan
6

pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.Lebih lanjut
Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian Manajemen
Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai berikut : (Mulyani A.
Nurhadi, 1983, pp. 2-5)

1. Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari,


oleh dan bagi manusia.

2. Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu


rangkaian kegiatan pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang berbeda
dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
; tujuan kegiatan pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan secara
umum dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu bangsa.

3. Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang


tergabung dalam suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar
tercipta kondisi kerja yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia
yang terlibat dalam kegiatan pendidikan itu.

4. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum
(skala tujuan umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan
(skala tujuan khusus).

5. Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif
dan efisien.

B.   TUJUAN DAN MANFAAAT MANAJEMEN PENDIDIKAN

Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:


7

1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,


efektif, menyenangkan dan bermakna (Pakemb)

2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk


memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

3. Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan


(tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)

4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien

5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas


administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan
manajemen pendidikan)

6. Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan


oleh manajemennya

7. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan


akuntabel

8. Meningkatkan citra positif pendidikan.

C.   FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN


8

Secara umum, manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:


1. Planning
Planning adalah merencanakan atau perencanaan, yang terdiri dari 5 hal, yaitu
Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaimana
melakukannya.

a. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk


mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target.
b. Mengumpulkan dan menganalisa informasi
c. Mengembangkan alternatif-alternatif
d. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-
keputusan.
Jika disimpulkan perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan dan planning adalah sebagai penetapan
tujuan, policy, prosedur, budget, dan program dari sesuatu organisasi.

D.   PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai


berikut :

1. Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan


mekanisme kerja.

2. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab

3. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan


sifat-sifat dan kemampuannya

4. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia


9

5. Relativitas nilai-nilai

Prinsip-prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya
harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai. Tujuan
dirumuskan dengan tepat sesuai dengan arah organisasi, tuntutan zaman, dan nilai-
nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi
dan sasaran-sasaran. Ketiga bentuk tujuan itu harus dirumuskan dalam satu kekuatan
tim yang memiliki komitmen terhadap kemajuan dan masa depan organisasi.
Drucker (1954) melalui MBO (management by objective) memberikan gagasan
prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan dalam
perencanaan. Penerapan pada manajemen pendidikan adalah bahwa kepala dinas
memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional dinas, dan lebih
baik terapat stakeholders untuk merumuskan visi, misi dan objektif dinas pendidikan.
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa, orang tua siswa,
masyarakat dan stakeholders duduk bersama membahas rencana strategis sekolah
dengan mengembangkan tujuh langkah MBO yaitu:

1. Menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai sekolah

2. Menganalisis apakah hasil akhir itu berkaitan dengan tujuan sekolah

3. Berunding menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan

4. Menetapkan kegiatan apa yang tepat untuk mencapai sasaran

5. Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mencapai sasaran

6. Menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan


dipergunakan oleh atasan
10

7. Lakukan monitoring dan buat laporan.

E.  PANDANGAN TERHADAP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Untuk mengkaji lebih dalam tentang manajemen khususnya manajemen pendidikan,


perlu disampaikan pandangan tentang manajemen khususnya manajemen pendidikan:

a. Manajemen sebagai suatu system

Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian
yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

b. Manajemen sebagai suatu proses

Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian


tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen sebagai suatu
proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh
manajer.

c. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah

Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan masalah
yang dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi. Secara
konkrit dalam organisasi pelayanan pendidikan, seperti yang dilakukan di Dinas
11

Pendidikan yaitu, identifikasi masalah à perumusan masalah à dilanjutkan dengan


langkah-langkah pemecahan masalah. Melalui tahapan tersebut diharapkan tercapai
hasil kegiatan secara efektif dan efisien.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada dua alasan mendasar,
mengapa manajemen perencanaan pendidikan diperlukan, yaitu :

a. Untuk mencapai ketuntasan Wajar 9 tahun, manajemen pendidikan


dibutuhkan sebagai kerangka kerjasama untuk mencapai tujuan yaitu
ketercapaian APK sebesar 95% dan juga tujuan institusi pendidikan itu
sendiri.
b. Untuk menyukseskan ketuntasan Wajar 9 Tahun, manajemen pendidikan
diperlukan sebagai proses pemecahan masalah yang dihadapi dalam upaya
pencapaian tujuan.

G. MANAJEMEN KELAS
Pengertian kelas secara umum adalah sekelompok siswa pada waktu yang
bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama pula. Kelas menurut pengertian
umum ini dapat dibedakan atas dua, yaitu kelas dilihat dari segi fisik dan kelas dilihat
dari segi siswa. Menurut Hamalik, kelas adalah suatu kelompok orang men
Pendidikan Manajemen Pendidikan,
12

yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari qunu
Sedangkan menurut Ahmad (1995), kelas merupakan ruangan belajar dan atau
rombongan belajar. Pengertian yang hampir sama menurut Hamiseno (2009) kelas
adalah ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar yang efektif dan
menguntungkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
kemampuan. Kelas merupakan tempat taman belajarf bagi para siswa untuk tumbuh
dan berkembangnya potensi intelektual dan omosional.

Menurut Nawawi, kelas dapat dilihat dari dua sudut, yaitu (a) kelas dalam arti sempit
yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul
ountuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian ini, mengandung
sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat
perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-
masing. (b) kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian
dari masyarakat sekolah, yang merupakan satu kesatuan diorganisir menjadi unit
kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif
untuk mencapai suatu tujuan.

Sedangkan Sulaeman (2009) mengartikan bah sekelompok siswa yang ada pada
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula.
Mengingat kelas tempat yang strategis untuk perkembangan siswa maka hendaknya
dikelola dengan baik sehingga benar-benar merupakan tempat belajar yang nyaman
dan menyenangkan. Pengelolaan kelas inilah yang sering disebut dengan manajemen
kelas. Menurut Sulaeman (2009), manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku
guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan
peserta didik mencapai tujuan belajar secara efesien atau memungkinkan peserta
didik belajar dengan baik. Sedangkan Arikunto (2006), mendefinisikan manajemen
kelas sebagai suatu usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar
mengajar agar dicapai kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar seperti yang diharapkan. Selain itu Muliyasa (2006), mengemukakan bahwa
manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim
13

pembelajaran kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam


pembelajaran. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah:
sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif.
Pengertian yang hampir sama dikemukan oleh Sudirman (dalam Djamaran 2006),
menyatakan bahwa manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan
potensi kelas. Kelas mempunyai peranan dan fungsi tertene dalam menunjang
keberhasilan proses interaksi edukatif, agar memberika kelas dalam arti umum
menunjukkan kepada pengertian dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk
belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara
sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang
belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan
baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai. Untuk itu sebuah kelas yang baik harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (a) rapi, bersih, sehat, tidak lembab, (b)
cukup cahaya yang meneranginya, (c) sirkulasi udara yang baik, (d) perabot dalam
keadaan baik, cukup jumlah dan ditata dengan rapi, dan (e) jumlah siswa tidak lebih
dari 30 orang.

Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu, menurut Arikunto (2004)


yang disarikan dari Wiford A. Weber (1986) menyatakan bahwa manajemen kelas
adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban
suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter), yang terdiri atas
perangkat-perangkat sebagai berikut: (1) seperangkat kegiatan guru untuk
menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi
(pendekatan intimidasi), (2) seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan
kebebasan siswa (pendekatan permisif), (3) seperangkat kegiatan guru untuk
menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/ resep yang telah di
sajikan (pendekatan buku masak), (4) seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan
suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan
14

dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional), (5) seperangkat kegiatan guru


untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan
mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah
laku), (6) seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal
yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim
sosioemosional), dan (7) seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan
organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem sosial).

H. PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN KELAS

Menurut Suparta, dkk (2002), manajemen kelas adalah usaha guru untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat
berlangsung dengan berhasil. Menurut Fathurrohman (2007) dalam pengertian yang
lain dikemukakan bahwa manajemen kelas merupakan 7 Manajemen Pendidikan

1. Peranan guru dalam manajemen kelas Dalam melaksanakan tugasnya,

guru memainkan berbagai peran agar tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana.
Adapu peran guru tersebut antara lain:

a. Guru sebagai Pendidik

Guru merupakan pendidik yang menjadi contoh, tokoh dan panutan bagi para peserta
didik, dan lingkungan. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Berkaitan
tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta memahami nilai-nilai, norma moral,
dan sosial, serta berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai-nilai dan norma
tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam
pembelajaran di sekolah, dan di dalam kehidupan bermasyarakat.
15

b. Guru sebagai pengajar

Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dan dengan guru, kemampuan verbal, tingkat
kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-
faktor tersebut dipenuhi, maka proses pembelajaran peserta didik akan
menyenangkan dan diharapkan hasil yang dituju dapat tercapai dengan baik.

c. Guru sebagai pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan


pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan
tersebut. Dalam hal ini, istilah perjalanan (proses pembelajaran peserta didik) tidak
hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral,
dan spiritual yang kompleks. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan
secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang ditempuh dengan
menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Jika hal tersebut dilaksanakan oleh guru
diharapkan proses perjalanan atau pembelajaran peserta didik akan berjalan dengan
baik dan akan sampai kepada tujuan yang ingin dicapai.

d. Guru sebagai pelatih Dalam proses pembelajaran, ada tiga ranah yang akan kuasai
peserta didik, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. pembelajarannya
memerlukan latihan keterampilan baik intelektual, sikap maupun motorik, sehingga
menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Pelatihan dilakukan, disamping harus
memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus memperhatikan
perbedaan individual peserta didik dan lingkungan. Untuk itu, guru harus mengetahui
berbagai hal baik melalui proses pendidikan atau latihan maupun berdasarkan
pengalaman, meskipun tidak mencakup semua hal secara sempurna, kerena hal itu
tidaklah mungkin. Dalam proses pendidikan dan

e. Guru sebagai penasehat Guru adalah sebagai penasehat bagi peserta didiknya.
Bahkan bagi orang tua peserta didik, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus
16

sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati
orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat
keputusan, dan dalam prosesnya akan bertanya atau berdiskusi kepada guru sebagai
orang kepercayaannya.

f. Guru sebagai pembaharu

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang lebih
bermakna bagi peserta didik. Kelebihan manusia diciptakan Tuhan adalah
kemampuan untuk belajar dari pengalaman orang lain. Kita menyadari bahwa
manusia normal dapat menerima pendidikan, dengan memiliki kesempatan yang
cukup, ia dapat mengambil bagian dari pengalaman yang bertahun-tahun, proses

belajar serta prestasi manusia dan mewujudkan yang terbaik dalam kepribadian yang
unik dalam jangka waktu tertentu. suatu g.

Guru sebagai model dan teladan

Sebagai teladan, tentu saja peribadi dan apa saja yang dilakukan guru akan mendapat
sorotan peserta didik serta orang lain di sekitar lingungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru. Seperti: (1) Sikap dasar, postur yang akan nampak dalam
masalah-masalah penting, keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran,
hubungan antara manusia, agama pekerjaan permainan dan diri, (2) Bicara dan gaya
bicara, penggunaan bahasa sebagi alat berfikir, (3) Kebiasaan bekerja, gaya seseorang
yang dalam bekerja yang turut mewarnai kehidupannya, (4) Sikap melalui
pengalaman dan kesalahan, hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak
mungkinnya terbebas dari kesalahan. pengertian

h. Guru sebagai pribadi

Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki


kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ujian berat dalam hal ini adalah
bagaimana mengendalikan emosi. Sebagai pribadi yang hidup ditengah-tengah
17

masyarakat, guru perlu memiliki kemampuan berbaur dengan masyarakat antara lain
melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan.

i. Guru sebagai peneliti

Pembelajaran adalah seni yang dalam pembelajarannya memerlukan penyesuaian-


penyesuaian dengan kondisi lingkungan. berbagai penelitian, yang didalamnya
melibatkan guru. Oleh karena itu guru harus selalu aktif sebagai pribadi yang mencari
tahu melalui berbagai penelitian. Untuk itu diperlukan

j. Guru sebagai pendorong

kreativitas Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan
guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreativitas tersebut.
Kreativitas merupakan suatu yang bersifat universal. Kreativitas ditandai oleh adanya
kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan
seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

k. Guru sebagai pembangkit

pandangan Dunia ini panggung sandiwaran yang penuh dengan berbagai kisah mulai
dari kisah nyata sampai yang direkanyasa. Dalam hal ini guru dituntut untuk
memberikan dan memelihara pandangan tentang peserta didiknya. Mengenban fungsi
ini guru harus trampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur,
sehinggaa setiap langkah dari proses pendididkan yang dikelolanya dilaksanakan
untuk menunjang fungsi ini. Guru sadar bahwa dirinya tidak dapat menbangkitkan
pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika dirinya sendiri tidak
memilikinya, Oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang hakikat
manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran Allah.

I. Guru sebagai pekerjaan rutin

Guru bekerja dengan ketrampilan dan kebiasaan tertentu serta kegiatan rutin yang
amat diperlukan dan sering kali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan
dengn baik, maka akan dapat mengurangi atau merusak keefektivan guru pada semua
18

peranannya. Disamping itu, jika kegiatan rutin tersebut tidak disukai, sudah tentu
dapat merusak dan merubah sikap umumnya terhadap pembelajaran. Sebagai contoh,
dalam setiap kegiatan pembelajaran guru harus melakukan persiapan tertulis, jika
guru membenci atau tidak menyenangi tugas ini maka akan merusak proses
pembelajaran m.

2. Tugas guru dalam manajemen kelas

Menurut Djamarah dan Zain (2010:173) Manajemen kelas merupakan masalah


tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai
tujuan pengajaran secara efesien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Menurut
Mulyasa, (2005:35) Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta
didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Tak ada guru, tidak ada
pendidikan, tidak ada pendidikan tidak ada proses pencerdasan, tanpa proses
pencerdasan yang bermakna, Statemen ini bermakna bahwa proses peradaban dan
pemanusiaan akan lumpuh tanpa kehadiran guru dalam mentransformasikan proses
pembelajaran anak bangsa. Tugas guru sangat penting dalam pendidikan. Baik
buruknya suatu pendidikan dipengaruhi oleh bagaimana seorang guru dapat
menyampaikan atau mengajarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai kehidupan yang
mampu membawa peserta didik
19
BAB III
PENUTUP

A.   SIMPULAN

Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang


berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug
dalam organisasi pendidikan yang dilakukan dengan usaha bersama secara efektif dan
efisien., untuk mendayagunakan semua sumber dan potensi yang ada demi
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:

1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,


efektif, menyenangkan dan bermakna (Pakemb)

2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk


memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

3. Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan


(tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)

4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien

5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas


administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan
manajemen pendidikan)

17
18

DAFTAR PUSTAKA
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/18/pengertian-manajemen-
pendidikan/

http://belajarpsikologi.com/pengertian-manajemen-pendidikan/

https://www.kompasiana.com/nurinawati/manajemen-
pendidikan_55006103a33311e572510ac3
19

Anda mungkin juga menyukai