Oleh Kelompok 1 :
Mika Yola Surbakti
Diana Sinta Uli Tampubolon
Dian Gome Purba
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
karunia-Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rekayasa Ide ini
untuk memenuhi tugas mata Kuliah Récéption Orale Intermediare Untuk itu kami
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa
Rekayasa Ide ini kurang sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun di harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
berguna bagi pembacanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
B. TUJUAN DAN MANFAAAT MANAJEMEN PENDIDIKAN....................................6
D. PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN.....................................................................7
G. MANAJEMEN KELAS................................................................................................10
H. PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN KELAS.................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................................17
A. SIMPULAN................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
A. PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
3
4
Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh
Mulyani A. Nurhadi adalah sebagai berikut :Manajemen adalah suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok
5
Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu usaha kerjasama,
personil yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan
dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut,
yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa manajemen terjadi
dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan oleh seorang
individu.
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.Lebih lanjut
Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian Manajemen
Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai berikut : (Mulyani A.
Nurhadi, 1983, pp. 2-5)
4. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum
(skala tujuan umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan
(skala tujuan khusus).
5. Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
5. Relativitas nilai-nilai
Prinsip-prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya
harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai. Tujuan
dirumuskan dengan tepat sesuai dengan arah organisasi, tuntutan zaman, dan nilai-
nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi
dan sasaran-sasaran. Ketiga bentuk tujuan itu harus dirumuskan dalam satu kekuatan
tim yang memiliki komitmen terhadap kemajuan dan masa depan organisasi.
Drucker (1954) melalui MBO (management by objective) memberikan gagasan
prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan dalam
perencanaan. Penerapan pada manajemen pendidikan adalah bahwa kepala dinas
memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional dinas, dan lebih
baik terapat stakeholders untuk merumuskan visi, misi dan objektif dinas pendidikan.
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa, orang tua siswa,
masyarakat dan stakeholders duduk bersama membahas rencana strategis sekolah
dengan mengembangkan tujuh langkah MBO yaitu:
Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian
yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan masalah
yang dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi. Secara
konkrit dalam organisasi pelayanan pendidikan, seperti yang dilakukan di Dinas
11
G. MANAJEMEN KELAS
Pengertian kelas secara umum adalah sekelompok siswa pada waktu yang
bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama pula. Kelas menurut pengertian
umum ini dapat dibedakan atas dua, yaitu kelas dilihat dari segi fisik dan kelas dilihat
dari segi siswa. Menurut Hamalik, kelas adalah suatu kelompok orang men
Pendidikan Manajemen Pendidikan,
12
yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari qunu
Sedangkan menurut Ahmad (1995), kelas merupakan ruangan belajar dan atau
rombongan belajar. Pengertian yang hampir sama menurut Hamiseno (2009) kelas
adalah ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar yang efektif dan
menguntungkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
kemampuan. Kelas merupakan tempat taman belajarf bagi para siswa untuk tumbuh
dan berkembangnya potensi intelektual dan omosional.
Menurut Nawawi, kelas dapat dilihat dari dua sudut, yaitu (a) kelas dalam arti sempit
yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul
ountuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian ini, mengandung
sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat
perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-
masing. (b) kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian
dari masyarakat sekolah, yang merupakan satu kesatuan diorganisir menjadi unit
kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif
untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan Sulaeman (2009) mengartikan bah sekelompok siswa yang ada pada
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula.
Mengingat kelas tempat yang strategis untuk perkembangan siswa maka hendaknya
dikelola dengan baik sehingga benar-benar merupakan tempat belajar yang nyaman
dan menyenangkan. Pengelolaan kelas inilah yang sering disebut dengan manajemen
kelas. Menurut Sulaeman (2009), manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku
guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan
peserta didik mencapai tujuan belajar secara efesien atau memungkinkan peserta
didik belajar dengan baik. Sedangkan Arikunto (2006), mendefinisikan manajemen
kelas sebagai suatu usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar
mengajar agar dicapai kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar seperti yang diharapkan. Selain itu Muliyasa (2006), mengemukakan bahwa
manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim
13
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara
sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang
belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan
baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai. Untuk itu sebuah kelas yang baik harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (a) rapi, bersih, sehat, tidak lembab, (b)
cukup cahaya yang meneranginya, (c) sirkulasi udara yang baik, (d) perabot dalam
keadaan baik, cukup jumlah dan ditata dengan rapi, dan (e) jumlah siswa tidak lebih
dari 30 orang.
Menurut Suparta, dkk (2002), manajemen kelas adalah usaha guru untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat
berlangsung dengan berhasil. Menurut Fathurrohman (2007) dalam pengertian yang
lain dikemukakan bahwa manajemen kelas merupakan 7 Manajemen Pendidikan
guru memainkan berbagai peran agar tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana.
Adapu peran guru tersebut antara lain:
Guru merupakan pendidik yang menjadi contoh, tokoh dan panutan bagi para peserta
didik, dan lingkungan. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Berkaitan
tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta memahami nilai-nilai, norma moral,
dan sosial, serta berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai-nilai dan norma
tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam
pembelajaran di sekolah, dan di dalam kehidupan bermasyarakat.
15
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dan dengan guru, kemampuan verbal, tingkat
kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-
faktor tersebut dipenuhi, maka proses pembelajaran peserta didik akan
menyenangkan dan diharapkan hasil yang dituju dapat tercapai dengan baik.
d. Guru sebagai pelatih Dalam proses pembelajaran, ada tiga ranah yang akan kuasai
peserta didik, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. pembelajarannya
memerlukan latihan keterampilan baik intelektual, sikap maupun motorik, sehingga
menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Pelatihan dilakukan, disamping harus
memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus memperhatikan
perbedaan individual peserta didik dan lingkungan. Untuk itu, guru harus mengetahui
berbagai hal baik melalui proses pendidikan atau latihan maupun berdasarkan
pengalaman, meskipun tidak mencakup semua hal secara sempurna, kerena hal itu
tidaklah mungkin. Dalam proses pendidikan dan
e. Guru sebagai penasehat Guru adalah sebagai penasehat bagi peserta didiknya.
Bahkan bagi orang tua peserta didik, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus
16
sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati
orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat
keputusan, dan dalam prosesnya akan bertanya atau berdiskusi kepada guru sebagai
orang kepercayaannya.
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang lebih
bermakna bagi peserta didik. Kelebihan manusia diciptakan Tuhan adalah
kemampuan untuk belajar dari pengalaman orang lain. Kita menyadari bahwa
manusia normal dapat menerima pendidikan, dengan memiliki kesempatan yang
cukup, ia dapat mengambil bagian dari pengalaman yang bertahun-tahun, proses
belajar serta prestasi manusia dan mewujudkan yang terbaik dalam kepribadian yang
unik dalam jangka waktu tertentu. suatu g.
Sebagai teladan, tentu saja peribadi dan apa saja yang dilakukan guru akan mendapat
sorotan peserta didik serta orang lain di sekitar lingungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru. Seperti: (1) Sikap dasar, postur yang akan nampak dalam
masalah-masalah penting, keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran,
hubungan antara manusia, agama pekerjaan permainan dan diri, (2) Bicara dan gaya
bicara, penggunaan bahasa sebagi alat berfikir, (3) Kebiasaan bekerja, gaya seseorang
yang dalam bekerja yang turut mewarnai kehidupannya, (4) Sikap melalui
pengalaman dan kesalahan, hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak
mungkinnya terbebas dari kesalahan. pengertian
masyarakat, guru perlu memiliki kemampuan berbaur dengan masyarakat antara lain
melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan.
kreativitas Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan
guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreativitas tersebut.
Kreativitas merupakan suatu yang bersifat universal. Kreativitas ditandai oleh adanya
kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan
seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
pandangan Dunia ini panggung sandiwaran yang penuh dengan berbagai kisah mulai
dari kisah nyata sampai yang direkanyasa. Dalam hal ini guru dituntut untuk
memberikan dan memelihara pandangan tentang peserta didiknya. Mengenban fungsi
ini guru harus trampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur,
sehinggaa setiap langkah dari proses pendididkan yang dikelolanya dilaksanakan
untuk menunjang fungsi ini. Guru sadar bahwa dirinya tidak dapat menbangkitkan
pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika dirinya sendiri tidak
memilikinya, Oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang hakikat
manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran Allah.
Guru bekerja dengan ketrampilan dan kebiasaan tertentu serta kegiatan rutin yang
amat diperlukan dan sering kali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan
dengn baik, maka akan dapat mengurangi atau merusak keefektivan guru pada semua
18
peranannya. Disamping itu, jika kegiatan rutin tersebut tidak disukai, sudah tentu
dapat merusak dan merubah sikap umumnya terhadap pembelajaran. Sebagai contoh,
dalam setiap kegiatan pembelajaran guru harus melakukan persiapan tertulis, jika
guru membenci atau tidak menyenangi tugas ini maka akan merusak proses
pembelajaran m.
A. SIMPULAN
17
18
DAFTAR PUSTAKA
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/18/pengertian-manajemen-
pendidikan/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-manajemen-pendidikan/
https://www.kompasiana.com/nurinawati/manajemen-
pendidikan_55006103a33311e572510ac3
19