2 Juli 2017
ABSTRACT
People around the Park Tour (PT) Sibolangit develop many HHNK on land owned.
Therefore, this study aims to: (1) find out the types of NTFPs most used by the community,
(2) to know the value of HHNK products, (3) to know the contribution of HHNK to the income
of the community. This research was conducted by survey method and conducted in two
selected villages namely Sembahe Village and Bengkurung Village, Sibolangit Sub-district,
Deli Serdang Regency. Communities in both research sites developed and utilized HHNK
such as pecan, petai, duku, durian, jengkol, mangosteen, areca nut, nira (aren) water,
ginger, temulawak, and others. Most of these HHNK are commercial (sold). HHNK that has
the greatest potential of water sap. The economic value of HHNK in Sembahe village
reaches Rp. 967.529.300 / year or accounted for about 57.28% of total family income. While
the economic value of HHNK in Bengkurung village reached Rp 509,180,000 / year or
accounted for about 65.57% of total household income.
149
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
getah, daun, kulit, buah dan lain-lain Taman Wisata (TW) Sibolangit
atau berupa tumbuhan-tumbuhan yang sebagai kawasan konservasi memiliki
memiliki sifat khusus seperti rotan, keragaman flora dan fauna. Dalam
bambu dan lain-lain. konsep konservasi yang diinginkan
Taman Wisata (TW) Sibolangit adalah pelestraian dan pemanfaatan.
merupakan salah satu taman wisata di Selama ini pengelolaan hutan Sibolangit
Propinsi Sumatera Utara yang kaya telah memberikan manfaat yang cukup
akan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan besar khususnya dalam pengaturan tata
(flora). Jenis flora tersebut bukan hanya air (Balai Konservasi Sumberdaya Alam
sekedar untuk koleksi, melainkan juga I Medan, 1999). Sedangkan manfaat
memberikan kontribusi yang sangat bagi masyarakat sekitar adalah
penting bagi keperluan ilmu memanfaatkan hasil sampingan pohon
pengetahuan dan pendidikan (sebagai misal getah, daun, kulit, buah dan lain-
laboratorium alam) serta pengembangan lain atau tumbuhan yang memiliki sifat
pariwisata (rekreasi). Oleh karenanya khusus yang dapat dimanfaatkan atau
pada tahun 1980 berdasarkan Surat lebih dikenal dengan memanfaatkan
Keputusan Menteri Pertanian No. hasil hutan non kayu (HHNK). HHNK
636/Kpts/Um/9/1980 ditetapkan menjadi yang sudah diteliti dari kawasan Tahura
kawasan Taman Wisata Sibolangit adalah tumbuhan obat dan aromatika.
(yang sebelumnya sebagai Cagar Alam Batubara dan Afifuddin (2010)
Sibolangit) seluas lebih kurang 24,85 Ha menyatakan jenis tumbuhan obat dan
(Balai Konservasi Sumberdaya Alam I aromatika yang dimanfaatkan oleh
Medan, 1999). Selain untuk kepentingan masyarakat sekitar Tahura Bukit Barisan
pendidikan dan pariwisata TW ada 133 jenis. Bagaimana dengan
Sibolangit juga menjadi sumber HHNK yang lain? Pada dasarnya
penghidupan masyarakat yang tanaman HHNK ini dapat membantu
bernaung di sekitarnya yaitu dengan pendapatan masyarakat sekitar hutan.
memanfaatkan (mengambil) hasil hutan Berdasarkan hal di atas maka
non kayu yang disekitar kawasan perlu dilakukan kajian untuk mengetahui
tersebut. jenis-jenis HHNK yang biasa
dimanfaatkan oleh masyarakat desa
Perumusan Masalah sekitar TW Sibolangit, mengetahui
150
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
151
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
hutan per jenis barang per tahun, masyarakat sangat beragam ada yang
persentase nilai ekonomi persentase bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
nilai ekonomi, pendapatan total, mereka sendiri (kebutuhan sehari-hari)
pendapatan dari dalam hutan dan luar dan ada juga yang dijual untuk
hutan, dan kontribusi pemanfaatan hasil menambah pendapatan rumah tangga
hutan. mereka. Pemungutan hasil hutan non
kayu pada umumnya merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN kegiatan tradisional dari masyarakat
A. Jenis-jenis Hasil Hutan Non Kayu yang berada disekitar hutan, bahkan di
(HHNK) yang Berpotensi Secara beberapa tempat, kegiatan pemungutan
Ekonomi dan Dimanfaatkan hasil hutan non kayu merupakan
Masyarakat kegiatan utama sebagai sumber
HHNK yang dimanfaatkan oleh kehidupan masyarakat sehari-hari
masyarakat pada dua desa penelitian (Dephut, 2002). Jenis hasil hutan yang
merupakan tanaman warisan turun dimanfaatkan di Desa Sembahe dan
temurun dari nenek moyang mereka. Desa Bengkurung dapat dilihat pada
Hasil hutan yang dimanfaatkan oleh Tabel 1.
Tabel 1. Jenis HHNK yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sembahe dan
Desa Bengkurung
Responden yang Memanfaatkan (orang)
No Nama Desa Desa
% %
Sembahe Bengkurung
1 Kemiri (Aleurites moluccana) 10 33,33 19 63,33
2 Petai (Parkia speciosa) 18 60,00 - -
3 Durian (Durio zibethinus) 18 60,00 8 26,67
4 Jengkol (Pithecollobium jiringa) 10 33,33 - -
5 Kunyit (Curcuma domestica) 6 20,00 - -
6 Air Aren/air nira (Arenga pinnata) 6 20,00 13 43,33
7 Jahe (Zingeber officinale) 5 16,66 - -
8 Pinang (Areca catechu) 13 43,33 15 50,00
9 Manggis (Garcinia mangostana) 16 53,33 4 13,33
10 Temulawak(Curcuma xanthorrhiza) 3 10,00 - -
11 Asam Gelugur (Garcinia atroviridis) 13 43,33 - -
12 Rumbia (Metroxylon sp) 10 33,33 - -
13 Patikala 15 50,00 - -
14 Langsat (Lansium domesticum) 13 43,33 - -
15 Rambe - - 5 16,67
16 Duku (Lansium domesticum) 6 20 6 20,00
152
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
153
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
154
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
155
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
Harga
No Jenis HHNK Satuan TP NE (Rp) % NE
(Rp)
1 Kemiri kg 9180 5.500 50.490.000 5,22 %
2 Petai ikat 4578 18.000 80.604.000 8,33 %
3 Durian buah 21977 4.500 98.896.500 10,22 %
4 Jengkol kg 1550 2.600 4.030.000 0,42 %
5 Kunyit kg 230 5.000 1.150.000 0,12 %
6 Air nira liter 22356 1.300 29.062.800 3,00 %
7 Jahe kg 10500 14.000 147.000.000 15,19 %
8 Pinang kg 14480 6.300 91.224.000 9,43 %
9 Manggis kg 16605 18.000 298.890.000 30,89 %
10 Temulawak kg 700 1.500 1.050.000 0,11 %
11 Asam Gelugur kg 15130 1.200 18.156.000 1,88 %
12 Rumbia kg 654 45.000 29.430.000 3,04 %
13 Patikala kg 20880 5.000 59.400.000 6,14 %
14 Langsat kg 9059 4.000 36.236.000 3,75 %
15 Duku kg 3130 7.000 21.910.000 2,26 %
Jumlah 967.529.300 100 %
Keterangan:
TP = Total Pengambil (Unit/tahun)
NE= Nilai Ekonomi
Jenis Harga
No Satuan TP NE (Rp) % NE
HHNK (Rp)
1 Air Nira Liter 17400 1750 390.600.000 72.06%
2 Duku Kg 1990 10000 19.900.000 3.67%
3 Durian Biji 2300 5000 11.500.000 2.12%
4 Manggis Kg 6410 10000 61.400.000 11.33%
5 Petai Ikat 1750 15000 25.500.000 4.70%
6 Rambai Kg 9100 1500 13.650.000 2.52%
7 Kemiri Kg 2800 5000 13.800.000 2.54%
8 Pinang kg 710 8000 5.680.000 1.05%
Total 542.030.000 100%
Keterangan:
TP = Total Pengambil (Unit/tahun)
NE= Nilai Ekonomi
156
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
157
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
158
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
Sumber Jumlah
pengeluaran karena mendiskripsikan
No Presentase
Pendapatan (Rp) jumlah orang yang terlibat dalam
1 Buruh Tani 75.600.000 10,47 %
2 Wirausaha 262.400.000 36,36 % kegiatan pengolahan lahan, apalagi jika
3 Peternak 6.000.000 0,83 %
4 Agen 16.000.000 2,22 % lahannya luas.
5 Pengayam 7.040.000 1,0 %
6 Pertanian 330.466.000 45,80 % Dengan membandingkan
7 PNS 24.000.000 3,32 %
pendapatan masyarakat dari HHNK
Jumlah 721.506.000 100 %
(sebesar Rp. 910.568.300) dengan
Pendapatan rumah tangga yang
pendapatan masyarakat dari luar HHNK
diperoleh dari pemanfaatan hasil hutan
sebesar Rp. 721.506.000,/tahun, maka
bukan kayu oleh masyarakat Sembahe
kita dapat melihat bahwa pendapatan
dapat dilihat pada Lampiran 2.6.
yang terbesar diperoleh dari pendapatan
Pendapatan bersih masyarakat dari
HHBK dengan selisih sebesar Rp.
HHNK diperoleh dari pengurangan
189.062.300. Rincian pendapatan ini
antara pendapatan kotor hasil hutan
dan besarnya kontribusi masing-masing
bukan kayu dengan pengeluaran dalam
pendapatan dapat dilihat pada Lampiran
pengolahan lahan. Pendapatan kotor
2.7.
dari pengolahan hasil hutan bukan kayu
Total pendapatan masyarakat di
merupakan penjumlahan dari nilai
Desa Sembahe dari HHNK dan dari luar
ekonomi masing-masing hasil hutan
HHNK dapat mencapai Rp.
bukan kayu yang dimanfaatkan oleh
1.632.047.300,-/tahun. Hasil
masing-masing responden.
menunjukkan bahwa pendapatan
Pengeluaran dari pengolahan
masyarakat dari pemanfaatan HHNK
HHNK, dikeluarkan oleh masing-masing
mencapai sebesar Rp. 910.568.300,-
responden. Pengeluaran ini dapat
/tahun atau sekitar 55,79%. Sementara
berupa upah tenaga kerja dan
pendapatan masyarakat dari luar hasil
penyemprotan. Petani di desa Sembahe
hutan bukan kayu hanya sebesar Rp.
pada umumnya menggunakan tenaga
721.506.000,/tahun atau sekitar 44,21%.
kerja keluarga dalam pengolahan hasil
Sedangkan untuk Desa
hutan bukan kayu untuk mengurangi
Bengkurung, berdasarkan hasil
pengeluaran biaya terhadap tenaga
159
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
Sumber Jumlah
ketergantungan yang besar terhadap
No Presentase
Pendapatan (RP) HHNK, hal ini dikarenakan HHNK terus
1 Wirausaha 46.100.000 18.05%
Buruh tani 39.000.000 15.27% berproduksi setiap tahunnya, dan
2
3 Peternakan 5.500.000 2.15% apabila kebutuhan akan HHNK dari
4 Pertanian 140.440.000 55.00%
pihak konsumen meningkat maka harga
5 PNS 24.300.000 9.51%
Total 255.340.000 100% jual juga cenderung meningkat.
Berdasarkan penelitian yang
Hasil ini menunjukkan bahwa dilakukan Ngakan, dkk., (2006), HHNK
pemanfaatan HHNK memberikan merupakan sumberdaya alam yang
kontribusi yang nyata terhadap paling bernilai dari hutan bagi
pendapatan masyarakat Desa masyarakat yang berada di sekitar
Bengkurung. Hal ini terlihat jelas bahwa hutan. Selain nilai ekonominya yang
pendapatan dari HHNK lebih besar jauh lebih besar dari kayu, pemungutan
dibandingkan dengan hasil dari luar HHNK tidak menyebabkan kerusakan
160
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
161
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 2 Juli 2017
Affandi, O. dan Patana, P., 2002. Penelitian Suparmoko, M dan Maria Ratnaningsih.
Perhitungan Nilai Ekonomi 2000. Ekonomika Lingkungan Edisi
Pemanfaatan Hasil Hutan Non- Pertama BPFE. Yokyakarta
Marketable oleh Masyarakat Desa
Sekitar Hutan. USU, Medan.
162