Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK LABORATORIUM

PRAKTIKUM 7

ALAT PERAGA

OLEH

ENDI NURSAPIKKA

F1071131013

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2014
Praktikum 7

Alat Peraga

A. PENDAHULUAN

Kurangnya jumlah buku paket yang tersedia di sekolah merupakan hambatan


yang cukup berarti bagi siswa, terutama untuk keperluan belajar di rumah. Guru
tidak bisa sepenuhnya mengandalkan pemberi catatan kepada siswa sebagai ganti
buku paket karena pemberian catatan akan memakan banyak waktu di kelas.
Pemberian catatan akan lebih memakan waktu bila siswa masih belum lancar
menulis.
Bergulirnya Kurikulum masa depan yaitu kurikulum berbasis Kompetensi
atau KBK, pada dasarnya harus menjadi tantangan bagi semua pihak melakukan
beberapa persiapan dan pembenahan, diantaranya dalam mempersiapkan desain
dan inovasi-inovasi dibidang sumber belajar, media pembelajaran dan alat peraga.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya terutama pada tahap pengenalan dan
pemetaan dari ketiga konsep ini, yaitu sumber belajar, media pembelajaran dan
alat peraga, kadang kali masih simpang siur. Untuk itu pada awal pembicaraan ini
penulis akan memulainya dengan salah satu ilustrasi yang mungkin bisa membawa
menjadi bahan diskusi kita untuk kembali melakukan analisis secara lebih cermat.
Oleh sebab itu, dunia pendidikan sangat erat hubungannya dengan alat
peraga. Hampir semua bidang studi membutuhkan alat peraga yang digunakan
untuk menjelaskan tentang detail sebuah teori, anatomi, dll. Khusus untuk alat
peraga anatomi memang sengaja dibuat sedemikian rupa mirip dengan anatomi
yang asli. Sedangkan untuk alat peraga bidang studi fisika biasanya dibuat dengan
tujuan supaya sebuah teori bisa dengan jelas diterima oleh anak didik.
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan
tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien
Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar.Alat
peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik.
Penyediaan perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan
siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa belajar. (Sudjana, 2002).
The trainee teacher basically must contribute to the training programme of the
individual with a view to his integration into a given society and teach new ideas,
facts and techniques to a specific school students. If students are more accustomed
to technology, audio-visual materials play a greater role in the classroom. Students
learn in a variety of different ways, so the use of audio-visual components will
help improve the learning environment. Audio-visual aids in teaching a major role
to play in the modern classroom, but too much technology can actually hinder
learning. The personal relationship between trainee teacher and students is
ultimately more important and rewarding in a brick and mortar classroom
(Topkara &Naikb, 2012 : Vol 1. Pg 124).

Alat peraga diartikan sebagai alat (benda) yang digunakan untuk


memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih
nyata/konkrit. Secara umum pengertian alat peraga didefinisikan sebagai benda
atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jika
benda atau alat tersebut digunakan untuk pembelajaran IPA, benda atau alat itu
disebut sebagai alat peraga IPA. Regional Education Centre of Science and
Mathematic (RECSAM), mengelompokkan alat IPA sebagai berikut :

1. Alat praktik, adalah suatu alat atau set alat yang digunakan secara langsung
untuk membentuk suatu konsep. Contoh alat praktik IPA: thermometer
digunakan untuk menanamkan konsep suhu dan kalor; tabung reaksi digunakan
untuk mereaksikan zat kimia dalam bentuk larutan/cair, padatan/serbuk, atau gas;
generator gas digunakan untuk membuat gas-gas tertentu. Alat praktik IPA jika
jumlahnya banyak digunakan untuk kegiatan praktikum dan eksperimen, jika
jumlahnya sedikit digunakan untuk demonstrasi.

2. Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan


memahami suatu konsep secara tidak langsung. Alat yang termasuk ke dalam
kelompok alat peraga ini ialah model dan carta.

Contoh Model:

 Model turbin uap, untuk memudahkan pemahaman siswa tentang prinsip kerja
turbin dalam menggerakkan generator listrik.
 Model alat penyaringan air, untuk menjelaskan proses penyaringan air kotor
hingga diperoleh air bersih.

Contoh Carta:

 Daftar Sistem Periodik Unsur-Unsur secara tidak langsung untuk


menjelaskan nama, simbol, wujud (padat, cair, gas, logam, bukan
logam,metalloid).
 Daur air, secara tidak langsung untuk menjelaskan siklus air di alam.
Dikatakan tidak langsung karena penggunaan model, carta, dan poster dalam
pembelajaran berbeda perannya dengan alat praktik.

Model, carta dan poster digunakan untuk menjelaskan suatu konsep tanpa adanya
kegiatan praktik.

3. Alat pendukung, adalah alat yang sifatnya mendukung jalannya percobaan/


eksperimen IPA atau kegiatan pembelajaran yang lainnya. Contoh alat yang
termasuk kelompok ini ialah pembakar spiritus, papan flanel, papan tulis, OHP,
selang, prop karet/gabus, komputer, dan sebagainya (Lubis, 1993).
Dengan adanya media pendidikan diharapkan bahwa penyajian materi belajar
lebih jelas tidak bersifat verbalistis. Adanya contoh-contoh yang menarik berupa
fakta, data, gambar, grafik, foto atau video dengan atau tanpa suara menjadikan
kegiatan belajar menjadi lebih menarik. Bahan-bahan dapat disajikan dengan suatu
rangkaian peristiwa yang disederhanakan atau diperkaya sehingga kegiatan belajar
tidak merupakan uraian yang membosankan siswa.
Penggunaan media juga akan mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan
kemampuan indera. Hal ini dimungkinkan karena objek yang terlalu besar dapat
lebih dibuat lebih kecil dalam bentuk foto, gambar atau model. Sementara untuk
objek yang terlalu kecil untuk diamati dapat diperbesar 80 dengan menggunakan
alat bantu proyeksi. Demikian juga dengan gerak atau suatu proses yang terlelu
cepat atau terlalu lambat dapat diatasi dengan mengatur kecepatan penampilannya
di kelas. Berbagai kejadian masa lalu, peristiwa yang berbahaya atau peristiwa
langka yang sudah terekam dalam suatu film dapat ditampilkan pada saat kapan
saja (Adiyuwana, 1982).

Pada dasarnya baik sumber belajar, media maupun alat peraga memiliki esensi
penting jika ketiganya diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Di mana esensi
pentingnya adalah informasi. Jadi informasi yang terkandung, yang melalui, yang
diolah, atau yang disampaikan, semuanya akan mempengaruhi daya dukung
keberhasilan ketiganya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dimaksud. Dengan kata lain ketiganya harus memperhatian karakteristik dari
informasi itu sendiri, yaitu:

 Dimensi Accessibility ( Daya Jangkau/Akses Informasi)

Informasi yang terdapat, atau dimuat dalam sumber belajra, media dan alat
mestinya memperhatikan daya jangkau. Hal ini menjadi masukan bagi
pendidikan bagaimana mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber
belajara media dan alat peraga agar informasi pembelajaran dapat mencapai
kualitas akses yang optimal.
 Dimensi Speed (Kecepatan Informasi)

Penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar, media dan alat pera setidaknya
harus mampu menambah atau membantu atau menjembatani karakteristik
informasi yang cepat, akan tetapi mampu didengan cepat pula difahami oleh
peserta didik dengan cepat pula.

 Dimensi Amount (Jumlah/ Kuantitas Informasi)

Keluasan dan varisi informasi pembelajaran yang menyulitkan siswa untuk


memahaminya, maka diperlukan pula sumber, media, dan alat peraga yang
mampu menampungnya. Dengan demikian serumit apapun informasi
pembelajran tertentu, maka dengan adanya penggunaan dan pemanfaatan
sumber belajar, media dan alat peraga yang mendukung, maka informasi
tersebut akan bisa diterima peserta didik dengan sistematis.

 Dimensi Cognitive Effectiveness (Keefektifan Memperoleh Pengetahuan)

Informasi yang tepat, sesuai dengan objek yang dipelajari maka pencapaian
pengetahuan yang dibutuhkan akan dengan efektif dicapai melalui
pemanfaatan sumber belajar, media dan alat peraga. Kecenderungan informasi
yang bersifat kognitif akan kongkrit dan lebih bermakna jika menggunakan
sumber belajar, media atau alat peraga yang kongkrit.

 Dimensi Relevance (Kesesuaian Informasi)

Informasi pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa akan lebih bermakna


dan akan lebih lama tersimpan dalam memori peserta didik. Hal ini terutama
akan cepat terwujud jika informasi tersebut diperolehnya melalui pancaindera
baik visual, pendengaran maupun perabaan. Dalam kaitannya dengan hal
tersbeut, maka sumber belajar, media dan alat peraga yang digunakan perlu
kiranya diperhatikan relevansinya.

 Dimensi Motivating (motivasi )

Informasi yang terlahir dari proses berpikir manusia akan memiliki latar
belakang kebutuhan untuk keseimbangan berpikir. Jenis dan bentuk
informasi yang dikemas, atau yang terkandung dari sumber belajar, media,
dan alat peraga akan mampu memberikan motivasi bagi peserta didik
(Hidayatullah, 2011. Online).

Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk mengetahui nama-nama alat


peraga, jenis-jenis alat peraga, kategori alat peraga tersebut. Dengan alat
peraga kita bisa mengetahui fungsinya, durabilitasnya dan dapat
membandingkan keefektifan dari penggunaan alat peraga yang dipelajari.

Didalam praktikum ini terdapat beberapa permaslahan yang akan


dibahas yaitu Apa yang dimaksud dengan alat peraga , charta, model dan
spechiemen, dan mengapa dilaboratorium terdapat alat-alat peraga 2 dimensi
dan 3 dimensi dan apa fungsinya, Mengapa awetan capung termaksud alat
peraga 3 dimensi?

B. METODELOGI
Pada praktikum kali ini, Dilaksana kan pada hari selasa, tanggal 6 mei 2014
jam 12:30- Selesai, dilaboratorium pendidikan biologi fkip Untan.pada saat
praktikum ini hanya menggunakan alat dan tidak memekai bahan. Adapun alat
yang digunakan yaitu awetan kering capung, awetan basah Padina australis,
awetan preparat sel-sel saraf, model bunga sepatu, model anatomi katak, model
DNA, model anatomi kulit, model rangka, charta sendi, model piramida makanan,
dan herbarium daun orok-orok.
Adapun skematika kerja pada praktikum kali ini yaitu alat peraga ditunjukkan
oleh kakak pembimbing, dan dijelaskan. Ditulis nama alat, kategori alat peraga,
fungsi alat peraga tersebut kemudian keefektivitas alat peraga masing-masing
dibandingkan

C. HASIL PENGAMATAN

Nama Sesuai
Kategor Durabilit
Alat & Fungsi dengan Menarik Harga
i y
Jenis konsep

Awetan Sesuai
3 Untuk
Kering dengan Tidak
dimensi mengetahui
Capung morfologi &  tahan Murah
/spesim morfologi
klasifikasi lama
en capung
hewan

Herbariu Untuk
m 2D / mengetahui
Klasifikasi Tahan
delima Specim morfologi  Murah
tumbuhan lama
en tumbuhan
orok-orok

Untuk
Model Sesuai
3 mengetahui
Belahan dengan Tahan
dimensi struktur  Mahal
Bunga reproduksi lama
/Model bunga
Sepatu tumbuhan
lengkap

Model 3 Untuk Sesuai  Tahan Mahal


dengan
mengetahui
Anatomi dimensi konsep
anatomi lama
Katak / anatomi
katak
hewan

Untuk Sesuai
3
Model mengetahui dengan Tahan
dimensi  Murah
DNA struktur konsep lama
/Model
DNA genetika

Untuk Sesuai
Model 3 mengetahui dengan
Tahan
Anatomi dimensi struktur konsep  Murah
lama
Kulit /Model anatomi sistem
kulit ekskresi

Mengetahui
Awetan Untuk
3D / morfologi
Basah mengetahui Tahan
Specim dan  Murah
kalajeng morfologi lama
en klasifikasi
king hewan
hewan

Untuk
Sesuai
3 mengetahui
Model dengan Tahan
dimensi struktur  Mahal
Rangka konsep lama
/Model rangka
sistem gerak
manusia

Awetan 2 Untuk
Preparat dimensi mengetahui Jaringan Tahan
 Murah
otot /pesime jaringan hewan lama
jantung n otot jantung

Spesime 3 Untuk Sesuai  Tahan Murah


n dimensi mengetahui dengan
morfologi
Herbariu konsep
/spesim &
m Orok- morfologi & lama
en klasifikasi
orok klasifikasi
tumbuhan

Untuk
Model Sesuai
3 mengetahui
Piramida dengan Tahan
dimensi aliran  Murah
Makana konsep lama
/Model energi
n ekosistem
ekosistem

Pada praktikum tentang Alat peraga ini, praktikan dibimbing untuk


mengetahui nama, jenis alat peraga, fungsinya, kedurabilitasannya, dan
membandingkan keefektifan dari penggunaan alat peraga tersebut.
Alat peraga ini mempunyai fungsi yang berbeda dengan alat praktikum. Alat
peraga ini terdiri dari 2 dimensi dan tiga dimensi yang meliputi charta, model,
specimen, ataupun dalam bentuk diorama. Adapun tujuan dari penggunaan alat
peraga yaitu agar memberikan pendalam tentang pemahaman konsep lebih baik
lagi . meskipun secara tidak langsung tetapi dengan menggunakan alat peraga,
pemahaman tentang konsep suatu materi akan lebih jelas. Adapun tujuan yang
lebih jelasnya yaitu
a) Alat peraga pendidikan bertujuan agar proses pendidikan lebih efektif
dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa,
b) Alat peraga pendidikan memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan,
dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar
berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu,
c) Alat peraga pendidikan memiliki manfaat agar belajar lebih cepat segera
bersesuaian antara kelas dan diluar kelas
d) alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur.
Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta,
konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Secara
umum pengertian alat peraga didefinisikan sebagai benda atau alat-alat yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Alat peraga mempunyai
kategori 2 dan 3 dimensi. Dua dimensi artinya alat peraga yang hanya memanfaat
represenatsi visual saja, sedangkan 3 dimensi yaitu alat peraga yang hamper
menunjukkan bentuk aslinya.
Jenis-jenis dari alat peraga yaitu
1. Model yaitu jenis alat peraga yang merupakan tiruan dari benda aslinya.
Seperti model belahan bunga kembang sepatu.
2. Charta yaitu jenis alat peraga yang berbentuk gambar, gambar ini
merupakan tiruan yang dibuat oleh manusia beserta dengan keterangan
charta tersebut. Contohnya berupa gambar macam-macam sendi manusia.
3. Spesimen yaitu jenis alat peraga yang dibuat berasal dari tumbuhan
ataupun hewan aslinya. Spesimen umumnya berbentuk awetan karena
mengambil dari bahan asli. Spesimen ini ada awetan basah dan kering.

Praktikum kali ini, praktikan menmpelajari 11 nama alat peraga diantaranya

1. Awetan capung (Neurothemis sp.)


Awetan capung ini merupakan alat peraga berjenis specimen. Ia
merupakan alat peraga 3 dimensi karena dapat dilihat ke segala arah.
Fungsi dari penggunaan awetan capung yaitu untuk mengetahui
morfologi capung itu sendiri. Awetan capung ini sesuai dengan konsep
morfologi dan klasifikasi hewan. Awetan ini dibuat menarik agar lebih
dipahami bentuknya. Namun awetan ini tidak tahan lama dan harganya
murah.

2. Model belahan bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)

Kembang sepatu adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal


dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah
tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau.
Bunga dari berbagai kultivar dan
hibrida bisa berupa bunga
tunggal (daun mahkota selapis)
atau bunga ganda (daun mahkota
berlapis) yang berwarna putih
hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Model alat peraga ini berbentuk 3 dimensi, bertujuan untuk mengetahui
struktur bunga lengkap yang mana sesuai dengan konsep reproduksi
tumbuhan. Alat peraga ini sangat menarik, serta tahan lama karena
terbuat dari bahan plastic. Harganya juga mahal.
3. Model anatomi katak (Rana sp.)
Model anatomi katak ini
berbentuk 3 dimensi, dengan
fungsi agar praktikan mengetahui
struktur anatomi katak yang
sesuai dengan konsep Anatomi
Hewan. Model anatomi katak ini dibuat menarik, sama seperti model
belahan bunga kembang sepatu yang bersifat tahan lama dan harganya
mahal.

4. Model DNA

Model struktur DNA berbentuk 3dimensi. Alat peraga ini dibuat karena
sesuai dengan konsep Genetika dimana fungsinya yaitu agar praktikan
mengetahui struktur DNA dengan lebih baik lagi. Model Dna ini
menarik, bersifat tahan lama dan lebih murah.

5. Model Anatomi Kulit


Model alat peraga ini sangat menarik, berbentuk 3 dimensi. Model
aanatomi kulit ini terbuat dari plastic sehingga mempunyai waktu
durabilitas yang panjang alias tahan lama. Harganya juga lebih mahal
dari model biasa. Model ini dibuat sesuai dengan konsep system
ekskresi , yang bertujuan untuk mengetahui struktur anatomi kulit.

6. Model Rangka

Model rangka adalah Sejumlah 206 tulang yang membentuk sistem


rangka manusia dewasa. Tulang dinamakan mengikut tempatnya.
Tulang Rangka ini terdiri dari 2 bagian sistem rangka manusia iaitu:
 Rangka paksi
- Tengkorak
- Turus vertebra
- Sangkar rusuk
 Rangka apendak
- Lengkungan pectoral
- Lengkungan pelvis
- Tulang-tulang anggota hadapan
- Tulang-tulang anggota Belakang

Model rangka ini berbentuk tiga dimensi, memiliki bentuk yang


menarik dan harganya mahal. Karena desain yang bagus. Model rangka dibuat
sesuai dengan konsep system gerak. Yaitu untuk mengetahui model rangka
manusia. Model rangka memiliki durabilitas yang tahan lama.

7. Spesimen Herbarium Orok-Orok

Orok-orok merupakan tanaman yang merukan tanaman yang memiliki


banyak fungsi. Spesimen ini memiliki durabilitas yang panjang, tahan
lama, dan menarik serata harganya pun murah.
Daun orok-orok ini berfungsi untuk mnegetahui morfologo dan
klasifikasi herbarium daun orok-orok. Dengan konsep morfologi dan
klasifikasi tumbuhan. Tanaman ini merupakan tanaman
herbaceus yang mana merupakan tanaman yang mudah
terdekomposisi. Tanaman ini bisa terkomposkan dengan cepat.
Kemungkinan selama masa pengolahan hingga lahan siap ditanami,
orok-orok sudah jadi kompos. Seperti yang sudah kita tahu, kompos
banyak manfaatnya. Kompos bisa meningkatkan kandungan bahan
organik tanah, memperbaiki sifak fisik, kimia, dan biologi tanah.

8. Hebarium Delima
Berdasarkan kategorinya Herbarium dilema termasuk 2D / specimen (alat
peraga asli yang diambil dari makhluk hidup aslinya). Berdasarkan
fungsinya Herbarium dilema ini untuk mengetahui morfologi tumbuhan
orok-orok. Alat peraga ini sesuai dengan konsep yaitu klasifikasi
tumbuhan . Alat peraga Herbarium dilema ini menarik , Berdasarkan
Durability (daya tahan) nya alat peraga Herbarium dilema ini tahan lama
dan harganya murah.

9. Model Piramida Makanan

Model piramida makanan dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan


konsep aliran energy ekosistem sesuai dengan konsep ekosistem.
Berbentuk 3 dimensii, bersifat menarik, tahan lama dan harganya
murah.

10. Awetan Basah Kalajengking


Berdasarkan kategorinya Awetan basa kalajengking ini termasuk 3D /
Specimen (alat peraga asli yang diambil dari makhluk hidup aslinya).
Berdasarkan fungsinya awetan basa kalajengking ini untuk mengetahui
morfologi hewan. Alat peraga ini sesuai dengan konsep yaitu Morfologi
dan Klasifikasi Hewan. Alat peraga ini menarik . Berdasarkan
Durability (daya tahan) nya alat peraga awetan kering capung ini
menarik dan harganya murah.
11. Preparat Otok Jantung

Berdasarkan kategorinya Preparat Otot Jantung ini termasuk 2D /


Specimen (alat peraga asli yang diambil dari makhluk hidup aslinya).
Berdasarkan fungsinya Preparat Otot Jantung ini untuk mengetahui
jaringan otot . Alat peraga ini sesuai dengan konsep yaitu jaringan
hewan. Alat peraga Preparat Otot Jantung ini menarik . Berdasarkan
Durability (daya tahan) nya alat peraga Preparat Otot Jantung ini
menarik dan harganya mahal.
Seperti layaknya dalam kegiataan praktikum terdapat kekurangan dan
kelebihan. untuk kelebihan nya untuk terus ditingkatkan dan untuk
kekurangan nya untuk segera diperbaiki, agar kedepannya jauh lebih baik.
Untuk kedepannya agar
Praktikan saat praktikum jangan terlalu ribut, ciptakan
suasana tenang sehingga konsentrasi kita dalam praktikum tidak terganggu.
Dan Asisten agar dalam praktikum untuk meningkatkan cara Mengkordinir
praktikan agar waktu bisa dimamfaatkan seefektip
mungkin,karena waktu yang kita miliki terbatas.
DAFTAR PUSTAKA

Adiyuwana, H. 1992. Manajemen Laboratorium. Dikti : ITB. Hidayatullah. 2011.


Sumber Belajar Media dan Alat Peraga. Online.
https://sites.google.com/site/tirtayasa/sumber-belajar-media-dan-alat-
peraga.html. Diakses tanggal 7 mei 2014.

Lubis, M. 1993. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta:Depdikbud.

Shahzad, Asma Kashif. 2012. Using Audio Visual Aids in Classroom: A Study from
the Perspective of Students :Volume-I. Page 16. Vehari : Lecturer
COMSATS Institute of Information Technology.

Sudjana. 2002. Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga.

Topkara, Dr. Rekha & Naikb, Dr. Tarsing. 2012. The Use Of Audio-Visual
Aids By Trainee Teacher In Practice Teaching : Volume-I. Page 124.
Kolhapur, Maharashtra, India : S.M.T.Government College of Education.

Anda mungkin juga menyukai