Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AKHIR

“PENGEMBANGAN KURIKULUM”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum SD yang


diampuh oleh Bapak Irianto Aras, M.Pd

Disusun Oleh

Rully Malia Pratiwi 1840605051

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2020
Tema : pendidikan mengenalkan kebudayaan negara indonesia

Pengembangan kurikulum yang saya buat ini saya mengangkat sebuah tema yaitu
tentang pendidikan mengenalkan kebudayaan negara sendiri oleh karena itu dalam
hal ini saya membuat kurikulum ini untuk memasukkan pendidikan mengenalkan
kebudayaan negara indonesia disetiap pembelajaran yang akan diterapkan melalui
kegiatan belajar di sekolah yang yang ada indonesia.

A. Latar belakang
Dalam dunia pendidikan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya
keadaan masa lalu karena pendidikan ini sangat berpengaruh dalam
mengenalkan peserta didik mengenai pentingnya mengetahui kebudayaan
negara sendiri atau negara indonesia. Dengan adanya pengenalan mengenai
pentingnya kebudayaan negara sendiri hal ini mampu membentuk secara
perlahan-lahan di era globalisasi ini banyak masyarakat yang bahkan lupa akan
budaya sendiri bahkan tidak tahu bahwa kebudayaan yang sering di tunjukkan
di luar negeri itu adalah kebudayaan milik kita, dikarenakan sikap acuh
terhadap kebudayaannya sendiri. Sehingga lambat laun akan membuat
kebudayaan kita akan menghilang.
Dengan memperkenalkan kembali atau mempelajari kembali mengenai
kebudayaan negara kita yang begitu banyak diharapkan dapat menimbulkan
minat lebih dalam mempelajari kebudayaan yang ada dan menjaga, juga
melestarikan kebudayaan kita agar terus dikenal oleh generasi selanjutnya.
Serta peserta didik dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-
harinya.
Kurikulum inilah yang menjadi acuan dalam sebuah lembaga untuk
dilaksanakannya suatu proses pendidikan, seperti di indonesia yang saat ini
menggunakan kurikulum 2013 yang menilai perindividu dari berbagai
kemampuannya seperti kognitif, psikomotorik dan afektif.
Namun masih banyak permasalahan mengenai kurangnya pengenalan
kebudayaan kepada peserta didik, contohnya masih ada siswa yang tidak
mengetahui kebudayaan dari daerahnya sendiri, masih ada siswa yang tidak
mengetahui asal dari kebudayaan yang indonesia miliki dan masih banyak lagi
permasalahan mengenai kebudayaan. Dalam kurikulum 2013 sudah terdapat
materi ajar mengenai seni budaya. Namun tidak dibawa atau diajarkan dalam
kehidupan sehari-hari, materinya hanya sebatas pengenalan di dalam kelas saja.
Sehingga berdasarkan masalah tersebut, saya menciptakan kurikulum mini
yang bertemakan pendidikan mengenalkan kebudayaan negara indonesia.
Dalam hal ini diharapkan setiap pembelajaran bahkan prosesnya disertai
dengan pengenalan kebudayaan secara tidak langsung.

B. Landasan kurikulum
Landasan kurikulum yang saya gunakan untuk membentuk kurikulum ini
yaitu ada beberapa landasan yaitu landasan filsafat, landasan psikologis, landasan
sosial budaya, dan landasan IPTEK.
1. Landasan filsafat
Landasan filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan
kurikulum. Landasan filsafat yang dijadikan dasar untuk pengembangan
kurikulum ada beberapa yaitu :
Yang pertama landasan kurikulum Esensialisme ialah landasan
yang menekankan pada pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi
anggota masyarakat yang berguna. Landasan ini memandang bahwa
pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan
tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai yang mempunyai
kata jelas. Menurut nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya atau
sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-
angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun,
dan telah teruji dalam gagasan dan cita-cita dalam perjalanan waktu. Selain
itu landasan ini menginginkan agar manusia kembali pada kebudayaan lama
karena kebudayaan lama telah banyak melakukan kebaikan untuk manusia
itu sendiri. Serta sasaran pendidikannya adalah mengenalkan peserta didik
pada karakter alam dan warisan budaya, serta pendidikan tersebut harus
dibangun atas nilai-nilai yang kukuh, tetap dan stabil. Yang bersifat
konservatif atau pelestarian budaya dengan merefleksikan humanisme
klasik yang berkembang pada zaman renaissance.
Yang kedua landasan kurikulum idealisme yaitu suatu aliran yang
mengedepankan akal pikiran manusia. Oleh karena itu landasan ini
mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga menjadi peserta didik
yang mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan serta berpandangan bahwa manusia
adalah makhluk ciptaan tuhan yang memiliki sifat spiritual, makhluk yang
cerdas dan memiliki tujuan. Dalam idealisme sendiri menganggap bahwa
yang konkret atau nyata hanyalah bayang-bayang yang terdapat dalam akal
pikiran manusia biasanya kaum idealisme sering menyebutnya dengan ide
atau gagasan. Sehingga diharapkan nantinya saat diajarkan harus mampu
memberikan pendidikan yang mampu mengenalkan kebudayaan yang ada
di negara indonesia kepada peserta didik. Selain itu itu pendidikan juga
harus bisa membentuk bakat, keterampilan atau kreativitas yang dimiliki
oleh setiap peserta didik.kurikulum yang digunakan dalam aliran idealisme
ini ialah dirancang untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta
didik serta menyiapkan keterampilan peserta didik dalam menghadapi dunia
kerja melalui pendidikan praktis. Lalu evaluasi yang digunakan adalah
evaluasi essay.
Yang ketiga landasan kurikulum realisme yaitu landasan yang
bersifat materi. Dalam aliran ini apa yang ditangkap oleh pancaindra dan
konsepnya ada, maka hal tersebut memang nyata atau ada. Sehingga untuk
mengingat bahwa semua yang dikerjakan oleh manusia adalah pendidikan
untuk melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan dan melaksanakan
tanggung jawab sosial,perlu diketahui bahwa inisiatif dalam pendidikan
harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak. Isi kurikulum lebih efektif
diorganisasikan dalam bentuk mata pelajaran karena memiliki
kecenderungan berorientasi pada materi pelajaran. Untuk itu pendidik harus
menguasai tugas-tugas yang terkait dengan pendidikan khususnya dalam
pembelajaran seperti penguasaan terhadap metode, media dan strategi serta
teknik pembelajaran, peta kurikulum harus berisi semua pengetahuan yang
berguna bagi penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial, lalu
semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun
tidak langsung karena hal ini adalah pembiasaan yang merupakan metode
pokok yang dipergunakan oleh kalangan penganut realisme.
Yang keempat landasan kurikulum fragmatisme yaitu landasan yang
memandang bahwa kenyataan tidaklah mungkin dan tidak perlu. Karena
kenyataan yang sebenarnya adalah kenyataan fisik, floral dan berubah.
Maksud lainnya ialah bahwa landasan ini mengajarkan bahwa yang benar
adalah apa yang telah dibuktikan oleh diri sendiri atau dibuktikan dengan
tindakan perbuatan diri sendiri. Dalam landasan ini manusia lahir tanpa
dibekali kemampuan seperti bahasa, keyakinan, gagasan, atau norma-
norma. Oleh karena itu tujuan pendidikan menurut landasan ini adalah tidak
ada batas karena pendidikan adalah pertumbuhan sepanjang hayat atau
hidup. Dan juga disesuaikan dengan minat peserta didik. Dan perlu
diperhatikan bahwa kehidupan di sekolah selalu disadari sebagai bagian dari
pengalaman hidup, bukan untuk menjalani hidup. Diharapkan dalam aliran
ini siswa mempelajari budaya indonesia bukan hanya untuk menambah
wawaasannya melainkan bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam isi kurikulum pendidikan pada landasan ini berisi pengalaman yang
teruji yang dapat diubah. Demikian pula minat dan kebutuhan siswa yang
dibawa ke sekolah bisa menentukan kurikulum serta guru menyesuaikan
bahan ajar sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Metode yang
digunakan adalah metode aktif seperti learning by doing (belajar sambil
bekerja), metode pemecahan masalah (problem solving method), dan
metode penyelidikan dan penemuan (inkuiri dan discovery method).
Sehingga diperlukan guru yang memiliki sifat memberi kesempatan,
bersahabat, seorang pembimbing, berpandangan terbuka, kreatif, antusias,
sadar bermasyarakat, sabar, bekerjasama, dan sungguh-sungguh agar
belajar berdasarkan pengalaman dapat diaplikasikan oleh peserta didik dan
apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
2. Landasan psikologis
Landasan psikologi yang digunakan dalam kurikulum ini ada dua
yaitu psikologi perkembangan peserta didik pengertian psikologi belajar
peserta didik. Ada tiga teori atau pendekatan mengenai psikologi landasan
ini yaitu pendekatan pentahapan, pendekatan diferensial dan pendekatan
ipsatif. Untuk landasan psikologi perkembangan peserta didik diperlukan
untuk menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa, baik tingkat
kedalaman dan keluasan materi, tingkat kesulitan dan kelayakan serta
manfaat materi yang disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik.
Landasan ini juga sangat cocok dalam pengenalan kebudayaan berupa
kesenian, yang mengajak siswa agar lebih kreatif. Dalam mengikuti
landasan ini saat melaksanakan kurikulum nantinya, diharuskan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang sesuai
dengan bakatnya, minat dan kebutuhan namun tetap memperhatikan materi
atau bahan ajar yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan anak, strategi
yang digunakan disesuaikan dengan taraf perkembangan anak, media harus
menarik perhatian serta minat anak dalam belajar serta melakukan evaluasi.
Lalu landasan psikologi belajar peserta didik, perlu dipahami bahwa
kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu dipandang
sebagai proses belajar, sedang perubahan tingkah laku dipandang sebagai
hasil belajar. Dalam landasan ini berkaitan dengan bagaimana siswa harus
mempelajari kebudayaan yang ada di negara indinesia dan juga berkaitan
dengan strategi pelaksanaan kurikulum. Yang harus memperhatikan cara
untuk menyampaikan isi kurikulum kepada peserta didik. Sehingga
perlunya memperhatikan prinsip yaitu belajar sebagai keseluruhan, belajar
merupakan pembentukan kepribadian, belajar demi pemahaman, belajar
berdasarkan pengalaman, belajar merupakan suatu proses perkembangan
dan belajar merupakan proses berkelanjutan.namun tetap dalam kurikulum
landasan ini mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk
dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik.
3. Landasan sosial dan budaya
Landasan sosial dan budaya yang digunakan ini dapat memberikan
pemahaman bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki
budaya atau kebudayaan di setiap daerah asalnya. Budaya adalah nilai yang
sudah ada sejak turun temurun. Sehingga adapun tujuan dari landasan ini
yaitu mengajarkan keterampilan, mentransmisikan budaya, mendorong
adaptasi lingkungan, membentuk kedisiplinan, mendorong bekerja
berkelompok, meningkatkan perilaku etik dan memilih bakat serta memberi
penghargaan prestasi. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup
sehingga peserta didik untuk hidup wajar sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat. Dalam konteks inilah kurikulum sebagai program
pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat.
Dengan adanya landasan ini pengembangan kurikulum yang
dilakukan atau dilaksanakan harus mampu memberikan sebuah pengajaran
yang nantinya akan menimbulkan sebuah keterampilan khusus yang
dimiliki setiap peserta didik baik minat serta bakat, memberikan
penghargaan kepada yang berprestasi, kurikulum dapat menjadi sarana
untuk melestarikan budaya bangsa, menciptakan makhluk sosial yang
mampu beradaptasi dengan lingkungannya, menciptakan manusia yang
yang mampu untuk hidup berkelompok atau saling bekerja sama. Sehingga
dalam perubahan sosial budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam suatu masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung akan mengubah kebutuhan masyarakat.
4. Landasan IPTEK
Dalam landasan iptek mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Sehingga dalam bidang ini iptek dapat digunakan ketika proses
pembelajaran, oleh sebab itu pengembangan kurikulum yang dilakukan
harus didasarkan pada perkembangan iptek sehingga kurikulum tersebut
dapat bertahan kuat dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan iptek
nantinya. Pengembangan kurikulum haruslah dapat meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik untuk lebih banyak
menghasilkan teknologi baru sesuai dengan perkembangan zaman dan
karakteristik masyarakat indonesia, serta harus difokuskan pada
kemampuan peserta didik. Sehingga dalam penyampaian isi materi atau
pelaksanaan kurikulum yang nantinya harus dilaksanakan dengan
menggunakan teknologi-teknologi yang sesuai dengan perkembangan
IPTEK. Seperti pembelajaran jarak jauh, munculnya metode-metode
pembelajaran yang baru, memperoleh informasi lebih cepat dan akurat, serta
menawarkan media audio-visual yang interaktif pada proses pembelajaran
kebudayaan negara indonesia kita.

C. Model konsep kurikulum


Model konsep kurikulum yang saya ingin terapkan sama saja dengan model
konsep kurikulum saat ini namun saya tambahkan modelnya yaitu yang
pertama model kurikulum subjek akademis, adalah model konsep kurikulum
yang masih sering dipakai sampai saat ini dikarenakan kurikulum ini cukup
praktis, mudah disusun dan mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Pada
kurikulum ini orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai
seluruh atau sebagian besar isi pendidikan kau yang diberikan atau disiapkan
oleh guru. Kurikulum ini bertujuan untuk memberikan ide pengetahuan yang
solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian,
metode yang biasa atau sering digunakan adalah metode ekspositori dan
inkuiri. Untuk evaluasinya kurikulum ini menggunakan bentuk evaluasi yang
bervariasi, namun lebih banyak digunakan bentuk uraian atau essay dari pada
tes objektif.
Model konsep kurikulum yang kedua yang ingin saya terapkan ialah
kurikulum rekonstruksi sosial yang di mana kurikulum ini lebih memusatkan
pada problema-problema yang dihadapi dalam masyarakat. Pada kurikulum ini
pendidikan bukan upaya sendiri melainkan kegiatan bersama, interaksi dan
kerjasama. Kerjasama dan interaksi yang dimaksud tidak hanya terhadap guru
melainkan siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan serta siswa dengan
sumber belajar lainnya. Tujuan dari kurikulum ini yaitu menghadapkan para
peserta didik kepada tantangan, ancaman, hambatan bahkan gangguan yang
dihadapi manusia dalam bermasyarakat. Metode yang digunakan kegiatan
bersama, kerjasama sehingga tidak ada kompetisi. Lalu evaluasinya siswa
dilibatkan dalam memilih, menyusun dan menilai bahan yang akan diujikan.
Sehingga dari kedua model kurikulum yang ingin saya terapkan tersebut
dalam setiap proses pembelajarannya proses pengambilan nilai berupa
penilaian afektif, kognitif dan psikomotorik. Dalam hal ini diharapkan agar
pendidikan memahami kebudayaan negara indonesia sia yang sudah diterapkan
dapat diperkuat lagi agar peserta didik dapat memahami semakin dalam lagi
mengenai pendidikan mengenal kebudayaan negara indonesia.
D. Struktur kurikulum
Struktur kurikulum mini ini yaitu dalam pendidikan mengenalkan
kebudayaan negara indonesia akan diintegrasikan atau dimasukkan ke dalam
semua mata pelajaran yang bisa disajikan secara tematik. Contohnya
pendidikan untuk pengenalan kebudayaan negara indonesia yang biasanya
diterapkan di mata pelajaran seni budaya atau SBDP, yang kemudian
diterapkan di semua mata pelajaran contohnya pada pelajaran bahasa indonesia
pendidikan pengenalan kebudayaan negara indonesia dilihat dari wacana atau
bacaan yang siswa perhatikan dan dapat dibiasakan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan struktur kurikulum yang seperti inilah kurikulum pendidikan
mengenal kebudayaan negara indonesia dan selain itu dalam proses
pelaksanaan pembelajaran juga harus menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan kemajuan IPTEK yang ada.
E. Komponen kurikulum
Adapun komponen kurikulum mini mengenai pendidikan mengenalkan
kebudayaan negara indonesia yaitu :
1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kurikulum ini yaitu terbentuknya
anak bangsa yang cinta dan bangga dengan kebudayaan negara sendiri,
serta mengetahui luasnya wawasan mengenai kebudayaan yang ada di
negara indonesia, serta terbentuknya sikap menghargai anak akan
perbedaan yang ada di indonesia.
2. Metode/strategi
Metode atau strategi yang saya terapkan dalam kurikulum ini yaitu
dengan metode mengajak peserta didik untuk berkreativitas dan
menjadikan budaya yang telah ada semakin menjadi berwarna. Lalu
strategi yang digunakan yaitu dengan CTL (Contekstual teaching learning)
dan strategi practice Rehearsal pairs (praktik berpasangan)
3. Materi atau bahan ajar.
Materi atau bahan ajar yang dimaksudkan, adalah kegiatan
pendidikan mengenal kebudayaan negara indonesia pada pelajaran SBDP
maupun pelajaran lainnya.
4. Evaluasi
Evaluasi atau penilaian yang dilakukan diawal atau akhir
pembelajaran, dengan membuat lembar penilaian pengetahuan serta
penilaian keterampilan.
F. Silabus
Silabus yang digunakan adalah mengikuti silabus yang sudah ada.

SILABUS

Nama Sekolah : SDN Bunga 006

Kelas/Semester : 4/Ganjil (I)

Alokasi Waktu : 1 × Pembelajaran (1×45)

Kompetensi Yang Ingin Dicapai:

1. Mengenalkan budaya negara indonesia lebih luas dan dalam terhadap


peserta didik.

2. Membentuk jiwa solidaritas terhadap perbedaan yang beragam dinegara


Indonesia.

Indikator Materi Strategi Jenis Alokasi


Penilaian Waktu
SBDP Pengenalan Strategi Jenis 45 Menit
1. Menyebutkan beberapa Kebudayaan Pembelajaran Penilaian
tarian serta kebudayaan yang ada CTL lembar
selain tari dari daerah dinegara (Contekstual keterampilan
masing - masing. indonesia dan teaching dan jenis
2. Siswa mempraktikkan mengimpleme learning) dan penilaian
gerak dasar tari dari daerah ntasikan dalam strategi pengetahuan
masing – masing. kehidupan practice berupa Tes
sehari-hari Rehearsal pairs tertulis
3. Mengidentifikasi
untuk (praktik
keragaman budaya, etnis,
membentuk berpasangan)
dan agama dari teman-
jiwa cinta dan
teman di kelas sebagai
bangga akan
identitas bangsa Indonesia
kebudayaan
4. Mengomunikasikan secara diindonesia
lisan dan tulisan keragaman serta
budaya, etnis, dan agama membentuk
dari teman-teman di kelas jiwa
sebagai identitas bangsa menghargai
Indonesia. perbedaan
yang beragam.

Mengetahui Tarakan, 26 Juni 2020


Kepala Sekolah Guru Kelas IV

Aryan Tri Bramantoro Rully Malia Pratiwi


12988356178287 18406050434251
G. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Bunga 006

Kelas/Semester : 4/Ganjil (I)

Alokasi Waktu : 1 × Pembelajaran (1×45)

A. Kompetensi Yang Ingin Dicapai:


1. Mengenalkan budaya negara indonesia lebih luas dan dalam terhadap
peserta didik.
2. Membentuk jiwa solidaritas terhadap perbedaan yang beragam dinegara
Indonesia.

B. Indikator
SBDP
1. Menyebutkan beberapa tarian serta kebudayaan selain tari dari daerah
masing - masing.
2. Siswa mempraktikkan gerak dasar tari dari daerah masing – masing.
3. Mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman
di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia.
4. Mengomunikasikan secara lisan dan tulisan keragaman budaya, etnis,
dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa
Indonesia.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati video, siswa dapat menyebutkan beberapa tarian serta
kebudayaan selain tari dari daerah masing - masing.
2. Dengan mengamati video, siswa dapat mempraktikkan gerak dasar tari dari
daerah masing – masing.
3. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi
keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai
identitas bangsa Indonesia dengan tepat.
4. Dengan bermain mencari pasangan, siswa dapat mengomunikasikan secara
lisan dan tulisan keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di
kelas sebagai identitas bangsa Indonesia.

C. MATERI POKOK
1. Pengenalan Kebudayaan yang ada dinegara indonesia serta cara
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk membentuk jiwa
cinta dan bangga akan kebudayaan diindonesia serta membentuk jiwa
menghargai perbedaan yang beragam.

D. MODEL, PENDEKATAN, dan METODE


1. Model: picture and picture, role playing dan Strategi CTL (Contekstual
teaching learning) dan strategi practice Rehearsal pairs (praktik
berpasangan).
2. Metode: Tanya Jawab, Ceramah, Diskusi, dan Penugasan tes serta
praktik.
3. Pendekatan: Scientific .

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Guru Alokasi


Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua 10 Menit


siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
2. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk
memimpin doa bersama sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.
3. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran
Inti 1. Pada awal pembelajaran, guru mengingatkan 30 Menit
siswa kembali cerita tentang pawai budaya.
Literasi

2. Guru menunjukkan gambar tentang kebudayaan


yang ada di negara indonesia

3. Pada sesi kali ini, siswa akan belajar tari


daerah,rumah adat, pakaian adat, senjata dan
lainnya yang berkaitan dengan kebudayaan.

4. Guru menyiapkan video tarian serta musik. Jika


memungkinkan guru bisa menari di depan siswa
sebagai contoh.

5. Siswa diminta mengamati video atau tarian


daerah. Lalu Siswa mendiskusikan asal tarian,
rumah adat, pakaian adat, senjata dan lainnya yang
berkaitan dengan tarian tersebut.

6. Untuk gerakan tarian Guru mempraktikkan satu


persatu dasar-dasar gerakan tarian. Serta Guru
menjelaskan posisi tubuh setiap dasar gerakan.
(Mengekplorasi)

7. Siswa mempraktikkan bersama-sama setiap


gerakan. Dan Guru memberi aba-aba dengan
hitungan sampai 8. Guru mengamati siswa dan
membetulkan jika ada gerakan yang kurang tepat.
Mandiri

8. Siswa mempraktikkan setiap dasar-dasar


gerakan di depan kelompoknya. Siswa lain
menilai dan memberikan komentar. Critical
Thinking and Problem Solving

9. Selanjutnya Siswa diminta untuk menjodohkan


bagian yang cocok dengan jawabannya.
10. lalu membentuk kelompok untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang ada di buku siswa.
Gotong Royong

11. Ketika diskusi sudah selesai, setiap siswa akan


duduk di tempat masing-masing untuk
mendiskusikan kembali hasil pekerjaannya.
Guru dan siswa mendiskusikan jawaban dari
setiap pertanyaan satu persatu. Collaboration

12. Guru menyimpulkan bahwa setiap orang itu


berbeda. Baik dari suku bangsa, sosial dan
budaya. Pengikat dari keberagaman adalah
persatuan dan kesatuan. Dengan sikap persatuan
dan kesatuan setiap orang bisa bekerjasama
dengan baik dengan orang-orang yang berbeda.
Integritas

13. Guru memberikan kesempatan kepada siswa


untuk bertanya dan memberikan pendapat. Guru
memotivasi siswa untuk menguatkan nilainilai
persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-
hari.

14. Guru meminta siswa untuk memberitahukan


apa saja contoh-contoh sikap menghargai atau
solidaritas dalam perbedaan yang beragam
dikehidupan sehari-hari. (Berlatih supaya
Penerapan Pendidikan mengenal kebudayaan)

15. Siswa menjawab secara bergantian.

Penutup 1. Guru melakukan kegiatan refleksi dengan 5 Menit


mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa.
pertanyaannya adalah:
● Apa yang kamu pelajari hari ini?
● Bagaimana peraaanmu setelah melakukan
kegiatan belajar ini?
2. Guru meminta siswa untuk sebelum pulang
memungut sampah terlebih dahulu, lalu
memerintahkan siswa untuk merapikan alat
tulisnya.
3. Guru menunjuk seorang siswa untuk memimpin
doa pulang bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing dan siswa yang
ditunjuk memimpin doa
4. Guru mengucapkan salam penutup.

F. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


1. Sumber:
a. Buku Guru
b. Buku Siswa
2. Media: video tari atau kesenian, mencocokkan pasangan antara daerah asal
dengan baju adat, rumah adat serta senjata, dan Gambar kebudayaan sehari-
hari dari beberapa daerah
G. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
a. Apakah keberagaman yang kelompok kamu miliki? Jelaskan!
b. Apakah ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, tinggi, dan lain-lain)
anggota kelompokmu sama atau berbeda? Jelaskan!
c. Mengapa meskipun kalian memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda,
tetapi tetap harus bekerja sama?
d. Apakah kalian memiliki pendapat yang sama? Jelaskan!
e. Samakah cara kalian menyampaikan pendapat? Jelaskan!
f. Apakah keberagaman tersebut membawa manfaat bagi
kelompok? Jelaskan!
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟
Penghitungan skor: × 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

2. Penilaian Afektif
Penilaian Diskusi: Pada saat diskusi keberagamaan.

Kriteria
No Nama Siswa
Mengikuti kegiatan
diskusi serta bermain
menjodohkan
1
2
3
4
5
Rubrik Penilaian

Perlu
Sangat Baik Baik Cukup
Kriteria Pendampingan
(4) (3) (2)
(1)
Mendengarkan Selalu Mendengarkan Masih perlu Sering diingatkan
mendengarkan teman yang diingatkan untuk untuk
teman yang berbicara, mendengarkan mendengarkan
sedang berbicara. namun teman yang teman yang sedang
sesekali masih sedang berbicara. berbicara,
perlu tapi tidak
diingatkan. mengindahkan.
Komunikasi Merespon dan Merespon Sering merespon Membutuhkan
non verbal menerapkan dengan tepat kurang tepat bantuan dalam
(kontak mata, komunikasi non terhadap terhadap komunikasi memahami
bahasa tubuh, verbal dengan komunikasi non verbal yang bentuk komunikasi
postur, ekspresi tepat. non verbal ditunjukkan non verbal yang
wajah, suara). yang teman. ditunjukkan
ditunjukkan teman.
teman.
Partisipasi Isi pembicaraan Berbicara dan Berbicara dan Jarang berbicara
(menyampaikan menginspirasi menerangkan menerangkan selama
ide, perasaan, teman. Selalu secara rinci, secara rinci, tapi proses diskusi dan
pikiran serta mendukung dan merespon terkadang respon bermain
permainan memimpin saat sesuai kurang sesuai menjodohkan
menjodohkan diskusi dan bermain dengan topik dengan topik diskusi jawaban yang
jawaban yang menjodohkan diskusi dan dan bermain berlangsung.
benar) jawaban yang benar. bermain menjodohkan
menjodohkan jawaban yang benar.
jawaban yang
benar.
3. Penilaian Psikomotorik
Penilaian Menarikan gerakan tari daerah

Skor
No Kriteria
Penilaian
4 3 2 1
1 Menarikan Siswa mampu Siswa hanya Siswa hanya Siswa tidak
tarian daerah menarikan mampu mampu mampu
tarian daerah menarikan menarikan menarikan
dengan tepat beberapa tarian daerah tarian daerah
dan sesuai gerakan namun namun dalam dengan tepat
tempo. masih sesuai penyesuaian dan sesuai
dengan tempo. tempo sangat tempo.
kurang.

No Nama Siswa Skor


4 3 2 1
1
2
3
4
5

Anda mungkin juga menyukai