“PENGEMBANGAN KURIKULUM”
Disusun Oleh
2020
Tema : pendidikan mengenalkan kebudayaan negara indonesia
Pengembangan kurikulum yang saya buat ini saya mengangkat sebuah tema yaitu
tentang pendidikan mengenalkan kebudayaan negara sendiri oleh karena itu dalam
hal ini saya membuat kurikulum ini untuk memasukkan pendidikan mengenalkan
kebudayaan negara indonesia disetiap pembelajaran yang akan diterapkan melalui
kegiatan belajar di sekolah yang yang ada indonesia.
A. Latar belakang
Dalam dunia pendidikan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya
keadaan masa lalu karena pendidikan ini sangat berpengaruh dalam
mengenalkan peserta didik mengenai pentingnya mengetahui kebudayaan
negara sendiri atau negara indonesia. Dengan adanya pengenalan mengenai
pentingnya kebudayaan negara sendiri hal ini mampu membentuk secara
perlahan-lahan di era globalisasi ini banyak masyarakat yang bahkan lupa akan
budaya sendiri bahkan tidak tahu bahwa kebudayaan yang sering di tunjukkan
di luar negeri itu adalah kebudayaan milik kita, dikarenakan sikap acuh
terhadap kebudayaannya sendiri. Sehingga lambat laun akan membuat
kebudayaan kita akan menghilang.
Dengan memperkenalkan kembali atau mempelajari kembali mengenai
kebudayaan negara kita yang begitu banyak diharapkan dapat menimbulkan
minat lebih dalam mempelajari kebudayaan yang ada dan menjaga, juga
melestarikan kebudayaan kita agar terus dikenal oleh generasi selanjutnya.
Serta peserta didik dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-
harinya.
Kurikulum inilah yang menjadi acuan dalam sebuah lembaga untuk
dilaksanakannya suatu proses pendidikan, seperti di indonesia yang saat ini
menggunakan kurikulum 2013 yang menilai perindividu dari berbagai
kemampuannya seperti kognitif, psikomotorik dan afektif.
Namun masih banyak permasalahan mengenai kurangnya pengenalan
kebudayaan kepada peserta didik, contohnya masih ada siswa yang tidak
mengetahui kebudayaan dari daerahnya sendiri, masih ada siswa yang tidak
mengetahui asal dari kebudayaan yang indonesia miliki dan masih banyak lagi
permasalahan mengenai kebudayaan. Dalam kurikulum 2013 sudah terdapat
materi ajar mengenai seni budaya. Namun tidak dibawa atau diajarkan dalam
kehidupan sehari-hari, materinya hanya sebatas pengenalan di dalam kelas saja.
Sehingga berdasarkan masalah tersebut, saya menciptakan kurikulum mini
yang bertemakan pendidikan mengenalkan kebudayaan negara indonesia.
Dalam hal ini diharapkan setiap pembelajaran bahkan prosesnya disertai
dengan pengenalan kebudayaan secara tidak langsung.
B. Landasan kurikulum
Landasan kurikulum yang saya gunakan untuk membentuk kurikulum ini
yaitu ada beberapa landasan yaitu landasan filsafat, landasan psikologis, landasan
sosial budaya, dan landasan IPTEK.
1. Landasan filsafat
Landasan filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan
kurikulum. Landasan filsafat yang dijadikan dasar untuk pengembangan
kurikulum ada beberapa yaitu :
Yang pertama landasan kurikulum Esensialisme ialah landasan
yang menekankan pada pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi
anggota masyarakat yang berguna. Landasan ini memandang bahwa
pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan
tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai yang mempunyai
kata jelas. Menurut nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya atau
sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-
angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun,
dan telah teruji dalam gagasan dan cita-cita dalam perjalanan waktu. Selain
itu landasan ini menginginkan agar manusia kembali pada kebudayaan lama
karena kebudayaan lama telah banyak melakukan kebaikan untuk manusia
itu sendiri. Serta sasaran pendidikannya adalah mengenalkan peserta didik
pada karakter alam dan warisan budaya, serta pendidikan tersebut harus
dibangun atas nilai-nilai yang kukuh, tetap dan stabil. Yang bersifat
konservatif atau pelestarian budaya dengan merefleksikan humanisme
klasik yang berkembang pada zaman renaissance.
Yang kedua landasan kurikulum idealisme yaitu suatu aliran yang
mengedepankan akal pikiran manusia. Oleh karena itu landasan ini
mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga menjadi peserta didik
yang mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan serta berpandangan bahwa manusia
adalah makhluk ciptaan tuhan yang memiliki sifat spiritual, makhluk yang
cerdas dan memiliki tujuan. Dalam idealisme sendiri menganggap bahwa
yang konkret atau nyata hanyalah bayang-bayang yang terdapat dalam akal
pikiran manusia biasanya kaum idealisme sering menyebutnya dengan ide
atau gagasan. Sehingga diharapkan nantinya saat diajarkan harus mampu
memberikan pendidikan yang mampu mengenalkan kebudayaan yang ada
di negara indonesia kepada peserta didik. Selain itu itu pendidikan juga
harus bisa membentuk bakat, keterampilan atau kreativitas yang dimiliki
oleh setiap peserta didik.kurikulum yang digunakan dalam aliran idealisme
ini ialah dirancang untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta
didik serta menyiapkan keterampilan peserta didik dalam menghadapi dunia
kerja melalui pendidikan praktis. Lalu evaluasi yang digunakan adalah
evaluasi essay.
Yang ketiga landasan kurikulum realisme yaitu landasan yang
bersifat materi. Dalam aliran ini apa yang ditangkap oleh pancaindra dan
konsepnya ada, maka hal tersebut memang nyata atau ada. Sehingga untuk
mengingat bahwa semua yang dikerjakan oleh manusia adalah pendidikan
untuk melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan dan melaksanakan
tanggung jawab sosial,perlu diketahui bahwa inisiatif dalam pendidikan
harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak. Isi kurikulum lebih efektif
diorganisasikan dalam bentuk mata pelajaran karena memiliki
kecenderungan berorientasi pada materi pelajaran. Untuk itu pendidik harus
menguasai tugas-tugas yang terkait dengan pendidikan khususnya dalam
pembelajaran seperti penguasaan terhadap metode, media dan strategi serta
teknik pembelajaran, peta kurikulum harus berisi semua pengetahuan yang
berguna bagi penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial, lalu
semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun
tidak langsung karena hal ini adalah pembiasaan yang merupakan metode
pokok yang dipergunakan oleh kalangan penganut realisme.
Yang keempat landasan kurikulum fragmatisme yaitu landasan yang
memandang bahwa kenyataan tidaklah mungkin dan tidak perlu. Karena
kenyataan yang sebenarnya adalah kenyataan fisik, floral dan berubah.
Maksud lainnya ialah bahwa landasan ini mengajarkan bahwa yang benar
adalah apa yang telah dibuktikan oleh diri sendiri atau dibuktikan dengan
tindakan perbuatan diri sendiri. Dalam landasan ini manusia lahir tanpa
dibekali kemampuan seperti bahasa, keyakinan, gagasan, atau norma-
norma. Oleh karena itu tujuan pendidikan menurut landasan ini adalah tidak
ada batas karena pendidikan adalah pertumbuhan sepanjang hayat atau
hidup. Dan juga disesuaikan dengan minat peserta didik. Dan perlu
diperhatikan bahwa kehidupan di sekolah selalu disadari sebagai bagian dari
pengalaman hidup, bukan untuk menjalani hidup. Diharapkan dalam aliran
ini siswa mempelajari budaya indonesia bukan hanya untuk menambah
wawaasannya melainkan bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam isi kurikulum pendidikan pada landasan ini berisi pengalaman yang
teruji yang dapat diubah. Demikian pula minat dan kebutuhan siswa yang
dibawa ke sekolah bisa menentukan kurikulum serta guru menyesuaikan
bahan ajar sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Metode yang
digunakan adalah metode aktif seperti learning by doing (belajar sambil
bekerja), metode pemecahan masalah (problem solving method), dan
metode penyelidikan dan penemuan (inkuiri dan discovery method).
Sehingga diperlukan guru yang memiliki sifat memberi kesempatan,
bersahabat, seorang pembimbing, berpandangan terbuka, kreatif, antusias,
sadar bermasyarakat, sabar, bekerjasama, dan sungguh-sungguh agar
belajar berdasarkan pengalaman dapat diaplikasikan oleh peserta didik dan
apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
2. Landasan psikologis
Landasan psikologi yang digunakan dalam kurikulum ini ada dua
yaitu psikologi perkembangan peserta didik pengertian psikologi belajar
peserta didik. Ada tiga teori atau pendekatan mengenai psikologi landasan
ini yaitu pendekatan pentahapan, pendekatan diferensial dan pendekatan
ipsatif. Untuk landasan psikologi perkembangan peserta didik diperlukan
untuk menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa, baik tingkat
kedalaman dan keluasan materi, tingkat kesulitan dan kelayakan serta
manfaat materi yang disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik.
Landasan ini juga sangat cocok dalam pengenalan kebudayaan berupa
kesenian, yang mengajak siswa agar lebih kreatif. Dalam mengikuti
landasan ini saat melaksanakan kurikulum nantinya, diharuskan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang sesuai
dengan bakatnya, minat dan kebutuhan namun tetap memperhatikan materi
atau bahan ajar yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan anak, strategi
yang digunakan disesuaikan dengan taraf perkembangan anak, media harus
menarik perhatian serta minat anak dalam belajar serta melakukan evaluasi.
Lalu landasan psikologi belajar peserta didik, perlu dipahami bahwa
kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu dipandang
sebagai proses belajar, sedang perubahan tingkah laku dipandang sebagai
hasil belajar. Dalam landasan ini berkaitan dengan bagaimana siswa harus
mempelajari kebudayaan yang ada di negara indinesia dan juga berkaitan
dengan strategi pelaksanaan kurikulum. Yang harus memperhatikan cara
untuk menyampaikan isi kurikulum kepada peserta didik. Sehingga
perlunya memperhatikan prinsip yaitu belajar sebagai keseluruhan, belajar
merupakan pembentukan kepribadian, belajar demi pemahaman, belajar
berdasarkan pengalaman, belajar merupakan suatu proses perkembangan
dan belajar merupakan proses berkelanjutan.namun tetap dalam kurikulum
landasan ini mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk
dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik.
3. Landasan sosial dan budaya
Landasan sosial dan budaya yang digunakan ini dapat memberikan
pemahaman bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki
budaya atau kebudayaan di setiap daerah asalnya. Budaya adalah nilai yang
sudah ada sejak turun temurun. Sehingga adapun tujuan dari landasan ini
yaitu mengajarkan keterampilan, mentransmisikan budaya, mendorong
adaptasi lingkungan, membentuk kedisiplinan, mendorong bekerja
berkelompok, meningkatkan perilaku etik dan memilih bakat serta memberi
penghargaan prestasi. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup
sehingga peserta didik untuk hidup wajar sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat. Dalam konteks inilah kurikulum sebagai program
pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat.
Dengan adanya landasan ini pengembangan kurikulum yang
dilakukan atau dilaksanakan harus mampu memberikan sebuah pengajaran
yang nantinya akan menimbulkan sebuah keterampilan khusus yang
dimiliki setiap peserta didik baik minat serta bakat, memberikan
penghargaan kepada yang berprestasi, kurikulum dapat menjadi sarana
untuk melestarikan budaya bangsa, menciptakan makhluk sosial yang
mampu beradaptasi dengan lingkungannya, menciptakan manusia yang
yang mampu untuk hidup berkelompok atau saling bekerja sama. Sehingga
dalam perubahan sosial budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam suatu masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung akan mengubah kebutuhan masyarakat.
4. Landasan IPTEK
Dalam landasan iptek mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Sehingga dalam bidang ini iptek dapat digunakan ketika proses
pembelajaran, oleh sebab itu pengembangan kurikulum yang dilakukan
harus didasarkan pada perkembangan iptek sehingga kurikulum tersebut
dapat bertahan kuat dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan iptek
nantinya. Pengembangan kurikulum haruslah dapat meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik untuk lebih banyak
menghasilkan teknologi baru sesuai dengan perkembangan zaman dan
karakteristik masyarakat indonesia, serta harus difokuskan pada
kemampuan peserta didik. Sehingga dalam penyampaian isi materi atau
pelaksanaan kurikulum yang nantinya harus dilaksanakan dengan
menggunakan teknologi-teknologi yang sesuai dengan perkembangan
IPTEK. Seperti pembelajaran jarak jauh, munculnya metode-metode
pembelajaran yang baru, memperoleh informasi lebih cepat dan akurat, serta
menawarkan media audio-visual yang interaktif pada proses pembelajaran
kebudayaan negara indonesia kita.
SILABUS
(RPP)
B. Indikator
SBDP
1. Menyebutkan beberapa tarian serta kebudayaan selain tari dari daerah
masing - masing.
2. Siswa mempraktikkan gerak dasar tari dari daerah masing – masing.
3. Mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman
di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia.
4. Mengomunikasikan secara lisan dan tulisan keragaman budaya, etnis,
dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa
Indonesia.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati video, siswa dapat menyebutkan beberapa tarian serta
kebudayaan selain tari dari daerah masing - masing.
2. Dengan mengamati video, siswa dapat mempraktikkan gerak dasar tari dari
daerah masing – masing.
3. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi
keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai
identitas bangsa Indonesia dengan tepat.
4. Dengan bermain mencari pasangan, siswa dapat mengomunikasikan secara
lisan dan tulisan keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di
kelas sebagai identitas bangsa Indonesia.
C. MATERI POKOK
1. Pengenalan Kebudayaan yang ada dinegara indonesia serta cara
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk membentuk jiwa
cinta dan bangga akan kebudayaan diindonesia serta membentuk jiwa
menghargai perbedaan yang beragam.
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
2. Penilaian Afektif
Penilaian Diskusi: Pada saat diskusi keberagamaan.
Kriteria
No Nama Siswa
Mengikuti kegiatan
diskusi serta bermain
menjodohkan
1
2
3
4
5
Rubrik Penilaian
Perlu
Sangat Baik Baik Cukup
Kriteria Pendampingan
(4) (3) (2)
(1)
Mendengarkan Selalu Mendengarkan Masih perlu Sering diingatkan
mendengarkan teman yang diingatkan untuk untuk
teman yang berbicara, mendengarkan mendengarkan
sedang berbicara. namun teman yang teman yang sedang
sesekali masih sedang berbicara. berbicara,
perlu tapi tidak
diingatkan. mengindahkan.
Komunikasi Merespon dan Merespon Sering merespon Membutuhkan
non verbal menerapkan dengan tepat kurang tepat bantuan dalam
(kontak mata, komunikasi non terhadap terhadap komunikasi memahami
bahasa tubuh, verbal dengan komunikasi non verbal yang bentuk komunikasi
postur, ekspresi tepat. non verbal ditunjukkan non verbal yang
wajah, suara). yang teman. ditunjukkan
ditunjukkan teman.
teman.
Partisipasi Isi pembicaraan Berbicara dan Berbicara dan Jarang berbicara
(menyampaikan menginspirasi menerangkan menerangkan selama
ide, perasaan, teman. Selalu secara rinci, secara rinci, tapi proses diskusi dan
pikiran serta mendukung dan merespon terkadang respon bermain
permainan memimpin saat sesuai kurang sesuai menjodohkan
menjodohkan diskusi dan bermain dengan topik dengan topik diskusi jawaban yang
jawaban yang menjodohkan diskusi dan dan bermain berlangsung.
benar) jawaban yang benar. bermain menjodohkan
menjodohkan jawaban yang benar.
jawaban yang
benar.
3. Penilaian Psikomotorik
Penilaian Menarikan gerakan tari daerah
Skor
No Kriteria
Penilaian
4 3 2 1
1 Menarikan Siswa mampu Siswa hanya Siswa hanya Siswa tidak
tarian daerah menarikan mampu mampu mampu
tarian daerah menarikan menarikan menarikan
dengan tepat beberapa tarian daerah tarian daerah
dan sesuai gerakan namun namun dalam dengan tepat
tempo. masih sesuai penyesuaian dan sesuai
dengan tempo. tempo sangat tempo.
kurang.