KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Pengertian media dalam konteks pembelajaran dapat diartikan sebagai
berikut: “Segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif, dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien” (Munadi Y, 2008,
hlm.7). Pendapat lain tentang media pembelajaran dikemukakan oleh Sadiman
(2008, hlm.6) yang menyatakan bahwa “Media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan”.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan dalam proses belajar
mengajar, agar materi ajar dapat disampaikan dengan lebih jelas dan mudah.
Media pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah media simulator
rem. Penggunaan media ini diharapkan dapat membantu guru/pengajar dalam
menyampaikan materi ajar pada kompetensi perbaikan sistem rem.
2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan media pengajaran,
terlebih dahulu guru harus benar-benar menguasai serta memahami tentang media
yang akan digunakan, supaya dalam menerangkan materi pelajarannya siswa
dapat memahami dengan benar tentang konsep atau materi yang akan diajarkan
kepada siswa. Menurut Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2010, hlm. 15)
mengemukakan bahwa: “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa.”
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi bagi
guru dan siswa. Bagi guru, media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu guru
dalam mempermudah, menyederhanakan dan mempercepat berlangsungnya
1
2
2
Menurut Rusman (2012, hlm. 143) ada lima jenis media yang dapat
digunakan dalam pembelajaran yaitu:
a. Media visual. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat
dengan menggunakan indera penglihatan yang terdiri atas media yang
dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang
biasanya berupa gambar diam atau gambar bergerak.
b. Media audio, yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para
peserta didik untuk mempelajari bahan ajar. Contoh dari media audio ini
adalah program kaset suara dan program radio.
c. Media audio visual, yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan
visual atau bisa disebut media pandang dengar. Contoh dari media audio
visual adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi
instruksional dan program slide suara (sound slide).
d. Kelompok media penyaji. Media kelompok penyaji ini sebagaimana
diungkapkan Donald T. Tosti dan John R. Ball dikelompokan kedalam
tujuh jenis, yaitu: Kelompok kesatu: grafis, bahan cetak dan gambar
diam. Kelompok kedua: media proyeksi diam. Kelompok ketiga: media
audio. Kelompok keempat: media audio. Kelompok kelima: media
gambar hidup/film. Kelompok keenam: media televisi. Kelompok
ketujuh: multimedia.
e. Media objek dan media interaktif berbasis komputer. Media objek
merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak
dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri seperti
ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya dan
sebagainya. Media ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu media
objek sebenarnya dan media objek pengganti, sedangkan media interaktif
berbasis komputer adalah media yang menuntut peserta didik untuk
berinteraksi selain melihat maupun mendengarkan. Contoh media
interaktif berbasis komputer adalah program interaktif dalam
pembelajaran berbasis komputer.
Sadiman (2008, hlm. 28) membagi beberapa karakteristik jenis media yang
lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya di Indonesia meliputi:
a. Media Grafis
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi menyalurkan pesan
dari sumber ke penerima pesan. Beberapa jenis media grafis yaitu
gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta,
papan flannel/flannel board, dan papan bulletin/bulletin board.
b. Media Audio
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan
disampaikan, dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal
(ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis
pengelompokan media audio yaitu radio, alat perakam pita magnetic,
piringan hitam, dan laboratorium bahasa
c. Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam memilki persamaan dengan media grafik dalam arti
menyajikan rangsangan visual. Perbedaanya adalah pada media grafis
dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang
bersangkutan, pada media proyeksi pesan tersebut harus diproyeksikan
dengan proyector agar dapat dilihat oleh sasaran. Beberapa jenis media
proyeksi diam antara lain film bingkai (slide), film rangkai (film strip),
overhead proyektor, proyektor opaque, tachitiscope, microprojection
dengan microfilm.
Film suara
g. Visual Gerak Dengan Audio
Video/vcd/dvd
Benda nyata
h. Benda
Model tiruan (mock-up)
Media yang digunakan pada penelitian ini adalah media simulator rem,
media simulator merupakan kelompok media benda, dan merupakan sebuah
model tiruan (mock-up) dari sistem rem pada sebuah kendaraan. Mock-up adalah
alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi atau gerakan dari aspek
tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang akan diterangkan. Mock-up hanya
nampak bagian yang penting yang perlu diperagakan gerakannya atau proses
kerjanya kepada peserta didik, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak
penting atau yang dapat mengganggu perhatian peserta didik dihilangkan.
Pemilihan media simulator pada pembelajaran sistem rem dikarenakan sistem rem
pada sebuah kendaraan merupakan sebuah sistem yang rumit dan penting, oleh
karena itu untuk mengurangi kesalahfahaman dan untuk memudahkan guru dalam
menyampaikan materi tentang sistem rem, maka dibuatlah simulator pembelajaran
sistem rem.
Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dengan peserta
didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi pelajaran.
Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar peserta didik
belajar, sedangkan belajar itu sendiri perubahan tingkah laku melalui pengalaman
6
6
Abstrak Verbal
Simbol visual
Visual
Radio
Film
Tv
Wisata
Demonstrasi
Partisipasi
Observasi
Kongkret Pengalaman langsung
Gambar 2.1 Kerucut pengalaman dari Edgar Dale
(Sumber: Sadiman, 2008, hlm.8)
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale memberkan
gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik dapat melalui
proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati
dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui
bahasa. Semakin kongkret peserta didik mempelajari bahan pengajaran,
7
7
2) Dapat bereksperimen tanpa adanya resiko pada sistem yang nyata, dengan
simulasi kemungkinan untuk melakukan percobaan terhadap sistem tanpa
harus menanggung resiko terhadap sistem yang berjalan.
3) Simulasi dapat mengestimasi kinerja sistem pada koreksi tertentu dan
memberikan alternatif desain terbaik sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan.
4) Simulasi memungkinkan untuk melakukan studi jangka panjang dalam
waktu yang relatif singkat.
5) Dapat mengunakan input data yang bervariasi.
6) Konkrit dan lebih praktis dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibanding dengan bahasa verbal.
B. Metode Pembelajaran
1. Metode
Proses pembelajaran tentu saja tidak akan lepas dari metode, mengapa hal
tersebut perlu diperhatikan apabila guru mengambil metode tertentu yang hendak
10
10
dipakai dalam pembelajaran tentu saja seorang guru harus memahami metode itu
sendiri. Semua metode pembelajaran adalah baik, yang menjadi masalah, guru
harus dapat memilih metode dengan tepat yang disesuaikan dengan materi, tujuan,
sumber belajar, kemampuan, pengalaman sebelumnya, umur siswa dan alat atau
media pembelajaran yang tersedia untuk dipergunakan dalam proses
pembelajaran.
Sebelum membahas lebih jauh perlu kita pahami tentang pengertian
metode. Pengertian metode menurut Sumadi Suryabrata (1984, hlm. 8)
menyebutkan “Metode adalah cara dan fungsinya untuk mencapai tujuan”.
Pengertian metode menurut Borich dan Houston (dalam Teoti Soekanto dan Udin
Saripudin Winatasaputra, 1997, hlm. 15) menggunakan istilah metode dalam
pengertian yang sama untuk menggambarkan keseluruhan prosedur yang
sistematis untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan pendapat di atas maka metode dalam penelitian ini diartikan
sebagai cara yang dipilih guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan
kemudahan dan fasilitas kepada siswa menuju tercapainya tujuan yang
ditetapakan. Pemilihan metode pembelajaran ini harus memenuhi kriteria efisien
yang diimbangi dengan efektivitas. Kriteria yang lain dalam memilih metode
pembelajaran siswa dituntut tingkat keterlibatan yang optimal.
2. Metode Pembelajaran
Menurut Atwi Suparman (1996, hlm. 157) mengemukakan pengertian
metode pembelajaran bahwa:
“Metode pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan
cara pengorganisasian materi pelajaran, siswa, peralatan, bahan serta
waktu yang digunakan dapalm proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Salah satu keterampilan dalam pembelajaran yang
harus dimiliki oleh seorang guru adalah dapat memilih berbagai metode
dalam pembelajaran dan menggunakan metode tersebut sesuai dengan
tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Tujuan dan materi yang baik
belum tentu memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan
metode yang sesuai dengan tujuan dan materi tersebut. Metode mengajar
mengandung kegiatan-kegiatan siswa yang belajar dan kegiatan guru yang
pembelajar.
11
11
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Metode ceramah cocok untuk digunakan
dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian
bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar
didapatkan.
b. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta
atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs, 1979, hlm.
251).
Terdapat bermacam-macam metode pembelajaran. Penggunaan metode
pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode konvensional.
4. Metode Konvensional
Menurut Ruseffendi (2005, hlm. 17) dalam metode konvensional, guru
merupakan atau dianggap sebagai gudang ilmu, guru bertindak otoriter, guru
mendominasi kelas. Guru mengajarkan ilmu, guru langsung membuktikan dalil-
dalil, guru membuktikan contoh-contoh soal. Sedangkan murid harus duduk rapih
mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan guru, mencontoh cara-cara si
guru menyelesaikan soal. Murid bertidak pasif, murid-murid yang kurang
memahaminya terpaksa mendapat nilai kurang/jelek dan karena itu mungkin
sebagian dari mereka tidak naik kelas.
Pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi
dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Sejak dahulu guru dalam
usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah.
Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa
dilakukan oleh para guru. Pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya
memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada
pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil
daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru.
13
13
6) Penyesuaian (Adaptation)
7) Penciptaan (Origination)
Hasil belajar merupakan bentuk akhir yang dicapai oleh siswa setelah
melakukan proses pembelajaran, hasil belajara ini berupa kemampuan intelektual
siswa yang terdiri dari beberapa ranah antara lain kognitif, afektif dan
psikomotor.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. (Surya,1979,
hlm. 27) menjelaskan mengenai keterlibatan berbagai faktor dalam pencapaian
hasil belajar sebagai berikut “…bahwa hasil belajar pada dasarnya merupakan
hasil interaksi individu dengan berbagai faktor yang dipengaruhi proses belajara
secara keseluruhan”.
Pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Menurut Muhibbin Syah (2006, hlm. 144) menyatakan bahwa:
“ Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil siswa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor
yang datangnya dari individu siswa (internal factor), dan faktor yang datang dari
luar individu siswa (eksternal factor)”. Keduanya dapat dijelaskan sebagai berkut:
1. Faktor internal anak, meliputi:
a. Faktor psikis (jasamani). Kondisi umum jasmani yang menandai
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti
pelajaran.
b. Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek
psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar
siswa antara lain: (1) Intelegensi, (2) Sikap, (3) Bakat, (4) Minat, dan
(5) Motifasi.
2. Faktor eksternal anak, meliputi:
a. Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi dan
teman-teman sekelas.
b. Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana
sekolah/belajar, letak rumah tinggal keluarga, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan anak.
17
17
berkendara. Sistem rem bekerja disebabkan oleh adanya gaya penekanan melawan
sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya
gesekan yang timbul antara dua objek.
Agar kecepatan kendaraan yang sedang berjalan dapat dikurangi, dan
kemudian dapat dihentikan, perlu diberikan gaya perlambatan putaran ban. Ketika
pengemudi mengoperasikan pedal rem, peralatan rem menghasilkan kekuatan
(gaya lawan terhadap permukaan jalan) yang bekerja untuk menghentikan putaran
ban dan kekuatan (inertia) yang bekerja, untuk menyerap tenaga yang membuat
kendaraan itu berjalan, sehingga kendaraan dapat dihentikan. Tenaga putar dari
ban (energi kinetik) diubah menjadi gesekan panas (energi panas), dengan
mengoperasikan rem yang berfungsi untuk menghentikan putaran ban.
Kendaraan bukan hanya harus berhenti tapi juga harus berhenti sesuai
dengan kehendak pengemudi. Sebagai contoh, sistem rem harus dapat
menurunkan kecepatan kendaraan pada kecepatan yang diinginkan dari deselerasi
dan berhenti pada kondisi yang relatif stabil, pada jarak yang cukup singkat saat
pengereman darurat. Alat utama yang berperan pada fungsi perlambatan seperti
ini adalah sistem rem, termasuk di dalamnya adalah pedal rem, dan ban serta
komponen-komponen yang lainnya.
Adapun syarat rem yang baik adalah :
a. Dapat bekerja dengan baik dan cepat.
b. Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama
atau gaya pengereman harus sebanding dengan beban yang diterima oleh
masing-masing roda.
c. Mempunyai daya tahan yang cukup.
d. Mudah disetel dan diperbaiki.
2. Prinsip kerja rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan
(tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetap
bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan
kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Engine bekerja mengubah energi
panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan kendaraan.
20
20
Sebaliknya, prinsip kerja rem adalah “mengubah energi kinetik kembali menjadi
energi panas untuk menghentikan kendaraan”.
Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan
penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect)
diperoleh dari adanya gesekan yang timbul antara dua objek yang memiliki arah
gaya yang berlawanan.
belajar siswa yang menggunakan multimedia presentasi tipe stand alone lebih
baik daripada siswa yang menggunakan media gambar. Rata-rata peningkatan
penguasaan materi Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Rem dan
Komponennya didapatkan N-Gain kelas yang menggunakan media gambar
sebesar 0.23, sedangkan N-Gain kelas yang menggunakan multimedia
presentasi tipe stand alone sebesar 0.32.
26
26
G. Kerangka Berfikir
Empiris:
Bakat
Media Pembelajaran
N-Gain N-Gain
Umpan Balik
Hasil Belajar
Lingkup Penelitian
Lingkup Sekolah
Dibandingkan
Dilanjutkan
27
27
H. Hipotesis Penelitian
Suharsimi Arikunto (2002, hlm. 64) mengemukakan “Hipotesis dapat
diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.
Rumusan hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut: