“Sains PGMI 3”
DosenPembimbing
Bp.H.A Labib, M.Pd
DISUSUN OLEH :
TRI PUJI UTAMI
1
keturunannya. Namun sebaliknya, bagi keturunan jerapah yang tidak dapat
beradaptasi baik dengan lingkungan, maka ia akan mengalami kemunduran.
Dia berpendapat bahwa perubahan makhluk hidup di karenakan beradaptasi
dengan lingkungannya untuk bertahan hidup. (Cambell Reece-Mitchell edisi 5
jilid 2 ; 8).
2. Teori evolusi Charles Darwin
Charles Darwin juga menerbitkan buku mengenai asal mula spesies pada
tahun 1859, dengan judul "on the ofiginof species by means of natural
selection" atau "the preservation of favored races in the struggle for life".
Dia berpendapat bahwa spesies tidak diciptakan dalam bentuknya yang
sekarang ini, tetapi berevolusi dari spesies nenek moyangnya. beliau juga
mengemukakan suatu mekanisme untuk evolusi yang ia sebut seleksi alam
(natural selection). 2
Mengenai Evolusi, Darwin berpendapat :
2
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Lalu apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh
(ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS.Al-Hijr
: 28-29)
3
R. GunawanSusilowarno, Biologi (Jakarta: Grasindo, t.th), 264.
lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara
organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi
adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup,
bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa
yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan.
Tetapi biasanya ekologi didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-
organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau
ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan
lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-
golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air
adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan
ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa
manusia merupakan bagian dari pada alam. Menurut Odum (1971) ekologi
mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem
atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini
menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu
termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur
hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan
sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang
terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian
bagaimana fungsi organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam
rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal
balik antara makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya.
Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada manusia,
sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam kehidupan di
biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan
kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia
sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah
pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah
makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau
pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah memberikan efek yang
mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari Biologi
yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang
menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.
Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya
suatu organisme akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai
komponen lingkungan yang ada di sekitarnya. Kehadiran organisme lain dan
berbagai komponen lingkungan sangat dibutuhkan untuk keperluan pangan,
perlindungan, pertumbuhan, perkembangan, dll. Hubungan antar organisme
atau dengan lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks, mereka saling
berinteraksi satu sama lain membentuk suatu ekologi atau sering disebut
ekosistem. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.
a. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di
bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan
sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme
berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-
tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas,
ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup
tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi
membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan.
b. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan
kimia. Faktor abiotik adalah sebagai berikut:
1) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat
yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang
hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
2) Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
3) Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan
manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain,
misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi
unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai
pelarut dan pelapuk
4) Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang
berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda.
Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan
organisme, terutama tumbuhan.
5) Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi
fisik dan kimia yang berbeda.
6) Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan
dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu
7) Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang
berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan
distribusi organisme di permukaan bumi
2. Pembagian Ekologi
a. Berdasarkan komposisi jenis organisme
Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies.
Sejarah-sejarah hidup dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri
terhadap lingkungan biasanya mendapatkan penekanan. Pembahasan
melaiputi aspek siklus hidup,adaptasi,sifat parasitik,non-parasitik,dan
lain-lain.
2) Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-
organisme yang berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling
berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Bila diadakan suatu studi
mengenai hubungan suatu jenis pohon terhadap lingkungan, pengkajian
itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu memperhatikan atau
mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh, pendekatannya bersifat
sinekologi.
Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian.
Seseorang yang akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada
proses-proses, tingkat-tingkat, lingkungan-lingkungan, organisme-
organisme, atau masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan
yang bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
b. Berdasarkan atas habitat suatu spesies atau kelompok spseies organism,
maka ekologi dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Ekologi daratan (terestrial), yaitu mempelajari hubungan timbal balik
antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua wilayah
daratan tegalan, kebun, ladang, hutan lahan kering, padang rumput, atau
gurun.
2) Ekologi air tawar (freshwater), yaitu mempelajari hubungan timbal balik
antara organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang
ada di wilayah perairan tawar. Contoh wilayah perairan tawar adalah
danau, sungai, kolam, sumur, rawa atau sawah.
3) Ekologi bahari, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada di wilayah perairan asin atau lautan
4) Ekologi estuarin, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua
komponenlingkungan yang ada di wilayah perairan payau. Contoh
wilayah perairan payau adalah muara sungai, teluk dan laguna.
5) Ekologi hutan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada di ekosistem hutan.
6) Ekologi padang rumput, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada di ekosistem padang rumput.
c. Berdasarkan taksonomi atau sistematikanya, ekologi dibedakan menjadi:
1) Ekologi tumbuhan
2) Ekologi serangga
3) Ekologi burung
4) Ekologi vertebrata
5) Ekologi mikroba
3. Ruang Lingkup Ekologi
Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga
biosfer.
a. Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan
genetik,dan berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara
umum, apabila kita bicara populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggota-
anggota dari spesies yang sama,yang satu sama lain berdekatan. Antara
populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya.
b. Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat
dan waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan.
Kita dapat menggunakan komunitas untuk menunjukkan semua benda yang
hidup di dalam suatu ekosistem ,atau kita dapat membatasi perhatian kita hanya
pada komunitas burung,atau komunitas tanaman dan sebagainya.
c. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan
nonhayati yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan
yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen
tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi. Pada ekosistem, setiap
organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen,
konsumen ataupun dekomposer.. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang
kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-
macam ekosistem.
d. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global--jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh
makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling
kompleks dalam ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa
kilometer, daratan sampai ke dan termasuk bebatuan yang mengandung air
yang berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai,
gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa kilometer.
Ada 14 asas dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu
dengan yang lain. Yaitu:
1. Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat
hilang, dihancurkan atau diciptakan.
2. Semua proses pengubahan energi tidak cermat.
3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber
alam.
4. Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan.
5. Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat merangsang
penggunaan sumber alam tersebut.
6. Keturunan (genotif) dengan daya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai
pada generasi berikutnya.
7. Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil.
8. Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan
kecepatan yang ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.
9. Keanekaragaman sebanding dengan biomassa/produktivitas.
10. Biomassa/produktivitas meningkat dalam lingkungan yang stabil.
11. Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa.
12. Kesempurnaan adaptasi setiap habitat/sifat bergantung kepada kepentingan
relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu.
13. Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku
dalam ekosistem mantap yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi
lebih jauh lagi.
14. Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh
sejarah populasi itu sebelumnya.4
4
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah penulis menyelesaikan hasil dan pembahasan studi di atas, penulis
mengambil simpulan sebagai berikut :
1. Konsep dasar mengenai asal usul kehidupan dimulai dari terbentuknya bumi
dan organisme yang muncul pada periode awal yaitu organisme makroskopik
dan multiseluler
2. Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup secara bertahap dan
membutuhkan waktu yang lama dari bentuk yang sederhana, menjadi bentuk
yang lebih kompleks. Ada beberapa teori evolisi yang muncul, antara lain:
Teori Evolusi Jean Baptise Lamarck, Teori Evolusi Charles Darwin, Teori
Evolusi menurut Al Qur’an.
3. Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk.
Didalam pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok individu yang
sejenis.Populasi adalah sekelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama,
yang hidup pada suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Misalnya saja tanaman padi di persawahan begitu juga dengan perumputan atau
serangga yang ada.
4. Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat
hidup, dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah
pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap
lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara
organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Rosman dkk., Teori Darwin Dalam Pandagan Sains dan Islam (Jakarta:
PRESTASI, 2006), 7-9.
Burnie, David, Bengkel Imu Evolusi penerj. Daniel N. Lumban Tobing (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2005), 32-33.