Anda di halaman 1dari 10

Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat Menuju Green City

MEMBANGUN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT


MENUJU GREEN CITY

PUDJO UTOMO
Fakultas Hukum Universitas Wachid Hasyim
Jl. Menoreh Tengah X No.22, Sampangan, Semarang-Jawa Tengah
email: phutomo13@gmail.com

ABSTRACT

The negative impact of the development of large cities adds to the burden on the
environment because the carrying capacity of natural resources is increasingly out of balance
with the pace of demands for fulfilling life needs. Technology development and sustainable
urban planning concepts, one of which is with the efforts of the local government to protect
the environment by applying the green city concept, through engineering empowerment by
building legal awareness of the community it is hoped that it can stimulate the public to
accept and use introduced concepts and technologies. Efforts to achieve goals are
constrained because they are not accompanied by awareness and compliance with the law of
the community to receive and apply the elements of Green City in life on an ongoing basis.
Cultural, moral, educative approaches, by carrying out deconstruction and reconstruction.

Keywords: Green City Concept, Engineering Empowerment, Legal Awareness.

ABSTRAK

Dampak negatif pengembangan kota-kota besar menambah beban bagi lingkungan


karena daya dukung sumber alam semakin tidak seimbang dengan lajunya tuntutan
pemenuhan kebutuhan hidup. Pengembangan teknologi dan konsep perencanaan kota yang
berkelanjutan, salah satunya dengan usaha pemerintah setempat guna menjaga lingkungan
menerapkan konsep green city, melalui rekayasa pemberdayaan dengan membangun
kesadaran hukum masyarakat diharapkan dapat memberi stimultan agar masyarakat mau
menerima dan menggunakan konsep dan teknologi yang diintroduksi. Upaya pencapaian
tujuan terkendala karena tidak dibarengi dengan kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat
untuk menerima dan mengaplikasikan elemen-elemen green City dalam kehidupan secara
berkesinambungan. Pendekatan budaya/kultural, moral, edukatif, dengan melakukan
dekonstruksi serta rekonstruksi.

Kata kunci: Konsep Green City, Rekayasa Pemberdayaan, Kesadaran Hukum.

A. PENDAHULUAN menambah beban yang amat berat bagi


Tingkat kepadatan penduduk yang lingkungan karena daya dukung sumber
tinggi, akan berdampak pada peningkatan alam semakin tidak seimbang dengan
kebutuhan akan pangan, bahan bakar, lajunya tuntutan pemenuhan kebutuhan
pemukiman dan kebutuhan dasar hidup.
lainnya,yang pada gilirannya akan

Nurani Hukum. Vol. 1 No. 1 Desember 2018. ISSN. 2655-7169 │ 11


Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat Menuju Green City

Dari perspektif global, dampak mengancam kelestarian lingkungan hidup.


lingkungan yang terkait dengan proses Berdasarkan hal itu dirumuskan
rekayasa dalam penyediaan dan permasalahan sebagai berikut:
penggunaan bahan dan energi dipandang 1. Bagaimana kesadaran hukum dan
sebagai penyumbang utama dalam ketaatan hukum masyarakat dalam
mempengaruhi keadaan lingkungan, menyikapi persoalan lingkungan di
menurunkan kualitas lingkungan, sekitarnya?
meningkatkan limbah domestik dan limbah 2. Bagaimana upaya membangun
industri yang mengakibatkan perubahan kesadaran hukum dalam masyarakat?
besar pada kualitas lingkungan hidup.
Pertambahan jumlah penduduk perkotaan, C. METODE PENDEKATAN
secara otomatis menimbulkan sejumlah Perumusan masalah pada penelitian
tantangan terutama di dalam penyediaan dibahas dengan menggunakan pendekatan
kebutuhan penduduknya, termasuk budaya/kultural, moral, edukatif, dengan
kebutuhan terhadap perumahan, melakukan dekonstruksi serta rekonstruksi.
infrastruktur, transportasi, energi, Paradigma kontruktivisme, berangkat dari
pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta keyakinan bahwa realitas itu beragam.
lapangan pekerjaan. Para penyelenggara Realitas berada dalam beragam konstruksi
pemerintahan kota, seakan berlomba mental yang bersifat subyektif pada diri
menerapkan berbagai teknologi dalam manusia (masyarakat), yang didasarkan
upaya menanggulangi fenomena pada pengalaman sosial, agama, budaya,
permasalahan perkotaan yang dihadapi sistem nilai-nilai lainnya dan bersifat lokal.
hampir seluruh kota besar di Indonesia: di Realitas yang diamati oleh peneliti tidak
antaranya tersedianya Ruang Terbuka bisa digeneralisir1.
Hijau (RTH), kemacetan, sampah, Sumber data berasal dari survei
penataan kawasan baik permukiman, primer dan sekunder, teknik pengumpulan
perdagangan, ataupun industri, pedagang data dilakukan dengan cara observasi
kaki lima, dan banjir. lapangan dengan melihat kondisi lapangan
Di antara konsep-konsep yang yang ada untuk dapat diterapkan konsep
berkembang dan telah banyak didiskusikan green city pada lokasi model yang telah
bahkan diimplementasikan adalah konsep ditentukan, untuk mendapatkan gambaran
green city. Namun, upaya-upaya tentang partisipasi masyarakat dalam
pemerintah tidak didahului dengan menerima dan mengimplementasi konsep-
pelibatan aktif masyarakat (bottom-up), konsep yang ditawarkan pemerintah, serta
dan berkesinambungan, sehingga tujuan penggambaran tentang kendala yang
dari penerapan konsep green city menjadi terjadi.
tidak optimal. Penelitian dilakukan menggunakan
model Kota Sehat yang dilaksanakan di
B. RUMUSAN MASALAH kota Semarang, dengan menetapkan
Berbagai permasalahan yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan atas 1
Adji Samekto. 2015. Pergeseran Pemikiran
nama pengembangan perkotaan justru akan Hukum Dari Era Yunani Menuju Postmodernisme.
Jakarta: Penerbit Konstitusi.

12 │ Nurani Hukum. Vol. 1 No. 1 Desember 2018. ISSN. 2655-7169


Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat Menuju Green City

sampling pada dua wilayah terpilih, yaitu (perencanaan dan rancangan hijau):
kelurahan Nongkosawit, kecamatan Perancangan kota didesain dengan
Gunungpati dan kelurahan Tanjungmas, perspektif konsep pembangunan kota yang
kecamatan Semarang Utara, yang berkelanjutan, di samping itu, green city
melakukan proses menuju green city. juga menuntut perencanaan tata guna lahan
dan tata bangunan yang ramah lingkungan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN serta penciptaan tata ruang yang
1. Konsep Green City mempunyai daya tarik dan bercita rasa seni
Berawal dari era revolusi dengan tinggi. (2) green open space (ruang terbuka
diajukannya konsep kota taman (garden hijau): Ruang terbuka hijau menjadi salah
city) oleh Ebenezer Howard pada tahun satu elemen terpenting green city, berguna
1898 berupa gagasan mengarahkan dalam mengurangi polusi, menambah
pertumbuhan kota melalui penataan dan estetika kota, serta menciptakan iklim
preservasi sabuk hijau yang mengelilingi mikro yang nyaman. Hal ini dapat
kota dengan jarak radius pusat kota dengan diciptakan dengan perluasan lahan taman,
wilayah yang relatif dekat dan koridor hijau dan lain-lain. (3) green waste
dihubungkan dengan sistem transportasi (Pengolahan sampah hijau): Pengolahan
kereta api dengan posisi stasiun terjangkau sampah hijau berprinsip pada reduce
dalam waktu lima menit, maka banyak (pengurangan), reuse (penggunaan ulang)
diikuti dan dikembangkan oleh para arsitek dan recycle (daur ulang). Selain itu,
dan perencana kota dalam mengembang- pengelolaan sampah hijau juga harus
kan kota berwawasan ekologis, yang ide didukung oleh teknologi pengolahan dan
tersebut dilanjutkan oleh Le Corbusier pembuangan sampah yang ramah
dengan konsep ‘A contemporary city’ lingkungan. (4) green transportation
1992. Konsep selanjutnya sustainable (transportasi hijau): pada dasarnya adalah
cities, dikembangkan oleh Richard Roger konsep alat angkut umum dengan fokus
yang merupakan pengembangan dari pada perencanaan berkualitas, bertujuan
model ‘dense city’ yaitu prinsip mengurangi penggunaan kendaraan
perencanaan berbasis efisiensi enerji, pribadi, penciptaan infrastruktur jalan yang
pengurangan penggunaan enerji tak mendukung perkembangan trasportasi
terbarui serta pengurangan polusi, dan massal, mengurangi emisi kendaraan, serta
dikembangkan lebih lanjut dengan konsep membentuk areal atau ruang jalan yang
‘compact city’ dengan cara pemusatan ramah bagi pejalan kaki dan pengguna
kegiatan sosial-ekonomi yang beragam di sepeda. (5) greenwater (manajemen air
sekitar lingkungan kota yang berbeda yang hijau): bertujuan untuk pengelolaan
melalui pendekatan konsep mix used2. konsumsi air yang hemat serta
Green City identik dengan “...karbon mengupayakan pemrosesan air yang
netral dan sepenuhnya berkelanjutan” berkualitas. Dengan teknologi yang maju,
mengidentifikasi elemen-elemen green city konsep ini bisa diperluas hingga
melalui: (1) green planning and design penggunaan hemat bluewater (air baku/ air
segar), menyediakan air siap minum,
2
Eko Budiharjo. 1999. Pembangunan Kota penggunaan ulang dan pengolahan grey
Berkelanjutan. Bandung: Penerbit ITB

Nurani Hukum. Vol. 1 No. 1 Desember 2018. ISSN. 2655-7169 │ 13


Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat Menuju Green City

water (air yang telah digunakan), serta ditetapkan dalam Surat Keputusan
menjaga kualitas green water yaitu air Walikota, terdiri dari dua tim, pertama: tim
yang masih tersimpan dalam tanah. (6) teknis di dalamnya terdiri para pejabat
green energy (Energi hijau): konsep pemerintah di bawah Walikota, kedua: tim
pemakaian energi yang tujuannya forum terdiri dari anggota masyarakat,
mengurangi penggunaan energi melalui praktisi, akademisi, dan pihak swasta.
penghematan penggunaan serta Komposisi tim teknis dan forum
peningkatan penggunaan energi diharapkan meningkatkan sinergisme, baik
terbarukan, seperti listrik tenaga surya, dalam pembahasan, rencana kerja,
tenaga angin, listrik dari emisi methana pelaksanaan atau penerapan kegiatan
TPA dan lainnya. (7) green building tatanan kota sehat, target pencapaian
(bangunan hijau): merupakan rancangan semua tatanan dimulai pada tahun 2015
bangunan yang penerapan desain dan sampai dengan tahun 2021. Swastisaba
konstruksi ramah terhadap lingkungan, adalah penghargaan yang diberikan oleh
proses pengerjaannya efisien, baik dalam pemerintah kepada Bupati/Walikota atas
desain, konstruksi, perawatan, renovasi keberhasilan dalam menyelenggarakan
bahkan dalam perubuhan. Bangunan hijau Kabupaten/Kota Sehat.
harus hemat, tepat, tahan lama, serta Terdapat beberapa tatanan kota sehat
nyaman, dirancang untuk mengurangi yang akan dicapai, di antaranya adalah:
dampak negatif bangunan terhadap Kawasan Permukiman, Sarana dan
kesehatan yang tercermin dari menyatunya Prasarana umum, Kawasan Sarana Lalu
antara kegiatan penghuninya dan lintas Tertib dan Pelayanan Transportasi;
lingkungannya melalui pemanfaatan Kawasan Pertambangan Sehat; Kawasan
sumber daya dan lain-lain yang efisien, Hutan Sehat; Kawasan Industri dan
dan terjaganya kesehatan penghuni serta Perkantoran Sehat; Kawasan Pariwisata
mampu mengurangi sampah, polusi dan Sehat; Ketahanan Pangan dan Gizi;
kerusakan lingkungan. Kehidupan Masyarakat Sehat Mandiri;
Kehidupan Sosial yang Sehat. Terdapat
2. Pemberdayaan Masyarakat melalui tiga poin permasalahan yang masih
Program Forum Kota Sehat dihadapi pemerintah kota Semarang dalam
Konsep Kota Sehat dibentuk berdasar melaksanakan konsep Kota Sehat,
Peraturan Bersama Kementrian Dalam pertama: masih kurangnya kesadaran
Negeri dan Kementrian Kesehatan Nomor hukum masyarakat, kedua: penegakan
34 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan hukum yang belum optimal, ketiga:
Kabupaten/Kota Sehat. Pada awal kurangnya peran swasta.
pembentukannya Forum Kota Sehat Kota
Semarang diprakarsai oleh Dinas 3. Membangun Kesadaran Hukum
Kesehatan Kota Semarang sebagai tim Kesadaran hukum menurut kamus
teknis serta melibatkan berbagai elemen besar bahasa Indonesia adalah kesadaran
masyarakat praktisi dan akademisi yang seseorang akan pengetahuan bahwa suatu
tergabung dalam Forum Kota Sehat. perilaku tertentu diatur oleh hukum.
Secara organisasi, Forum Kota Sehat Kesadaran hukum pada titik tertentu

14 │ Nurani Hukum. Vol. 1 No. 1 Desember 2018. ISSN. 2655-7169


Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat Menuju Green City

diharapkan mampu untuk mendorong itu beragam. Realitas berada dalam


seseorang mematuhi dan melaksanakan beragam konstruksi mental yang bersifat
atau tidak melaksanakan apa yang dilarang subyektif pada diri manusia (masyarakat),
dan atau apa yang diperintahkan oleh yang didasarkan pada pengalaman sosial,
hukum. Oleh karena itu, peningkatan agama, budaya, sistem nilai-nilai lainnya
kesadaran hukum merupakan salah satu dan bersifat lokal.
bagian penting dalam upaya untuk Gambaran umum kelurahan
mewujudkan penegakan hukum. Akibat Tanjungmas Kecamatan Semarang Utara
dari rendahnya kesadaran hukum (tatanan Permukiman, Sarana dan
masyarakat adalah masyarakat yang tidak Prasarana Umum), merupakan komplek
patuh terhadap peraturan hukum yang perumahan/ real estate pertama di kota
berlaku. Hal tersebut selaras dengan Semarang, dikenal dengan nama Tanah
pendapat Ewick dan Silbey dalam Ali Mas. Posisi perumahan ini berdekatan
Akhmad : “...Kesadaran Hukum mengacu dengan pantai, dan menjadi daerah yang
ke cara-cara di mana orang-orang bertahun-tahun tergenang rob dan banjir.
memahami hukum dan intitusi hukum, Upaya yang dilakukan oleh sebagian
yaitu pemahaman-pemahaman yang pemilik rumah secara individu adalah
memberikan makna kepada pengalaman dengan menaikkan tinggi rumah, agar air
dan tindakan orang-orang, kesadaran tidak akan masuk ke dalam rumah.
hukum terbentuk dalam tindakan dan Tindakan ini berdampak buruk terutama
karenanya merupakan persoalan praktek pada rumah yang tidak ditinggikan dan
untuk dikaji secara empiris. Dengan kata drainase.
lain, kesadaran hukum adalah persoalan Pemerintah kota Semarang telah
hukum sebagai perilaku, dan bukan hukum melakukan upaya-upaya untuk mengurangi
sebagai aturan norma atau asas”.3 dampak, dengan pengerukan dan
Ditemukan kenyataan bahwa membenahi aliran sungai, namun
sebagian masyarakat yang bertempat pengaruhnya tidak signifikan. Atas inisiatif
tinggal di lokasi yang dijadikan model, sebagian warga yang merasa peduli atas
kelurahan Nongkosawit Kecamatan kondisi lingkungannya, mereka bersepakat
Gunungpati (tatanan Pariwisata Sehat), dan untuk membentuk paguyuban yang
kelurahan Tanjungmas Komplek bertujuan untuk memecahkan masalah-
perumahan Tanahmas Kecamatan masalah lingkungan, utamanya rob dan
Semarang Utara (tatanan Permukiman, banjir. Pada awal pembentukannya, respon
Sarana dan Prasarana) memiliki karakter warga sangat minim, tercermin dari setiap
yang berbeda dalam hal kesadaran diadakan pertemuan, yang hadir paling
(hukum) masyarakatnya. Hal itu sesuai banyak hanya 5 warga dari 200 kepala
dengan paradigma kontruktivisme, keluarga, itu pun kebanyakan terdiri dari
berangkat dari keyakinan bahwa realitas para pengurusnya.4
Upaya-upaya yang dilakukan agar
3
warga peduli atas masalah-masalah yang
Ahmad Ali. 2009. Menguak Teori Hukum
(Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicial
4
Prudence) Termasuk Interprestasi Undang-undang, Wawancara dengan Handoyo, ketua
Jakarta: Kencana. Paguyuban

Nurani Hukum. Vol. 1 No. 1 Desember 2018. ISSN. 2655-7169 │ 15


Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat Menuju Green City

dihadapi, pengurus berkoordinasi dengan dan memperoleh penghargaan pada tingkat


pihak kelurahan dalam hal administratif, nasional dan internasional.
berupa komitmen bersama antara pihak Pada kelurahan Nongkosawit,
kelurahan dengan pengurus paguyuban sebagian responden menjawab pertanyaan
misalnya ada warga yang membutuhkan yang diajukan: “apakah mengetahui
surat keterangan kelurahan, harus ada program pemerintah kota tentang
persetujuan dari Rt/Rw terlebih dulu. pariwisata sehat”, dari sekitar 100
Apabila ada warga yang tidak responden hanya sekitar 10% responden
melaksanakan kewajibannya untuk yang menjawab “tahu”, sisanya
membayar retribusi yang sudah disepakati menyatakan “tidak tahu”. Disimpulkan
bersama, maka Rt/Rw tidak akan sementara bahwa pemerintah kota kurang
memberikan Surat Pengantar untuk aktif dalam melibatkan peran serta
pengurusan surat ke kelurahan. Upaya ini masyarakat melalui sosialisasi program di
juga mengalami kendala, warga yang samping masih mempergunakan cara yang
memerlukan surat bisa langsung sudah usang dalam penerapan programnya
berhubungan dengan perangkat kelurahan. (top-down).
Kesadaran hukum dalam masyarakat Peran serta masyarakat mensyaratkan
belumlah merupakan proses sekali jadi, pemberian informasi dengan cara yang
melainkan merupakan rangkaian proses berhasil guna dan berdaya guna. Untuk itu,
yang terjadi tahap demi tahap. Selama 15 hal yang perlu diperhatikan di antaranya:
tahun, paguyuban warga ini berupaya kepastian penerimaan informasi, informasi
mewujudkan tujuannya membangun lintas batas terutama berkaitan dengan
kesadaran hukum warga agar terbebas dampak kegiatan pada daerah perbatasan;
masalah-masalah, “...kesadaran hukum informasi tepat waktu; informasi lengkap;
pada titik tertentu diharapkan mampu dan informasi yang dapat dipahami. Peran
untuk mendorong seseorang mematuhi dan serta masyarakat dapat dipandang (sebagai
melaksanakan atau tidak melaksanakan apa suatu upaya) untuk membantu negara dan
yang dilarang dan atau apa yang lembaga-lembaganya guna melaksanakan
diperintahkan oleh hukum.”5, dan secara tugas dengan cara yang lebih dapat
otomatis membentuk kesadaran warga diterima dan berhasil guna.
untuk peduli terhadap lingkungan dan Dapat disimpulkan sementara bahwa
sadar atas aturan/hukum meskipun meski tidak mengetahui program
aturan/hukum tersebut dalam urutan paling pemerintah, dalam realitasnya, masyarakat
rendah. Kelurahan Tanjungmas, dapat sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan
dikatakan berhasil membangun kesadaran kepariwisataan sesuai dengan potensi alam
masyarakat terhadap hukum yang yang ada di sekitarnya, seperti air terjun,
tatarannya rendah dan terbebas dari dan peninggalan-peninggalan sejarah yang
masalah-masalah klasik, banjir dan rob, ada, dengan cara-cara yang sederhana,
mempersiapkan infrastruktur (jalan
5
setapak) menuju lokasi wisata, membuat
Zulkarnain Hasibuan. 2013. Kesadaran
Hukum dan Ketaatan Hukum Masyarakat Dewasa
aturan untuk wisatawan, menyediakan pos-
Ini. Jurnal Justitia Volume 1 Nomor 1 Tahun 2013. pos kesehatan dan lainnya, yng diapresiasi
Hlm. 78-92

16 │ Nurani Hukum. Vol. 1 No. 1 Desember 2018. ISSN. 2655-7169


Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat Menuju Green City

oleh pemerintah kota dengan menetapkan masyarakat sadar hukum hasilnya dapat
sebagai Desa Wisata. dilihat dalam bentuk ketaatan masyarakat
Kesadaran yang terbentuk di tersebut pada hukum itu sendiri,sehingga
kelurahan Nongkosawit dan kelurahan tidak diperlukan alat pemaksa (kekuasaan
Tanjungmas adalah kesadaran memiliki cq. Polisi) yang membuat masyarakat takut
lingkungan yang dikelola dan untuk tujuan agar mereka patuh pada hukum.
kepentingan bersama, dengan menetapkan Membangun masyarakat yang sadar
norma yang mengatur hak dan kewajiban hukum merupakan hal penting yang
untuk dipatuhi. diharapkan akan membentuk dan
Kesadaran hukum terbentuk adalah menjadikan masyarakat menjunjung tinggi
persoalan “hukum sebagai perilaku” dan institusi/aturan sebagai pemenuhan
bukan “hukum sebagai aturan norma atau kebutuhan dan pengharapan akan ketaatan
asas” dengan demikian tidak dimiliki dan ketertiban.
secara otomatis oleh setiap orang. Dengan Pada tahap inilah, pemerintah
demikian, masyarakat memerlukan sebaiknya berperan aktif mengakomodasi
institusi untuk memenuhi kebutuhan- embrio-embrio kesadaran hukum
kebutuhannya dan memperlancar jalannya masyarakat, dengan melakukan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. pendekatan-pendekatan yang sesuai
Kesadaran hukum masyarakat tidaklah dengan jiwa dan budaya bangsa, sebagai
identik dengan ketaatan hukum masyarakat contoh dalam pembangunan kota
itu sendiri. Pada hakikatnya ketaatan berkelanjutan (green city) harus
hukum adalah “kesetiaan” seseorang atau dilaksanakan dengan mengombinasikan
subyek hukum terhadap hukum yang pertumbuhan ekonomi yang sehat dan
diwujudkan dalam bentuk prilaku yang ramah lingkungan (pro green growth),
nyata, sedang “kesadaran hukum meningkatkan kesejahteraan masyarakat
masyarakat” masih bersifat abstrak belum (pro poor), menyediakan lapangan kerja
merupakan bentuk perilaku yang nyata yang ramah lingkungan (pro green job)
yang mengakomodir kehendak hukum itu dan dalam bingkai menjaga kelestarian
sendiri. 6 lingkungan (pro environment).
Kesadaran seseorang tentang hukum Membangun green city dilakukan
ternyata tidak serta merta membuat dengan mengoptimalkan sumber daya
seseorang taat pada hukum karena banyak manusia, teknologi dan jasa ekosistem
indikator-indikator sosial lain yang yang memungkinkan kota dikelola secara
mempengaruhinya. Ketaatan hukum cerdas dan berlanjut,7 meskipun pada
merupakan dependen variabel maka untuk kenyataannya, seringkali pemerintah tidak
membangun masyarakat patuh hukum melibatkan masyarakat yang
perlu dicari independen variabel atau mengakibatkan ketidaktahuan tentang apa
intervening variabel agar program yang akan dan sedang dikerjakan
Pemerintah yang menghendaki terciptanya pemerintah. Program-program pemerintah

6 7
Satjipto Rahardjo. 2003. Sisi-sisi Lain dari Nadia Astriani. 2014. Peran Serta
Hukum di Indonesia, Jakarta: Penerbit Buku Masyarakat Dalam PengelolaanRuang Terbuka
Kompas. Hijau (RTH) di Kota Bandung

Nurani Hukum. Vol. 1 No. 1 Desember 2018. ISSN. 2655-7169 │ 17


Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat Menuju Green City

lebih bersifat top-down, sehingga Melaksanakan tindakan preventif yaitu


terbentuklah presepsi bahwa masyarakat usaha untuk mencegah terjadinya
hanya sebagai obyek kebijakan semata. pelanggaran-pelanggaran hukum atau
Peran serta masyarakat dalam merosotnya kesadaran hukum. Dengan
perencanaan pembangunan di suatu memperberat ancaman hukum terhadap
wilayah merupakan salah satu faktor pelanggaran-pelanggaran hukum tertentu
penting guna mengeliminasi, setidaknya diharapkan dapat dicegah pelanggaran-
mengurangi timbulnya konflik pelanggaran hukum tertentu. Demikian
kepentingan. Apabila tindakan-tindakan pula ketaatan atau kepatuhan hukum para
yang diambil oleh pemerintah untuk warga negara perlu diawasi dengan ketat.
kepentingan masyarakat dan apabila (c) Tindakan persuasif, yaitu mendorong,
masyarakat diharapkan untuk menerima dan memacu. Kesadaran hukum sangat
dan patuh pada tindakan tersebut, maka berkaitan dengan hukum, dan hukum
masyarakat harus diberi kesempatan untuk adalah produk kebudayaan. Kebudayaan
mengembangkan dan mengutarakan mencakup suatu sistem tujuan dan nilai-
8
pendapatnya. nilai hukum merupakan pencerminan
Meskipun hukum memiliki struktur daripada nilai-nilai yang terdapat dalam
yang pada dasarnya berbasis kepada masyarakat. Menanamkan kesadaran
kewajiban dan hak, namun penekanan pada hukum berarti menanamkan nilai-nilai
kewajiban moral untuk mentaati dan kebudayaan. (d) Pendidikan tetang
peranan peraturan diharapkan akan kesadaran hukum hendaknya diberikan
membentuk karakteristik masyarakat, secara formal di sekolah-sekolah dan
sehingga peraturan sesuai dengan nilai- secara non formal di luar sekolah kepada
nilai instristik yang dianut.9 masyarakat luas, bagaimana menjadi
warga negara yang baik, tentang apa hak
4. Upaya Meningkatkan Kesadaran dan kewajiban seorang Warga Negara
Hukum dan Ketaatan Hukum Indonesia. Setiap warga Negara harus tahu
Masyarakat Dalam Mewujudkan Undang-undang yang berlaku di negara
Green City Republik Indonesia. Dengan mengenal
Dalam usaha meningkatkan dan Undang-undang diharapkan akan
membina kesadaran hukum dan ketaatan menyadari isi dan manfaatnya dan
hukum ada beberapa tindakan pokok yang selanjutnya mentaatinya.
dapat dilakukan: (a) Tindakan represif, ini Lebih lanjut ini semuanya berarti
harus bersifat drastis, tegas. Penegak menanamkan pengertian bahwa di dalam
hukum dalam melaksanakan law pergaulan hidup kita tidak boleh
enforcement harus lebih tegas dan melanggar hukum serta kewajiban hukum,
konsekuen. Makin kendornya pelaksanaan tidak boleh berbuat merugikan pihak lain
law enforcement akan menyebabkan dan harus bertindak berhati-hati di dalam
merosot-nya kesadaran hukum. (b) masyarakat terhadap pihak lain. (e) Upaya
untuk mengubah kultur yang ada di
8
Nadia Astriani. 2014. Ibid.
masyarakat itu harus diawali dengan
9
RH Soemitro. 1992. Permasalahan Hukum pensosialisasian yang lebih mendalam dan
di Dalam Masyarakat. Bandung: Alumni.

18 │ Nurani Hukum. Vol. 1 No. 1 Desember 2018. ISSN. 2655-7169


Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat Menuju Green City

terarah terhadap masyarakat mengenai masyarakat dan swasta. Pemerintah


pentingnya hukum bagi kehidupan.10 seharusnya lebih peka dan
Semakin masyarakat mengerti berkesinambungan memberikan informasi
tentang pentingnya hukum dan menjadi mulai dari rencana sampai pada
kebiasaan, masyarakat sedikit demi sedikit pelaksanaan kebijakan kepada masyarakat,
akan berubah menjadi lebih baik dan tentang upaya-upaya yang telah
kesadaran hukum masyarakat Indonesia dilaksanakan, termasuk kendala,
akan lebih meningkat. Dan tujuan dari keberhasilan, ataupun kegagalan. Namun
hukum akan tercapai yaitu masyarakat ada beberapa hal yang menarik, di
yang aman, tenteram dan sejahtera.11 antaranya adalah kegigihan masyarakat
dalam memperjuangkan kelestarian
E. PENUTUP lingkungan, kelestarian budaya, dilakukan
Perwujudan konsep green city, di tengah keterbatasan, dan tanpa tekanan,
memerlukan proses yang sangat rumit dan merupakan modal besar untuk menuju
membutuhkan biaya yang besar dan waktu masyarakat yang sadar dan taat hukum,
yang lama. Strategi pelibatan berbagai menuju masyarakat yang siap menerima
stakeholder dari kalangan pemerintah, dan melaksanakan program-program
kalangan bisnis dan kalangan masyarakat pemerintah.
dalam pembangunan green city, dengan
tujuan untuk menciptakan partisipasi nyata DAFTAR PUSTAKA
stakeholder dalam pembangunan kota
sesuai konsep green city dan membangun Buku:
masyarakat yang memiliki karakter dan Ali, Achmad 2009, Menguak Teori Hukum
kebiasaan yang ramah lingkungan, dengan (Legal Theory) dan Teori Peradilan
demikian partisipasi aktif masyarakat (Judicial Prudence) Termasuk
dalam program-program green city, InterprestasiUndang-undang,
merupakan keniscayaan. Upaya Jakarta: Kencana.
pencapaian tujuan akan terkendala Astriani, Nadia.2014. Peran Serta
bilamana tidak dibarengi dengan kesadaran Masyarakat Dalam
dan ketaatan hukum dari masyarakat untuk PengelolaanRuang Terbuka Hijau
menerima dan mengaplikasikan elemen- (RTH) Di Kota Bandung.
elemen green city dalam kehidupan secara Budihardjo, Eko. 1999. Pembangunan
berkesinambungan. Kota Berkelanjutan. Bandung:
Dengan demikian maka semua upaya Penerbit ITB
bukan hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah saja, namun menjadi tanggung Rahardjo, Satjipto. 2003. Sisi-sisi Lain dari
Hukum di Indonesia, Jakarta:
jawab semua pihak, dengan melaksanakan
Penerbit Buku Kompas.
hubungan kemitraan antara pemerintah,
Samekto, Adji. 2015. Pergeseran
10
Sunyoto Usman, 2003. Pemberdayaan Pemikiran Hukum Dari Era Yunani
Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Menuju Postmodernisme. Jakarta:
CSIS Penerbit Konstitusi.
11
Soerjono Soekanto, 1982. Kesadaran
Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: Rajawali.

Nurani Hukum. Vol. 1 No. 1 Desember 2018. ISSN. 2655-7169 │ 19


Membangun Kesadaran Hukum Masyarakat Menuju Green City

Somitro, R.H. 1992. Permasalahan Hukum Peraturan Perundang-undangan:


di Dalam Masyarakat. Bandung:
Undang-Undang No. 24 Tahun 2007
Alumni.
Penanggulangan Bencana
Soekanto, Soerjono. 1982. Kesadaran
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007
Hukum dan Kepatuhan Hukum.
Rajawali. Jakarta. tentang Penataan Ruang, dan Undang
Undang No. 3 Tahun 2009 tentang
Suharso, Retnonigsih Anna .2005. Kamus Perlindungan dan Pengelolaan
Besar Bahasa Indonesia. Widya Lingkungan Hidup, dan peraturan
Karya: Semarang lainnya. Kementrian Kesehatan
Nomor 34 tahun 2005 Tentang
Usman, Sunyoto. 2003. Pemberdayaan Penyelenggaraan Kabupaten/Kota
Konsep, Kebijakan dan Sehat.
Implementasi. CSIS: Jakarta.

Jurnal:
Hasibuan, Zulkarnain. 2013. Kesadaran
Hukum dan Ketaatan Hukum
Masyarakat Dewasa Ini. Jurnal
Justitia Volume 1 Nomor 1 2013.

20 │ Nurani Hukum. Vol. 1 No. 1 Desember 2018. ISSN. 2655-7169

Anda mungkin juga menyukai