Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No.

2, Mei 2019 : 1-71

Editorial 1
PENATALAKSANAAN PAPILLOMA LARING PADA PENDERITA DEWASA

Christin Rony Nayoan

Departemen Ilmu Kesehatan THT – KL, Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

Email : ch.nayoan@yahoo.com

ABSTRAK
Papilloma laring adalah perkembangan dari lesi epitelial yang eksofitik bersifat jinak dan sering
rekuren. Insidensi papilloma laring pada dewasa adalah 0,54 per 100.000 / tahun, sering terjadi pada
pria dibanding wanita. Penatalaksaan papilloma laring berupa terapi operatif dengan berbagai tehnik
seperti mikrolaringoskopi-ekstirpasi, reseksi dengan laser CO2, bedah beku, mikrodebrider dan terapi
adjuvan seperti injeksi cidofovir dan beberapa terapi lainnya yang masih dikembangkan Uuntuk
menambah pengetahuan mengenai penatalaksaan papilloma laring pada penderita dewasa. Seorang
wanita, 39 tahun, dengan diagnosis papilloma laring dan menjalani operasi ekstirpasi dan terapi
adjuvan untuk mencegah rekurensi. Selama evaluasi 2 bulan paska tindakan belum didapatkan tanda
rekurensi. Penatalaksanaan papilloma laring adalah dengan pembedahan bertujuan untuk mengambil
seluruh papilloma dan memelihara struktur normal sehingga membebaskan obstruksi jalan nafas,
memperbaiki kualitas suara, mengembalikan ke fungsi senormal mungkin. Namun karena rekurensi
penyakit ini sangat tinggi maka tindakan pembedahan dikombinasi dengan terapi adjuvan.

Kata Kunci : Papilloma Laring, Bedah, Terapi Adjuvan

ABSTRACT
Laryngeal papilloma is a development of an exophytic epithelial lesion that is benign and often
recurrent. The incidence of laryngeal papilloma in adults is 0.54 per 100,000 / year, often occurring
in men compared to women. Management of laryngeal papilloma in the form of operative therapy with
various techniques such as microlaryngoscopy-extirpation, CO2 laser resection, frozen surgery,
microdebrider and adjuvant therapy such as cidofovir injection and several other therapies that are
still being developed. to increase knowledge about the management of laryngeal papilloma in adult
patients. a woman, 39 years old, with a diagnosis of laryngeal papilloma and undergoing extirpation
surgery and adjuvant therapy to prevent recurrence. During the evaluation 2 months after surgery has
not been found for recurrence marks. The management of laryngeal papilloma is by surgery that aimed
to taking all papillomas and maintaining normal structures so as to free airway obstruction, improve
sound quality, return to normal function as possible. Recurrence of this disease is very high better
prognostic with adjuvant therapy.

Keywords : Laryngeal Papilloma, Surgery, Adjuvant Therapy

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan :1-8) 1


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71

PENDAHULUAN LAPORAN KASUS


Papilloma laring adalah perkembangan Seorang wanita, 39 tahun datang ke klinik
dari lesi epitelial yang eksofitik bersifat jinak RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan keluhan
dan sering rekuren.1, 2 Nama lainnya Recurrent utama sesak nafas. 2 minggu sebelum dirawat
Respiratory Papillomatosis (RRP). Penyebab pasien mengeluh sesak nafas, hilang timbul,
dari tumor ini adalah infeksi Human Papilloma muncul terutama setelah beraktivitas atau batuk
Virus (HPV) subtipe 6 dan 11.3, 4, 5 Papiloma ngekel, hilang dengan beristirahat, batuk
laring merupakan neoplasma jinak dilaring berdahak, warna dahak bening encer kadang
yang paling sering terjadi terutama pada anak – putih kental, makan minum biasa, tidak ada
anak tetapi dapat juga terjadi pada orang penurunan berat badan. Pasien kemudian
dewasa. Terdapat 2 bimodal distribusi usia periksa ke dokter THT dikatakan kemungkinan
berdasarkan onset terjadinya yaitu Juvenile ada benjolan di jalan nafas kemudian pasien
Recurrent Respiratory Papillomatosis (JRRP) lalu dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi.
onset saat umur 2-4 tahun / < 5 tahun dan Adult 1 tahun pasien mengeluh suara serak
Recurrent Respiratory Papillomatosis (ARRP) hilang timbul disertai batuk berdahak, dahak
onset saat umur 20-40 tahun.1, 3, 5, 6 putih encer kadang kental, tidak ada keluhan
Insidensi papilloma laring pada dewasa batuk berdarah. Suara serak makin lama makin
adalah 0,54 per 100.000 / tahun, berdasarkan sering muncul dan menetap dalam 6 bulan
penelitian terbaru dan lebih sering terjadi pada terakhir. Pasien hanya mengkonsumsi obat
pria dibanding wanita (3:2).3, 6 Beban ekonomi warung dan istirahat. Keluhan benjolan leher,
karena penyakit ini diperkirakan sebesar 123 keluhan dari daerah hidung dan telinga tidak
juta dollar pertahun, dikarenakan angka didapatkan. Pasien mengaku menggunakan
kekambuhan yang tinggi dan banyaknya suara secara berlebihan karena pasien bekerja
tindakan yang harus dilakukan baik dalam sebagai penjual makanan keliling sejak 3 tahun.
pemeriksaan, penatalaksanaan dan rehabilitasi. Pasien juga mengaku sering terpapar asap
Penyakit ini seringkali dihubungkan dengan makanan yang dibakar dan asap rokok. Riwayat
penyakit menular seksual dan kejadian kanker merokok dan minum minuman keras diakui
orofaringeal.1, 7 saat masih muda. Pasien sudah menikah dan
Diagnosis papilloma laring dapat memiliki anak. Pasien mengaku sudah menikah
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemerik- 2 kali, dengan riwayat berganti pasangan
saan fisik THT khususnya pemeriksaan sebelumnya dan seksual aktif sejak masih
laringoskopi baik indirek dengan kaca laring muda. Pasien bekerja sebagai penjual makanan
atau serat optik maupun direk untuk ekstirpasi keliling, biaya pengobatan ditanggung oleh
dan pemeriksaan histopatologi.1, 2 Penata- JKN PBI, kesan sosial ekonomi kurang.
laksaan papilloma laring berupa terapi operatif Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
dengan berbagai tehnik seperti mikro- keadaan umum baik, sadar compos mentis,
laringoskopi-ekstirpasi, reseksi dengan laser sedikit sesak tidak sianosis, terdengar suara
CO2, bedah beku, mikrodebrider dan terapi stridor inspirasi pada auskultasi daerah leher
adjuvan seperti injeksi cidofovir dan beberapa dan terlihat retraksi suprasternal. Pemeriksaan
terapi lainnya yang masih dikembangkan.3 fisik, tekanan darah 110/80 mmhg, RR 24
Laporan kasus ini bertujuan untuk menambah x/menit, nadi 80 x/menit dan suhu 36,5 derajat
pengetahuan mengenai penatalaksaan celcius. Status generalis dalam batas normal.
papilloma laring pada penderita dewasa. Pada status lokalis, pemeriksaan telinga dan
hidung dalam batas normal. Pemeriksaan

2 Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan :1-8)


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71

tenggorok tidak didapatkan kelainan dan januari 2014 hasil PA menyatakan massa
dilanjutkan dengan laringoskopi indirek tersebut adalah papilloma laring disertai
didapatkan mukosa tidak hiperemis, valekula gambaran displasia ringan sampai sedang.
tidak hiperemis, epiglotis kesan tidak udem, Pasien kontrol kembali tanggal 3 Februari 2014
tidak hiperemis gerakan terbatas, tampak massa dan dipersiapkan untuk ekstirpasi papilloma
menutupi 2/3 bagian supraglotis, massa laring dalam GA. Pada saat kontrol pasien
kemerahan dengan permukaan tidak rata, mengeluh batuk berdahak yang ngekel dan
daerah plika vokalis sulit dinilai, discaj mukoid kadang masih terasa sesak walaupun sudah
(+). dibersihkan kanul trakeanya, sehingga pasien
Pasien didiagnosis massa supraglotis dan dikonsulkan ke departemen penyakit dalam dan
dyspneu jackson I. Pasien dirawat inap dan anestesi.
diprogramkan untuk LD+biopsi massa dan Hasil konsul dari penyakit dalam
trakeotomi. Pasien menjalani pemeriksaan menyatakan kemungkinan infiltrat paru dengan
EKG dan darah rutin untuk persiapan operasi. diagnosis banding pneumonia, disarankan
Hasil pemeriksaan EKG kesan normosinus untuk pengecatan, kultur dan sensitivitas
rythm dan hasil darah rutin kesan lekositosis sputum serta x – foto thoraks. Hasilnya untuk
(12.400/uL). Pada pasien diberikan terapi infus pengecatan didapatkan kuman gram positif dan
RL 20 tpm, injeksi cefotaxim 1 gram/12 jam IV negatif, hasil kultur didapatkan kuman
(skin test), injeksi dexamethasone 5 mg/8 jam. Pseudomonas aeruginosa yang sensitif pada
Penderita diawasi bila sumbatan jalan nafas piperazine, ceftazidime, cefepime, meropenem,
meningkat dengan perasat jackson dan amikacin, gentamicin dan resisten terhadap
diberikan oksigenasi adekuat melalui nasal ciprofloksasin, levofloksasin, ampicillin,
kanul 2 liter per menit. ampicillin sulbactam, ceftriaxone, cefazolin
Tanggal 19 Januari 2014 dilakukan dan cefimetazole. Hasil X-foto thoraks kesan
tindakan trakeotomi, laringoskopi direk dan tidak didapatkan tanda infiltrat maupun
biopsi massa. Gambaran massa saat peradangan.
laringoskopi direk didapatkan massa menutupi Tanggal 10 Februari 2014 dilakukan
2/3 supraglotis, menganggu gerakan epiglotis operasi mikrolaringoskopi-ekstirpasi papilloma
dan kesan perluasan dari daerah glotis, gerak dalam GA. Setelah pasien tersedasi dilakukan
plika vokalis sulit dinilai, massa permukaan pemasangan laringoskop Kleinsasser, dengan
tidak rata, warna kemerahan, pada beberapa ujung laringoskop diposisikan sampai
bagian massa ada yang rapuh ada yang kenyal, mengidentifikasi seluruh massa papilloma,
massa mudah berdarah. Dilakukan biopsi dievaluasi tampak massa papil kemerahan,
dibeberapa tempat dan spesimen jaringan memenuhi 2/3 anterior daerah glotis lebih
diperiksa ke laboratorium patologi anatomi. banyak dari sisi kiri. Massa bertangkai dan
Pasien dirawat selama 3 hari setelah bergerombol, melekat dengan sturktur plika
tindakan, dipulangkan dengan keadaan vokalis terutama plika vokalis kiri. Dilakukan
terpasang kanul trakea, telah diedukasi cara ekstirpasi dengan forsep sampai terbuka akses
perawatan kanul dan luka insisi serta diberikan ke daerah subglotis dan trakea, dievaluasi
terapi per oral yaitu cefadroksil 500 mg/12 jam, massa kesan meluas ke subglotis tapi belum
asam mefenamat 500 mg/8 jam dan ambroksol sampai daerah trakea. Evaluasi perdarahan dan
1 tab/8 jam. Pasien disarankan kontrol 1 rawat perdarahan dengan kassa ephedrin dan
minggu kemudian untuk mengetahui hasil albothyl. Perdarahan bisa teratasi.
biopsi dan tatalaksana selanjutnya. Tanggal 22

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan :1-8) 3


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71

Tampak plika vokalis kiri laserasi pada daerah


perlekatan massa.

A. B. C.

D. E. F.

G.
Gambar 1. A-G

Gambar 1. Temuan saat operasi ; A. Evaluasi; mg/8 jam IV, injeksi kalnex 500 mg/8 jam IV
tampak massa papilloma berwarna putih dan injeksi ketorolac 30 mg/8 jam IV dan OBH
memenuhi 2/3 daerah glotis, massa cenderung sirup 15 mL/8 jam peroral. Pasien diawasi jika
banyak dari sisi kiri. B. Dilakukan ekstirpasi terjadi perdarahan dan sumbatan di kanul
dengan forsep. C-D. Setelah hampir sebagian trakeanya. Pada hari ketiga pasien dipulangkan
besar massa terambil dievaluai daerah subglotis dengan terapi peroral; Cefixime 100 mg/12
dan trakea.E-F Evaluasi perdarahan dan setelah jam, asam mefenamat 500 mg/8 jam, vitamin C
rawat perdarahan tampak laserasi pada plika 200 mg/8 jam, OBH sirup 15 mL/8 jam dan
vokalis yang diakibatkan perlekatan massa acyclovir 800 mg/24 jam. Pasien diminta untuk
papilloma. G. Hasil massa papilloma yang istirahat berbicara dulu, tidak makan yang
diektirpasi. pedas, asam dan berminyak. Pasien diminta
Diagnosis setelah operasi tetap yaitu kontrol 2 minggu paska operasi untuk evaluasi
papilloma laring. Pasien dirawat 2 hari setelah awal.
operasi dan diberikan terapi injeksi ceftazidime Tanggal 12 Maret 2014 pasien kontrol
1500 mg/8 jam IV, injeksi deksamethasone 5 untuk evaluasi dan mengeluhkan masih sering

4 Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan :1-8)


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71

batuk berdahak putih encer, kadang terasa Pasien didekanulasi dan diawasi selama 3
sesak nafas terutama setelah beraktivitas. Suara jam setelah didekanulasi, tidak sesak. Pasien
sudah terdengar kuat tetapi masih kasar/serak. dipulangkan dan diedukasi mengenai
Evaluasi 1 bulan post operasi dengan penyakitnya, perawatan luka tempat
menggunakan laringoskopi fleksibel dan pemasangan kanul dan menjaga kondisi tubuh
hasilnya didapatkan udem difus didaerah dengan makan makanan bergizi. Terapi tetap
vestibulum laring – plika vestibularis, plika dilanjutkan pemberian per oral; Acyclovir 800
vokalis terlihat, gerak plika dalam batas mg/24 jam dan vitamin C 200 mg/8 jam. Pasien
normal. Tidak terlihat pertumbuhan jaringan disarankan untuk kontrol rutin sebulan sekali
papilloma baru. atau bila ada keluhan.

DISKUSI
Papilloma laring atau yang sering disebut
dengan Recurrent Respiratory Papilloma
(RRP) atau recurrent laryngeal
2, 3, 8
papillomatosis. Penyebab utama dari
penyakit ini adalah Human Papilloma Virus
(HPV) terutama subtipe 6 dan 11 dari 80
subtipe yang telah teridentifikasi. HPV adalah
Gambar 2 . Hasil evaluasi dengan DNA virus termasuk dalam golongan papova
laringoskopi fleksibel 1 bulan setelah virus (papillomavirus-polyomavirus dan
operasi. simian vacuolating virus). 8
Klasifikasi
Pasien direncanakan untuk dekanulasi dan papilloma laring berdasarkan onset terjadinya
diberikan edukasi untuk latihan menutup kanul yaitu Juvenile RRP (JRRP) dan Adult RRP
secara bertahap sampai 24 jam tertutup, juga (ARRP). Tipe ARRP onset di usia 20-40 tahun,
diminta untuk latihan bersuara yang biasa tidak seringkali lesi tunggal atau terlokalisir, tidak
berteriak/suara keras, tidak makan yang terlalu agresif dibanding tipe JRRP, dan kadang
berminyak, pedas atau asam dan menjaga hanya membutuhkan sedikit tindakan operatif.
kondisi tubuh. Terapi masih dilanjutkan. Kedua tipe papilloma laring ini dapat rekuren
Tanggal 28 Maret 2014, penderita kontrol lagi dan menjadi keganasan.5, 9 Klasifikasi lain
dan sudah siap untuk didekanulasi, tetapi adalah berdasarkan agresivitas penyakit.
sebelumnya dievaluasi kembali daerah laring Papilloma laring dikategorikan agresif bila
dengan laringoskopi indirek dan laringoskopi pasien membutuhkan 10 atau lebih prosedur
rigid. Hasilnya tidak didapatkan pertumbuhan operasi atau 3 atau lebih prosedur dalam
jaringan papilloma yang baru, plika vokalis setahun atau penyakit meluas sampai ke
bentuk dan gerakan baik. subglotis.5 Insidensi dari ARRP 0,54 per
100.000 / tahun. Sering terjadi pada laki-laki
daripada perempuan. Usia rata-rata 34 tahun
dengan rentang usia 20-40 tahun.6 Pasien dalam
laporan kasus ini adalah seorang perempuan
berumur 39 tahun tergolong kedalam tipe
ARRP.
Gambar 3 . Hasil evaluasi sebelum Angka rekurensi dari papilloma laring
dilakukan dekanulasi sangat tinggi yaitu 70 %. Universitas Andalas

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan :1-8) 5


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71

melaporkan kejadian rekurensi pada penderita


wanita dewasa setelah 1 bulan dari
pembedahan.10 Rekurensi disebabkan HPV
yang berada di mukosa normal sehingga
berfungsi sebagai reservoar dan mulai
dikaitkan dengan faktor imunitas.3, 9 Pasien
dalam laporan kasus ini tidak terjadi rekurensi
dalam 2 bulan setelah pembedahan.
Gejala dari papilloma laring adalah suara A
serak yang progresif, sesak nafas dengan stridor
dan distress respirasi, tenggorokan terasa
menganjal, batuk yang kronis. Tanda dari
papilloma laring adalah stridor inspirasi dan
tanda dyspnoe lainnya. Hasil pemeriksaan fisik
menggunakan pemeriksaan fisik THT dan
laringoskopi indirek menggunakan kaca laring
akan didapatkan massa multinodular,
B
pedunkulus, eksofitik didaerah laring, dapat
Gambar . 4.A. Contoh gambaran papilloma
berwarna merah muda atau putih.2, 5 Pasien
laring. B. Gambaran laringoskopi direk
dalam laporan kasus ini didapatkan adanya
pasien dalam laporan kasus ini
stridor dan hasil pemeriksaan laringoskopi
indirek tampak massa menutupi 2/3 bagian Penatalaksanaan papilloma laring adalah
supraglotis, massa kemerahan dengan dengan pembedahan bertujuan untuk
permukaan tidak rata (Gambar.5). Pasien pada mengambil seluruh papilloma dan memelihara
awalnya didiagnosis dengan massa supraglotis struktur normal sehingga membebaskan
dan dyspnoe jackson I. Pasien diprogramkan obstruksi jalan nafas, memperbaiki kualitas
untuk LD dan biopsi dengan trakeotomi. suara, mengembalikan ke fungsi senormal
Penegakkan diagnosis dengan mungkin.8 Namun belum ada modalitas tunggal
pemeriksaan histopatologi yang akan yang secara nyata dan konstan terbukti efektif
memberikan gambaran proyeksi berbentuk untuk mengeradikasi papilloma laring.
seperti jari – jari atau daun pakis dari epitel Beberapa modalitas pembedahan yang sering
skuamus kompleks tak berkeratin dengan digunakan untuk papilloma laring adalah
jaringan penyokong berupa fibrovaskuler, mikrolaringoskopi dengan ekstirpasi/reseksi
keratin yang abnormal dan basal sel yang menggunakan forsep, mikrodebrider atau
hiperplasia.5 Hasil pemeriksaan histopatologi coblation, laser CO2, laser KTP, laser YAG
dari pasien dalam laporan kasus ini adalah atau laser flash dye. Komplikasi karena
papilloma laring disertai gambaran displasia tindakan pembedahan yang berulang dapat
ringan sampai sedang. terjadi sinekia laring anterior, stenosis glotis
posterior – suglotis, terbentuk web dan
terbentuk granuloma. Tindakan pembedahan
yang sering akan menyebabkan kualitas vokal
yang buruk sekalipun sudah tidak ada
papilloma didaerah laring. 2, 5, 7

6 Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan :1-8)


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71

Ekstirpasi dengan menggunakan forsep, prinsip yang lebih baik untuk melihat daerah – daerah
pengambilan massa sama dengan pada laser papilloma terutama pada kasus yang rekuren (
dan mikrodebrider. Menggunakan forsep dan sensitivitas 97 % ).11 Penatalaksanaan pasien
alat operasi yang mikro. (Gambar.6) Pada dalam laporan kasus ini adalah tindakan operasi
penelitian terbaru didapatkan bila tehnik mikrolaringoskopi-ekstirpasi papilloma dengan
operasi ini dikombinasikan dengan penggunaan forsep.
Narrow Band Imaging akan memberi hasil
A B C

D E

Gambar 5. Tahapan operasi dengan menggunakan alat mikro antara lain forsep dan gunting .
A, Gambaran massa sebelum operasi. B-D. Durante operasi, E.post operasi.

Terapi adjuvan bertujuan untuk meningkatkan keefektifannya dan keamanannya. 2, 4, 5, 9, 12


hasil dari tindakan pembedahan, biasanya Pasien dalam laporan kasus ini mendapat
diberikan pada penderita yang menjalani terapi adjuvan berupa acyclovir 800 mg/24 jam
pembedahan ≥ 4 kali dalam setahun, sampai 6 bulan karena durante operasi massa
papillomanya meluas terutama ke arah distal papilloma laring ditemukan sampai ke daerah
dan pertumbuhan yang sangat cepat sehingga subglotis berarti terdapat perluasan ke distal
sering menutup jalan nafas. Terapi adjuvan dan menutupi 2/3 jalan nafas masuk kategori
tersebut antara lain pemberian anti viral seperti agresif sehingga membutuhkan terapi adjuvan.
interferon, injeksi cidofovir, acyclovir dan Acyclovir merupakan pilihan terapi adjuvan
ribavirin, pemberian vaksin mumps, vaksin bagi papilloma laring yang agresif dengan
HPV, vaksin MMR, turunan vaksin BCG, minimal efek samping serta mudah didapat
indole-3 carbinol, photodinamic therapy, diseluruh penjuru Indonesia. Pasien diedukasi
metotrexate, radioterapi, celebrex, antirefluks, untuk mengurangi bicara keras dan menjaga
retinoids, terapi gen, EGF reseptor inhibitor, kondisi tubuh dengan makan makanan bergizi.
propanolol, reprogram sel, pemberian asam Selama follow up dalam 2 bulan post operasi
lemak dan terapi alternatif lainnya. Namun tidak didapatkan tanda kekambuhan.
terapi adjuvan ini masih banyak diteliti untuk

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan :1-8) 7


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 5 No. 2, Mei 2019 : 1-71

Pasien menjalani dekanulasi dan suara 3. Barnes L, Everson JW, Reichart P,


membaik. Sidransky D. Papilloma - Pathology and
Genetics of Head and Neck Tumours.
KESIMPULAN Lyon: World Health Organization
Papilloma laring adalah perkembangan Classification of Tumours, 2005.
dari lesi epitelial yang eksofitik bersifat jinak. 4. Bastian RW. Benign vocal fold mucosal
disorders. In: Cummings CW, Flint PW,
Tumor ini dapat multipel dan kambuhan /
Haughey BH, Robbins KT, Thomas JR,
rekuren. Penyebab dari tumor ini adalah Harker LA, editors. Cummings:
infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Otolaryngology: Head and Neck Surgery.
Klasifikasi papilloma laring berdasarkan onset Fourth ed. United States of America:
terjadinya yaitu Juvenile dan Adult . Elsevier Inc; 2005.
Penegakkan diagnosis dari anamnesis, 5. Seedat RY, Combrick CE, Burt FJ. HPV
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laringoskopi associated with recurrent respiratory
papillomatosis. Future Virol. 2013;8:477-
dan pemeriksaan histopatologi. Penata-
92.
laksanaan papilloma laring adalah dengan 6. Omland T, Akre H, Vardal M, Brondho K.
pembedahan bertujuan untuk mengambil Epidemiological aspect of recurrent
seluruh papilloma dan memelihara struktur respiratory papillomatosis : A population -
normal sehingga membebaskan obstruksi jalan based study. The Laryngoscope.
nafas, memperbaiki kualitas suara, 2012;122(July ):1595-9.
7. Lee JH, Smith RJ. Recurrent respiratory
mengembalikan ke fungsi senormal mungkin.
papillomatosis: pathogenesis to treatment
Namun karena rekurensi penyakit ini sangat Current Opinion in Otolaryngology - Head
tinggi maka tindakan pembedahan dikombinasi and Neck Surgery. Iowa: Lippincott
dengan terapi adjuvan. Williams and Wilkins; 2005. p. 354-9.
Laporan kasus ini membahas tentang 8. Horhat D, Mocanu R, Poenaru M,
penatalaksanaan papilloma laring pada seorang Cotulbea S, Toma O, Fara L. Laryngeal
wanita, 39 tahun. Penatalaksanaan pada kasus papillomatosis management. Fiziologia.
2009;19.2(62):31-6.
ini adalah tindakan operasi mikrolaringoskopi-
9. Derkay CS, Wiatrak B. Recurrent
ekstirpasi papilloma dengan forsep dan terapi respiratory papillomatosis : A review. The
adjuvan berupa acyclovir 800 mg/24 jam Laryngoscope. 2008(118):1236-47.
sampai 6 bulan. Selama evaluasi 2 bulan post 10. Novialdi, Rosalinda R. Diagnosis dan
operasi tidak didapatkan tanda kekambuhan penatalaksanaan papilomatosis laring pada
dan suara sudah membaik. dewasa. Bagian THT-KL FK Universitas
Andalas - RSUP Dr.M Djamil Padang,
DAFTAR PUSTAKA 2011.
1. Wareing MJ, Millard R, Yalamanchili S. 11. Gi REATP, Halmos GB, Hemel BMv,
Benign Laryngeal Lesions. In: Lalwani Heuvel ERvd, M BFA. Narrow band
AK, editor. Current Diagnosis and imaging is the new technique in
Treatment : Otolaryngology Head and visualization of recurrent respiratory
Neck Surgery. Third ed. New York: Mc papillomatosis. The Laryngoscope.
Graw Hill Companies; 2012. p. 449-55. 2012(122):1826-30.
2. Derkay CS. Recurrent respiratory 12. Louw L, Claassen A. HPV induced
papillomatosis. In: Bayley BJ, Johnson JT, recurrent laryngeal papillomatosis :
Newlands SD, editors. Head and Neck rationale for adjuvant fatty acid therapy.
Surgery - Otolaryngology: Lippincott Asia Pac J Clin Nutr. 2008;17(2):187-93.
Williams and Wilkins; 2006. p. 1168 - 81.

8 Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan :1-8)

Anda mungkin juga menyukai