Anda di halaman 1dari 32

TUGAS ETIKOLEGAL

MENGENAI ISU ETIK DAN DILEMA DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN

Oleh :

Gusti Ayu Kade Anggun Cyntia Puspita

(P07124217 015)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI DIV KEBIDANAN
SEMESTER II TINGKAT I
TAHUN 2017/2018
KASUS
TUGAS I
MANAJEMEN KEBIDANAN VARNEY

Landasan Teori

Varney mengatakan seorang bidan dalam menerapkan manajemen perlu lebih


kritis dalam melakukan analisis untuk mengantisipasi diagnosa san masalah
potensial. Kadang kala bidan juga harus segera bertindak untuk menyelesaikan
masalah tertentu dan mungkin juga melakukan kolaborasi, konsultasi bahkan segera
merujuk klien. Varney kemudian menyempurnakan proses manajemen kebidanan
menjadi tujuh langkah dengan menambahkan langkah ke 3 agar bidan lebih kritikal
mengantisipasi masalah yang kemungkinan dapat terjadi pada kliennya.

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam


menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian
analis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Langkah-langkah manajemen kebidananan

a. Langkah I (pertama): Pengumpulan data dasar


Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang klien/orang
yang meminta asuhan. Teknik pengumpulan data ada tiga, yaitu: 1)
Observasi, 2) Wawancara, 3) Pemeriksaan.
b. Langkah II (kedua): Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik.
c. Langkah III (ketiga): Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi.
d. Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan
yang memerlukan penanganan segera
Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana bidan perlu
bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data
menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara
menunggu instruksi dokter. Mungkin juga memerlukan konsultasi dengan
tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien untuk
menentukan asuhan pasien yang paling tepat.
e. Langkah V (kelima): Merencanakan asuhan yang komprehensif/
menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi,
pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dilengkapi.
f. Langkah VI (keenam): Melaksanakan perencanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
g. Langkah VII (ketujuh): Evaluasi

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektivan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan nantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.

Manajemen Varney dalam Kasus Bayi Ibu “GM”


1) Langkah I : Pengumpulan data dasar
1. Data subjektif:
- Nama bayi :-
- Jenis kelamin bayi : Laki-laki
- Tanggal lahir bayi : 11 Mei 2016
- Nama ibu : ibu “GM”
- Umur ibu : 25 th
- Tanggal lahir Ibu : 24 Maret 1991
- Suku Bangsa : Bali/Indonesia
- Agama Ibu : Hindu
- Pendidikan Ibu : DI Akuntansi
- Pekerjaan Ibu : Akuntan
- Nama Bapak : Bapak “SP”
- Umur Bapak : 25 tahun
- Tanggal lahir Bapak: 13 April 1991
- Suku Bangsa : Bali/Indonesia
- Agama Bapak : Hindu
- Pendidikan Bapak : DIII Pariwisata
- Pekerjaan Bapak : Karyawan Hotel
- Alamat : Br. Bengawan, Desa Pedungan, Denpasar Selatan.
2. Data Objektif:
Ketika bayi ibu “GM” baru lahir
- Menangis
- Kulit kemerahan
- BB : 2900 gram
- PB : 51 cm
- LK : 35,5 cm
- LD : 33 cm
- Suhu : 36,6C
- RR : 42 kali/menit
- N : 138 kali/menit
2) Langkah II (kedua): Interpretasi data dasar
Diagnosa : Bayi Ibu “GM” lahir secara SC dalam keadaan umum baik,
BBL fisiologis
Data Subjektif : Bayi ibu “GM” lahir pada usia kehamilan 39 minggu 5 hari
dalam kondisi yang fisiologis
Data Obyektif :
- Keadaan umum: baik, tidak ada kelainan, gerak aktif dan kulit
kemerahan
- BB : 2900 gram
- PB : 51 cm
- LK : 35,5 cm
- LD : 33 cm
- Suhu : 36,6C
- RR : 42 kali/menit
- N : 138 kali/menit

3) Langkah III (ketiga): Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial


- Tidak ada
4) Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang
Memerlukan Penanganan Segera
- Tidak ada
5) Langkah V (kelima): Merencanakan Asuhan Yang Komprehensif/Menyeluruh
a. Informasikan kepada klien tentang keadaan bayi
b. Menjaga kehangatan bayi
c. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
d. Berikan injeksi Vitamin K 1 mg secara intramuscular
e. Lakukan pemeriksaan fisik lengap
f. Mandikan bayi
g. Perawatan tali pusat
h. Bimbing ibu posisi menyusi
i. Bimbing ibu menyendawakan bayi
j. Berikan Imunisasi Hepatitis B (HB0)
k. Berikan Imunisasi Polio 1
l. Berikan Imunisasi BCG
m. Berikan KIE kepada ibu
n. Berikan informasi kepada ibu menjemur bayi
o. Bimbing ibu untuk melakukan pijat bayi
p. Bimbing ibu teknik memandikan bayi yang benar
q. Berikan informasi kepada ibu mengenai tumbuh kembang bayi
r. Bimbing cara melakukan stimulasi pada bayi.
6. Langkah VI (keenam): Melaksanakan Perencanaan
a. Informasikan kepada klien tentang keadaan bayi
b. Menjaga kehangatan bayi dengan cara mengeringkan bayi dan membedong
bayi menggunakan kain kering
c. Melakuakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada saat bayi baru lahir
d. Memberikan injeksi Vitamin K 1 mg secara intramuscular yang diberikan
pada saat bayi berumur 1 jam
e. Meakukan pemeriksaan fisik lengap yang dilakukan pada saat bayi berusia 6
jam

- Pemeriksaan kepala yaitu bentuk simetris, ubun-ubun datar, sutura


terpisah, tidak ada cepal hematoma, dan tidak ada caput suksedanium.
Wajah: simetris, tidak pucat, dan tidak ada oedema. Kedua mata simetris,
tidak ada pengeluaran, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
kelainan pada mata, dan refleks glabela positif. Hidung: simetris, lubang
hidung ada, tidak ada pengeluaran, dan tidak ada kelainan. Mulut: tidak
ada kelainan, refleks rooting positif, refleks sucking positif, dan refleks
swallowing positif. Telinga: bentuk simetris, tidak ada pengeluaran, dan
tidak ada kelainan. Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak
ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis,
tidak ada kelainan, dan reflek tonik neck positif
- Dada: simetris, puting susu datar, tidak ada benjolan, tidak ada
pengeluaran pada payudara, dan tidak ada kelainan. Abdomen: tidak ada
kelainan, bising usus ada, tidak ada pendarahan tali pusat, dan tidak ada
tanda infeksi pada tali pusat. Punggung: simetris dan tidak ada kelainan.
- Pemeriksaan genetalia yaitu lubang anus ada dan tidak ada kelainan. Jenis
kelamin bayi laki-laki, testis sudah turun ke skrotum, warna skrotum
sudah ada pigmentasi, sudah ada lipatan pada skrotum dan tidak ada
kelainan.
- Ekstremitas: tangan warna kemerahan, bentuk simetris, jumlah jari lima,
gerak aktif, tidak ada kelainan, refleks murro positif, refleks grasp positif,
kaki warna kemerahan, bentuk simetris, jumlah jari lima, tidak ada
kelainan dan refleks babysnski positif
f. Memandikan bayi
g. Melakukan perawatan tali pusat
h. Membimbing ibu posisi menyusui posisi duduk
i. Membimbing ibu teknik menyendawakan bayi
j. Memberikan Imunisasi Hepatitis B (HB0) dosis 0,5 ml pada paha kanan bayi
saat bayi berumur satu hari
k. Memberikan Imunisasi Polio 1 sebanyak 2 tetes pada mulut bayi saat bayi
berumur dua hari
l. Memberikan Imunisasi BCG saat bayi berumur tujuh hari
m. Memberikan KIE kepada ibu mengenai:

- Tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu bayi demam, rewel dan tidak
mau menyusui, serta bayi tampak kuning
- Perawatan bayi baru lahir seperti mengganti popok
- Jadwal imunisasi bayi. Bayi ibu sudah mendapatkan imunisasi HB0 dan
Polio 1. Jadwal imunisasi selanjutnya yang akan didapatkan yaitu
imunisasi Pentabio 1 dan Polio 2 saat bayi berusia 2 bulan
n. Memberikan informasi kepada ibu mengenai menjemur bayi pada pagi hari
selama kurang lebih 30 menit
o. Membimbing ibu cara untuk melakukan pijat bayi
p. Membimbing ibu teknik memandikan bayi yang benar
q. Memberikan informasi kepada ibu mengenai tumbuh kembang bayi umur 1
bulan dengan menggunakan buku KIA
r. Membimbing cara melakukan stimulasi pada bayi.
Tugas II

SOAP

Landasan Teori

SOAP dalam Kasus bayi Ibu “GM”:


No. Tanggal Catatan Perkembangan
1 11 Mei 2016 S:-
pukul13.30 WITA di O: Keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif,kulit
Ruang Bayi RS “BR” kemerahan, suhu 36,6C, pernapasan 42 kali/menit,
nadi 138 kali/menit, BAB/BAK +/+. Pemeriksaan fisik
lengkap yang dilakukan pada bayi umur enam jam
meliputi:
a. Pemeriksaan kepala yaitu bentuk simetris, ubun-
ubun datar, sutura terpisah, tidak ada cepal
hematoma, dan tidak ada caput suksedanium.
Wajah: simetris, tidak pucat, dan tidak ada
oedema. Kedua mata simetris, tidak ada
pengeluaran, konjungtiva merah muda, sklera
putih, tidak ada kelainan pada mata, dan refleks
glabela positif. Hidung: simetris, lubang hidung
ada, tidak ada pengeluaran, dan tidak ada kelainan.
Mulut: tidak ada kelainan, refleks rooting positif,
refleks sucking positif, dan refleks swallowing
positif. Telinga: bentuk simetris, tidak ada
pengeluaran, dan tidak ada kelainan. Leher: tidak
ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada kelainan, dan
reflek tonik neck positif
b. Dada: simetris, puting susu datar, tidak ada
benjolan, tidak ada pengeluaran pada payudara,
dan tidak ada kelainan. Abdomen: tidak ada
kelainan, bising usus ada, tidak ada pendarahan
tali pusat, dan tidak ada tanda infeksi pada tali
pusat. Punggung: simetris dan tidak ada kelainan.
c. Pemeriksaan genetalia yaitu lubang anus ada dan
tidak ada kelainan. Jenis kelamin bayi laki-laki,
testis sudah turun ke skrotum, warna skrotum
sudah ada pigmentasi, sudah ada lipatan pada
skrotum dan tidak ada kelainan.
d. Ekstremitas: tangan warna kemerahan, bentuk
simetris, jumlah jari lima, gerak aktif, tidak ada
kelainan, refleks murro positif, refleks grasp
positif, kaki warna kemerahan, bentuk simetris,
jumlah jari lima, tidak ada kelainan dan refleks
babysnski positif
A: Bayi ibu “GM” umur 6 jam post SC neonatus atrem
vigorotus baby dalam masa adaptasi
P:
a) Menyiapkan alat dan bahan untuk memandikan
bayi. Alat dan bahan telah disiapkan
b) Melakukan pijat bayi. Bayi tampak tenang
c) Memandikan dan mengkeramasi bayi. Bayi sudah
dimandikan dan dan dikeramasi
d) Melakukan perawatan tali pusat. Tali pusat sudah
dibersihkan dan dibungkus gazas steril
e) Memakaikan pakaian bayi dan membedong bayi.
Bayi sudah dalam keadaan dibedong
f) Melakukan pendokumentasian asuhan.
2 12 Mei 2016 S : ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan . Riwayat bio,
pukul 16.00 WITA di psiko, sosial: Pernapasan: tidak ada gangguan. Nutrisi:
RS “BR” (KNI) ASI secara on demand, jumlah cuku, tidak ada
keluhan. Eliminasi: BAB 5 kali sehari, warna
kehitaman, konsistensi lembek, BAK 7-8 kali sehari,
warna kuning jernih. Istirahat: kurang lebih 16 jam.
Aktivitas bayi bergerak aktif. Psikologis: orang tua
merasa bahagia dan sangat menerima kehadiran bayi,
anggota keluarga lain juga antusia memberikan
dukungan. Mengambil keputusan oleh ibu dan suami.
Pengetahuan ibu: ibu belum mengetahui mengenai
tanda bahaya pada bayi baru lahir serta perawatan bayi
baru lahir
O: Keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif, kulit
kemerahan, tali pusat kering terbungkus gaas steril,
suhu 36.9C, pernapasan 42 kali/menit, nadi 146
kali/menit, bayi menyusui secara on demand, tidak ada
muntah. Bounding Attachement: ibu melihat ,
memeluk dan mengajak bayinya bicara dengan penuh
kasih sayang.
A: Bayi ibu “GM” umur 1 hari post SC neonatus aterm
vigorous baby dalam masa adaptasi
Masalah: ibu belum mengetahui mengenai tanda
bahaya pada bayi baru lahir dan perawatan pada bayi
baru lahir
P:
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
dan suami. Ibu dan suami memahami dan
menerima hasil pemeriksaan
b) Memberikan informasi kepada ibu agar selalu
menjaga kehangatan bayi. Ibu memahami dan bayi
sudah dalam keadaan dibedong.
c) Memberikan KIE kepada ibu mengenai:
1. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu bayi
demam, rewel dan tidak mau menyusui, serta bayi
tampak kuning. Ibu memahami penjelasan yang
diberikan.
2. Perawatan bayi baru lahir seperti mengganti popok
serta cara perwatan tali pusat. Ibu memahami dan
mampu melakukan perawatan dengan benar.
d) Membimbing ibu teknik menyusui posisi duduk.
Ibu mampu melakukannya serta bayi menghisan
serta pelan dan dalam.
e) Membimbing ibu teknik menyendawakan bayi
serta menyusui. Ibu mampu melakukannya.
f) Melakukan pendokumentasiaan asuhan
3 14 Mei 2016 S : Ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan:
pukul 16.00 WITA Riwayat bio, psiko, sosial:
(KN2) di rumah ibu Pernapasan: tidak ada gangguan. Nutrisi: ASI secara
“GM” on demand, jumlah cukup, tidak ada keluhan.
Eliminasi: BAB 4-5 kali sehari, warna kekuningan,
konsistensi lembek, BAK 8-9 kali sehari, warna
kuning jernih. Istirahat: kurang lebih 15 jam. Aktifitas
bayi bergerak aktif. Psikologis dan sosial: orang tua
ingin menguasai keterampilan dalam merawat bayi
serta mendapat dukungan penuh dari anggota keluarga
lain yang sudah perpengalaman. Pengambilan
keputusan dilakukan oleh ibu dan suami. Pengetahuan
ibu: ibu belum memahami mengenai cara melakukan
pijat bayi dan teknik memandikan bayi yang benar.
O: Keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif, kulit
kemerahan, tali pusat kering terbungkus gaas steril,
suhu 36,8C, pernapasan 40 kali/menit, nadi 144
kali/menit, bayi menyusui secara on demand, tidak
muntah, LK 35,5 cm, LD 33, PB 51 cm. Bounding
Anachement: ibu melihat, memberikan sentuhan
lembut dan mengajak bayinya berbicara dengan penuh
kasih sayang.
A : Bayi ibu “GM” umur 3 hari post SC neonatus aterm
vigorous baby dalam masa adaptasi
Masalah: Ibu belum memahami mengenai pijat bayi
dan teknik memandikan bayi yang benar
P:
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
dan suami. Ibu dan suami memahami dan
menerima hasil pemeriksaaan
b) Memberikan informasi kepada ibu mengenai:
1. Selalu menjaga kehangatan bayi dengan
membedong bayi dan memakaikan topi. Bayi
sudah dalam keadaan dibedong
2. Menjemur bayi pada pagi hari selama kurang lebih
30 menit untuk mencegah kuning pada bayi. Ibu
memahami dan mengatakan akan menjemur bayi
setiap pagi hari.
c) Membimbing ibu untuk melakukan pijat bayi. Ibu
mampu melakukannya dan bayi tampak tenang
saat dipijat.
d) Membimbing ibu teknik memandikan bayi yang
benar. Ibu mampu melakukannya dengan baik
e) Melakukan pendokumentasikan asuhan
4 23 Mei 2016 S : Ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan. Tali pusat
pukul 16.30 WITA sudah lepas sendiri pada hari ke-4 dan sudah
(KN3) di Rumah Ibu mendapatkan imunisasi HB0, Polio 1 dan BCG.
“GM” Riwayat biologis dan pengetahuan ibu:
Pernapasan: tidak ada gangguan. Nutrisi: Asi secara
on demand, jumlah cukup, tidak ada keluhan.
Eliminasi: BAB 5-6 kali sehari, warna kekuningan,
konsistensi lembek, BAK 9-10 kali sehari, warna
kuning jernih. Istirahat: kurang lebih 14 jam. Aktifitas
bayi bergerak aktif. Pengetahuan ibu: ibu belum
memahami mengenai jawal imunisasi bayi.
O : Keadaan umum baik, tangis kuat, gerak aktif, kulit
kemerahan, tali pusat sudah putus, serta kering dan
bersih, suhu 36,8C, pernapasan 42 kali/menit, nadi
146 kali/menit, bayi menyusui secara on demand,
tidak ada muntah, BB 3250 gram, PB 52 cm, LK 36
cm, LD 34 cm.
A : Bayi ibu “GM” umur 21 hari post SC neonatus sehat.
Masalah: ibu belum memahami mengenai jadwal
imunisasi bayi.
P:
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
dan suami. Ibu dan suami memahami dan
menerima hasil pemeriksaan
b. Memberikan KIE kepada ibu mengenai jadwal
imunisasi bayi. Bayi ibu sudah mendapatkan
imunisasi HB0 dan Polio 1. Jadwal imunisasi
selanjutnya yang akan didapatkan yaitu imunisasi
Pentabio 1 dan Polio 2 saat bayi berusia 2 bulan .
ibu memahami
c. Melakukan pendokumentasikan asuhan
5 22 Juni 2016 S: ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan, tidak ada
pukul 16.30 WITA di gangguan dalam pernapasan. Nutrisi: ASI secara on
Rumah Ibu “GM” demand, jumlah cukup, tidak ada keluhan. Eliminasi:
BAB 3-4 kali sehariwarna kekuningan, konsistensi
lembek, BAK 8-10 kali sehari, warna kuning jernih.
Istirahat: kurang lebih 10 jam. Aktifitas bayi bergerak
aktif. Ibu mengatakan belum memahami mengenai
tumbuh kembang bayi dan cara melakukan stimulasi
pada bayi
O: Keadaan umum baik, tangis kuat gerak aktif, tali pusat
telah putus serta kering dan bersih, suhu 36,6C,
pernapasan 44 kali/menit, nadi 142 kali/menit,
BAB/BAK +/+, BB 4300 gram, PB 55 cm, LK 37,5
cm, LD 35,5 cm.
A : Bayi ibu “GM” umur 42 hari post SC bayi sehat.
Masalah: Ibu belum memahami mengenai tumbuh
kembang bayi dan cara melakukan stimulasi pada bayi
P:
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
dan suami. Ibu dan suami memahami dan
menerima hasil pemeriksaan.
2) Memberikan informasi kepada ibu dengan dengan
menggunakan buku KIA mengenai tumbuh
kembang bayi umur 1 bulan dan cara melakukan
stimulasi pada bayi.
3) Melakukan pendokumentasian asuhan.
Tugas III
PERAN DAN FUNGSI BIDAN

Landasan Teori

Peran Bidan
Peran bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik, dan peneliti.
A. Sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan melaksanakannya sebagai tugas mandiri,
kolaborasi/kerjasama dan ketergantungan.
- Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dan patologi
- Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal dan patologi
- Melaksanakan asuhan pada bayi segera setelah lahir dan neonatus normal
dan patologi
- Melaksanakan pelayanan kebidanan pada ibu nifas normal dan patologi
- Melaksanakan pelayanan kebidanan pada ibu menyusui
- Melaksanakan asuhan kesehatan pada bayi dan anak balita di institusi dan
komunitas
- Melaksanakan upaya promosi dan prevensi dalam kesehatan reproduksi
wanita sepanjang siklus kehidupannya
- Melaksanakan pelayanan keluarga berencana
- Menggerakkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kebidanan
B. Sebagai pengelola
1. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan
kebidanan untuk indovidu, keluarga, kelompok, dan masyarakat di
wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien.
a. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan
terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk
meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya.
b. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan
masyarakat.
c. Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat
khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan program.
d. Mengkoordinir, mengawasi dalam melaksanakan program/kegiatan
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB.
e. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfaatan
sumber-sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
f. Mengerakkan, mengembangkan kamampuan masyarakat dan
memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang
ada.
g. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan kegiatan-kegiatan dalam
kelompok profesi.
h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
2. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan
sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun
bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah
bimbingan dalam wilayah kerjanya.
a. Bekerjasama dengan puskesmas, institusi sebagai anggota tim dalam
memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan
dan tindak lanjut.
b. Membina hubungan baik dengan dukun, kader kesehatan/PLKB dan
masyarakat.
c. Memberikan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan petugas
kesehatan lain.
d. Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
e. Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan
dengan kesehatan.
C. Sebagai pendidik
a. Memberikan pemdidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan masalah
kesehatan khususnya yang berhubungan yang berhubungan dengan pihak
terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
1. Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak,
dan keluarga berencana.
2. Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan
masyarakat masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji,
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang
melibatkan unsur-unsur yang terkait termasuk masyarakat.
4. Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan
kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan
jangka panjang melibatkan unsur-unsur yang terkait termasuk
masyarakat.
5. Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan
masyarakat dan menggunakannya untuk memperbaiki dan
meningkatkan program di masa yang akan datang.
6. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil
pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap dan
sistematis.
b. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan serta membina
dukun di wilayah kerjanya.
1. Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan siswa
2. Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil
pengkajian
3. Menyiapkan alat dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan
peserta latih sesuai dengan rencana yang telah disusun
4. Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana yang
telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait
5. Membimbing siswa bidan dalam lingkup kerjanya
6. Menilai hasik latihan dan bimbingan yang telah diberikan
7. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan
8. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi
pelatihan dan bimbingan secara sistematis dan lengkap
D. Sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik
secara mandiri maupun secara kelompok.
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan
b. Menyusun rencana kerja pelatihan
c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
d. Mengilah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tidak lanjut
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan
Fungsi Bidan
a. Fungsi Pelaksana
1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga dan
masyarakat remaja masa pra perkawinan.
2. Melakukan asuhan kebidanan bagi ibu hamil normal, kehamilan dengan
patologis tertentu dan kehamilan dengan resiko tinggi.
3. Menolong persalinan normal
4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan resiko tinggi
5. Melakukan asuhan kebidanan bagi ibu nifas
6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui
7. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pra sekolah
8. Memberikan pelayanan keluarga berencana sesuai dengan wewenangnya
9. Memberikan bimbingan dan penyuluhan kesehatan terhadap gangguan sistem
reproduksi termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause
sesuai dengan wewenangnya
b. Fungsi Pengelola
1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu,
keluarga dan kelompok masyarkat, sesuai dengan kondisi kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit
kerjanya
3. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kebidanan yang dipimpin oleh bidan
4. Melakukan kerjasama dan komunikasi inter dan antar sektor dalam kaitannya
dengan pelayanan kebidanan
5. Mengevaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan yang
dipimpin oleh bidan
c. Fungsi Pendidik
1. Memberikan penyuluhan kepada individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam kaitan pelayanan kebidanan di ruang lingkup kesehatan
dan keluarga berencana
2. Membimbing dan melatih dukun dan kader kesehatan sesuai dengan bidang
tanggung jawab bidan
3. Memberikan bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan
praktek di klinik dan di masyarakat
4. Mendidik peserta didik bidan sesuai dengan keahliannya
d. Fungsi Peneliti
1. Melakukan evaluasi, pengkajian survei dan penelitian yang dilakukan sendiri
atau bersama di dalam suatu kelompok, dalam ruang lingkup pelayanan
kebidanan
2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencanaF

Peran dan Fungsi Bidan dalam Kasusu Bayi Ibu “GM”


1. Peran Bidan
Sebagai pelaksana:
- Melaksanakan asuhan pada bayi segera setelah lahir dan neonatus normal dan
patologi
- Melaksanakan asuhan kesehatan pada bayi dan anak balita di institusi dan
komunitas
2. Fungsi Bidan
Fungsi Pelaksana
- Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan resiko tinggi
Tugas IV

Standar Pelayanan Kebidanan

Landasan Teori

STANDAR PELAYANAN UMUM

Standar 1 : Persiapan Untuk Kehidupan Keluarga Sehat

Tujuan:

a. Memberikan penyuluh kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan


yang sehat dan terencana serta menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
b. Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan
masyarakat terhadap segala hal yag berkaitan dengan kehamilan, termasuk
penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB dan kesiapan dalam menghadapi
kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak
baik dan mendukung kebiasaan yang baik.
c. Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang
sehat, ibu, keluarga dan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang
fungsi alat-alat reproduksi dan bahaya kehamilan pada usia muda.
d. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sektor terkait sesuai dengan
kebutuhan

Standar 2 : Pencatatan Dan Pelaporan

Tujuan:

a. Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan


penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.
b. Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan
seksama seperti yang sesungguhnya yaitu, pencatatan semua ibu hamil di
wilayah kerja, rincian pelayanan yang telah diberikan sendiri oleh bidan
kepada seluruh ibu hamil/ bersalin, nifas dan bayi baru lahir semua
kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu, bidan
hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan
meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam
proses melahirkan,ibu dalam masa nifas,dan bayi baru lahir. Bidan meninjau
secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan menyusun rencana
kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.
c. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik.
d. Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri.
e. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan
pelayanan kebidanan.
f. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran dan
kematian ibu dan bayi.
g. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi
dilaksanakan sesuai ketentuan nasional atau setempat.
h. Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami masalah
kesehatan setempat.
i. Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA, dan
PWS KIA, partograf digunakan untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan.
Bidan memiliki persediaan yag cukup untuk semua dokumen yang
diperlukan.
j. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format pencatatan
tersebut diatas.
k. Pemerataan ibu hamil.
l. Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat jumlah
kasus dan jadwal kerjanya setiap hari.
m. Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan untuk
mempelajari hasil kerjanya.
n. Pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada saat pelaksanaan pelayanan.
Menunda pencatatan akan meningkatkan resiko tidak tercatatnya informasi
pentig dalam pelaporan.
o. Pencatatan dan pelaporan harus mudah dibaca, cermat dan memuat tanggal,
waktu dan paraf
STANDAR PELAYANAN ANTENATAL

Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Tujuannya :

a. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat


secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini dan secara teratur
b. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan
secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil
c. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu
d. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan
ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan
kandungan secara dini dan teratur.
e. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur
untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami,
keluarga maupun masyarakat

Standar 4 : Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal

Tujuannya:

a. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi


kehamilan
b. Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal
c. Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainan khususnya anemia,
kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan imunisasi,
nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan
oleh puskesmas
d. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
e. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan
komplikasi kehamilan
f. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan
g. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan
h. Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk
penggunaan KMS ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan
kehamilan (kartu ibu )
i. Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan

Standar Pelayanan 5 : Palpasi Abdominal

Tujuannya :

Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan


letak, posisi dan bagian bawah janin

Pernyataan standar :

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan


partisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamialn
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan

Tujuan :
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut
yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung

Pernyataan standar :
Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan
1. Bidan mampu :
a. Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
b. Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia
c. Alat untuk mengukur kadar HB yang berfungsi baik
d. Tersedia tablet zat besi dan asam folat
e. Obat anti malaria (di daerah endemis malaria )
f. Obat cacing
g. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu
h. Proses yang harus dilakukan bidan : Memeriksa kadar HB semua ibu
hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke-28. HB dibawah 11gr
%pada kehamilan termasuk anemia , dibawah 8% adalah anemia berat.
Dan jika anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku
pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk
pemeriksaan dan perawatan selanjutnya. Sarankan ibu hamil dengan
anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah
persalinan.

Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan

Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan
melakukan tindakan yang diperlukan

Pernyataan standar :
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenal tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya

Hasilnya:
Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat
waktu, penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi
Persyaratannya:Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur,
pengukuran tekanan darah
Bidan mampu : Mengukur tekanan darah dengan benar, mengenali tanda-tanda
preeklmpsia, mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindak lanjut
sesuai dengan ketentuan
Standar 8: Persiapan Persalinan

Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan
aman serta suasana yang menyenangkan akan di rencanakan dengan baik
Prasyarat:
a. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester
terakhir kehamilan
b. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang
indikasi persalinan yang harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
c. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan
yang aman dan bersih
d. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia
e. Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan pertolongan
persalinan yang bersih dan aman tersedia dalam keadaan DTT/steril
f. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat
jika terjadi kegawat daruratan ibu dan janin
g. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan partograf
h. Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami
komplikasi selama kehamilan
STANDAR PERTOLONGAN PERSALINAN

Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu

Tujuan :
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung
pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi

Pernyataan standar:
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan
asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien,
selama proses persalinan berlangsung
Hasilnya :
a. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan
tepat waktu bia diperlukan
b. Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang
ditolong tenaga kesehatan terlatih
c. Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.

Standar 10: Persalinan Kala Dua Yang Aman

Tujuan :
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi

Pernyataan standar :
Menggunakmengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek
dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara
lengkap

Persyaratan:
a. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah
b. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara
bersih dan aman
c. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan
steril
d. Perlengkapan alat yang cukup

Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III

Tujuan :
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap
untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala 3,
mencegah atoni uteri dan retensio plasenta

Pernyataan standar :
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

Standar 12 : Penanganan Kala Ii Dengan Gawat Janin Melalui Episiotomy

Tujuan :
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda
gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.

Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II yang lama,
dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan,
diikuti dengan penjahitan perineum

STANDAR PELAYANAN MASA NIFAS

Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Tujuan :
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta
mencegah hipotermi, hipokglikemia dan infeksi

Pernyataan standar:
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan
atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani
hipotermia

Standar 14: Penanganan Pada 2 Jam Pertama Setelah Persalinan

Tujuan :
Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersi dan aman selama kala 4
untuk memulihkan kesehata bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi,
memulai pemberian IMD
Pernyataan standar :
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi
dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang di perlukan

Standar 15: Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas

Tujuan :
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan
dan penyuluhan ASI ekslusif

Pernyataan standar :
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada
hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu
proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan
dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas,
serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi
dan KB

STANDAR PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL

Standar 16: Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan Pada Trimester III

Tujuan :
Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam trimester 3
kehamilan

Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan,
serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya

Standar 17: Penanganan Kegawatan Dan Eklamsi

Tujuan :
Mengenali secara dini tanda-tanda dan gejala preeklamsi berat dan memberiakn
perawatan yang tepat dan segera dalam penanganan kegawatdaruratan bila
ekslampsia terjadi

Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam, serta
merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.

Standar 18: Penanganan Kegawatdaruratanan Pada Partus Lama

Tujuan :
Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan kegawatdaruratan
pada partus lama/macet

Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama serta melakukan
penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya

Standar 19: Persalinan Dengan Menggunakan Vacum Ekstrator

Tujuan :
Untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan
vakum ekstraktor

Pernyataan standar :
Bidan mengenali kapan di perlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara
benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya
bagi ibu dan janin / bayinya

Standar 20: Penangan Retensio Plasenta

Tujuan :
Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio plasenta
total / parsial
Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan
pertama termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan
kebutuhan

Standar 21: Penanganan Perdarahan Post Partum Primer

Tujuan :
Mengenali dan mengambil tindakan pertolongan kegawatdaruratan yang tepat
pada ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer / atoni uteri

Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama
setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan
pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan

Standar 22: Penanganan Perdarahanpost Partum Sekunder

Tujuan :
Mengenali gejala dan tanda-tanda perdarahan postpartum sekunder serta
melakukan penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu

Pernyataan standar :
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan
post partum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa
ibu, atau merujuknya

Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis

Tujuan :
Mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis dan mengambil tindakan yang tepat

Pernyataan standar:
Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis,
serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya
Standar 24: Penanganan Asfiksia Neonaturum

Tujuan :
Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum, mengambil
tindakan yang tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan bayi baru lahir
yang mengalami asfiksia neonatorum

Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta
melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang di perlukan dan
memberikan perawatan lanjutan

Anda mungkin juga menyukai