Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN

KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS KOTA DENPASAR
TAHUN 2020

Oleh:
NI MADE KRISMONITA DWI SUJANI
P07124217033

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Posyandu sudah dikenal sejak lama sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar
bagi ibu dan balita. Kini, Posyandu dituntut untuk mampu menyediakan informasi
kesehatan secara lengkap dan mutahir sehingga menjadi sentra kegiatan kesehatan
masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi (Departemen Kesehatan RI. 2006).
Berdasarkan hal tersebut, tujuan didirikannya Posyandu adalah untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud
keluarga kecil bahagia dan sejahtera, Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ini
merupakan wadah titik temu antara pelayanan professional dari petugas kesehatan
dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat,
terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran. Oleh
karena itu, Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar
terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh
masyarakat.
Upaya peningkatan partisipasi ibu dalam membina pertumbuhan dan
perkembangan anak balita dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan kelompok
Bina Keluarga Balita (BKB). Di samping itu, kegiatan posyandu terus
ditingkatkan melalui kegiatan perbaikan gizi keluarga (UPGK). Kegiatan tersebut
dapat dilaksanakan antara lain melalui wadah PKK, KB, dan posyandu. Melalui
gerakan PKK, wanita berperan aktif dalam membina kesejahteraan keluarganya.
Data yang dikeluarkan UNICEF-WHO-The World Bank Joint Child
malnutrition estimates tahun 2012 menyebutkan 165 juta anak usia dibawah lima
tahun diseluruh dunia mengalami stunted dan diperkirakan terdapat 101 juta anak
dibawah usia lima tahun diseluruh dunia mengalami masalah berat badan kurang.
Tingkat prevalensi stunting tinggi dikalangan anak dibawah usia lima tahun
terdapat di afrika (36%) dan Asia (27%) (UNICEF, 2012).
Pemantauan status gizi yang dilaksanakan Kementrian Kesehatan tahun 2017
yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa persentase
gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan di Indonesia adalah 3,8%, sedangkan gizi
kurang 14% (Kemenkes RI,2017). Status gizi balita diukur berdasarkan tiga
indeks yaitu berat badan menurut umur, Tinggi badan menurut umur dan berat
badan menurut tinggi badan. Apabila semua balita ditimbang di posyandu maka
diharapkan deteksi balita gizi kurang dan gizi buruk semakin mudah sehingga
lebih cepat bisa ditanggulangi dan dirujuk ke puskesmas. Persentase balita
ditimbang di Posyandu (D/S) adalah jumlah balita yang ditimbang di seluruh
Posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi
jumlah seluruh balita.

Posyandu dapat digolongkan ke dalam 4 tingkatan berdasarkan delapan dasar


indikator yaitu:

1. Posyandu Pratama: merupakan posyandu yang belum mantap dengan


kegiatan yang belum bisa rutin tiap bulan dan jumlah kadernya terbatas
2. Posyandu Madya: posyandu ini sudah mampu melakukan kegiatan 8 kali
setahun, dengan jumlah kader tugas 5 orang atau lebih
3. Posyandu Punama: Merupakan posyandu yang sudah mampu melakukan
kegiatan 8 kali setahun, dengan jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan
cakupan lima program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) sudah lebih
dari 50%.
4. Posyandu Mandiri: Posyandu ini sudah mampu melakukan kegiatan secara
teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan
dana sehat serta telah menjangkau 50% KK

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2019, Kota Denpasar
terdiri dari 11 buah Puskesmas induk. Rasio puskesmas berdasarkan kecamatan
dikota Denpasar sebesar 2,75, hal ini menggambarkan bahwa rasio ideal minimal
ada 1 puskesmas di setiap kecamatan sudah terpenuhi. Ratio posyandu dengan
balita di Kota Denpasar adalah 1 posyandu melayani 100 balita. Dari 460
posyandu yang ada di Kota Denpasar 277 posyandu (60,2%) merupakan
Posyandu Aktif. Renstra Dinas kesehatan menargetkan 80% Posyandu aktif di
tahun 2019, sehingga target ini belum tercapai. Hal ini disebabkan oleh masih
kurangnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu.

Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan Kesehatan pada anak umur
12 – 59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x
setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian vit A 2 x
setahun (Pebruari dan Agustus). Pemberian Vitamin A dilaksanakan oleh petugas
Kesehatan di sarana kesehatan. Capaian cakupan pelayanan kesehatan anak Balita
(1-5 tahun) Pada tahun 2019 sebesar 90%. Mengalami penurunan 3,3%
dibandingkan pada tahun 2018 yang persentasenya 93,3%. Target cakupan
pelayanan kesehatan anak Balita yang tercantum pada Renstra Dinas Kesehatan
untuk tahun 2019 sesuai dengan target SPM no 43 Tahun 2016 adalah 100%,
sehingga capaian untuk Kota Denpasar belum mencapai target yang ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu


di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Denpasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut “Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kunjungan Ibu

balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kota Denpasar Tahun 2020 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi keaktifan kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Kota Denpasar tahun 2020.


2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu tentang manfaat posyandu

dengan partisipasi kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Kota Denpasar.

b. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan Ibu dengan partisipasi kunjungan

ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kota Denpasar.

c. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan partisipasi kunjungan ibu

balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kota Denpasar.

d. Untuk mengetahui hubungan jarak rumah Ibu dengan partisipasi

kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kota

Denpasar.

e. Untuk mengetahui hubungan mutu posyandu dengan partisipasi

kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kota

Denpasar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis informasi hasil penelitian ini akan dapat digunakan

dalam proses pendidikan di bidang Kebidanan dan dapat mengembangkan

dan menambah wawasan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

partisipasi kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Kota Denpasar.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu

pengetahuan khususnya mengenai manfaat posyandu dan faktor-faktor yang

mempengaruhi kunjungan posyandu.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagi referensi dalam memberikan

informasi dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan

posyandu serta sebagai evaluasi bagi peneliti.

c. Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu kader dan digunakan

sebagai bahan masukan bagi Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kota

Denpasar.

d. Bagi Ibu yang memiliki balita

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi ibu

yang memiliki balita.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.


Jakarta
Dinkes Denpasar. 2019. Profil Dinas Kesehatan Denpasar tahun 2019
Imelda, Fara, dkk. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga
dengan Perilaku Kunjungan Ibu Anak Balita ke Posyandu Vol III No.4
Kementerian Kesehatan. 2011. Pedoman Pelaksana Posyandu. Jakarta: Sekjen
Kementerian Kesehatan R.I
Malahayati. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kunjungan Ibu Balita
ke Posyandu Tersanjung di Desa Lueng Keubeu Jagat Kecamatan Tripa
Makmur Kabupaten Nagan Raya
Puspita, Ita. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi Ibu Balita ke
Posyandu Kencursari di Dukuh Tegaltandan Desa Banguntapa
Kabupaten Bantul.Yogyakarta
UNICEF. 2012. The World Bank Joint Child Malnutrition Estimates

Anda mungkin juga menyukai