ID Perencanaan Pembangunan Berbasis Pertani PDF
ID Perencanaan Pembangunan Berbasis Pertani PDF
Abstract: The main objective of this study is planning for development the agricultural sec-
tor, especially food plants in order to improve the local economy. The steps taken is to examine
the performance of the agricultural sector in the district, identify potential food plants to be de-
veloped in each sub district, construct a hierarchy of centers of social services and economic
development, planning the development of agriculture food plants in the district, then describe
it in a planning map. The research was conducted in the district Wonosobo. Analysis of the
research carried out by using Shift Share analysis, Location Quotient (LQ), and analysis
skalogram. The results showed that the highest productivity in agriculture in the district is
Wonosobo vegetable plants. Types of plants that can be developed are food plants that have
competitive and comparative advantage.
Keywords: agricultural development, food plants, performance of the agricultural sector,
local economy
Abstrak: Tujuan utama penelitian ini membuat perencanaan untuk pengembangan sektor
pertanian, khususnya tanaman pangan demi peningkatan perekonomian daerah. Langkah
langkah yang diambil adalah dengan melihat kinerja sektor pertanian di kabupaten, meng-
identifikasi komoditas tanaman pangan yang potensial untuk dapat dikembangkan di masing-
masing kecamatan di kabupaten, menyusun hierarki pusat-pusat pelayanan sosial dan eko-
nomi di kabupaten dan menyusun perencanaan pengembangan sektor pertanian sub sektor
tanaman pangan di kabupaten yang kemudian digambarkan dalam sebuah peta perencanaan.
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Wonosobo. Analisis dalam penelitian ini menggunakan
analisis Shift Share, Location Quotient (LQ), dan analisis Skalogram. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa produktivitas tertinggi dalam pertanian di kabupaten Wonosobo adalah
tanaman sayuran. Jenis komoditas tanaman yang dapat dikembangkan adalah komoditas
tanaman pangan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.
Kata kunci: pembangunan pertanian, tanaman pangan, kinerja sektor pertanian, ekonomi
daerah
290 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
METODE PENELITIAN penggunaan lahan untuk sawah mencapai 17
persen atau seluas 17.174 Ha. Melihat gambaran
tersebut dapat dilihat mayoritas penggunaan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
lahan di kabupaten Wonosobo, digunakan oleh
adalah kombinasi antara data sekunder dan
sektor pertanian.
data primer. Data sekunder diperoleh dari ber-
bagai sumber yaitu BPS kabupaten Wonosobo,
BAPPEDA kabupaten Wonosobo serta instansi 8% 2% 3% 17%
Sumber makanan pokok selain padi di memiliki keunggulan kompetitif atau kompa-
kabupaten Wonosobo adalah jagung dan ubi ratif saja. Yang dimaksud dengan keunggulan
kayu. Pada tahun 2009 produksi jagung dan ubi kompetitif adalah komoditas yang mampu ber-
kayu mengalami peningkatan. Produksi jagung saing dengan komoditas yang sama dengan
meningkat sebesar 5 persen dengan luas panen daerah lain, hal ini dapat diukur dengan meli-
yang hanya meningkat 2,33 persen, bahkan hat nilai komponen Cij (komponen keunggulan
produksi ubi kayu meningkat 9,05 persen mes- kompetitif) pada analisis Shift Share. Jika nilai
kipun terjadi penurunan luas panen sebesar Cij pada analisis Shift Share bernilai positif, ma-
10,31 persen. Peningkatan produksi jagung dan ka komoditas tersebut memiliki keunggulan
ubi kayu sangat menunjang pemerintah dalam kompetitif. Sedangkan suatu komoditas dikata-
rangka mencapai ketahanan pangan. kan memiliki keunggulan komparatif apabila
Produksi tanaman sayuran pada tahun hasil produksi dari suatu komoditas di suatu
2009 mengalami peningkatan yang cukup signi- daerah hasilnya dapat memenuhi kebutuhan
fikan kecuali wortel dan kacang merah. Tanam- dalam daerah dan sisanya masih bisa di ekspor
an sayuran utama di kabupaten Wonosobo ke luar daerah, hal ini bisa dilihat dari hasil
adalah kobis, petai/sawi, kentang, daun analisis Location Quotient (LQ). Jika nilai analisis
bawang, tomat, cabai, wortel, dan buncis. Dae- Location Quotient (LQ) pada suatu komoditas di
rah penghasil sayuran yang utama di kabu- suatu daerah bernilai lebih besar dari satu
paten Wonosobo adalah kecamatan Kalikajar, (LQ>1) maka komoditas tersebut bisa dikatakan
Kertek, Garung, dan Kejajar. memiliki keunggulan komparatif.
Untuk tanaman buah-buahan, salak dan Dalam penelitian ini, komoditas yang di-
pisang banyak dihasilkan di kabupaten Wono- kembangkan di tiap kecamatan adalah komo-
sobo. Namun demikian kedua komoditi ini ditas yang merupakan komoditas unggulan
tidak tersebar merata di semua kecamatan. dan komoditas potensial. Dikatakan komoditas
Pisang lebih banyak dihasilkan dari kecamatan unggulan apabila komoditas di suatu daerah
Kaliwiro dan Selomerto, sedangkan salak lebih memiliki keunggulan kompetitif dan kompa-
banyak dihasilkan dari kecamatan Leksono, ratif. Sedangkan dikatakan potensial apabila
Sukoharjo dan Kalikajar. memiliki keunggulan kompetitif atau keung-
Komoditas tanaman pangan unggulan gulan komparatif saja.
yang potensial untuk dapat dikembangkan di Komoditas Tanaman Pangan yang Memi-
masing-masing kecamatan di kabupaten Wono- liki Keunggulan Kompetitif
sobo Dari hasil analisis Shift Share diperoleh hasil
Untuk mengidentifikasi komoditas tanam- komoditas tanaman pangan yang memiliki
an pangan unggulan yang potensial untuk keunggulan kompetitif di tiap kecamatan di
dapat dikembangkan di masing-masing keca- kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut:
matan di kabupaten Wonosobo pada penelitian Kecamatan Wadaslintang: padi, jagung, ubi
ini didasarkan pada komoditas yang memiliki kayu, kacang-kacangan, dan sayuran. Kecamat-
keunggulan kompetitif dan komparatif, atau an Kepil: kacang-kacangan dan buah-buahan.
292 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
Kecamatan Sapuran: padi, jagung, ubi kayu Wonosobo.
dan sayuran. Kecamatan Kalibawang: jagung, Kecamatan Wadaslintang: padi, jagung,
ubi kayu dan buah-buahan. Kecamatan Kali- ubi kayu, kacang-kacangan dan buah-buahan.
wiro: jagung dan buah-buahan. Kecamatan Kecamatan Kepil: padi, jagung, ubi kayu,
Leksono: jagung, ubi kayu, sayuran dan buah- kacang-kacangan dan buah-buahan. Kecamat-
buahan. Kecamatan Sukoharjo: (-). Kecamatan an Sapuran: padi, jagung, ubi kayu, kacang-
Selomerto: padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacangan dan sayuran. Kecamatan Kaliba-
kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan. wang: padi, jagung, ubi kayu dan kacang-
Kecamatan Kalikajar: jagung, ubi jalar dan kacangan. Kecamatan Kaliwiro: padi, Keca-
buah-buahan. Kecamatan Kertek: (-). Kecamat- matan Leksono: buah-buahan. Kecamatan Su-
an Wonosobo: sayuran. Kecamatan Watuma- koharjo: padi, ubi kayu dan buah-buahan.
lang: padi, ubi jalar, sayuran dan buah-buahan. Kecamatan Selomerto: padi, kacang-kacangan,
Kecamatan Mojotengah: padi, ubi kayu, ubi dan buah-buahan. Kecamatan Kalikajar: padi,
jalar, sayuran dan buah-buahan. Kecamatan jagung, ubi jalar, dan sayuran. Kecamatan Ker-
Garung: padi, ubi jalar dan sayuran. Kecamatan tek: padi, jagung, dan sayuran. Kecamatan
Kejajar: jagung, ubi kayu dan buah buahan. Wonosobo: padi dan sayuran. Kecamatan Wa-
tumalang: padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan
Komoditas Tanaman Pangan yang Memi-
sayuran. Kecamatan Mojotengah: padi, jagung,
liki Keunggulan Komparatif
Dari hasil analisis Location Quotient masing- ubi kayu, ubi jalar, dan sayuran. Kecamatan
masing kecamatan di kabupaten Wonosobo, Garung : ubi kayu, ubi jalar, dan sayuran. Keca-
maka diperoleh hasil seperti yang tercantum matan Kejajar: sayuran.
pada Tabel 2. Komoditas Tanaman Pangan Unggulan
Dari hasil analisis LQ di atas dapat dilihat yang Dapat Dikembangkan di Masing Masing
komoditas tanaman pangan yang memiliki ke- Kecamatan di Kabupaten Wonosobo
unggulan komparatif berdasarkan kriteria LQ, Komoditas tanaman pangan yang dapat dikem-
yaitu jika nilai LQ>1. Sebaliknya, jika nilai bangkan di masing-masing kecamatan di kabu-
LQ<1, maka komoditas tersebut tidak memiliki paten Wonosobo ditentukan berdasarkan hasil
keunggulan komparatif. Untuk lebih rincinya di analisis Shift Share dan LQ. Komoditas tanaman
bawah ini akan diuraikan komoditas tanaman pangan yang dapat dikembangkan adalah ko-
pangan yang memiliki keunggulan komparatif moditas tanaman pangan yang memiliki keung-
di masing-masing kecamatan di kabupaten gulan kompetitif dan keunggulan komparatif
Tabel 2. Hasil Analisis LQ Berdasar Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan Masing-masing Kecamatan di
Kabupaten Wonosobo Tahun 2009
No Kecamatan Padi Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang-kacangan Sayuran Buah-buahan
1 Wadaslintang 6,72 1,59 5,20 0,00 36,01 0,15 1,30
2 Kepil 5,73 7,85 2,01 0,66 4,87 0,41 1,00
3 Sapuran 1,88 2,50 1,07 0,41 2,48 2,40 0,08
4 Kalibawang 3,42 12,71 10,65 0,00 3,20 0,40 0,31
5 Kaliwiro 1,14 0,17 0,71 0,00 0,00 0,00 2,22
6 Leksono 0,29 0,08 0,41 0,31 0,30 0,03 2,28
7 Sukoharjo 1,21 0,99 1,47 0,00 0,00 0,02 2,10
8 Selomerto 2,12 0,28 0,57 0,62 2,06 0,46 1,77
9 Kalikajar 1,26 3,38 0,33 4,03 0,32 1,77 0,59
10 Kertek 3,96 3,32 0,05 0,71 0,00 1,84 0,38
11 Wonosobo 3,61 0,54 0,42 0,00 0,00 2,02 0,41
12 Watumalang 3,76 8,81 5,62 3,46 0,00 1,09 0,28
13 Mojotengah 4,41 5,13 5,48 5,12 0,00 1,55 0,09
14 Garung 0,38 0,63 4,30 7,02 0,00 2,41 0,04
15 Kejajar 0,00 0,11 0,00 0,03 0,00 2,92 0,01
Sumber: Data diolah, 2011
atau salah satunya. Maka dari hasil analisis buahan. Kecamatan Kepil: padi, jagung, ubi
Shift Share dan LQ yang telah diuraikan di atas kayu, kacang-kacangan dan buah-buahan.
dapat dibuat tabel komoditas tanaman pangan Kecamatan Sapuran: padi, jagung, ubi kayu,
yang memiliki keunggulan komperitif dan kacang-kacangan dan sayuran. Kecamatan
komparatif dalam Tabel 3. Kalibawang: padi, jagung, ubi kayu, kacang-
Dari Tabel 3 dapat dilihat komoditas ta- kacangan, dan buah-buahan. Kecamatan Kali-
naman pangan yang dapat dikategorikan men- wiro: padi, jagung, dan buah-buahan. Keca-
jadi beberapa kriteria, yaitu: (1) komoditas ung- matan Leksono: jagung, ubi kayu, sayuran, dan
gulan, yang termasuk komoditas unggulan buah-buahan. Kecamatan Sukoharjo: padi, ubi
adalah komoditas yang memiliki keunggulan kayu, dan buah-buahan. Kecamatan Selomerto:
kompetitif dan komparatif (SS dan LQ bertanda padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang-ka-
positif), (2) komoditas potensial, yang termasuk cangan, sayuran, dan buah-buahan. Kecamatan
dalam komoditas ini adalah komoditas yang Kalikajar: padi, jagung, ubi jalar, sayuran, dan
memiliki keunggulan kompetitif atau keung- buah-buahan.Kecamatan Kertek: padi, jagung,
gulan komparatif ( SS atau LQ bertanda positif), dan sayuran. Kecamatan Wonosobo: padi dan
3) komoditas terbelakang, yaitu komoditas sayuran. Kecamatan Watumalang: padi, ja-
yang tidak memiliki keunggulan kompetitif gung, ubi kayu, ubi jalar, sayuran, dan buah-
ataupun komparatif (SS dan LQ bertanda nega- buahan. Kecamatan Mojotengah: padi, jagung,
tif ). ubi kayu, ubi jalar, sayuran, dan buah-buahan.
Komoditas tanaman pangan yang dapat Kecamatan Garung: padi, ubi kayu, ubi jalar,
dikembangkan di tiap kecamatan adalah komo- dan sayuran. Kecamatan Kejajar: jagung, ubi
ditas unggulan dan potensial yaitu komoditas kayu, sayuran, dan buah-buahan.
tanaman pangan yang memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif atau salah satunya. Hierarki pusat-pusat pelayanan sosial dan
Jadi dari Tabel 3 dapat disimpulkan komoditas- ekonomi di Kabupaten Wonosobo
komoditas tanaman pangan yang dapat dikem-
Berdasarkan hasil analisis Skalogram dapat
bangkan di tiap kecamatan di kabupaten Wo-
dilihat kecamatan yang memiliki kelengkapan
nosobo adalah sebagai berikut:
infrastruktur tinggi adalah kecamatan Kepil,
Kecamatan Wadaslintang: padi, jagung, ubi
Kertek, Wadaslintang, Wonosobo dan Kaliwiro
kayu, kacang-kacangan, sayuran dan buah-
dengan jumlah unit fasilitas umum sebanyak
294 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
595, 509, 508, 491 dan 424. Sedangkan kecamat- selatan. Komoditas tanaman jagung menyebar
an yang memiliki jumlah unit fasilitas umum di hampir seluruh kabupaten Wonosobo. Ubi
rendah yaitu kecamatan Kejajar, Selomerto, Kayu terdapat di daerah bagian utara dan
Leksono, Kalibawang dan Sukoharjo dengan selatan. Ubi rambat di bagian utara. Komoditas
jumlah unit sebanyak 329, 298, 254, 250 dan 237 tanaman kacang-kacangan terdapat di bagian
unit. selatan kabupaten Wonosobo. Sayuran terdapat
Dalam penggolongan pusat wilayah, digo- di bagian utara dan buah-buahan di bagian
longkan dalam tiga hierarki yaitu hierarki I, barat dan selatan kabupaten Wonosobo.
yang tergolong dalam hierarki ini adalah dae- Dalam setiap cluster dari komoditas tanam-
rah-daerah yang infrastrukturnya berkembang an pangan akan didirikan industri pengolahan,
yaitu kecamatan Kepil, Kertek, Wadaslintang, sedangkan wilayah lainnya sebagai daerah pen-
Wonosobo dan Kaliwiro. Hierarki II yaitu dae- dukung (hinterland) akan berfungsi sebagai pe-
rah-daerah yang infrastrukturnya moderat (ti- nyedia input industri pengolahan tersebut. In-
dak berkembang tetapi juga tidak terbelakang) dustri pengolahan perlu dibangun pada ma-
yaitu kecamatan Kalikajar, Sapuran, Garung, sing-masing cluster komoditas unggulan untuk
Watumalang dan Mojotengah. Sedangkan hie- menampung produksi yang dihasilkan. Adanya
rarki III yaitu daerah-daerah yang infrastruk- industri pengolahan, komoditas yang dihasil-
turnya terbelakang yaitu kecamatan Kejajar, kan langsung dapat diproses menjadi produk-
Selomerto, Leksono, Kalibawang, dan Suko- produk turunannya yang mempunyai nilai jual
harjo. yang lebih baik daripada dijual dalam keadaan
Kecamatan yang berpotensi dikembangkan belum diolah.
sebagai pusat pelayanan di kabupaten Wono- Pemilihan lokasi industri pengolahan ta-
sobo meliputi kecamatan yang berada dalam naman pangan berdasarkan asumsi bahwa
hierarki I yaitu kecamatan Kepil, Kertek, Wa- investor akan masuk ke suatu daerah apabila
daslintang, Wonosobo dan Kaliwiro. Kecamat- infrastruktur di daerah tersebut baik. Hal ini
an sebagai pusat pelayanan utama terletak pada dapat ditunjukkan dari nilai skalogram untuk
kecamatan yang memiliki rangking satu atau masing-masing kecamatan. Semakin tinggi jum-
kecamatan yang memiliki jumlah fasilitas umum lah unit fasilitas ekonomi dan sosial dari suatu
dan infrastruktur paling tinggi yaitu kecamatan kecamatan menunjukkan bahwa semakin leng-
Kepil dengan jumlah unit sebesar 595. kap infrastruktur yang telah dimiliki oleh keca-
Kecamatan Kejajar, Selomerto, Leksono, matan tersebut dan sebaliknya. Dalam hal ini
Kalibawang, dan Sukoharjo merupakan keca- nilai tingkat kelengkapan fasilitas sosial dan
matan yang kekurangan fasilitas pelayanan ekonomi dapat dilihat dari ranking pada ana-
sosial dan ekonomi, sehingga pembangunan lisis skalogram. Selain berdasarkan tingkat ke-
pusat-pusat pelayanan sosial dan ekonomi di lengkapan fasilitas sosial ekonomi, untuk mene-
kelima kecamatan tersebut perlu diprioritaskan ntukan lokasi pendirian industri pengolahan
dan perlu diadakan perbaikan dan pengadaan juga didasarkan pada teori lokasi. Dalam teori
fasilitas umum atau infrastruktur agar menjadi lokasi dinyatakan bahwa untuk menentukan
daerah/kecamatan yang mendukung dalam lokasi pendirian industri terdapat dua orientasi.
pengembangan ekonomi dan wilayah tersebut. Yang pertama adalah orientasi pasar dan yang
kedua orientasi sumberdaya. Karena pada seba-
Perencanaan pengembangan sektor perta- gian besar produksi yang berbahan baku hasil
nian sub sektor tanaman pangan di kabu- pertanian biasanya terjadi weight loosing activity,
paten Wonosobo maka rekomendasi penentuan lokasi industri
adalah di wilayah sumberdaya atau lokasi ba-
Berdasarkan hasil analisis Shift Share dan Loca-
han baku. Berdasarkan pada teori tersebut,
tion Quotient, terlihat bahwa komoditas-komo-
pada penelitian ini rekomendasi lokasi pendiri-
ditas unggulan di kabupaten Wonosobo mem-
an industri pasti di daerah sumberdaya dan
bentuk suatu cluster. Komoditas padi terdapat
yang memiliki kelengkapan fasilitas sosial dan
di kabupaten Wonosobo bagian tengah dan
296 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
padi dari kecamatan Kalikajar, Selomerto, Wo- kanan seperti keripik jagung dan pop corn.
nosobo, Mojotengah, Garung, Watumalang, dan Beberapa produk tersebut memiliki nilai eko-
Sukoharjo. nomi lebih tinggi dibandingkan apabila jagung
Komoditas Jagung. Pengembangan komo- dijual dalam bentuk pipilan mentah.
ditas jagung terdapat di kecamatan Wadaslin- Komoditas Ubi Kayu. Komoditas ubi kayu
tang, Kepil, Sapuran, Kalibawang, Kaliwiro, relatif tumbuh di kabupaten Wonosobo bagian
Leksono, Selomerto, Kalikajar, Kertek, Watuma- utara dan selatan, bentuk produksinya adalah
lang, Mojotengah, dan Kejajar. Sehingga jika dalam bentuk umbi basah. Jika dilihat dari
dilihat pada gambar peta komoditas tersebut gambar peta, ubi kayu terdapat di kecamatan
terlihat menyebar di hampir sebagian besar Kejajar, Garung, Mojotengah, Watumalang, Su-
wilayah kabupaten Wonosobo. koharjo, Leksono, Selomerto, Sapuran, Kaliba-
Komoditas jagung banyak dijumpai di wang, Kepil, dan Wadaslintang. Dilihat dari po-
kecamatan-kecamatan tersebut karena merupa- tensi produksi ubi kayu, maka diperlukan
kan daerah yang sebagian lahannya adalah industri pengolahan yang mampu menyerap
berupa lahan kering (dry land) dalam bentuk produksi ubi kayu yang dihasilkan menjadi
ladang dan pekarangan. Bentuk produksi dari produk makanan yang bernilai tinggi. Untuk
komoditas ini yaitu dalam pipilan kering. itu diperlukan teknologi pengolahan pascapa-
Arah pengembangan komoditas jagung nen dan juga perlu dilakukan pembinaan, pe-
yaitu industri pengolahan komoditas jagung nyuluhan dan pengenalan teknologi kepada
dibangun di kecamatan Kepil dan Kertek. Per- para petani terutama di kecamatan-kecamatan
timbangan dari pemilihan lokasi industri peng- yang merupakan basis komoditasnya adalah
olahan di kecamatan Kepil dan Kertek karena ubi kayu.
kedua daerah itu merupakan daerah penghasil Tabel 6 menyajikan arah pengembangan
jagung dan memiliki fasilitas pelayanan sosial komoditas ketela pohon di kabupaten Wono-
dan ekonomi yang tinggi. sobo. Pembangunan industri pengolahan ketela
Industri pengolahan jagung di kecamatan pohon direkomendasikan di kecamatan Kepil
Kepil adalah untuk menampung produksi dari dan Garung dengan pertimbangan bahwa ke-
kecamatan Sapuran, Kalibawang, Kaliwiro dan dua kecamatan tersebut merupakan daerah
Wadaslintang. Sedangkan industri pengolahan penghasil ubi kayu dan memiliki fasilitas eko-
di kecamatan Kertek digunakan untuk menam- nomi dan sosial yang paling tinggi di clus-
pung produksi jagung dari kecamatan Kali- ternya.
kajar, Selomerto, Leksono, Mojotengah, Watu- Sentra industri pengolahan di kecamatan
malang, dan Kejajar. Kepil digunakan untuk menampung produksi
Berbagai produk turunan komoditas ja- ubi kayu dari kecamatan Sapuran, Kalibawang
gung antara lain: tepung maizena, produk ma- dan Wadaslintang. Sedangkan industri peng-
olahan yang berada di kecamatan Garung digu- si dari kecamatan Mojotengah dan Watuma-
nakan untuk menampung hasil produksi ubi lang. Berikut ini adalah peta pengembangan
kayu dari kecamatan Kejajar, Mojotengah, Wa- komoditas tanaman ketela rambat.
tumalang, Sukoharjo, Leksono, dan Selomerto. Ketela rambat jika diolah dapat menghasil-
Berbagai produk turunan utama dari ko- kan berbagai produk makanan yang bercita
moditas ketela pohon antara lain: tepung tapio- rasa tinggi dan bernilai jual lebih tinggi diban-
ka, tepung kanji dan jika dikembangkan lagi dingkan dengan sebelum diolah. Berbagai pro-
dapat menghasilkan produk makanan seperti duk tersebut misalnya keripik ketela rambat,
keripik singkong, kue, makanan ringan, dan kue, snack, dan makanan ringan lainnya.
lain-lain. Pengolahan ubi kayu menjadi berba- Komoditas Kacang-kacangan. Pengem-
gai macam produk turunan tersebut tentunya bangan komoditas kacang-kacangan dilakukan
akan meningkatkan nilai ekonomi dari ubi di kabupaten Wonosobo bagian selatan. Jika
kayu. dilihat pada peta, daerah-daerah sebagai basis
Komoditas Ubi Rambat. Bentuk produksi pengembangan komoditas kacang-kacangan
ubi rambat ini yaitu dalam bentuk umbi basah. antara lain: kecamatan Kepil, Sapuran, Kaliba-
Jika dilihat peta komoditas ubi rambat relatif wang, Wadaslintang, dan Selomerto.
lebih berkembang di kabupaten Wonosobo ba- Arah pengembangan dari komoditas ka-
gian utara yaitu di kecamatan Kalikajar, Selo- cang-kacangan yaitu pembangunan industri pe-
merto, Garung, Mojotengah, dan Watumalang. ngolahan direkomendasikan di kecamatan Ke-
Industri pengolahan komoditas ketela rambat pil. Industri pengolahan yang direkomendasi-
direkomendasikan di kecamatan Kalikajar, de- kan cukup satu karena dirasa cukup untuk
ngan pertimbangan kecamatan tersebut meru- menampung seluruh produksi dari daerah-dae-
pakan penghasil ubi rambat dan memiliki fasi- rah sentra produksi. Berikut ini adalah peta
litas sosial dan ekonomi yang tinggi (Tabel 7). potensi komoditas tanaman kacang-kacangan.
Industri pengolahan yang direkomendasi- Pertimbangan pembangunan industri pe-
kan adalah di kecamatan Kalikajar dan Garung. ngolahan di kecamatan Kepil adalah karena
Industri pengolahan yang berada di kecamatan kecamatan tersebut merupakan salah satu dae-
Kalikajar digunakan untuk menampung hasil rah penghasil kacang-kacangan dan memiliki
produksi ubi rambat dari kecamatan Selomerto. tingkat kelengkapan fasilitas sosial dan eko-
Sedangkan industri yang berada di kecamatan nomi paling tinggi.
Garung digunakan untuk menampung produk-
298 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
Tabel 9. Arah Pengembangan Komoditas Tanaman Sayuran
No Kecamatan Rangking Skalogram Keunggulan Arah Pengembangan
SS LQ
1 Wadaslintang 3 + - Sentra produksi
2 Sapuran 7 + + Sentra produksi
3 Leksono 13 + - Sentra produksi
4 Selomerto 12 + - Sentra produksi
5 Kalikajar 6 - + Sentra produksi
6 Kertek 2 - + Industri Pengemasan
7 Wonosobo 4 + + Sentra produksi
8 Watumalang 9 + + Sentra produksi
9 Mojotengah 10 + + Sentra produksi
10 Garung 8 + + Sentra produksi
11 Kejajar 11 - + Sentra produksi
300 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
merto, Garung, Mojotengah dan Watumalang Biro Pusat Statistik, 2010. Wonosobo dalam Angka
merupakan sentra produksi ubi rambat dan 2010. Wonosobo: BPS.
kecamatan Kalikajar dan Garung menjadi lokasi
Blakely, EJ. 1994. Planning Local Economic Deve-
industri pengolahannya. Untuk sentra produksi
lopment Theory and Practice, 2nd ed., Thou-
kacang-kacangan terdapat di kecamatan Kepil,
sand Oaks: SAGE Publications.
Sapuran, Kalibawang, Wadaslintang dan Selo-
merto. Industri pengolahan komoditas kacang- Center for Business Research. 1997. Key Ari-
kacangan yang direkomendasikan adalah di zona Economic Activities identified” Ari-
kecamatan Kepil. Kecamatan Wadaslintang, zona State University’s Monthly Newsletter
Sapuran, Leksono, Selomerto, Kalikajar, Kertek, on the Arizona Economy, Vol. 44. Number
Wonosobo, Watumalang, Mojotengah, Garung 9, 1-6.
dan Kejajar merupakan daerah yang ditunjuk
Creamer, DB. 1943. Shift of Manufacturing Indus-
sebagai sentra produksi sayuran dan industri
tries. Industrial Location and National
pengemasannya terdapat di Kecamatan Kertek.
Yang terakhir adalah komoditas buah-buahan, Resources. Washington, D.C.: U.S. Natio-
sentra produksinya adalah di kecamatan nal Resources Planning Board.
Wadaslintang, Kepil, Kalibawang, Kaliwiro, Djaenudin, D., Sulaeman dan A. Abdurachman,
Leksono, Sukoharjo, Selomerto, Kalikajar, Wa- 2002. Pendekatan Perwilayahan Komodi-
tumalang, Mojotengah, dan Kejajar. Sedangkan tas Pertanian Menurut Pedo-Agroklimat
Kepil, Kaliwiro, dan Watumalang adalah tem- di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Lit-
pat industri pengolahan dan pengemasannya. bang Pertanian 21(1), 1-10.
Djojohadikusumo, S. 1994. Perkembangan Pe-
DAFTAR PUSTAKA mikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi, Per-
tumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Ja-
Anriquez, G., and Kostas Stamoulis. 2007. Rural karta: Penerbit PT. Pustaka LP3ES.
Development and Poverty reduction: is Esteban, J. 2003. Regional Convergence In Euro-
Agriculture Still the Key?’ Electronic Jour- pe and the Industry Mix: a Shiftshare
nal of Agricultural and Development Econo- Analysis. Regional Science and Urban Eco-
mics, 4(1), 5-46. nomics 30 (2003) 353-364.
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan Hanham, R.Q and Shawn, B. 2000. Shift Share
Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Perta- Analysis and Changes in Japanese Manu-
ma. Yogyakarta: BPFE. facturing Employment. Growth and Change,
Ashby, L.D. 1964. The Geographical Redistribution Vol. 31 (Winter) 108-123
of Employent: An Examination of the Ele- Hazell, P., 2007. Transformations in Agricul-
ments of Change. Survey of Current Busi- ture and Their Implications for Rural
ness. 44; hal. 13-20 Development. Electronic Journal of Agricul-
Azis, I.J., 1994, Ilmu Ekonomi Regional dan Bebe- tural and Development Economics 4(1), 47-
rapa Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: 65.
LPFE-UI. Hirschman, A.O. 1958. The Strategy Of Economic
Beck, Roger J. dan William McD. Herr. 1990. Development in Developing Countries. New
Employment Linkages from A Modified Haven, Connecticut, USA: Yale University
Share Analysis: An Illinois Example. The Press.
Review of Regional Studies. 20; hal. 38-45 Hoover, E.M. 1984. An Introduction to Regional
Biro Pusat Statistik. 2010. Jawa Tengah dalam Economics, 2nd ed. New York: Knopf.
Angka 2010. Jawa Tengah: BPS.
302 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302