Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ekonomi Pembangunan

Volume 13, Nomor 2, Desember 2012, hlm.288-302

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN


TANAMAN PANGAN DALAM UPAYA PENANGGULANGAN
MASALAH KEMISKINAN

Moch. Arifien1, Fafurida2, dan Vitradesie Noekent2


1 Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
2Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri semarang
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang
E -mail: fafurida@yahoo.com

Diterima 10 Februari 2012 / Disetujui 23 September 2012

Abstract: The main objective of this study is planning for development the agricultural sec-
tor, especially food plants in order to improve the local economy. The steps taken is to examine
the performance of the agricultural sector in the district, identify potential food plants to be de-
veloped in each sub district, construct a hierarchy of centers of social services and economic
development, planning the development of agriculture food plants in the district, then describe
it in a planning map. The research was conducted in the district Wonosobo. Analysis of the
research carried out by using Shift Share analysis, Location Quotient (LQ), and analysis
skalogram. The results showed that the highest productivity in agriculture in the district is
Wonosobo vegetable plants. Types of plants that can be developed are food plants that have
competitive and comparative advantage.
Keywords: agricultural development, food plants, performance of the agricultural sector,
local economy

Abstrak: Tujuan utama penelitian ini membuat perencanaan untuk pengembangan sektor
pertanian, khususnya tanaman pangan demi peningkatan perekonomian daerah. Langkah
langkah yang diambil adalah dengan melihat kinerja sektor pertanian di kabupaten, meng-
identifikasi komoditas tanaman pangan yang potensial untuk dapat dikembangkan di masing-
masing kecamatan di kabupaten, menyusun hierarki pusat-pusat pelayanan sosial dan eko-
nomi di kabupaten dan menyusun perencanaan pengembangan sektor pertanian sub sektor
tanaman pangan di kabupaten yang kemudian digambarkan dalam sebuah peta perencanaan.
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Wonosobo. Analisis dalam penelitian ini menggunakan
analisis Shift Share, Location Quotient (LQ), dan analisis Skalogram. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa produktivitas tertinggi dalam pertanian di kabupaten Wonosobo adalah
tanaman sayuran. Jenis komoditas tanaman yang dapat dikembangkan adalah komoditas
tanaman pangan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.
Kata kunci: pembangunan pertanian, tanaman pangan, kinerja sektor pertanian, ekonomi
daerah

PENDAHULUAN ekonomi. Adanya perbedaan, baik alamiah


maupun buatan antardaerah dalam suatu wila-
yah, menyebabkan adanya perbedaan dalam
Upaya pengembangan wilayah (regional develop-
peluang untuk tumbuh dan berkembang.
ment) secara terpadu melalui penyusunan ren-
Kabupaten Wonosobo merupakan daerah
cana tata ruang harus diarahkan pada peme-
yang memiliki jumlah penduduk miskin terba-
cahan masalah utama di daerah tersebut, dalam
nyak di provinsi Jawa Tengah (BPS, 2009). Dili-
hal tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan
hat dari nilai PDRB per kapitanya kabupaten
Wonosobo juga termasuk daerah yang memiliki sistem produksi pertanian perlu dijaga agar
PDRB per kapita terendah. Untuk itu diperlu- tidak mengalami kerusakan. Oleh karena itu,
kan suatu upaya untuk meningkatkan pereko- penataan sistem pertanian dan penetapan ko-
nomian daerah agar dapat menyelesaikan per- moditas unggulan pada setiap wilayah kabu-
masalahan tersebut. Kunci keberhasilan suatu paten perlu dilakukan agar produksi yang diha-
pembangunan adalah perencanaan yang tepat. silkan tetap tinggi dan dapat bersaing di pasaran,
Perencanaan pada hakekatnya harus didasar- baik lokal maupun internasional. Konsep sistem
kan pada masalah, kebutuhan dasar dan poten- pakar dapat digunakan dalam menata sistem
si wilayah agar pembangunan yang dilakukan pertanian dan menetapkan komoditas unggulan.
tepat guna dan tepat sasaran sehingga mampu Hasil delineasi peta zona agroekologi wilayah
meningkatkan perekonomian daerah. Wonoso- Sulawesi Tengah skala 1:250.000 didapatkan
bo merupakan wilayah yang memiliki basis tujuh zona utama, empat sistem pertanian, dan
sektor pertanian. Daerahnya yang terletak di beberapa jenis tanaman alternatif. Komoditas
dataran tinggi membuat pertanian di wilayah unggulan juga telah ditetapkan untuk masing-
ini tumbuh dengan baik. Pemanfaatan sektor masing wilayah kabupaten, yaitu kakao, ja-
unggulan untuk peningkatan perekonomian gung, bawang merah, sapi potong, serta per-
daerah dapat dilakukan dengan membuat pe- ikanan laut.
rencanaan yang berbasis potensi ekonomi lokal Kedua adalah penelitian Gustavo Anríquez
dan salah satunya adalah pertanian tanaman and Kostas Stamoulis (2007) yang menguji hu-
pangan. bungan antara pedesaan dan kemiskinan, dan
Tujuan utama penelitian ini adalah menyu- peran sektor pertanian yang dapat digunakan
sun perencanaan dalam upaya pengembangan dalam pembangunan pedesaan, pengurangan
sektor pertanian khususnya tanaman pangan kemiskinan, dan pengembangan secara keselu-
demi peningkatan perekonomian daerah de- ruhan. Penelitian ini menjelaskan bagaimana
ngan cara melihat performance (kinerja) sektor pada kondisi-kondisi tertentu strategi pengem-
pertanian di kabupaten Wonosobo, mengidenti- bangan wilayah dapat berhasil baik, tetapi di
fikasi komoditas tanaman pangan yang poten- sisi lain pada kondisi-kondisi tertentu, terutama
sial untuk dapat dikembangkan di masing- pada negara-negara yang tingkat pemba-
masing kecamatan di kabupaten Wonosobo, ngunannya rendah seperti pedesaan, pertanian
menyusun hierarki pusat-pusat pelayanan so- merupakan titik awal untuk pembangunan pe-
sial dan ekonomi di kabupaten Wonosobo dan desaan. Beberapa teori yang mendasari pene-
menyusun perencanaan pengembangan sektor litian ini adalah:
pertanian sub sektor tanaman pangan di kabu- Teori Basis Ekonomi. Teori ini menyatakan
paten Wonosobo yang kemudian digambarkan bahwa pertumbuhan suatu wilayah sangat ter-
dalam sebuah peta perencanaan. gantung kepada kemampuan wilayah itu untuk
Penelitian Terdahulu. Penelitian Terdahulu mengekspor barang atau jasa. Menurut North
yang mendasari penelitian ini di antaranya ada- (1975) dalam Temenggung (1999), pertumbuh-
lah, penelitian yang dilakukan oleh Syafruddin, an wilayah dalam jangka panjang tergantung
Agustinus N. Kairupan, A. Negara, dan J. Lim- industri ekspornya. Kekuatan utama pertum-
bongan (2004) dalam penelitiannya yang berju- buhan wilayah adalah permintaan dari luar
dul “Penataan Sistem Pertanian dan Penetapan akan barang dan jasa yang dihasilkan dan di-
Komoditas Unggulan Berdasarkan Zona Arkeo- ekspor. Permintaan dari luar wilayah mempe-
logi di Sulawesi Tengah”. Dalam penelitian ini ngaruhi penggunaan modal, tenaga kerja, dan
dikemukakan bahwa sistem pertanian yang teknologi untuk menghasilkan ekspor sehingga
efisien, berproduksi tinggi, dan berkelanjutan da- terbentuk keterkaitan ekonomi baik ke belakang
pat dicapai antara lain dengan memanfaatkan maupun kedepan. Menurut Hoover (1984), per-
sumber daya lahan berdasarkan karakteristik, tumbuhan beberapa sektor basis akan menentu-
kemampuan, dan kesesuaiannya. Lahan sebagai kan pembangunan daerah secara keseluruhan,
modal dasar dan faktor penentu utama dalam sementara sektor non basis hanya merupakan

Perencanaan Pembangunan (Moch. Arifien, Fafurida, dan Vitradesie N.) 289


konsekuensi-konsekuensi dari pembangunan pasif yaitu industri yang tergantung dari indus-
daerah. Barang dan jasa dari sektor basis yang tri unggulan atau pusat pertumbuhan. Daerah
diekspor akan menghasilkan pendapatan bagi yang relatif maju atau aktif akan mempenga-
daerah serta meningkatkan konsumsi dan in- ruhi daerah-daerah yang relatif pasif.
vestasi. Peningkatan pendapatan tidak hanya (2) Hierarki Pusat-Pusat Wilayah dan
menyebabkan kenaikan permintaan terhadap Pusat Pelayanan. Timbulnya pusat-pusat wila-
sektor basis, tetapi juga akan menaikan permin- yah disebabkan oleh beberapa faktor sebagai
taan terhadap sektor non basis berarti juga berikut:
mendorong kenaikan investasi sektor non basis. (a) Faktor Lokasi Ekonomi. Letak suatu
Penggunaan teori ini dalam suatu studi dimak- wilayah yang strategis menyebabkan suatu wi-
sudkan untuk mengidentifikasi sektor-sektor layah dapat menjadi suatu pusat. Sebagai con-
pembangunan yang termasuk sektor basis mau- toh adalah Singapura.
pun non basis pada suatu daerah. (b) Faktor ketersediaan Sumber Daya. Ke-
Perencanaan Pusat Pelayanan. Konsep tersediaan sumber daya alam pada suatu wila-
pusat pelayanan ditelaah dan diadaptasi dari yah akan menyebabkan wilayah tersebut men-
berbagai teori. Teori-teori tersebut yaitu teori jadi pusat. Sebagai contoh adalah Medan.
pusat pertumbuhan dan kutub pertumbuhan, (c) Kekuatan Aglomerasi. Kekuatan aglo-
teori tempat sentral, spread-backwash effect, dan merasi terjadi karena ada sesuatu yang mendo-
trickling down dan polarization effect. rong kegiatan ekonomi sejenis untuk menge-
(1) Growth Pole (Kutub Pertumbuhan) lompok pada suatu lokasi karena adanya se-
dan Pusat Pertumbuhan. Teori Perroux (1970) suatu keuntungan. Selanjutnya akan menyebab-
yang dikenal dengan istilah pusat pertumbuh- kan timbulnya pusat-pusat wilayah. Sebagai
an merupakan teori yang menjadi dasar dari contoh yang terjadi hampir di seluruh kota-kota
strategi kebijaksanaan pembangunan industri di Indonesia.
daerah yang banyak diterapkan di berbagai (d) Faktor Investasi Pemerintah. Ketiga fak-
negara dewasa ini. Perroux mengatakan per- tor-faktor diatas menyebabkan timbulnya pu-
tumbuhan tidak muncul di berbagai daerah sat-pusat wilayah secara alamiah. Sedangkan
pada waktu yang sama. Pertumbuhan hanya faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu
terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat yang sengaja dibuat. Sebagai contoh adalah
pertumbuhan. Inti dari teori Pusat Pertumbuh- kota Palangkaraya, ibukota provinsi Kaliman-
an adalah sebagai berikut: tan Tengah.
(a) Dalam proses pembangunan akan tim- Pada dasarnya pusat wilayah mempunyai
bul industri unggulan yang merupakan industri hierarki. Hierarki dari suatu pusat ditentukan
penggerak utama dalam pembangunan eko- oleh beberapa faktor, yaitu: Jumlah penduduk
nomi daerah. Karena keterkaitan antarindustri yang bermukim pada pusat tersebut; Jumlah
sangat erat, maka perkembangan industri ung- fasilitas pelayanan umum yang tersedia; dan
gulan akan mempengaruhi perkembangan in- Jumlah jenis fasilitas pelayanan umum yang
dustri lain yang berhubungan erat dengan in- tersedia.
dustri tersebut. Identifikasi dari pusat-pusat pelayanan
(b) Pemusatan industri pada suatu daerah mempunyai beberapa tujuan yaitu sebagai ber-
akan mempercepat pertumbuhan perekonomi- ikut: Mengidentifikasikan pusat-pusat pelayan-
an, karena pemusatan industri akan mencip- an dan daerah pelayanan pada tingkat yang
takan pola konsumsi yang berbeda antardaerah berbeda; Penentuan dari fasilitas infrastruktur
sehingga perkembangan industri di daerah pokok untuk memuaskan kebutuhan beragam
tersebut akan mempengaruhi perkembangan sektor dari penduduk; dan Pengintegrasian
daerah-daerah lainnya. atau pengelompokan pelayanan pada tingkat
(c) Perekonomian merupakan gabungan yang berbeda dan penentuan dari keterkaitan
dari sistem industri yang relatif aktif (industri atau jaringan jalan untuk mengembangkan
unggulan) dengan industri-industri yang relatif aksesibilitas dan efisiensi.

290 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
METODE PENELITIAN penggunaan lahan untuk sawah mencapai 17
persen atau seluas 17.174 Ha. Melihat gambaran
tersebut dapat dilihat mayoritas penggunaan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
lahan di kabupaten Wonosobo, digunakan oleh
adalah kombinasi antara data sekunder dan
sektor pertanian.
data primer. Data sekunder diperoleh dari ber-
bagai sumber yaitu BPS kabupaten Wonosobo,
BAPPEDA kabupaten Wonosobo serta instansi 8% 2% 3% 17%

yang terkait lainnya. Sedangkan data primer 17% 8%

dilakukan dengan teknik wawancara dengan


pihak pembuat perencanaan daerah, dalam hal 0% 2%

ini adalah pihak BAPPEDA kabupaten Wono- 43%

sobo, diskusi dengan kelompok-kelompok peta-


ni di tiap kecamatan di kabupaten Wonosobo Sawah
Waduk
Bangunan
Hutan Negara
Kebun
Hutan Rakyat
Padang Rumput
Perkebunan
Kolam
Lain-lain
serta pengamatan lapangan secara langsung.
Alat analisis yang digunakan adalah de- Gambar 1. Jenis penggunaan lahan di
ngan analisis Shift Share, Location Quotient (LQ) Kabupaten Wonosobo
dan analisis Skalogram. Analisis Shift Share
digunakan untuk mengetahui komoditas-ko- Dari lima sub sektor pertanian yang ada,
moditas tanaman pangan yang memiliki keung- yang memiliki andil terbesar dalam pereko-
gulan kompetitif di tiap kecamatan. Sedangkan nomian kabupaten Wonosobo adalah pertanian
dari hasil analisis Location Quotient (LQ) dapat tanaman pangan dengan komoditasnya meli-
diketahui komoditas-komoditas tanaman pa- puti tanaman padi dan palawija, tanaman
ngan yang memiliki keunggulan komparatif di sayuran dan tanaman buah-buahan. Pada tahun
tiap kecamatan. Dari hasil analisis Shift Share 2009, produksi padi sawah mengalami pening-
dan Location Quotient (LQ) akan diketahui katan sebesar 41 ton meskipun luas panennya
komoditas-komoditas tanaman pangan yang mengalami penurunan 946 hektar (3,14 persen).
dapat dikembangkan di tiap kecamatan. Komo- Berbeda dengan padi sawah, produksi padi
ditas tanaman pangan yang dapat dikembang- gogo meningkat dari 1524 ton pada tahun 2008
kan di tiap kecamatan adalah komoditas tanam- menjadi 2982 ton (95,67 persen) dengan luas
an pangan yang memiliki keunggulan kompeti- panen meningkat sebesar 166,29 persen. Hal ini
tif dan keunggulan komparatif atau salah satu- berarti rata-rata produksi padi sawah per hek-
nya. Sedangkan analisis Skalogram digunakan tar mengalami peningkatan, sedangkan rata-
untuk menentukan hierarki pusat pelayanan rata produksi per hektar padi gogo mengalami
yang nantinya juga digunakan sebagai pedom- penurunan pada tahun 2008. Secara keselu-
an pendirian industri pengolahan. ruhan produktivitas padi mencapai 162.955 ton
dengan luas panen 30.071 Ha. Peningkatan pro-
duktivitas padi tidak terlepas dari usaha peme-
HASIL DAN PEMBAHASAN rintah dalam upaya meningkatkan ketahanan
pangan seperti bantuan benih, pupuk, dan
Kinerja Sektor Pertanian di kabupaten sarana pertanian serta didukung oleh tenaga
Wonosobo penyuluh pertanian di lapangan.
Produktivitas tertinggi dalam pertanian di
Jika dilihat dari penggunaan lahan di kabu- kabupaten Wonosobo adalah tanaman sayuran
paten Wonosobo, mayoritas lahan di daerah yang mencapai 176.981 ton dengan luas panen
tersebut banyak digunakan sebagai kebun dan 13.383 Ha. Sedangkan untuk tanaman buah-
sawah. Penggunaan lahan untuk kebun menca- buahan dalam 4.106.391 pohon, mampu meng-
pai 43 persen dari total luas wilayah kabupaten hasilkan 124.661 ton.
Wonosobo atau seluas 42.083 Ha. Sedangkan

Perencanaan Pembangunan (Moch. Arifien, Fafurida, dan Vitradesie N.) 291


Tabel 1. Luas Panen dan Produktivitas Tiap Jenis Tanaman Pangan di Kabupaten Wonosobo Tahun 2009
Luas Panen Produktivitas
Jenis Tanaman
(Ha / pohon) (Ton)
Padi 30.071 Ha 162.955
Jagung 32.390 Ha 136.683
Ubi Kayu 6.204 Ha 147.122
Ubi Jalar 713 Ha 13.962
Kacang-kacangan 214 Ha 277
Sayuran 13.383 Ha 176.981
buah-buahan 4.106.391 pohon 124.661
Sumber : Buku Wonosobo dalam Angka, 2009

Sumber makanan pokok selain padi di memiliki keunggulan kompetitif atau kompa-
kabupaten Wonosobo adalah jagung dan ubi ratif saja. Yang dimaksud dengan keunggulan
kayu. Pada tahun 2009 produksi jagung dan ubi kompetitif adalah komoditas yang mampu ber-
kayu mengalami peningkatan. Produksi jagung saing dengan komoditas yang sama dengan
meningkat sebesar 5 persen dengan luas panen daerah lain, hal ini dapat diukur dengan meli-
yang hanya meningkat 2,33 persen, bahkan hat nilai komponen Cij (komponen keunggulan
produksi ubi kayu meningkat 9,05 persen mes- kompetitif) pada analisis Shift Share. Jika nilai
kipun terjadi penurunan luas panen sebesar Cij pada analisis Shift Share bernilai positif, ma-
10,31 persen. Peningkatan produksi jagung dan ka komoditas tersebut memiliki keunggulan
ubi kayu sangat menunjang pemerintah dalam kompetitif. Sedangkan suatu komoditas dikata-
rangka mencapai ketahanan pangan. kan memiliki keunggulan komparatif apabila
Produksi tanaman sayuran pada tahun hasil produksi dari suatu komoditas di suatu
2009 mengalami peningkatan yang cukup signi- daerah hasilnya dapat memenuhi kebutuhan
fikan kecuali wortel dan kacang merah. Tanam- dalam daerah dan sisanya masih bisa di ekspor
an sayuran utama di kabupaten Wonosobo ke luar daerah, hal ini bisa dilihat dari hasil
adalah kobis, petai/sawi, kentang, daun analisis Location Quotient (LQ). Jika nilai analisis
bawang, tomat, cabai, wortel, dan buncis. Dae- Location Quotient (LQ) pada suatu komoditas di
rah penghasil sayuran yang utama di kabu- suatu daerah bernilai lebih besar dari satu
paten Wonosobo adalah kecamatan Kalikajar, (LQ>1) maka komoditas tersebut bisa dikatakan
Kertek, Garung, dan Kejajar. memiliki keunggulan komparatif.
Untuk tanaman buah-buahan, salak dan Dalam penelitian ini, komoditas yang di-
pisang banyak dihasilkan di kabupaten Wono- kembangkan di tiap kecamatan adalah komo-
sobo. Namun demikian kedua komoditi ini ditas yang merupakan komoditas unggulan
tidak tersebar merata di semua kecamatan. dan komoditas potensial. Dikatakan komoditas
Pisang lebih banyak dihasilkan dari kecamatan unggulan apabila komoditas di suatu daerah
Kaliwiro dan Selomerto, sedangkan salak lebih memiliki keunggulan kompetitif dan kompa-
banyak dihasilkan dari kecamatan Leksono, ratif. Sedangkan dikatakan potensial apabila
Sukoharjo dan Kalikajar. memiliki keunggulan kompetitif atau keung-
Komoditas tanaman pangan unggulan gulan komparatif saja.
yang potensial untuk dapat dikembangkan di Komoditas Tanaman Pangan yang Memi-
masing-masing kecamatan di kabupaten Wono- liki Keunggulan Kompetitif
sobo Dari hasil analisis Shift Share diperoleh hasil
Untuk mengidentifikasi komoditas tanam- komoditas tanaman pangan yang memiliki
an pangan unggulan yang potensial untuk keunggulan kompetitif di tiap kecamatan di
dapat dikembangkan di masing-masing keca- kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut:
matan di kabupaten Wonosobo pada penelitian Kecamatan Wadaslintang: padi, jagung, ubi
ini didasarkan pada komoditas yang memiliki kayu, kacang-kacangan, dan sayuran. Kecamat-
keunggulan kompetitif dan komparatif, atau an Kepil: kacang-kacangan dan buah-buahan.

292 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
Kecamatan Sapuran: padi, jagung, ubi kayu Wonosobo.
dan sayuran. Kecamatan Kalibawang: jagung, Kecamatan Wadaslintang: padi, jagung,
ubi kayu dan buah-buahan. Kecamatan Kali- ubi kayu, kacang-kacangan dan buah-buahan.
wiro: jagung dan buah-buahan. Kecamatan Kecamatan Kepil: padi, jagung, ubi kayu,
Leksono: jagung, ubi kayu, sayuran dan buah- kacang-kacangan dan buah-buahan. Kecamat-
buahan. Kecamatan Sukoharjo: (-). Kecamatan an Sapuran: padi, jagung, ubi kayu, kacang-
Selomerto: padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacangan dan sayuran. Kecamatan Kaliba-
kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan. wang: padi, jagung, ubi kayu dan kacang-
Kecamatan Kalikajar: jagung, ubi jalar dan kacangan. Kecamatan Kaliwiro: padi, Keca-
buah-buahan. Kecamatan Kertek: (-). Kecamat- matan Leksono: buah-buahan. Kecamatan Su-
an Wonosobo: sayuran. Kecamatan Watuma- koharjo: padi, ubi kayu dan buah-buahan.
lang: padi, ubi jalar, sayuran dan buah-buahan. Kecamatan Selomerto: padi, kacang-kacangan,
Kecamatan Mojotengah: padi, ubi kayu, ubi dan buah-buahan. Kecamatan Kalikajar: padi,
jalar, sayuran dan buah-buahan. Kecamatan jagung, ubi jalar, dan sayuran. Kecamatan Ker-
Garung: padi, ubi jalar dan sayuran. Kecamatan tek: padi, jagung, dan sayuran. Kecamatan
Kejajar: jagung, ubi kayu dan buah buahan. Wonosobo: padi dan sayuran. Kecamatan Wa-
tumalang: padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan
Komoditas Tanaman Pangan yang Memi-
sayuran. Kecamatan Mojotengah: padi, jagung,
liki Keunggulan Komparatif
Dari hasil analisis Location Quotient masing- ubi kayu, ubi jalar, dan sayuran. Kecamatan
masing kecamatan di kabupaten Wonosobo, Garung : ubi kayu, ubi jalar, dan sayuran. Keca-
maka diperoleh hasil seperti yang tercantum matan Kejajar: sayuran.
pada Tabel 2. Komoditas Tanaman Pangan Unggulan
Dari hasil analisis LQ di atas dapat dilihat yang Dapat Dikembangkan di Masing Masing
komoditas tanaman pangan yang memiliki ke- Kecamatan di Kabupaten Wonosobo
unggulan komparatif berdasarkan kriteria LQ, Komoditas tanaman pangan yang dapat dikem-
yaitu jika nilai LQ>1. Sebaliknya, jika nilai bangkan di masing-masing kecamatan di kabu-
LQ<1, maka komoditas tersebut tidak memiliki paten Wonosobo ditentukan berdasarkan hasil
keunggulan komparatif. Untuk lebih rincinya di analisis Shift Share dan LQ. Komoditas tanaman
bawah ini akan diuraikan komoditas tanaman pangan yang dapat dikembangkan adalah ko-
pangan yang memiliki keunggulan komparatif moditas tanaman pangan yang memiliki keung-
di masing-masing kecamatan di kabupaten gulan kompetitif dan keunggulan komparatif

Tabel 2. Hasil Analisis LQ Berdasar Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan Masing-masing Kecamatan di
Kabupaten Wonosobo Tahun 2009

No Kecamatan Padi Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang-kacangan Sayuran Buah-buahan
1 Wadaslintang 6,72 1,59 5,20 0,00 36,01 0,15 1,30
2 Kepil 5,73 7,85 2,01 0,66 4,87 0,41 1,00
3 Sapuran 1,88 2,50 1,07 0,41 2,48 2,40 0,08
4 Kalibawang 3,42 12,71 10,65 0,00 3,20 0,40 0,31
5 Kaliwiro 1,14 0,17 0,71 0,00 0,00 0,00 2,22
6 Leksono 0,29 0,08 0,41 0,31 0,30 0,03 2,28
7 Sukoharjo 1,21 0,99 1,47 0,00 0,00 0,02 2,10
8 Selomerto 2,12 0,28 0,57 0,62 2,06 0,46 1,77
9 Kalikajar 1,26 3,38 0,33 4,03 0,32 1,77 0,59
10 Kertek 3,96 3,32 0,05 0,71 0,00 1,84 0,38
11 Wonosobo 3,61 0,54 0,42 0,00 0,00 2,02 0,41
12 Watumalang 3,76 8,81 5,62 3,46 0,00 1,09 0,28
13 Mojotengah 4,41 5,13 5,48 5,12 0,00 1,55 0,09
14 Garung 0,38 0,63 4,30 7,02 0,00 2,41 0,04
15 Kejajar 0,00 0,11 0,00 0,03 0,00 2,92 0,01
Sumber: Data diolah, 2011

Perencanaan Pembangunan (Moch. Arifien, Fafurida, dan Vitradesie N.) 293


Tabel 3. Komoditas Tanaman Pangan Unggulan
No Kecamatan Padi Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang - Sayuran Buah-
kacangan buahan
SS LQ SS LQ SS LQ SS LQ SS LQ SS LQ SS LQ
1 Wadaslintang + + + + + + - - + + + - - +
2 Kepil - + - + - + - - + + - - + +
3 Sapuran + + + + + + - - - + + + - -
4 Kalibawang - + + + + + - - - + - - + -
5 Kaliwiro - + + - - - - - - - - - + -
6 Leksono - - + - + - - - - - + - + +
7 Sukoharjo - + - - - + - - - - - - - +
8 Selomerto + + + - + - + - + + + - + +
9 Kalikajar - + + + - - + + - - - + + -
10 Kertek - + - + - - - - - - - + - -
11 Wonosobo - + - - - - - - - - + + - -
12 Watumalang + + - + - + + + - - + + + -
13 Mojotengah + + - + + + + + - - + + + -
14 Garung + - - - - + + + - - + + - -
15 Kejajar - - + - + - - - - - - + + -
Sumber: Data diolah, 2011

atau salah satunya. Maka dari hasil analisis buahan. Kecamatan Kepil: padi, jagung, ubi
Shift Share dan LQ yang telah diuraikan di atas kayu, kacang-kacangan dan buah-buahan.
dapat dibuat tabel komoditas tanaman pangan Kecamatan Sapuran: padi, jagung, ubi kayu,
yang memiliki keunggulan komperitif dan kacang-kacangan dan sayuran. Kecamatan
komparatif dalam Tabel 3. Kalibawang: padi, jagung, ubi kayu, kacang-
Dari Tabel 3 dapat dilihat komoditas ta- kacangan, dan buah-buahan. Kecamatan Kali-
naman pangan yang dapat dikategorikan men- wiro: padi, jagung, dan buah-buahan. Keca-
jadi beberapa kriteria, yaitu: (1) komoditas ung- matan Leksono: jagung, ubi kayu, sayuran, dan
gulan, yang termasuk komoditas unggulan buah-buahan. Kecamatan Sukoharjo: padi, ubi
adalah komoditas yang memiliki keunggulan kayu, dan buah-buahan. Kecamatan Selomerto:
kompetitif dan komparatif (SS dan LQ bertanda padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang-ka-
positif), (2) komoditas potensial, yang termasuk cangan, sayuran, dan buah-buahan. Kecamatan
dalam komoditas ini adalah komoditas yang Kalikajar: padi, jagung, ubi jalar, sayuran, dan
memiliki keunggulan kompetitif atau keung- buah-buahan.Kecamatan Kertek: padi, jagung,
gulan komparatif ( SS atau LQ bertanda positif), dan sayuran. Kecamatan Wonosobo: padi dan
3) komoditas terbelakang, yaitu komoditas sayuran. Kecamatan Watumalang: padi, ja-
yang tidak memiliki keunggulan kompetitif gung, ubi kayu, ubi jalar, sayuran, dan buah-
ataupun komparatif (SS dan LQ bertanda nega- buahan. Kecamatan Mojotengah: padi, jagung,
tif ). ubi kayu, ubi jalar, sayuran, dan buah-buahan.
Komoditas tanaman pangan yang dapat Kecamatan Garung: padi, ubi kayu, ubi jalar,
dikembangkan di tiap kecamatan adalah komo- dan sayuran. Kecamatan Kejajar: jagung, ubi
ditas unggulan dan potensial yaitu komoditas kayu, sayuran, dan buah-buahan.
tanaman pangan yang memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif atau salah satunya. Hierarki pusat-pusat pelayanan sosial dan
Jadi dari Tabel 3 dapat disimpulkan komoditas- ekonomi di Kabupaten Wonosobo
komoditas tanaman pangan yang dapat dikem-
Berdasarkan hasil analisis Skalogram dapat
bangkan di tiap kecamatan di kabupaten Wo-
dilihat kecamatan yang memiliki kelengkapan
nosobo adalah sebagai berikut:
infrastruktur tinggi adalah kecamatan Kepil,
Kecamatan Wadaslintang: padi, jagung, ubi
Kertek, Wadaslintang, Wonosobo dan Kaliwiro
kayu, kacang-kacangan, sayuran dan buah-
dengan jumlah unit fasilitas umum sebanyak

294 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
595, 509, 508, 491 dan 424. Sedangkan kecamat- selatan. Komoditas tanaman jagung menyebar
an yang memiliki jumlah unit fasilitas umum di hampir seluruh kabupaten Wonosobo. Ubi
rendah yaitu kecamatan Kejajar, Selomerto, Kayu terdapat di daerah bagian utara dan
Leksono, Kalibawang dan Sukoharjo dengan selatan. Ubi rambat di bagian utara. Komoditas
jumlah unit sebanyak 329, 298, 254, 250 dan 237 tanaman kacang-kacangan terdapat di bagian
unit. selatan kabupaten Wonosobo. Sayuran terdapat
Dalam penggolongan pusat wilayah, digo- di bagian utara dan buah-buahan di bagian
longkan dalam tiga hierarki yaitu hierarki I, barat dan selatan kabupaten Wonosobo.
yang tergolong dalam hierarki ini adalah dae- Dalam setiap cluster dari komoditas tanam-
rah-daerah yang infrastrukturnya berkembang an pangan akan didirikan industri pengolahan,
yaitu kecamatan Kepil, Kertek, Wadaslintang, sedangkan wilayah lainnya sebagai daerah pen-
Wonosobo dan Kaliwiro. Hierarki II yaitu dae- dukung (hinterland) akan berfungsi sebagai pe-
rah-daerah yang infrastrukturnya moderat (ti- nyedia input industri pengolahan tersebut. In-
dak berkembang tetapi juga tidak terbelakang) dustri pengolahan perlu dibangun pada ma-
yaitu kecamatan Kalikajar, Sapuran, Garung, sing-masing cluster komoditas unggulan untuk
Watumalang dan Mojotengah. Sedangkan hie- menampung produksi yang dihasilkan. Adanya
rarki III yaitu daerah-daerah yang infrastruk- industri pengolahan, komoditas yang dihasil-
turnya terbelakang yaitu kecamatan Kejajar, kan langsung dapat diproses menjadi produk-
Selomerto, Leksono, Kalibawang, dan Suko- produk turunannya yang mempunyai nilai jual
harjo. yang lebih baik daripada dijual dalam keadaan
Kecamatan yang berpotensi dikembangkan belum diolah.
sebagai pusat pelayanan di kabupaten Wono- Pemilihan lokasi industri pengolahan ta-
sobo meliputi kecamatan yang berada dalam naman pangan berdasarkan asumsi bahwa
hierarki I yaitu kecamatan Kepil, Kertek, Wa- investor akan masuk ke suatu daerah apabila
daslintang, Wonosobo dan Kaliwiro. Kecamat- infrastruktur di daerah tersebut baik. Hal ini
an sebagai pusat pelayanan utama terletak pada dapat ditunjukkan dari nilai skalogram untuk
kecamatan yang memiliki rangking satu atau masing-masing kecamatan. Semakin tinggi jum-
kecamatan yang memiliki jumlah fasilitas umum lah unit fasilitas ekonomi dan sosial dari suatu
dan infrastruktur paling tinggi yaitu kecamatan kecamatan menunjukkan bahwa semakin leng-
Kepil dengan jumlah unit sebesar 595. kap infrastruktur yang telah dimiliki oleh keca-
Kecamatan Kejajar, Selomerto, Leksono, matan tersebut dan sebaliknya. Dalam hal ini
Kalibawang, dan Sukoharjo merupakan keca- nilai tingkat kelengkapan fasilitas sosial dan
matan yang kekurangan fasilitas pelayanan ekonomi dapat dilihat dari ranking pada ana-
sosial dan ekonomi, sehingga pembangunan lisis skalogram. Selain berdasarkan tingkat ke-
pusat-pusat pelayanan sosial dan ekonomi di lengkapan fasilitas sosial ekonomi, untuk mene-
kelima kecamatan tersebut perlu diprioritaskan ntukan lokasi pendirian industri pengolahan
dan perlu diadakan perbaikan dan pengadaan juga didasarkan pada teori lokasi. Dalam teori
fasilitas umum atau infrastruktur agar menjadi lokasi dinyatakan bahwa untuk menentukan
daerah/kecamatan yang mendukung dalam lokasi pendirian industri terdapat dua orientasi.
pengembangan ekonomi dan wilayah tersebut. Yang pertama adalah orientasi pasar dan yang
kedua orientasi sumberdaya. Karena pada seba-
Perencanaan pengembangan sektor perta- gian besar produksi yang berbahan baku hasil
nian sub sektor tanaman pangan di kabu- pertanian biasanya terjadi weight loosing activity,
paten Wonosobo maka rekomendasi penentuan lokasi industri
adalah di wilayah sumberdaya atau lokasi ba-
Berdasarkan hasil analisis Shift Share dan Loca-
han baku. Berdasarkan pada teori tersebut,
tion Quotient, terlihat bahwa komoditas-komo-
pada penelitian ini rekomendasi lokasi pendiri-
ditas unggulan di kabupaten Wonosobo mem-
an industri pasti di daerah sumberdaya dan
bentuk suatu cluster. Komoditas padi terdapat
yang memiliki kelengkapan fasilitas sosial dan
di kabupaten Wonosobo bagian tengah dan

Perencanaan Pembangunan (Moch. Arifien, Fafurida, dan Vitradesie N.) 295


Tabel 4. Arah Pengembangan Komoditas Tanaman Padi
No Kecamatan Rangking Keunggulan Arah Pengembangan
Skalogram SS LQ
1 Wadaslintang 3 + + Sentra produksi
2 Kepil 1 - + Penggilingan padi
3 Sapuran 7 + + Sentra produksi
4 Kalibawang 14 - + Sentra produksi
5 Kaliwiro 5 - + Sentra produksi
6 Sukoharjo 15 - + Sentra produksi
7 Selomerto 12 + + Sentra produksi
8 Kalikajar 6 - + Sentra produksi
9 Kertek 2 - + Penggilingan padi
10 Wonosobo 4 - + Sentra produksi
11 Watumalang 9 + + Sentra produksi
12 Mojotengah 10 + + Sentra produksi
13 Garung 8 + - Sentra produksi

ekonomi yang tinggi. hama.


Komoditas Padi. Kabupaten Wonosobo Tabel 4 ini menyajikan arah pengembangan
merupakan wilayah yang berpotensi dalam untuk komoditas padi yaitu melalui pemba-
menghasilkan komoditas padi. Oleh sebab itu ngunan penggilingan padi dan sentra produksi.
komoditas padi di kabupaten Wonosobo ter- Pertimbangan pembangunan industri peng-
dapat di hampir semua kecamatan di kabu- olahan berupa penggilingan padi adalah keca-
paten Wonosobo di antaranya adalah kecamat- matan tersebut memiliki jumlah fasilitas sosial
an Wadaslintang, Kepil, Sapuran, Kalibawang, dan ekonomi yang tinggi, yang berarti meng-
Kaliwiro, Sukoharjo, Selomerto, Kalikajar, Ker- gambarkan kelengkapan infrastruktur dalam
tek, Wonosobo, Watumalang, Mojotengah dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
kecamatan Garung. Hal tersebut dikarenakan Pembangunan penggilingan padi untuk
wilayah Wonosobo merupakan daerah yang komoditas padi unggulan direkomendasikan di
memiliki tanah yang sangat subur, padi yang kecamatan Kepil dan Kertek.
dikembangkan di daerah ini adalah tanaman Penggilingan padi di kecamatan Kepil
padi pada lahan basah dan lahan kering. Keber- digunakan untuk menampung produksi dari
hasilan dalam panen padi ini selain karena du- kecamatan Sapuran, Kalibawang, Kaliwiro dan
kungan luas tanam wilayah juga sangat tergan- Wadaslintang. Penggilingan padi di kecamatan
tung dengan keberhasilan dalam pengendalian Kertek digunakan untuk menampung produksi

Tabel 5. Arah Pengembangan Komoditas Tanaman Jagung


No Kecamatan Rangking Keunggulan Arah Pengembangan
Skalogram SS LQ
1 Wadaslintang 3 + + Sentra produksi
2 Kepil 1 - + Industri Pengolahan
3 Sapuran 7 + + Sentra produksi
4 Kalibawang 14 + + Sentra produksi
5 Kaliwiro 5 + - Sentra produksi
6 Leksono 13 + - Sentra produksi
7 Selomerto 12 + - Sentra produksi
8 Kalikajar 6 + + Sentra produksi
9 Kertek 2 - + Industri Pengolahan
11 Watumalang 9 - + Sentra produksi
12 Mojotengah 10 - + Sentra produksi
13 Kejajar 11 + - Sentra produksi

296 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
padi dari kecamatan Kalikajar, Selomerto, Wo- kanan seperti keripik jagung dan pop corn.
nosobo, Mojotengah, Garung, Watumalang, dan Beberapa produk tersebut memiliki nilai eko-
Sukoharjo. nomi lebih tinggi dibandingkan apabila jagung
Komoditas Jagung. Pengembangan komo- dijual dalam bentuk pipilan mentah.
ditas jagung terdapat di kecamatan Wadaslin- Komoditas Ubi Kayu. Komoditas ubi kayu
tang, Kepil, Sapuran, Kalibawang, Kaliwiro, relatif tumbuh di kabupaten Wonosobo bagian
Leksono, Selomerto, Kalikajar, Kertek, Watuma- utara dan selatan, bentuk produksinya adalah
lang, Mojotengah, dan Kejajar. Sehingga jika dalam bentuk umbi basah. Jika dilihat dari
dilihat pada gambar peta komoditas tersebut gambar peta, ubi kayu terdapat di kecamatan
terlihat menyebar di hampir sebagian besar Kejajar, Garung, Mojotengah, Watumalang, Su-
wilayah kabupaten Wonosobo. koharjo, Leksono, Selomerto, Sapuran, Kaliba-
Komoditas jagung banyak dijumpai di wang, Kepil, dan Wadaslintang. Dilihat dari po-
kecamatan-kecamatan tersebut karena merupa- tensi produksi ubi kayu, maka diperlukan
kan daerah yang sebagian lahannya adalah industri pengolahan yang mampu menyerap
berupa lahan kering (dry land) dalam bentuk produksi ubi kayu yang dihasilkan menjadi
ladang dan pekarangan. Bentuk produksi dari produk makanan yang bernilai tinggi. Untuk
komoditas ini yaitu dalam pipilan kering. itu diperlukan teknologi pengolahan pascapa-
Arah pengembangan komoditas jagung nen dan juga perlu dilakukan pembinaan, pe-
yaitu industri pengolahan komoditas jagung nyuluhan dan pengenalan teknologi kepada
dibangun di kecamatan Kepil dan Kertek. Per- para petani terutama di kecamatan-kecamatan
timbangan dari pemilihan lokasi industri peng- yang merupakan basis komoditasnya adalah
olahan di kecamatan Kepil dan Kertek karena ubi kayu.
kedua daerah itu merupakan daerah penghasil Tabel 6 menyajikan arah pengembangan
jagung dan memiliki fasilitas pelayanan sosial komoditas ketela pohon di kabupaten Wono-
dan ekonomi yang tinggi. sobo. Pembangunan industri pengolahan ketela
Industri pengolahan jagung di kecamatan pohon direkomendasikan di kecamatan Kepil
Kepil adalah untuk menampung produksi dari dan Garung dengan pertimbangan bahwa ke-
kecamatan Sapuran, Kalibawang, Kaliwiro dan dua kecamatan tersebut merupakan daerah
Wadaslintang. Sedangkan industri pengolahan penghasil ubi kayu dan memiliki fasilitas eko-
di kecamatan Kertek digunakan untuk menam- nomi dan sosial yang paling tinggi di clus-
pung produksi jagung dari kecamatan Kali- ternya.
kajar, Selomerto, Leksono, Mojotengah, Watu- Sentra industri pengolahan di kecamatan
malang, dan Kejajar. Kepil digunakan untuk menampung produksi
Berbagai produk turunan komoditas ja- ubi kayu dari kecamatan Sapuran, Kalibawang
gung antara lain: tepung maizena, produk ma- dan Wadaslintang. Sedangkan industri peng-

Tabel 6. Arah Pengembangan Komoditas Tanaman Ubi kayu


No Kecamatan Rangking Keunggulan Arah Pengembangan
Skalogram SS LQ
1 Wadaslintang 3 + + Sentra produksi
2 Kepil 1 - + Industri Pengolahan
3 Sapuran 7 + + Sentra produksi
4 Kalibawang 14 + + Sentra produksi
5 Leksono 13 + - Sentra produksi
6 Sukoharjo 15 - + Sentra produksi
7 Selomerto 12 + - Sentra produksi
8 Watumalang 9 - + Sentra produksi
9 Mojotengah 10 + + Sentra produksi
10 Garung 8 - + Industri Pengolahan
11 Kejajar 11 + - Sentra produksi

Perencanaan Pembangunan (Moch. Arifien, Fafurida, dan Vitradesie N.) 297


Tabel 7. Arah Pengembangan Komoditas Tanaman Ketela Rambat
No Kecamatan Rangking Keunggulan Arah Pengembangan
Skalogram SS LQ
1 Selomerto 12 + - Sentra produksi
2 Kalikajar 6 + + Industri Pengolahan
3 Watumalang 9 + + Sentra produksi
4 Mojotengah 10 + + Sentra produksi
5 Garung 8 + + Industri Pengolahan

olahan yang berada di kecamatan Garung digu- si dari kecamatan Mojotengah dan Watuma-
nakan untuk menampung hasil produksi ubi lang. Berikut ini adalah peta pengembangan
kayu dari kecamatan Kejajar, Mojotengah, Wa- komoditas tanaman ketela rambat.
tumalang, Sukoharjo, Leksono, dan Selomerto. Ketela rambat jika diolah dapat menghasil-
Berbagai produk turunan utama dari ko- kan berbagai produk makanan yang bercita
moditas ketela pohon antara lain: tepung tapio- rasa tinggi dan bernilai jual lebih tinggi diban-
ka, tepung kanji dan jika dikembangkan lagi dingkan dengan sebelum diolah. Berbagai pro-
dapat menghasilkan produk makanan seperti duk tersebut misalnya keripik ketela rambat,
keripik singkong, kue, makanan ringan, dan kue, snack, dan makanan ringan lainnya.
lain-lain. Pengolahan ubi kayu menjadi berba- Komoditas Kacang-kacangan. Pengem-
gai macam produk turunan tersebut tentunya bangan komoditas kacang-kacangan dilakukan
akan meningkatkan nilai ekonomi dari ubi di kabupaten Wonosobo bagian selatan. Jika
kayu. dilihat pada peta, daerah-daerah sebagai basis
Komoditas Ubi Rambat. Bentuk produksi pengembangan komoditas kacang-kacangan
ubi rambat ini yaitu dalam bentuk umbi basah. antara lain: kecamatan Kepil, Sapuran, Kaliba-
Jika dilihat peta komoditas ubi rambat relatif wang, Wadaslintang, dan Selomerto.
lebih berkembang di kabupaten Wonosobo ba- Arah pengembangan dari komoditas ka-
gian utara yaitu di kecamatan Kalikajar, Selo- cang-kacangan yaitu pembangunan industri pe-
merto, Garung, Mojotengah, dan Watumalang. ngolahan direkomendasikan di kecamatan Ke-
Industri pengolahan komoditas ketela rambat pil. Industri pengolahan yang direkomendasi-
direkomendasikan di kecamatan Kalikajar, de- kan cukup satu karena dirasa cukup untuk
ngan pertimbangan kecamatan tersebut meru- menampung seluruh produksi dari daerah-dae-
pakan penghasil ubi rambat dan memiliki fasi- rah sentra produksi. Berikut ini adalah peta
litas sosial dan ekonomi yang tinggi (Tabel 7). potensi komoditas tanaman kacang-kacangan.
Industri pengolahan yang direkomendasi- Pertimbangan pembangunan industri pe-
kan adalah di kecamatan Kalikajar dan Garung. ngolahan di kecamatan Kepil adalah karena
Industri pengolahan yang berada di kecamatan kecamatan tersebut merupakan salah satu dae-
Kalikajar digunakan untuk menampung hasil rah penghasil kacang-kacangan dan memiliki
produksi ubi rambat dari kecamatan Selomerto. tingkat kelengkapan fasilitas sosial dan eko-
Sedangkan industri yang berada di kecamatan nomi paling tinggi.
Garung digunakan untuk menampung produk-

Tabel 8. Arah Pengembangan Komoditas Tanaman Kacang-kacangan


No Kecamatan Rangking Keunggulan Arah Pengembangan
Skalogram SS LQ
1 Wadaslintang 3 + + Sentra produksi
2 Kepil 1 + + Industri Pengolahan
3 Sapuran 7 - + Sentra produksi
4 Kalibawang 14 - + Sentra produksi
5 Selomerto 12 + + Sentra produksi

298 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
Tabel 9. Arah Pengembangan Komoditas Tanaman Sayuran
No Kecamatan Rangking Skalogram Keunggulan Arah Pengembangan
SS LQ
1 Wadaslintang 3 + - Sentra produksi
2 Sapuran 7 + + Sentra produksi
3 Leksono 13 + - Sentra produksi
4 Selomerto 12 + - Sentra produksi
5 Kalikajar 6 - + Sentra produksi
6 Kertek 2 - + Industri Pengemasan
7 Wonosobo 4 + + Sentra produksi
8 Watumalang 9 + + Sentra produksi
9 Mojotengah 10 + + Sentra produksi
10 Garung 8 + + Sentra produksi
11 Kejajar 11 - + Sentra produksi

Kacang-kacangan apabila diolah dapat masan. Karena sayuran merupakan produk


menghasilkan produk yang banyak diminati yang biasa dikonsumsi untuk dimasak kembali
oleh masyarakat umum. Produk turunan utama oleh konsumen, jadi yang dibutuhkan disini
dari kacang-kacangan berupa biji kacang dan adalah usaha packing yang menarik dan yang
jika diolah dapat menghasilkan produk makan- dapat membuat sayur menjadi lebih tahan lama
an seperti snack, kue, selai rasa kacang, permen, serta tetap higienis. Sayuran yang di packing
dan makanan ringan lainnya. dengan menarik dan higienis nilainya akan
Komoditas Sayuran. Di kabupaten Wono- lebih tinggi dan berpeluang untuk masuk ke
sobo terdapat sebelas daerah yang berpotensi pasar-pasar swalayan daripada yang dijual apa
menjadi lokasi pengembangan komoditas sa- adanya tanpa dikemas. Industri pengemasan
yuran. Daerah-daerah tersebut di antaranya direkomendasikan di kecamatan Kertek. Per-
adalah kecamatan Wadaslintang, Sapuran, Lek- timbangan pembangunan industri pengolahan
sono, Selomerto, Kalikajar, Kertek, Wonosobo, di kecamatan Kertek karena kecamatan tersebut
Watumalang, Mojotengah, Garung, dan Kejajar. merupakan daerah pengembangan komoditas
Daerah pengembangan komoditas sayuran sayuran dan memiliki tingkat fasilitas ekonomi
unggulan ini membentuk suatu cluster di kabu- dan sosial yang tinggi.
paten Wonosobo bagian utara. Komoditas Buah-buahan. Di kabupaten
Arah pengembangan dari komoditas ka- Wonosobo terdapat sebelas daerah yang meru-
cang hijau yaitu bahwa pembangunan industri pakan daerah pengembangan komoditas ta-
yang akan direncanakan adalah industri penge- naman buah-buahan, yaitu kecamatan Wadas-

Tabel 10. Arah Pengembangan Komoditas Tanaman Buah-buahan


No Kecamatan Rangking Keunggulan Arah Pengembangan
Skalogram SS LQ
1 Wadaslintang 3 - + Sentra produksi
2 Kepil 1 + + Industri Pengolahan dan Pengemasan
3 Kalibawang 14 + - Sentra produksi
4 Kaliwiro 5 + - Industri Pengolahan dan Pengemasan
5 Leksono 13 + + Sentra produksi
6 Sukoharjo 15 - + Sentra produksi
7 Selomerto 12 + + Sentra produksi
8 Kalikajar 6 + - Sentra produksi
9 Watumalang 9 + - Industri Pengolahan dan Pengemasan
10 Mojotengah 10 + - Sentra produksi
11 Kejajar 11 + - Sentra produksi

Perencanaan Pembangunan (Moch. Arifien, Fafurida, dan Vitradesie N.) 299


lintang, Kepil, Kalibawang, Kaliwiro, Leksono, jalar, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-
Sukoharjo, Selomerto, Kalikajar, Watumalang, buahan. Kecamatan Kalikajar adalah padi,
Mojotengah, dan Kejajar. Arah pengembangan jagung, ubi jalar, sayuran, dan buah-buahan.
dari komoditas buah-buahan yaitu akan terda- Kecamatan Kertek adalah padi, jagung dan
pat tiga daerah pembangunan industri yang sayuran. Kecamatan Wonosobo adalah padi
merupakan industri pengolahan maupun dan sayuran. Kecamatan Watumalang adalah
industri pengemasan buah-buahan. Melihat se- padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, sayuran dan
baran daerah sentra produksi buah-buahan buah-buahan. Kecamatan Mojotengah adalah
yang cukup banyak maka ditunjuk tiga daerah padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, sayuran dan
yang akan dijadikan lokasi industri agar bisa buah-buahan. Kecamatan Garung adalah padi,
menampung hasil produksi di tiga bagian wila- ubi kayu, ubi jalar dan sayuran. Kecamatan
yah yaitu daerah kabupaten Wonosobo bagian Kejajar adalah jagung, ubi kayu, saturan dan
utara, barat, dan selatan. Buah-buahan banyak buah-buahan. Ketiga, berdasarkan hasil analisis
dikonsumsi secara langsung tanpa diolah terle- Skalogram diketahui kecamatan yang memiliki
bih dahulu, namun banyak juga produk olahan kelengkapan infrastruktur tinggi adalah
yang berasal dari buah-buahan yang sering kecamatan Kepil, Kertek, Wadaslintang, Wono-
dikonsumsi masyarakat seperti selai, manisan, sobo, dan Kaliwiro. Sedangkan kecamatan yang
buah kaleng, permen buah, dan lain-lain. Jadi memiliki jumlah unit fasilitas umum rendah
di sini industri yang direkomendasikan untuk yaitu kecamatan Kejajar, Selomerto, Leksono,
didirikan ada dua jenis yaitu industri pengolah- Kalibawang, dan Sukoharjo. Keempat, komodi-
an dan pengemasan. tas tanaman pangan unggulan apabila dilaku-
kan pemetaan akan terlihat bahwa telah terjadi
pengelompokan wilayah, dari cluster komoditas
SIMPULAN
tersebut akan diarahkan pengembangannya,
yaitu dengan pembangunan sentra produksi
Pertama, produktivitas tertinggi dalam perta- dan sentra industri pengolahan. Industri peng-
nian di kabupaten Wonosobo adalah tanaman olahan digunakan untuk menampung hasil
sayuran yang mencapai 176.981 ton dengan produksi dari daerah-daerah sentra produksi
luas panen 13.383 ha; Kedua, komoditas tanam- dan mengolahnya menjadi produk-produk
an pangan yang dapat dikembangkan di tiap yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Daerah
kecamatan adalah komoditas unggulan dan yang akan menjadi sentra produksi padi adalah
potensial yaitu komoditas tanaman pangan kecamatan Wadaslintang, Kepil, Sapuran, Kali-
yang memiliki keunggulan kompetitif dan bawang, Kaliwiro, Sukoharjo, Selomerto, Kali-
komparatif atau salah satunya. Komoditas-ko- kajar, Kertek, Wonosobo, Watumalang, Mojote-
moditas tanaman pangan yang dapat dikem- ngah, dan kecamatan Garung dengan lokasi
bangkan di tiap kecamatan di kabupaten penggilingan padi di kecamatan Kepil dan
Wonosobo adalah di kecamatan Wadaslintang Kertek. Sentra produksi komoditas jagung ada-
adalah padi, jagung, ubi kayu, kacang-kacang- lah di kecamatan Wadaslintang, Kepil, Sapuran,
an, sayuran, dan buah-buahan. Kecamatan Kalibawang, Kaliwiro, Leksono, Selomerto,
Kepil adalah padi, jagung, ubi kayu, kacang- Kalikajar, Kertek, Watumalang, Mojotengah,
kacangan, dan buah-buahan. Kecamatan Sapur- dan Kejajar. Sedangkan industri pengolahan
an adalah padi, jagung, ubi kayu, kacang-ka- jagung direkomendasikan di kecamatan Kepil
cangan, dan sayuran. Kecamatan Kalibawang dan Kertek. Untuk komoditas ubi kayu sentra
adalah padi, jagung, ubi kayu, kacang-kacang- produksinya terdapat di kecamatan Kejajar,
an, dan buah-buahan. Kecamatan Kaliwiro ada- Garung, Mojotengah, Watumalang, Sukoharjo,
lah padi, jagung, dan buah-buahan. Kecamatan Leksono, Selomerto, Sapuran, Kalibawang,
Leksono adalah jagung, ubi kayu, sayuran, dan Kepil dan Wadaslintang. Sedangkan industri
buah-buahan. Kecamatan Sukoharjo adalah pengolahan ubi kayu didirikan di kecamatan
padi, ubi kayu dan buah-buahan. Kecamatan Kepil dan Garung. Kecamatan Kalikajar, Selo-
Selomerto adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi

300 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302
merto, Garung, Mojotengah dan Watumalang Biro Pusat Statistik, 2010. Wonosobo dalam Angka
merupakan sentra produksi ubi rambat dan 2010. Wonosobo: BPS.
kecamatan Kalikajar dan Garung menjadi lokasi
Blakely, EJ. 1994. Planning Local Economic Deve-
industri pengolahannya. Untuk sentra produksi
lopment Theory and Practice, 2nd ed., Thou-
kacang-kacangan terdapat di kecamatan Kepil,
sand Oaks: SAGE Publications.
Sapuran, Kalibawang, Wadaslintang dan Selo-
merto. Industri pengolahan komoditas kacang- Center for Business Research. 1997. Key Ari-
kacangan yang direkomendasikan adalah di zona Economic Activities identified” Ari-
kecamatan Kepil. Kecamatan Wadaslintang, zona State University’s Monthly Newsletter
Sapuran, Leksono, Selomerto, Kalikajar, Kertek, on the Arizona Economy, Vol. 44. Number
Wonosobo, Watumalang, Mojotengah, Garung 9, 1-6.
dan Kejajar merupakan daerah yang ditunjuk
Creamer, DB. 1943. Shift of Manufacturing Indus-
sebagai sentra produksi sayuran dan industri
tries. Industrial Location and National
pengemasannya terdapat di Kecamatan Kertek.
Yang terakhir adalah komoditas buah-buahan, Resources. Washington, D.C.: U.S. Natio-
sentra produksinya adalah di kecamatan nal Resources Planning Board.
Wadaslintang, Kepil, Kalibawang, Kaliwiro, Djaenudin, D., Sulaeman dan A. Abdurachman,
Leksono, Sukoharjo, Selomerto, Kalikajar, Wa- 2002. Pendekatan Perwilayahan Komodi-
tumalang, Mojotengah, dan Kejajar. Sedangkan tas Pertanian Menurut Pedo-Agroklimat
Kepil, Kaliwiro, dan Watumalang adalah tem- di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Lit-
pat industri pengolahan dan pengemasannya. bang Pertanian 21(1), 1-10.
Djojohadikusumo, S. 1994. Perkembangan Pe-
DAFTAR PUSTAKA mikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi, Per-
tumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Ja-
Anriquez, G., and Kostas Stamoulis. 2007. Rural karta: Penerbit PT. Pustaka LP3ES.
Development and Poverty reduction: is Esteban, J. 2003. Regional Convergence In Euro-
Agriculture Still the Key?’ Electronic Jour- pe and the Industry Mix: a Shiftshare
nal of Agricultural and Development Econo- Analysis. Regional Science and Urban Eco-
mics, 4(1), 5-46. nomics 30 (2003) 353-364.
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan Hanham, R.Q and Shawn, B. 2000. Shift Share
Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Perta- Analysis and Changes in Japanese Manu-
ma. Yogyakarta: BPFE. facturing Employment. Growth and Change,
Ashby, L.D. 1964. The Geographical Redistribution Vol. 31 (Winter) 108-123
of Employent: An Examination of the Ele- Hazell, P., 2007. Transformations in Agricul-
ments of Change. Survey of Current Busi- ture and Their Implications for Rural
ness. 44; hal. 13-20 Development. Electronic Journal of Agricul-
Azis, I.J., 1994, Ilmu Ekonomi Regional dan Bebe- tural and Development Economics 4(1), 47-
rapa Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: 65.
LPFE-UI. Hirschman, A.O. 1958. The Strategy Of Economic
Beck, Roger J. dan William McD. Herr. 1990. Development in Developing Countries. New
Employment Linkages from A Modified Haven, Connecticut, USA: Yale University
Share Analysis: An Illinois Example. The Press.
Review of Regional Studies. 20; hal. 38-45 Hoover, E.M. 1984. An Introduction to Regional
Biro Pusat Statistik. 2010. Jawa Tengah dalam Economics, 2nd ed. New York: Knopf.
Angka 2010. Jawa Tengah: BPS.

Perencanaan Pembangunan (Moch. Arifien, Fafurida, dan Vitradesie N.) 301


Kompas. 2008. Kebijakan Orde Baru Belajar dari Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Litbang
Pembangunan Pertanian Soeharto. Kompas Pertanian, 25(4), 115-122.
[31 Januari 2008]. Sukirno, S. 1985. Ekonomi Pembangunan – Proses,
Perroux, Francois. 1970. Economic Space: Theory Masalah dan Dasar Kebijakan, Jakarta:
and Applications. Quarterly Journal of Eco- LP3ES-UI dengan Bina Grafika.
nomics 64: 89-104.
Riyadi dan Deddy Supriady Brantakusumah. Sjafrisal. 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ke-
2004. Perencanan Pembangunan Daerah: timpangan Regional Wilayah Indonesia
Strategi Menggali Potensi dalam Mewujud- Bagian Barat. Prisma Nomor 3. Jakarta:
kan Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Gramedia LP3ES.
Pustaka Utama. Syafruddin, Agustinus, N, Kairupan, A dan J.
Soepono, Prasetyo. 1993. Analisis Shift-Share: Limbongan. 2004. Penataan Sistem Per-
Perkembangan dan Penerapan. Jurnal Eko- tanian dan Penetapan Komoditas Unggul-
nomi dan Bisnis Indonesia. 8(1), 43-54. an Berdasarkan Zona Arkeologi di Sula-
wesi Tengah. Jurnal Litbang Pertanian,
Stringer, R., and Prabhu Pingali. 2004. Agricul-
23(2), 61-67.
ture’s Contributions to Economic and So-
cial Development. Electronic Journal of Temenggung, S.A. 1999. Paradigma Ekonomi
Agricultural and Development Economics 1 Wilayah: Tujuan Teori dan Praktis Ekonomi
(1), 1-5. Wilayah dan Implikasi Kebijakan Pembangun-
an, dalam BTS.
Sudaryanto, T., dan I Wayan Rusastra. 2006.
Kebijakan Strategis Usaha Pertanian da- Todaro, Michael P. 2003. Economic Development,
lam Rangka Peningkatan Produksi dan Eight Edition. United Kingdom: Pearson
Education Limited.

302 Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012: 288-302

Anda mungkin juga menyukai