DOSEN PEMBIMBING
Drg. Lucia Yauri M.MKes
KELOMPOK 11
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas limpahan rahmat dan karunia yang tak terhingga kepada
Sang pencipta, Sang penguasa, serta Sang Maha SegalaNya yang telah
memberikan limpahan kasih sayang atas hambaNya. Shalawat dan salam yang
selalu tercurahkan kepada Nabi besar junjungan kita Muhammad Shallallahu
alaihi wassalam yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam
yang terang benderang serta para keluarga beliau, para sahabat dan kaumnya
hingga akhir zaman. Alhamdulillah penulis mengucapkan syukur yang tak
terhingga kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tugas pembuatan makalah yang berjudul “Infeksi-infeksi opportunistik dan cara
pengobatannya.”
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu
pengetahuan kepada pembaca.Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca
semua agar memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi merupakan salah satu resiko kerja bagi para petugas kesehatan.
Mikroorganisme merupakan agen penyebab infeksi, termasuk di dalamnya
bakteri, virus, fungi dan parasit. Berbagai macam mikroorganisme yang
diduga dapat menginfeksi tenaga kerja medis di kedokteran gigi, diantaranya
termasuk HIV, Virus hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), virus
herpes simplex tipe 1 dan 2, Mycobacterium tuberkulosis, Staphylococci,
Streptococci, dan lain-lain. Adanya orangorang yang terinfeksi virus hapatitis
B dan C dan HIV, infeksi silang menjadi perhatian utama bagi dokter gigi dan
tenaga kerja kesehatan gigi lainnya. Kesehatan mempunyai peranan besar
dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat, maka semua negara berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Pelayanan
kesehatan ini berarti setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan,
kelompok, ataupun masyarakat.
Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang
belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus
HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat
berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang.
Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik
maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui
media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa
menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik,
penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru
dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang
1
mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan
batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS
adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua.
Untuk itu, makalah ini dibuat dengan harapan kita sebagai mahasiswa
yang nantinya akan menjadi tenaga kesehatan dapat peka terhadap masalah-
masalah penyakit yang terdapat dalam masyarakat, terutama HIV/AIDS.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian infeksi silang HIV & AIDS pada klinik gigi
2. Untuk mengetahui jalur penyebaran infeksi
3. Untuk mengetahui tujuan kontrol infeksi
4. Untuk mengeathui standar precautions
5. Untuk mengetahui alat perlindungan diri
6. Untuk mengetahui instrumen sebelum sterilisasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
saluran pernafasan. Penyebaran infeksi membutuhkan sumber infeksi antara
lain berupa darah, saliva, atau jaringan yang merupakan perjalanan dari
sumber infeksi tersebut. anan dari sumber infeksi tersebut.4 Penyakit infeksi
dapat menyebar di tempat praktek melalui kontak langsung antara manusia
dengan manusia, kontak tidak langsung, inhalasi langsung maupun tidak
langsung, autoinokulasi, dan ingesti.
4
Kewaspadaan standar merupakan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak terlepas dari peran masing-
masing pihak yang terlibat di dalamnya yaitu pimpinan termasuk staf
administrasi, staf pelaksana pelayanan termasuk staf penunjangnya dan juga
para pengguna yaitu pasien dan pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan.
Kegiatan utamanya mencakup penyusunan SOP tentang kewaspadaan
standar, termasuk profilaksis pasca pajanan okupasional, dan menyediakan
layanan dan memberikan profilaksis pasca pajanan bagi orang terpajan HIV di
lingkungan fasyankes.
30% untuk hepatitis B. Jika darah dari pasien yang terinfeksi mengenai selaput
mukosa (misalnya masuk mata) petugas layanan kesehatan, risiko penularan
HIV adalah kurang lebih 0,1%. Walaupun belum ada data tentang kejadian
serupa dengan darah yang tercemar hepatitis B, risiko jelas jauh lebih tinggi.
Kewaspadaan Standar digunakan untuk semua perawatan pasien. Mereka
didasarkan pada penilaian risiko dan memanfaatkan praktik akal sehat dan
5
penggunaan alat pelindung diri yang melindungi penyedia layanan kesehatan
dari infeksi dan mencegah penyebaran infeksi dari pasien ke pasien.
Kebersihan diri
Imunisasi.
a. Sarung tangan
Semua dokter gigi dan stafnya harus memakai sarung tangan lateks atau
vinil sekali pakai. Hal ini untuk melindungi baik dokter gigi atau stafnya
maupun pasien. Sarung tangan vinil dapat dipakai untuk mereka yang alergi
terhadap lateks, walaupun hal ini jarang terjadi.
Ada tiga macam sarung tangan yang dipakai dalam kedokteran gigi yaitu :
Sarung tangan lateks yang bersih harus digunakan pada saat dokter gigi
memeriksa mulut pasien atau merawat pasien tanpa kemungkinan terjadinya
perdarahan.
Sarung tangan steril yang harus digunakan saat melakukan tindakan bedah
6
atau mengantisipasi kemungkinan terjadinya perdarahan pada perawatan
.Sarung tangan heavy duty harus dipakai manakala harus membersihkan alat,
permukaan kerja atau bila menggunakan bahan kimia.
Semua luka dan lecet-lecet pada kulit harus ditutup dengna plester yang
kedap air sebelum memakai sarung tangan. Jangan merawat pasien bila sedang
mengalami luka yang bernanah atau dermatitis yang terbuka hingga luka
tersebut benar-benar sembuh. Dokter gigi dan stafnya harus memakai satu
sarung tangan untuk tiap pasien, jangan memakai ulang sarung tangan karena
akan mengurangi nilai protektifnya.
b. Kacamata pelindung
Kacamata pelindung harus dipakai oleh dokter gigi dan stafnya untuk
melindungi mata dari splatter dan debris yang diakibatkan oleh high speed
handpiece, pembersihan karang gigi baik secara manual maupun ultrasonik.
c. Masker
Pemakaian masker seperti masker khusus untuk bedah sebaiknya
digunakan pada saat menggunakan instrumen berkecepatan tinggi untuk
mencegah terhirupnya aerosol yang dapat menginfeksi saluran pernafasan atas
maupun bawah.
Bahan yang dipakai, masker polipropilen lebih baik daripada masker kertas.
Lama pemakaian, lama pemakaian yang efektif adalah 30-60 menit, terutama
bila masker itu basah. Jadi sebaiknya memakai 1 masker untuk tiap pasien.
7
d. Rubber dam
e. Imunisasi
Dokter gigi dan mereka yang bekerja dalam bidang kedokteran gigi harus
memiliki data imunisasi yang baru. Di Inggris vaksin hepatitis B, tuberkulosis
dan rubella (bagi dokter gigi wanita) dianjurkan untuk mereka yang bekerja
dalam bidang kedokteran gigi sebagai tambahan dari imunisasi rutin seperti
tetanus, poliomyelitis dan difteri. Di USA dianjurkan imunisasi terhadap
semua penyakit ini kecuali TBC dan influenza.
Pembungkusan
Proses sterilisasi.
8
Penyimpanan yang aseptik.
Pembersihan manual
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi silang menjadi perhatian utama bagi tenaga medis dan tenaga
kesehatan lainnya. Dokter gigi dan tenaga kesehatan gigi beresiko berkontak
dengan mikroorganisme patogen pada saat merawat pasien, diantaranya
termasuk HIV & AIDS.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
(https://apriariani.wordpress.com/2014/09/16/makalah-cara-penularan-hiv-di-klinik-gigi/)
(https://id.scribd.com/document/364462549/Tujuan-Pencegahan-Infeksi-Dalam-
Pelayanan-Asuhan-Kesehatan).
http://spiritia.or.id/informasi/detail/29
https://snars.web.id/ppirs/bab-ii-kewaspadaan-standar/
Wibowo Terence.2009. Proteksi dokter gigi sebagai pemutus rantai infeksi silang.
(http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/44/3/6.%20BAB%20II.pdf)
11