Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AGAMA ISLAM

PLURALITAS,TOLERANSI,DAN MULTIKULTURALISME

Disusun Oleh : Kelompok XI

Nama Anggota :

Muhammad Hanif Nurul Hadi ( 192205062)

Syarifah Tiara Azkia (192205084)

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI S-1

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan para sahabat dari dulu,
sekarang hingga ahir zaman.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada
Bapak Uchsan Mubaedi,M.A yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pluralias,Toleransi,Dan
Multikulturalism” karena telah menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dan kewajiban
kami sebagai mahasiswa.
Dalam makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan.Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati mohon kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta, 06 April2020

Penyusun
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud toleransi?

2. Apa yang dimaksud Pluralitas?

3. Apa yang dimaksud Multikulturalisme?

C. Tujuan Pemabhasan

1. Menjelaskan tentang toleranso

2. Menjelaskan Hakikat pluralism dan multikulturalisme

3. menjelaskan tentang pemahaman tolerans, pluralism, dan multikulturalisme


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................2

................................................................................................................................................12
1. PENDAHULUAN
Latar belakang
Beda pendapat merupakan ketentuan alam ( order of nature) atau dalam bahas
al qur’an “sunatullah”. Perbedaan pandangan atau keyakinan , dan agama , merupakan
fenomena ilmiah . Barag siapa mengingkari adanya perbedaan berarti mengingkari
sunatullah, ketentuan ketentuan yang telah allah tetapkan. Perbedaan yang ada, di satu
sisi akan menjadi satu hal yang menguntungkan bagi manusia. Dengan adanya perbedaan
seseorang dapat merasakan berfariasinya hidup di dunia ini. Kekurangan yang dimiiki
seseorang ada pada kelebihan yang dimiliki orang lain demikian pula sebaliknya. Tanpa
adanya perbedaan mana mungkin ada kemajuan. Namun di sisi lain tidak dapat
dipungkiri bahwa perbedaan tersebut kadang meruncing sampai ke titik perseteruan .
Untuk mempertahankan posisi msing-masing, tidak jarang agama atau interpretasi teks-
teks keagamaan dijadikan sarana legimitasi. Agama sebagai pedoman keselamatan hidup
dipahami secara sempit sehingga tidak heran adanya asumsi tentang bolehnya berbuat
kekerasan dan permusuhan dengan umat agama laim karena itu merupakan perbuatan
suci . disinilah paling tidak akan tampak betapa perlunya mengetahui perbedaan
sekaligus persamaan yang ada pada agama ,budaya, pemikiran lain untuk kemudian
menjadikannya sebagai pengetahuan yang sangat berguna.

Persoalan nilai pluralise dan multikuluralisme merupakan tantangan


utama yang dihadapi oleh agama agama di dunia sekarang ini ,mengingat setiap
agama sesungguhnya muncul dari lingkungan keagamaan dan kebudayaan yang plural
. Pada saat yang sama , para pemeluk agama –agama yang telah membentuk wawasan
keagaaan mereka yang eksklusif dan bertentangan dengan semangat pluralism dan
multikulturalisme . Berbagai gerakan sering muncul dan sering menjadi sebab
timbulnya wawasan dan perkembangan keagamaan baru. Dalam sejarah agama
disebutkan bahwa pembaharu Budha muncul di tengah tengah pandangan plural dari
kaumBrahmanis, Jaina, Matrealistis ,dan agnitis. Muhammad juga muncul di tengah
tengah masyarakat mekkah yang beragama terdiri dari komunitas
yahudi,kristiani,Zoroaster,dan lainnya . Muncul piagam madina misalnya, merupakan
alat yang menjembatani betapa pluralnya masyarakat pada saat itu . Ini adalah salah
satu bentuk sikap islam terhadap munculnya multikulturalisme di tengah tengah
peradaban masyarakat.

II PEMBAHASAN
A. Pengertian pluralism dan multikulturakisme.
Dalam KBBi kata pluralism berarti Masyrakat yang majemuk (bersangkutan
dengan sitem sosial politiknya) . dalam islam pluralisme adalah paham
kemajemukan yang melihatnya sebagai suatu kenyataan yang bersifat positif
dan sebagai keharusan bagi keselamatan umat manusia. Sedangkan
“multikulturalisme” mengandung pengertian kedaan dari sebuah masyarakat
yang ditandai dengan menggunakan lebih dari suatu kebiasaan . apabila
pluralism sekedar mempresentasikan adanya kemajemukan (yang lebih dari
satu), multikulturalisme memberikan penegasa bahwa dengan segala
perbedaan itu mereka adalah sama didalam ruang public. Multikulturalisme
menjadi semacam respon kebijakan baru terhadap keragaman. Dengan kata
lain., adanya komunitas-komunitas yang berbeda saja tidak cukup sebab yang
terpenting adalah bahwa komunitas –komunitas itu diperlakukan sama oleh
Negara.

B. Hakikat pluralism dan multikulturalisme


Sebagai sebuah ide atau ideology multikulturalisme terserap dalam berbagai
interaksi yang ada dalam berbagai struktur kegiatan kehidupan manusia yang
tercakup dalam kehidupan sosial, kehidupan ekonomi dan bisnis, dan
kehidupan poitik, dan berbagai kegiatan lainnya didalam masyarakat yang
bersangkutan kajian-kajian yang mengenai corak kegiatan, yaitu hubungan
antar manusia dalam berbagai manjemen pengolahan sumber suber daya akan
merupakan sumbangan yang penting dalam upaya mengembangkan dan
memantapkan multikulturalisme dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara bagi Indonesia.
Pluralisme dalah kenyataan yang menjadi kehendak tuhan .
Sebagaimana dinyatakan dalam Al -Qur'an (Q.S.49 ayat 13).
Hai manusia, sesungguhnya kami menciptaka kamu dari seseoang laki
laki dan seseorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan
bersuku suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Megetahui lagi maha mengenal.

Tetapi yang paling penting adalah bagaimana umat islam


mengembangkan dimensi pluralitas itu sehingga menerima pluralitas yakni
system nilai yang memandang secara positif-optimis terhadap kemajuan itu
sendiri, sehingga menerima kenyataan dan berbuat sebaik mungkin atas dasar
kenyataan tersebut.
Ketersediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai
kesatuan,tanpa memperdulikan perbedaan budaya ,etnik,
jendeer,basaha,ataupun agama. Dalam konteks tersebut , memperbincangka
diskursus islam multicultural di Indonesia menemuka momentum nya.
Multikulturalisme sering dipresepsikan sebgai politik pengajaran dan
nilai keragaman pada tatanan mayarakar plural. Dua istilah tersebut sebenrnya
terkait erat dengan dunia pendidikan yang satu dengan lainnya tidak saling
mengecualikan , bahkan dapat dikatakan ibarat dua sisi uang yang berbeda.
Multikulturalisme sering dipresepsi sebagai politik pengajaran dengan nilai
keragaman pada tatanan masyarakat plural. Dua istilah tersebut sebenarnya
terkait dengan erat dengan dunia pendidikan yang satu dengan laiinya tidak
saling mengecualikan , bahkan dapat dikatakan ibarat dua sisi uang yang
berbeda.

C. Pandangan Islam Terhadap Pluarlisme Dan Multikulturalisme


Islam sebagai suatu ajaran tentang kehidupan manusia merupakan suatu
pandangan yang tidak dapat diperdebatkan lagi dikalangan muslim. Akan
tetapi, bagaimana islma di pahami dan diterapkan oleh pemeluknya dalam
kehidupan dalam kontek inilah, terletak persoalan yang sebenernya . Karena
islam sebagai ajaran itu (tunggal) tetapi polynterpretable ( pemahaman
terhadap islam itu beragam)
Sampai batas tertentu, respon terhdap kecenderungan
multikulturalisme memang masih ambigu.Secara ideal tidak ada masalah
dalam ketentuan normative agama, semua berujung pada kebaikan universal,
baik dalam relasi vertical antara manusia dengan allah ( hablun min Allah)
maupun relasi horizontal sesame manusia ( hablun min-nannas) baik dunia
maupun akherat kelak.Bahwa agama disamping berfungsi sebagai pemersatu
juga pemecah belah seperti misalnya factor fantisme agama yang terjadi
pemicu terjadinya perang salib.(yang banyak merugika dua belah pihak).
Karena itu dengan asumsi agam berperan penting dalam pembentukan
budaya maka apa yang terkandung dalam gagasan multikulturalisme
sesungguhnya menyangkut eksitensiagama itu sendiri. Agama bukan hanya
diaku sebagai kekayaan yang unik melainkan biasa menjadi sesuatu yang lebur
dalam tempat percampuran budaya. Yang diakui milik bersama . Kekalahan
dalam perang nilai dapat melahirkan penyakit kepribdian ganda ,atau jati diri
sama sekali pada kalangan generasi muda.

Karakteristik ajaran yang multiinterpretasi mengisyartkan keharusan


pluralitas dalam tradisi islam . karena itu , sebagaimana telah dikatakan oleh
banyak pihak, islam tidak dapat dan tidak seharusnya dilihat dan
dipahamisecara monopolitik . Hal ini mengintidasi islma yang empiris dan
actual karena berbagai perbedaan dalam konteks sosial ekonomi dan politik
akan berarti lain lagi bagi orang islam lainnya..

Sejauh yang dapat dibaca dalam sejarah peradaban islam, upaya kea
rah membnagun toleransi dan membiarka keberagaman realitas telah banyak
dilakukan oleh sejumlah orang .mereka lalu bekerja memadukan antara
pemaknaan tekstualitas dan subsatansialisasi antara naql dan aql antara
syari’ah dan hikmah dan antara yang lahir dan batin . satu diantaranya adalah
Ibnu Rusyd melauli buku ni mencoba mencari jalan keluar bagi kemelut
perebutan masalah diatas. Dia terlebih dahulu menegaskan tidak adanya
perbedaan kaum muslimin dalam hal bahwa agama islam adalah ilahiyah dan
bahwa agama atau tuhan menginginkan kehidupan manusa yang baik dan
bahagia seperti manusia menginginkannya menurut nal dan aql atau agama
dan filsafat bukanlah dua hal berhadapan secara dikotomis.

III PENUTUP

Islam adalah agama terbuka, tidak menutup diri dan memberikan kebebasan
berpikir lagi penganutnya, dan ajaran mengajak penganutnya untuk senantiasa berinteraksi
antara sesame manusia tanpa membedakan antara satu dengan yang lain serta menghimbau
untuk senantiasa berdialog mencari kebenaran yang hakiki dengan pihak lain dan dilakukan
secara baik baik. Masyarkat yang majemuka (plural) dimana penduduk dari berbagai latar
belakang etnik,suku,bangsa,dan agama berkumpul dan hidup bersama menimbulkan
tantangan tantangan tersendiri yang perlu dijawab oleh masyaratkat perkotaan dengan
mengembangkan sifat-sifat yang cocok dengan keadaan masyarakat inilah yang dimaksud
dengan masyarakat madani multicultural dan tentu saja melibatkan sikap sikap terntetu yang
menjadi tuntutan masyarakat multicultural.sikap sikap tersebut antara lain meliputi
inklusivisme humainis/egalitarisme, toleransi dan demokrasi

Anda mungkin juga menyukai