Kasus 1
Seorang pria usia 60 tahun datang ke UGD dengan nilai kesadaran GCS E4M6V5, pasien
datang dengan keluhan nyeri dada seperti ditusuk yang menjalar ke punggung dan
epigastrium yang tidak hilang setelah beristirahat. hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90
mmHg, frekuensi napas 28 x/menit, frekuensi nadi 120x/menit, suhu 37C.Tindakan apakah
yang pertama kali perlu dilakukan pada pasien tersebut?
Pertanyaan :
a. apakah diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus 1 sesuaikan dengan NANDA?
Nyer akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan pasien nebgeluh
nyeri dada seperti yang ditusuk yang menjalar ke punggung dan epigastrium yang
tidak hilang setelah beristirahat.
b. Apa saja intervensi keperawatan yang diperlukan sesuai dengan NIC dan NOC?
NOC:
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan.
Kasus 2
Seorang pasien laki-laki usia 75 tahun dirawat di ICCU karena mengalami Gagal Jantung
Kanan. Dari hasil pengkajian didapatkan data antara lain pasien mengatakan pasien
mengatakan merasa lemah, mual serta tidak nafsu makan, sesak nafas, batuk berdahak,
terdapat Asites dan bengkak pada kedua kaki, suara napas Ronkhi, terdapat distensi vena
jugularis, terdengar suara jantung tambahan S3, TD: 80/60 mmHg, Frekuensi Nadi:
120x/menit, Frekuensi Napas 30x/menit. Hasil pemeriksaan X-Ray thoraks yaitu nilai CTR
60 % dan terdapat edema pulmonal. Masalah keperawatan utama pada pasien di atas adalah?
Pertanyaan :
a. apakah diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus 1 sesuaikan dengan NANDA?
Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan irama jantung ditandai
dengan lemah, mual serta tidak nafsu makan, sesak nafas, batuk berdahak.
b. Apa saja intervensi keperawatan yang diperlukan sesuai dengan NIC dan NOC?
NOC:
1. Tanda vital dalam rentang normal
2. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
3. Tidak ada penurunan kesadaran
4. Warna kulit normal
NIC:
1. Evaluasi adanya nyeri dada
2. Catat adanya disritmia jantung
3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
4. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
Soal ke -3
Seorang laki-laki berusia 58 tahun di rawat di UGD dalam kondisi penurunan kesadaran nilai
GCS 12 soporokma, klien mempunyai riwayat PPOK, diagnosa medis saat ini gagal napas
kronis, hasil pemeriksaan TTV tekanan darah 140/80 mmHg, Frekuensi nadi 100 x/menit
suhu 37, klien terpasang ventilator dengan metdode SIM, RR 30x/menit, PEEP +5H2O, FiO2
= 40%, frekuensi napas 12 x/menit, volume tidal 450 cc,terdapat suara Rhonki suara
wheezing tidak terdengar, Hasil pemeriksaan AGD PH : 7.28, PaCO2: 50, PO2: 80, HCO3:
26, Saturasi Oksigen 85%.
Pertanyaan
a. Apakah Hasil inteprestasi AGD Pasien yaitu : Asidosis Respiratorik Terkompensasi
Sebagian
b. Jelaskan alasannya: dari hasil pemeriksaan AGD PH : 7.28, PaCO2: 50, PO2: 80,
HCO3: 26, Saturasi Oksigen 85%, dari data maka PH mengalami penurunan dari nilai
PH normal 7.35-7.45, PaCO2 mengalami peningkatan dari nilai normal yaitu 35-45,
sedangkan HCO3 bernilai normal yaitu 22-26, sehingga pasien mengalami asidosis
respiratorik terkompensasi sebagian.
Soal 4
Jelaskan urutan pelaksanaan kasus henti jantung pada kasus dewasa jika terjadi di ruang
ICU?
Menurut AHA Guideline 2015!
Jawaban:
Soal 5
Jelaskan bagaimana SOP teknik pemasangan EKG dan sebutkan hasil EKG yang normal ?
C. INDIKASI PEMASANGAN
a. Adanya kelainan –kelainan irama jantung
b. Adanya kelainan-kelainan myokard seperti Infark Miokard, hypertrofi atrial dan
ventrikel
c. Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama Digitalis
d. Gangguan Elektrolit
e. Adanya Perikarditis
f. Pembesaran Jantung
D. KONTRA INDIKASI
Tidak ada
E. PERSIAPAN ALAT
1) Memeriksa kelengkapan alat EKG yang akan digunakan, sbb :
a. Buku panduan untuk pemeriksaan EKG
b. Mesin EKG beserta electrode dan kabel listrik (power) dan kabel untuk ground
c. Kertas Interpretasi EKG, Pulpen, pensil
d. Silokain Jelly/ air
e. Kapas Alkohol dalam tempatnya
f. Kertas tissue
2) Memeriksa Fungsi alat sehingga siap digunakan
3) Membawa alat kedekat pasien
F. PERSIAPAN PASIEN
a. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/ keluarga
b. Menjelaskan Tujuan tindakan kepada pasien / keluarga
c. Meminta persetujuan pasien
d. Mengatur posisi tidur terlentang pada pasien
e.
G. PROSEDUR
1) Perawat mencuci tangan
2) Memasang Arde
3) Menghidupkan monitor EKG
4) Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas pasien serta melepas jam tangan,
gelang dan logam lain.
5) Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas alcohol pada daerah dada,
kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai di lokasi pemasangan manset electrode
6) Mengoleskan Jelly EKG pada permukaan electrode. Bila tidak ada jelly, gunakan
kapas basah
7) Menyambungkan Kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
pasien, untuk merekam ekstremitas lead ( Lead I, II, III, aVR, aVF, AVL) dengan cara
sbb :
a. Warna Merah pada Tangan Kanan
b. Warna Hijau pada Kaki Kiri
c. Warna Hitam pada Kaki Kanan
d. Warna Kuning pada Tangan Kiri
8) Memasang Elektrode dada untuk rekaman Precordial Lead sbb :
V1 : Spatium Interkostal (SIC) ke IV pinggir kanan sternum
V2 : SIC ke IV sebelah pinggir kiri sternum
V3 : ditengah diantara V2 dan V4
V4 : SIC ke V garis mid klavikula kiria
V5 : Sejajar V4 garis aksilaris kiri
V6 : Sejajar V6 garis mid aksilaris
H. SIKAP
a. Menjaga Privasi pasien
b. Memperhatikan respons pasien selama pemeriksaan
c. Memperlihatkan sikap keramah-tamahan
d. Menujunkkan sikap yang sopan
I. TERMINASI
a. Memberitahukan hasil kegiatan kepada pasien
b. Merapikan pasien dan alat-alat yang sudah digunakan
c. Mengkomunikasikan hasil ke pihak terkait/ profesi lain.
Hasil EKG Normal
1. Gelombang P. Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil
depolarisasi atrium kanan dan kiri. Kelainan pada atrium akan menyebabkan kelainan
pada gelombang ini.
2. Segmen PR. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan
gelombang P dan gelombang QRS. Menggambarkan aktivitas listrik dari atrium ke
ventrikel. Gangguan konduksi dari atrium ke ventrikel akan menyebabkan perubahan
pada segmen PR.
3. Gelombang Kompleks QRS. Gelombang kompleks QRS ialah suatu kelompok
gelombang yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Gelombang
kompleks QRS pada umumnya terdiri dari gelombang Q yang merupakan gelombang ke
bawah yang pertama, gelombang R yang merupakan gelombang ke atas yang pertama,
dan gelombang S yang merupakan gelombang ke bawah pertama setelah gelombang R.
4. Gelombang ST. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan
kompleks QRS dan gelombang T.
5. Gelombang T. Gelombang T merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan
kiri.